Anda di halaman 1dari 2

1.

Definisi Manajemen

2. Prinsip Manajemen

3. Teori Manajemen

- Manajemen Hubungan Antarmanusia (1930–1970)

- Hubner (2006) menekankan bahwa jika manajemen memberikan perhatian penuh kepada pegawai,
maka hasil produksi akan meningkat dengan tidak mengabaikan kondisi lingkungan kerja. Teori tersebut
dikenal dengan hawthorne effect, di mana seseorang akan merespons kejadian dan terus belajar
manakala mereka merasa terus diperhatikan dan didukung oleh manajemen. Mayo (1930) juga
menemukan bahwa lingkungan kelompok dan sosial baik formal maupun informal merupakan suatu
faktor dalam menentukan produktivitas perusahaan dan memungkinkan semua pegawai ikut
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

Douglas McGregor (1960) menekankan tentang pendapat Mayo (1930) dengan teori yang
dikemukakannya mengenai manajemen perilaku terhadap pegawai (bagaimana memperlakukannya)
yang berhubungan dengan kepuasan pegawai, teori tersebut dinamakan dengan Teori X dan Y. Teori X
menekankan manajer agar percaya bahwa pegawai pada dasarnya adalah malas dan tidak mempunyai
keinginan untuk meningkatkan produktivitas di suatu organisasi, sehingga perlu adanya supervise secara
terus-menerus dan arahan secara melekat. Sementara Teori Y menekankan manajer agar percaya bahwa
pegawainya senang bekerja dengan motivasi yang timbul dari dalam dirinya serta berusaha untuk
bekerja keras dalam mencapai tujuan individu dan organisasi (lihat Tabel 4.1). Perlu dicatat di sini bahwa
McGregor tidak merasa bahwa antara Teori X dan Y bertentangan, tetapi lebih merupakan suatu
kompone yang berkesinambungan, sehingga manajer harus menggabungkan komponen tersebut dalam
mengelola dan memimpin pegawainya. McGregor tidak melihat bahwa teorinya, khususnya Teori Y,
merupakan teori yang paling tepat diaplikasikan dalam setiap organisasi. Dia berpendapat bahwa teori
tersebut tidak bisa berjalan dengan baik tanpa adanya keputusan yang tepat dan penjelasan akurat dari
seorang manajer dalam mengasumsikan atau menilai bawahannya. Chris Argyris (1964) mendukung
teori dari McGregor (1981) dan Mayo yang menyatakan bahwa manajer yang terlalu dominan
menyebabkan pegawai tidak termotivasi dan cenderung pasif. Jika harga diri dan otonomi pegawai tidak
terpenuhi, maka pegawai tersebut menjadi tidak termotivasi dengan baik, membuat masalah, dan
akhirnya keluar dari pekerjaannya. Dia menekankan pentingnya pelibatan pegawai dalam mengambil
suatu keputusan dan adanya suatu organisasi yang fleksibel dalam manajemennya.

4. Definisi Manajemen Keperawatan

5. Peran dan Fungsi Manajer Keperawatan

6. Level Manajemen/Manajer
7. Kualifikasi Manajer Efektif

8. Perilaku Manajer Efektif

Anda mungkin juga menyukai