HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………..……………..
BAB I TINJAUAN TEORI…………………………………………….
1.1 Tinjauan medis /Laporan Pendahuluan……………………
1.1.1 Difinisi……………………………………………..
1.1.2 Etiologi ……………………………………………
1.1.3 Fisiologi …………………………………………...
1.1.4 Patofisiologi ……………………………………….
1.1.5 Pathway... …………………………………………
1.1.6 Klasifikasi……………………………………….....
1.1.7 Manifestasi klinis…………………………………..
1.1.8 Pemeriksaan penunjang……………………………
1.1.1.9 Penatalaksanaan …………………………………...
1.2 Konsep Asuhan Keperawatan……………………………..
1.2.1 Pengkajian ………………………………………...
1.2.1.1 Pengkajian Riwayat Kesehatan …………...
1.2.1.2 Pemeriksaan Fisik……………..…………..
1.2.2 Kasus Asuhan Keperawatan……………………….
1.2.2.1 Analisa data :data gayut (ds,do),
masalah ,kemungkinan
penyebab………………………………..
1.2.2.2 Daftar diagnosa perawat………………...
1.2.2.3 Intervensi : Tujuan,kriteria
hasil,rasional……………………………
1.2.2.4 Implementasi……………………………
1.2.2.5 Evaluasi :SOAP/SOAPIER……………..
1.2.2.6 Daftar pustaka…………………………..
BAB II TINJAUAN KASUS……………………………………………
2.1 Analisa data (ds,do)……………………………………….
Daftar Diagnosa Keperawatan…………………………….
Rencana Asuhan Keperawatan (Intervensi)………………
Implementasi………………………………………………
Evaluasi……………………………………………………
Daftar pustaka……………………………………………..
Lembar Konsul…………………………………………….
BAB 1
1.1 LAPORAN PENDAHULUAN
1.1.1 DEFINISI
Chronic Kidney Disease(CKD) merupakan penurunan fungsi ginjal progresif
yang ireversibel ketika ginjal tidak mampu mempertahankankeseimbangan
metabolik, cairan, dan elektrolit yang menyebabkan terjadinyauremia dan azotemia
(Bayhakki, 2017).
Chronic Kidney Disease adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan
ireversibel dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan metabolik, cairan dan elektrolit yangmengakibatkan uremia atau
azotemia (Wijaya dan Putri, 2017).Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa
Chronic Kidney Disease adalah suatu keadaan klinis yang terjadi penurunan
fungsi ginjal dengan ditandai terjadinya penurunan GFR selama>3 bulan yg bersifat
progresif dan irreversibel, ginjal tidak dapatmempertahankan keseimbangan
metabolik, cairan, dan elektrolit yangmenyebabkan terjadinya uremia dan azotemia.
1.1.2 ETIOLOGI
1.Gangguan pembuluh darah ginjal
Berbagai jenis lesi vaskular dapatmenyebabkan iskemik ginjal dan kematian
jaringan ginjal. Lesi yang palingsering adalah aterosklerosis pada arteri renalis yang
besar, dengan kontriksiskleratik progresif pada pembuluh darah hiperplasia
fibromuskular padasatu atau lebih arteri besar yang juga menimbulkan sumbatan
pembuluhdarah nefrosklerosis yaitu saatu kondisi yang disebabkan oleh
hipertensilama yang tidak diobati, dikarakteristikan oleh penebalan,
hilangnyaelastisitas sistem, perubahan darah ginjal mengakibatkan penurunan
alirandarah dan akhirnya gagal ginjal.
2.Gangguan imunologis: Seperti glomerulonefritis & SLE
3.Infeksi
Dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri terutama E. Coliyang berasal dari
kontaminasi tinja pada traktus urinarius bakteri. Bakteriini mencapai ginjal melalui
aliran darah atau yang lebih sering secaraasceden dari traktus urinarius bagian bawah
lewat ureter ke ginjal sehinggadapat menimbulkan kerusakan irreversibel ginjal yang
disebut plenlonefritis.
4.Gangguan metabolik
Seperti DM (Diabetes Melitus) yang menyebabkanmobilisasi lemak meningkat
sehingga terjadi penebalan membran kapiler dan di ginjal dan berkelanjut dengan
disfungsi endotel sehingga terjadinefripati amiliodosis yang disebabkan oleh endapan
zat-zat proteinemiaabnormal pada dinding pembuluh darah secara serius merusak
membranglomerulus.
5.Gangguan tubulus primer : terjadi nefrotoksis akibat analgesik atau logam berat.
6.Obstruksi taktus urinarius : oleh batu ginjal, hipertrofi prostat, dankontriksi uretra.
7. Kelainan kongenetal dan herediter
Penyakit polikistik / kondisi keturunanyang dikarakteristik oleh terjadinya
kista/kantong berisi cairan di dalamginjal dan organ lain, serta tidak adanya jar.
Ginjal yang bersifatkongenetal (hipoplasia renalis) serta adanya asidosis.
1.1.3 FISIOLOGI
Ginjal adalah dua buah organ berbentuk menyerupai kacang merah yang berada
di kedua sisi tubuh bagian belakang atas, tepatnya dibawah tulang rusuk manusia.
Ginjal sering disebut bawah pinggang. Bentuknya seperti kacang dan letaknya di
sebelah belakang rongga perut, kanan kiri dari tulang punggung. Ginjal kiri letaknya
lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan. Setiap ginjal panjangnya
12-13 cm dan tebalnya 1,5-2,5 cm. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 140 gram.
Pembuluh-pembuluh ginjal semuanya masuk dan keluar pada hilus (sisi dalam). Di
atas setiap ginjal menjulang sebuah kelenjar suprarenalis (Irianto, 2018).
Struktur ginjal dilengkapi selaput membungkusnya dan membentuk
pembungkus yang halus. Di dalamnya terdapat struktur-struktur ginjal. Terdiri 7 atas
bagian korteks dari sebelah luar dan bagian medula di sebelah dalam. Bagian medula
ini tersusun atas 15 sampai 16 massa berbentuk piramida yang disebut piramis ginjał.
Puncak-puncaknya langsung mengarah ke hilus dan berakhir di kalises. Kalises ini
menghubungkannya dengan pelvis ginjal (Irianto, 2013). Ginjal dibungkus oleh
jaringan fibrous tipis dan mengkilat yang disebut kapsula fibrosa (true capsule) ginjal
melekat pada parenkim ginjal. Di luar kapsul fibrosa terdapat jaringan lemak yang
bagian luarnya dibatasi oleh fasia gerota. Diantara kapsula fibrosa ginjal dengan
kapsul gerota terdapat rongga perirenal. Di sebelah kranial ginjal terdapat kelenjar
anak ginjal atau glandula adrenal atau disebut juga kelenjar suprarenal yang berwarna
kuning. Di sebelah posterior, ginjal dilindungi oleh berbagai otot punggung yang
tebal serta tulang rusuk ke XI dan XII, sedangkan disebelah anterior dilindungi oleh
organ intraperitoneal. Ginjal kanan dikelilingi oleh hati, kolon, dan duodenum,
sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh limpa, lambung, pankreas, jejenum, dan kolon.
1.1.4 PATOFISIOLOGI
Pada uremia, basalurea nitrogen akan meningkat, begitu juga dengan ureum,
kreatinin, sertaasam urat. Uremia yang bersifat toksik dapat menyebar ke seluruh
tubuh dandapat mengenai sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat. Selain itu
sindromuremia ini akan menyebabkan trombositopati dan memperpendek usia
seldarah merah. Trombositopati akan meningkatkan resiko perdarahan
spontanterutama pada GIT, dan dapat berkembang menjadi anemia bila
penanganannya tidak adekuat. Uremia bila sampai di kulit akan menyebabkan pasien
merasa gatal – gatal.Pada CKD akan terjadi penurunan fungsi insulin, peningkatan
produksi lipid, gangguan sistem imun, dan gangguan reproduksi. Karenafungsi
insulin menurun, maka gula darah akan meningkat. Peningkatan produksi lipid akan
memicu timbulnya aterosklerosis, yang pada akhirnyadapat menyebabkan gagal
jantung.Anemia pada CKD terjadi karena depresi sumsum tulang
padahiperparatiroidisme sekunder yang akan menurunkan sintesis EPO. Selain
ituanemia dapat terjadi juga karena masa hidup eritrosit yang memendek akibat
pengaruh dari sindrom uremia, anemia dapat juga terjadi karena malnutrisi(Kirana,
2015)
1.1.6 MANIFESTASI KLINIS
2.Gangguan pulmoner Nafas dangkal, kusmaul, batuk dengan sputum kental dan
riak, suarakrekles.
1.1.7 KLASIFIKASI
T : Timing : Waktu : Kapan gejala mulai timbul, seberapa sering gejala terasa
apakah tiba-tiba atau bertahap, seberapa lama gejala dirasakan.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Narasi jelas, kronologis mencakup awitan/ mulai timbulnya masalah dan semua
pengobatan, gejala yang timbul saat itu yang ditulis letak, kwalitas, kwantitas/
keparahan, waktu situasi, faktor-faktor yang memperberat atau yang mengurangi,
manifestasi/ faktor pencetus yang berhubungan dengan penyakitnya
Keadaan umum kesehatan mulai dari masa anak, dewasa khususnya yang ada
kaitannya dengan penyakit sekarang. Penyakit Psikiatri, kecelakaan/ cidera,
operasi, perawatan di RS sebelum
4) Riwayat Penyakit Sekarang
Buat genogram keluarga (3 generasi) :
Riwayat penyakit keluarga antara lain : DM, Tekanan Darah inggi, Stroke,
penyakit giijal, TBC, kanker, Artritis, Anemia, Hypercolesterolemia, alergi, asma,
epilepsi, penyakit mental, alkoholisme, kecanduan obat
Simbol/ kunci membuat Genogram
: Laki-laki
: Perempuan
: Hubungan perkawinan
X : Meninggal
: tinggal serumah
: Menunjukkan pasien
5) Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari – hari sarana dan prasarana yang
dimiliki serta faktor yang mempengaruhi nyeri baik faktor prndukung maupun
faktor pencetus.
6) Pola Psikososial dan Spiritual
I. Situasi rumah dan orang terdekat termasuk keluarga yang terkait dengan
penyakitnya.
II. Persepsi diri/ konsep diri : Menggambarkan sikap tentang diri sendiri
dan persepsi terhadap kemampuannya; antara lain :
1) Sikap tentang diri
2) Dampak sakit terhadap diri
3) Keinginan untuk merubah diri
4) Merasa tak berdaya
1) Kegiatan keagamaan
4. Hidung
Palpasi : Sinus maxilaris, frontalis dan etmoidalis perhatian terhadap adanya nyeri
tekan
5. Mulut
6. Leher
9. Abdoment
Inspeksi : bentuk/ adanya ketidaksimetrisan, Ada jejas/ tidak, Adanya mass,
Adanya bekas operasi, Umbilikus ada hernia/ tidak
Palpasi :Untuk mengetahui adanya mass/ nyeri tekan
Auskultasi : Diafragma stetoskop dengan tekanan ringan pada setiap area kwadran
perut terdengar suara peristaltik usus ( Normal 3-12x/ menit)
10. Genetalia
Inspeksi :
Pada laki-laki :Perhatikan tanda-tanda kemerahan, bengkak, ulkus, eksoriasi,
Kelainan lubang uretra
Pada wanita :Perhatikan tanda-tanda adnya peradangan, lesi, eritema
pembengkakan,ulkus, keluaran
11. Anus
1.2.2.3 Intervensi
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penelitian klinis untuk mencapai luaran
(outcome) yang diharapkan (PPNI, 2018). Intervensi utama yang digunakan
berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah seperti tabel
berikut:
1.Hipervolemia
Diagnose Tujuan dan Intervensi Rasional
kriteria hasil
Hypervolemia Setelah dilakukan Observasi 1.untuk
berhubungan tindakan asuhan 1.identifikasi mengetahui
dengan kelebihan keperawatan penyebab penyebab
cairan ditandai selama 3x24 jam hipervolemia hipervolemia
dengan diharapkan 2.monitor intake 2.untuk
keseimbangan dan output cairan mengetahui intake
cairan membaik 3.monitor dan output cairan
dengan kriteria kecepata infus 3.agar tidak
hasil : secara ketat kelebihan cairan
1.keluaran urin Terapeutik 4.agar tdak
meningkat 5 4.batasi asupan kelebihan cairan
2.edema menurun cairan dan garam dan garam
1 5.tinggikan 5.untuk
kepala tempat memberikan rasa
tidur 30-40º nyaman
Edukasi 6.agar pasien
6.ajarkan cara dapat membatasi
membatasi cairan cairan sendiri
Kolaborasi 7.untuk
7.kolaborasi penyembuhan
pemberian pasien
diuretik
2.Intoleransi aktivitas
Diagnose Tujuan dan intervensi Rasional
kriteria hasil
Intoleransi Setelah dilakukan Observasi 1.untuk
aktivitas tindakan 1.identifikasi mengetahui
berhubungan keperawatan gangguan fungsi adanya ganguan
dengan selama 3x24 jam tubuh yang fungsi tubuh yang
ketidakseimbanga diharapkan mengakibatkan mengakibatkan
n suplai dan toleransi kelelahan kelelahan
kubuthan oksigen meningkat dengan 2.monitor pola dan 2.untuk
ditandai dengan kriteria hasil : jam tidur mengetahui pola
1.Kekuatan tubuh Terapeutik dan jam tidur
meningkat 5 3.lakukan latihan pasien
2.perasaan lemah rentang gerak pasf 3.agar dapat
menurun 1 dan aktif melatih rentang
4.sediakan gerak pasif dan
lingkungan aktif
nyaman dan 4.agar pasien
rendah stimulus nyaman
Edukasi 5.agar pasien
5.anjurkan dapat melakukan
melakukan aktifitas secara
aktifitas secara bertahap
bertahap 6.untuk
Kolaborasi meningkatkan
6.kolaborasi asupan makanan
dengan ahli gizi
tentnag cara
meningkatkan
asupan makanan
1.2.2.4.Implementasi
Tahap implementasi asuhan keperawatan adalah kegiatan implementasi
dari perencanaan intervensi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. Jenis-jenis tindakan pada tahap implementasi adalah :
a.) Secara mandiri (independent)
Adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan
instruksi dari dokter atau profesi kesehatan lainnya.
b.) Saling ketergantungan (interdependent)
Adalah kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan profesi kesehatan lainnya
seperti tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi, dan dokter.
a) Rujukan/ketergantungan (dependent)
Adalah kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana
tindakan medis. Tindakan tersebut mendandakan suatu cara dimana tindakan
medis dilaksanakan
1.2.2.5.Evaluasi
Evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan terarah
ketika pasien dan petugas kesehatan menentukan kemajuan pasien
menuju pencapaian tujuan/hasil, dan keefektifan rencana asuhan
keperawatan. Evaluasi adalah aspek penting proses keperawatan karena
kesimpulan yang ditarik dari evaluasi menentukan apakah intervensi
keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan, atau diubah.(Kozier & Barbara,
2010).Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana: (Suprajitno dalam
Wardani, 2013)
S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif.
A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Daftar pustaka
Anonim Akses Pembuluh Darah, diakses tanggal 20 juni
2018 ,melaluihttps://www.sahabatginjal.com/penting-bagi-anda/hemodialisis
Bayhakki. 2017. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gagal Ginjal Kronik . Jakarta:
EGCHeardman. 2017.Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2017 .
EGC:Jakarta
Huddak and Gallo 2010, Fahmi 2016. Pengaruh Self Management DietaryCounseling
Terhadap Self Care Dan Status Cairan Pada Pasien Hemodialisa,Tesis,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Ika 2015.laporan Pendahuluan “Chronic Kidney Disease (CKD)”dilihat 4 Mei2018,
melalui http://repository.lppm.unila.ac.id/1391/1/49-54-IKA-A.pdf
Joy et al (2018). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha Publishig
Kirana 2018. Laporan pendahuluan Asuhan Keperawatan pada pasien Chronic
Kidney Disease diakses pada tanggal 4 mei 2018 melalui
<https://www.academia.edu/31553378/CHRONIC_KIDNEY_DEASES
McAlexcander 2016,Faruq 2017,Upaya Penurunan Volume Cairan Pada PasienGagal
Ginjal Kronis,Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Oscar 2017,Situasi Penyakit Ginjal Kronik diakses pada tanggal 25 Mei
2018,melalui<http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/
infodatin/infodatin%20ginjal%202017.pd>Sudoyo et al. 2009.Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II.Jakarta: InternaPublishing
PPNI(2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indiktor
Diagnostik.Edisi 1.Jakarta :DPP PNI
PPNI(2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 1 Jakarta :DPP PNI
PPNI(018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :Definisi dn Tindakan
Keperawatan.Edisi 1 Jakarta :DPP PNI
Suharyanto, T. Madjid A, 2019.Asuhan Keperewatan Pada Klien dengan
GangguanSistem Perkemihan . Jakarta: Penerbit Trans Info Media
Syaifudin. 2018.Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk
Keparawatan & Kebidanan Ed 4Jakarta: EGC
Wijaya dan Putri. 2017.KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Teoridan
Contoh Askep.Yogyakarta: Nuha Medika
Wilson 2012, Fahmi 2016. Pengaruh Self Management Dietary Counseling Terhadap
Self Care Dan Status Cairan Pada Pasien Hemodialisa,Tesis,Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta