Skripsi Full Zaenal Abidin PDF
Skripsi Full Zaenal Abidin PDF
BREEDING KAMBING
SKRIPSI
Disusun Oleh
Zaenal Abidin
NPM : 1810101016
PROGRAM STUDI
FAKULTAS SYARI’AH
1443 H/2022 M
i
ABSTRAK
ii
iii
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS/KEASLIAN
Yang menyatakan
Zaenal abidin
NPM:1810101016
v
MOTTO
PELUANG DAN HARAPAN
vi
PERSEMBAHAN
proses yang indah ini, menjadi penyemangat, dan motivasi untuk diri ini.
1. Kedua orang tua tercinta, almarhum ayah tercinta dan tersayang semoga
amal dan ibadah beliau diterima di sisi allah swt. Buat Ibuku tersayang
yang menggatikan punggung bapak dari tahun 1999 hingga kini anakmu
tumbuh besar, yang telah memberikan kasih sayang kepada saya, selalu
keinginan.
2. Terima kasih untuk saudara kandungku Dani Kusworo atas doa dan
dukunganya.
4. Untuk sahabat karibku, Amri Ma’ruf dan Ridho Sudrajat yang masih
vii
6. Untuk Heri Wahyudi dan kang Rudan terimakasih atas do’a Dan
viii
RIWAYAT HIDUP
ibu sugiyati. Perjalanan pendidikan diawali dari sekolah dasar negri satu
berbagai kegiatan dari hizbul wathan sebagai ketua regu, ikatan pelajar
Selama masa kuliah penulis aktif di kegiatan IMM FAI masuk di komisariat
sebagai kepala bidang wirausaha, selain aktif di kampus penulis juga aktif di
ix
(Pos Pelayanan Tekhnologi) sebagai ketua periode 2021-2025, sebagai ketua
x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
A. Konsonan
dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi
f Arab
dilambangkan
ﺏ Ba B Be
ﺕ Ta T Te
xi
ﺙ Ṡa ṡ es (dengan titik di atas)
ﺝ Jim J Je
bawah)
ﺩ Dal D De
ﺭ Ra R er
ﺱ Sin S es
bawah)
bawah)
bawah)
bawah)
atas)
ﻍ Gain G Ge
xii
ﻑ Fa F Ef
ﻕ Qaf Q Ki
ﻙ Kaf K Ka
ﻝ Lam L El
ﻡ Mim M Em
ﻥ Nun N En
ﻭ Wau W We
ﻫ Ha H Ha
ﻱ Ya Y Ye
B. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
1. Vokal Tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
transliterasinya sebagai berikut:
Tabel 0.2: Tabel Transliterasi Vokal Tunggal
Huruf Nama Huruf Latin Nama
Arab
ﹷ Fathah A A
ﹻ Kasrah I I
ﹹ Dammah U U
xiii
2. Vokal Rangkap
Contoh:
- ﺐ َ َ َﻛﺘkataba
- ﻓَـ َﻌ َﻞfa`ala
- ُﺳﺌِ َﻞsuila
- ﻒ َ َﻛْﻴkaifa
- َﺣ ْﻮ َلhaula
C. Maddah
xiv
Contoh:
- ﺎلَ َ ﻗqāla
- َرَﻣﻰramā
- ﻗِْﻴ َﻞqīla
- ﻳـَ ُﻘ ْﻮ ُلyaqūlu
D. Ta’ Marbutah
Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua, yaitu:
1. Ta’ marbutah hidup
Ta’ marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah, dan
dammah, transliterasinya adalah “t”.
2. Ta’ marbutah mati
Ta’ marbutah mati atau yang mendapat harakat sukun, transliterasinya
adalah “h”.
3. Kalau pada kata terakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah,
maka ta’ marbutah itu ditransliterasikan dengan “h”.
Contoh:
- ﻃَْﻠ َﺤ ْﺔtalhah
E. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid, ditransliterasikan dengan
huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.
Contoh:
xv
- ﻧـَﱠﺰَلnazzala
- ِ ﱡal-birr
اﻟﱪ
F. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf,
yaitu ﺍﻝ, namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas:
1. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan
sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf “l” diganti dengan huruf yang
langsung mengikuti kata sandang itu.
2. Kata sandang yang diikuti huruf qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan
dengan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan
bunyinya.
Baik diikuti oleh huruf syamsiyah maupun qamariyah, kata sandang ditulis
terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanpa sempang.
Contoh:
- اﻟﱠﺮ ُﺟ ُﻞar-rajulu
- ﺲ
ُ ﱠﻤ
ْ اﻟﺸasy-syamsu
- اﳉَﻼَ ُل
ْ al-jalālu
G. Hamzah
Hamzah ditransliterasikan sebagai apostrof. Namun hal itu hanya
berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Sementara
hamzah yang terletak di awal kata dilambangkan, karena dalam tulisan Arab
berupa alif.
Contoh:
xvi
- ْ ُﺧ ُﺬ7َ ta’khużu
- ﻴﺊ
ٌ َﺷsyai’un
-
ُاﻟﻨـ ْﱠﻮءan-nau’u
- إِ ﱠنinna
H. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fail, isim maupun huruf ditulis
terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab
sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat
yang dihilangkan, maka penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan
kata lain yang mengikutinya.
Contoh:
ِ
- َ ْ َو إِ ﱠن ﷲَ ﻓَـ ُﻬ َﻮ َﺧْﻴـ ُﺮ اﻟﱠﺮا ِزﻗ
ﲔ Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn
ِ
- َ ﺑِ ْﺴ ِﻢ ﷲ َْﳎَﺮ َاﻫﺎ َو ُﻣ ْﺮ َﺳ
ﺎﻫﺎ Bismillāhi majrehā wa mursāhā
I. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal,
dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf
kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya: huruf kapital
digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat.
Bilamana nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis
dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal
kata sandangnya.
Contoh:
ِ ِ ْ Alhamdu lillāhi rabbi al-`ālamīn/
- ﲔ ِّ َرI اﳊَ ْﻤ ُﺪ
َ ْ ب اﻟْ َﻌﺎﻟَﻤ
- اﻟﱠﺮ ْﲪ ِﻦ اﻟﱠﺮِﺣْﻴ ِﻢAr-rahmānir rahīm/Ar-rahmān ar-rahīm
xvii
Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam
tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu
disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang
dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan.
Contoh:
xviii
KATA PENGANTAR
pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, skripsi yang
Lampung. Tidak bisa disamgkal bahwa butuh usaha yang keras dalam
penyelesaian pengerjaan skripsi ini. Namun, karya ini tidak akan selesai
Muhammadiyah Pringsewu
Muhammadiyah Pringsewu.
xix
5. Bapak Afrizal, M.H.I, Selaku dosen pembimbing dua Akademik yang
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
kesempurnaan dalam arti sebenarnya. oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun penulis sangat harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini
Zaenal abidin
xx
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
xxi
1. Pengertian Mudharabah .................................................. 20
2. Subjek Penelitian............................................................... 50
C. Analisa ................................................................................... 59
xxii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................ 66
B. Saran ...................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Kreatif ..................................................................... 73
xxiii
Lampiran 14 Dokumentasi Rencana Anggaran Belanja (RAB)
Bahan Pembuatan Kandang ............................... 89
xxiv
BAB I
PENDAHULUAN
kebutuhan mereka.
dengan sesamanya dan alam sekitarnya. Hal tersebut yang dikenal dengan
istilah muamalah1
Oleh karena itu interaksi sosial inilah yang paling penting dalam
yang tidak dilarang oleh Allah Swt dan Rasulullah Saw. Sebagaiamana
1
Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqih Madzhab Syafi’i (Edisi Lengkap) Buku 2:
Muamalat, Munakahat, Jinayah, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h.19.
1
2
kebaikan sesuai dari ayat di atas menyangkut aspek sosial maupun ekonomi.
banyaknya aspek kerja sama mudharabah termasuk salah satu bentuk dari
yang pada awalnya sangat susah untuk melakukan kegiatan ekonomi sendiri
2
Depatermen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Widya Cahya,
2009),h.156-157.
3
merupakan pola hidup manusia yang bercorak sebagai zoon politicon. Lewat
dan papan.
pada sarana dan prasarana umum yang dilakukan oleh pemerintahan suatu
perekonomian daerah.3
Mudharabah merupakan akad perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk
modal yang disebut dengan shahibul maal, dan pihak lainnya sebagai
pengelola usaha yang disebut dengan mudharib. Bagi hasil dari usaha yang
dikerjakan dihitung sesuai dengan nisbah yang disepakati antara pihak yang
bekerja sama4
3
Ahmad Mustafa, Etika Bisnis Islam, (Yogyakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003), h.38.
4
Ahmad Isya, Asyur, Fikih Islam Praktis Bab Muamalah, (Solo: CV Pustaka
Mantiq,1995), h. 90.
4
cara memberi pinjaman berupa modal kepada orang lain agar modal tersebut
karena akad kerjasama yang dilakukan ini terbebas dari unsur kejahatan,
maka islam mengadopsi kebiasaan tersebut dan para ahli hukum Islam
separuh atau sepertiga dari hasil untuk pengelola modal). Sistem ini adalah
diperoleh. Kerjasama bagi hasil ini bukanlah hal yang baru dalam
5
Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah : Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2012), h. 195.
5
Salah satu kegiatan usaha kerja sama bagi hasil dengan adat dan
kerabat terdekat baik itu hewan ternak berupa kambing, sapi maupun lembu
dan perhitungan bagi hasilnya pun bervariasi ada yang pembagianya 50:50
50: 60 dan ada juga dalam pembagianya anak yang pertama lahir dari hewan
tidak mampu untuk membeli hewan agar bisa memelihara. Ketiga pemilik
kerjasama bagi hasil, karena hewan tersebut tidak bisa di pelihara oleh
pemiliknya7.
syarat-syaratnya. Salah satu syarat tersebut adalah bagi hasil untuk masing-
masing pihak tidak ditentukan dalam jumlah nominal, misalnya satu juta,
6
Wawancara dilakukan dengan Bapak Ridho Sudrajat Selaku pengelola kambing, pada hari
Jum’at tanggal 10 juni 2022
7
Wawancara dilakukan dengan Bapak Ridho Sudrajat Selaku pengelola kambing, pada hari
Jum’at tanggal 10 juni 2022
6
dua juta dan seterusnya. Hal ini dikarenakan jika penentuan tersebut
ditentukan dengan nilai nominal, berarti ṣahibul maal telah mematok untung
tertentu dari sebuah usaha yang belum jelas untung ruginya dan akan
usaha bernilai positif (untung), maka keuntungan dibagi antara ṣahibul maal
untuk pemberian modal dari seseorang kepada orang lain yang digunakan
sebagai modal usaha, dimana keuntungan dari usaha tersebut akan dibagi
dua antara pemilik modal dan pengelola modal. Namun, jika terjadi
kerugian tersebut bukan disebabkan oleh kelalaian pengelola modal, hal ini
8
Muhammad, Konstruksi Mudharabah..., h. 60
9
Maulana Hasanudin dan Jaih Mubarok, Perkembangan Akad Musyarakah, (Jakarta:
Kencana, 2012), h. 47
10
Muslih Abdullah, Fikih Keuangan Ekonomi Islam, (Jakarta: Darul Haq, 2008), h. 302.
7
cara tradisional dan telah menjadi salah satu kebiasaan masyarakat setempat.
anak kambing tersebut sudah besar akan dijual dan uang dari penjualan
tersebut dibagi antara pemilik modal dengan pengelola kambing. Bagi hasil
juga bisa dalam bentuk peranakan jika kambing tersebut beranak lebih dari
satu, maka satu peranakan kambing tersebut untuk pemilik dan yang satu
untuk pengelola11.
sedangkan pemilik hanya melihat keadaan dan menunggu hasil nya. Dalam
akad tersebut hanya melakukan akad lisan dan hanya mengandalkan sistem
kepercayaan12.
11
Wawancara dilakukan dengan Bapak Ridho Sudrajat Selaku pengelola kambing, pada
hari senin tanggal 13 juni 2022
12
Wawancara dilakukan dengan Bapak Ridho Sudrajat Selaku pengelola kambing, pada
hari minggu tanggal 13 juni 2022
8
modal dan lahan untuk kandang di tanggung oleh pengelola modal. Untuk
adapun dalam teori bagi hasil yang ada dalam Islam disebut mudharabah
adalah kerja sama antara dua pihak untuk menjalankan suatu usaha atau
bisnis tertentu, dimana pihak satu sebagai pemilik modal kemudian pihak
jika hewan ternak tersebut di kelola dalam keadaan masih belum pernah
beranak, maka jika beranak akan di miliki oleh pengelola dan pemodal,
dibagi kepada pemilik hewan. Setelah hal tersebut, jika kembali beranak
13
Wawancara dilakukan dengan Bapak Ridho Sudrajat Selaku pengelola kambing, pada
hari minggu tanggal 14 Juni 2022
9
maka akan dibagi dua bagian dan seterusnya. Tetapi jika hewan ternak
tersebut dikelola dalam keadaan sudah pernah beranak, maka jika beranak
kembali dibagi menjadi dua bagian, setengah untuk pemilik hewan ternak
dan setengah nya lagi untuk pengelola begitu pun seterusnya, jika
melahirkan kembali14.
modal dan kebutuhan sarana dan prasarana lainya seperti pembelian drum
untuk pakan fermentasi, ember untuk tempat minum serta pembelian pakan
pemilik modal. Dengan kata lain pekerja tidak bertanggung jawab atas
menyewa).
14
Wawancara dilakukan dengan Bapak Ridho Sudrajat Selaku pengelola Kambing, pada
hari minggu tanggal 14 Juni 2022
15
Wawancara dilakukan dengan Bapak Ridho Sudrajat Selaku pengelola Kambing, pada
hari minggu tanggal 14 Juni 2022
10
pemilik hanya melihat keadaan dan menunggu hasil nya. Dalam akad
kepercayaan16.
Sementara itu, salah satu ketentuan yang terdapat dalam Pasal 235
transaksi berupa modal dalam akad muḍharabah yaitu jumlah modal harus
Modal dalam hal bagi hasil ini berbentuk barang yaitu hewan ternak
Ketika dalam pengelolaan selama satu sampai dua tahun tidak mendapatkan
hewan ternak kambing ke pada pihak pemilik hewan. Sedangkan jika hewan
ternak itu sudah menghasilkan kambing tersebut, jika hidup maka akan
menunggu sampai ada yang berniat membeli anak hewan ternak, setelah ada
yang berani membeli anak hewan ternak, maka pihak pengelola dan
16
Wawancara dilakukan dengan Bapak Ridho Sudrajat Selaku pengelola Kambing, pada
hari minggu tanggal 14 Juni 2022
17
Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani, Kompilasi Hukum Ekonomi
Syariah, edisi revisi, (Depok: Kencana, 2009), h. 72
11
Apakah anak hewan ternak dijual atau di pelihara. Jika anak hewan ternak
tersebut dijual maka uangnya akan dibagi dua sama rata, tetapi jika anak
hewan ternak tidak dijual berarti ada salah satu pihak baik pengelola
anak hewan ternak tersebut. Untuk kotoran hewan ternak kambing itu
dimiliki oleh pengelola (tidak dibagi hasilnya baik itu dijual atau di gunakan
Pringsewu Lampung).
B Pokok Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
kreatif.
12
2. Batasan Masalah
3. Rumusan Masalah
maka perlu dibatasi dalam ruang lingkup pembahasan ini, maka penulis
berkaitan dengan:
1. Tujuan penelitian.
adalah:
banyuwangi.
2. Manfaat Penelitian.
mempunyai nilai tambah dan manfaat baik untuk penulis mauapun pembaca
sudah pernah dilakukan seputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat
Universitas Islam Negeri Raden Intan dengan judul “Tinjauan Hukum Islam
18
Ahmad Saiful Umam,skripsi.“Implementasi Sistem Bagi Hasil Ternak Sapi Ditinjau
Dengan Akad Mudharabah .surabaya: (UIN Sunan ampel 2019)
15
tentang sistem bagi hasil, sedangkan penulis fokus pada implemetasi akad
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Kerja Sama Bagi Hasil Antara
praktek bagi hasil kerja sama, sedang penulis meneliti tentang implementasi
akad mudharabah pada usaha breeding kambing. Namun juga ada beberapa
19
Tria Kusumawardani,skripsi “Tinjauan Hukum Islam Tentang Bagi Hasil Dalam Kerja
Sama Pengembangbiakan Ternak Sapi (Studi Kasus Di Pekon Margodadi Dusun Sumber Agung
Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus”( UIN Raden Intan Lampung,2018)
20
Melinda, skripsi“Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik Kerja Sama Bagi Hasil Antara
pemilik modal dengan pengelola,fakultas syari’ah (UIN Raden intan lampung.2019)
16
ketiga sumber yang relevan tersebut diatas, diantaranya yaitu. pada prinsip
ikatan dalam kerja sama dalam suatu usaha. Yang secara terang-terangan
tujuan dari suatu usaha adalah mencari keuntungan. Dan dari keuntungan
tentunya ini menjadi suatu kelebihan diantara dari ketiga sumber yang
ikatan yang dijadikan sebagai pondasi atau dasar awal dalam melakukan
suatu hubungan usaha kerja sama. Akad merupakan kunci dari keberhasilan
E Sistematika Penulisan
penulis akan merencanakan skripsi ini dalam lima bab yang secara
yang digunakan.
Jenis Penelitian Data Dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Teknis
Analisis Data
Bab kelima, Penutup. pada bab ini merupakan bab yang terakhir
dalam penyusunan skripsi ini yang meliputi kesimpulan dan saran sebagai
akhir pembahasan.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Mudharabah
umatnya. Hal inilah yang melahirkan suatu cabang keilmuan yang disebut
dengan melakukan akad kerja sama, Dalam teori islam ada istilah
mudharabah. Mudharabah yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih
bertujuan membangun suatu usaha dan diatara satu dari mereka yaitu
yang satu sisi yaitu seseorang yang bertugas untuk mengelola modal suatu
usaha.
transaksi akad mudharabah sendiri tidak dibatasi oleh ruang dan waktu,
lewat media whatsaap tanpa harus bertemu antara pemodal dan pengelola
modal, dan ini merupakan suatu perubahan yang secara sadar akan
20
1. Pengertian Mudharabah.
untuk di belanjakan dalam suatu usaha kepada pengelola harta. jika untung,
Mudharabah berasal dari kata dharb, artinya memukul atau berjalan, yaitu
usaha antara dua pihak yaitu: Pihak pemilik dana (shahibul maal) sebagai
pihak pertama yang menyediakan seluruh dana. Pihak kedua pengelola dana
21
Dwi Suwiknyo, Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009)
21
kesepakatan.22
pihak lain untuk diperdagangkan dengan bagian yang telah ditentukan dari
ditentukan.24
diserahkan kepada yang lain dan yang lain punya jasa mengelola harta itu.
Maka mudharabah ialah akad syirkah dalam laba, satu pihak pemilik harta
mudharabah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih, di mana pihak
22
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syari’ah, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2008), h. 47
23
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2002), h. 6
24
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 136.
25
Ibid.
22
a. Al-qur’an
melakukan suatu kerja sama, Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-
b. As-sunnah
diriwayatkan oleh Ibn Majjah dari Shuhaib bahwa Nabi Muhammad SAW
bersabda:
ُ َﻭ َﺧ ْﻠ،ُﺎﺭﺿَﺔ
ﻁ ﺍ ْﻟﺑُ ِ ّﺭ ِﺑﺎﻟ ﱠ
ﺷ ِﻌﻳْﺭ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻥ ﻣﺎﺟﻪ ﻋﻥ ﺻﻬﻳﺏ َ َﻭﺍ ْﻟ ُﻣ َﻘ،ﺃ َ َﺟ ٍﻝ
Tiga perkara yang mengandung berkah ialah jual beli yang ditangguhkan,
mengerjakan qiradh (memberi modal kepada orang lain), dan yang
mencampurkan gandum dengan jelas untuk keluarga, bukan untuk
diperjualbelikan.” (HR. Ibn Majjah dari Shuhaib).27
c. Ij’ma
sahabat tersebut adalah Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi
Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Umar, Ubaidillah bin Umar, dan
Aisyah.28
diberbagai masa dan tempat tanpa ada ulama yang menyalahkannya. Hal ini
merupakan konsensus yang diyakini oleh umat, sebab cara ini sudah
26
Departemen agama RI Al-Qur’an dan terjemahanya (Jakarta: widya cahya 2019)
27
Muhammad bin Ismail Al-Kahlani, subul As-Salam, Juz 3, Mahkatabah wa Mathba’ah
Mushthafa Al-Babiy Al-Halabi, Mesir, cet.IV, (1960)
28
Ahmad Sarwat, Ensiklopedia Fikih Indonesia 7: Muamalat, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2018) h. 268
24
digunakan oleh bangsa Quraisy secara turun temurun dari jaman jahiliyyah
a. Pelaku
Pelaku dalam muḍharabah terdiri dari pemilik modal (ṣahibul mal) dan
pengelola muslim. Hal ini dengan alasan bahwa seorang muslim tidak
dengan orang-orang kafir ahlu dzimmah (orang kafir yang dilindungi) atau
pihak muslim, hal ini bertujuan agar aktivitas tersebut terbebas dari riba.30
b. Objek Transaksi
29
Ahmad Sarwat, Ensiklopedia., h. 270
30
Abdullah al-Muslih dan Shalah Ash-Shawi, Fikih, h. 173.
25
1) Modal
dengan pasti31
Penyerahan modal kepada muḍarib harus berupa alat tukar sekeprti emas,
perak, dan satuan mata uang secara umum. Modal tidak diperbolehkan
berupa barang kecuali bila ditentukan nilai barang terhadap nilai mata uang
muḍharabah.32
keuntungan. Jika modal berupa barang dan tidak diketahui nilainya ketika
akad, maka barang tersebut dapat berubah harga dan nilainya seiring dengan
pembagian keuntungan.
2) Jenis Usaha
Syarat jenis usaha dalam bidang muḍharabah yaitu jenis usaha yang
31
Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani, Kompilasi Hukum Ekonomi
Syariah, edisi revisi, (Depok: Kencana, 2009), h. 72
32
Ahmad Sarwat, Ensiklopedia, h. 271
26
3) Bagi Hasil/Keuntungan
pembagian keuntungan untukmu satu juta dan sisanya untukku”, maka akad
tersebut dinilai tidak sah. Demikian juga jika presentasenya tidak jelas
biaya operasional. Keuntungan bersih harus dibagi antara kedua belah pihak
33
Ibid
34
Muhamad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah,
(Yogyakarta: UII Press, 2004), h.19
27
salah satu pihak dan pihak lain hanya memperoleh sisakeuntungan tersebut,
maka keuntungan tersebut tidak sah. Jika pemilik modal memberikan syarat
prosentase tertentu dari modalnya yang tidak terkait dengan usaha ini, maka
kerjasama ini akan rusak. Hal ini berarti mengkompromikan antara usaha
melalui sistem penanaman modal dengan usaha berbasis riba. Ibnu Mundzir
35
Abdullah Muslih, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, (Jakarta: Darul Haq, 2004), h.179-
180
36
Ibid, h.180.
28
dari modal, jika belum ada kelebihan, maka tidak disebut keuntungan. Jika
ada keuntungan disatu sisi dan kerugian disisi lain, maka kerugian tersebut
modal. Oleh sebab itu, tidak ada hak bagi pengelola modal untuk
resmi di akhir. Pembagian tersebut hanya dengan ijin dari pemilik modal
atau dengan kehadirannya. Hal ini juga berlaku bagi pemilik modal, karena
pemilik modal merupakan mitra usaha pengelola, sehingga tidak ada hak
baginya untuk mengambil bagiannya dari keuntungan tanpa ijin dari mitra
tidak akan diperoleh salah satu pihak sebelum dilakukan perhitungan akhir
37
abdullah Muslih, Fikih Ekonomi, h. 180
29
c. Akad
terdiri atas ijab kabul. Transaksi muḍharabah atau syarikat dianggap sah
bahwa rukun muḍharabah ada lima, yaitu modal, jenis usaha, keuntungan,
pelafalan transaksi, dan dua pelaku. Hal tersebut ditinjau dari perincian dan
tasharruf
Sementara itu, secara umum akad akan dianggap cacat jika terdapat
1) Ikrah (Paksaan)
kehilangan kebebasannya.
dapat terjadi pada dua hal, yaitu zat/jenis objek dan sifat objek
akad tersebut batal sejak awal, tetapi jika kekeliruan yang terjadi
mengajukan ke pengadilan.
38
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 194-195
31
4) Tadlis (Penipuan)
5) Jahalah
6) Gharar
memiliki harta namun tidak mampu mengelolanya dan disana ada juga
ini agar mereka bisa saling mengambil manfaat diantara mereka. Pemilik
memanfaatkan harta dan dengan demikian terwujudlah kerja sama harta dan
39
Ahmad Sarwat, Ensiklopedia, h. 269
32
berikut:
sini adalah suatu akad antara dua pihak di mana salah satu pihak
adalah istilah suatu kerjasama dimana salah satu pihak (shahib al-
40
Wahbah Zuhaili, Al-Islamiy wa Adillatuh, Juz 4, Dar Al-Fikr, Damaskus,(1989)
41
Sayid Sabiq, loc.cit, Juz 3
33
42
Ismail Nawawi, Fiqh Muamallah Klasik dan Kontemporer, Bogor : Galia Indonesia,
2012, h.141
43
Abd. Al-Rahman Al-Jazairi, al-Fiqh al Madzahib al-Arba’ah. Op. cit, h.20
34
dua orang atau lebih, dimana pihak pertama bertindak sebagai shahibul
dan tenaga.
5. Prinsip-Prinsip Mudharabah.
kata yang makna nya sama, hanya saja kata qiradh lebih populer
44
Syafi‟i Antonio, Bank Syari’ah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, tahun 2001, h. 90
35
penduduk Irak45.
berikut46:
modal usaha dari salah satu pihak dan pekerjaan dari pihak lainnya.
keuntungan.
yang khusus dengan mata uang resmi dari emas dan perak, dan
maksud modal dari mata uang resmi emas dan perak yakni sebagai
45
Al-Zarqani, Syarh Al-Zarqani Ala Muatta’ Al-Imam Malik, Cetakan Pertama, Edisi
Bahasa Arab, Juzu’ Tiga, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, Berut, 1411 H/ 1990 M, h.437
46
Abdurrahman Bin Muhammad Iwadh Al-Jaziri, Kitab Al-fiqh Ala Al-Mazahib Al-
Arba’ah, Edisi Bahasa Arab, Juz’ Tiga, Dar Ihya’ Al-Turats Al-Arabi, Beirut Lebanon, tanpa
Tahun, h.33-40
36
selain mata uang emas dinar dan dirham yang sudah maklum,
para fuqaha seputar definisi mudharabah, terdapat titik temu pada sebagian
mazhab lainnya. Oleh karenanya, ada tiga titik temu para fuqaha antar
47
Ibid, h.36-38
48
Ibid, h.39.
49
Ibid, h.41.
37
pengelola modal51.
modal. Oleh karena itu, dia harus menjalankan usaha sesuai dengan
50
Muhammad Abdul Mun’im Abu Zaid, Al Mudharabah Wa Tathbiqatuha Al-Amaliyah fi
Al Mashaeif Al-Islamiyah, Cetakan Pertama, Edisi Bahasa Arab, Al-Ma’had Al-Alami Li Al-
Fikri Al-Islami, 1417 H / 1996 M, h.21
51
Ismail Nawawi, Fiqh Muamallah Klasik dan Kontemporer, Bogor : Galia Indonesia,
2012, h.146
38
7. Berakhirnya mudharabah
Hal ini memiliki arti bahwa jika pengelola telah memulai usahanya, maka
yaitu akad yang dapat dibatalkan oleh ṣahibul maal ataupun muḍharib
muḍharabah merupakan akad yang lazim, yaitu akad yang tidak dapat
52
Imam Mustofa, Fiqh Muamallah Kontemporer, h.158
53
Shalah ash-Shawi dan Abdullah Muslih, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, (Jakarta: Darul
Haq, 2008), h.180
39
dari kedua belah pihak –siapa saja- dengan kematian, gila, atau dibatasi
dengan idiot, hal itu karena ia beraktivitas pada harta orang lain dengan
seizinnya, sehingga ia seperti wakil dan tidak ada bedanya antara sebelum
berkaitan56.
salah satu pihak yang berakad, baik yang meninggal ṣahibul maal maupun
pihak muḍarib. Hal ini dikarenakan dilihat dari segi sifatnya akad
54
Jaih Mubarok Hasanudin, Fikih Muamalah Maliyyah: Syirkah dan Mudharabah, cet. II,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017), h. 178
55
Ahmad Sarwat, Ensiklopedia, h. 275
56
Jaih Mubarok Hasanudin, Fikih Muamalah, h. 178
40
jika pemodal meinggal dunia transaksi dalam muḍarabah otomatis juga akan
batal dan berakhir. Jika hal ini sampai terjadi, maka pengelola modal tidak
pengelola tetap memanfaatkan modal tersebut tanpa izin dari ahli warisnya,
tertentu.
modal mereka.
3. Pihak yang bekerja dengan usaha yang keras mendapatkan bagian yang
ridha.
57
Sulaiman al-Faifi, Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar,
2009), h. 813
41
6. Hanya usaha yang benar-benar layak saja yang boleh dibiayai, hal ini
Sistem perhitungan bagi hasil yang didasarkan pada pola syariah lebih
2. Porsi bagi hasil atas dasar yang lebih berat kerjanya dan lebih berat
3. Porsi bagi hasil yang ditentukan sepihak dan disetujui para pihak
ketika akad.
5. Porsi bagi hasil atas dasar pemilik modal mendapatkan bagian yang
6. Porsi bagi hasil atasa dasar imbalan kerja dengan prinsip pemberian
2. Revenue Sharing
yang timbul59.
58
Muchlis Yahya dan Edy Yusuf Agunggunanto, “Teori Bagi Hasil (Profit and Loss
Sharing) dan Perbankan Syariah dalam Ekonomi Syariah, Jurnal Dinamika Ekonomi
Pembangunan, Vol. 1, No. 1, Juli 2011, h. 67
59
Noni Nuraeni, “Mekanisme Pemberian Imbalan, h. 25
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. lokasi penelitian
B. Jenis penelitian
suatu keadaan yang berjalan pada saat penelitian dilakukan dan jenis
60
Sofyan A.P.Kau, Metode Penelitian Hukum Islam Penuntun Praktis Untuk Penulisan Skripsi
dan Tesis, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2013), h.1.
44
peneliti ingin mengetahui tentang fenomena yang ada dan dalam kondisi
yang alamiah, disamping itu karena peneliti perlu untuk langsung terjun ke
metode untuk menemukan secara khusus dan realita tentang apa yang terjadi
dalam kehidupan62.
61
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana, 2017), h. 34-35
62
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung : Mandar Maju , 1996),
cet ke VII, h. 32
45
1. Data Primer.
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden atau objek
yang di teliti. Yaitu data pokok yang diperoleh dari lapangan secara
langsung. Dalam penelitian ini, data primer yang diperoleh peneliti dengan
sebenarnya dari objek yang diteliti melalui informan dari pihak terkait63.
2. Data sekunder.
Data sekunder adalah data yang di dapat dari catatan, buku, majalah,
atau artikel yang terkait dengan topik penelitian dan lain sebagainya.Data
yang diperoleh penelitian ini adalah dari tulisan yang berkaitan dengan
63
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakrta :Rineka
Cipta), h. 172
64
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi..., h. 58.
46
berikut:
1. Observasi.
indra Observasi sebagai teknik pengumpulan data data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lainnya Dalam penelitian ini
yang menjadi objek observasi yaitu peternak yang ada di pekon banyuwangi
2. Wawancara.
Percakapan itu dilakukan oleh dua orang atau lebih yang bersangkutan yaitu
65
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian..., h.84
47
penelitian dalam hal ini adalah ketua anggota komunitas pemuda kreatif
3. Dokumentasi.
ini bisa berbentuk tulisan, gambar, rekaman, atau karyakarya numental dari
yang berhubungan dengan penelitian ini serta dijadikan alat pengumpul data
dari sumber bahan dokumen resmi, seperti buku, catatan, jurnal-jurnal dan
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Proses ini dilakukan oleh
66
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian..., h. 89.
67
Ibid., hlm. 92
48
catatan-catatan inti dari data yang diperoleh dari hasil penggalian data68.
dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian. Dalam hal ini
68
Sandu Siyoto, Dasar Metodologi..., h. 100.
49
BAB IV
1. Lokasi Penelitian
02/Rw 01.
Kegiatan yang dilakukan mencakup hal sosial secara luas, baik dari
kegiatan komunitas.
VISI
MISI
masyarakat.
tanah air.
STRATEGI
maupun pemerintahan.
2. Subjek Penelitian
70
Buku monografi komunitas pemuda kreatif november 2016 h..1
51
3. Data penelitian
71
Profil komunitas pemuda kreatif pada tanggal, 28 juli 2022 pukul 16: 00 WIB
52
dengan ketua dan beberapa anggota yang terlibat dalam udaha breeding
berjumlah 29 orang.
Pengasuh : Suherman
Jumangin
Trifarizal W
Iwan Suhendri
Budi Setiawan
53
Amri Ma’ruf
Imam Safe’i
Anggi Fitrianto
Teguh setiawan
Arif Rahman
Hari Laksono
Hengki Bestarianto
Teguh Setiawan
Wawan Rianto
Sukarman72
72
Profil komunitas pemuda kreatif pada tanggal, 28 juli 2022 pukul 16: 00 WIB
54
73
Profil komunitas pemuda kreatif pada tanggal, 28 juli 2022 pukul 16: 00 WIB
74
Profil komunitas pemuda kreatif pada tanggal, 28 juli 2022 pukul 16: 00 WIB
55
perjanjian nya yaitu ketika hewan kambing betina tersebut dere maka
jika beranak satu ataupun dua ketika beranak maka akan di bagi dua,
baik beranak satu maupun dua, jika beranak satu ada yang di bagi dua
dan ada yang bergilir, begitupun jika beranak dua maka satu untuk
pemilik dan satu nya untuk pengelola. Begitu pun dengan kambing
dan setengahnya untuk pemilik. Dan ketika beranak dua satu untuk
ember dan pakan pendukung seperti onggok singkong dedak dan lain
75
Wawancara dilakukan dengan Bapak Amri ma’ruf selaku pemilik kambing pada
tanggal 14 mei 2022 pukul 15:00
76
Wawancara dilakukan dengan Bapak Amri ma’ruf selaku pemilik kambing pada
tanggal 14 mei 2022 pukul 15:00
56
ekor kambing betina yang masih dere. Sementara itu, ketika di awal
tersebut beranak dua tapi anak tersebut laki-laki dan perempuan maka
pihak pengelola dapat anak laki-laki dan pihak pemilik akan dapat
perempuan, dan jika beranak kembali dan anaknya dua maka pihak
77
Wawancara dilakukan dengan Bapak Ridho Sudrajat selaku pengelola pada tanggal 12
mei 2022 pukul 15:00
78
Wawancara dilakukan dengan Bapak Ridho Sudrajat selaku pengelola pada tanggal 12
mei 2022 pukul 15:00
57
bagi hasilnya sudah sesuai dengan ketentuan Islam atau tidak, karena
paham untuk perjanjian bagi hasil menurut Islam itu seperti apa79.
79
Wawancara dilakukan dengan Bapak Ridho Sudrajat selaku pengelola pada tanggal 12
mei 2022 pukul 15:00
58
tambahan seperti dedak. jika satu karung isi 50 Kg, dan 1 kg seharga
keperluan atau makanan tambahan itu akan terasa lebih baik dalam
80
Wawancara dilakukan dengan Bapak Ridho Sudrajat selaku pengelola pada tanggal 12
mei 2022 pukul 15:00
59
plastik ini di hitung terlebih dahulu maka akan menjadi terasa lebih
baik81.
C. Analisa
Dalam hukum Islam, tidak ada dalil khusus yang mengatur mengenai
kerjasama dalam hal pemeliharaan hewan ternak. Tetapi, ada dalil yang
81
Wawancara dilakukan dengan Bapak Ridho Sudrajat selaku pengelola pada tanggal 12
mei 2022 pukul 15:00
82
Syikh al-‘Allamah Muhammad, Rahmad al-Ummah fi Ikhtilaf al-A’immah: Fiqih
Empat Mazhab (Cet 15). (Terj).(ed). Terjemahan oleh: ‘Abdullah Zaki Alkaf, (Bandung: Hasyimi,
2014), h. 275.
83
Jaribah Al-Haritsi, Al-Fiqh Al-Iqtishadi Li Amiril Mukminin Umar Ibnu Al-Khaththab:
Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab (Cet 1). (Terj.).(ed). Terjemahan oleh: Asmuni Solihan
Zamakhsyari, editor: Muhammad Ihsan, (Jakarta: Khalifa (Pustaka al-Kautsar Grup, 2003), h. 96
60
kepada pengelola, baik berupa jenis usaha, waktu, maupun tempat. Hanya
saja, memang modal tersebut dalam bentuk barang, yakni berupa seekor
kambing.
terdiri dari modal, jenis usaha dan bagi hasil. Dalam kerjasama ini, kambing
sebagai modal awal. Kemudian, yang terakhir adanya ijab qabul antara
kambing. Hal ini sesuai dengan teori dalam muḍharabah yang terdiri dari
Obyek transaksi dalam muḍharabah terdiri dari tiga hal, yaitu modal,
jenis usaha, dan akad. Teori muḍharabah menyebutkan bahwa modal harus
kambing domba garut, baik jantan maupun betina. Perbedaan dalam usaha
Dalam usaha Breeding kambing itu sendiri modal awal tidak diketahui
modal langsung dalam bentuk kambing. Para pemilik kambing juga tidak
dikarenakan harga kambing sendiri juga mengalami naik turun harga yang
tidak tetap.
untuk tempat dan pembelian obat-obatan lainya bukan dari pemodal dalam
hal ini shohibul mal melainkna dari mudharib yaitu selaku pelaku usaha.
84
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h.195
62
sepenuhnya berasal dari pemilik modal dalam hal ini Shohibul Maal. Dan
pengelola modal tidak hanya memberikan modal berupa tenaga saja, tetapi
drum palstik untuk tempat pakan fermentasi, pembelian ember untuk tempat
minum pakan tambahan sperti onggok singkong dan dedak, dan juga biaya-
biaya lain yang dikeluarkan jika kambing tesebut mengalami sakit secara
tiba-tiba dan bukan disebabkan oleh kesalahan dari pengelola modal dan
dalam pembuatan kandang tenaga pengelola tidak dihitung. Hal ini juga
modal (ṣahibul maal) dan pengelola modal tidak mengeluarkan biaya lain
qiraḍ.85
85
Syaikh al-‘Allamah Muhammad, Rahmad al-Ummah fi Ikhtilaf al-A’immah: Fiqih
Empar Mazhab (Cet 15). (Terj).(ed). Terjemahan oleh: ‘Abdullah Zaki Alkaf, (Bandung: Hasyimi,
2014), h. 276.
63
dengan ucapan dari pemilik kambing, “aku nduwe wedhus, tak ingokke
neng sampeyan yo” dan diikuti dengan perkataan dari penggaduh, “yo ora
terjadilah akad yang sah antara para pihak karena telah bersepakat untuk
pengelola kambing sebagai mudharib. Hal ini sudah sesuai dengan bagi
salah satu pihak dan pihak lain hanya memperoleh sisa keuntungan tersebut,
maka keuntungan tersebut tidak sah. Jika pemilik modal memberikan syarat
prosentase tertentu dari modalnya yang tidak terkait dengan usaha ini, maka
kerjasama ini akan rusak. Hal ini berarti mengkompromikan antara usaha
dimana bagi hasil dilakukan setelah modal awal telah kembali kepada
pemilik modal. Dimana pembagian bagi hasil yang dilakukan dengan cara
kerjasama. Dalam teori profit sharing, modal awal harus telah kembali
dibagi kepada para pihak berdasarkan pada persentase yang telah disepakati
pemuda kreatif, bagi hasil tersebut dapat berupa uang maupun peranakan
dari kambing yang telah dipelihara. Pembagian bagi hasil dalam bentuk
uang terjadi apabila kambing yang dijadikan obyek adalah kambing jantan,
kambing betina yang tidak bisa beranak, atau peranakan kambing yang
menyebutkan modal awal yang telah dikeluarkan. Pada saat pembagian bagi
bagi hasil dalam bentuk kambing, jika peranakan kambing tersebut lebih
dari satu, misalkan saja dua, maka masing-masing pemilik kambing dan
sarana prasarana lainya dan persentase bagi hasil antara kedua belah pihak.
Hal ini bertujuan untuk menghidari hal-hal yang merugikan dan tidak
ketentuan awal akad, maka dalam akad tersebut akan terdapat unsur gharar
Salah satu syarat fasad atau tidak benar dalam muḍharabah yaitu
usaha ini untuk pemilik modal dan yang satunya untuk pengelola atau juga
dari salah satu pihak atau malah tidak mendapatkan keuntungan sama sekali
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
bagi hasilnya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan uang
modal tidak sepenuhnya berasal dari pemilik kambing karena ada biaya
karena ada pembatasan atau penentuan usaha dari pihak pemilik modal,
baik dari segi jenis usaha, tempat maupun waktu sehingga pengelola
plastik dan ember untuk tempat minum. Dimana biaya yang dikeluarkan
oleh pengelola tidak ada penggantian dari pihak pemilik modal. Selain
itu, juga dalam pembagian bagi hasil sudah sesuai dengan kesepakatan
dalam kerjasama ini menjadi sah atau memenuhi salah satu syarat akad
B Saran
1. Pada saat akad sebaiknya ada ketentuan maupun akad yang jelas
mengenai kerjasama breeding kambing ini, baik dari segi modal hingga
pada bagi hasil. Akan lebih baik jika akad tersebut tidak hanya secara
lisan tetapi juga dicatatkan hal ini untuk mengetahui lebih jelas tentang
modal awal dikarenakan harga kambing juga dapat berubah-ubah. Hal ini
bertujuan agar tidak ada gharar dalam akad yang dilaksanakan oleh
2. Saran dari peneliti kepada komunitas pemuda kreatif agar supaya dalam
yaitu pihak pertama sebagai pemodal (shabul maal) dan pihak kedua
usaha lebih jelas status hukum secara syari’ah teori apa yang di gunakan.
69
Daftar Pustaka
Ahmad Isya, Asyur. (1995) Fikih Islam Praktis Bab Muamalah. solo: CV Pustaka
Mantiq.
Ahmad Saiful Umam. (2019) Skripsi. Implementasi Sistem Bagi Hasil Ternak
Sapi Di Timjau Dengan Akad Mudharabah. Surabaya: UIN Sunan Ampel.
Faifi, Sulaiman Al. (2009). Ringkasan Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar.
Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin. (2000). Fiqih Madzhab Syafi’i (Edisi Lengkap)
Buku 2: Muamalat, Munakahat, Jinayah, Bandung: Pustaka Setia.
Kasmir. (2002). Bank Dan Lembaga Keuangan Syari'ah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Muhamad. (2004). Tekhnik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank
Syari'ah . Yogyakarta: UUI press.
Muklis Yahya, Edi Agunggunanto. (2011) "Teori Bagi Hasil (profit and lost
sharing) dan Perbankan Syari'ah Ekonomi Syari'ah." Jurnal Dinamika
Ekonomi Pembangunan.
Syafi'i Antonio. (2001). Bank Syaaria'ah suatu pengenalan umum. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Sofyan A.P.Kau, (2013) Metode Penelitian Hukum Islam Penuntun Praktis Untuk
Penulisan Skripsi dan Tesis,Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Tria Kusuma Wardani. (2018) Skripsi. Tinjauan Hukum Islam Tentang Bagi Hasil
Dalam Kerja Sama Pengembangan Ternak Sapi. UIN Raden Intan
Lampung.
Undang - Undang
Wawancara
Amri Ma’ruf Oleh Zainal Abidin, Pada Hari Sabtu 14 Mei 2022 Pukul 16:00
WIB Tentang Akad Dan Penyerahan Kambing Kepada Pengelola Di
Komunitas Pemuda Kreatif.
Ridho Sudrajat Oleh Zainal Abidin. Pada Hari Selasa 12 Mei 2022 Pukul 15:00
WIB Tentang Tekhnik Manajemen Pengelolaan Kandang.
Aslam Ramadhan Oleh Zainal Abidin, Pada Hari Rabu 13 Mei 2022 Pukul 19:00
WIB Tentang Sejarah Komunitas Pemuda Kreatif.
72
Internet
http://www.Dosenpendidikan.co.id/implementasi
diakses pada tanggal 27 April 2022 pukul 22:18 wib
http://pengertiandefinisi.com/pemegertian-usaha-dalam-berbagai-bidang
diakses pada tanggal 27 april 2022 pukul 22:45 WIB
https://fermenhiprofeed.com/artikel/istilah-istilah-dalam-peternakan ruminansia
diakases pada tanggal 27 april 2022 pukul 22:50 WIB
https://pippeternakan.pertanian.go.id/site/detail/5
diakses pada tanggal 27 april 2022 pukul 22:58
73
Lampiran
Lampiran 1
Transkip Wawancara Dengan Ketua Komunitas Pemuda Kreatif
Apa yang melatarbelakangi anda untuk membuat sebuah komunitas?
Jawaban : saya terinpirasi dengan kalimat membangun indonesia dari
desa, maka dari itu saya berdiskusi dengan kawan-kawan pemuda yang
ada didesa akhirnya dari hasil diskusi itu pada tahun 2012 kami merumus
komunitas dan kami beri nama komunitas pemuda kreatif dan pada tahun
2013 kami buat surat keterangan dari notaris.dan alhamdulillah dalam
perjalanan komunitas ini kita sudah pembaruan SK di tahun 2016.
Selain dari visi dan misi tersebut apakah ada kaitanya antara komunitas
pemuda kreatif dengan pemerintahan baik itu pemerintahan pekon
maupun pemerintahan di tingkat kecamatan?
Jawaban : ya tentu, ,, jelas secara aturan hukum komunitas pemuda
kreatif sudah terarsipkan dalam bentuk dokumen di desa dan di
kecamatan, dalam hal ini juga pembina dari ketua dewan kabupaten
pringsewu yaitu pak suherman, selain itu kami juga sebagai pengamat
pemerintahan dan juga terlibat dalam setiap kegiatan-kegiatan yang ada
di kecamatan banyumas ini.
Lampiran 2
Transkip Wawancara Dengan Pemilik Kambing:
Dalam bentuk apa modal awal yang saudara berikan kepada pengelola?
Jawaban : Modalnya langsung kambing, kalau disini (di Desa) umumnya
memang langsung kambing, jadi jarang sekali ada yang memberikan
modal uang untuk pengelola.
Lampiran 3
Transkip Wawancara Dengan Pengelola Kambing:
Apakah biaya yang anda keluarkan tersebut mendapat ganti dari pemilik
kambing ketika akan melakukan bagi hasil? Jawaban : Tidak ada. Jadi
biaya yang saya keluarkan tidak mendapat ganti dari pemilik.
76
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Foto Dokumentasi Wawancara Dengan Pengelola Kambing
Lampiran 10
Foto lokasi kandang kambing
86
Lampiran 11
Foto drum tempat pengolahan pakan kambing
87
Lampiran 12
Pengolahan pakan kambing/fermentasi
Lampiran 13
Rekonstruksi Bangunan Kandang Berdasarkan Analisa Perhitungan
Kader Teknik
88
89
Lampiran 14
Rencana Anggaran Belanja (RAB) Bahan Pembuatan Kandang