Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENJELASAN HADITS SUNAN ABU DAWUD - KITAB NIKAH


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Hadits 2
Dosen Pengampu : Adib Samiun Jazuli, M.Pd.

Oleh :
1. Arfin Darmawan Nurdiansyah (21011213)
2. Aries Ginanjar Purwono (21011180)
3. Arif Rinanda (21011033)
4. Azdy Assaify (21011263)
5. Azzam Fathur Rahman (210112)

KELAS A
PROGRAM STUDY ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
SEKOLAH TINGGI ILMU USHULUDDIN DARUL HIKMAH - BEKASI
2021
KATA PENGANTAR

‫ َتِْ َِتَ ت‬،‫ل تِْ فَُُتِ ئأنْ فُ تَِئا‬ ‫ت‬ ‫ت‬ ‫ت‬ ‫إت ِّ ن ت ت‬
ِ‫ا‬ ‫ئ ن ئ ّئ‬ ‫ ئَأْئُفوُف تِ ن ف ن‬،‫َحئ نَ ئُ ِّ ئنح ئَ فُُف ئَأئ نِسئُنَِْفُف ئَأئ نِسئْ نُْ فُُف‬
‫ت ت‬ ‫ت‬ ‫ َِْ ُ ن ت‬،ُ‫ْ ِْ َئ‬ ‫ ِْ َُْ تُ تُ ل فئائ ِ ت‬،‫نئَْاَتَئا‬
‫ئ نُ ئَ فُ ئ نّ ائ إَئُئ إاِ لف‬، ‫َ َئُف‬ ‫ِْ نْ فئائ ئَاِ ئ‬ ‫ف ئئ ن ف‬ ‫ئ ئ ن ئن ف ف‬
‫ئَ نْ ئُُف ائ ئُ تُُن ئ‬
.‫ ئَئ نُ ئَ فُ ئ ِّ فُئ َِ دَُ ئْنْ فُُف ئَئِ فَ نوَفُف‬،ُ‫َ َئ‬
Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalalah atas nikmat
dan karunia yang telah diberikan kepada kita, karena dengan rasa syukur Allah senantiasa
akan menambahkan nikmat-nikmatNya, karena nikmat-nikmat yang kita peroleh saat ini
datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

‫َِا ِت فُم تِْ أتَُّ ةٍ فئ تَْ ِت‬


... َّ ‫ّ نئ ئ‬ ‫ئئ‬
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya) …” (QS. An
Nahl : 53)

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam beserta keluarga, para Sahabat dan para
pengikutnya hingga hari Kiamat.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Hadits 2. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Hadits Sunan Abu Dawud Kitab Nikah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ust. Adib Samiun Jazuli, M.Pd., selaku
dosen mata kuliah Hadits 2 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
KITAB NIKAH
Bab Minimalis dalam Mahar
No. Hadits 2109

ُ‫َّف ئِْئنِ ت‬
ِ ‫صِى‬ ‫َّ ئ‬
‫وَ ِت‬ ‫ٍ ئ ِّ ئِ فَ ئ‬ ‫اّّ ئَ فمئنِ ةُ ئْ نْ ئأئ ة‬ ‫اِ ْْ ئَِت ة‬
‫ٍ ََنْفَْئ تت‬ ‫ِْ ئْ ُِدْئَئا ئمِ د ئ ن‬
‫ت ت‬
‫ئْ ُِدْئَئا فِ ئ‬
‫وَى ِن فْ إ نمئُ ئ‬
َ‫َّف ئِْئنِ تُ ئَ ئَِ ئم ئِ نَِئ نم فئْ ئَ ئاَ ئ‬ ِ ‫صِى‬ ‫ة‬ ‫ت‬ ‫ة‬
‫ِي ئ‬ ‫ئَ ئَِ ئم ئِئى ئْنْ ئُ ََُِ نمئ تْ ِن ئْ ئْ نوٍ ئَ ئِْئنُِ ئِنُِف ئَ نْ ئُئَُّ فئْ ئَ ئاَ َََت ب‬
ٍ‫ٍ َئ ئاَ نئَتمن ئََئ نو ِت ئَ ةا‬‫ئص ئَُنْسئْ ئَا َئ ئاَ َنَ ئّ أئْو ةٍَ تِ نْ ئُ ئَ ة‬
‫ئ ئ‬ ‫ٍ نَِئُئدٍ َئ ئاَ ئِا ن‬
‫ َئْئزَِ نْ ف‬: َّ
‫وَ ِت‬‫ئِ فَ ئ‬
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il, telah menceritakan kepada kami
Hammad bin Tsabit Al Bunaniy dan Humaid dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah ‫ﷺ‬
melihat bekas kekuningan pada Abdurrahman bin Auf. Lalu beliau bertanya, “Apa ini?” Ia
menjawab: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah menikahi seorang perempuan.”
“Apa yang engkau berikan sebagai maharnya?” “Dengan mahar senilai satu biji emas.”
Beliau bersabda: “Selenggarakanlah walimah walaupun hanya dengan seekor kambing.”

Biografi Perawi Hadits

 Nama Lengkap : Al-Hafizh Al-Imam Al-Hujjah Abu Salamah Musa bin


Ismail Al-Minqary
 Lahir : Pada Masa Khilafah Abu Ja’far
 Kun-yah : Abu Salamah
 Negeri semasa hidup : Bahsrah
 Wafat : th 223 H

Musa bin Ismail mempunyai banyak guru antara lain : Abban bin Yazid al-‘Athar, Ibrahim
bin Said az- Zuhriy, Ismail al-Minqawiy, Bakar bin Abdul Aziz bin Abi Bakrah, Hammad
bin Salamah, Hamzah bin Najih, Khalid bin Usman al-Muzani. Demkian pula halnya banyak
orang-orang yang menerima hadits dari Musa bin Ismail diantaraya: Bukhari, Abu Dawud,
Ibrahim bin Ishaq al-Harbi, Ibrahim bin al-Husain, Abu Bakar Ahmad bin Haitsamah,
Ahmad bin Dawud al-Makkiy, Ahmad bin Hasan at-Tirmidzi, ‘Ubaidillah bin Fadhalah bin
Ibrahim An-Nasa’i, Yahyah bin Ma’in, Ya’qub bin Sufyan dan Ya’qub bin Syu’bah.

Komentar Ulama

 Yahya bin Ma’in : Tsiqah Ma’mun


 Ibnu Sa’ad : Tsiqah
 Abu Hatim : Tsiqah
 Al ‘Ajli : Tsiqah
 Ibnu Khurasy : Shaduuq
 Adz Dzahabi : Hafizh
 Ibnu Hajar Al-Atsqalani : Tsiqah Tsabat

Kosa Kata Hadits

● Wanita ‫نَِئُئٍد‬ ● Kambing ٍ‫ئُ ةا‬


● Satu Biji ٍَ‫ئَنَ ئّ أئْ ئو ة‬ ● Emas ‫ئُ ئَ ة‬
ٍ

Hukum dan Faedah Hadits

Kata walimah diambil dari kata “walama” yang berarti berkumpul, karena pasangan
suami-istri berkumpul pada waktu itu. Sedang kata “’ursy” mempunyai arti gembira atau
perkawinan.

Di dalam kamus Ilmu Fiqih disebutkan walimah adalah makanan pernikahan atau semua
makanan yang dibuat untuk disantap para undangan baik untuk pernikahan atau yang lain.

Sedang menurut pengertian syariat yang dimaksud walimatul arus atau yang lazim dikenal
sebagai pesta pernikahan adalah jamuan makan yang diselenggarakan berkenaan dengan
pernikahan.

Berdasarkan perintah Rasulullah ‫ ﷺ‬kepada Abdurrahman bin Auf , “Selenggarakanlah


walimah walaupun hanya dengan seekor kambing,” pada hadits di atas, Imam Syafi’i dan
Mazhab Dzahiri berpendapat bahwa walimatul ‘ursy hukumnya adalah wajib, karena dzahir
dari sebuah perintah adalah untuk mewajibkan.

Sedang menurut jumhur ulama, dan pendapat yang masyhur dari Mazhab Maliki dan Mazhab
Hambali serta sebagian ulama Syafi’iyah, hukum walimah adalah sunnah muakkadah
(sunnah yang sangat dianjurkan).

Ibnu Qudamah berkata, “Tidak ada perbedaan pendapat di antara ahli ilmu bahwa hukum
walimah adalah sunnah dan disyariatkan (sangat dituntut), bukan wajib.”
Bab Lelaki Melihat Wanita Karena Ingin Menikahinya.
No. Hadits 2082

ْ‫ن ئْ نْ ئَََت تُ ِن ت‬ ‫ة‬ ‫تت‬


‫ِِ ئْ ُِدئَْئا ئْنْ فُ ََن ئوَُْ ِن فْ تَئَِ ئْ ُِدئَْئا فُئ َِ فُ ِن فْ إت نَ ئَ ئَ ئْ نْ ئِ فََئِ ِن تْ فْ ئ‬
‫صن ة‬ ‫ئْ ُِدئَْئا فِ ئُِ د‬
‫َّف ئِْئنِ تُ ئَ ئَِ ئم‬
ِ ‫صِى‬ ‫وَ ِت‬ ‫ْْ تُ ََُِ نم تْ ُُْ تِ َِْ َُ تُ ِ تْ ُِ ةاُ ْْ ْاِت تُ ِ تْ ْْ تُ ِت‬
‫َّ ئ‬ ‫َّ َئ ئاَ َئ ئاَ ئِ فَ ف‬ ‫ئ ئ ن ن ئ ئ ن ن ف ئ ئ ن ئ ن ئن‬ ‫ئن‬
‫ت ت‬
ٍ‫اُ ئ نّ ُئْنَُفئُ إت ئَ ئِا ُئ نُْفوُف إت ئَ أ ئُاْ ئَا فئْنِِئْ نُ ئُ نْ َئ ئاَ فئ ئََئنْ ف‬ ‫ََسئَئ ئ‬‫ئْ فُ فُ نم ََن ئَ نُئئٍ فئتِ نّ ن‬
‫ٍ ئ‬ ‫إ ئَُ ئََئ ئ‬
‫ت‬
‫اْ ئَا ئََئْئزبَتْ ئَا فئْسئْئزَِ نْسفْ ئَا‬
‫ْا تٍُِد فئ فُنٍَ ئئَئُِْف ئها ْ ِّ ِئٍُ تِنََْا ِا ِْ تاّ إت ئَ أت ئُ ت‬
‫ئ ئ ئن ف ئ ئ ئئ‬ ‫ف‬ ‫ئ ئ‬
Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid
bin Ziyad, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishaq, dari Daud bin Hushain,
dari Waqid bin Abdurrahman bin Sa'd bin Mu'adz dari Jabir bin Abdullah, ia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian
meminang seorang wanita, jika ia mampu untuk melihat sesuatu yang mendorongannya
untuk menikahinya hendaknya ia melakukannya." Jabir berkata; kemudian aku meminang
seorang gadis dan aku bersembunyi untuk melihatnya hingga aku melihat darinya apa yang
mendorongku untuk menikahinya, lalu aku pun menikahinya.

Biografi Perawi Hadits

 Nama Lengkap : Al-Imam Al-Hadizh Al-Hujjah Musaddad bin Musrihad bin


Musribal bin Mustawrid Al-Bashari Al-Asady
 Lahir : th 150 H
 Kun-yah : Abul Hasan
 Negeri semasa hidup : Bashrah
 Wafat : th 228 H

Musaddad meriwayatkan hadits dari 178 orang gurunya, diantaranya ialah: Abdullah bin
Yahya bin Abi Katsir, Hasyim, Yazid bin Zuray’i, ‘Isa bin Yunus, Mahdi bin Maimun, Ja’far
bin Sulaiman, Hamad bin Yazid, Abi al-Ahwash, ‘Abdul Wahid bin Ziyad, Abi Awanah, Abi
al-Aswad Hamad bin al-Aswad, Waki’, al-Qaththan, Ibn ‘Ulayyah, Khalid bin ‘Abdillah
al-Wasithi, Khalid bin Harits dan yang lainnya. Selain itu, ia juga meriwayatkan hadits
kepada muridnya yang berjumlah 154 orang, diantaranya ialah: Al-Bukhari, Abu Dawud,
at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Abu Zur’ah, Abu Hatim ar-Raziyan, Muhammad bin Yahya ad-Duhli,
Ibn Yahya dan Ismail bin Ishaq al-Qadhi, Yaqub bin Sufyan, Yaqub bin Syaibah, Mu’adz bin
Mutsanna, Yusuf bin Ya’qub al-Qadhi, Abu Khalifah dan yang lainnya.
Komentar Ulama

 Yahya bin Ma’in : Shaduuq


 Ahmad bin Hambal : Shaduuq
 Abu Zur’ah : Shaduuq
 An-Nasaa’i : Tsiqah
 Al ‘Ajli : Tsiqah
 Abu Hatim : Tsiqah

Kosa Kata Hadits

● Bersembunyi ‫ئئَئُِْف‬ ● Aku Melihat ٍ


‫ئِئُن ف‬
● Sanggup ُ‫ََسئَئا‬
‫ن‬ ● Aku Menikahinya ‫فئْسئْئزَِ نْسفْ ئَا‬

Hukum dan Faedah Hadits

Para ahli fikih berbeda pendapat tentang apa saja yang dibolehkan untuk dilihat oleh
peminang dalam beberapa pendapat:

Jumhur ulama Hanafiyah, Malikiyah dan Syafi’iyyah mereka berpendapat bahwa yang boleh
dilihat adalah wajah dan kedua telapak tangan, Hanafiyah menambahkan juga kedua telapak
kaki.

Sedangkan ulama Hanabilah berpendapat bahwa yang boleh dilihat adalah apa-apa yang
biasanya nampak, seperti: wajah, kedua telapak tangan, kepala, leher dan kedua kaki.

Daud adz Dzahiri dan salah satu riwayat Ahmad berpendapat bahwa yang boleh dilihat
adalah semua tubuhnya selain aurat vital, yaitu; qubul dan dubur.

Pendapat yang paling kuat adalah pendapat Hanabilah; karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam pada saat mengizinkan seorang sahabatnya untuk melihat pinangannya tanpa
sepengetahuannya, diketahui bahwa beliau mengizinkannya untuk melihat yang biasa
nampak, karena tidak mungkin hanya melihat wajahnya saja padahal selain wajah juga
tampak di hadapan. dan yang sering nampak itu adalah wajah dan yang serupa”. (Kasyful
Qana: 5/10)

Sedangkan pendapat yang menyatakan bahwa boleh melihat semua tubuhnya kecuali
kemaluan depan dan belakang, hal ini tidak benar; karena hukum asalnya diharamkan
melihatnya, dan seorang wanita tidaklah telanjang ketika berada di dalam rumah, hingga
difahami bahwa boleh melihat seluruh tubuhnya. Melihat tunangan itu dengan syarat
amannya dari pemicu dorongan syahwat, maka hal tersebut akan sulit dihindari dengan
melihat pada seluruh tubuh

Ada baiknya di sini kami sampaikan syarat-syarat melihat wanita tunangannya:

Syeikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin Rahimahullah berkata: “Syarat bolehnya


melihat wanita (untuk dipinang) ada enam perkara:

1. Dilakukan tidak dengan berduaan

2. Tanpa syahwat, dan jika melihat dengan disertai syahwat maka hukumnya haram; karena
tujuan melihat itu adalah untuk mengkroscek bukan untuk menikmati pandangan.

3. Besar perkiraannya untuk diterima

4. Melihat apa yang biasa nampak

5. Dia ber-azzam untuk meminangnya, yaitu; melihat itu karena merupakan hasil
keinginannya maju kepada walinya untuk meminang anaknya, adapun jika dia ingin
mengetahui banyak wanita maka tidak boleh.

6. Pada saat dipinang, pihak wanita tidak boleh nampak berhias dan memakai
wangi-wangian, bercelak, dan lain sebagainya; karena tujuannya bukan untuk menjadikan
seseorang terangsang untuk berjima’ dengannya hingga tampak berhias, kalau sama
suaminya tidak apa-apa. Yang demikian itu justru akan menimbulkan fitnah. Hukum asalnya
adalah haram; karena dia bukan mahramnya (asing), jika nampak bersolek justru akan
merusak dirinya sendiri, karena jika dia jadi menikahinya, lalu menngetahui paras aslinya
bisa jadi dia akan membencinya, pandangannya pun akan berbeda, apalagi syetan selalu akan
lebih memperindah pandangan kepada yang tidak dihalalkan dari pada kepada istrinya yang
sah, oleh karena sebagian orang –na’udzubillah- dia mempunyai istri yang cantik, namun
masih saja memandang wanita yang buruk rupa; karena syetan memperindah pandangannya
karena masih belum halal, jika bertemu antara tipuan syetan dengan berhiasnya wanita
tersebut akan semakin memikat laki-laki, kemudian jika sudah menikahinya ia pun
mendapatinya berbeda dengan yang di dalam bayangannya. Maka akan mengakibatkan akhir
yang buruk.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah kita menelaah dua hadits dari Sunan Abu Dawud pada Kitab Nikah, maka
pada Bab “Minimalis dalam Mahar” dapat disimpulkan bahwa syari’at Islam tidak
memberatkan para lelaki yang hendak menikahi seorang perempuan dengan mahar yang
besar. Dan hukum menyeleggarakan Walimatul ‘Ursy menurut Jumhur ‘Ulama adalah
Sunnah Muakkadah (Sunnah yang sangat dianjurkan), sehingga apabila seseorang tidak
menyelenggarakan Walimatul ‘Ursy disebabkan miskin, maka hal ini tidaklah berdosa.
Namun yang lebih utama adalah tetap merayakan pernikahan meskipun dengan biaya
terbatas dengan niatan memberikan kegembiraan untuk orang lain.

Adapun pada Bab “Lelaki Melihat Wanita Karena Ingin Menikahinya” dapat
disimpukan bahwa bagian tubuh wanita yang boleh dilihat oleh seseorang yang hendak
melihatnya adalah bagian wajah dan kedua telapak tangan. Adapun syarat-syarat melihat
wanita tunangannya telah kami sebutkan pendapat dari Syaikh Muhammad bin Shalih
Al-’Utsaimin Rahimahullah.

B. Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, kami akan sangat menerimanya dengan senang
hati.

Apabila terdapat kesalahan, mohon sekiranya dapat dibukakan pintu maaf yang
sebesar-besarnya, karena kami hanya hamba Allah yang tak luput dari khilaf dan lupa.

Anda mungkin juga menyukai