Anda di halaman 1dari 2

Elaborasi Pemahaman

Elaborasi Pemahaman menjadi ruang perjumpaan antara Mahasiswa dengan Dosen/Instruktur.


Dosen/Instruktur memfasilitasi proses dialog Bersama Mahasiswa dengan panduan pertanyaan
pemantik sebagai berikut:

1. Apa langkah awal melepaskan ‘belenggu’ pada Pendidikan Indonesia dalam upaya
mewujudkan Pendidikan yang memerdekakan peserta didik?
Jawab:
Yang menjadi dasar kita adalah sebuah kesadaran atau komitmen untuk mewujudkan
sebuah pendidikan yang memerdekakan, pendidikan yang memanusiakan, dan berpihak pada
murid. Dalam hal ini kita melihat Bapak Pendidikan kita adalah sumber inspirasi yang luar
biasa. Dengan melihat pemikiran Ki Hadjar Dewantara sudah sangat sesuai dengan tantangan
zaman, juga dengan konteks kita saat ini. Seperti semboyan Ki Hadjar, Ing Ngarso Sung Tulodo,
Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, nilai utama setiap pendidik di Indonesia
adalah menjadi teladan, pembangkit semangat, dan pemberdaya menuju kemerdekaan
peserta didik. Maka pada Merdeka Belajar, Program Guru Penggerak diluncurkan. Guru
Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara
holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk
mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan
agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

2. Sebagai seorang guru, mengapa kita perlu melepaskan diri dari ‘belenggu’ praktik-praktik
Pendidikan yang belum memerdekakan peserta didik?
Jawab:
Pendidikan yang memerdekakan adalah peroses pendidikan yang menuntun murid di dalam
mereka mengembanhkan potensi-potensi positif yang ada, yang dilandasi dari kebebasan di
dalam mengeksplorasi potensi-potensi tersebut, bebas dari berbagai tekanan baik dari
tekanan dari dalam diri individu murid tersebut, maupun dari dalam luar diri. namun meskipun
demikian pendidikan yang memerdekakan ini haruslah di landasi dari prinsip among. Jika
bangsa ini tujuannya adalah berisi atau memperoleh manusia-manusia yang merdeka dan
menjalankan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan, searah dengan yang terpateri dalam
Preambule Undang-Undang Dasar 1945 dan Pasal 31 sebagai turunan dari Preambul, maka
tidak ada pilihan bagi kita selain menjalankan pendidikan yang memerdekakan, jadi bukan
pendidikan yang menjinakkan.

3. Bagaimana melepaskan diri dari ‘belenggu’ praktik-praktik Pendidikan yang belum


memerdekakan peserta didik?
Jawab:
Kualitas kepemimpinan berdampak signifikan terhadap efektivitas sekolah. Peran
pemimpin sangat krusial dalam membawa perubahan dalam kualitas belajar siswa. Walaupun
banyak faktor-faktor lain yang juga memengaruhi kualitas belajar siswa, seperti pengajaran
guru di kelas, pemimpin sekolah memegang peranan penting dalam menyinergikan berbagai
macam variabel-variabel yang ada di dalam dan luar sekolah, agar semua murid dapat belajar
dengan baik.
Peran Pendidik diibaratkan seorang Petani atau tukang kebun yang tugasnya adalah
merawat sesuai kebutuhan dari tanaman-tanamannya itu agar tumbuh dan berbuah dengan
baik, tentu saja beda jenis tanaman beda perlakuanya. Artinya bahwa kita seorang pendidik
harus bisa melayani segala bentuk kebutuhan metode belajar siswa yang berbeda-beda
(berorientasi pada anak). Kita harus bisa memberikan kebebasan kepada anak untuk
mengembangkan ide, berfikir kreatif, mengembangkan bakat/minat siswa (merdeka belajar),
tapi kebebasan itu bukan berarti kebebasan mutlak, perlu tuntunan dan arahan dari guru
supaya anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

Koneksi Antar Materi


Pada tahap ini, Mahasiswa meninjau ulang keseluruhan materi dari ‘Mulai dari Diri’ hingga
‘Elaborasi Pemahaman’ untuk membuat ‘Koneksi Antar Materi’ sebagai kesimpulan penguasaan
materi ‘Perjalanan Pendidikan Nasional’ dengan uraian tugas sebagai berikut:

1. Tinjau kembali tugas individu dan kelompok yang telah dikembangkan pada fase Mulai Dari Diri,
Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual.

2. Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan untuk menguatkan pemahaman Anda tentang
materi Perjalanan Pendidikan Nasional.

Jawab: Hasil kesimpulan

Perkembangan pendidikan di Indonesia sudah dimulai sejak zaman Pra-sejarah, Hindu Budha,
Kolonial hingga saat ini. Meskipun Indonesia sudah merdeka, tapi kenyataannya masih ada
belenggu-belenggu yang mengganggu kemerdekaan peserta didik dan guru didalam praktik
pendidikan di Indonesia hingga saat ini. Sehingga masalah ini menjadi penghambatan untuk
kemajuan pendidikan Indonesia. Jika dibandingkan dengan pelaksanaan pendidikan dahulu dan
saat ini, pendidikan sekarang sudah lebih mementingkan kualitas dan berpedoman pada UU
Sisdiknas dan hasil pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara. Saat ini pemerintah sudah
mengupayakan untuk memerdekaan peserta didik melalui paradigma baru dalam proses
pembelajaran.

Melalui mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia ini saya mendapatkan pemahaman dan
pengalaman baru terkait nilai-nilai filosofi Ki Hajar Dewantara. Gagasan yang dikemukakan Ki
Hadjar Dewantara mengenai pendidikan yang memperhatikan kodrat peserta didik dan
mempertimbangkan aspek keseimbangan cipta, rasa, dan karsa. Yaitu Pendidikan yang tidak
hanya mengedepankan pengetahuan, tetapi juga mengembangkan keterampilan berfikir dan
kecerdasan batin. Pemahaman baru inilah yang menjadi refleksi diri saya untuk mengajar di
sekolah nanti. Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik
dalam pendidikan abad ke-21 ini, yang akan saya praktekan dalam praktik PPL di sekolah mitra
nantinya.

Anda mungkin juga menyukai