Anda di halaman 1dari 9

Analisis Faktor Infrastruktur yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Sektor Pertanian dan dampaknya terhadap Pembangunan Ekonomi


di Kabupaten Enrekang

Annisa Rezki Ramadhani1


1
Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial,
Pasca SarjanaUniversitas Negeri Makassar, Indonesia
Annisarusli6@gmail.com

ABSTRAK

Studi ini menggunakan metode analisis data sekunder untuk memeriksa faktor-faktor infrastruktur
yang mempengaruhi pertumbuhan pembangunan ekonomi di Kabupaten Enrekang. Tantangan utama yang
dihadapi oleh petani dan masyarakat, terutama dalam sektor pertanian, termasuk kondisi jalan yang
buruk, kurangnya sarana transportasi umum, pemadaman listrik yang sering, dan keterbatasan akses
terhadap informasi pertanian. Kerusakan jalan menghambat distribusi hasil panen dan meningkatkan
biaya transportasi, sementara kurangnya sarana transportasi umum membatasi akses pasar dan layanan
pertanian, serta menyebabkan isolasi sosial dan ekonomi. Pemadaman listrik menghambat penggunaan
teknologi pertanian modern dan fasilitas penyimpanan, sementara keterbatasan akses informasi pertanian
membatasi efisiensi operasional dan adopsi inovasi petani. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan
investasi dalam perbaikan jaringan jalan, infrastruktur transportasi, penyediaan listrik yang stabil, serta
peningkatan cakupan jaringan internet dan infrastruktur komunikasi. Langkah-langkah ini diharapkan
dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Enrekang.

Kata Kunci: Infrastruktur, Pertanian, danPembangunan Ekonomi

ABSTRACT
This study employs a secondary data analysis method to examine the factors influencing economic
development in Enrekang District. The primary challenges faced by farmers and communities, particularly in
the agricultural sector, include poor road conditions, inadequate public transportation, frequent power
outages, and limited access to agricultural information. Road damage hinders the distribution of harvests
and increases transportation costs, while inadequate public transportation limits access to markets and
agricultural services, leading to social and economic isolation. Power outages hinder the use of modern
agricultural technology and storage facilities, while limited access to agricultural information restricts
operational efficiency and the adoption of farming innovations. To address these challenges, investments are
needed in road network improvements, transportation infrastructure, reliable electricity supply, and the
expansion of internet coverage and communication infrastructure. These steps are expected to support
economic growth and community welfare in Enrekang District.

Keywords: Infrastructure, agricultural and economic development.

PENDAHULUAN
Sulawesi Selatan, salah satu basis pertanian di Indonesia bagian timur, telah dikenal
sebagai produsen tanaman pangan utama. Di antara komoditas utamanya adalah padi,
yang menegaskan peran daerah ini sebagai lumbung padi nasional. Namun, selain
tanaman pangan, Sulawesi Selatan juga menghasilkan berbagai komoditas subsektor lain
yang menjadi andalannya. Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam
pembangunan daerah, termasuk di Kabupaten Enrekang. Pembangunan ekonomi daerah
bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja bagi masyarakat lokal.
Pertumbuhan ekonomi dan struktur ekonomi merupakan indikator penting dalam
mengevaluasi keberhasilan pembangunan ekonomi daerah. Menurut data BPS Kabupaten
Enrekang (2019), sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memiliki kontribusi terbesar
terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Enrekang, mencapai 39,23
persen pada tahun 2018.
Masalah infrastruktur di Kabupaten Enrekang menjadi kendala utama yang
menghambat kemajuan ekonomi lokal. Salah satu permasalahan yang signifikan adalah
kondisi jalan yang tidak memadai dan minimnya jaringan jalan yang terkoneksi dengan
baik. Banyak jalan di Kabupaten Enrekang yang rusak parah atau tidak terhubung secara
efisien, mengakibatkan hambatan mobilitas barang dan individu. Dampaknya, petani
kesulitan dalam mengirimkan hasil panen ke pasar atau memperoleh input pertanian yang
diperlukan, sementara masyarakat umum juga menghadapi kesulitan dalam mengakses
layanan publik dan kesehatan secara lancar, yang berimplikasi pada kesejahteraan dan
produktivitas mereka (Maddatuang et al., 2021).
Kendala akses bagi petani juga menjadi perhatian serius dalam meningkatkan
perekonomian daerah. Banyak petani di Kabupaten Enrekang yang menghadapi kesulitan
mendapatkan akses ke lahan pertanian yang subur dan layanan pertanian yang memadai,
seperti benih berkualitas, pupuk, dan teknologi pertanian. Keterbatasan ini menghambat
peningkatan produktivitas pertanian dan variasi usaha pertanian, yang sebenarnya harus
menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian (Intan Suswita et al., 2020).
Masalah infrastruktur lainnya adalah kekurangan fasilitas yang mendukung aktivitas
ekonomi. Misalnya, kekurangan fasilitas penyimpanan dan pengolahan hasil pertanian
menghalangi potensi pertanian untuk meningkatkan nilai tambahnya. Selain itu,
keterbatasan akses terhadap listrik dan air bersih di beberapa daerah juga membatasi
peluang investasi dan pertumbuhan sektor industri dan jasa. Dengan mengatasi tantangan-
tantangan infrastruktur ini melalui peningkatan dan pengembangan infrastruktur yang
berkelanjutan serta implementasi kebijakan yang mendukung, diharapkan dapat
diciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif
dan berkelanjutan di Kabupaten Enrekang.
Infrastruktur memegang peran yang krusial dalam pengembangan ekonomi
Kabupaten Enrekang, khususnya dalam hal sektor pertanian yang merupakan salah satu
sektor utama dalam perekonomian lokal. Meskipun Kabupaten Enrekang kaya akan
sumber daya alam dan memiliki potensi pertanian yang besar, namun tantangan
infrastruktur yang dihadapi menghambat pertumbuhan ekonomi yang optimal (Chaminra
& Syamsuddin, 2021). Salah satu masalah utama adalah kurangnya ketersediaan
infrastruktur yang mendukung di sektor pertanian (Kasmira, 2020). Kondisi jalan yang
tidak memadai dan minimnya jaringan jalan yang terhubung secara efisien menjadi salah
satu hambatan utama. Banyak ruas jalan di wilayah ini yang rusak parah atau belum
terhubung dengan baik, menghambat mobilitas petani dalam mengakses lahan pertanian
dan pasar. Dampaknya, proses distribusi hasil pertanian menjadi terhambat, menyebabkan
peningkatan biaya dan kerugian waktu bagi para petani (Afriyana, 2023). Kondisi ini juga
berdampak pada kualitas dan kuantitas hasil panen yang dapat dijual, serta menghambat
akses masyarakat umum terhadap bahan pangan dan produk pertanian. Selain itu,
aksesibilitas transportasi yang kurang memadai juga merupakan masalah serius dalam
pembangunan ekonomi pertanian. Sarana transportasi yang terbatas dan infrastruktur
transportasi yang belum berkembang secara optimal menghambat distribusi hasil
pertanian dari desa ke pasar. Hal ini tidak hanya memperlambat arus barang, tetapi juga
meningkatkan biaya transportasi yang akhirnya memberikan dampak negatif pada harga
produk pertanian di pasar.
Masalah lain yang dihadapi oleh sektor pertanian di Kabupaten Enrekang adalah
ketersediaan listrik yang tidak stabil serta minimnya fasilitas untuk menyimpan dan
mengolah hasil pertanian. Ketersediaan listrik yang tidak dapat diandalkan seringkali
menghambat penerapan teknologi pertanian modern seperti irigasi otomatis atau alat-alat
pengolahan hasil pertanian. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakmampuan petani untuk
mengoptimalkan proses pertanian mereka, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi
produktivitas dan kualitas hasil panen.

Selain itu, tantangan infrastruktur dalam sektor pertanian di Kabupaten Enrekang


juga melibatkan keterbatasan akses terhadap layanan pertanian. Kurangnya akses terhadap
layanan telekomunikasi, seperti jaringan telepon dan internet, serta layanan pertanian
lainnya, menyulitkan petani untuk mendapatkan informasi penting tentang teknik
pertanian terbaru, harga pasar, dan lainnya. Akibatnya, produktivitas dan kualitas hasil
pertanian dapat terhambat karena kurangnya akses terhadap sumber daya dan informasi
yang diperlukan. Ini berdampak pada pendapatan petani serta menyulitkan upaya
diversifikasi usaha pertanian untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal(Syafira &
Triani, 2021).
Melalui peningkatan dan pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan, termasuk
perbaikan jaringan jalan, peningkatan aksesibilitas transportasi, serta investasi dalam
listrik dan telekomunikasi, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif
bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Kabupaten Enrekang,
khususnya dalam sektor pertanian (Ma’ruf & Daud, 2013). Dengan demikian, peran
infrastruktur dalam pembangunan ekonomi pertanian di Kabupaten Enrekang menjadi
sangat penting untuk diperhatikan dan diprioritaskan dalam agenda pembangunan daerah.

METODE ANALISIS
Metode analisis yang digunakan adalah analisis data sekunder, metode ini digunkan
untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi di Kabupaten
Enrekang. Pendekatan analisis data sekunder digunakan untuk menggali wawasan baru
tentang kondisi ekonomi dan pertanian di wilayah tersebut berdasarkan data yang sudah
ada. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang diambil dalam mengumpulkan,
mengevaluasi, dan menganalisis data sekunder, serta proses interpretasi hasil analisis
untuk memahami kondisi pembangunan ekonomi dan pertanian. Analisis infrastruktur
terhadap pembangunan ekonomi di Kabupaten Enrekang, metode penelitian analisis data
sekunder menjadi krusial dalam menggali hubungan antara kondisi infrastruktur dengan
pertumbuhan ekonomi lokal.
Melalui identifikasi data yang relevan terkait kondisi jalan, aksesibilitas
transportasi, pasokan listrik, dan ketersediaan layanan telekomunikasi di wilayah tersebut,
kita dapat mengevaluasi dampak infrastruktur terhadap aktivitas ekonomi, khususnya
dalam sektor pertanian. Misalnya, dengan menganalisis data mengenai kondisi jalan yang
rusak atau minimnya jaringan jalan yang terkoneksi dengan baik, kita dapat memahami
bagaimana kendala akses terhadap lahan pertanian dan pasar menghambat distribusi hasil
panen, yang pada gilirannya mempengaruhi pendapatan petani dan pertumbuhan ekonomi
lokal. Begitu pula dengan analisis terhadap ketersediaan listrik dan layanan
telekomunikasi, kita dapat melihat bagaimana kurangnya infrastruktur tersebut
mempengaruhi penggunaan teknologi pertanian modern dan akses terhadap informasi
penting bagi petani. Dengan demikian, melalui pendekatan analisis data sekunder, kita
dapat mengidentifikasi area-area di mana peningkatan infrastruktur dapat memberikan
dampak positif terhadap pembangunan ekonomi di Kabupaten Enrekang, sehingga dapat
merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN


1. Jaringan Jalan
Kondisi jalan di Kabupaten Enrekang merupakan salah satu tantangan utama yang
dihadapi oleh para petani dan masyarakat lokal dalam menjalankan kegiatan ekonomi,
khususnya dalam sektor pertanian. Masalah kondisi jalan yang rusak parah dan tidak
terawat telah menjadi penghalang signifikan bagi aksesibilitas dan mobilitas di
wilayah tersebut. Dampak buruk dari kondisi jalan yang tidak memadai ini dapat
dirasakan secara langsung dalam berbagai aspek kehidupan ekonomi dan sosial
masyarakat. Pertama-tama, lubang-lubang besar atau kerusakan lainnya pada jalan-
jalan utama menuju ke lahan pertanian dan pasar menjadi penghalang utama bagi para
petani dalam mengangkut hasil panen mereka. Ketika kendaraan bermotor harus
melewati jalan yang rusak, hal ini tidak hanya menimbulkan risiko kerusakan pada
kendaraan dan barang yang diangkut, tetapi juga meningkatkan waktu tempuh dan
biaya transportasi. Dalam hal pertanian, setiap penundaan dalam distribusi hasil panen
dapat menyebabkan penurunan kualitas produk atau bahkan kerugian finansial yang
signifikan bagi petani (Tapparan, 2020).
Selain itu, akses yang terbatas atau bahkan tidak dapat dilalui ke lahan pertanian
juga menghambat proses pengiriman input pertanian seperti bibit, pupuk, dan bahan-
bahan lainnya yang diperlukan untuk kegiatan pertanian. Hal ini dapat mengganggu
penjadwalan pertanian dan mengurangi efisiensi dalam proses produksi, yang pada
gilirannya dapat mempengaruhi produktivitas pertanian secara keseluruhan. Dampak
ekonomi dari masalah kondisi jalan yang buruk ini juga sangat signifikan (Ma’ruf &
Daud, 2013). Biaya transportasi yang meningkat akibat jalan rusak akan memberikan
beban tambahan bagi petani, yang pada akhirnya dapat mengurangi pendapatan bersih
mereka. Selain itu, pengurangan efisiensi operasional akibat masalah jalan juga dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi lokal secara keseluruhan, dengan mengurangi
potensi investasi dan aktivitas ekonomi di wilayah tersebut.
Oleh karena itu, perbaikan dan pemeliharaan jaringan jalan merupakan langkah
yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi ekonomi dan sosial di Kabupaten
Enrekang. Investasi dalam infrastruktur jalan yang memadai tidak hanya akan
meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas bagi para petani dan masyarakat lokal, tetapi
juga akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di
wilayah tersebut. Hal ini akan memungkinkan pertanian lokal untuk menjadi lebih
kompetitif, meningkatkan pendapatan petani, dan memperkuat ketahanan pangan
lokal, yang pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi seluruh komunitas.

2. Aksesibilitas Transportasi
Kurangnya sarana transportasi umum yang memadai di wilayah pedesaan
Kabupaten Enrekang menjadi salah satu permasalahan yang signifikan dalam
mendukung aktivitas ekonomi, terutama di sektor pertanian. Mobilitas yang terbatas
bagi para petani mengakibatkan berbagai hambatan dalam mengakses pasar dan
layanan pertanian, yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi di sektor ini. Dampak dari ketidakmampuan untuk mengangkut hasil panen
dengan mudah ke pasar atau mendapatkan input pertanian secara efisien sangat
berdampak pada daya saing dan kesejahteraan petani serta masyarakat pedesaan secara
keseluruhan. Keterbatasan sarana transportasi umum mempersulit petani untuk
mengirimkan hasil panen mereka ke pasar dengan cepat dan efisien. Beberapa petani
mungkin bergantung pada kendaraan umum untuk mengangkut produk mereka, namun
dengan kurangnya layanan yang memadai, mereka menjadi terbatas dalam opsi
transportasi. Akibatnya, hasil panen mungkin terlambat tiba di pasar, yang dapat
mengakibatkan penurunan kualitas dan nilai jual produk, serta menimbulkan kerugian
finansial bagi petani. Selain itu, kesulitan dalam mendapatkan input pertanian seperti
bibit, pupuk, dan pestisida juga dapat menghambat produktivitas pertanian (Weya &
Lubis, 2022). Dengan transportasi yang terbatas, petani mungkin menghadapi kendala
dalam mendapatkan input pertanian secara tepat waktu dan efisien. Hal ini dapat
memperlambat proses pertanian dan mengurangi hasil produksi, yang pada gilirannya
memengaruhi pendapatan petani dan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian.
Tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, kurangnya sarana transportasi umum
yang memadai juga dapat menyebabkan isolasi sosial dan ekonomi bagi masyarakat
pedesaan. Keterbatasan aksesibilitas ke layanan kesehatan, pendidikan, dan kegiatan
ekonomi lainnya dapat menghambat pengembangan potensi dan kualitas hidup
masyarakat pedesaan secara keseluruhan. Ini dapat memperkuat kesenjangan sosial
dan ekonomi antara wilayah pedesaan dan perkotaan, serta menghambat upaya untuk
mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif (Muljaningsih, 2022). Oleh
karena itu, upaya untuk meningkatkan sarana transportasi umum di wilayah pedesaan
Kabupaten Enrekang sangat penting. Investasi dalam infrastruktur transportasi yang
memadai, termasuk perluasan jaringan jalan dan penyediaan layanan transportasi
umum yang terjangkau dan efisien, akan membantu memfasilitasi mobilitas petani dan
masyarakat pedesaan secara keseluruhan. Hal ini akan meningkatkan aksesibilitas ke
pasar, layanan pertanian, dan kesempatan ekonomi lainnya, yang pada akhirnya akan
mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
3. Keterbatasan Listrik dan Energi
Pemadaman listrik yang sering terjadi, terutama di wilayah pedesaan Kabupaten
Enrekang, menjadi salah satu masalah utama yang mengganggu operasional alat
pertanian dan fasilitas penyimpanan hasil pertanian. Selain itu, masih ada desa-desa
yang belum terjangkau oleh pasokan listrik, memperburuk kondisi tersebut. Dampak
dari kurangnya akses terhadap listrik yang stabil sangat berdampak pada pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan petani serta masyarakat di wilayah tersebut. Pertama-tama,
pemadaman listrik yang sering terjadi mengganggu operasional alat pertanian modern
yang bergantung pada listrik, seperti pompa irigasi otomatis atau mesin pengolah hasil
pertanian. Tanpa akses yang konsisten terhadap listrik, petani mungkin terpaksa
bergantung pada metode tradisional dalam menjalankan kegiatan pertanian mereka,
yang sering kali kurang efisien dan kurang produktif. Hal ini dapat menghambat
peningkatan produktivitas pertanian dan membatasi potensi pertumbuhan ekonomi
sektor pertanian di wilayah tersebut.
Kurangnya pasokan listrik yang stabil juga menghambat penggunaan fasilitas
penyimpanan hasil pertanian yang membutuhkan daya listrik, seperti pendingin atau
freezer. Tanpa fasilitas penyimpanan yang memadai, risiko kerugian hasil panen
akibat pembusukan atau kerusakan meningkat secara signifikan. Hal ini tidak hanya
mengakibatkan kerugian finansial bagi petani, tetapi juga mengurangi ketersediaan
dan kualitas produk pertanian yang tersedia di pasar lokal. Lebih lanjut, kondisi ini
juga mempengaruhi daya saing petani dan pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut
secara keseluruhan. Dengan keterbatasan akses terhadap teknologi pertanian modern
dan fasilitas penyimpanan yang didukung oleh listrik, petani di Kabupaten Enrekang
mungkin kesulitan bersaing dengan petani dari wilayah lain yang memiliki akses yang
lebih baik terhadap infrastruktur listrik yang stabil. Hal ini dapat menghambat
integrasi petani ke dalam rantai pasokan yang lebih luas dan mengurangi peluang
ekonomi mereka (Pemban et al., 2019).
Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan akses terhadap listrik yang stabil di
wilayah pedesaan Kabupaten Enrekang menjadi sangat penting. Investasi dalam
pengembangan infrastruktur listrik, termasuk penyediaan jaringan listrik yang dapat
diandalkan dan terjangkau serta penyediaan sumber energi terbarukan, akan membantu
mengatasi masalah ini. Dengan demikian, petani dan masyarakat pedesaan akan dapat
memanfaatkan teknologi pertanian modern dengan lebih efektif, meningkatkan
produktivitas, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah
tersebut.

4. Telekomunikasi:
Keterbatasan cakupan jaringan internet atau sinyal seluler yang lemah telah
menjadi hambatan serius bagi para petani di Kabupaten Enrekang dalam mengakses
informasi penting terkait pertanian. Informasi seperti perkiraan cuaca, teknik pertanian
terbaru, harga pasar, dan praktik pertanian yang efisien sangat penting bagi petani
untuk mengambil keputusan yang tepat dalam pengelolaan lahan dan produksi
pertanian mereka. Namun, dengan keterbatasan aksesibilitas terhadap informasi ini,
petani menghadapi tantangan yang signifikan dalam meningkatkan efisiensi
operasional dan mengadopsi inovasi dalam praktik pertanian mereka. Salah satu
dampak langsung dari keterbatasan ini adalah pada efisiensi operasional petani. Tanpa
akses yang memadai terhadap informasi seperti perkiraan cuaca, petani kesulitan
untuk merencanakan kegiatan pertanian mereka dengan tepat. Perkiraan cuaca yang
tidak akurat atau tidak tersedia dapat mengakibatkan penggunaan sumber daya secara
tidak efisien, seperti penggunaan air irigasi yang tidak sesuai atau penundaan dalam
penanaman atau panen. Akibatnya, produktivitas pertanian dapat terpengaruh secara
negatif, mengurangi hasil panen dan pendapatan petani (Abdianto et al., 2022).
Kurangnya aksesibilitas terhadap informasi juga menghambat kemampuan petani
untuk mengadopsi inovasi dalam praktik pertanian. Dengan informasi yang terbatas
tentang teknik pertanian terbaru atau praktik pengelolaan tanaman yang efisien, petani
mungkin terjebak dalam metode tradisional yang kurang produktif. Mereka mungkin
tidak menyadari atau tidak memiliki akses ke teknologi atau praktik terbaru yang dapat
meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka. Hal ini membatasi
kemampuan petani untuk bersaing secara efektif di pasar dan membatasi potensi
pertumbuhan ekonomi sektor pertanian. Dampak dari keterbatasan akses terhadap
informasi pertanian juga dapat dirasakan secara lebih luas dalam hal pertumbuhan
ekonomi dan pertanian di wilayah tersebut. Tanpa akses yang memadai terhadap
informasi dan inovasi, pertumbuhan ekonomi dan pertanian di Kabupaten Enrekang
dapat terhambat. Inovasi dan teknologi baru seringkali menjadi driver utama
pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian, karena mereka dapat meningkatkan
produktivitas, efisiensi, dan kualitas produk (Pertanian, 2019). Oleh karena itu,
keterbatasan akses terhadap informasi pertanian dapat menghambat kemajuan sektor
pertanian danakibatnya, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di wilayah tersebut.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya serius dalam meningkatkan akses
petani terhadap informasi pertanian melalui peningkatan cakupan jaringan internet dan
perbaikan infrastruktur komunikasi. Investasi dalam teknologi informasi dan
komunikasi, serta pelatihan untuk meningkatkan literasi digital di kalangan petani,
dapat membantu mengatasi hambatan ini. Dengan demikian, petani akan dapat
mengakses informasi yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi operasional
mereka dan mengadopsi inovasi yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas
dan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian di Kabupaten Enrekang.

PENUTUP
Dari analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa pembangunan ekonomi
memiliki keterkaitan yang erat antara infrastruktur dan sektor pertanian dengan
kemajuan ekonomi lokal. Infrastruktur yang tidak memadai, khususnya kondisi jalan
yang rusak parah dan kurangnya akses transportasi umum ke wilayah pedesaan,
menjadi hambatan utama dalam memfasilitasi aksesibilitas petani ke lahan pertanian
dan pasar, serta proses distribusi hasil pertanian. Terkait infrastruktur energi,
pemadaman listrik yang sering terjadi dan masih adanya desa-desa yang belum
terjangkau oleh pasokan listrik, mengganggu efisiensi operasional petani dan
pembangunan fasilitas penyimpanan hasil pertanian yang membutuhkan pasokan
listrik yang stabil. Di samping itu, Keterbatasan akses terhadap layanan
telekomunikasi dan internet menjadi hambatan serius bagi petani di Kabupaten
Enrekang. Tanpa akses yang memadai ke layanan ini, petani kesulitan untuk
mengakses informasi penting seperti perkiraan cuaca, harga pasar, atau teknik
pertanian terbaru. Hal ini menghambat efisiensi operasional mereka dan membatasi
kemampuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian. Oleh
karena itu, upaya untuk meningkatkan infrastruktur telekomunikasi dan internet serta
memperluas akses petani terhadap layanan pertanian menjadi sangat penting.
Langkah-langkah ini akan membantu menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Kabupaten Enrekang
dengan memastikan bahwa petani memiliki akses yang memadai terhadap informasi
dan layanan yang diperlukan untuk meningkatkan hasil pertanian mereka.

REFERENSI

Abdianto, H., Limi, M. A., & Yusran, Y. (2022). Analisis Program Pembangunan
Infrastruktur Bendungan Terhadap Tingkat Kemandirian Petani Di Kecamatan Buke
Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Ilmiah Membangun Desa Dan Pertanian, 7(1).
Https://Doi.Org/10.37149/Jimdp.V7i1.23758
Afriyana, L. (2023). Analisis Dampak Pembangunan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Inklusif Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
2016-2021. Elastisitas - Jurnal Ekonomi Pembangunan, 5(1).
Https://Doi.Org/10.29303/E-Jep.V5i1.70
Chaminra, I., & Syamsuddin, R. (2021). Tinjauan Yuridis Peraturan Daerah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Enrekang. Alauddin Law Development
Journal, 3(1). Https://Doi.Org/10.24252/Aldev.V3i1.14807
Intan Suswita, Darwin Damanik, & Pawer Darasa Panjaitan. (2020). Pengaruh
Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Simalungun. Jurnal
Ekuilnomi, 2(1). Https://Doi.Org/10.36985/Ekuilnomi.V2i1.346
Kasmira. (2020). Dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan Di Kabupaten Gowa.
Administrasi Negara.
Ma’ruf, Y. P., & Daud, J. (2013). Pengaruh Investasi Infrastruktur Jalan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Di Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera
Barat. Jurnal Teknik Sipil Usu, 2(3).
Maddatuang, B., Syukur, A., & Karim, A. (2021). The Role Of Bumdes In Substanaible
Economic At Enrekang Regency. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis India, 2(2).
Muljaningsih, I. S. A. S. (2022). Analisis Pengaruh Infrastruktur Ekonomi Dan
Infrastruktur Sosial Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bojonegoro.
Ekonomika, 6(1).
Pembangunan, J. E., Ekonomi, F., & Ratulangi, U. S. (2019). Analisis Pengaruh
Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Kaimana 2007-
2017. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 19(02).
Pertanian, K. (2019). Warta Pertanian, Menuju Kedaulatan Pangan. In Majalah Warta
Pertanian: Vol. I.
Syafira, D. D., & Triani, M. (2021). Kausalitas Infrastruktur Jalan, Urbanisasi Dan
Kesejahteraan Masyarakat Di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi Dan Pembangunan,
3(2). Https://Doi.Org/10.24036/Jkep.V3i2.13603
Tapparan, S. R. (2020). Analisis Korelasi Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Tana Toraja. Ekonomika, 4(1).
Weya, I., & Lubis, I. (2022). Pengaruh Pembangunan Manusia Dan Pembangunan
Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Papua. Seminar Nasional
Pariwisata Dan Kewirausahaan (Snpk), 1.
Https://Doi.Org/10.36441/Snpk.Vol1.2022.81

Anda mungkin juga menyukai