Anda di halaman 1dari 80

PENGARUH INTANGIBLE ASSET, STRUKTUR MODAL,

DAN RETURN ON ASSET TERHADAP NILAI


PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2020-2023

PROPOSAL

Oleh :

FITRIANI
2021 456 411 225

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR
STIEM BONGAYA
MAKASSAR
2022
PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN :
PENGARUH INTANGIBLE ASSETS, STRUKTUR MODAL, RETURN OF
ASSET (ROA) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2020-2023

Disusun dan diajukan oleh :

FITRIANI

2021 456 411 225

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Makassar, ………………….. 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Syamsul Ridjal, M.Si. Muhammad Tafsir, S.E, M.Si, Ph,D
NIDN. 0021115301 NIDN:0029077205

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah,


rahamat dan hidyah-Nya yang senantiasa dilimpahakan kepada penulis,
sehingga bisa menyelesaikan Tesis dengan judul “Pengaruh Intangible
assets, Struktur modal, Return of asset (ROA) Terhadap nilai
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2020-2023”.
Adapun tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah untuk
memenuhi syarat dalam mencapai gelar Magister Ekonomi pada Program
Studi Manajemen Konsentrasi Manajemen Keuangan, Program Pasca
Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar (PPs-STIEM) Bongaya.
Penulisan penelitian ini dapat terwujud atas bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak yang telah tulus ikhlas memberikan sumbangan berupa
pikiran, motivasi, dan nasihat. Untuk semua itu, dengan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada orang tua penulis, Ayahanda
dan Ibunda yang telah membesarkan dan mendidik penulis secara ikhlas
serta memberikan motivasi dan do’a yang tiadahenti-hentinya.
Dan ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada:
1. Bapak ., MM selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bongaya Ujung
Pandang.
2. Bapak selaku Ketua PPs STIEM Bongaya.
3. Bapak Selaku Pembimbing I saya yang telah banyak memberikan
arahan terkait dengan penyelesaian penelitian yang saya lakukan.
4. Bapak selaku pembimbing II yang selalu memberikan arahan,
pelajaran, ilmu serta selalu meluangkan waktu untuk penulis selama
penyusunan tesis ini.
5. Kepada mahasiswa stiem bongaya yang telah memberikan
kesempatan dan kerjasamanya kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
6. Kepada Bapak dan Ibu dosen pasca sarjana yang telah memberikan
ilmu, wawasan serta pengalaman yang diajarkan selama ini
7. Terimakasih pula teruntuk orang yang
terkasih ......................................dan semua kerabat yang tidak

ii
bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat,
kesabaran, motivasi dan dukungannya sehingga penulis dapat
merampungkan penulisan skripsi ini.
8. Kepada Teman-teman jurusan manajemen ............................yang
telah berjuang bersama sampai saat ini, terima kasih atas kerjasama
dan bantuan kalian.
9. Serta semua pihak yang membantu penulisan penelitian tesis ini
yang tidak dapat saya sebutkan satu -persatu.
Akhirnya penulis memohon kehadirat Allah SWT, agar senantiasa
melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, Amin.

Makassar, 2022
Penulis

Fitriani

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL PENDAHULUAN


LEMBAR PERSETUJUAN DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
I. PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................7
C. Tujuan Penelitian.....................................................................8
D. Manfaat penelitian....................................................................9
II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................11
A. Tujuan Trioritis.......................................................................11
1. Konsep Manajemen Keuangan.......................................11
2. Fungsi Manajemen Keuangan.........................................16
B. Intangible assets....................................................................19
3. Pengertian Intangible assets...........................................19
4. Tujuan dan Manfaat Intangible assets.............................28
5. Hambatan Intangible assets............................................32
6. Indikator Intangible assets...............................................33
C. Struktur modal........................................................................34
7. Pengertian struktur modal...............................................34
8. Bentuk-bentuk struktur modal..........................................37
9. Tujuan dan manfaat Struktur modal................................37
10. Jenis Pelaksanaan Sanksi Struktur modal......................39
11. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur modal.........40
12. Indikator-Indikator Struktur modal...................................43
D. Return of asset (ROA)...........................................................43
13. Pengertian Return of asset (ROA)...................................43
14. Tujuan Return of asset (ROA).........................................46
15. Dasar-dasar dan syarat Return of asset (ROA)...............47
16. Jenis Return of asset (ROA)............................................49
17. Indikator Return of asset (ROA)......................................50
E. Kearifan Lokal........................................................................51

i
18. Pengertian Kearifan Lokal...............................................51
19. Ciri-ciri Kearifan Lokal.....................................................54
20. Dimensi Kearifan Lokal....................................................55
21. Kearifan Lokal Masyarakat Bugis-Makassar...................58
F. Nilai Perusahaan....................................................................62
22. Pengertian Nilai Perusahaan...........................................62
23. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja.....................64
24. Indikator Nilai Perusahaan..............................................65
G. Penelitian Terdahulu..............................................................65
III. METODOLOGI PENELITIAN..............................................................71
A. Pendekatan Penelitian...........................................................71
B. Tempat dan Waktu.................................................................71
C. Populasi dan Sampel.............................................................71
1. Populasi...........................................................................71
2. Sampel............................................................................72
D. Jenis dan Sumber Data.........................................................73
E. Teknik Pengumpulan data.....................................................73
F. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel.......75
1. Defenisi Operasional.......................................................75
2. Pengukuran Variabel.......................................................77
G. Metode Analisis......................................................................78
H. Uji Instrumen..........................................................................78
1. Uji Validitas......................................................................78
2. Uji Reliabilitas..................................................................79
I. Uji Asumsi Klasik...................................................................80
1. Uji Normalitas..................................................................80
2. Uji Multikolinieritas...........................................................80
3. Uji Heteroskedasitas........................................................81
J. Analisis regresi linier berganda..............................................82
K. Uji Hipotesis...........................................................................83
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................87

ii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pentingnya peran industri manufaktur subsektor makanan dan

minuman dalam meningkatkan nilai perusahaan memiliki dampak besar

terhadap ekonomi nasional, terutama jika kita melihat tantangan yang

dihadapi selama pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Meski berbagai

sektor industri, termasuk makanan dan minuman, mengalami penurunan

daya beli kelas menengah ke bawah dan penahanan belanja oleh

masyarakat kelas atas, industri makanan dan minuman tetap mampu

tumbuh positif. Selama pandemi, kuartal III 2020 mencatat kontraksi

ekonomi hingga -3,49%, namun industri makanan minuman masih dapat

tumbuh sebesar 0,66%. Pada kuartal II, ketika ekonomi mengalami

kontraksi -5,32%, industri makanan dan minuman tetap tumbuh 0,22%.

Bahkan pada kuartal I 2020, di tengah kondisi pandemi, pertumbuhan

industri ini mencapai 3,9%, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional.

Pentingnya peran ini semakin terlihat dari data pertumbuhan

industri makanan dan minuman yang mencapai 7,9% pada tahun 2021.

Selain itu, kontribusi industri ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

nasional meningkat signifikan dari Rp775,1 triliun pada 2020 menjadi

Rp1,23 kuadriliun pada 2022, mencapai 6,32% dari total perekonomian

nasional yang mencapai Rp19,59 kuadriliun. Lebih dari itu, makanan dan

minuman juga memainkan peran penting dalam industri pengolahan

nonmigas, menyumbang lebih dari sepertiga (38,35%) dari total PDB

industri ini yang mencapai Rp3,23 kuadriliun (BPS.Com). Porsi ini


2

menjadikan industri makanan dan minuman sebagai yang terbesar

dibanding industri pengolahan nonmigas lainnya. Pertumbuhan industri

makanan dan minuman pada triwulan II-2023, sekalipun sedikit lebih

rendah dari triwulan sebelumnya, masih mencapai 4,62%, memberikan

kontribusi positif terhadap nilai perusahaan dan mendukung pertumbuhan

ekonomi nasional. Meskipun momentum Ramadhan dan Lebaran tidak

memberikan pengaruh signifikan, kestabilan dan daya tahan sektor ini

terhadap perubahan tren konsumsi menegaskan peran strategisnya dalam

mendukung ekonomi nasional.

Dinamika bisnis yang semakin kompleks, perusahaan manufaktur

di Bursa Efek Indonesia (BEI) memerlukan pemahaman mendalam terkait

faktor-faktor yang dapat memengaruhi nilai perusahaan. Faktor-faktor

tersebut melibatkan aspek-aspek strategis, seperti aset tak berwujud

(intangible assets), struktur modal, dan return on asset (ROA). Pentingnya

faktor-faktor seperti Intangible Asset, Struktur Modal, dan Return On Asset

dalam subsektor makanan dan minuman tidak hanya memengaruhi

kesejahteraan individual perusahaan, melainkan juga memiliki dampak

yang mencakup pertumbuhan ekonomi nasional secara menyeluruh. Aset

tak berwujud, seperti merek dan reputasi, memberikan daya saing

tambahan yang tidak hanya memperkuat posisi perusahaan di pasar

domestik, tetapi juga membuka peluang untuk meningkatkan daya saing

di pasar global. Selain itu, kebijakan struktur modal yang tepat dapat

memberikan akses ke sumber daya yang diperlukan untuk inovasi dan

pengembangan, menciptakan ekosistem finansial yang stabil bagi


3

perusahaan makanan dan minuman. Efisiensi dalam Return On Asset

(ROA) juga berkontribusi pada peningkatan produktivitas sektor ini,

membangun dasar yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh

karena itu, strategi yang bijak dalam mengelola aset tak berwujud, struktur

modal, dan ROA dalam subsektor makanan dan minuman bukan hanya

menguntungkan perusahaan, tetapi juga memiliki efek positif yang

meluas, membantu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara

keseluruhan.

Aset tak berwujud (intangible assets) memiliki peran yang semakin

penting dalam menciptakan keunggulan kompetitif. Dalam konteks

perusahaan manufaktur, intangible assets dapat mencakup merek,

kekayaan intelektual, dan reputasi perusahaan. Pengelolaan dengan

efektif terhadap aset-aset ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

signifikan terhadap peningkatan nilai perusahaan. Pengelolaan aset tak

berwujud (intangible assets) di perusahaan manufaktur dihadapkan pada

sejumlah masalah yang dapat mempengaruhi kinerja dan nilai

perusahaan. Salah satu masalah utama adalah ketidakmampuan

perusahaan untuk secara efektif menilai dan mengukur nilai sebenarnya

dari intangible assets yang dimilikinya. Meskipun aset-aset ini seringkali

dianggap sebagai elemen kunci dalam menciptakan keunggulan

kompetitif, namun penilaian yang kurang tepat dapat mengakibatkan

alokasi sumber daya yang tidak optimal dan keputusan strategis yang

tidak akurat (Siswanto, 2021).


4

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wijaya & Suganda, (2020)

mengatakan bahwa kurangnya standar akuntansi yang jelas mengenai

intangible assets menciptakan hambatan, dengan akuntansi tradisional

yang tidak mampu mencerminkan nilai sebenarnya, seperti reputasi

merek. Ini berpotensi menghasilkan laporan keuangan yang kurang

akurat, menghambat keputusan informasional pemangku kepentingan.

Manajemen risiko terkait intangible assets menjadi signifikan, dengan

ketidakpastian terkait perubahan tren konsumen dan regulasi yang dapat

berdampak besar pada nilai aset tak berwujud. Menurut Devi & Amanah,

(2021) Perusahaan perlu strategi pengelolaan risiko yang adaptif. Selain

itu, kesulitan dalam mengukur pengaruh intangible assets terhadap kinerja

perusahaan menjadi hambatan untuk merancang strategi efektif dalam

lingkungan bisnis yang dinamis.

Struktur modal, sebagai kebijakan keuangan perusahaan, turut

memainkan peran krusial dalam mengelola sumber daya finansial.

Pemilihan antara ekuitas dan utang memiliki dampak yang signifikan pada

risiko dan kinerja perusahaan. Pengelolaan struktur modal perusahaan

manufaktur menghadapi sejumlah tantangan yang memengaruhi

kestabilan dan keberlanjutan operasional(Suleman et al., 2019). Salah

satu masalah sentral adalah ketidakseimbangan antara ekuitas dan utang,

di mana pemilihan opsi pembiayaan dapat menghasilkan risiko finansial

yang tidak diinginkan. Keputusan yang tidak tepat dalam struktur modal

dapat membawa konsekuensi serius, seperti beban bunga yang

berlebihan atau tekanan likuiditas yang tidak terduga (Irfani, 2020). A kses
5

terbatas terhadap sumber pendanaan menjadi hambatan utama, terutama

bagi perusahaan manufaktur yang berkeinginan untuk ekspansi dan

investasi teknologi. Keterbatasan modal eksternal dapat membatasi

pertumbuhan, mendorong ketergantungan pada modal internal yang

terbatas, dan menghambat inovasi. Ketidakpastian pasar finansial dan

fluktuasi suku bunga menjadi masalah kritis. Perubahan ekonomi global

dapat langsung memengaruhi biaya modal, memaksa penyesuaian

struktur modal secara cepat, yang bisa menjadi tugas kompleks dan

berisiko (Oktaviani et al., 2019).

Masalah kepercayaan pemegang saham dan kreditor terhadap

struktur modal juga signifikan. Menjaga keseimbangan antara memenuhi

harapan pemegang saham dan memelihara tingkat utang dapat diterima

oleh kreditor adalah krusial. Kegagalan dalam hal ini dapat mengakibatkan

penurunan nilai perusahaan dan merusak reputasi di pasar keuangan.

Ketidakmampuan mengadaptasi struktur modal dengan fleksibilitas di

tengah dinamika bisnis yang cepat berubah menjadi masalah

serius(Aryawati, 2022). Diperlukan strategi yang adaptif untuk

menghadapi perubahan kondisi pasar, memastikan struktur modal yang

mendukung pertumbuhan jangka panjang. Oleh karena itu, penelitian

mendalam diharapkan memberikan wawasan yang dibutuhkan untuk

mengatasi tantangan ini, mengoptimalkan kebijakan keuangan, dan

memastikan pertumbuhan yang seimbang dan berkelanjutan.

Return on asset (ROA), sebagai indikator kinerja keuangan,

menjadi kriteria evaluasi utama efisiensi penggunaan asset dalam


6

menciptakan keuntungan. Pengelolaan Return on Asset (ROA) di

perusahaan manufaktur dapat dihadapkan pada sejumlah masalah yang

memengaruhi efisiensi penggunaan asset dan kinerja keuangan secara

keseluruhan. Salah satu masalah utama adalah ketidakmampuan untuk

memaksimalkan ROA karena faktor-faktor internal seperti kurangnya

efisiensi operasional atau manajemen yang tidak optimal. Perusahaan

dapat mengalami penurunan ROA karena tidak mampu memanfaatkan

asset dengan sebaik-baiknya (Huda & Martanti, 2018).

Pengelolaan Return on Asset (ROA) di perusahaan manufaktur

menghadapi sejumlah tantangan kritis. Salah satu masalah utama adalah

ketidakmampuan memaksimalkan ROA karena faktor internal, seperti

efisiensi operasional yang kurang optimal atau manajemen yang tidak

efektif (Darmawan & Firdausy, 2021). Perubahan biaya operasional dan

ketidakpastian ekonomi dapat menghambat ROA yang konsisten, dipicu

oleh fluktuasi harga bahan baku atau kebijakan pemerintah yang berubah.

Perusahaan manufaktur juga dihadapkan pada dilema dalam mengelola

teknologi dan inovasi. Upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan

ROA membutuhkan investasi berkelanjutan dalam teknologi efisien dan

inovatif (Goleman et al., 2019). Namun, keterbatasan sumber daya atau

ketidakpastian pasar dapat menjadi hambatan serius. Ketidakmampuan

memahami dan mengukur faktor-faktor yang langsung memengaruhi ROA

merupakan masalah signifikan. Ini melibatkan kurangnya visibilitas

terhadap kinerja operasional dan efisiensi penggunaan aset, menghambat

kemampuan perusahaan untuk merancang strategi yang efektif dalam


7

meningkatkan ROA. Dalam lingkungan bisnis yang berubah cepat,

adaptasi terhadap perubahan tren konsumen, regulasi, atau inovasi

pesaing menjadi tantangan tambahan. Kurangnya kemampuan untuk

mengantisipasi dan menyesuaikan strategi bisnis dengan cepat dapat

merugikan ROA, menyulitkan perusahaan untuk tetap bersaing di pasar

yang dinamis (Arianto, 2022).

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode 2020-2023 menghadapi sejumlah masalah krusial

terkait dengan manajemen Intangible Asset, Struktur Modal, dan Return

on Asset (ROA) yang secara langsung memengaruhi nilai perusahaan.

Salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah kesulitan dalam menilai

nilai sebenarnya dari Intangible Asset, seperti merek, kekayaan

intelektual, dan reputasi perusahaan. Penilaian yang kurang tepat

terhadap aset-aset ini dapat menyulitkan perusahaan dalam

mengoptimalkan kontribusi mereka terhadap nilai perusahaan.Ttantangan

dalam mencapai struktur modal yang optimal menjadi kendala serius.

Perusahaan menghadapi dilema dalam menentukan proporsi yang tepat

antara ekuitas dan utang, mempengaruhi risiko keuangan dan daya tarik

investasi. Fluktuasi biaya operasional yang tidak terduga dan

ketidakpastian ekonomi, termasuk perubahan harga bahan baku, menjadi

faktor-faktor eksternal yang dapat merugikan ROA dan, akibatnya,

memengaruhi nilai perusahaan secara keseluruhan.

Keterbatasan akses terhadap sumber pendanaan juga menjadi

hambatan untuk ekspansi dan investasi inovatif, yang berpotensi


8

membatasi kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah.

Disamping itu, tantangan dalam mengelola risiko terkait perubahan

lingkungan bisnis, seperti tren konsumen yang berubah, regulasi yang

dinamis, dan inovasi pesaing, menjadi faktor kritis yang dapat berdampak

pada ROA dan nilai perusahaan. Pemahaman yang terbatas terhadap

kontribusi nyata Intangible Asset, kesulitan dalam mencapai struktur

modal yang optimal, dan tantangan dalam mengelola Return on Asset

menciptakan kompleksitas yang perlu diatasi. Oleh karena itu, penelitian

mendalam selama periode 2020-2023 diharapkan dapat membuka

wawasan yang lebih mendalam, memberikan solusi untuk mengatasi

masalah-masalah ini, dan memberikan panduan strategis bagi

perusahaan manufaktur di BEI agar dapat meningkatkan nilai mereka di

pasar yang dinamis ini.

Dengan mendalamnya analisis terhadap faktor-faktor tersebut,

penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan yang

substansial terkait strategi pengelolaan aset, kebijakan keuangan, dan

kinerja operasional perusahaan manufaktur. Implikasi hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi para pemangku

kepentingan, manajemen perusahaan, dan peneliti lebih lanjut dalam

mengoptimalkan nilai perusahaan dan menjawab tantangan bisnis masa

kini. Penulis berniat untuk mengangkat penelitian yang berjudul

“Pengaruh Intangible Asset, Struktur Modal, Dan Return On Asset

Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di BEI Periode

2020-2023”.
9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di

atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang muncul

berkaitan dengan peneilaian prestasi kerja, struktur modal dan return of

asset (ROA), yaitu:

1. Apakah intangible assets berpengaruh terhadap nilai perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2020-2023 ?

2. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2020-2023 ?

3. Apakah return of asset (ROA) berpengaruh terhadap nilai

perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di BEI Periode 2020-2023 ?

4. Apakah penilaian intangible assets, struktur modal, dan return of

asset (ROA) berpengaruh secara simultan terhadap nilai

perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2020-2023 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Apakah intangible assets berpengaruh terhadap nilai perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2020-2023.

2. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2020-2023.

3. Apakah return of asset (ROA) berpengaruh terhadap nilai

perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di BEI Periode 2020-2023.


10

4. Apakah penilaian intangible assets, struktur modal, dan return of

asset (ROA) berpengaruh secara simultan terhadap nilai

perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2020-2023.

D. Manfaat penelitian

Dari judul Pengaruh Intangible Asset, Struktur Modal, Dan Return

On Aset (ROA) Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di

BEI Periode 2020-2023. Peneliti berharap dapat memberikan manfaat dari

penelitian yang telah dilakukan.

Ada dua manfaat yang didapat dari penelitian ini, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat Teoritis dari penelitian ini yaitu :

a. Penilitian ini diharapkan dapat menambahkan pengatahuan baru

bagi penulis khususnya dalam Intangible assets, Struktur modal,

Return of asset (ROA), Terhadap nilai perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI Periode 2020-2023

b. Dapat Mengembangkan teori – teori yang ada dalam dunia

akademisi khususnya teori dalam Intangible assets, Struktur modal

dan Return of asset (ROA) Terhadap nilai perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI Periode 2020-2023

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapan dapat memberikan masukan dan

gambaran akan pentingnya pembinaan pegawai terhadap prestasi

kerja, struktur modal, return of asset (ROA) serta dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi perusahaan -perusahaan yang terdaftar di BEI.


11

3. Secara Akademisi

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih, meningkatkan

dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, sistematis dan

metodologi penulis dalam menyusun wacana baru dalam

memperdalam ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tujuan Teoritis

1. Konsep Manajemen Keuangan

a. Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan, pada dasarnya, mencakup semua

kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam upaya

untuk mengelola sumber daya keuangan dengan efisien. Fokus

utamanya mencakup cara perusahaan memperoleh pendanaan modal

kerja, strategi penggunaan atau alokasi dana, dan manajemen aset

untuk mencapai tujuan utama perusahaan(Aryawati, 2022).

Pendekatan ini merangkum konsep dasar dalam pengelolaan

keuangan perusahaan, yang esensial untuk pertumbuhan dan

keberlanjutan. Pernyataan tersebut mencerminkan visi umum

manajemen keuangan yang ditemukan dalam berbagai sumber

literatur keuangan perusahaan. Sebagian besar prinsip-prinsip ini

ditemukan dalam literatur keuangan klasik dan teks akademis terkait.

Dua sumber utama yang dapat digunakan untuk mendalami

konsep-konsep ini adalah "Principles of Corporate Finance" oleh

Richard A. Brealey, Stewart C. Myers, dan Franklin Allen, yang

pertama kali diterbitkan pada tahun 1980 dalam (Chew & Stewart,

2022), Dalam bukunya mengatakan bahwa Manajemen keuangan

adalah kegiatan pengelolaan aset, liabilitas, dan modal suatu

perusahaan dengan memanfaatkan konsep-konsep keuangan. Tujuan


13

utama manajemen keuangan adalah untuk meningkatkan nilai

perusahaan dan kekayaan para pemegang saham.

Dengan kata lain, manajemen keuangan melibatkan proses

pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pengelolaan

sumber daya keuangan perusahaan agar dapat mencapai tujuan-

tujuan tertentu, terutama dalam konteks meningkatkan nilai

perusahaan. Aktivitas ini mencakup pengelolaan aset dan kewajiban,

alokasi modal, analisis investasi, pembiayaan proyek, dan manajemen

risiko. Prinsip-prinsip manajemen keuangan memberikan kerangka

kerja untuk pengambilan keputusan yang efisien dan strategis dalam

mencapai tujuan keuangan perusahaan. "Financial Management:

Principles and Applications" oleh Sheridan Titman dan Arthur J.

Keown dalam (Bris et al., 2021). Manajemen Keuangan adalah seni

dan ilmu pengelolaan uang. Ini melibatkan pengambilan keputusan

investasi, pembiayaan, dan dividen yang diarahkan untuk mencapai

tujuan pemilik perusahaan, yaitu para pemegang saham. Manajemen

Keuangan juga mencakup evaluasi risiko dan pengelolaannya.

Manajemen keuangan tidak hanya berfokus pada pengelolaan

sumber daya finansial, tetapi juga melibatkan pengambilan keputusan

strategis yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan dan

kepentingan para pemegang saham. Evaluasi risiko juga menjadi

bagian integral dari manajemen keuangan, di mana manajer

keuangan harus mempertimbangkan potensi risiko dan mencari solusi

untuk mengelolanya secara efektif. Dengan mengintegrasikan seni


14

dan ilmu dalam pengelolaan uang, manajemen keuangan

menciptakan landasan untuk keberhasilan dan pertumbuhan

berkelanjutan suatu perusahaan.

Keduanya adalah buku teks terkenal dalam bidang manajemen

keuangan dan menyajikan informasi yang mendalam tentang prinsip-

prinsip dan praktik manajemen keuangan perusahaan. Selain itu,

jurnal-jurnal akademis dan publikasi industri, serta laporan keuangan

perusahaan, juga menyediakan kontribusi penting dalam memahami

aspek-aspek kritis manajemen keuangan.

b. Fungsi Manajemen Keuangan

Manajer keuangan memiliki tanggung jawab besar dalam

mengambil keputusan strategis dan menjalankan berbagai kegiatan

yang berhubungan dengan fungsi manajemen keuangan. Menurut

Kartawinata, (2022), terdapat tujuh fungsi manajemen keuangan yang

menjadi landasan bagi manajer keuangan:

1) Perencanaan Keuangan

Tahap perencanaan melibatkan pembuatan rencana

pemasukan dan pengeluaran, serta aktivitas-aktivitas lainnya

untuk suatu periode tertentu. Ini memberikan dasar untuk

langkah-langkah selanjutnya dalam pengelolaan keuangan

perusahaan.

2) Penganggaran Keuangan

Merupakan kelanjutan dari perencanaan keuangan,

penganggaran melibatkan pembuatan detail pengeluaran dan


15

pemasukan yang akan dieksekusi sesuai dengan rencana

yang telah dibuat. Ini membantu mengarahkan sumber daya

finansial dengan lebih terinci.

3) Pengelolaan Keuangan

Fokus pada penggunaan dana perusahaan untuk

memaksimalkan efisiensi dan hasil dengan berbagai strategi.

Pengelolaan keuangan mencakup keputusan investasi,

pemilihan sumber pendanaan, dan strategi pengelolaan risiko.

4) Pencarian Keuangan

Melibatkan upaya mencari dan meng-exploitasi sumber-

sumber dana yang tersedia untuk mendukung operasional

kegiatan perusahaan. Ini termasuk pemilihan sumber

pendanaan yang optimal untuk memenuhi kebutuhan

perusahaan.

5) Penyimpanan Keuangan

Fokus pada pengumpulan dana perusahaan dan

penyimpanannya dengan aman. Manajer keuangan harus

memastikan efisiensi dalam manajemen likuiditas dan

keberlanjutan keuangan jangka panjang.

6) Pengendalian Keuangan

Melibatkan evaluasi dan perbaikan atas sistem keuangan

perusahaan. Manajer keuangan harus secara berkala

mengukur kinerja keuangan dan mengidentifikasi potensi


16

perbaikan guna memastikan keberlanjutan dan efektivitas

operasional.

7) Pemeriksaan Keuangan

Dilakukan melalui audit internal untuk memastikan keakuratan

dan keandalan laporan keuangan perusahaan. Tindakan ini

membantu mencegah dan mengidentifikasi potensi

penyimpangan atau masalah keuangan.

Keberhasilan dalam menjalankan fungsi-fungsi ini menjadi kunci

bagi manajer keuangan untuk memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap kesehatan finansial dan pertumbuhan jangka panjang

perusahaan.

2. Intangible assets

a. Pengertian Intangible assets

Intangible assets, atau aset tak berwujud, merujuk pada aset

perusahaan yang tidak memiliki bentuk fisik tetapi memiliki nilai ekonomi

yang signifikan. Jenis aset ini mencakup elemen-elemen seperti merek

dagang, kekayaan intelektual, hak paten, lisensi, dan goodwill. Keunikan

intangible assets terletak pada sifatnya yang tidak konkret, sehingga

seringkali sulit untuk diukur dengan cara yang sama seperti aset fisik.

Meskipun tidak tampak secara fisik, intangible assets dapat memberikan

keunggulan kompetitif yang substansial bagi perusahaan, mendukung

daya saing di pasar, dan meningkatkan nilai perusahaan. Menurut (D.

Kieso et al., 2019), intangible assets adalah aset yang tidak memiliki

substansi fisik tetapi memiliki nilai ekonomi yang dapat diukur. Mereka
17

mencakup hak-hak eksklusif, seperti hak cipta dan paten, yang

memberikan pemiliknya keunggulan kompetitif.

Ahli manajemen keuangan lainnya, (Romney, 2020), menyoroti

pentingnya intangible assets dalam menciptakan nilai perusahaan.

Mereka menjelaskan bahwa aset tak berwujud, seperti merek dagang

yang kuat atau inovasi produk, dapat menjadi faktor kunci dalam

membedakan perusahaan di pasar dan membangun loyalitas pelanggan.

Lebih lanjut, Ahli akuntansi yang terkemuka Kieso et al., (2019),

menyatakan bahwa intangible assets seringkali sulit untuk diukur dan

dinilai secara tepat karena sifatnya yang tidak terlihat dan kompleks. Hak

cipta, goodwill, dan lisensi adalah contoh intangible assets yang sering

ditemui dan memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

Secara umum, intangible assets tidak hanya mencakup hak-hak

hukum, tetapi juga elemen seperti kekayaan intelektual, reputasi merek,

dan hubungan pelanggan yang memainkan peran penting dalam

menciptakan nilai dan keunggulan kompetitif perusahaan. Definisi dan

penekanan pada aspek-aspek tertentu dari intangible assets dapat

bervariasi antara ahli manajemen keuangan dan akuntansi, namun,

secara konsisten, mereka mengakui pentingnya pengelolaan yang efektif

terhadap aset-aset ini dalam mendukung pertumbuhan dan daya saing

perusahaan.

b. Tujuan dan Manfaat Intangible assets

Tujuan dan manfaat dari Intangible assets (aset tak berwujud) dalam

konteks bisnis sangat penting untuk dipahami, karena aset ini dapat
18

memberikan kontribusi signifikan terhadap nilai perusahaan. Salah satu

tujuan utama memiliki Intangible assets adalah untuk menciptakan

keunggulan kompetitif. Mereka dapat menjadi sumber daya yang tidak

dapat dicocokkan oleh pesaing, seperti merek dagang yang kuat, hak

paten, atau kekayaan intelektual, yang memberikan perusahaan

keunggulan unik di pasar.

Intangible assets, atau aset tak berwujud, memiliki tujuan dan

manfaat yang signifikan dalam konteks bisnis, sebagaimana dijelaskan

oleh beberapa sumber ahli. Menurut Wijaya & Suganda, (2020), Intangible

assets bertujuan utama untuk meningkatkan daya saing perusahaan.

Merek yang kuat, inovasi produk, dan keunggulan teknologi adalah contoh

konkret dari Intangible assets yang dapat memberikan keunggulan

kompetitif. Manfaatnya mencakup kemampuan untuk menciptakan nilai

tambah, mendukung pertumbuhan, dan meningkatkan daya tarik

pelanggan. Wijaya & Suganda, (2020) menegaskan bahwa salah satu

tujuan Intangible assets adalah melindungi investasi perusahaan. Hak

paten dan hak cipta, sebagai bentuk Intangible assets, memberikan

perlindungan hukum yang mencegah pihak lain meniru atau

menggunakan inovasi perusahaan tanpa izin. Manfaatnya melibatkan

keberlanjutan inovasi dan keunggulan teknologi.

Dalam penelitian (García, 2021), mereka menekankan tujuan

Intangible assets untuk menciptakan dan mengelola "Kapital Intelektual."

Pengetahuan, keterampilan, dan hubungan pelanggan dianggap sebagai


19

bentuk kapital intelektual yang berkontribusi pada daya saing dan

pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Berdasarkan buku "Valuation: Measuring and Managing the Value of

Companies" karya McKinsey & Company pada tahun 1990 dalam

(McKinsey, 2020), manfaat Intangible assets melibatkan kemampuan

untuk menciptakan laba di masa depan. Merek yang kuat atau kekayaan

intelektual dapat menciptakan loyalitas pelanggan yang berkelanjutan dan

memastikan pendapatan jangka panjan. Harrigan et al., (2017) dalam

penelitianmya menunjukkan bahwa tujuan Intangible assets adalah

mendukung inovasi. Hak paten dan investasi dalam riset dan

pengembangan diakui sebagai aset tak berwujud yang memainkan peran

penting dalam mendorong inovasi di perusahaan. Selain itu, Intangible

assets juga digunakan untuk memperkuat reputasi perusahaan. Merek

yang dikenal baik atau citra positif dapat meningkatkan kepercayaan

pelanggan dan membedakan perusahaan dari pesaing. Ini menciptakan

daya tarik yang lebih besar, mendukung pertumbuhan penjualan, dan

dapat meningkatkan nilai merek secara keseluruhan. Manfaat lainnya

termasuk kemampuan untuk menghasilkan pendapatan pasif melalui

royalti dari lisensi atau hak paten. Intangible assets juga dapat

meningkatkan nilai perusahaan dalam penilaian keuangan, meskipun sulit

untuk diukur dengan presisi. Ini memberikan dasar untuk potensi

pembiayaan eksternal, dengan perusahaan yang memiliki Intangible

assets yang kuat lebih mungkin mendapatkan pendanaan atau investasi.

Intangible assets dapat berperan sebagai hambatan masuk bagi pesaing.


20

Hak eksklusif atas inovasi atau merek tertentu dapat membuat sulit bagi

pesaing untuk meniru atau mengejar, memberikan perusahaan pemegang

aset keunggulan jangka panjang. Keseluruhannya, memiliki dan

mengelola Intangible assets secara efektif merupakan strategi yang

penting untuk meningkatkan daya saing, keberlanjutan, dan nilai

perusahaan dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan global saat ini.

Secara keseluruhan, tujuan dan manfaat Intangible assets mencakup

aspek meningkatkan daya saing, melindungi investasi, menciptakan nilai

tambah, mendukung pertumbuhan, dan memberikan perlindungan hukum.

Keberhasilan dalam mengelola dan memanfaatkan Intangible assets

dapat memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan bagi perusahaan

di pasar bisnis yang dinamis.


21

c. Hambatan Intangible assets

Hambatan dalam mengelola Intangible assets melibatkan sejumlah

kompleksitas dan tantangan. Sifat abstrak Intangible assets yang tidak

dapat dilihat fisik menciptakan hambatan dalam penilaian, tantangan

dalam ketidakpastian penilaian nilai diuraikan oleh Roger J. Grabowski

dan James P. Harrington dalam buku "Valuation: Measuring and

Managing the Value of Companies" pada tahun 2002 (McKinsey, 2020).

Kurangnya standar akuntansi yang jelas untuk Intangible assets, sebagai

pembahasan KPMG dalam laporan "Intangible assets - Identifying and

valuing" menjadi hambatan tambahan(Heidecke et al., 2021). Risiko

kehilangan nilai Intangible assets, diperinci oleh Robert F. Reilly dan

Robert P. Schweihs dalam "Guide to Intangible Asset Valuation"), juga

menjadi tantangan yang signifikan (Reilly & Schweihs, 2016).

Aspek hukum terkait penilaian nilai Intangible assets dan risiko

ketidakpastian hukum dibahas dalam artikel " Implementation of

Accounting Standards for Cryptocurrency Companies in Indonesia"

(Janggur & Nugrahanti, 2022), membahas bagaimana Intangible assets

mungkin tidak sepenuhnya tercermin dalam laporan keuangan,

menciptakan ketidakjelasan bagi pemangku kepentingan. Ketergantungan

pada SDM kunci juga menjadi hambatan, sementara perlindungan hukum

dan pemeliharaan Intangible assets menjadi tantanga. Referensi ke

sumber-sumber ini memberikan wawasan mendalam tentang

kompleksitas dan hambatan yang terlibat dalam mengelola Intangible

assets.
22

d. Indikator Intangible assets

Indikator Intangible assets dapat ditemukan dan dievaluasi

melalui analisis laporan keuangan perusahaan salah satunya yakni

Goodwill. Goodwill adalah aset tak berwujud yang muncul dari akuisisi

perusahaan. Nilai goodwill mencerminkan keunggulan reputasi,

hubungan pelanggan, dan elemen tak berwujud lainnya yang dimiliki

perusahaan. goodwill sebagai aset tak berwujud yang muncul dari

akuisisi perusahaan, mencerminkan keunggulan reputasi, hubungan

pelanggan, dan elemen tak berwujud lainnya umumnya berasal dari

perspektif akuntansi dan keuangan. Penjelasan semacam itu dapat

ditemukan dalam standar akuntansi keuangan (SAK) atau dalam

prinsip akuntansi yang diterima umum. Rumus perhitungan Goodwill

dapat dijabarkan sebagai berikut:

Goodwill = Harga Akuisisi Bersih−(Nilai Wajar Aset Bersih yang

Diakuisisi+Biaya Penyusutan Identifiable Intangible assets)

Di mana:

a. Harga Akuisisi Bersih adalah jumlah uang atau nilai yang

dibayar perusahaan untuk mengakuisisi perusahaan lain

setelah dikurangi dengan liabilitas yang diambil alih.

b. Nilai Wajar Aset Bersih yang Diakuisisi adalah nilai pasar

yang adil dari aset bersih yang diperoleh dalam akuisisi.

c. Biaya Penyusutan Identifiable Intangible assets adalah

jumlah biaya penyusutan dari aset tak berwujud yang dapat

diidentifikasi, seperti hak paten atau merek.


23

Rumus ini mencerminkan nilai tambah atau kelebihan harga yang

dibayar oleh perusahaan akuisitor atas nilai pasar adil dari aset bersih

yang diperoleh. Goodwill mencakup elemen tak berwujud yang sulit

diukur dengan tepat, seperti reputasi merek, hubungan pelanggan,

atau inovasi yang memberikan keunggulan kompetitif kepada

perusahaan.

3. Struktur modal

a. Pengertian struktur modal

Struktur modal merupakan konsep dalam manajemen keuangan

yang mencakup perbandingan antara modal saham dan modal utang yang

digunakan oleh suatu perusahaan untuk mendanai operasional dan

investasinya. Para ahli keuangan telah memberikan berbagai definisi

terkait struktur modal ini. Menurut Modigliani dan Miller dalam (Rancan,

2020), dua ahli keuangan terkemuka, struktur modal mencerminkan

perbandingan antara modal saham dan modal utang tanpa

memperhatikan struktur pembayaran. Mereka mengembangkan teorema

yang menyatakan bahwa, dalam kondisi tertentu, struktur modal

perusahaan tidak memengaruhi nilai perusahaan, yang dikenal sebagai

Teorema Modigliani-Miller. Meskipun demikian, teorema ini kemudian

disempurnakan oleh berbagai ahli keuangan yang mempertimbangkan

aspek pajak, biaya keagenan, dan risiko keuangan dalam analisis struktur

modal. Mereka menekankan bahwa pemilihan struktur modal harus

mempertimbangkan keseimbangan antara biaya dan manfaat dari

berbagai instrumen keuangan tersebut. Dengan demikian, pengertian


24

struktur modal dari sudut pandang ini lebih menekankan pada kebijakan

pendanaan dan komposisi modal yang paling menguntungkan bagi

perusahaan dalam mencapai tujuan keuangan dan operasionalnya.

b. Bentuk-bentuk struktur modal

Struktur modal perusahaan mencakup kombinasi antara modal

sendiri (ekuitas) dan modal pinjaman (utang). Berbagai ahli keuangan

telah mengidentifikasi beberapa bentuk atau teori mengenai struktur

modal, yang mencakup:

a. Teori Tradisional

Teori tradisional mengemukakan bahwa struktur modal yang

optimal adalah kombinasi yang meminimalkan biaya modal

perusahaan. Ahli seperti David Durand menyoroti pentingnya

mencari keseimbangan yang sesuai antara modal saham dan

utang untuk mencapai biaya modal yang paling efisien.

b. Teorema Modigliani-Miller (MM)

Modigliani dan Miller mengembangkan teorema yang menyatakan

bahwa, dalam kondisi tertentu (tanpa pajak dan biaya keagenan),

struktur modal perusahaan tidak memengaruhi nilai perusahaan.

Teorema ini menekankan bahwa investor hanya memperhatikan

tingkat pengembalian yang diharapkan.

c. Teori Pajak

Teori pajak menunjukkan bahwa adanya pajak memengaruhi

struktur modal. Modigliani dan Miller kemudian mengajukan

modifikasi pada teorema mereka untuk memasukkan aspek pajak.


25

Menurut teori ini, perusahaan lebih memilih menggunakan utang

karena beban bunga dapat dikurangkan dari pendapatan kena

pajak.

d. Teori Biaya Keagenan

Teori biaya keagenan menunjukkan bahwa hubungan antara

pemegang saham dan manajemen dapat memengaruhi pilihan

struktur modal. Manajemen mungkin cenderung menggunakan

utang untuk menghindari pemantauan yang ketat oleh pemegang

saham.

e. Teori Pecking Order

Teori pecking order, yang dikemukakan oleh Donaldson dan

Kimball, menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih

pendanaan internal terlebih dahulu, kemudian utang, dan terakhir

baru ekuitas. Pilihan ini didasarkan pada prinsip penghindaran

biaya informasi dan ketidakpastian.

f. Teori Sinyal

Teori sinyal mengatakan bahwa struktur modal dapat berfungsi

sebagai sinyal bagi investor tentang kondisi perusahaan.

Misalnya, penerbitan utang dapat diartikan sebagai sinyal positif

mengenai kesehatan keuangan perusahaan.

g. Teori Asimetri Informasi

Teori asimetri informasi menekankan bahwa pemilihan struktur

modal dapat dipengaruhi oleh ketidaksetaraan informasi antara

manajemen perusahaan dan investor. Perusahaan mungkin


26

menggunakan struktur modal untuk memberikan sinyal positif

kepada investor tentang nilai dan prospek perusahaan.

Setiap teori ini memberikan pandangan unik tentang bagaimana

perusahaan seharusnya memilih struktur modalnya, dan pemilihan

struktur modal yang optimal dapat bervariasi tergantung pada kondisi

dan tujuan perusahaan.

c. Tujuan dan manfaat Struktur modal

Pengelolaan struktur modal merupakan aspek kritis dalam

manajemen keuangan perusahaan yang memiliki dampak signifikan

terhadap berbagai aspek operasional dan keuangan. Tujuan dan manfaat

dari struktur modal perusahaan dapat dilihat dari berbagai perspektif yang

saling terkait.

Salah satu tujuan utama adalah optimasi biaya modal. Melalui

perancangan struktur modal yang efisien, perusahaan dapat mencapai

keseimbangan optimal antara modal saham dan utang, yang pada

gilirannya dapat meminimalkan biaya modal perusahaan. Ini menjadi

krusial karena biaya modal yang rendah dapat meningkatkan profitabilitas

dan daya saing perusahaan. Selain itu, struktur modal yang tepat dapat

memberikan kontribusi positif terhadap nilai perusahaan. Dengan memilih

kombinasi modal yang sesuai dengan karakteristik perusahaan, nilai

perusahaan dapat ditingkatkan, yang menguntungkan pemegang saham

dan stakeholder lainnya. Penilaian yang cermat terhadap risiko keuangan

juga menjadi tujuan penting, di mana struktur modal yang baik dapat
27

membantu melindungi perusahaan dari fluktuasi suku bunga dan

meratakan beban keuangan.

Pemenuhan kewajiban keuangan dan penjaminan keberlanjutan

operasional menjadi aspek lain yang tidak dapat diabaikan. Struktur modal

perusahaan harus memastikan bahwa perusahaan mampu memenuhi

kewajiban keuangan, membayar bunga, dan pokok utang tanpa

mengalami kesulitan finansial yang berarti. Dengan mempertimbangkan

sumber dana yang berkelanjutan, struktur modal juga berperan dalam

menciptakan keberlanjutan pembiayaan operasional dan investasi jangka

panjang.

Fleksibilitas keuangan menjadi keunggulan tambahan,

memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi

pasar dan kebutuhan finansial yang mungkin muncul. Sementara itu,

pengelolaan keagenan dan peningkatan kredibilitas perusahaan di mata

investor dan pemangku kepentingan lainnya menjadi tujuan penting untuk

membangun hubungan yang baik dan memperoleh dukungan finansial

lebih lanjut. Perusahaan dapat memanfaatkan manfaat dari struktur modal

yang bijak, meningkatkan kinerja finansial, dan secara keseluruhan,

berkontribusi pada pencapaian tujuan strategis jangka panjangnya.

d. Indikator-Indikator Struktur modal

Indikator-indikator struktur modal mencakup sejumlah metrik

yang membantu dalam menganalisis proporsi dan komposisi modal

suatu perusahaan. Beberapa indikator kunci termasuk:


28

a. Rasio Utang Modal (Debt to Equity Ratio): Rasio ini mengukur

seberapa besar perusahaan memanfaatkan utang dibandingkan

dengan ekuitasnya. Formula umumnya adalah Total Utang /

Ekuitas Bersih.

b. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Modal Jangka Panjang:

Fokus pada utang dan ekuitas dengan jangka waktu lebih dari

satu tahun, memberikan gambaran tentang kewajiban yang harus

dilunasi dalam periode waktu tertentu.

c. Rasio Utang Jangka Pendek terhadap Modal Jangka Pendek:

Mengukur kewajiban yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun.

Formula umumnya adalah Utang Jangka Pendek / Modal Jangka

Pendek.

d. Rasio Total Utang terhadap Total Aset: Menunjukkan seberapa

besar aset perusahaan dibiayai oleh utang. Formula: Total

Utang / Total Aset.

e. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset: Menunjukkan proporsi

aset yang dibiayai oleh ekuitas pemilik. Formula: Ekuitas Pemilik /

Total Aset.

f. Rasio Biaya Modal: Mengukur beban keuangan perusahaan

sebagai persentase dari pendapatan. Formula: Beban

Keuangan / Pendapatan Bersih.

g. Rasio Payout: Menunjukkan seberapa besar dividen yang

dibayarkan perusahaan sebagai persentase dari laba bersih.

Formula: Dividen / Laba Bersih.


29

h. Rasio Kemandirian Finansial: Menilai sejauh mana perusahaan

dapat membiayai operasionalnya tanpa bergantung pada utang.

Formula: Ekuitas Pemilik / (Utang Jangka Pendek + Utang

Jangka Panjang).

i. Rasio Waktu Pembayaran Utang: Menunjukkan berapa lama

perusahaan memerlukan waktu untuk membayar utangnya.

Formula: Utang Jangka Pendek / (Pendapatan Bersih / 365).

j. Rasio Kemandirian Ekuitas:

Mengukur proporsi modal sendiri terhadap total modal. Formula:

Ekuitas Pemilik / (Utang Jangka Pendek + Utang Jangka Panjang

+ Ekuitas Pemilik).

4. Return of asset (ROA)

a. Pengertian Return of asset (ROA)

ROA, atau Return on Assets, merupakan indikator kinerja keuangan

yang esensial karena memberikan gambaran tentang seberapa baik

perusahaan dapat menghasilkan keuntungan dari setiap unit aset yang

dimilikinya. ROA memberikan perspektif yang bermanfaat bagi analis,

investor, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengevaluasi efisiensi

penggunaan aset perusahaan (Rinaldi & Oktavianti, 2022) . Menurut

(Garrison et al., 2021) Dalam bukunya yang berjudul "Managerial

Accounting," mereka mendefinisikan ROA sebagai ukuran sejauh mana

manajemen dapat menghasilkan keuntungan dengan menggunakan aset

yang dimilikinya. (Horne & Wachowicz, 2005) Dalam bukunya yang

berjudul "Fundamentals of Financial Management," mendefinisikan ROA


30

sebagai rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dapat

menghasilkan laba bersih dari penggunaan asetnya (Julita et al., 2014).

Interpretasi ROA dapat bervariasi tergantung pada industri dan

model bisnis perusahaan. ROA yang tinggi dapat menunjukkan bahwa

perusahaan efisien dalam mengelola asetnya dan mampu menghasilkan

laba yang signifikan dengan jumlah aset yang relatif kecil. Di sisi lain, ROA

yang rendah dapat mengindikasikan bahwa perusahaan mungkin

menghadapi kendala dalam mengoptimalkan asetnya untuk mencapai

laba yang memadai. Return on Assets (ROA) adalah sebuah rasio

keuangan yang mengukur sejauh mana suatu perusahaan dapat

menghasilkan keuntungan dari aset yang dimilikinya. ROA memberikan

gambaran tentang efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk

menghasilkan laba.

Rumus dari ROA dapat dihitung dengan membagi laba bersih

perusahaan dengan total aset:

ROA = Laba Bersih/Total Aset

Dalam rumus ini:

- Laba Bersih adalah keuntungan yang tersisa setelah

dikurangkan semua biaya dan pajak.

- Total Aset mencakup semua aset yang dimiliki perusahaan, baik

yang bersifat fisik maupun non-fisik.

ROA menyajikan informasi kritis mengenai seberapa efisien

perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki. Semakin

tinggi ROA, semakin baik perusahaan dalam mengoptimalkan


31

penggunaan asetnya untuk menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, ROA

yang rendah dapat menunjukkan inefficiency dalam pengelolaan aset atau

potensi masalah dalam menghasilkan laba. ROA yang tinggi tidak selalu

merupakan indikator keberhasilan mutlak. Sebagai contoh, perusahaan

teknologi yang mengandalkan kekayaan intelektual mungkin memiliki aset

fisik yang relatif sedikit, tetapi ROA yang tinggi karena daya saing dan

inovasi mereka. Oleh karena itu, evaluasi ROA sebaiknya dilakukan

dengan mempertimbangkan konteks industri dan strategi bisnis

perusahaan tersebut (Zurriah, 2021).

b. Tujuan Return of asset (ROA)

Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio keuangan yang

digunakan untuk mengukur seberapa efisien suatu perusahaan dalam

menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba. Tujuan ROA adalah

untuk memberikan gambaran tentang sejauh mana suatu perusahaan

dapat menghasilkan laba dari aset yang dimilikinya. Pendekatan ini

membantu pemegang saham, analis keuangan, dan pihak terkait lainnya

untuk mengevaluasi efisiensi manajemen dalam menggunakan aset untuk

mendukung kegiatan operasional perusahaan. Berikut adalah beberapa

tujuan utama dari Return on Assets (ROA) menurut ahli keuangan:

a. Mengukur Efisiensi Penggunaan Aset

ROA membantu mengukur seberapa efisien suatu perusahaan

dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba.

Perusahaan yang efisien dalam mengelola asetnya cenderung

memiliki ROA yang lebih tinggi.


32

b. Menilai Kinerja Manajemen

ROA digunakan sebagai indikator kinerja manajemen dalam

mengelola aset perusahaan. Manajemen yang baik dapat

mengoptimalkan penggunaan aset untuk meningkatkan laba,

sehingga ROA yang tinggi bisa mencerminkan manajemen yang

efektif.

c. Perbandingan dengan Industri dan Pesaing

ROA juga digunakan untuk membandingkan kinerja suatu

perusahaan dengan perusahaan sejenis dalam industri atau

dengan pesaingnya. Perusahaan dengan ROA yang lebih tinggi

relatif terhadap pesaingnya dapat dianggap lebih efisien dalam

menggunakan aset.

d. Memberikan Informasi kepada Pemegang Saham

Pemegang saham dan investor dapat menggunakan ROA sebagai

salah satu indikator untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan

potensi keuntungan investasi. ROA yang tinggi dapat menarik bagi

investor, sementara ROA yang rendah dapat menjadi peringatan.

e. Pengambilan Keputusan Investasi

ROA dapat membantu analis keuangan dan investor dalam

pengambilan keputusan investasi. Investasi pada perusahaan

dengan ROA yang tinggi dapat dianggap sebagai pilihan yang lebih

menarik daripada investasi pada perusahaan dengan ROA yang

rendah.
33

c. Indikator Return of asset (ROA)

Return on Assets (ROA) adalah sebuah rasio keuangan yang

memberikan gambaran tentang seberapa efisien suatu perusahaan

dalam menghasilkan laba dari aset yang dimilikinya. ROA dihitung

dengan membagi laba bersih suatu perusahaan dengan total asetnya.

Formula umum ROA adalah sebagai berikut:

ROA=( LabaBersih/TotalAset)× 100

Dimana, Laba Bersih adalah keuntungan bersih setelah

dikurangi semua biaya dan pajak, sedangkan Total Aset mencakup

semua aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Beberapa poin penting terkait indikator ROA melibatkan

interpretasi hasil dan faktor-faktor yang mempengaruhi:

a. ROA yang Tinggi:

ROA yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat

menghasilkan laba yang signifikan dari aset yang dimilikinya.

Ini bisa mengindikasikan efisiensi manajemen dalam

menggunakan aset untuk kegiatan operasional.

b. ROA yang Rendah:

ROA yang rendah dapat mengindikasikan bahwa perusahaan

mungkin menghadapi masalah efisiensi dalam pengelolaan

asetnya. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti

biaya operasional yang tinggi atau aset yang tidak

dioptimalkan.
34

c. Perbandingan dengan Industri:

ROA yang sehat sebaiknya dibandingkan dengan rata-rata

industri. Jika ROA suatu perusahaan lebih tinggi daripada

rata-rata industri, hal itu bisa mengindikasikan bahwa

perusahaan tersebut lebih efisien dalam menghasilkan laba

dari asetnya.

d. Analisis Perubahan ROA

Perubahan dalam ROA dari waktu ke waktu dapat

memberikan wawasan tentang perubahan kinerja perusahaan.

Peningkatan ROA mungkin menunjukkan perbaikan dalam

efisiensi penggunaan aset, sementara penurunan bisa

menandakan masalah atau perubahan kondisi ekonomi.

e. Faktor-Faktor Pengaruh

Faktor-faktor seperti struktur biaya, tingkat bunga, dan

perubahan dalam kebijakan perusahaan dapat mempengaruhi

ROA. Penting untuk mempertimbangkan konteks dan faktor-

faktor eksternal lainnya saat mengevaluasi ROA.

5. Nilai Perusahaan

a. Pengertian Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah gambaran holistik tentang kekayaan dan

kesehatan finansial suatu entitas bisnis atau organisasi. Ini mencakup

sejumlah faktor, termasuk aset, kewajiban, dan performa keuangan

perusahaan. Nilai perusahaan dapat diartikan melalui berbagai dimensi,

seperti nilai pasarnya yang tercermin dalam kapitalisasi pasar atau harga
35

saham, nilai ekuitas yang menunjukkan klaim pemegang saham terhadap

aset, dan nilai buku yang didasarkan pada laporan keuangan. Dalam

konteks ini, pemahaman nilai perusahaan tidak hanya terkait dengan

aspek keuangan, tetapi juga melibatkan elemen-elemen immaterial seperti

citra merek, kepuasan pelanggan, dan hubungan dengan pemegang

saham. Analisis nilai perusahaan menjadi kunci untuk mengukur

kesehatan dan daya saing suatu perusahaan, membantu manajemen

membuat keputusan strategis, dan memberikan pandangan bagi

pemegang saham dan investor tentang kinerja jangka panjang dan

potensi pertumbuhan perusahaan.

Nilai perusahaan adalah konsep yang kompleks dan dapat diartikan

dengan berbagai cara, tergantung pada perspektif dan kerangka kerja

yang digunakan oleh para ahli keuangan dan manajemen. Menurut teori

Modigliani-Miller, yang diusulkan oleh Franco Modigliani dan Merton

Miller, nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal yang

digunakan, sehingga nilai perusahaan dianggap sebagai suatu konstanta.

Michael Jensen memandang nilai perusahaan sebagai nilai saat ini dari

arus kas yang diharapkan dimiliki oleh pemegang saham di masa depan,

menekankan bahwa tugas manajemen adalah untuk meningkatkan nilai

tersebut melalui keputusan investasi dan kebijakan keuangan yang tepat.

Alfred Rappaport mengartikan nilai perusahaan dari perspektif

pemegang saham, menekankan bahwa nilai perusahaan seharusnya

mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas di

masa depan yang dapat dinikmati oleh pemegang saham. Pendekatan


36

Warren Buffett lebih berfokus pada nilai intrinsik atau nilai sebenarnya dari

bisnis, diukur oleh kemampuan bisnis untuk menghasilkan arus kas yang

berkelanjutan dan memiliki daya tahan jangka panjang. Sementara itu,

Peter Drucker memandang nilai perusahaan dari sudut pandang

pelanggan, di mana nilai perusahaan terletak pada kemampuan

perusahaan untuk menciptakan dan memberikan nilai kepada pelanggan.

Jack Welch menekankan pertumbuhan laba sebagai indikator nilai

perusahaan yang sehat, sementara William J. Baumol melihat nilai

perusahaan sebagai hasil dari inovasi dan pertumbuhan. Dalam konteks

ini, penting untuk diingat bahwa setiap ahli memiliki perspektif uniknya

sendiri terhadap nilai perusahaan, dan interpretasinya dapat bervariasi

tergantung pada fokus analisis dan kerangka kerja yang mereka terapkan.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan perubahan

dalam faktor-faktor ini dapat berdampak pada penilaian nilai

perusahaan. Beberapa faktor kunci yang mempengaruhi nilai

perusahaan meliputi:

a. Kinerja Keuangan

Laba bersih, pendapatan, dan pertumbuhan laba merupakan

faktor penting yang memengaruhi nilai perusahaan. Kinerja

keuangan yang baik dapat meningkatkan nilai perusahaan,

sementara kinerja yang buruk dapat menyebabkan penurunan

nilai.

b. Struktur Modal
37

Struktur modal, yaitu campuran antara ekuitas dan utang, dapat

memengaruhi nilai perusahaan. Keputusan dalam pemilihan

struktur modal dapat mempengaruhi biaya modal dan risiko, yang

kemudian memengaruhi nilai perusahaan.

c. Manajemen Risiko

Kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko dapat

mempengaruhi persepsi investor terhadap keberlanjutan dan

kestabilan perusahaan. Manajemen risiko yang baik dapat

meningkatkan nilai perusahaan.

d. Pasar dan Persaingan

Tingkat persaingan di pasar dan posisi perusahaan di dalamnya

dapat memengaruhi nilai perusahaan. Keberhasilan dalam

menghadapi persaingan dan memahami pasar dapat

meningkatkan nilai.

e. Inovasi dan Teknologi

Kemampuan perusahaan untuk berinovasi dan mengadopsi

teknologi terbaru dapat meningkatkan daya saing dan nilai

perusahaan. Inovasi yang efektif dapat menciptakan keunggulan

kompetitif.

f. Pertumbuhan Pasar

Pertumbuhan pasar di industri atau sektor yang relevan dapat

memengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan yang beroperasi di

pasar yang tumbuh cenderung memiliki nilai yang lebih tinggi.

g. Keberlanjutan dan Etika Bisnis


38

Praktik bisnis yang berkelanjutan dan etika yang baik dapat

memengaruhi persepsi pemegang saham dan investor terhadap

perusahaan. Keberlanjutan lingkungan dan sosial juga dapat

menjadi faktor penilaian.

h. Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, dan

pertumbuhan ekonomi secara umum dapat memengaruhi nilai

perusahaan. Perusahaan dapat tumbuh atau terhambat

tergantung pada kondisi ekonomi saat itu.

i. Kondisi Industri

Kondisi industri, termasuk siklus bisnis dan karakteristik industri,

dapat memengaruhi nilai perusahaan. Industri yang stabil atau

dalam fase pertumbuhan dapat mendukung penilaian nilai yang

lebih tinggi.

j. Regulasi Pemerintah

Perubahan dalam regulasi pemerintah, baik yang berkaitan

dengan pajak, lingkungan, atau aspek lainnya, dapat

memengaruhi nilai perusahaan. Perubahan regulasi dapat

membawa dampak positif atau negatif tergantung pada

kondisinya.

c. Indikator Nilai Perusahaan

Ada beberapa indikator yang digunakan untuk menilai nilai

perusahaan. Pemilihan indikator ini dapat bervariasi tergantung pada


39

tujuan dan konteks analisis. Berikut adalah beberapa indikator umum

yang digunakan:

a. Nilai Pasar Ekuitas (Market Capitalization):

Nilai pasar ekuitas adalah nilai total seluruh saham perusahaan

yang beredar di pasar. Hal ini mencerminkan pandangan pasar

terhadap nilai perusahaan.

Rumus: Market Cap = Harga Saham Perusahaan x Jumlah

Saham Beredar Nilai Pasar Total (Enterprise Value):

b. Nilai Pasar Total (Enterprise Value):

Enterprise Value mencakup nilai pasar ekuitas dan nilai pasar

utang bersih perusahaan. Ini memberikan gambaran lebih

komprehensif tentang nilai perusahaan.

Rumus: Enterprise Value = Market Cap + Utang Bersih (Total

Utang - Kas dan Setara Kas)

c. Nilai Buku (Book Value):

Nilai buku adalah nilai ekuitas perusahaan menurut catatan

akuntansi, dihitung sebagai selisih antara total aset dan total

kewajiban. Ini memberikan gambaran tentang nilai ekuitas

berdasarkan laporan keuangan.

Rumus: Book Value = Total Aset - Total Kewajiban

d. Nilai Instrinsik (Intrinsic Value):

Nilai instrinsik mencerminkan nilai sebenarnya suatu perusahaan

berdasarkan analisis fundamental. Ini melibatkan perhitungan


40

nilai saham berdasarkan arus kas masa depan dan faktor-faktor

lainnya.

Nilai instrinsik sering kali dihitung menggunakan metode valuasi

seperti discounted cash flow (DCF) atau metode penilaian

fundamental lainnya.

Contoh DCF Formula:

Intrinsic Value = Arus Kas Masa Depa/(1+Diskon Rate)

Di mana n adalah periode masa depan dan Diskon Rate adalah

tingkat diskonto yang digunakan.

e. Price to Earnings Ratio (P/E Ratio):

P/E ratio adalah perbandingan antara harga saham perusahaan

dengan laba bersih per saham. Ini memberikan gambaran

tentang seberapa mahal atau murahnya saham perusahaan

relatif terhadap laba.

Rumus: P/E Ratio = Harga Saham Perusahaan / Laba Bersih Per

Saham

f. Price to Book Ratio (P/B Ratio):

P/B ratio membandingkan harga saham perusahaan dengan nilai

buku per saham. Ini dapat memberikan indikasi seberapa baik

pasar menilai aset perusahaan.

Rumus: P/B Ratio = Harga Saham Perusahaan / Nilai Buku Per

Saham

g. Return on Equity (ROE):


41

ROE mengukur seberapa efisien perusahaan dalam

menghasilkan laba dari ekuitasnya. ROE yang tinggi sering

dianggap sebagai indikator kinerja yang baik.

h. Return on Assets (ROA):

ROA mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba

dari total aset yang dimilikinya. Ini memberikan gambaran

tentang seberapa baik aset digunakan untuk menciptakan nilai.

Rumus: ROE = (Laba Bersih / Ekuitas) x 100

i. Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization

(EBITDA)

EBITDA adalah ukuran pendapatan operasional perusahaan

sebelum memperhitungkan bunga, pajak, depresiasi, dan

amortisasi. Ini sering digunakan dalam analisis nilai perusahaan.

Rumus: EBITDA = Laba Kotor + Biaya Depresiasi + Biaya

Amortisasi + Laba Bersih Sebelum Paja.

B. Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam

tabel. 2.1 sebagai berikut:

Tabel. 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti / Metodologi Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian
Judul Penelitian Variabel Sampel
1. Wijaya & investment Perusahaan Analisis Hasil penelitian
Suganda, (2020) opportunity pada lima Regresi menunjukkan bahwa IOS
/Pengaruh set, kinerja subsektor Data Panel dan solvabilitas
42

investment keuangan, manufaktur berpengaruh positif


opportunity set, dan Indonesia, terhadap nilai
kinerja intangible yang perusahaan sehingga
keuangan, dan asset terdaftar di kedua hipotesis berikut
intangible asset terhadap Bursa Efek diterima. Profitabilitas
terhadap nilai nilai Indonesia berpengaruh negatif
perusahaan perusahaan (BEI) tahun terhadap nilai
manufaktur di 2016-2018 perusahaan sehingga
Bursa Efek hipotesis tersebut ditolak.
Indonesia (BEI) Likuiditas dan intangible
tahun 2016- asset tidak berpengaruh
2018. terhadap nilai
perusahaan sehingga
kedua hipotesis ditolak.
2. (Devi & Intangible Sebanyak Analisis Hasil penelitian
Amanah, assets dan 42 Regresi menunjukkan bahwa
2021) /Pengaruh Kinerja perusahaan Linier variabel intangible asset
Intangible Keuangan 2016-2019 Berganda tidak berpengaruh
assets dan Terhadap terhadap nilai
Kinerja Nilai perusahaan, variabel
Keuangan kebijakan utang tidak
Terhadap Nilai berpengaruh terhadap
Perusahaan perusahaan, variabel
property and kinerja keuangan yang
real estate yang diukur dengan ROA
terdaftar di berpengaruh positif
Bursa Efek terhadap nilai
Indonesia (BEI) perusahaan, dan variabel
Periode 2016- kinerja keuangan yang
2019 diukur dengan ROE
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan
3. Purba et al., Membahas Objek Analisis Hasil analisis regresi
(2021) variabel yangdiguna Regresi linier berganda
/Pengaruh return of kan yaitu Linier menunjukkan bahwa
Ukuran asset (ROA) pegawai Berganda secara parsial, variabel
Perusahaan, dan juga Dinas ukuran perusahaan (X1),
Struktur Modal, Nilai Pekerjaan struktur modal (X2), dan
Kebijakan Perusahaan Umum Kota kebijakan deviden (X3)
Deviden Cilegon, tidak memiliki pengaruh
Terhadap Nilai sementara yang signifikan terhadap
43

Perusahaan dalam nilai perusahaan (Y) pada


Manufaktur Di penelitian ini perusahaan manufaktur
BEI Periode menggunak yang terdaftar di Bursa
2016-2018 an objek Efek Indonesia (BEI)
penelitian dalam periode 2016-
pegawai 2018. Namun, secara
Dinas PUTR simultan, ketiga variabel
Prov. Sulsel tersebut berpengaruh
signifikan terhadap nilai
perusahaan, yang
dinyatakan dengan nilai
koefisien determinasi
sebesar 36,1%.
Pengujian secara parsial
menunjukkan bahwa dari
ketiga variabel tersebut,
hanya ukuran
perusahaan yang
memiliki pengaruh
negatif, namun tidak
signifikan terhadap nilai
perusahaan
4. Chasanah, Penggunaa perusahaan Analisis Hasil Uji t
(2019) n pada manufaktur Regresi menunjukkan bahwa
/Pengaruh Rasio variabel yang Linier ROA berpengaruh positif
Likuiditas, Return of terdaftar di Berganda terhadap nilai
Profitabilitas, asset BEI tahun perusahaan, sementara
Struktur Modal (ROA), dan 2015-2017 Current ratio, Debt to
Dan Ukuran struktur sebanyak Equity Ratio, dan Total
Perusahaan modal juga 69 sampel Asset tidak berpengaruh.
Terhadap Nilai Nilai Hasil uji ANOVA
Perusahaan Perusahaan menyatakan bahwa
Pada secara bersama-sama,
Perusahaan Current ratio, Debt to
Manufaktur Equity Ratio, Total Asset,
Yang Terdaftar dan Return On Asset
Di BEI Tahun memengaruhi nilai
2015-2017 perusahaan. Dari
koefisien determinasi,
dapat disimpulkan bahwa
52,2% variasi nilai
perusahaan dijelaskan
44

oleh keempat variabel


tersebut, sementara
47,8% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak
disertakan dalam
penelitian.
5. Darmawan & Return on Penelitian Analisis Hasil penelitian
Firdausy, (2021) Assets, ini Regresi menunjukkan bahwa
/Pengaruh Debt to menggunak Linier ukuran perusahaan dan
Return on Asset Ratio, an 50 Berganda ROA berpengaruh
Assets, Debt to Current sampel signifikan terhadap nilai
Asset Ratio, Ratio, perusahaan perusahaan. Sedangkan
Current Ratio, Ukuran manufaktur DPR, CR, dan DAR tidak
Ukuran Perusahaan yang berpengaruh signifikan
Perusahaan, , Dividend tercatat di terhadap nilai
Dividend Payout Payout BEI dan perusahaan. Tujuan
Ratio terhadap Ratio pemilihan penelitian yang disajikan
Nilai terhadap sampel dalam tesis ini adalah
Perusahaan Nilai penelitian ini untuk menunjukkan hasil
Manufaktur yang Perusahaan menggunak empiris mengenai
Terdaftar di an metode pengaruh return on
Bursa Efek purposive assets (ROA), debt to
Indonesia sampling, asset ratio (DAR), current
selama ratio (CR), ukuran
periode perusahaan dan dividen
penelitian payout ratio (DPR)
2016 hingga terhadap nilai
2018. perusahaan dimana
pengukurannya dilakukan
dengan rasio PBV, pada
perusahaan yang
bergerak dibidang
manufaktur yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
6. Putri & Siswanti, Return On Laporan Analisis Hasil penelitian
(2022) Asset keuangan Regresi menunjukkan bahwa
/Pengaruh (ROA), Debt perusahaan Linier Return on Asset (ROA)
Return On Asset To Asset manufaktur Berganda secara parsial
(ROA), Debt To Ratio yang berpengaruh positif
Asset Ratio (DAR), dan terdaftar di signifikan terhadap cash
(DAR), dan Dividend BEI periode holding, Debt to Asset
45

Dividend Payout Payout 2017-2019 Ratio (DAR) secara


Ratio (DPR) Ratio (DPR) dengan parsial berpengaruh
Terhadap Cash Terhadap sampel negatif signifikan
Holding pada Cash sebanyak terhadap cash holding,
Perusahaan Holding 159 laporan Dividend Payout Ratio
Manufaktur yang keuanga (DPR) secara parsial
Terdaftar di BEI berpengaruh positif
2017-2019 signifikan terhadap cash
holding. Sedangkan
secara simultan Return
on Asset (ROA), Debt to
Asset Ratio (DAR), dan
Dividend Payout Ratio
(DPR) berpengaruh
terhadap cash holding.
Kemampuan variabel
bebas dalam
menjelaskan perubahan
variabel terikat tidak kuat
III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konseptual

Menurut (Sugiyono, 2018), kerangka konseptual penelitian

menjelaskan secara teoritis model konseptual variable penelitian,

bagaimana pertauan teori-teori yang berhubungan dengan variable-

variabel penelitian (variable bebas dan terikat).

Dalam penelitian ini di identifikasi menjadi dua variabel yaitu

variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas

(independent variabel).

1. Variabel terikat (dependent variable) yang digunakan dalam

penelitian ini adalahNilai Perusahaan (Y).

2. Variabel bebas (independent variable) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah intangible assets (X1), struktur modal (X2),

return of asset (ROA) (X3).

Gambar 2.1
Model Kerangka Konseptual

Indikator:
1. Kerjasama
2. Tanggungja
wab
3. Kepemimpin
an
H1
4. Kedisiplinan
Indikator: Intangible
Sumber: Asset (X1)
1. Kehadiran
Robbins, 2013)
2. Ketaatan pada
peraturan
H2
3. Ketaatan pada
standar kerja Struktu
r Modal Nilai
4. Tingkat (X2) Perusaha
kewaspadaan an (Y)
H3
5. Etika bekerja
Sumber:
Indikator: Rivai
Return
(2015)
1. Kesempata On
n Asset
H4
ROA
2. Kemampua (X3)
n
Indikator:
47

Dari model kerangka konseptual di atas, dapat diuraikan

bahwa intangible assets, struktur modal, return of asset (ROA)

diperkirakan mempengaruhi peningkatan Nilai Perusahaan.

Dengan kata lain variabel tersebut yang merupakan variabel

independen akan mempengaruhi Nilai Perusahaan sebagai

variabel dependen.

Hubungan Antar Variabel

Hubungan antara variabel intangible dengan nilai perusahaan

bersifat signifikan dan kompleks. Intangible assets, seperti merek

dagang, hak paten, goodwill, dan kekayaan intelektual, dapat

memainkan peran kunci dalam memengaruhi nilai suatu

perusahaan. Aset-aset ini dapat meningkatkan kinerja keuangan

perusahaan, menarik investor, mendorong inovasi dan

pertumbuhan, serta menciptakan goodwill yang bernilai.

Kemampuan perusahaan untuk menarik dan mempertahankan

bakat, bersaing di pasar, dan mengatasi perubahan ekonomi juga

dapat dipengaruhi oleh intangible assets. Oleh karena itu, strategi

perusahaan terkait dengan pengembangan, perlindungan, dan

pemanfaatan optimal intangible assets dapat berdampak positif

pada nilai perusahaan, memberikan keunggulan kompetitif, dan

menciptakan daya saing jangka panjang.

Hubungan antara variabel struktur modal dan nilai perusahaan

merupakan aspek krusial dalam konteks keuangan perusahaan.


48

Struktur modal mencakup perbandingan antara modal sendiri dan

utang yang digunakan oleh perusahaan untuk mendanai

operasional dan investasinya. Keputusan mengenai bagaimana

perusahaan memilih dan menggabungkan sumber dana ini dapat

memengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Sebuah struktur

modal yang optimal dapat membantu perusahaan mencapai biaya

modal yang lebih rendah, meningkatkan keuntungan pemegang

saham, dan memberikan fleksibilitas keuangan. Di sisi lain, beban

bunga yang tinggi dari utang berlebihan dapat menekan

profitabilitas dan mengurangi nilai perusahaan. Oleh karena itu,

perusahaan perlu menjaga keseimbangan yang tepat dalam

struktur modalnya agar dapat mengoptimalkan nilai perusahaan

dan memberikan kepercayaan kepada pemegang saham dan pihak

keuangan. Pengelolaan dengan bijak antara ekuitas dan utang

dalam struktur modal dapat menjadi faktor kunci dalam mencapai

tujuan keuangan jangka panjang dan meningkatkan nilai

perusahaan.

Hubungan antara variabel Return on Assets (ROA) dan nilai

perusahaan mencerminkan pentingnya kinerja operasional dalam

pengukuran nilai suatu perusahaan. ROA mengukur efisiensi

perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aset yang dimiliki.

Sebagai indikator profitabilitas, ROA dapat memberikan gambaran

tentang seberapa baik perusahaan dapat memanfaatkan asetnya

untuk menghasilkan pendapatan. Sebuah ROA yang tinggi


49

menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba yang

signifikan dengan aset yang dimilikinya, yang dapat memberikan

dampak positif terhadap nilai perusahaan. Sebaliknya, ROA yang

rendah dapat mengindikasikan bahwa aset tidak digunakan secara

efisien untuk menghasilkan keuntungan, yang dapat berdampak

negatif pada nilai perusahaan. Oleh karena itu, pemahaman dan

pengelolaan ROA yang baik dapat menjadi kunci dalam

meningkatkan nilai perusahaan dan meningkatkan kepercayaan

investor terhadap kinerja keuangan perusahaan.

B. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan sebagai jawaban Hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan

dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013:93).

Berdasarkan pada latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian serta telaah pustaka sesuai yang diuraikan di atas,

maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

H1: Intangible assets berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2020-2023.

H2: Struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2020-2023.

H3: Return of asset (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2020-2023.


50

H4: Intangible assets, struktur modal, dan return of asset (ROA)

berpengaruh positif signifikan secara simultan terhadap nilai

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2020-2023.


IV. METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yang berlandaskan filsafat

positivisme. Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel tertentu,

menggunakan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data, dan

melakukan analisis data kuantitatif/statistik. Tujuan utamanya adalah

menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut dengan Abdul Hamid

(2016:197), dalam metode penelitian, penekanan pada batasan lokasi,

waktu, sektor, dan variabel-variabel yang dibahas sangat penting. Hal ini

membantu menjaga fokus penelitian agar tidak keluar dari ruang lingkup

yang ditentukan, dan menjadi panduan yang berharga, khususnya bagi

peneliti pemula.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini di lakukan mengambil data perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun 2020-2023 di Galeri Investasi STIEM Bongaya.

Dengan waktu penelitian selama 4 bulan dari bulan Desember 2023

sampai dengan Maret tahun 2024.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017.80) Populasi dalam konteks penelitian

merujuk pada kumpulan keseluruhan objek atau subjek yang memiliki

karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk tujuan studi dan

analisis. Dalam kerangka ini, populasi penelitian terfokus pada


52

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama periode tahun 2020-2023. Dengan demikian, keseluruhan

perusahaan manufaktur yang ada pada rentang waktu tersebut menjadi

wilayah generalisasi yang akan menjadi fokus kajian penelitian ini.

Dengan menetapkan rentang tahun tertentu, penelitian dapat difokuskan

pada karakteristik dan dinamika perusahaan manufaktur dalam periode

yang ditentukan.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik populasi

(Sugiyono, 2017: 46). Penelitian yang baik memerlukan perhatian pada

teknik penentuan sampel. Penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling, di mana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu,

khususnya fokus pada laporan keuangan perusahaan. Sebagai hasil dari

pertimbangan tersebut, sampel penelitian ini mencakup data selama

periode 3 tahun pada periode 2020 hingga 2023.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Bentuk Data

Bentuk data yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series.

Data time series merupakan jenis data yang dikumpulkan menurut

urutan waktu dalam suatu rentang waktu tertentu.

2. Jenis Data
53

a. Data Kuantitatif, Jenis data yang di pergunakan adalah data

kuantitatif, dikatakan kuantitatif karena data yang bersifat numerik

atau angka yang dapat dianalisis dengan menggunakan statistik

(Sugiyono 2017).

3. Sumber Data

a. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber

dari Bursa Efek Indonesia (BEI), khususnya laporan tahunan

perusahaan atau emiten manufaktur yang terdaftar di BEI selama

periode tahun 2020 hingga 2023. Sumber data tidak hanya terbatas

pada laporan tahunan BEI, melainkan juga mencakup data dan

informasi lain yang diperoleh dari sumber-sumber seperti situs resmi

perusahaan, jurnal akademis, buku teks, internet, dan skripsi-skripsi

terkait. Pendekatan komprehensif ini dimaksudkan untuk memperoleh

data yang berkualitas dan mendalam untuk analisis penelitian. Dengan

menggabungkan sumber-sumber yang beragam, diharapkan penelitian

ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif terkait

hubungan variabel yang diteliti dalam kerangka waktu yang telah

ditetapkan..

E. Teknik Pengumpulan data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian

ini adalah metode dokumentasi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa

laporan keuangan perusahaan.324567890io-iuhygtfrdeftgyu8i90iuygtfhcg.


54

F. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

1. Defenisi Operasional

Menurut (Sugiyono, 2017) variabel adalah konsep-konsep dapat

diteliti secara empiris, mereka harus dioperasionalkan dengan

mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu yang mempunyai

variasi nilai. Berikut ini akan dijelaskan mengenai konsep serta variabel

dalam penelitian ini, yaitu:

Dalam Penelitian ini terdiri dari 3 variabel bebas (independent

variable) yang digunakan dalam penelitian ini adalah intangible assets

(X1), struktur modal (X2), return of asset (ROA) (X3) sedangkan variabel

terikat nya Nilai Perusahaan (Y).

Tabel 3.3

Oprasionalisasi Variabel : Definisi, Indikator Dan Skala Pengukuran

No Variabel Definisi Indikator Skala


1 Intangible assets
adalah sebuah proses
formal untuk
melakukan peninjauan Indikator:
1. Kerjasama
Intangible kembali dan evaluasi 2. Tanggungjawab
assets (X1) prestasi kerja 3. Kepemimpinan Likert
seseorang secara 4. Struktur modal
periodik (Sutrisno, Sumber: Robbins, 2013)
2016)
2. Struktur modal
merupakan sikap, Indikator:
tingkah laku dan 1. Kehadiran
perbuatan yang sesuai 2. Ketaatan pada
peraturan
Struktur dengan peraturan 3. Ketaatan pada Likert
modal (X2) instansi baik yang standar kerja
tertulis maupun yang 4. Tingkat
tidak tertulis (Zainal & kewaspadaan
5. Etika bekerja
55

Rivai, 2015) Sumber: Rivai (2015)

3. Return of asset (ROA)


berarti perpindahan
yang memperbesar
wewenang dan
tanggung jawab ke
yang lebih .tinggi di Indikator:
dalam suatu organisasi 1. Kesempatan
Return of yang diikuti dengan 2. Kemampuan Likert
asset (ROA) kewajiban, hak, status, 3. Keadilan
(X3) dan penghasilan yang 4. Prosedur
Sumber: Garaika, (2018)
lebih besar (Dewi,
2019)
5. Kinerja adalah hasil
kerja secara kualitas Indikator:
dan kuantitas yang 1. Ketepatan
dicapai oleh seorang penyelesaian tugas
pegawai dalam 2. Kesesuaian jam kerja
Nilai melaksanakan 3. Tingkat kehadiran
Likert
Perusahaan tugasnya sesuai 4. Kerjasama antar
(Y) dengan tanggung pegawai
jawab yang diberikan Sumber: Arikunto et al.,
kepadanya. (2014)(Andi Halima et al.,
(Mangkunegara 2013) 2021)

G. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel independen dan variabel dependen memiliki distribusi

normal. Model regresi yang baik adalah model yang berdistribusi normal

atau mendekati normal (Ghozali, 2014).

Ada dua tiga untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal

atau tidak yaitu dengan analisis grafik, uji p-plot, dan uji statistik. Cara
56

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis grafik, Normal

Probability Plot, dan uji statistik Kolmogorov - Smirnov (goodness of fit).

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitasnya dan

dasar pengambilan keputusan uji Kolmogorov - Smirnov (goodness of fit)

adalah jika probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaaan 5% ( 5%) maka dapat disimpulk

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)

(Gozali,2016). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di

antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,

maka variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel

independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama

dengan nol. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan

lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan

setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Setiap variabel independen menjadi variabel

dependen (terikat) dan regresi terhadap variabel independen lainnya.

Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang

tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang

rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut
57

off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah


0.10 atau sama dengan nilai VIF 10.
nilai Tolerance

3. Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan k

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2016:125). Model regresi

yang baik adalah yang homoskedastisitas. Kebanyakan data cross section

mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data

yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi

variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedasitas dan jika tidak ada pola

yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas (Ghozali, 2016:126).

H. Analisis regresi linier berganda

Analisis regresi linier berganda bermaksud untuk mengetahui

hubungan fungsional antara beberapa variabel bebas (independen)

secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependent) (Nugroho,

2013:92). Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan


58

antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independen. Untuk regresi yang

variabel independennya terdiri atas dua atau lebih, regresinya disebut juga

dengan regresi berganda. Oleh karena variabel independen dalam

penelitian ini mempunyai lebih dari 2 variabel (1 variabel dependen dan 3

variabel independen), maka regresi yang digunakan dalam penelitian ini

disebut regresi berganda.

Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

seberapa besar variabel independen atau bebas yaitu intangible assets

(X1), struktur modal (X2), return of asset (ROA) (X3) (X4) sedangkan

variabel terikat nya Nilai Perusahaan (Y). Rumus matematis dari regresi

berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+ +e

Dimana :

Y = Nilai Perusahaan

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi Intangible assets

b2 = Koefisien regresi Struktur modal

b3 = Koefisien regresi Return of asset (ROA)

b4= Koefisien regresi Kearifan Lokal

X1= Intangible assets

X2= Struktur modal

X3= Return of asset (ROA)

e = Standar error
59

I. Uji Hipotesis

1. Uji t Hitung (Uji Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

signifikan variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:88). Dalam

pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua pihak (two tails) ini berlaku

ketentuan, bahwa bila thitung, berada pada daerah penerimaan H 0 atau

terletak diantara ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan


lebih kecil atau sama dengan () dari
demikian, bila thitung ttabel maka H0

diterima. thitung adalah mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-) nya (Sugiyono,

2017). Dengan dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a) H0 : β1 = 0

Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H 0 diterima atau Ha

ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas

tidak mempunyai pengaruh signifikan secara individual terhadap variabel

dependen atau terikat.

b) Ha : β1 0

Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha

diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas

mempunyai pengaruh signifikan secara individual terhadap variabel

dependen atau terikat.

2. Uji FHitung (Uji Simultan)


60

Menurut Ghozali (2016), uji statistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau terikat. Salah satu cara melakukan uji F adalah dengan

membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel.

Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka kita menerima

hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen

secara simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2016:98).

Menurut Sugiyono (2017) dasar pengambilan keputusan adalah

sebagai berikut:

a) H0 : β1 = 0

Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H 0 diterima

atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh signifikan secara

bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

b) Ha : β1 0

Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H 0 ditolak atau

Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independen atau bebas mempunyai pengaruh signifikan secara

bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2016)87), koefisien determinasi (R2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam


61

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel - variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variabel

dependen.

Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi

adalah jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model.

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak

peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel independen. Oleh karena itu, banyak peneliti yang menganjurkan

untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana

model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai Adjusted R2 dapat

naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam

model.
DAFTAR PUSTAKA

Andi Halima, Khumas, A., & Zainuddin, K. (2021). Sipakatau, Sipakainge,


Sipakalebbi: Sebuah Nilai Budaya untuk Upaya Pencegahan Bullying
dengan Memaksimalkan Peran Bystander. Indonesian Psychological
Research, 3(2). https://doi.org/10.29080/ipr.v3i2.549

Arianto, A. (2022). Pengaruh ukuran perusahaan, Return On Asset (ROA),


dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan (studi empiris
pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI periode 2017-2019). Global Accounting : Jurnal
Akuntansi, 1(1).

Aryawati, N. P. A. (2022). Manajemen Keuangan. In Manajemen


Keuangan.

Bris, A., Wang, T. Y. H., Zatzick, C. D., Miller, D. J. P., Fern, M. J.,
Cardinal, L. B., Gregoire, D. A., Shepherd, D. A., Westphal, J. D.,
Shani, G., Troster, C., Van Quaquebeke, N., Lanaj, K., Hollenbeck, J.
R., Ilgen, D. R., Barnes, C. M., Harmon, S. J., Feldman, E. R.,
DesJardine, M. R., … Sangiorgi, F. (2021). KNIGHTS, RAIDERS,
AND TARGETS - THE IMPACT OF THE HOSTILE TAKEOVER -
COFFEE,JC, LOWENSTEIN,L, ROSEACKERMAN,S. JOURNAL OF
BANKING & FINANCE, 37(1).

Chasanah, A. N. (2019). PENGARUH RASIO LIKUIDITAS,


PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN
2015-2017. Jurnal Penelitan Ekonomi Dan Bisnis, 3(1).
https://doi.org/10.33633/jpeb.v3i1.2287

Chew, D., & Stewart, B. (2022). The Magic of Finance Capitalism∗.


Journal of Applied Corporate Finance, 34(2).
https://doi.org/10.1111/jacf.12509

Darmawan, R., & Firdausy, C. M. (2021). Pengaruh Return on Assets,


Debt to Asset Ratio, Current Ratio, Ukuran Perusahaan, Dividend
Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Bisnis Dan Kewirausahaan,
5(6). https://doi.org/10.24912/jmbk.v5i6.15171

Devi, P. S., & Amanah, L. (2021). Pengaruh Intangible Assets dan Kinerja
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi :, 10(5).

Dewi, D. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia. In Umpam Press


(Issue 1).
64

Dr. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. (2013). Manajemen sumber daya


Perusahaan. In Manajemen Sumber Daya.

Garaika, D. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia In Manajemen


Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Jakarta: Bumi Aksara.

García, M. del C. (2021). activos intangibles: El Capital Intelectual como


generador de valor en las Entidades Financieras. Ejes de Economía y
Sociedad, 5(9). https://doi.org/10.33255/25914669/602

Garrison, R. H., Noreen, E. W., & Brewer, P. C. (2021). Managerial


Accounting 17 th edition. In Encyclopedia of Business in Today’s
World.

Goleman et al., 2019. (2019). Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Analisis. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9).

Harrigan, K. R., Di Guardo, M. C., Marku, E., & Velez, B. N. (2017). Using
a distance measure to operationalise patent originality. Technology
Analysis and Strategic Management, 29(9).
https://doi.org/10.1080/09537325.2016.1260106

Heidecke, B., Hübscher, M. C., Schmidtke, R., & Schmitt, M. (2021).


Intangibles in the World of Transfer Pricing: Identifying - Valuing -
Implementing. In Intangibles in the World of Transfer Pricing:
Identifying - Valuing - Implementing. https://doi.org/10.1007/978-3-
319-73332-6

Horne, V. J. C., & Wachowicz, J. M. (2005). Fundamental of Financial


Management (Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan). Edisi 12.
Diterjemahkan Oleh Dewi Fitriasari. Jakarta: Salemba Empat.

Huda, A. M., & Martanti, D. E. (2018). Pengantar manajemen strategik. In


Jayapangus Press Books.

Irfani, A. S. (2020). Manajemen Keuangan dan Bisnis: Teori dan Aplikasi.


In PT Gramedia.

Janggur, M. F. M., & Nugrahanti, T. P. (2022). Implementation of


Accounting Standards for Cryptocurrency Companies in Indonesia.
Journal of Asian Business Strategy, 12(2).
https://doi.org/10.55493/5006.v12i2.4680

Julita, J., Oktariyani, A., Atika, Darminto, Handayani, S. R., Harahap, S.


S., Ardian, A. V., Andini, R., Raharjo, K., Efendi, A. F. W., Wibowo, S.
S. A., Suharsimi, A., Ginting, M. C., Kasmir, Subramanyam, W., John,
J., Ardiyanto, F. D., Hapsari, E. I., Widati, L. W., … Rahar, K. (2014).
analisa laporann keuangan. In Bandung : CV Alfabeta (Vol. 3, Issue
1).
65

Kartawinata, B. R. (2022). Ruang Lingkup Manajemen Keuangan


Perusahaan. In Manajemen Keuangan Perusahaan.

Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2019). Intermediate


Accounting IFRS 2e - Wiley. In Journal of Chemical Information and
Modeling (Vol. 53, Issue 9).

Kieso, D., Weygandt, J., & Warfield, T. (2019). Intermediate Accounting


Vol. 2. Choice Reviews Online, 43(12).

McKinsey, M. G. D. W. (2020). Valuation: Measuring and Managing the


Value of Companies (7th University Edition). In John Wiley & Sons.

Oktaviani, M., Rosmaniar, A., & Hadi, S. (2019). Pengaruh Ukuran


Perusahaan (Size) Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan.
BALANCE: Economic, Business, Management and Accounting
Journal, 16(1). https://doi.org/10.30651/blc.v16i1.2457

Purba, M. I., Sipayung, E. J. F., Crystalia, L., Sherry W, S. W., & Thomas,
W. (2021). PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR
MODAL, KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BEI PERIODE 2016-2018. Warta Dharmawangsa,
15(2). https://doi.org/10.46576/wdw.v15i2.1213

Putri, M. P., & Siswanti, T. (2022). Pengaruh Return On Asset (ROA),


Debt To Asset Ratio (DAR), dan Dividend Payout Ratio (DPR)
Terhadap Cash Holding pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI 2017-2019. JIMA Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 2(1).

Rancan, A. (2020). Franco Modigliani and Keynesian Economics. In


Franco Modigliani and Keynesian Economics.
https://doi.org/10.4324/9781003047032

Reilly, R. F., & Schweihs, R. P. (2016). Guide to Intangible Asset


Valuation. In Guide to Intangible Asset Valuation.
https://doi.org/10.1002/9781119448402

Rinaldi, R., & Oktavianti, N. (2022). Pengaruh Total Aset Turnover, Debt
To Asset Ratio Dan Return On Asset Terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2016-2020. IKRAITH-EKONOMIKA, 6(2).
https://doi.org/10.37817/ikraith-ekonomika.v6i2.2353

Romney, M. B. (2020). Accounting Information Systems 15th Edition. In


New York : Pearson.

Siswanto, E. (2021). Manajemen Keuangan Dasar. In Jurnal Penelitian


Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Vol. 6, Issue 1).

Sugiyono. (2017). Sugiyono, Metode Penelitian. Penelitian.


66

Sugiyono, D. (2018). Metode penelitian kuatintatif , kualitatif dan R & D /


Sugiyono. In Bandung: Alfabeta.

Suleman, D., Marginingsih, R., & Susilowati, I. H. (2019). Manajemen


Keuangan. Edisi Kedua.

Sutrisno, E. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan


kedelapan. Penerbit: Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Wijaya, R. A., & Suganda, T. R. (2020). Pengaruh investment opportunity


set, kinerja keuangan, dan intangible asset terhadap nilai
perusahaan. Jurnal Akuntabel, 17(2).

Zainal, & Rivai, V. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia.


Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke
Praktik.

Zainal, V. R. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen


Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Praktik.

Zurriah, R. (2021). Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Nilai


Perusahaan. Jurnal AKAMI : Akuntansi, Manajemen, EKonomi, 2(3).

Instrumen Penelitian (Angket/Kuisioner)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Fitriani
Stambuk : 2021 456 411 225
Program Studi : Manajemen
Perguruan Tinggi : Pasca Sarjana STIEM Bongaya Makassar

Memohon kesediaan bapak/ibu/saudara (i) untuk meluangkan


waktunya dan atau berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian
skripsi saya yang berjudul :
67

“PENGARUH INTANGIBLE ASSETS, STRUKTUR MODAL, RETURN


OF ASSET (ROA) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2020-2023”.

Atas bantuan dan kerelaan Kawan/Saudara (i) dalam


mencerdaskan anak bangsa kaitannya dengan penelitian Tesis Program
Studi Magister Manajemen. Sekian dan terima kasih.

Makassar, September, 2022

Peneliti

Fitriani
68

PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN PENELITIAN (ANGKET)


1. Untuk mengisi identintas, bapak/ibu cukup mengisi titik atau coret
yang tidak perlu
2. Mohon bapak/ibu memberikan jawaban yang sebenarnya sesuai
dengan kondisi yang atau fakta yang diraskan.
3. Jawaban yang bapak/ibu berikan kami jamin kerahasiaannya dan
hanya dipergunakan sebatas untuk kepentingan penelitian serta tidak
memberikan pengaruh negatif baik secara pribadi maupun pada
instansi.
4. Berilah tanda (X) pada kolom sesuai dengan jawaban kawan/saudara,
dan kemukakan alasan terhadap setiap alternative pilihan/jawaban
yang disediakan dalam pertanyaan kuesioner adalah :

 Sangat Setuju Point 5

 Setuju Point 4

 Kurang Setuju Point 3

 Tidak Setuju Point 2

 Sangat Tidak Setuju Point 1

Identintas Responden :

1. Jenis Kelamin 2. Usia


Laki-laki
17-20 tahun
Perempuan
21-30 tahun
31-40 tahun
> 40 tahun
69

X1. Variabel Intangible assets (X1)

Pertanyaan Pilihan Jawaban


S T
No SS S KS KS STS
Kerjasama

Saya mampu bekerjasama dengan tim menurut


X1.11 bidang tugas yang telah ditentukan
Saya selalu berpartisipasi dalam kegiatan
kelompok/tim untuk menyelesaikan pekerjaan
X1.12 secara bersama-sama
Saya mampu memberikan kinerja maksimal jika
X1.13 dilakukan dengan kerja sama yang baik
Tanggungjawab
Saya selalu mengerjakan tugas dengan penuh
X1.21 rasa tanggung jawab.
Saya siap menerima risiko apabila tidak dapat
X1.22 menyelesaikan tugas yang telah diberikan
Saya tidak akan memberikan tanggungjawab
X1.23 saya kepada pegawai yang lain ketika saya
merasa mampu menyelesaikan
Kepemimpinan

Saya melakasanakan tugas dengan baik karena


X1.31 saya memiliki sikap dan sifat kepemimpinan
Saya akan memberikan banyak kontribusi dalam
X1.32 instansi ini
Saya merasa mampu menjadi pemimpin pada
X1.33 divisi kerja yang saya pegang
Struktur modal
Saya selalu menjunjung tinggi struktur modal
X1.41 dalam menyelesaikan pekerjaan
Saya selalu tepat waktu saat masuk dan pulang
X1.42 sesuai jam kerja yang ditetapkan
70

Saya berusah untuk bekerja sesuai dengan


X1.43 aturan-aturan yang berlaku di kantor

X2. Variabel Struktur modal (X2)

Pertanyaan Pilihan Jawaban


No
SS S KS TS STS
Kehadiran
Saya hadir dan pulang tepat waktu sesuai
X2.11
dengan ketentuan instansi
Saya selalu selalu meminta izin apabila tidak
X2.12
masuk kerja
Saya siap diberikan sanksi tegas apabila
X2.13
ditemukan tidak hadir tanpa alasan dikantor
Ketaatan pada peraturan
Saya selalu menggunakan seragam kerja
X2.21
yang telah. ditentukan
Instansi memberikan sanksi yang tegas bagi
X2.22 yang melanggar peraturan merupakan hal
tepat untuk diterapkan
Saya merasa senang ketika mengikuti
X2.23
peraturan yang diterapkan di kantor
Ketaatan pada standar kerja
Saya selalu mengerjakan tugas dengan
X2.31
penuh. tanggung jawab.
Saya selalu bekerja sesuai dengan standar
X2.32
prosedur yang telah diterapkan.
Saya selalu bekerja berdasarkan standar
X2.33
kerja yang diterapkan di kantor
Tingkat kewaspadaan
Saya selalu mengerjakan pekerjaan dengan
X2.41
teliti.
Saya selalu menggunakan fasilitas instansi
X2.42
dengan hatihati.
Saya selalu waspada ketika bekerja demi
X2.43
mendapatkan hasil kerja maksimal
Etika bekerja
X2.51 Saya menjaga sopan santun ketika berada di
71

lingkungan instansi ini


Saya selalu berlaku ramah dengan pimpinan
X2.52
maupun pegawai lain.
Saya selalu bekerja dengan berpegang pada
X2.53
Kode Etik pegawai dikantor

X3. Variabel Return of asset (ROA) (X3)

Pertanyaan Pilihan Jawaban


No
SS S KS TS STS
Kesempatan
Saya merasa senang menerima tugas dan
X3.11 pekerjaan yang diberikan karena sesuai
kemampuan dan keterampilan yang saya miliki
Saya bersedia untuk dipromosi sesuai
X3.12 kemampuan yang saya miliki dalam pekerjaan
apapun
Kesempatan untuk dipromosikan menjadi
X3.33
alasan saya untuk semangat dalam bekerja
Kemampuan
Kemampuan kerja yang saya miliki dapat
X3.21 digunakan untuk mengambil pertimbangan
dalam membuat keputusan
Saya dapat menyelesaikan pekerjaan yang
X3.22
menjadi tanggungjawab saya

Dengan kemampuan yang saya miliki, saya


X3.23
merasa layak untuk dipromosikan
Keadilan
Setiap pegawai memiliki peluang yang sama
X3.31
untuk diberikan return of asset (ROA)
Saya merasa return of asset (ROA) beberapa
X3.32
pegawai telah sesuai dengan kinerjanya
Promosi akan diberikan kepada pegawai yang
X3.33
yang memiliki kemampuan yang sepadan
Prosedur
Saya setuju jika kebijakan return of asset
X3.41
(ROA) mempertimnbangkan tingkat pendidikan
Saya harus memenuhi beberapa syarat agar
X3.42
dapat dipromosikan ke jabatan yang lebih baik
72

Return of asset (ROA)selalu diberikan kepada


X3.43
pegawai yang telah memenuhi persyaratan

X4. Variabel Kearifan Lokal


Pertanyaan Pilihan Jawaban
No
ST S KS S STS
Siri’ na pacce (rasa malu dan saling
membantu)
Saya merasa malu apabila saya tidak
X4.11
menyelesaikan tugas instansi.
Saya senang membantu sesama pegawai
X4.12
untuk menyelesaikan masalah tugas instansi
Penerapan budaya siri’ na pacce telah
X4.13
diterapkan dengan baik di kantor
Sipakainga’ (saling mengingatkan)
Saya akan menegur pegawai apabila
X4.21
melalaikan tugas dari instansi
Saya akan menerima teguran dari pegawai lain
X4.22 apabila melakukan kesalahan dalam
melaksanakan tugas
Penerapan sipakainge’ telah diterapkan
X4.23
dengan baik di kantor
Sipakatau (saling menghormati)
Seluruh pegawai bersikap saling menghormati
X4.31
satu sama lain
Saling menghormati merupakan hal yang
X4.32 penting dalam menjaga hubungan sesama
pegawai
Penerapan Sipakatau telah diterapkan dengan
X4.33
baik di kantor
Sipakalebbi’ (saling menghargai)
Saya menghargai setiap bantuan yang
X4.42 diberikan oleh pegawai lain dalam
menyelasaikan tugas-tugas instansi
Saya menghargai dengan tulus setiap bantuan
X4.42
ataupun hasil kerja pegawai lain
Penerapan Sipakalebbi’ telah diterapkan
X4.43
dengan baik di kantor
73

Y, Variabel Nilai Perusahaan


Pertanyaan Pilihan Jawaban
No
SS S KS TS STS
Ketepatan penyelesaian tugas
Saya dapat menyelesaikan tugas yang
Y.1 telah menjadi tanggung jawab saya
dengan hasil yang memuaskan.
Saya selalu menyelesaikan tugas yang
Y.2 telah menjadi tanggung jawab saya
dengan tepat waktu.
Saya menyelesaikan tugas selain tugas
Y.3
saya dengan tepat waktu
Kesesuaian jam kerja
Dalam bekerja saya selalu menggunakan
Y.4
waktu yang ada dengan sebaik-baiknya.
Saya tidak pernah menunda-nunda
Y.5 pekerjaan yang telah menjadi tanggung
jawab saya.
Jam kerja kantor sudah cukup untuk
Y.6
menyelesaikan tugas-tugas saya
Tingkat kehadiran
Y.7 Saya tidak pernah absen saat hari kerja

Saya tidak pernah meninggalkan tempat


Y.8
kerja tanpa izin
Saya merasa kehadiran dikantor adalah
Y.9
hal yang wajib saya lakukan
Kerjasama antar pegawai
Saya mampu bekerjasama dengan
Y.10
pegawai pada divisi kerja saya
Saya mampu bekerja sama dengan
Y.11
pegawai lain diluar divisi kerja saya
Saya sering memberikan saran, kritik atau
Y.12 masukan yang membangun untuk tim
kerja.
74

****Terima Kasih atas Kerjasama Anda****

Anda mungkin juga menyukai