Proposal Renita Agus - Revisi 1 - Salin
Proposal Renita Agus - Revisi 1 - Salin
Diajukan Oleh:
RENITA AGUS
2120024
Diajukan Oleh:
RENITA AGUS
2120024
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................6
C. Tujuan Penelitian..................................................................................6
D. Manfaat penelitian.................................................................................6
1. Manfaat Teoritis.............................................................................6
2. Manfaat Kebijakan.........................................................................7
A. Tinjauan Pustaka...................................................................................8
B. Kerangka Konsep................................................................................26
C. Penelitian Terdahulu...........................................................................27
A. Desain Penelitian.................................................................................29
C. Informan Penelitian.............................................................................29
Daftar Pustaka......................................................................................................36
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjaga produksi pertanian. Pada umumnya para petani dalam hal ini dunia
tanaman yang optimal, sehingga buah, biji, daun atau bagian tumbuhan lain
yang diambil tidak dapat dijangkau hasil yang maksimal seperti yang
diharapkan. Oleh karena itu perlu untuk mencari lebih lanjut informasi,
tentang seberapa baik penggunaan pestisida oleh petani dari berbagai daerah
hama yang merusak dan memastikan tinggi hasil panen dan ketahanan
1
2
lebih tinggi risiko bahaya kesehatan melalui kontak dengan residu pestisida.
Ini lebih mungkin diamati di antara petani yang terlalu sering menggunakan.
dapat berakar pada tindakan perlindungan dan keamanan mereka yang sering
tetapi juga dapat menjadi racun bagi manusia yang bukan menjadi sasaran
meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida digunakan tetapi juga pada
manusia sering terjadi, terutama yang dialami oleh orang yang langsung
saat menyemprot atau sesudahnya, atau muntah, mulas, mata berair, kulit
gatal dan perih, kejang, pingsan, dan tidak sedikit kasus yang berakhir
dan menggunakannya.
3
lingkungan, setiap hari ribuan petani dan buruh tani keracunan pestisida dan
Studi terbaru yang diterbitkan dalam (WHO, 2020) , 385 juta orang di
bidang pertanian jatuh sakit karena keracunan pestisida akut setiap tahun.
sakit kepala hingga muntah, diare, ruam kulit, gangguan sistem saraf, dan
pingsan. Dalam kasus yang parah, jantung, paru-paru, atau gagal ginjal.
akibat bunuh diri yang berhubungan dengan pestisida. Dalam jurnal kurang
dari 30 persen petani kecil di Ghana memakai sarung tangan, kacamata, dan
tidak bijak maka dapat berdampak pada pengguna, hama sasaran, dan
yang demikian merupakan ancaman, tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga
Pestisida juga telah dikaitkan dengan asma, alergi, obesitas, dan gangguan
kelenjar endokrin, serta keguguran. Setiap tahun terjadi 1-5 juta kasus
keracunan pada pekerja pertanian, dan 80% dari jumlah ini terjadi di negara
berkembang dengan tingkat kematian sebesar 5,5% atau sekitar 220.000 jiwa
(WHO, 2018).
diaplikasikan dengan mudah dan hasilnya dapat dirasakan dalam waktu yang
relatif singkat serta dapat diaplikasikan dalam areal yang luas. Namun dalam
menggunakan pestisida kimia dalam dosis yang masih melebihi takaran dan
meningkatkan daya racun pada hama dan penyakit tanaman. Sehingga, dosis
yang digunakan pun seolah tidak diperdulikan lagi dengan asumsi agar OPT
kasus keracunan pestisida kimia atau sekitar 68.493 kasus setiap hari.
pembawa penyakit dan hama pada tanaman, tetapi tidak beracun bagi
manusia dan makhluk hidup lainnya yang bukan merupakan target. Akan
beracun sehingga sangat berbahaya apabila tidak dikelola dengan baik dan
dengan pestisida kimia. Tubuh yang sudah terpapar oleh pestisida kimia
berdampak pada komponen yang ada dalam tubuh manusia, salah satunya
lingkungan maupun perilaku petani itu sendiri. Hal serupa penelitian yang
produksi atau peningkatan penghancuran sel darah merah. Hal ini yang
pada tahun 2016 menunjukkan 771 kasus keracunan pestisida. Pestisida golo
ngan organofosfat dapat masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi, ingesti, dan
2022). Dalam konteks ini, penggunaan pestisida yang tidak tepat dapat
2016).
Hal ini karena Enrekang mampu memproduksi bawang merah sebanyak 145
ribu ton setiap tahunnya atau setara dengan Rp 3 triliun (Pertanian, 2019).
7
Hama dan penyakit yang menyebabkan gagal panen atau hasil panen
terkadang salah Sebagai aturan umum, selain dosis yang digunakan melebihi
pestisida Bisa sampai 3-5 kali seminggu menggunakan lebih dari 2 jenis
untuk modal alam dan keamanan petani dan tanaman. Sebagai contoh, dalam
kesehatan dari pestisida tidak hanya tergantung pada mereka toksisitas tetapi
digunakan.
begitu perlu untuk melakukan analisis luas terhadap perilaku petani dalam
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Perilaku
Robert Kwick menjelaskan bahwa perilaku adalah bagian dari tindakan manusia
yang dapat diamati atau dipelajari (Donsu, 2017). Dari segi biologi, perilaku
adalah aktivitas individu yang terbentuk dari hasil pengamatan. Sedangkan dari
adalah bentuk aksi-reaksi yang dipengaruhi oleh lingkungan. Reaksi ini dikenal
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Hal ini merupakan salah satu
bentuk manifestasi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang untuk bertahan
1) Pengetahuan
10
11
aktifnya (Jannah et al., 2018). Bahan aktif adalah bahan kimia yang
maksimum (BMR).
2) Sikap
seseorang terhadap suatu objek (Prakoso & Fatah, 2018). Sikap dapat
sekitarnya. Sikap diklasifikasikan menjadi dua yaitu sikap positif dan sikap
kelompok petani. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan bagi setiap
anggota kelompok tani memiliki sikap yang sama. Bisa jadi salah satu
anggota punya pendapat berbeda dengan yang lain namun tetap mematuhi
pengalaman pribadi, media massa, usia, pengaruh orang lain, dan lembaga
dan air tanah adalah bahan aktif dan lembam serta produk degradasi yang
air permukaan dalam larutan, dalam emulsi, atau terikat pada koloid tanah.
Secara istilah pestisida berasal dari kata pest dan sida. Pest meliputi
hama penyakit secara luas,sedangkan sida berasal dari kata “caedo” yang
adalah biosida yang tidak saja bersifat racun terhadap jasad pengganggu
sasaran.Tetapi juga dapat bersifat racun terhadap manusia dan jasad bukan
pestisida adalah substansi kimia (bahan kimia, campuran bahan kimia atau
maupun gulma. Pestisida (Inggris = Pesticide) berasal dari kata pest yang
b. Manfaat Pestisida
semua bahan kimia, binatang maupun tumbuhan dan bahan lain serta jasad
2) Membasmi rerumputan
diinginkan.
peliharaan.
ataupun air.
sasaran, cara kerja, sifat fisik dan kandungan bahan aktifnya yakni.
pengganggu.
pengganggu/gulma
penyakit tanaman.
cacing.
tungau.
tanaman.
).
16
Aminoester.
penyimpanan.
lebih baik.
itu Penggunaan pestisida yang tidak tepat dapat menimbulkan hama dan
dilakukan antara dua atau lebih pestisida yang bahan aktifnya berbeda
atau antara pestisida yang berbeda jenis (nabati, hayati dan sintetik).
digunakan secara bergantian selama musim tanam, pada satu waktu, atau
untuk membuat formula turunan dari pestisida dengan bahan aktif yang
sama.
dua jenis bahan aktif yang sama akan meningkatkan jumlah residu yang
dihasilkan .
a. Tepat sasaran
Jenis yang tepat, yaitu menentukan jenis pestisida yang tepat untuk
lengkap.
c. Tepat waktu
Tepat waktu, yaitu menentukan waktu yang tepat pada saat aplikasi
cara yang benar sesuai dengan bentuk dan jenis formulasi pestisida.
penanganan pestisida dapat dilihat pada label cara penanganan yang ada
pada kemasan pestisida. Dosis yang tertera pada kemasan biasanya berupa
dihasilkan. Apabila dosis terlalu rendah atau sedikit, maka hama atau
penyakit pada tanaman tersebut tidak berkurang karena daya racun yang
pertanian.
penggunaan pestisida.
petani atau bahkan melakukan percobaan sendiri terkait takaran yang akan
90% petani melakukan penyemprotan lebih dari 12 kali, dan 10% petani
tanaman akan lebih mudah terserang hama dan penyakit (Dewi et al.,
2017).
kulit ringan, nyeri tubuh dan diare. Keracunan akut yang parah
sistem endokrin dan darah. Selain itu pestisida juga dapat berbahaya
2010).
1) Dermal
3) Inhalation
perlindungan diri.
selama ini dianggap tidak penting maupun hama yang sama sekali
baru.
Yuantari, 2009).
B. Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
hubungan atau kaitan antara konsep satu terdapat konsep yang lainnya, atau
antara variable yang satu dengan variable yang lain dari masalah yang ingin
Hasil Penelitian
Penarikan Kesimpulan
D. Penelitian Terdahulu
ekosistem air.
4. Francisco Pesticides : Pestisida biasa digunakan pada
Prieto Classification, Uses kegiatan pertanian, dunia kesehatan,
Garcia, dkk. and Toxicity. peternakan , pemeliharaan area hijau,
(2012) Measures of pemeliharaan cadangan air, industri,
Exposure and dan domestik (rumah). Sumber
Genotoxic Risk paparan pestisida terbesar berasal dari
kegiatan pertanian. Sumber paparan
pestisida terhadap manusia dapat
melalui makanan, udara, air, tanah,
tumbuhan, dan hewan. Pestisida
yang masuk ke dalam tubuh manusia
dan terdistribusi kedalam aliran darah,
dan tereliminasi melalui urin, fases,
dan hembusan napas.
5. Christos A. Farmers Exposure to Petani memiliki risiko terpapar
Damalas dan Pesticides : Toxicity pestisida dibandingkan dengan
Spyridon and Ways of konsumen. Petani terpapar pestisida
D.Koutrouba Prevention ketika melakukan persiapan dan
s (2016) pengaplikasian pestisida pada lahan
pertanian. Kegiatan seperti
pengadukan, pengangkutan, dan
penyemprotan mengakibatkan petani
terkena tumpahan dan percikan bahan
kimia pestisida secara langsung.
Petani juga dapat terpapar pestisida
secara tidak langsung melalui residu
yang terdapat di sekitar tempat
tinggal, tanah, dan tanaman. Pestisida
lebih banyak terpapar melalui jalur
dermal dan inhalasi. Untuk
mengurangi paparan pestisida dapat
dilakukan petani dengan
menggunakan baju perlindungan,
seperti masker dan sarung tangan.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
secara statistik.
potensi bawang merah yang cukup menonjol. Penelitian akan dilakukan pada
C. Informan Penelitian
33
34
atau permasalahan. Dalam hal ini peneliti akan menentukan 5 orang petani
sebagai berikut:
jawab) pada petani bawang merah Desa Batu Noni yang berhubungan
Kabupaten Enrekang..
kritis. Apakah menggunakan data statistic atau non statistic. Analaisis data
pola. Kategori dan satuan uraian sehingga dapat ditentukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data. Dalam penelitian ini
a) Reduksi data
Reduksi data yaitu abstraksi selutuh data yang diperoleh dari seluruh
sistematis serta dapat membuat satu simpulan yang bermakna. Jadi, data
sendiri.
b) Penyajian data
dari sekelompok data yang diperoleh agar mudah dibaca dan dipahami,
c) Penarikan kesimpulan
F. Keabsahan data
mengukur apa yang seharusnya diukur maka data yang diperoleh tidak
dipercaya, atau dengan kata lain tidak memenuhi syarat validitas, validitas
menemukan mana yang diamati dan mana yang tidak perlu diamati
c) Trianggulasi data
data dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan sumber dan metode,
Maksud dari cara ini adalah mendiskusikan hasil data dengan orang lain
38
kebenaran dari suatu data yang dikatakan, apakah benar atau tidak oleh
suatu sumber data dan apakah data tersebut diolah oleh sumber data
yang lainnya.
dengan apa yang dimaksud oleh informan dan key infroman. Untuk itu
tidak dapat menjamin keberlakuan hasil penelitian pada subjek lain. Hal
ditentukan seumbernya).
Daftar Pustaka
Bonner, M. R., & Alavanja, M. C. R. (2017). Pesticides, human health, and food
security. In Food and Energy Security (Vol. 6, Issue 3).
https://doi.org/10.1002/fes3.112
40
41
Surya Utami Dewi, I. G. A., Mahardika, I. G., & Antara, M. (2017). RESIDU
PESTISIDA GOLONGAN ORGANOFOSFAT KOMODITAS BUAH
CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) PADA BERBAGAI LAMA
PENYIMPANAN. ECOTROPHIC : Jurnal Ilmu Lingkungan (Journal of
Environmental Science), 11(1).
https://doi.org/10.24843/ejes.2017.v11.i01.p06
Tensiana Tima, M., & Nerius Supardi, P. (2021). Analisis Senyawa Metabolit
Sekunder Ekstrak Daun Ruba Re’e dan Uji Aktivitasnya sebagai Pestisida
Nabati (Analysis Secondary Metabolite Compounds of Ruba Re’e Leaves
Extract and It’s Activity as Natural Pesticides). Jurnal Penelitian Hutan
Tanaman, 18(2). https://doi.org/10.20886/jpht.2021.18.2.125-136
Yenni, M., Sugiarto, Wuni, C., & Milenia, T. A. (2022). FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN PESTISIDA PADA
PETANI. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(7).
Yildirim, M., Kaya, V., Yildiz, M., Demirpence, O., Gunduz, S., & Dilli, U. D.
(2014). Esophageal cancer, gastric cancer and the use of pesticides in the
Southwestern of Turkey. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention, 15(6).
https://doi.org/10.7314/APJCP.2014.15.6.2821