Anda di halaman 1dari 66

PENGARUH EKONOMI KELUARGA, MINAT BELAJAR DAN

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN


TERHADAP HASIL AKADEMIK DENGAN DUKUNGAN
KELUARGA SEBAGAI MODERASI DI SMP 75 MAKASSAR

PROPOSAL TESIS

ANNISA REZKI RAMADHANI

230002301012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2024
DAFTAR ISI

SAMPUL
i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................8
C. Tujuan Penelitian............................................................................................9
D. Manfaat Penelitian........................................................................................10
BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................11
A. Kajian Pustaka..............................................................................................11
1. Belajar dan Pembelajaran........................................................................11
2. Ekonomi Keluarga...................................................................................14
3. Minat Belajar...........................................................................................20
4. Pemanfaatan Teknologi...........................................................................23
5. Hasil Akademik.......................................................................................30
6. Dukungan Keluarga.................................................................................33
B. Penelitian Terdahulu.....................................................................................36
C. Kerangka Konsep.........................................................................................41
D. Hubungan Antara Variabel.........................................................................42
E. Hipotesis.......................................................................................................46
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................47
A. Model Pengembangan..................................................................................47
B. Lokasi Penelitian..........................................................................................47
C. Populasi dan Sampel.....................................................................................48
D. Metode Pengumpulan Data..........................................................................48
E. Definisi Opersional dan pengukuran variabel..............................................50
F. Uji Instrumen................................................................................................52
G. Uji Asumsi Klasik........................................................................................53
H. Metode Analisis............................................................................................55

ii
I. Uji Hipotesis.................................................................................................59
J. Perhitungan Jalur..........................................................................................60
Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dianggap sebagai salah satu pilar utama dalam membangun

sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di tengah

dinamika global. Di Indonesia, Sekolah Menengah Pertama (SMP) memiliki

peran sentral dalam membentuk landasan pengetahuan dan keterampilan bagi

siswa. Meskipun demikian, pencapaian akademik siswa di SMP tidak hanya

ditentukan oleh faktor-faktor internal seperti kemampuan individual, tetapi

juga dipengaruhi oleh kondisi eksternal, termasuk kondisi ekonomi keluarga,

minat belajar, dan integrasi teknologi dalam proses pembelajaran.

Faktor Eksternal, seperti Kondisi Ekonomi Keluarga, memiliki dampak

yang signifikan terhadap hasil akademik siswa. Keluarga dengan keterbatasan

ekonomi mungkin mengalami kesulitan dalam menyediakan sumber daya

pendidikan yang memadai bagi anak-anak mereka, seperti buku pelajaran atau

akses ke fasilitas pembelajaran tambahan. Ketidakstabilan ekonomi keluarga

dapat menjadi hambatan nyata bagi kemajuan akademik siswa. Selain itu,

Minat Belajar siswa juga menjadi faktor penting. Minat belajar yang tinggi

cenderung meningkatkan motivasi dan komitmen siswa dalam proses

pembelajaran, yang pada gilirannya berdampak positif pada hasil akademik

mereka. Sebaliknya, kurangnya minat belajar dapat menghambat kemajuan

siswa dan menciptakan kesenjangan dalam pencapaian akademik. Di era digital

ini, Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran telah menjadi fokus penting

1
2

dalam meningkatkan efektivitas proses belajar-mengajar. Integrasi teknologi

dapat meningkatkan aksesibilitas materi pembelajaran, memperluas metode

pengajaran, dan memperkaya pengalaman belajar siswa. Namun, tingkat

pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dapat dipengaruhi oleh berbagai

faktor, termasuk ketersediaan infrastruktur teknologi dan keterampilan

teknologi siswa.

Dalam penelitian ini, peran keluarga sebagai Moderator menjadi aspek

yang krusial. Dukungan keluarga dapat memperkuat atau memoderasi

pengaruh faktor-faktor eksternal, seperti kondisi ekonomi keluarga, serta

memperkuat pengaruh faktor internal, seperti minat belajar dan pemanfaatan

teknologi dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk

menyelidiki dan menganalisis pengaruh kondisi ekonomi keluarga, minat

belajar, dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran terhadap hasil

akademik siswa di SMP 75 Makassar, dengan mempertimbangkan peran

dukungan keluarga sebagai moderator. Diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang

memengaruhi hasil akademik siswa di tingkat SMP serta memberikan landasan

untuk formulasi kebijakan yang lebih efektif dalam meningkatkan kualitas

pendidikan di sekolah tersebut.

Penelitian ini akan mengeksplorasi beragam aspek yang relevan untuk

memahami secara menyeluruh faktor-faktor yang memengaruhi hasil akademik

siswa di SMP 75 Makassar. Pertama, fokus penelitian akan ditujukan pada

Analisis Pengaruh Ekonomi Keluarga. Kami akan meneliti secara mendalam


3

dampak kondisi ekonomi keluarga terhadap pencapaian akademik siswa. Hal

ini akan melibatkan survei untuk menilai pendapatan keluarga, ketersediaan

sumber daya pendidikan di rumah, serta faktor-faktor lain yang terkait dengan

kondisi ekonomi keluarga yang dapat mempengaruhi hasil akademik siswa.

Dengan memahami lebih dalam peran ekonomi keluarga, kami akan dapat

mengidentifikasi potensi tantangan atau kekurangan yang mungkin dihadapi

siswa dalam proses pembelajaran mereka.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan pada 10 dan 14

Februari 2024 di SMP 75 Makassar, terungkap bahwa ekonomi keluarga siswa

cenderung berada pada tingkat menengah ke bawah. Mayoritas orang tua siswa

bekerja sebagai buruh tani, buruh swasta, dan buruh harian lepas. Namun,

menariknya, terdapat variasi dalam hasil akademik siswa terkait dengan

kondisi ekonomi keluarga. Beberapa siswa dari keluarga dengan kondisi

ekonomi baik malah menunjukkan hasil akademik yang kurang memuaskan,

mungkin karena mereka terlalu dimanjakan oleh orang tua dengan fasilitas

yang berlebihan. Namun, sebaliknya, ada juga siswa dari keluarga dengan

kondisi ekonomi baik yang menunjukkan hasil akademik yang baik, mungkin

karena mereka termotivasi untuk belajar dengan baik karena kebutuhan

pendidikan mereka terpenuhi.

Data yang dikumpulkan dari SMP 75 Makassar menunjukkan

keragaman dalam jenis pekerjaan orang tua siswa. Mayoritas bekerja sebagai

buruh atau kuli, dengan sebagian besar memiliki pekerjaan tidak tetap. Ada

juga sebagian kecil yang berprofesi sebagai pedagang atau memiliki usaha di
4

rumah. Kondisi ekonomi keluarga ternyata memegang peran penting dalam

prestasi belajar siswa. Orang tua perlu terlibat aktif dalam pendidikan anak-

anak mereka dengan menyediakan fasilitas belajar, mengawasi kegiatan

belajar, serta memahami dan mengatasi kesulitan belajar siswa. Perhatian dan

bimbingan intensif dari orang tua dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

secara signifikan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan

hubungan antara status ekonomi keluarga (berdasarkan pekerjaan, penghasilan,

pendidikan, dan jumlah tanggungan keluarga) dengan prestasi belajar siswa.

Hasil penelitian Alwin dan Thorton, yang dirujuk oleh Prawira, (2014),

menunjukkan bahwa secara umum, murid-murid dari keluarga dengan status

sosial ekonomi tinggi cenderung mencapai hasil belajar yang lebih baik dan

lebih lama dibandingkan dengan murid-murid dari keluarga dengan status

ekonomi rendah. Ini masuk akal karena keluarga dengan status ekonomi yang

lebih tinggi dapat menyediakan biaya yang cukup untuk pendidikan anak-anak

mereka. Kecukupan ekonomi saja tidak menjamin perkembangan kognitif

anak. Terkadang, keluarga dengan kondisi ekonomi yang baik dapat kurang

memperhatikan pendidikan anak-anak mereka karena kesibukan dalam

pekerjaan. Anak-anak dari keluarga seperti ini mungkin kehilangan motivasi

belajar karena kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan mereka.

Bahkan, beberapa anak mungkin merasa tidak termotivasi untuk belajar jika

semua kebutuhan mereka sudah terpenuhi.

Di sisi lain, ada keluarga dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah

yang sangat memprioritaskan pendidikan anak-anak mereka. Anak-anak dari


5

keluarga seperti ini seringkali memiliki motivasi belajar yang tinggi karena

mereka memiliki harapan untuk meningkatkan status sosial ekonomi keluarga

mereka. Dengan fasilitas belajar yang memadai, kemudahan belajar bagi anak

tercipta, dan ini dapat meningkatkan prestasi belajar mereka.

Namun, studi yang dilakukan oleh Garcia, sebagaimana disebutkan oleh

(Susanti, 2021), menyatakan bahwa siswa dengan status sosial ekonomi rendah

cenderung kurang akrab dengan buku dan kurang memiliki motivasi untuk

kegiatan sekolah. Status sosial ekonomi yang rendah dapat menghambat

prestasi belajar siswa karena dapat mempengaruhi motivasi belajar dan cita-

cita mereka. Ini sejalan dengan pendapat WS Winkel dalam Super, (2021) yang

menyatakan bahwa siswa dengan kondisi ekonomi yang baik mungkin merasa

kurang termotivasi untuk belajar karena semua kebutuhan mereka telah

terpenuhi, sementara siswa dari lingkungan ekonomi yang lemah seringkali

lebih rajin belajar, meskipun ada juga yang merasa minder saat belajar bersama

dengan siswa yang lebih kaya. Selanjutnya, penelitian ini akan

Mengidentifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar. Kami akan

mengeksplorasi variabel-variabel seperti metode pengajaran yang digunakan,

kualitas interaksi antara guru dan siswa, serta pengalaman belajar sebelumnya

yang mungkin memengaruhi minat belajar siswa. Dengan demikian, kami akan

dapat memahami lebih dalam dinamika motivasi dan antusiasme siswa dalam

menghadapi pembelajaran di SMP 75 Makassar.

Selain itu, kami juga akan Menganalisis Tingkat Pemanfaatan

Teknologi dalam Pembelajaran. Evaluasi akan dilakukan untuk menilai sejauh


6

mana teknologi digunakan dalam proses pembelajaran di SMP 75 Makassar.

Hal ini akan melibatkan pengukuran tingkat aksesibilitas teknologi di sekolah

dan di rumah, jenis teknologi yang digunakan dalam pembelajaran, serta

seberapa efektif teknologi tersebut dalam meningkatkan keterlibatan dan

pencapaian siswa. Dengan memahami tingkat pemanfaatan teknologi, kami

akan dapat menilai potensi keunggulan dan tantangan yang terkait dengan

integrasi teknologi dalam pembelajaran.

Ketimpangan ekonomi di antara -siswa, dimana ada yang berasal dari

keluarga dengan status ekonomi yang tinggi dan ada pula yang dari keluarga

dengan status ekonomi yang rendah. Ketimpangan ini dapat mempengaruhi

akses siswa terhadap sumber daya pendidikan tambahan dan bimbingan belajar

yang mungkin diperlukan untuk meningkatkan hasil akademik. Selain itu,

rendahnya minat belajar juga menjadi perhatian, karena sebagian siswa

mungkin mengalami kurangnya motivasi atau ketidakpahaman terhadap

relevansi materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan

teknologi dalam pembelajaran juga menjadi faktor yang perlu

dipertimbangkan, mengingat tidak semua siswa memiliki akses yang sama

terhadap perangkat teknologi atau mungkin tidak semua guru dapat

mengintegrasikan teknologi secara efektif dalam proses pembelajaran. Namun,

peran dukungan keluarga dalam mendukung proses pembelajaran sangat

penting. Tidak semua siswa mendapatkan dukungan yang optimal dari keluarga

mereka, baik dalam bentuk dukungan emosional, motivasional, atau finansial.

Oleh karena itu, penelitian yang menginvestigasi pengaruh ekonomi keluarga,


7

minat belajar, dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran terhadap hasil

akademik siswa, dengan mempertimbangkan peran dukungan keluarga sebagai

faktor moderasi, menjadi penting untuk dilakukan guna memberikan gambaran

yang lebih jelas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil akademik

siswa di sekolah tersebut.

Penelitian menunjukkan bahwa keadaan ekonomi keluarga memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa, baik secara

positif maupun negatif. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh Rizki

Haris Putra dengan judul "Pengaruh Keadaan Ekonomi Keluarga dan Motivasi

Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi

STKIP PGRI Sumbar" menemukan bahwa variabel keadaan ekonomi keluarga

memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa,

dengan nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel (4,399 > 1,9748). Begitu pula

dengan penelitian yang dilakukan oleh Indiani Putri Tari dengan judul

"Pengaruh Motivasi Belajar dan Status Ekonomi Keluarga terhadap Prestasi

Mahasiswa Angkatan 2014 Prodi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta", di mana variabel keadaan ekonomi keluarga

juga memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar

mahasiswa (t hitung > t tabel).

Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Gulo M, (2016) dengan

judul "Pengaruh Keadaan Ekonomi Keluarga dan Motivasi Belajar terhadap

Prestasi Belajar Mahasiswa Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Angkatan 2013" menemukan adanya pengaruh negatif antara keadaan ekonomi


8

keluarga dan prestasi belajar mahasiswa, seperti yang tercermin dari hasil uji t

variabel keadaan ekonomi keluarga yang bernilai negatif (-3,141). Begitu pula

dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiah & Purwono, (2013) dengan

judul "Pengaruh Keadaan Ekonomi Keluarga terhadap Prestasi Mahasiswa

Sastra Arab Al-Azhar Indonesia", di mana variabel keadaan ekonomi keluarga

juga ditemukan membawa pengaruh negatif terhadap prestasi belajar

mahasiswa sebesar 6%.

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa keadaan ekonomi

keluarga memainkan peran penting dalam menentukan prestasi belajar

mahasiswa, namun dampaknya bisa bervariasi tergantung pada konteks dan

faktor-faktor lain yang terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini diharapkan

dapat menjadi dasar untuk perencanaan kebijakan pendidikan yang lebih

efektif dan berkelanjutan, serta meningkatkan kualitas pendidikan di SMP 75

Makassar dan mungkin juga di sekolah-sekolah lainnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan mengangkat judul “Pengaruh Ekonomi

Keluarga, Minat Belajar Dan Pemanfaatan Teknologi Dalam

Pembelajaran Terhadap Hasil Akademik Dengan Dukungan Keluarga

Sebagai Moderasi Di SMP 75 Makassar”

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana pengaruh ekonomi keluarga terhadap hasil akademik siswa di

SMP 75 Makassar?
9

2. Bagaimana pengaruh minat belajar terhadap hasil akademik siswa di SMP

75 Makassar?

3. Bagaimana pengaruh pemanfaatan teknologi terhadap hasil akademik

siswa di SMP 75 Makassar?

4. Bagaimana dukungan keluarga memoderasi pengaruh ekonomi keluarga

terhadap hasil akademik siswa di SMP 75 Makassar?

5. Bagaimana pengaruh dukungan keluarga terhadap hasil akademik siswa di

SMP 75 Makassar?

6. Bagaimana dukungan keluarga memoderasi pengaruh minat belajar

terhadap hasil akademik siswa di SMP 75 Makassar?

7. Bagaimana dukungan keluarga memoderasi pengaruh pemanfaatan

teknologi terhadap hasil akademik siswa di SMP 75 Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian

pengembangan ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh ekonomi keluarga terhadap hasil akademik

siswa di SMP 75 Makassar.

2. Untuk mengetahui pengaruh minat belajar terhadap hasil akademik siswa

di SMP 75 Makassar.

3. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan teknologi terhadap hasil

akademik siswa di SMP 75 Makassar.

4. Untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap hasil akademik

siswa di SMP 75 Makassar.


10

5. Untuk mengetahui dukungan keluarga memoderasi pengaruh ekonomi

keluarga terhadap hasil akademik siswa di SMP 75 Makassar.

6. Untuk mengetahui dukungan keluarga memoderasi pengaruh minat

belajar terhadap hasil akademik siswa di SMP 75 Makassar.

7. Untuk mengetahui dukungan keluarga memoderasi pengaruh pemanfaatan

teknologi terhadap hasil akademik siswa di SMP 75 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Bagi Peneliti, Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan

ilmu pengetahuan peneiliti tentang permasalahan yang dikaji.

b. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang

berhubungan dengan penelitian ini.

2. Manfaat praktis

a. Hasil penelitian ini nantinya nantinya diharapkan dapat menjadi rujukan

dalam melakukan penelitian-penelitian yang serupa di tempat lain.

b. Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai salah satu pra syarat untuk

memperoleh gelar Magister Ilmu Pendidikan Ekonomi.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Belajar merupkan kegiatan penting setiap aktivitas kehidupan

manusia seharihari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar,

baik secara seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam

suatu kelompok tertentu. Dipahami atau tidak dipahami, Sesungguhnya

sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari merupakan

kegiatan belajar. Dengan demikian dapat kita katakan, tidak ada ruang dan

waktu di mana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan

itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun

waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga

tidak pernah terhenti.

Menurut Sagala yang di kutip oleh Muthmainnah et al., (2020)

adalah “suatu proses adaptasi atau penyesuain tingkah laku berlangsung

secara progresif”. Belajar juga dipahami sebagai suatu prilaku, pada saat

orang belajar, maka responnya menurun. Jadi belajar ialah suatu perubahan

dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respon. Seorang anak belajar

sungguh-sungguh dengan demikian pada waktu ulangan siswa tersebut

dapat menjawab semua soal dengan benar. Atas hasil belajarnya yang baik

itu dia mendapatkan nilai yang baik, karena mendapatkan nilai yang baik

11
12

ini, maka anak akan belajar lebih giat lagi. Nilai tersebut merupakan

“operant conditionin”atau penguatan (reinforcement).

Menurut Suyono, (2016) bahwa: “belajar adalah suatu upaya

pembelajaran untuk mengembangkan seluruh kepribadian, baik fisik

maupun psikis. Belajar juga dimaksudkan untuk mengembangkan seluruh

aspek intelegensi sehingga anak didik menjadi manusia yang utuh, cerdas

secara intelegensi, cerdas secara emosional, cerdas secara psikomotor, dan

memiliki keterampilan yang berguna untuk kehidupannya”. Teori belajar

penting diketahui oleh para pendidik dan calon pendidik. Ha ini

disebabkan, pemahaman guru terhadap sebuah teori belajar akan

mempermudah seorang guru dalam menerapkannya dalam proses

pembelajaran. Menurut Calama & Hill, (1968), terdapat tiga fungsi utama

dari teori belajar, sebagai berikut:

a. Teori belajar berfungsi sebagai petunjuk dan sumber-sumber

stimulasi bagi penelitian dan pemikiran ilmiah lebih lanjut.

b. Teori belajar merupakan simplifikasi atau garis-garis besar

pengetahuan mengenai hukum-hukum dan proses belajar.

c. Teori belajar menjelaskan secara konsep dasar apa itu belajar dan

mengapa proses belajar dan pembelajaran dapat berlangsung,

Adapun jenis teori belajar yang terkenal dalam psikologi antara lain:

1. Teori belajar Konstruktivisme (Piaget)

Menurut teori Piaget dalam Saragi, (2012) skema ini,

seluruh pengetahuan diorganisasikan menjadi unit-unit, didalam


13

unit-unit pengetahuan ini, disimpanlah informasi. Sehingga

skema dapat dimaknai sebagai suatu deskripsi umum atau suatu

sistem konseptual untuk memahami pengetahuan tentang

bagaimana pengetahuan itu dinyatakan atau pengetahuan itu

diterapkan.

2. Teori belajar Behaviorisme (J.B. Watson)

Dalam Douville, (2005) Watson mengemukakan dua

prinsip dasar dalam pembelajaran, yaitu prinsip kekerapan dan

kebaruan. a. prinsip kekerapaan menyatakan bahwa semakin

kerap individu bertindak balas terhadap suatu rangsangan, akan

lebih besar kemungkinan individu memberikan tindak balas

yang sama terhadap rangsangan itu. b. prinsip kebaruan

menyatakan bahwa apabila individu membuat tindak balas yang

baru terhadap rangsangan, apabila kelak muncul lagi

rangsangan, besar kemungkinan individu tersebut akan

bertindak balas dengan cara yang serupa terhadap rangsangan .

Teori Watson ini disebut pula teori classical conditioning

yang dipelopori oleh Pavlov, seorang ahli psikologi-refleksologi

dari Rusia. Pavlov mengawali teori ini dengan mengadakana

percobaan terhadap anjing. Berdasarkan hasil percobaanya itu,

Pavlov mendapatkan kesimpulan bahwa gerakan-gerakan refleks

dapat dipelajari dan dapat berubah karena mendapat latihan.

Kemudian, gerak refleks tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu


14

refleks wajar (unconditioned reflex) dan refleksi bersyarat atau

refleksi yang dipelajari (conditioned reflex).

3. Teori belajar Kognitif (Jean Piaget)

Menurut Piaget, (MacBlain, 2023) proses belajar

sebenarnya terjadi dari tiga tahapan yaitu, asimilasi, akomodasi,

dan ekuilibirasi (penyeimbang). Piaget berpendapat bahwa

proses belajar harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan

kognitif yang dilalui siswa. Tahapan tersebut dibagi menjadi

empat tahap, yaitu tahap sensori motor, tahap praoperasional,

tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal.

Pembelajaran adalah sutu proses interaksi yang terjadi antara

pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapai

tujuan belajar. Pembelajaran harus didukung dengan semua unsur dalam

pembelajaran yang meliputi pendidik, peserta didik, dan juga lingkungan

belajar.

2. Ekonomi Keluarga

a. Pengertian Ekonomi Keluarga

Dalam menghadapi kenyataan hidup yang penuh tantangan seperti

saat ini untuk menjaga dan meningkatkan kualitas hidupnya, keluarga secara

konsisten mengembangkan berbagai aspek ekonominya hingga mencapai

standar kehidupan yang lebih baik daripada sebelumnya. Proses ini

melibatkan pembagian tugas dan tanggung jawab di antara anggota keluarga

serta manajemen ekonomi keluarga.


15

Menurut Sattar, (2017), istilah "ekonomi" berasal dari Yunani

(Greek), yang berasal dari bahasa Yunani "oikonomia" dengan asal katanya

"Oikos Nomos". Ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kehidupan

sehari-hari, termasuk dalam urusan kehidupan biasa. Hal ini juga melibatkan

studi tentang tindakan individu dan masyarakat terkait dengan perolehan

dan penggunaan barang-barang yang diperlukan bagi kesejahteraan.

Rumah tangga dianggap sebagai pusat kegiatan ekonomi, di mana

kebutuhan yang relatif sedikit dapat dipenuhi melalui usaha langsung setiap

keluarga. Keluarga merupakan bagian dari masyarakat, dan suatu

masyarakat dikatakan makmur jika anggotanya dapat mencukupi kebutuhan

akan barang-barang ekonomis. Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter

Evers (Camelia Kristika Pepe, 2017), keadaan ekonomi adalah suatu

kedudukan yang menetapkan seseorang pada posisi tertentu dalam

masyarakat, dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan

oleh si pembawa status.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi

menggambarkan kesejahteraan atau kemakmuran seseorang atau keluarga,

serta menempatkan mereka pada posisi tertentu dalam masyarakat. Keadaan

ekonomi individu atau keluarga dapat berubah seiring waktu dan tidak dapat

ditentukan dalam kurun waktu tertentu. Ekonomi dapat dipahami sebagai

bidang pengetahuan yang menangani masalah dan kejadian yang terkait

dengan upaya manusia, baik secara individu maupun dalam kelompok,

untuk memenuhi kebutuhan yang tak terbatas dengan sumber daya yang
16

terbatas. Keluarga dianggap sebagai pelaku ekonomi yang terdiri dari ayah,

ibu, anak, dan anggota keluarga lainnya. Ada pandangan lain yang

menggambarkan keluarga sebagai unit kekerabatan yang memainkan peran

dalam kerjasama ekonomi dan memiliki fungsi dalam kehidupan sehari-hari,

pendidikan anak-anak, serta bantuan dan perlindungan terhadap anggota

yang membutuhkan, khususnya orang tua yang sudah lanjut usia.

Menurut Al Munawaroh et al., (2016), ekonomi keluarga merupakan

salah satu unit studi ekonomi yang lebih luas, seperti perusahaan dan

negara. Fokusnya adalah bagaimana mengatasi keterbatasan sumber daya

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan akan barang dan jasa. Keluarga

dihadapkan pada tugas untuk membuat pilihan-pilihan yang tepat dalam

berbagai kegiatan guna mencapai tujuan ekonominya.

Sementara menurut Goenawan Sumodiningrat (dalam Bety Aryani

2017), ekonomi keluarga mencakup segala upaya untuk memenuhi

kebutuhan dasar hidup seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, dan

pendidikan. Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

ekonomi keluarga melibatkan pengembangan dan usaha-usaha yang

dilakukan oleh suatu keluarga untuk meningkatkan minat dan motivasi di

bidang usaha dan keterampilan.

Teori yang mendasari pemahaman tentang dampak ekonomi keluarga

terhadap proses pendidikan anak adalah teori ekonomi manusia. Teori ini

menekankan bahwa keputusan individu, termasuk keputusan terkait

pendidikan, dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi. Dalam konteks ini,


17

ekonomi keluarga menjadi faktor kunci yang memengaruhi keberhasilan

atau kegagalan pendidikan anak.

Menurut teori ekonomi manusia, individu, atau dalam hal ini keluarga,

bertindak rasional dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk

memaksimalkan kepuasan atau manfaat yang diperoleh dari keputusan

mereka. Dalam konteks pendidikan anak, hal ini berarti bahwa keluarga

akan memprioritaskan pengeluaran mereka sesuai dengan kemampuan

ekonomi mereka, termasuk dalam memenuhi kebutuhan belajar anak.

Dalam hal ini, pemahaman dari Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono

(1991:83) mengenai faktor biaya menjadi relevan. Mereka menekankan

bahwa biaya belajar, seperti biaya pembelian alat-alat belajar dan biaya

sekolah, merupakan faktor yang sangat penting. Keluarga dengan kondisi

ekonomi yang kurang memadai akan mengalami kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan biaya tersebut, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi akses

anak terhadap pendidikan yang berkualitas. Lebih lanjut, paradigma yang

disajikan menyoroti bahwa meskipun sekolah memiliki peran yang penting

dalam menyediakan lingkungan belajar yang efektif, namun lingkungan

belajar di rumah juga memiliki peran yang signifikan. Keluarga yang kurang

mampu mungkin tidak dapat menyediakan lingkungan belajar yang optimal

di rumah, seperti tempat belajar yang nyaman atau akses terhadap buku dan

bahan belajar lainnya.

Dengan demikian, teori ekonomi manusia dan pemahaman tentang

dampak ekonomi keluarga pada pendidikan anak menyoroti pentingnya


18

pemahaman atas aspek ekonomi dalam membentuk akses dan kualitas

pendidikan anak. Hal ini menegaskan bahwa faktor ekonomi memiliki

dampak yang signifikan dalam menentukan kesempatan belajar dan

pencapaian akademik anak, baik di sekolah maupun di rumah.

b. Klasifikasi Kondisi Ekonomi

Menurut Susanti, (2021), klasifikasi sosial ekonomi dalam masyarakat

terdiri dari tiga golongan utama, yaitu lapisan atas, lapisan menengah, dan

lapisan bawah. Berdasarkan kelas sosial ekonomi, status sosial ekonomi

dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Kelompok Sosial Ekonomi Atas

Kelompok ini terdiri dari orang tua yang mampu memenuhi

kebutuhan keluarga mereka, baik kebutuhan primer maupun

sekunder, bahkan termasuk kebutuhan yang dianggap mewah.

Lapisan ekonomi atas mencakup pejabat pemerintah, dokter, dan

profesional lainnya.

2) Kelompok Sosial Ekonomi Menengah

Orang tua yang termasuk dalam kelompok ini mampu memenuhi

kebutuhan hidup mereka dengan menggunakan penghasilan keluarga

secara cermat untuk kebutuhan yang dianggap penting. Lapisan

ekonomi menengah meliputi ulama, pegawai, dan wirausahawan.

3) Kelompok Sosial Ekonomi Bawah

Kelompok ini mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan

hidup mereka. Beberapa keluarga mungkin dapat memenuhi


19

kebutuhan yang paling dasar, tetapi sebagian lainnya tidak mampu

melakukannya. Lapisan ekonomi bawah terdiri dari buruh tani,

buruh bangunan, buruh pabrik, dan pekerja manual lainnya.

c. Indikator Ekonomi Keluarga

Indikator ekonomi keluarga adalah parameter atau faktor yang

digunakan untuk menilai atau mengukur kondisi keuangan dan

kesejahteraan suatu keluarga (Camelia Kristika Pepe, 2017). Beberapa

indikator ekonomi keluarga yang umum digunakan meliputi:

1) Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga merupakan jumlah uang yang diperoleh oleh

semua anggota keluarga dari berbagai sumber, seperti gaji, usaha, atau

investasi. Pendapatan yang tinggi biasanya mengindikasikan

kemampuan ekonomi yang lebih baik.

2) Pekerjaan Orang Tua

Jenis pekerjaan orang tua dapat menjadi indikator ekonomi

keluarga. Pekerjaan dengan gaji yang tinggi atau pekerjaan yang

menawarkan stabilitas finansial cenderung mencerminkan kondisi

ekonomi yang lebih baik.

3) Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan orang tua juga dapat menjadi indikator

ekonomi keluarga. Pendidikan yang lebih tinggi sering kali terkait

dengan kesempatan kerja yang lebih baik dan pendapatan yang lebih

tinggi.
20

4) Kondisi Tempat Tinggal

Faktor-faktor seperti jenis tempat tinggal (rumah sendiri, rumah

sewa, atau tempat tinggal sementara), ukuran rumah, dan fasilitas

rumah tangga juga dapat mencerminkan kondisi ekonomi keluarga.

5) Aset dan Kekayaan Keluarga

Aset seperti properti, kendaraan, tabungan, dan investasi merupakan

indikator lain dari kesejahteraan ekonomi keluarga. Semakin besar

nilainya, semakin stabil kondisi ekonomi keluarga tersebut.

Penggunaan kombinasi indikator ekonomi keluarga ini dapat

memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kondisi finansial

dan kesejahteraan suatu keluarga. Dengan memahami indikator tersebut,

pihak terkait dapat merencanakan intervensi atau program yang sesuai untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.

3. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Minat merupakan ketertarikan, perhatian, atau keinginan lebih

terhadap suatu hal tanpa adanya dorongan eksternal. Minat tersebut akan

tumbuh dan berkembang pada individu melalui pengalaman yang

diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Faktor yang memicu minat

belajar adalah dorongan dari dalam individu, baik itu motif sosial

maupun emosional. Dengan demikian, pengertian minat belajar adalah

kecenderungan individu untuk merasa senang tanpa adanya paksaan,

yang berpotensi menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,


21

ketrampilan, dan perilaku (Sardiman, 2018).

Minat belajar merupakan aspek yang fundamental dalam proses

pendidikan, yang mencerminkan dorongan internal siswa untuk aktif

terlibat dalam pembelajaran. Hal ini melibatkan ketertarikan dan

antusiasme yang kuat dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan

baru. Secara lebih spesifik, minat belajar mencakup ketertarikan pada

materi pelajaran, motivasi intrinsik, keterlibatan aktif dalam proses

pembelajaran, keterkaitan dengan tujuan pendidikan, dan pengalaman

positif dalam belajar. Ketika siswa memiliki minat belajar yang tinggi,

mereka cenderung lebih termotivasi untuk belajar secara mandiri,

menggali informasi tambahan, dan mengembangkan pemahaman yang

lebih dalam tentang subjek yang dipelajari.

Minat belajar yang kuat juga dapat memengaruhi prestasi

akademis siswa, dengan merangsang keterlibatan yang lebih besar dalam

pembelajaran dan meningkatkan motivasi untuk mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penting bagi pendidik

dan orang tua untuk mengenali dan merangsang minat belajar siswa

melalui pendekatan pembelajaran yang menarik, relevan, dan

memotivasi, sehingga mendorong kesuksesan dalam pendidikan dan

perkembangan siswa secara keseluruhan.

b. Ciri-Ciri Minat Belajar

Minat belajar memiliki beberapa ciri-ciri, seperti yang dijelaskan

oleh Elizabeth Hurlock (Riyana, 2019):


22

1) Minat berkembang seiring dengan perkembangan fisik dan mental.

2) Minat terkait dengan aktivitas belajar.

3) Perkembangan minat mungkin memiliki batasan tertentu.

4) Minat dipengaruhi oleh kesempatan belajar.

5) Minat dipengaruhi oleh budaya.

6) Minat memiliki dimensi emosional.

7) Minat bersifat egoisentris, di mana kesukaan terhadap sesuatu dapat

memicu keinginan untuk memilikinya.

Menurut Slameto, (2013), siswa yang memiliki minat belajar

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Memiliki kecenderungan untuk terus memperhatikan dan

mengingat materi yang dipelajari.

2) Merasakan kesenangan dan kegembiraan terhadap materi yang

diminati.

3) Mendapatkan kepuasan dan rasa bangga dari materi yang diminati.

4) Lebih menyukai materi yang menjadi minatnya dibandingkan

dengan materi lainnya.

5) Terlibat dalam partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa

Minat belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang dapat

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1) Faktor Internal:

a) Aspek fisiologis, seperti kondisi jasmani dan tingkat


23

kebugaran tubuh siswa.

b) Aspek psikologis, seperti intelegensi, bakat, sikap, minat, dan

motivasi siswa.

2) Faktor Eksternal Siswa:

a) Lingkungan Sosial, meliputi sekolah, keluarga, masyarakat,

dan teman sebaya.

b) Lingkungan Nonsosial, seperti fasilitas dan kondisi fisik

lingkungan belajar.

d. Indikator Minat Belajar

Menurut Slameto, (2013), beberapa indikator minat belajar

meliputi perasaan senang, ketertarikan, keterlibatan, dan perhatian siswa

terhadap materi pelajaran. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, indikator

minat belajar yang digunakan meliputi:

1) Perasaan Senang terhadap materi pelajaran.

2) Keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar.

3) Ketertarikan pada materi pelajaran.

4) Perhatian dan konsentrasi pada penjelasan guru serta aktivitas belajar

lainnya.

4. Pemanfaatan Teknologi

a. Pengertian pemanfaatn teknologi

Pengertian teknologi pembelajaran telah mengalami beberapa

kali perubahan seiring sejarah dan perkembangannya. Berikut adalah

rangkuman perubahan tersebut menurut Warsita, (2018) bahwa


24

teknologi pembelajaran merupakan suatu disiplin ilmu atau bidang

garapan. Istilah teknologi pembelajaran sering digunakan bergantian

dengan istilah teknologi pendidikan. Pemanfaatan teknologi dalam

pendidikan" dapat didefinisikan sebagai penggunaan berbagai alat dan

platform teknologi, seperti komputer, internet, perangkat mobile,

perangkat lunak pembelajaran, media sosial, dan aplikasi digital, untuk

meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran (Kurnia et al.,

2018). Ini mencakup segala upaya yang dilakukan oleh lembaga

pendidikan, guru, dan siswa untuk memanfaatkan teknologi dalam

proses belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas. Tujuan

utamanya adalah untuk memperluas akses terhadap informasi,

menciptakan lingkungan pembelajaran yang interaktif dan menarik,

serta meningkatkan keterlibatan dan pencapaian akademik siswa.

Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan telah menjadi semakin

penting seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi

(TIK) di era digital ini. Teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan

dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam proses pembelajaran.

Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan mengacu pada penggunaan

berbagai alat dan platform teknologi, seperti komputer, internet,

perangkat mobile, perangkat lunak pembelajaran, media sosial, dan

aplikasi digital, untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas

pembelajaran.

Salah satu aspek penting dari pemanfaatan teknologi dalam


25

pendidikan adalah aksesibilitas informasi. Melalui internet, siswa dapat

dengan mudah mengakses sumber belajar yang beragam dan terkini,

seperti e-book, jurnal ilmiah, video pembelajaran, dan sumber daya

digital lainnya. Ini membuka pintu bagi pembelajaran mandiri dan

penelitian yang lebih mendalam. Teknologi juga memungkinkan

terciptanya lingkungan pembelajaran yang interaktif dan menarik.

Berbagai aplikasi dan perangkat lunak pembelajaran dirancang untuk

membuat pembelajaran lebih visual, berbasis game, dan kolaboratif.

Hal ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih menyenangkan bagi

siswa, tetapi juga membantu meningkatkan pemahaman dan retensi

materi pelajaran.

Pemanfaatan teknologi juga memungkinkan adopsi model

pembelajaran fleksibel, di mana siswa dapat belajar secara mandiri,

sesuai dengan ritme dan gaya belajar masing-masing. Pembelajaran

daring (online learning) dan blended learning (kombinasi pembelajaran

daring dan tatap muka) telah menjadi populer di banyak institusi

pendidikan, memungkinkan siswa untuk mengakses materi pelajaran

dari mana saja dan kapan saja.

Teknologi juga dapat digunakan untuk memfasilitasi kolaborasi

antara siswa dan guru. Melalui platform pembelajaran digital, siswa

dapat berinteraksi satu sama lain, berbagi ide, dan bekerja sama dalam

proyek bersama. Guru dapat memberikan umpan balik secara langsung

dan menyediakan bahan pembelajaran tambahan secara online.


26

Meskipun pemanfaatan teknologi dalam pendidikan memiliki banyak

manfaat, juga perlu diingat bahwa ada tantangan dan risiko yang terkait

dengan penggunaan teknologi. Misalnya, kesenjangan akses terhadap

teknologi dan internet dapat menghambat beberapa siswa untuk

mengikuti pembelajaran online. Selain itu, perlu juga memperhatikan

masalah privasi dan keamanan data dalam penggunaan teknologi di

lingkungan pendidikan.

Secara keseluruhan, pemanfaatan teknologi memiliki potensi

besar untuk meningkatkan pembelajaran siswa, meningkatkan

keterlibatan, dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tuntutan

dunia yang semakin digital. Oleh karena itu, penting bagi lembaga

pendidikan dan para pendidik untuk terus mengembangkan dan

mengintegrasikan teknologi dalam strategi pembelajaran mereka

Teknologi pembelajaran mencakup berbagai kegiatan, termasuk

analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan,

implementasi, dan evaluasi baik proses maupun sumber belajar.

Teknologi pembelajaran tidak terbatas pada lingkungan sekolah saja,

melainkan juga digunakan dalam berbagai aktivitas manusia sepanjang

berkaitan dengan upaya memecahkan masalah belajar dan

meningkatkan kinerja. Teknologi diartikan secara luas, mencakup tidak

hanya teknologi fisik (hardtech), tetapi juga teknologi lunak (softtech).

b. Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran

Peran teknologi dan media dalam pembelajaran konstruktivis


27

sangat penting sebagai fasilitator untuk membangun interaksi

kolaboratif yang membantu pembentukan pemahaman yang lebih

dalam. Kemajuan teknologi dan penggunaan media memungkinkan

interaksi yang lebih bebas, tidak terbatas oleh batasan ruang dan waktu.

Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai peran teknologi

dan media dalam konteks pembelajaran:

1) Membangun jaringan komunikasi kolaboratif

Teknologi dan media memungkinkan peserta didik, guru, dosen,

instruktur, dan sumber belajar untuk berkomunikasi secara

kolaboratif. Berbagai perangkat lunak online seperti Skype, Yahoo,

Facebook Video Conference, dan email memfasilitasi

telekonferensi dan kolaborasi dalam pembelajaran. Dengan

demikian, interaksi antara mereka dapat diperluas, mengurangi

keterbatasan ruang dan waktu. Terutama dalam situasi pandemi

seperti COVID-19, teknologi ini menjadi solusi untuk melanjutkan

kegiatan pembelajaran tanpa henti.

2) Menyediakan lingkungan yang aman, kompleks, dan realistis

Teknologi dan media juga menciptakan lingkungan pembelajaran

yang aman dan kompleks. Proyek-proyek penting atau informasi

pribadi dapat disimpan atau dikerjakan menggunakan perangkat

lunak tertentu yang menjamin keamanan. Lingkungan ini

memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menyelesaikan

masalah secara realistis, menambah kedalaman pemahaman mereka


28

dalam pembelajaran.

3) Membangun pemahaman aktif melalui internet

Melalui internet, teknologi dan media memungkinkan pencarian

informasi terkini, foto, dan video yang mendukung proses

pembelajaran. Peserta didik dapat menikmati penelusuran ini dan

belajar untuk memelihara informasi yang mereka pelajari. Dengan

pengalaman menelusuri materi pembelajaran secara mandiri

melalui internet, diharapkan peserta didik akan lebih mudah

mengingat materi yang mereka telusuri, serta memperdalam

pemahaman mereka.

Dengan demikian, peran teknologi dan media dalam

pembelajaran konstruktivis tidak hanya memfasilitasi interaksi

kolaboratif, tetapi juga menciptakan lingkungan pembelajaran yang

aman dan realistis serta membantu dalam proses pencarian dan

pemeliharaan informasi yang mendukung pembelajaran yang efektif.

Oleh karena itu pengembangan teknologi pembelajaran merupakan

salah satu area yang mendapat perhatian besar dalam bidang

pendidikan. Fokus pengembangan ini lebih pada produksi berbagai

jenis media pembelajaran, seperti media cetak, media visual, audio,

teknologi komputer, dan lain sebagainya.

c. Indikator Pemanfaatan teknologi

Berikut adalah beberapa indikator pemanfaatan teknologi dalam

pendidikan (Windawati & Koeswanti, 2021):


29

1) Akses Teknologi

Jumlah dan jenis perangkat teknologi yang tersedia di

lingkungan pendidikan, seperti komputer, laptop, tablet, dan akses

internet.

2) Integrasi Kurikulum

Tingkat integrasi teknologi dalam kurikulum dan

pembelajaran, yang mencakup sejauh mana teknologi digunakan

untuk mendukung tujuan pembelajaran dan pemahaman materi

pelajaran.

3) Penggunaan Aplikasi Pembelajaran

Frekuensi penggunaan aplikasi dan perangkat lunak

pembelajaran interaktif untuk memfasilitasi proses pembelajaran,

baik di dalam maupun di luar kelas.

4) Pelatihan Guru

Tingkat pelatihan dan kesiapan guru dalam menggunakan

teknologi untuk mendukung pembelajaran, termasuk kemampuan

mereka dalam mengintegrasikan alat dan aplikasi teknologi dalam

praktik pengajaran sehari-hari.

5) Ketersediaan Sumber Belajar Digital

Ketersediaan dan aksesibilitas sumber belajar digital,

seperti e-book, video pembelajaran, tutorial online, dan sumber

daya pendukung lainnya untuk mendukung pembelajaran di kelas

dan di luar kelas.


30

6) Keterlibatan Siswa

Tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam aktivitas

pembelajaran yang didukung oleh teknologi, termasuk penggunaan

forum online, diskusi, kolaborasi proyek, dan pembelajaran

berbasis game.

5. Hasil Akademik

a. Pengertian Hasil akademik

Menurut Olivia, (2011), hasil akademik merujuk pada hasil yang

diperoleh dari aktivitas belajar yang mengakibatkan perubahan dalam diri

individu. Sedangkan menurut (Sardiman, 2018), hasil akademik

merupakan bukti peningkatan atau pencapaian siswa yang mencerminkan

kemajuan atau keberhasilan dalam program pendidikan.

Mardiah & Purwono, (2013) menjelaskan bahwa hasil akademik

adalah pencapaian terakhir siswa dalam suatu periode tertentu, yang

umumnya diekspresikan dalam bentuk angka atau simbol. Melalui angka

atau simbol tersebut, hasil akademik siswa dapat diukur oleh pihak lain

atau siswa sendiri, sehingga menjadi indikator penguasaan materi

pelajaran. Hasil akademik siswa merupakan evaluasi penting dalam

pendidikan, mencakup berbagai metode evaluasi seperti ujian, tugas,

proyek, dan penilaian lainnya. Evaluasi ini membantu guru dan lembaga

pendidikan memahami seberapa baik siswa memahami materi pelajaran

dan kemampuan dalam menerapkan pengetahuan tersebut. Selain itu,

hasil akademik juga digunakan untuk memantau progres siswa dari


31

waktu ke waktu, memungkinkan guru untuk mengidentifikasi area di

mana siswa memerlukan bantuan tambahan atau dukungan khusus.

Hasil akademik yang kurang memuaskan dapat menjadi sinyal

bagi adopsi strategi intervensi atau bimbingan tambahan, seperti program

remedial atau bimbingan pribadi, untuk membantu siswa meraih prestasi

yang lebih baik. Selain itu, hasil akademik membantu guru mengevaluasi

efektivitas metode pengajaran mereka, dengan memahami respons siswa

terhadap berbagai pendekatan pengajaran. Hasil akademik juga

memberikan umpan balik yang berharga bagi siswa tentang kemajuan

mereka dalam belajar, membantu mereka mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan serta mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih

efektif Gemnafle & Batlolona, (2021) . Dengan memperhatikan hasil

akademik siswa secara komprehensif, pendidik dapat menciptakan

lingkungan belajar yang mendukung dan membantu setiap siswa

mencapai potensi maksimal .

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil

akademik adalah hasil atau pencapaian yang diperoleh siswa dari proses

belajar, yang biasanya diungkapkan dalam bentuk angka atau simbol

tertentu.

b. Indikator Hasil akademik

Menurut Then, (2020) mengoperasikan prestasi atau keberhasilan

akademik siswa melalui indikator-indikator sebagai berikut:


32

1) Nilai Raport

Nilai raport mencerminkan prestasi belajar siswa. Siswa yang

mendapatkan nilai tinggi dianggap memiliki prestasi belajar yang

baik, sedangkan yang mendapat nilai rendah dianggap memiliki

prestasi belajar yang kurang.

2) Indeks Hasil akademik

Indeks hasil akademik adalah hasil belajar yang diungkapkan dalam

bentuk angka atau simbol. Ini menjadi tolak ukur prestasi belajar

seseorang setelah menjalani proses belajar.

3) Absensi dan Kehadiran

Tingkat kehadiran siswa di sekolah juga dapat menjadi indikator hasil

akademik, karena kehadiran yang baik sering kali berkorelasi dengan

performa akademik yang lebih baik.

4) Predikat Kelulusan

Predikat kelulusan adalah status yang diberikan kepada seseorang

berdasarkan indeks prestasi yang dimilikinya dalam menyelesaikan

pendidikan.

5) Waktu Tempuh Pendidikan

Waktu yang dibutuhkan seseorang untuk menyelesaikan studinya

juga menjadi ukuran prestasi. Menyelesaikan studi lebih cepat dari

waktu normal menandakan prestasi yang baik, sedangkan melebihi

waktu normal menandakan prestasi yang kurang baik.


33

6. Dukungan Keluarga

a. Pengertian Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga, menurut Friedman dalam (Cox et al., 2006) ,

melibatkan sikap, tindakan, dan penerimaan yang diberikan oleh anggota

keluarga kepada sesama anggota keluarga, dalam bentuk dukungan

informasional, penilaian, instrumental, dan emosional. Ini mencerminkan

sebuah hubungan interpersonal yang menciptakan rasa perhatian dan

keterhubungan di antara anggota keluarga, di mana setiap individu

merasa didukung dan dihargai. Dukungan keluarga bukan hanya

berdampak pada aspek psikologis, tetapi juga memiliki dampak yang

signifikan pada kesehatan mental individu, dengan mengurangi atau

menyangga efek negatif dari stres.

Dukungan keluarga juga berupa bantuan yang diberikan kepada

anggota keluarga lain, baik berupa barang, jasa, informasi, atau nasihat,

yang membuat penerima dukungan merasa disayang, dihargai, dan

tenteram. Ini menunjukkan bahwa dukungan keluarga tidak hanya

bersifat moral, tetapi juga material, sehingga membantu anggota keluarga

dalam menjalankan berbagai fungsi keluarga.

Menurut Misgiyanto & Dwi Susilawati, (2019), dukungan keluarga

sangat penting dalam menjalani proses pengobatan penyakit, karena

dapat meningkatkan rasa percaya diri pada penderita. Dengan adanya

dukungan keluarga, individu yang mengalami masalah kesehatan akan

merasa didukung dan lebih mampu menghadapi tantangan yang ada.


34

Dukungan keluarga memainkan peran penting dalam memperkuat

hubungan interpersonal di dalam keluarga, memberikan perlindungan

terhadap stres, serta membantu individu dalam menghadapi berbagai

tantangan kehidupan, termasuk dalam hal kesehatan dan kesejahteraan

mental.

b. Indikator Dukungan Keluarga

Friedman (2013) membagi bentuk dan fungsi dukungan keluarga

ke dalam empat dimensi utama:

1) Dukungan Emosional

Ini mencakup dukungan yang menciptakan lingkungan keluarga yang

aman dan damai, membantu individu untuk mengelola emosinya.

Dukungan emosional melibatkan ekspresi empati, perhatian,

semangat, kehangatan pribadi, dan cinta. Hal ini bertujuan untuk

membuat individu merasa nyaman, dihormati, dicintai, dan yakin

bahwa orang lain peduli terhadap mereka.

2) Dukungan Instrumental

Dukungan ini merupakan bantuan praktis dan konkret yang diberikan

oleh keluarga, seperti dalam hal keuangan, makanan, minuman, dan

perawatan fisik sehari-hari.

3) Dukungan Informasional

Keluarga berperan sebagai sumber informasi yang memberikan saran,

saran, dan petunjuk untuk mengatasi masalah. Aspek-aspek dalam

dukungan ini meliputi nasehat, usulan, saran, petunjuk, dan informasi


35

yang berguna.

4) Dukungan Penilaian atau Penghargaan

Dukungan ini melibatkan pembimbingan dan validasi identitas

anggota keluarga dengan memberikan dukungan, penghargaan, dan

perhatian, serta membantu dalam memecahkan masalah.

Menurut Friedman (2013), terdapat bukti kuat dari hasil penelitian

yang menunjukkan perbedaan dalam pengalaman perkembangan antara

keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif. Anak-anak yang

berasal dari keluarga kecil cenderung menerima lebih banyak perhatian

daripada anak-anak yang berasal dari keluarga yang lebih besar. Selain itu,

dukungan keluarga yang diberikan oleh orang tua, terutama ibu, juga

dipengaruhi oleh faktor usia. Ibu yang lebih muda cenderung kurang

mampu untuk merasakan atau mengenali kebutuhan anak mereka, dan juga

cenderung lebih egosentris dibandingkan dengan ibu yang lebih tua.

Faktor lain yang memengaruhi dukungan keluarga adalah kelas

sosial ekonomi, termasuk tingkat pendapatan, pekerjaan, dan tingkat

pendidikan. Dalam keluarga kelas menengah, hubungan yang lebih

demokratis dan adil mungkin terjadi, sementara dalam keluarga kelas

bawah, hubungan yang lebih otoriter dan otokratis dapat ditemukan. Orang

tua dari kelas sosial menengah cenderung memberikan tingkat dukungan,

afeksi, dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua dari kelas

sosial bawah. Selain itu, tingkat pendidikan juga memainkan peran

penting, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin


36

besar kemungkinan mereka memberikan dukungan kepada keluarga yang

membutuhkannya.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan

dan selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk peneltiain selanjutnya

di samping itu kajian terdahulu membantu penelitian dapat memposisikan

penelitian serta menujukkan orsinalitas dari penelitian. Pada bagaian ini

peneliti mencamtumkan berbagai hasil penelitian terdahulu terkait dengan

penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik

penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan. Berikut

merupakan penelitian terdahulu yang masih terkait dengan tema yang penulis

kaji.

Tabel 2.1 Penelitian Tedahulu


No Penulis / Judul Hasil
Tahun
1 Kurniawa Pengaruh Penelitian melibatkan 30 responden
ti, (2014) Kondisi Ekonomi dengan penggunaan kuesioner untuk data
Dan Motivasi ekonomi dan motivasi orang tua,
Orang Tua sementara prestasi belajar siswa diperoleh
Terhadap Prestasi dari nilai rapor ulangan semester satu.
Belajar Siswa Hasil analisis menunjukkan bahwa
Kelas Iv Sdn 46,66% orang tua memiliki kondisi
Banyubiru 04 ekonomi tinggi dan 40% memiliki
Kecamatan motivasi rendah. Sebanyak 53,33% siswa
Banyubiru mencatat prestasi belajar rendah, dengan 8
Kabupaten responden mencatatkan nilai tersebut.
Semarang Tahun Penelitian menegaskan korelasi positif
Pelajaran antara kondisi ekonomi dan motivasi
37

2013/2014r orang tua dengan prestasi belajar siswa,


mengonfirmasi hipotesis bahwa ada
pengaruh signifikan pada tahun ajaran
2012/2013.
2 Widadi, Hubungan Penelitian melibatkan 112 siswa kelas XI
(2016) Kondisi Sosial IIS di SMA Negeri 1 Karanganom.
Ekonomi Orang
Menggunakan angket untuk mengukur
Tua Dan Motivasi
Belajar Siswa kondisi sosial ekonomi dan motivasi, serta
Dengan Prestasi nilai rapor siswa untuk mengukur prestasi
Belajar
belajar. Analisis data menggunakan
Penjasorkes
Siswa Kelas Xi korelasi product moment dan analisis
Iis Di Sma N 1 regresi berganda dengan tingkat
Karanganom
signifikansi 5%. Hasilnya menunjukkan
hubungan positif dan signifikan antara
kondisi sosial ekonomi orang tua dengan
prestasi belajar siswa (r=0,597, p<0,05).
Selain itu, terdapat hubungan positif dan
signifikan antara motivasi belajar siswa
dengan prestasi belajar (r=0,670, p<0,05).
Uji hipotesis ketiga juga mengonfirmasi
hubungan signifikan antara kondisi sosial
ekonomi orang tua dan motivasi belajar
siswa dengan prestasi belajar penjasorkes
(F=68,919, p<0,05).
3 Dina, Faktor-Faktor Penelitian ini menggunakan pendekatan
(2020) Yang kuantitatif dengan jenis penelitian
Mempengaruhi korelasional. Variabel yang dikaji meliputi
Motivasi Belajar minat, ekspektasi belajar, tujuan belajar,
Siswa Mata lingkungan keluarga, dan lingkungan
Pelajaran Ips sekolah. Data dikumpulkan melalui angket
Kelas Viii kepada 175 siswa kelas VIII MTs Negeri
38

Madrasah Batu, dipilih dengan teknik random


Tsanawiyah sampling. Analisis data dilakukan dengan
Negeri Batu. uji validitas, uji reabilitas, dan analisis
faktor menggunakan SPSS. Hasil analisis
faktor menunjukkan bahwa faktor
ekspektasi belajar memiliki pengaruh
paling dominan terhadap motivasi belajar
siswa IPS kelas VIII MTs Negeri Batu,
dengan eigen value sebesar 7,283 atau
25,112% dari keseluruhan varians.
4 Rosalina Pengaruh Teknik pengambilan sampel yang
& Dukungan Orang digunakan adalah teknik Sampel Acak
Yamlean, Tua Terhadap Sederhana (Simple Random Sampling).
(2021) Prestasi Belajar Jumlah sampel yang diambil sebanyak 20
Siswa Mata siswa. Teknik analisis data untuk uji
Pelajaran hipotesis yang digunakan dalam penelitian
Ekonomi ini adalah teknik regresi linear sederhana.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
didapat menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang positif dan signifikan antara
dukungan orang tua terhadap prestasi
belajar siswa kelas XI di SMK Korpri
Bekasi. Dengan nilai t hitung > t tabel atau
4,391 ˃ 1,725 dengan nilai signifikan 0,
000 <0,05. Hasil penelitian ini
memberikan arti penting untuk
pengembangan kebijakan pendidikan,
khususnya terkait dengan peningkatan
hasil belajar siswa.
5 Melisa & Dukungan Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
Putra, Keluarga Dengan deskriptif korelatif dengan desain cross-
39

(2021) Prestasi Belajar sectional. Dengan populasi 56 wali murid


Siswa Kelas Iv kelas IV Sekolah Dasar, sampel sebanyak
Sekolah Dasar 49 orang dipilih menggunakan simple
random sampling. Data dikumpulkan
melalui kuesioner dan diolah dengan
editing, coding, tabulasi, dan entry.
Hasilnya menunjukkan 46,9% responden
menilai dukungan keluarga baik,
sementara 57,1% memiliki prestasi belajar
tinggi (memenuhi KKM ≥ 77). Hal ini
menegaskan adanya hubungan antara
dukungan keluarga dan prestasi belajar
siswa. Implikasinya, penelitian ini
diharapkan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dan mencapai tujuan
pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2014) bertajuk "Pengaruh

Kondisi Ekonomi Dan Motivasi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Kelas Iv Sdn Banyubiru 04 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2013/2014" meneliti 30 responden menggunakan instrumen

kuesioner untuk mengumpulkan data kondisi ekonomi dan motivasi orang tua

serta data prestasi belajar siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa kondisi

ekonomi dan motivasi orang tua berpengaruh positif terhadap prestasi belajar

siswa. Metode analisis statistik menghasilkan korelasi dan koefisien korelasi

yang signifikan.

Widadi (2016) dalam penelitiannya "Hubungan Kondisi Sosial

Ekonomi Orang Tua Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar
40

Penjasorkes Siswa Kelas Xi Iis Di Sma N 1 Karanganom" menggunakan

angket untuk mengumpulkan data kondisi sosial ekonomi dan motivasi belajar

siswa, serta nilai rapor sebagai indikator prestasi belajar. Penelitian terhadap

112 siswa kelas XI IIS di SMA Negeri 1 Karanganom menunjukkan adanya

hubungan positif dan signifikan antara kondisi sosial ekonomi orang tua serta

motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar.

Dina (2020) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

siswa mata pelajaran IPS kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu.

Pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional digunakan dalam

penelitian ini. Data dikumpulkan melalui angket kepada 175 siswa, dan hasil

analisis faktor menunjukkan bahwa faktor ekspektasi belajar memiliki

pengaruh yang dominan terhadap motivasi belajar siswa. Rosalina & Yamlean

(2021) dalam penelitiannya "Pengaruh Dukungan Orang Tua Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi" menggunakan teknik Sampel Acak

Sederhana untuk mengambil sampel 20 siswa. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dukungan orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi

belajar siswa kelas XI di SMK Korpri Bekasi.

Melisa & Putra (2021) meneliti hubungan antara dukungan keluarga

dengan prestasi belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar. Dalam penelitian ini, 49

responden dipilih menggunakan teknik probability sampling. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan

prestasi belajar siswa, dengan sebagian besar siswa yang mendapatkan

dukungan keluarga baik memiliki prestasi belajar yang tinggi.


41

C. Kerangka Konsep

Media pembelajaran game edukasi yang akan dikembangkan adalah

game edukasi aplikasi berbasis website Wordwall. Jadi akan ada penggabungan

antara game dengan sistem ekonomi yang berupa soal kasus yang berhubungan

langsung dengan keseharian siswa. Dari uraian di atas dapat digambarkan

kerangka pikir sebagai berikut:

Ekonomi Keluarga (X1)

H1

H5

Minat Belajar (X2) Dukungan Keluarga (M) Hasil Akademik (Y)


H2 H4

H6

H7

Pemanfaatan Teknologi H3
(X3)

Keterangan:

: Pengaruh variabel X ke variabel Y

: Pengaruh variabel X ke variabel Y melalui variabel M sebagai Moderasi

Gambar 2.5 Kerangka Konsep Penelitian


D. Hubungan Antara Variabel

Hubungan antara kondisi ekonomi keluarga dan hasil akademik siswa

telah menjadi fokus penelitian yang banyak dilakukan dalam bidang

pendidikan. Penelitian menunjukkan bahwa kondisi ekonomi keluarga dapat

memengaruhi prestasi akademik siswa secara signifikan. Kondisi ekonomi

yang baik, yang mencakup akses terhadap sumber daya pendidikan tambahan,
42

fasilitas belajar yang memadai, dan dukungan finansial untuk kegiatan

ekstrakurikuler, cenderung meningkatkan hasil akademik siswa. Sebaliknya,

keluarga dengan kondisi ekonomi rendah mungkin menghadapi tantangan

seperti kurangnya akses terhadap bahan belajar yang memadai, kesulitan dalam

memenuhi kebutuhan dasar, serta kurangnya dukungan untuk pendidikan

tambahan. Hal ini dapat memengaruhi motivasi dan fokus belajar siswa, yang

pada gilirannya dapat mempengaruhi hasil akademik mereka. Oleh karena itu,

peningkatan kesetaraan akses terhadap pendidikan dan dukungan finansial bagi

keluarga dengan kondisi ekonomi rendah dapat berkontribusi pada peningkatan

hasil akademik siswa secara keseluruhan. Selain itu, upaya untuk

meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya dukungan mereka

terhadap pendidikan anak-anak mereka, terlepas dari kondisi ekonomi, juga

dapat membantu meningkatkan hasil akademik siswa secara signifikan.

Hubungan antara minat belajar dan hasil akademik siswa merupakan

aspek yang penting dalam konteks pendidikan. Minat belajar mencerminkan

tingkat ketertarikan dan keterlibatan siswa terhadap materi pelajaran yang

dipelajari. Penelitian dalam bidang ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi

positif antara tingkat minat belajar siswa dengan pencapaian hasil akademik

yang baik. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi cenderung

menunjukkan partisipasi yang lebih aktif dalam proses pembelajaran. Mereka

biasanya lebih fokus, antusias, dan tekun dalam mempelajari materi pelajaran.

Selain itu, mereka juga memiliki motivasi internal yang kuat untuk mencapai

kesuksesan akademik. Dorongan ini mendorong mereka untuk melakukan


43

usaha ekstra, mencari pemahaman yang mendalam, dan berusaha menguasai

materi pelajaran secara lebih baik.

Sebaliknya, siswa yang memiliki minat belajar rendah cenderung

menunjukkan keterlibatan yang minim dalam proses pembelajaran. Mereka

mungkin kurang fokus, kurang termotivasi, dan kurang tekun dalam

mempelajari materi pelajaran. Dampaknya, mereka mungkin mengalami

kesulitan dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan dan menghasilkan

kinerja akademik yang kurang memuaskan. Oleh karena itu, penting bagi

pendidik dan orang tua untuk memperhatikan dan merangsang minat belajar

siswa. Upaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,

menantang, dan relevan dengan kepentingan siswa dapat membantu

meningkatkan minat belajar mereka. Selain itu, memberikan dorongan, pujian,

dan penghargaan atas usaha belajar siswa juga dapat meningkatkan motivasi

mereka untuk mencapai hasil akademik yang lebih baik. Dengan demikian,

tingkat minat belajar yang tinggi dapat menjadi faktor kunci dalam

meningkatkan pencapaian hasil akademik siswa secara keseluruhan.

Hubungan antara pemanfaatan teknologi dengan hasil akademik siswa

merupakan aspek penting dalam dunia pendidikan modern. Seiring dengan

kemajuan teknologi yang pesat, peran teknologi dalam mendukung proses

pembelajaran menjadi semakin signifikan. Pemanfaatan teknologi dalam

konteks pendidikan tidak hanya sebatas penggunaan perangkat keras seperti

komputer, tablet, atau smartphone, tetapi juga mencakup penggunaan

perangkat lunak, aplikasi, platform daring, dan sumber daya digital lainnya.
44

Salah satu manfaat utama pemanfaatan teknologi dalam pendidikan

adalah meningkatkan aksesibilitas terhadap informasi dan sumber daya

pembelajaran. Dengan adanya internet, siswa dapat dengan mudah mengakses

berbagai sumber belajar, termasuk materi pembelajaran, buku elektronik, video

pembelajaran, simulasi, dan berbagai konten edukatif lainnya dari berbagai

sumber. Hal ini membantu memperluas cakupan pengetahuan siswa dan

memungkinkan mereka untuk belajar secara mandiri di luar lingkungan kelas.

Teknologi juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui berbagai

fitur interaktif dan adaptif yang disediakan oleh aplikasi dan platform

pembelajaran digital. Misalnya, beberapa aplikasi pembelajaran menyediakan

latihan soal yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa, menawarkan

umpan balik instan, dan memantau kemajuan belajar secara individual.

Hal ini membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran dengan

memberikan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemampuan masing-masing siswa. Teknologi juga memungkinkan adanya

pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan menyenangkan. Berbagai

alat dan platform daring memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam

diskusi online, tugas kelompok, proyek kolaboratif, dan simulasi interaktif.

Interaksi ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran, tetapi juga memfasilitasi pembentukan keterampilan sosial, kerja

sama, dan pemecahan masalah yang penting dalam kehidupan nyata.

Namun, efektivitas pemanfaatan teknologi dalam pendidikan tidak hanya

ditentukan oleh ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga
45

oleh kemampuan guru dalam merancang dan mengimplementasikan

pembelajaran berbasis teknologi. Guru perlu memiliki keterampilan dan

pengetahuan yang cukup dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam

kurikulum, merancang pengalaman pembelajaran yang relevan dan menarik,

serta memberikan bimbingan kepada siswa dalam menggunakan teknologi

secara produktif. Perlu adanya upaya untuk mengurangi kesenjangan digital

dan memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk

memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.

Dengan memperhatikan berbagai aspek tersebut, pemanfaatan teknologi

dapat menjadi salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan hasil

akademik siswa. Dengan memanfaatkan teknologi secara efektif, diharapkan

dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis, interaktif,

dan inklusif, serta membantu meningkatkan prestasi belajar siswa secara

keseluruhan. dukungan keluarga dapat memoderasi hubungan antara ekonomi

keluarga, minat belajar, dan pemanfaatan teknologi dengan hasil akademik

siswa. Keluarga yang memberikan dukungan yang kuat terhadap pendidikan

anak-anak mereka cenderung mendorong penggunaan teknologi dalam

pembelajaran dan memberikan dorongan positif terhadap minat belajar siswa.

Dukungan keluarga yang positif juga dapat membantu mengatasi hambatan

ekonomi dalam akses terhadap teknologi.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

masih harus diuji kebenarannya melalui penelitian. (sugiyono 2017), Berdasarkan


46

pada landasan teori dan kerangka pemikiran serta penelitian terdahulu di atas,

maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Ekonomi keluarga berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi

akademik siswa SMP 75 Makassar.

H2 : Minat belajar berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi

akademik siswa SMP 75 Makassar.

H3 : Pemanfaatan teknologi berpengaruh positif signifikan terhadap

prestasi akademik siswa SMP 75 Makassar.

H4 : Dukungan keluarga berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi

akademik siswa SMP 75 Makassar.

H5 : Ekonomi keluarga melalui dukungan keluarga berpengaruh positif

signifikan terhadap prestasi akademik siswa SMP 75 Makassar

H6 : Minat belajar melalui dukungan keluarga berpengaruh positif

signifikan terhadap prestasi akademik siswa SMP 75 Makassar

H7 Pemanfaatan teknologi melalui dukungan keluarga berpengaruh

positif signifikan terhadap prestasi akademik siswa SMP 75

Makassar
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Dalam suatu kegiatan penelitian, terlebih dahulu perlu menentukan metode

penelitian yang akan digunakan, karena hal ini merupakan langkah-langkah

yang harus dilakukan dalam penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan

untuk menganalisis penelitian ini adalah tipe pendekatan kuantitatif yaitu

menganalisis data dalam bentuk angka-angka kemudian membahasanya

melalui perhitungan dari skor atau nilai rata-rata dari setiap variabel, kemudian

dilanjutkan dengan analisis statistik yang dilakukan untuk membuktikan

pengaruh antara variabel-variabel yang diamati (Sugiyono, 2017:90).

Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara maka

pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif menurut Sugiyono, (2017), cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi..

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 75 berlokasi di Jl. Petta

Punggawa No.103, Kalukuang, Kec. Tallo, Kota Makassar. Adapun rentang

waktu penelitian dilaksanakan dimulai bulan Maret sampai dengan bulan

AgustusTahun 2024.

47
48

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiono (2017:80) mendefenisikan populasi adalah

keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi

syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini

yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 75

Makassar berjumlah 112 Siswa.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017:81) mendefinisikan sampel merupakan bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengukuran

sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel yang

diambil dalam melaksanakan penelitian suatu objek.

Teknik pengambilan sampel (sampling) menggunakan non probablity

sampling dengan jenis sampling jenuh karena populasi yang digunakan relatif

kecil. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2018). Berdasarkan teknik

pengambilan sampel tersebut, maka penelitian ini melibatkan 112 orang siswa

untuk dijadikan sampel penelitian.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari sekolah dalam bentuk

angka.
49

b. Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari kantor dalam bentuk

informasi baik secara lisan maupun secara tulisan.

2. Sumber Data

a. Data Primer, yaitu jenis data yang digunakan dari kegiatan-kegiatan

penelitian lapangan yang dilakukan melalui obervasi langsung pada

SMP 75 Makassar.

b. Data Sekunder, yaitu jenis data ini diperoleh dari penelitian

kepustakaan sebagai hasil membaca referensi hasil-hasil penelitian

sebelumnya, serta dokumen-dokumen perusahaan yang relevan dengan

masalah yang dikaji dalam kegiatan penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,

adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan:

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan (library research) yakni suatu bentuk

penelitian untuk memeperoleh data pada berbagai literatur dan buku-

buku yang dapat digunakan sebagai landasan teoritis termasuk referensi

bahan kuliah untuk mendukung penulisan ini.

b. Studi Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang diperlukan

dengan cara melakukan pengamatan langsung pada perusahaan yang

bersangkutan, baik melalui penyebaran kuesioner kepada para pegawai,

wawancara dan dokumentasi. Penelitian Lapangan di lakukan dengan


50

cara :

1) Wawancara, merupakan salah satu metode yang paling banyak

digunakan para peneliti untuk mengumpulkan informasi dan data.

Dengan wawancara, seseorang bisa mendapatkan berbagai macam

informasi yang dibutuhkan. Agar bisa mendapatkan informasi yang

dibutuhkan, pewawancara harus mengetahui langkah-langkah, etika,

dan jenis wawancara.

2) Kuesioner (Angket), Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara penyebaran angket berupa daftar

pertanyaan yang diberikan kepada responder secaa langsung dengan

menggunakan skala likert, dengan bentuk ceklish. Setiap pertanyaan

memiliki (5) opsi dan setiap jawaban diberikan bobot nilai.

3) Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyedikan

dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari

pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/ tulisan,

wasiat, buku, undang-undang, dan sebagainya. Dalam artian umum

dokumentasi merupakan pencarian, penyelidikan, pengumpulan, dan

penyediaan dokumen.

E. Definisi Opersional dan pengukuran variabel

Definisi operasional adalah kegiatan atau proses yang dilakukan peneliti

untuk mengurangi abstraksi konsep sehingga konsep tersebut dapat diukur

Sugiyono (2017). Dalam Penelitian ini terdiri dari 3 variabel bebas, 1

variabel terikat dan 1 variabel moderasi.


51

Tabel 3.2 Variabel dan Indikator Penelitian

No Variabel Definisi Indikator Skala


1 Shinta Doriza (2015), ekonomi
keluarga merupakan salah satu 1. Pendapatan Keluarga
Ekonomi unit studi ekonomi yang lebih 2. Pekerjaan Orang Tua
Keluarga(X1) luas, seperti perusahaan dan 3. Pendidikan Orang Tua
negara. Fokusnya adalah 4. Kondisi Tempat Tinggal Likert
bagaimana mengatasi keterbatasan 5. Aset dan Kekayaan
sumber daya untuk memenuhi Keluarga
kebutuhan dan keinginan akan
barang dan jasa.
2. Minat belajar mencakup 1. Perasaan Senang terhadap
ketertarikan pada materi pelajaran, materi pelajaran.
motivasi intrinsik, keterlibatan 2. Keterlibatan aktif dalam
aktif dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar.
Minat belajar keterkaitan dengan tujuan 3. Ketertarikan pada materi
(X2) pendidikan, dan pengalaman pelajaran. Likert
positif dalam belajar. 4. Perhatian dan konsentrasi
pada penjelasan guru serta
aktivitas belajar lainnya
3. Penggunaan berbagai alat dan 1) Akses Teknologi
platform teknologi, seperti 2) Integrasi Kurikulum
komputer, internet, perangkat 3) Penggunaan Aplikasi
mobile, perangkat lunak Pembelajaran
Pemanfaatan pembelajaran, media sosial, dan 4) Pelatihan Guru
Teknologi aplikasi digital, untuk 5) Ketersediaan Sumber Likert
(X3) meningkatkan kualitas dan Belajar Digital
efektivitas pembelajaran. 6) Keterlibatan Siswa
4. Menurut Azwar (2002), hasil 1) Nilai Raport
akademik merupakan bukti 2) Indeks Hasil akademik
peningkatan atau pencapaian 3) Absensi dan Kehadiran
siswa yang mencerminkan 4) Predikat Kelulusan
Hasil kemajuan atau keberhasilan 5) Waktu Tempuh Pendidikan
Akademik dalam program pendidikan. Liket
Siswa (Y)
5. Dukungan keluarga, menurut
Friedman (2013), melibatkan
sikap, tindakan, dan penerimaan
yang diberikan oleh anggota
52

Dukungan keluarga kepada sesama anggota 1. dukungan emosional,


Keluarga keluarga, dalam bentuk dukungan 2. dukungan instrumental, Liket
(M) informasional, penilaian, 3. dukungan informasional,
instrumental, dan emosional. Ini 4. Dukungan
mencerminkan sebuah hubungan penilaian/penghargaan,
interpersonal yang menciptakan
rasa perhatian dan keterhubungan
di antara anggota keluarga, di
mana setiap individu merasa
didukung dan
dihargai.penghargaan yang
diterima pekerja dan jumlah yang
mereka yakini seharusnya
mereka terima.

Menurut Sugiyono (2017 : 93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

persepsi seseorang atau sekelompok orang. Untuk keperluan analisis kuantitatif

maka jawaban itu diberikan skor antara lain :

a. Sangat setuju (SS) = diberi skor 5

b. Setuju (S) = diberi skor 4

c. Kurang Setuju (KS) = diberi skor 3

d. Tidak Setuju (TS) = diberi skor 2

e. Sangat Tidak Setuju (STS) = diberi skor 1

F. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut Sugiyono (2017). Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan


53

melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor variabel.–

maka ditetapkan kriteria statistic sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid.

b. Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.

c. Jika r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka H0 akan tetap ditolak

dan H1 diterima.

2. Uji Releabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang

mempunyai indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dinyatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu ((Sugiyono, 2017). Pengukuran

reliabilitas dapat dilakukan dengan tiga cara menguji dengan uji reliabilitas

dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS, yang akan

memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik

Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbanch Alpha > 0,60. (Sugiyono, 2017).

G. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau

tidak. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan

ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi

data resigual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya


54

akan mengikuti garis diagonalnya. Dasar pengambilan keputusan memenuhi

normalitas atau tidak, sebagai berikut :

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar data dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi

normal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikoliniaritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas

adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika

VIF lebih kecil dari 5, maka dalam model tidak terdapat multikolinieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas (Sugiyono, 2017:125). Model regresi

yang baik adalah yang homoskedastisitas. Kebanyakan data cross section

mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data


55

yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi

variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedasitas dan jika tidak ada

pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0

pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas (Sugiyono,

2017:126).

H. Metode Analisis

Dalam peneltian ini peneliti menggunakan metode analisis path. Analisis

path adalah suatu teknik pengembangan dari regresi linier ganda. Teknik ini

digunakan untuk menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan oleh

koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1 ,

X2 terhadap M serta dampaknya terhadap Y. Sugiyono, (2017) berpendapat

bahwa analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat

yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel

tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung.

1. Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif Analisis deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang


56

berlaku untuk umum atau generalisasi.

2. Analisis Jalur (Path Analysis)

Mengenai analisis jalur (path analysis) yang digunakan dalam penelitian

ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari regresi berganda. Analisis Jalur

adalah alat untuk eksplanasi atau faktor determinan yang dapat digunakan untuk

menentukan variabel mana yang berpengaruh dominan atau jalur mana yang

berpengaruh lebih kuat (Sugiyono, 2017). Dengan analisis jalur dapat diketahui

akibat langsung dan tidak langsung antar variabel. Akibat langsung berarti arah

hubungan antara dua variabel langsung tanpa melewati variabel yang lain,

sementara hubungan tidak langsung harus melewati variabel yang lain (Sugiyono,

2017).

Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar

variabel berdasarkan pada teori. Anak panah menunjukan hubungan antar

variabel. Di dalam menggambarkan diagram jalur yang perlu diperhatikan adalah

anak panah berkepala satu yang merupakan hubungan regresi. Hubungan

langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel lainnya tanpa ada

variabel ke tiga yang memoderasi (moderasi) hubungan kedua variabel tadi.

Menurut (Sugiyono, 2017) tujuan menggunakan analisis jalur diantaranya

ialah untuk:

1. Melihat hubungan antar variabel didasarkan pada model apriori.

2. Menerangkan mengapa variabel-variabel berkorelasi dengan

menggunakan suatu model yang berurutan secara temporer.

3. Menggambar dan menguji suatu model yang matematis dengan


57

menggunakan persamaan yang mendasarinya.

4. Mengidentifikasi jalur penyebab suatu variabel tertentu terhadap

variabel lain yang dipenagruhinya.

5. Menghitung besarnya pengaruh suatu variabel independen exogenous

atau lebih terhadap variabel dependen lainnya.

Analisis ini diolah dengan bantuan program SPSS (Statistic Program for

Social Science).

Gambar 3.1 Model Analisis Jalur Langsung (DE)

Ekonomi Keluarga (X1)

Hasil Akademik Siswa


Minat Belajar (X2)
(Y)

Pemanfaatan Teknologi
(X3) Dukungan Keluarga (M)

Keterangan gambar 3.1 :

βX1 Koefisien jalur pengaruh langsung Ekonomi keluarga terhadap hasil

Y akademikSiswa

βX2 Koefisien jalur pengaruh langsung minat belajar terhadap hasil

Y akademikSiswa
58

βX3 Koefisien jalur pengaruh langsung pemanfaatan teknologi terhadap hasil

Y akademikSiswa

βMY Koefisien jalur pengaruh langsung dukungan terhadap hasil akademikSiswa

Gambar 3.2 Model Analisis Jalur Tidak Langsung (IE)

Ekonomi Keluarga (X1)

Minat Belajar (X2) Dukungan Keluarga (M) Hasil Akademik Siswa


(Y)

Pemanfaatan Teknologi
(X3)

Keterangan gambar 3.2 :

βX1M Koefisien jalur pengaruh tidak langsung Ekonomi keluarga terhadap

Y hasil akademikSiswa

βX2M Koefisien jalur pengaruh tidak langsung minat belajar terhadap hasil

Y akademikSiswa

βX3M Koefisien jalur pengaruh tidak langsung pemanfaatan teknologi

Y terhadap hasil akademikSiswa


59

Model jalur yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan dalam

persamaan struktural berikut :

M = βX1M + βX2M + βX2M + e1......................(persamaan 1)

Y= βX1M + βX2M + βX3M + βMY + e2...........(persamaan 2)

Keterangan :

X1 = Variabel Ekonomi keluarga

X2 = Variabel Mnat belajar

X3 = Variabel Pemanfaatan Teknologi

M = Variabel Moderasi Dukungan keluarga

Y = Variabel dependen Hasil akademik siswa

β = Koefisien regresi variabel X

e 1,2 = Standard error

I. Uji Hipotesis

1. Uji signifikansi parsial (uji t)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelasan/independen secara individual dalam menerangkan variasi

dependen. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X

dan Y melalui M, apakah variabel Moderasi Kepuasan kerja (M) terhadap Budaya

(X1) dan Komunikasi (X2) benar-benar berpengaruh terhadap kinerja pegawai

(Y) dengan ataukah tidak.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika T hitung > T tabel pada α = 5 %


60

H1 ditolak jika T hitung < T tabel pada α = 5 %

J. Perhitungan Jalur

Dalam perhitungan jalur dilakukan dengan menghitung pengaruh setiap

variabel. Sebelum menghitung jalur, maka sebelumnya masing-masing jalur

harus diuji pengaruhnya. Proses perhitungannya adalah sebagi berikut :

a. Menghitung pengaruh langsung (Direct Effect atau DE)

1) Pengaruh Ekonomi keluarga (X1) terhadap hasil akademik (Y).

DEX1Y = X1 → Y

2) Pengaruh Minat belajar (X2) terhadap hasil akademik (Y)

DEX2Y = X2 → Y

3) Pengaruh Pemanfaatan teknologi (X2) terhadap hasil akademik (Y)

DEX3Y = X3 → Y

4) Pengaruh Dukungan keluarga (M) terhadap kinerja hasil akademik (Y)

DEMY = M → Y

b. Menghitung pengaruh tidak langsung (Indirect Effect atau IE)

1) Pengaruh Ekonomi keluarga (X1) terhadap hasil akademik (Y) melalui

Dukungan keluarga (M).

IEYMX1 = X1 →M → Y

2) Pengaruh Minat belajar (X2) terhadap hasil akademik (Y) melalui

Dukungan keluarga (M).

IEYMX2 = X2 →M → Y

3) Pengaruh Pemanfaatan teknologi (X2) terhadap hasil akademik (Y)

melalui Dukungan keluarga (M).


61

IEYMX3 = X3 →M → Y

Daftar Pustaka
Al Munawaroh, A., Doriza, S., & Hamiyati, H. (2016). Analisis Dukungan
Keluarga Dalam Kemandirian Lansia Di Desa Payungsari Kecamatan Pedes
Kabupaten Karawang. Jkkp (Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan
Pendidikan), 3(2). Https://Doi.Org/10.21009/Jkkp.032.01
Calama, T. N., & Hill, W. F. (1968). Teorías Contemporáneas Del Aprendizaje.
Revista Española De La Opinión Pública, 12.
Https://Doi.Org/10.2307/40199440
Camelia Kristika Pepe, Dkk. (2017). Dukungan Sosial Keluarga. Konsep Dan
Proses Keperawatan Keluarga, 7(1).
Cox, D., Null, Null, Null, Null, & Null, Null. (2006). The Edwin Friedman
Model Of Family Systems Thinking: Academic Leadership: The Online
Journal. Https://Doi.Org/10.58809/Mbqw7762
Dina, P. A. E. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa
Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu. Program
Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang.
Douville, O. (2005). J. Watson : Le Behaviorisme (1924-1925) B.F. Skinner:
Walden 2, Communaute Experimentale (1948) Walden 2 Reviste (1976).
Figures De La Psychanalyse, 12(2). Https://Doi.Org/10.3917/Fp.012.0181
Gemnafle, M., & Batlolona, J. R. (2021). Manajemen Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Profesi Guru Indonesia (Jppgi), 1(1).
Https://Doi.Org/10.30598/Jppgivol1issue1page28-42
Ghozali, I. (2016). Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan
Program Spss. Semarang: Badan Penerbit Undip. Analisis Multivariate
Dengan Program Spss.
Gulo M. (2016). Pengaruh Jenis Sekolah Mahasiswa Dan Tingkat Pendidikan
Orang Tua Terhadap Presentasi Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarh
Angkatan 2012-2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Bulletin Of
The Seismological Society Of America, 106(1).
Kurnia, N., Darmawan, D., & Maskur, M. (2018). Efektivitas Pemanfaatan
Multimedia Pembelajaran Berbantuan Ispring Dalam Meningkatkan Motivasi
Dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab. Teknologi
Pembelajaran, 3(1).
Kurniawati, W. D. (2014). Pengaruh Kondisi Ekonomi Dan Motivasi Orang Tua
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Iv Sdn Banyubiru 04 Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014. Iain Salatiga.
62

Macblain, S. (2023). Learning Theories For Early Years Practice. Decp Debate,
1(184). Https://Doi.Org/10.53841/Bpsdeb.2023.1.184.56
Mardiah, Z., & Purwono, Y. (2013). Pendapatan Orang Tua Terhadap Prestasi
Akademik Mahasiswa Sastra Arab Universitas Al-Azhar Indonesia. Jurnal
Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, 2(1).
Https://Doi.Org/10.36722/Sh.V2i1.112
Melisa, P. V., & Putra, E. D. (2021). Dukungan Keluarga Dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar. Mimbar Ilmu, 26(2).
Https://Doi.Org/10.23887/Mi.V26i3.39317
Misgiyanto & Dwi Susilawati. (2019). Hubungan Antara Dukungan Keluarga
Dengan Tingkat Kecemasan. Jurnal Keperawatan Indonesia, 22(2).
Muthmainnah, Udin, T., Sianturi, M. K., Nasution, S. I., Purnomo, A., Nur, S.,
Awaru, A. O. T., & Syamsudin, N. (2020). Sistem Model Dan Desain
Pembelajaran. In Desain Pembelajaran Pengertian.
Olivia. (2011). Landasan Teori Minat Belajar. Minallbelajar, 2(1).
Prawira, P. A. (2014). Psikologi Umum Dengan Perspektif Baru. In Jurnal
Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Vol. 6).
Riyana, C. (2019). Komponen-Komponen Pembelajaran. In Modul 6.
Rosalina, E., & Yamlean, M. (2021). Pengaruh Dukungan Orang Tua Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi. Jurnal Sosial Sains, 1(9).
Https://Doi.Org/10.36418/Sosains.V1i9.196
Saragi, D. (2012). Konstruktivisme Jean Piaget Dalam Teori. Jurnal Bahasa,
00(00).
Sardiman, A. M. (2018). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Cetakan 24).
In Jakarta: Rajawali Pers.
Sattar S.E., M. S. (2017). Buku Ajar Ekonomi. In Buku Ajar Ekonomi Koperasi.
Slameto. (2013). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta.
Sugiyono. (2017). Sugiyono, Metode Penelitian. Penelitian.
Super, D. E. (2021). Jurnal Bimbingan Konseling Pendidikan Islam Coution
Journal. Jurnal Bimbingan Konseling Pendidikan Islam, 2(02).
Susanti, R. (2021). Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar.
Journal Of Education And Instruction (Joeai), 4(2).
Https://Doi.Org/10.31539/Joeai.V4i2.2982
Suyono, A. (2016). Pengaruh Latar Belakang Sosial Ekonomi Orang Tua
Terhadap Prestasi Belajar. Journal Of Accounting And Business Education,
1(2).
Then, W. (2020). Pengaruh Minat Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi
Akademik Mahasiswa Sekolah Tinggi Bahasa Harapan Bersama. Jurnal
63

Cakrawala Mandarin, 3(2). Https://Doi.Org/10.36279/Apsmi.V3i2.76


Warsita, B. (2018). Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Implikasinya Pada Strategi Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar Kelas
Rendah. Jurnal Teknodik. Https://Doi.Org/10.32550/Teknodik.V21i3.468
Widadi, D. P. (2016). Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Dan
Motivasi Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Penjasorkes Siswa Kelas Xi
Iis Di Sma Negeri 1 Karanganom. Iosr Journal Of Economics And Finance,
3(1).
Windawati, R., & Koeswanti, H. D. (2021). Pengembangan Game Edukasi
Berbasis Android Untuk Meningkatkan Hassil Belajar Siswa Di Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, 5(2). Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V5i2.835

Anda mungkin juga menyukai