Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap

suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia,

yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit.

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya umur,

bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan

pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau

menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu

pengetahuan akan berkurang berbeda pada saat masa remaja (Notoatmodjo,

2008).

Masa Remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase perkembangan

yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Pada usia ini anak dalam

masa perkembangan dan memiliki daya ingat yang lebih tinggi daripada usia

lanjut. Pada umumnya remaja didefinisikan apabila telah mencapai umur 10-

18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki. Masa

remaja merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang di

tandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial

(Rismalinda, 2010).

1
2

Keadaan mental dan emosional remaja yang belum matang dan

pengetahuan remaja tentang pernikahan dini dan resikonya terhadap

kesehatan reproduksi yang kurang dan terbatas membawa remaja kearah

perilaku yang beresiko. Adapun perilaku remaja yang beresiko antara lain

seks bebas yang yang menyebabkan kehamilan diluar nikah yang berujung

pada pernikahan dini, aborsi yang tidak aman, resiko terpapar infeksi

penyakit menular seksual, penyalaggunaan Narkotika, Alkohol, Psikotropika,

Zat Adiktif (NAPZA) dan lain-lain. Fakta membuktikan sebagian besar

remaja tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan

sehingga banyak terjadi permasalahan pada remaja seperti aborsi, terinfeksi

penyakit kelamin dan hamil diluar nikah yang berujung pada pernikahan dini.

(Kumalasari, 2012)

Pernikahan dini merupakan sebuah perkawinan di bawah umur yaitu

di bawah 19 tahun untuk perempuan dan 21 tahun untuk laki-laki yang target

persiapannya belum dikatakan maksimal baik dari segi persiapan fisik,

persiapan mental, juga persiapan materi (Kumalasari, 2012). Sedangkan

pernikahan dini menurut kesehatan yaitu pernikahan yang telah terjadi pada

seseorang wanita dengan status umur dibawah 20 tahun. Usia di bawah 20

tahun keadaan organ reproduksi belum sepenuhnya matang dan masih dalam

tahap pertumbuhan. Masa ini disebut masa reproduksi muda artinya meskipun

dapat hamil dan melahirkan akan tetapi sebenarnya tubuh belum siap untuk
3

hamil sehingga muncul resiko- resiko pernikahan dini terhadap kesehatan

reproduksi (Manuaba, 2008).

Adapun resiko kesehatan reproduksi yang harus dihadapi perempuan

pada pernikahan dini antara lain aborsi, anemia, intrauteri fetal death,

premature, kekerasan seksual, atonia uteri, cancer servik, selain itu juga dapat

beresiko pada ibu melahirkan, kurang siapnya mental dan psikologi juga dapat

menimbulkan masalah peningkatan angka perceraian dan berdampak juga

pada sosial ekonomi. Selain itu pernikahan dini dan hubungan seksual pada

usia dini menyebabkan status kesehatan reproduksi remaja yang rendah

(Manuaba, 2008)

Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang

menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.

Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas

dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural (Fauzi,

2008). Masyarakat internasional secara konsisten telah mengukuhkan hak-hak

remaja akan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja (KKR) yang benar

dan pelayanan kesehatan reproduksi termasuk konseling pada Internasional

Conference on Population and Development (ICPD) tahun 1994. Pemahaman

remaja akan kesehatan reproduksi menjadi bekal remaja untuk berperilaku

sehat dan bertanggungjawab (Kumalasari, dkk, 2012).

Untuk menciptakan remaja yang berperilaku sehat dan bertanggung

jawab terhadap kesehatan reproduksinya maka perlu dilakukan pembinaan dan


4

pemberian informasi dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Dengan

pengetahuan yang memadai dan adanya motivasi untuk menjalani masa

remaja secara sehat, para remaja diharapkan memelihara kesehatan dirinya

agar dapat menjalani masa depan yang sehat dan berkualitas (Kumalasari, dkk,

2012).

Berdasarkan hasil survey saat ini kita sering dihadapkan dengan umur

rata-rata remaja yang menikah dibawah usia antara 14-19 tahun (Widyastuti

dkk, 2009) ini dilihat dari survey United Nations Children’s Fund

(UNICEF,2002) praktek pernikahan usia dini paling banyak terjadi di Afrika

dan Asia Tenggara. Di Asia Tenggara didapatkan data bahwa sekitar 10 juta

anak usia di bawah 18 tahun telah menikah, sedangkan di Afrika diperkirakan

42 % dari populasi anak menikah sebelum mereka berusia 18 tahun.

Berdasarkan Survei Data kependudukan Indonesia (SDKI) 2012, Indonesia

menjadi negara ke 37 dengan jumlah pernikahan dini terbanyak di dunia dari

158 negara.

Hasil survey tersebut menyebutkan perempuan muda di Indonesia

dengan usia 10-14 tahun menikah sebanyak 0,2 % atau lebih dari 22.000

wanita muda berusia 10-14 tahun di Indonesia sudah menikah. Presentasi

terbesar kawin muda (15-19 tahun) terjadi di provinsi Kalimantan tengah 52,1

%, Jawa Barat 50,2 %, Kalimantan Selatan 48,8 %, Bangka Belitung 47,9 %

dan Sulawesi Tengah 46,3 % (SDKI, 2012). Keadaan ini tidak sama dengan

Propinsi Nusa Teggara Barat yang menikah pada usia 15 tahun ke bawah
5

ditemukan sebanyak 6,23 % sedangkan untuk yang menikah umur 16-19

tahun ditemukan sebanyak 47,59 % (Dikes NTB, 2012).

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari bagian kesiswaan SMAN 1

Sakra Lombok Timur, setiap tahun terdapat siswa yang dikeluarkan karena

menikah. Data kejadian droup out karena menikah di SMAN 1 Sakra Lombok

Timur pada tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 6 orang (1,35 %), pada tahun

ajaran 2011/2012 sebanyak 9 orang (2,03 %) dan pada tahun ajaran 2012/2013

sebanyak 15 orang (3,39 %).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik mengambil judul

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Pernikahan Dini pada Kesehatan

Reproduksi Siswi Kelas XI di SMAN 1 Sakra Lombok Timur tahun 2014

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Remaja Putri

tentang Pernikahan Dini pada Kesehatan Reproduksi Siswi Kelas XI di

SMAN 1 Sakra Lombok Timur tahun 2014 ?”.


6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang

pernikahan dini pada kesehatan reproduksi siswi kelas XI di SMAN 1

Sakra Lombok Timur Tahun 2014 .

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik berdasarkan sumber

informasi tentang pernikahan dini pada kesehatan reproduksi siswi

Kelas XI di SMAN 1 Sakra Lombok Timur.

2. Untuk mengidentifikasi pengetahuan remaja putri tentang

pernikahan dini pada kesehatan reproduksi siswi kelas XI di

SMAN 1 Sakra Lombok Timur .

2.4 Manfaat Penetilian

2.4.1 Bagi peneliti

Penelitian ini menjadi pengalaman bagi peneliti terutama dalam

meneliti gambaran pengetahuan remaja putri tentang pernikahan dini

pada kesehatan reproduksi dan bagi peneliti selanjutnya dapat

dijadikan sebagai bahan acuan.


7

2.4.2 Bagi Intitusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa

dan menambah refrensi perpustakaan untuk acuan penelitian yang

akan datang tentang pernikahan dini pada kesehatan reproduksi.

2.4.3 Bagi SMAN 1 Sakra

Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi masukan untuk

melaksanakan program penyuluhan tentang kesehatan reproduksi

remaja di sekolah sehingga para siswa dan siswi mendapatkan

informasi yang cukup tentang kesehatan reproduksi

2.4.4 Bagi Siswi SMAN 1 Sakra

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

siswi tentang kesehatan reproduksi khususnya pengetahuan tentang

pernikahan dini pada kesehatan reproduksi, sehingga pengetahuan

tersebut menjadi benteng dan acuan agar terhindar dari pernikahan

dini yang menyebabkan dampak buruk untuk kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai