Anda di halaman 1dari 4

“Akibat Tidak Menanamkan Akhlak Sejak Dini”

Oleh :

Melihat kondisi saat ini, orang tua dan keluarga menjadi pemeran utama
dalam perkembangan sang anak, karena pengasuhan utama berada di tangan orang
tuanya. Berbeda dengan pengasuhan yang diberikan dari orang lain yang tidak
memiliki bonding sekuat dengan orang tua kandungnya. Salah satu firman Allah
dalam Q. S. Al- Nahl / 16 : 78 yang artinya” Dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut Ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur ”

Ini merupakan landasan utana secara islami yang tercantum dalam Al-
Qur’an bahwa sebagai orang tua dituntut untuk mencukupi keluarganya. Tidak
sekedar harta untuk memenuhi kehidupan sang anak tetapi juga bekal ilmu . Anak
yang berbudi pekerti dan sukses dalam segala hal sebagai pahala Amal shaleh.
Banyak sekali pendidikan ilmu yang anak dapatkan dari orang tuaya sebagai dasar
sang anak untuk menjalankan kehidupan yang sebenarnya suatu saat nanti (Fitri,
N. L, 2017)

Pendidikan adalah suatu peristiwa yang tidak dapat disisihkan dalam


kehidupan. Prinsip pendidikan merupakan menuntun manusia menuju kehidupan
yang lebih baik, serta menyiapkan pribadi yang berkualitas dalam menempuh
kehidupan yang akan datang. Pendidikan yang di berikan haruslah bersifat
menyeluruh meliputi semua aspek perkembangan.

Salah satu pendidikan utama yakni akhlak yang baik, karena banyak orang
mebgedepankan ilmu tetapi tidak memiliki akhlak yang baik sehingga lupa akan
etika dihadapan semua orang, berbeda dengan orang yang memiliki aklahk maka
dalam mempelajari ke-ilmuan lainnya pun akan ber-iringan denga napa yang di
usahakannya.
Pendidikan akhlak merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan untuk
menanamkan perilaku baik kepada setiap anak. Sebagaimana ciri khas dari
pendidikan Islam yang dikemukan oleh Imam Al-Ghazali yang lebih
maenekankan pentingnya menanamkan nilai moralitas yang dibangun dari basic
pendidikan akhlak Islami (Setiawan, E. 2017). Mengingat pentingnya akhlak
ditanamkan kepada anak sejak dini .Banyak hal sederhana yang dapat ditanamkan
dalam mempelajari akhlak yang mulai ini. Misal dari anak-anak akan mencontoh
ayah dan ibunya dalam berperilaku. Anak-anak akan meniru kebiasaan dan
tingkah laku orangtua dan saudara-saudaranya. Bila anak sering melihat orang
tuanya saling menolong dan bergaul dengan baik, maka anak dengan mudah
berperilaku seperti itu pula. Begitupun dengan ucapan-ucapan yang sering
didengar oleh anak-anak, akan mudah ditiru oleh mereka. Oleh karena itu, sudah
semestinya orangtua dapat menjadi contoh teladan bagi-anak-anaknya, seperti
sopan santun dalam bertutur maupun berprilaku sehari-hari. Dalam mengajarkan
pendidikan akhlak di rumah, orangtua dapat mengajarkan dari hal-hal yang kecil
terlebih dahulu seperti berbakti pada orangtua, menuruti kata-kata orangtua, sopan
kepada orangtua, dan sebagainya.

Tetapi dengan dampak globalisasi serta berkembangnya zaman yang


begitu pesat membuat pendidikan akhlak pada anak usia dini merosot drastis.
Masalah yang terjadi pada pendidikan akhlak kita saat ini adalah adanya
ketidakseimbangan dalam pendidikan akhlak dalam perkembangan anak usia dini,
(Zulaikhah, S. , 2013).

Artinya, Pendidikan akhlak dipusatkan pada perkembangan kognitif dan


afektif anak usia dini. Kesibukan orang tua dan era digitalisasi ini yang akhirnya
banyak mengesampaikan pembelajaran akhlak pada anak sejak usia dini, dan juga
pembiasaan-pembiasaan lain yang berda di luar ranah perkembangan anak
seharusnya, seperti tontonan anak yang termasuk dalam criminal sudah diberikan
sejak usia dini. Penanaman pendidikan akhlak yang seharusnya dimulai sejak anak
masih dalam kandungan, dilanjutkan dengan masa-masa golden age, sampai anak
tumbuh dewasa. Anak usia dini dalam rentang usia 0-6 tahun adalah pribadi yang
unik, dayaserap anak pada usia ini sangat tinggi, hal ini malah berbalik anak
banyak tau hanya melalui sekolah formal saja yang didapatkannya dari
pembelajaran agama satu minggu sekali, tidak langsung dari stimulus orang tua
dirumah.

Hal ini berdampak pada perilaku anak di keseharianya, salah satu contoh
saat ini ketika anak salah di sekolah maka guru akan memberikan arahan dan juga
hukuman yang memang sesuai dengan apa yang dilakukannya, tetapi anak jaman
sekarang sulit menerima kenyataan itu, mereka merasa guru harusnya melindungi
dan menerima bagaimana pun kondisi dan keadaan anak, bukan malah
menghukum, sehingga anak pun memberikan emosi berbalik pada guru.
Kemudian meminta bantuan orang tua, sehingga guru yang akn tersudutkan dan
salah. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa seharusnya akhlak lebih penting dari
ilmu yang dimiliki. Anak saat ini tidak bisa membedakan secara baik mana yang
harus ia hormati dan juga perilaku apa yang harus ditampilkan di setiap kondisi
dan tempat tertentu.

Mereka merasa sudah dewasa semakin harinya, merasa sudah bisa berfikir
sendiri, sehingga pemikiran otoritas dan idealisnya terlalu tinggi, hal ini yang
menjaid faktor akibat penanaman akhlak yang kurang sejak dini. Mereka tidak
mementingkan orang lain disekitarnya atau bahkan melihat sudut pandang orang
lain dan kepentingan sesama. Yang dipikirkan hanyalah diri sendiri dan berusaha
egois untuk diri sendiri saja. Jika melihat yang ada saat ini pula banyak sekali
perilaku anak sudah dari taman kanak-kanak yang menunjukkan hal serupa
“kurangnya pendidikan akhlak” banyak anak anak yang melawan melebihi batas
normal kemudian dengan emosi yang meledak ledak, yang seharusnya hal ini
dapat ditangani pertama kali oleh keluarga terutama orang tua sendiri.
Pemahaman akhlak sejak dini akan memberikan ketenangan bagi sang anak,
mereka setidaknya tau baik buruknya perilaku mereka, dan juga dapat jauh lebih
mengontrol emosinya, karena hal ini akan terbawa sampai remaja bahkan dewasa.
Contoh nyata banyak remaja terjebak dalam kasus “kenakalan remaja” yang mana
orang gtuanya sendiri tidak tahu, dan parahnya lagi ketika ditanya anak-anak
merasa kurang perhatian dari orang tua sehingga mereka mencari kesenangan
diluar, yang mereka sendiri tidak tau baik buruknya tindakan tersebut. Hal ini juga
disebakan penanaman akhalak yang mendasar pada anak tidak ter aplikasikan
dengan baik. Anak kurang paham jika hanya diajari satu atau dua kali, tapi setiap
hari setiap waktu , itulah yang sesuai.

Pendidikan akhlak anak dilakukan sejak dini, sebelum watak dan


kepribadiannya terpengaruh lingkungan yang tidak parallel dan dari tuntunan
agama. Oleh karena itu, dalam mendidik anak usia dini perlu adanya perhatian
khusus bagi orang tua maupun guru dalam memperhatikan pendidikan akhlak
anak. Karena baik dan buruknya perilaku anak, bergantung pada pendidikan yang
diberikan kepada anak tersebut sejak usia dini, jika anak terebut menjadi anak
yang baik dan begitu pula sebaliknya. Maka dalam hal ini perlu adanya Kerjasama
antara orangtua dan guru agar anak usia dini dapat tuymbuh dan berkembang
menjadi manusia yang mempunyai akhlak yang mulia dan islami

Referensi :

Zulaikhah, S. (2013). Urgensi Pembinaan akhlak bagi anak-anak


Prasekolah. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 8(2).

Fitri, N. L. (2017). Peran Orang Tua dalam Membentuk Akhlak Anak Sejak
Dini. Al-Hikmah: Indonesian Journal of Early Childhood Islamic Education, 1(2),
155-168.

Setiawan, E. (2017). Konsep Pendidikan Akhlak Anak Perspektif Imam Al


Ghazali. Jurnal kependidikan, 5(1), 43-54.

Anda mungkin juga menyukai