Anda di halaman 1dari 72

ASUHAN KEPERAWATAN

JIWA PADA MASALAH


KECEMASAN,
KETIDAKBERDAYAAN,
KEPUTUSASAAN DAN
DISTRESS SPRIRITUAL
Sirli Mardianna Trishinta
Ansietas – NANDA 00146

Ansietas – NANDA 00146

Ansietas Kematian – NANDA 00147


• Ansietas adalah keadaan emosi dan pengalaman
subyektif individu, tanpa objek yang spesifik karena
ketidaktahuan dan mendahului semua pengalaman
yang baru seperti masuk sekolah, pekerjaan baru atau
melahirkan anak (Stuart, 2013). Ansietas (kecemasan)
adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak
didukung oleh situasi. Tidak ada objek yang dapat
diidentifikasi sebagai stimulus ansietas (Videbeck, 2008).
Pengertian Ansietas
• Perasaan was – was, kuatir atau tidak nyaman
seakan2 akan terjadi sesuatu yang dirasakan
sebagai ancaman.
• Berbeda dengan takut
• TAKUT : penilaian intelektual terhadap sesuatu
yang berbahaya.
• Ansietas adl respon emosional terhadap
penilaian tsb.
Efek Fisiologis Ansietas
• Kardiovaskuler: palpitasi, berdebar-debar, TD,
pinsan, TD, N .
• Pernafasan: P, nafas pendek, dada sesak,
nafas dangkal, rasa tercekik, terengah-engah.
• Neuromuskuler:  refeks, terkejut, mata
berkedip-kedip, insomnia, tremor, kaku-kaku,
gelisah, wajah tegang, kelemahan umum,
gerakan lambat, kaki goyah.
Efek Fisiologis Ansietas

• Gastrointestinal: hilang nafsu makan, menolak


makan, abdomen tdk nyaman, nyeri
abdomen, mual, perih, diare.
• Sistem perkemihan: tekanan utk b.a.k., sering
b.a.k.
• Kulit: wajah kemerahan, keringat lokal, gatal-
gatal, rasa panas dingin, wajah pucat,
berkeringat seluruh tubuh.
Respon Perilaku
• Motorik: gelisah, ketegangan fisik, tremor,
sering kaget, bicara cepat, kurang koordinasi,
cenderung celaka, menarik diri, menghindar,
menahan diri, hiperventilasi.
• Kognitif: gg perhatian, tak bisa konsentrasi,
pelupa, salah tafsir, pikiran blocking,
menurunnya lahan persepsi, bingung,
kesadaran diri berlebihan, waspada
berlebihan, hilangnya obyektivitas, takut hilang
kontrol, takut luka/mati.
Respon Perilaku
•Afektif: tdk sabar, tegang, nervous, takut
berlebihan, teror, gugup, sangat gelisah.
TANDA GEJALA ANSIETAS
• (Nadi, TD)
• bicara berlebihan, tremor, berkeringat , gelisah

Objektif
• Terlihat sulit konsentrasi, mudah lupa,tidak fokus , bloking

• KELUHAN :
• fisik berulang
• Keluhan sulit konsentrasi.
• Mimpi buruk, << lapang persepsi, bloking, fokus pada satu hal

Subjektif
• Merasa tidak nyaman, merasa grogi, takut, merasa bersalah, merasa
malu, frustasi, tidakberdaya
JENIS ANSIETAS ( Peplau, 63) :
• Ketegangan dlm kehidupan sehari - hari
• Lahan persepsi meningkat (mendengar, melihat, meraba lebih dari sebelumnya).
RINGAN • Manfaat : memotivasi belajar, pertumbuhan, dan kreativitas.

• lahan persepsi menyempit (melihat, mendengar, meraba menurun dpd sblmnya). Fokus
SEDANG
pd perhatian segera.

• lahan persepsi sangat sempit, hanya bisa memusatkan perhatian pd yg detil, tdk yg lain.
BERAT Semua perilaku ditujukan untuk menurunkan ansietas.

• hilang kontrol, hanya bisa menurut perintah


PANIK
PENYEBAB ANSIETAS
Merasa takut ditolak lingkungan

Pengalaman traumatis

Rasa frustasi

Ancaman integritas fisik

Ancaman terhadap konsep diri


AKIBAT ANSIETAS
SAKIT KRONIK

PERUB.INTERAKSI
SOSIAL
PERILAKU MANIPULATIF

ANSIETAS

RASA KHAWATIR PERILAKU


KRONK
DESTRUKTIF
HUBUNGAN ANTARA STRESS -
PENYAKIT
• A term coined by Robert Ader around 1980 to
explain the integrative dynamics of mind and
body
• Pelletier defines psychoneuroimmunology as
the study of the intricate interaction of
consciousness (psycho), brain and central
nervous system (neuro), and body’s defense
against external infection and internal aberrant
cell division (immunology)
The body is not comprised of many
physiological systems, it’s one system!
ALGORITMA TINDAKAN KEPERAWATAN ANXIETAS
1. TANDA DAN PASIEN
GEJALA
1.TEKNIK DISTRAKSI 4.LATIHAN HIPNOTIS 5 JARI
2. PENYEBAB PENGLIHATAN Duduk santai, tubuh rileks dan tutup mata
3. AKIBAT •Baca komik, nonton Letakkan tangan di paha
PENDENGARAN Tarik napas dan tiup perlahan lahan
•Dengar musik, nyanyi Sentuhkan ujung ujung jari:
KEGIATAN • Ibu jari + telunjuk →bayangkan badan yang
•Jalan jalan, mengisi TTS, sehat
masase, OR • Ibu jari +jari tengah →bayangkan orang
YA tersayang
• Ibu jari + jari manis → bayangkan prestasi
2.LATIHAN NAPAS DALAM dan penghargaan yang pernah dirasakan
•Duduk santai • Ibu jari +kelingking → bayangkan berada di
•Mata tertutup atau tempat yang paling disukai
ANXIETAS terbuka
•Otot-otot rileks → kening,
-Tarik napas dan tiup perlahan lahan
-Buka mata
leher, bahu, dada,
punggung, tangan,kaki 5.Nilai apakah pasien mampu mengatasi
•Tarik napas perlahan anxietas
melalui hidung, tahan 6.Nilai apakah anxietas berkurang
beberapa detik (hitungan
RINGAN KELUARGA
BERAT 3)
SEDANG •Tiup napas perlahan
1.Diskusi masalah yang dirasakan keluarga
melalui mulut
2.Mengenal anxietas
•Lakukan 1-5 kali
3.Latihan mengurangi anxietas
3.Relaksasi otot : -Teknik distraksi
RUJUK ▪ otot wajah -Teknik napas dalam
▪ Otot leher - relaksasi otot
▪ Otot bahu -Teknik hipnotis 5 jari
▪ Otot perut 4. Nilai apakah keluarga mampu merawat
▪ Otot tangan dan kaki pasien
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
NO FASE STRATEGI KOMUNIKASI

1 Pra interaksi •Evaluasi diri perawat •Siap berhadapan


•Persiapan interaksi •Jelas tindakan yang akan dilakukan
2 Orientasi •Salam •“Selamat pagi”
•Evaluasi •“Bagaimana perasaan”
•Kontrak •“Kita bicarakan tentang…, selama…, di..”
3 Kerja •Penyebab, tanda dan •“Apa yang dialami, kapan…, apa yang
gejala, akibat dirasakan…, apa yang dilakukan…, akibatnya
bagaimana”
•Cara mengatasi •“Melakukan dengan cara lain”
masalah •“Lihat contoh, ulangi…” “Bagus”
•Latihan •“Apa yang dirasakan”
•“Minum obat benar, sesuai… dan jangan
•Patuh minum obat putus”
•Jadwal kegiatan •“Buat jadwal aktivitas”
4 Terminasi •Evaluasi/ validasi •“Bagaimana perasaan”
•RTL •“Lakukan setiap hari dan saat timbul gejala”
•Kontrak •“Pertemuan berikutnya.., tentang….,
selama…., di…”
Terminasi •Evaluasi/ validasi •“Bagaimana perasaan”
•RTL •“Lakukan setiap hari dan saat timbul
•Kontrak gejala”
•“Pertemuan berikutnya.., tentang….,
selama…., di…”
PERTEMUAN 1 (pasien)
• Membina hub. saling percaya
• Membantu pasien mengenal ansietas (tanda,gejala,penyebab dan
akibat)
• Mengajarkan teknik pengalihan situasi/ distraksi
• Latihan melakukan teknik pengalihan situasi/distraksi
Orientasi :
• ”Assalamualaikum bu, saya SUSTER ARIK, panggil saja saya Ibu ARIK yang
sedang bertugas di RUANGAN INI, nama ibu siapa bu? Ibu lebih suka
dipanggil siapa?
• ”Bagaimana perasaan ibu pagi ini? O, jadi ibu semalam gelisah, tidak
bisa tidur?”
• ”Baiklah, bu, kita AKAN diskusikan tentang perasaan yang ibu rasakan?
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 30 menit?”
• ”ibu tiduran saja.

Kerja
• ”Tadi ibu katakan, ibu merasa gelisah, tidak bisa tidur, coba ibu ceritakan
lebih lanjut tentang perasaan ibu? apa yang ibu sedang pikirkan? Apa
yang ibu lakukan terkait dengan perasaan tersebut? Apa yang terjadi
sehingga ibu merasa gelisah?”
• ”Oh, jadi anak ibu sudah 3 bulan bekerja sebagai TKW di Malaysia, ibu
khawatir anak ibu mendapat perlakuan yang tidak baik karena sering
mendengar berita tentang TKW yang mendapat perlakuan buruk dari
televisi?”
• ”Bagaimana kalau saya ukur dulu ya tekanan darah, ibu”. ”Apakah
sebelumnya ibu pernah mengalami kondisi seperti sekarang ini?”
• Jadi ibu sebelumnya sering juga mengalami perasaan gelisah seperti
sekarang ?”
• “Apa masalah yang sebelumnya sering membuat ibu gelisah?”
• “Selama ini, bila ibu punya masalah yang mengganggu, apa yang ibu
lakukan?”
• ”Jadi kalau ibu punya masalah, ibu akan memikirkan terus masalah itu
sehingga ibu merasa gelisah, tidak bisa tidur, tidak nafsu makan?”
• ”Kalau ibu sedang tidak gelisah, bagaimana kebiasaan tidur dan makan
ibu?”
• “Apa pekerjaan ibu sehari-hari? Apakah ibu selama ini puas dengan
pekerjaan yang ibu lakukan? Bagaimana dengan penghasilan ibu?”
KERJA.....
• Dalam keluarga ibu, apa yang biasanya dilakukan kalau ada masalah ?”
• “Oh, jadi dalam keluarga ibu, memang terbiasa cepat panik dalam
menghadapi masalah?”
• “Bagaimana kebiasaan ibu dalam beribadah? Bagaimana dengan
kebiasaan beribadah dalam keluarga ibu?”
• Apakah sebelumnya ibu pernah mengalami pengalaman yang tidak
menyenangkan ?”

• “Apa yang ibu lakukan? Dengan siapa biasanya ibu meminta bantuan
untuk menyelesaikan masalah kalau ibu merasa tidak mampu
menyelesaikan masalah tersebut? Apakah ibu berhasil menyelesaikan
masalah tersebut?”

• “Wah, baik sekali, berarti dulu ibu pernah mampu menyelesaikan


masalah yang cukup berat, saya yakin sekali ibu sekarang juga akan
mampu menyelesaikan kecemasan yang ibu rasakan”
PERTEMUAN 1(keluarga)
• Membina hub. saling percaya

• Mendiskusikan masalah yang dirasakan


keluarga dalam merawat pasien pasien
• Membantu keluarga mengenal ansietas pasien (tanda,gejala,penyebab
dan akibat)
• Mengajarkan teknik pengalihan situasi/ distraksi
• Latihan melakukan teknik pengalihan situasi/distraksi
KERJA .....
• Wah, baik sekali, berarti dulu ibu pernah mampu menyelesaikan
masalah yang cukup berat, saya yakin sekali ibu sekarang juga akan
mampu menyelesaikan kecemasan yang ibu rasakan”
• “Baiklah bu, bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi
kecemasan ibu dengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam,
ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecemasan yang ibu
rasakan. Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, ibu
perhatikan saya, lalu ibu bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan.
Kita mulai ya bu.
KERJA......
• Ibu silakan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, ibu tarik
nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan
tiga setelah itu ibu hembuskan udara melalui mulut dengan meniup
udara perlahan-lahan. Nah, sekarang coba ibu praktikkan. Wah bagus
sekali, ibu sudah mampu melakukannya. ibu bisa melakukan latihan ini
selama 5 sampai 10 kali sampai ibu merasa relaks atau santai”
TERMINASI
• ”Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang
ibu rasakan dan latihan relaksasi? Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah
kita pelajari, wah bagus sekali, jam berapa ibu akan berlatih lagi
melakukan cara ini? Mari, kita masukkan dalam jadual harian ibu. Jadi,
setiap ibu merasa cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa
melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita buat. Latihan relaksasi ini
hanya salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan
atau ketegangan”
TERMINASI LANJUTAN......
• masih ada cara lain dengan latihan mengerutkan dan mengendurkan
otot, bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok pagi, jam
berapa bu? Seperti biasa jam 10 pagi di rumah ibu? Masih ada yang
mau ditanyakan bu? Baiklah kalau tidak ada saya pamit dulu.
Assalamualaikum
Pertemuan 2(pasien)
• Evaluasi kemampuan pasien mengenal ansietas
• Evaluasi kemampuan distraksi
• Mengajarkan relaksasi nafas dalam
• Latihan relaksasi nafas dalam
Cara Fisik :
Latihan Nafas Dalam
1. Duduk atau berdiri tegak.
2. Hela nafas dalam dalam melalui
hidung.
3. Selanjutnya di tahan sebentar
(sampai hitungan ke 3).
4. Keluarkan nafas melalui mulut
perlahan-lahan dengan suara
kelegaan.

Ctt: Ulangi 5 - 10 kali.


Pertemuan 2(keluarga)
• Evaluasi kemampuan keluarga mengenal ansietas
• Evaluasi kemampuan keluarga dalam distraksi
• Mengajarkan relaksasi nafas dalam
• Latihan relaksasi nafas dalam
Pertemuan 3 (pasien)
• Evaluasi kemampuan pasien mengenal masalah
• Evaluasi kemampuan distraksi dan relaksasi nafas dalam
• Melatih pasien untuk relaksasi otot
• Latihan relaksasi otot
Pertemuan 3 (keluarga)
• Evaluasi kemampuan keluarga mengenal masalah
• Evaluasi kemampuan distraksi dan relaksasi
• Melatih keluarga untuk relaksasi otot
• Latihan relaksasi otot
LATIHAN RELAKSASI OTOT
1. Atur posisi senyaman mungkin, santai
2. Konsentrasi thd gerakan otot seluruh tubuh
3. Latihan otot wajah
4. Latihan otot leher
5. Latihan otot punggung
6. Latihan otot perut
7. Latihan otot panggul
8. Latihan otot tangan dan kaki
Pertemuan 4 (pasien)
• Evaluasi kemampuan mengenal ansietas
• Evaluasi kemampuan distraksi, relaksasi nafas dalam dan relaksasi otot
• Melatih hipnotik limajari
• Latihan hipnotik 5 jari
• Latih sampai membudaya
• Nilai kemampuan mengatasi anxietas
• Nilai apakah anxietas teratasi
TEKNIK LIMA JARI
LANGKAH – LANGKAH:
1.Sentuhkan ibu jari dengan jari telunjuk, lalu kenang
saat-saat Anda sehat, fisik menyenangkan, segar
habis olah raga (Kenang semua keadaan fisik yang
menyenangkan)
2.Sentuhkan ibu jari dengan jari tengah, lalu kenang
saat-saat bersama orang yang kita sayangi, saat
anda jatuh cinta, kasmaran, kehangatan atau
percakapan intim.
3.Sentuhkan ibu jari dengan jari manis, lalu bayang
kan saat anda mendapat pujian, penghargaan,,
prestasi dan anda sangat berterimakasih
4.Sentuhkan ibu jari dengan jari kelingking, kenang
semua tempat terindah yang pernah dikunjungi dan
bayangkan anda berada di sana beberapa saat.
Pertemuan 4(keluarga)
• Evaluasi kemampuan keluarga mengenal ansietas
• Evaluasi kemampuan keluarga distraksi, relaksasi nafas dalam dan
relaksasi otot
• Melatih hipnotik limajari
• Latihan hipnotik 5 jari
• Latih keluarga sampai membudaya/terbiasa
• Nilai kemampuan mengatasi anxietas
• Nilai apakah anxietas teratasi
ASKEP PADA
GANGGUAN CITRA
TUBUH
NANDA 00118
DEFINISI
Perasaan tidak puas terhadap
perubahan bentuk, struktur dan
fungsi tubuh karena tidak sesuai
dengan YANG DIINGINKAN.
TANDA DAN GEJALA
•Hilangnya bagian tubuh Perubahan anggota tubuh baik bentuk
maupun fungsi
•Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu

OBJEKTIF
• Menolak melihat bagian tubuh
•Menolak menyentuh bagian tubuh
•Aktifitas sosial menurun

•Menolak perubahan anggota tubuh saat ini,


•Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi.
•Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak berharga, keputusasaan.
•Menolak berinteraksi dengan orang lain.
•Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang terganggu.
• Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.

SUBJEKTIF
•Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
TUJUAN
• Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya
• Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif) dirinya
• Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
• Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
• Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu
TINDAKAN KEPERAWATAN
• Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya : dulu dan saat ini,
perasaan dan harapan citra tubuhnya saat ini.
• Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.
• Bantu pasien meningkatkan fungsi tubuh yang terganggu.
• Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
1. Gunakan protese, wig, kosmetik atau lainnya sesegera mungkin,
gunakan pakaian yang baru
2. Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara
bertahap.
3. Bantu pasien menyentuh bagian tersebut.
4. Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada
pembentukan tubuh yang ideal
TINDAKAN.............
• Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
1. Susun jadual kegiatan sehari-hari
2. Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam aktifitas
dalam keluarga dan sosial
3. Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang
berarti/mempunyai peran penting baginya.
4. Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi
TINDAKAN PADA
KELUARGA
TUJUAN
1. Keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh
2. Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh
3. Keluarga mampu merawat pasien gangguan citra tubuh
4. Keluarga mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan pujian atas
keberhasilannnya.
TINDAKAN KEPERAWATAN KLG
1. Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada
2. pasien
3. Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
4. Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien :
a) menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien dirumah
b) memfasilitasi interaksi dirumah
c) melaksanakan kegiatan dirumah dan sosial.
d) memberikan pujian atas kegiatan yang telah dilakukan pasien
5. Ajarkan kepada keluarga untuk mengevaluasi perkembangan kemampuan
pasien seperti pasien mampu menyentuh dan melihat anggota tubuh yang
terganggu, melakukan aktifitas dirumah dan dimasyarakat tanpa hambatan
6. Beri pujian yang realistis terhadap keberhasilan keluarga
BERDUKA
DUKACITA – NANDA 00136

DUKACITA TERGANGGU – NANDA 00135

RESIKO DUKACITA TERGANGGU - 00172


• Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman
individu yang responnya dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara
aktual maupun potensial, hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional.
Tipe ini kadang-kadang menjurus ke tipikal, abnormal, atau
kesalahan/kekacauan (NANDA, 2015). Berduka disfungsional adalah sesuatu
respon terhadap kehilangan yang nyata maupun yang dirasakan dimana
individu tetap terfiksasi dalam satu tahap proses berduka untuk suatu periode
waktu yang terlalu lama, atau gejala berduka yang normal menjadi berlebih-
lebihan untuk suatu tingkat yang mengganggu fungsi kehidupan
(Townsend,2009).
SP 1 SP 2 SP 3
1. Perluas kesadaran diri melalui identifikasi 1. Evaluasi kemampuan pertemuan 1. Evaluasi kemampuan
pengalaman berduka (mengidentifikasi pertama pertemuan pertama dan
kehilangan yang dialami, mengidentifikasi 2. Dorong klien untuk melakukan kedua
hubungan dengan objek yang hilang, pendekatan agama untuk 2. Dorong klien untuk
mengkaji reaksi awal terhadap kehilangan menyelesaikan fase berduka melakukan pendekatan
dan mengkaji strategi koping yang 3. Buat jadwal kegiatan bersama klien sosial untuk menyelesaikan
digunakan oleh klien saat kehilangan fase berduka
terjadi) 3. Buat jadwal kegiatan
2. Ekplorasi perasaan diri terkait kehilangan bersama klien
dan berduka yang dialami yang dialami
3. Dorong penetapan rencana yang realistik
4. Dorong klien untuk melakukan pendekatan
budaya untuk menyelesaikan fase berduka
5. Buat jadwal kegiatan bersama klien
KEPUTUSASAAN
NANDA - 00124
• Keputusasaan merupakan kondisi subjektif yang ditandai dengan individu
memandang hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada alternative atau
pilihan priobadi dan tidak mampu memobilisasi energi demi kepentingannya
sendiri (NANDA, 2011). Sedangkan menurut Wilkinson (2007) keputusasaan
merupakan kondisi subjektif seorang individu melihat tidak ada alternatif atau
pilihan pribadi yang tersedian dan tidak dapat memobilisasi energinya yang
dimilikinya. Sedangkan menurut Carpenito-Moyet (2007) ketidakberdayaan
meurpakan keadaan ketika seseorang individu atau kelompok merasa kurang
kontrol terhadap kejadian atau situasi tertentu.
KETIDAKBERDAYAAN
• Ketidakberdayaan adalah persepsi seseorang bahwa
tindakannya tidak akan mempengaruhi hasil secara
bermakna; suatu keadaan individu kurang dapat
mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang
baru dirasakan (Nanda, 2015).
Ketidakberdayaan – NANDA 00125

Resiko Ketdakberdayaan - 00152


Bantu pasien mengenal ketidakberdayaan a. Evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan.
a) bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan b. Latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan melalui
perasaannya peningkatan kemampuan mengendalikan situasi yang masih bisa
b) bantu pasien mengenal penyebab ketidakberdayaan dilakukan pasien
c) bantu klien menyadari perilaku akibat ketidakberdayaan c. Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang
d) bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi dapat dikontrolnya
area-area situasi kehidupannya yang tidak berada dalam d. Dukung kekuatan 5 kekuatan diri yang dapat di identifikasi oleh
kemampuannya untuk mengontrol klien (misalnya klien masih mampu menjalankan peran sebagai ibu
e) bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meskipun sedang sakit)
berpengaruh terhadap ketidakberdayaannya
f) diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa
memintanya untuk menyimpulkan
g) identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan
melalui interupsi atau subtitusi
h) bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif
i) evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat
pasien
j) identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan
pendapatnya yang tidak rasional
Latih mengembangkan harapan positif (afirmasi positif)
DISTRESS
SPIRITUAL
DEFINISI :
Gangguan pada keyakinan atau sistem nilai berupa
kesulitan merasakan makna dan tujuan hidup melalui
hubungan dengan diri, orang lain, lingkungan atau
Tuhan.
PENYEBAB
1. Menjelang ajal.
2.Kondisi penyakit kronis.
3.Kematian orang terdekat.
4.Perubahan pola hidup.
5.Kesepian.
6.Pengasingan diri.
7. Pengasian sosial.
8.Gangguan sosio-kultural.
9.Peningkatan ketergantungan pada orang lain.
10.Kejadian hidup yang tidak diharapkan.
Subjekif.
1. Menyatakan hidupnya tidak/kurang
bermakna.
2.Mengeluh tidak dapat menerima
(kurang pasrah).
3.Merasa bersalah.
4.Merasa terasing.
5.Menytakan telah diabaikan

Objektif.
1. Menolak berinteraksi dengan
GEJALA orang terdekat/pemimpin
spiritual.
TANDA MAYOR 2.Tidak mampu berkreativitas (mis.
menyanyi, mendengarkan musik,
menulis).
3.Koping tidak efektif.
4.Tidak berminat pada alam/teratur
spititual.
DS
1. Mempertanyakan makna/tujuan
hidupnya
2.Menyatakan hidupnya terasa
tidak/kurang bermakna
3.Merasa menderita/tidak berdaya

DO
GEJALA 1. Tidak mampu beribadah
2.Marah pada Tuhan
TANDA MAYOR

Bila 80% dari data diatas tidak tampak pada pasien, maka Perawat harus melihat
kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosis keperawatan, atau diagnosis
keperawatan lain yang masuk dalam sub kategori integritas ego pada SDKI.
• Kondisi Klinis Terkait.
KONDISI • Penyakit kronis (mis. rheumatoid, sklerosis multipel).
KLINIS •

Penyakit terminal (mis. kanker).
Retardasi mental.
TERKAIT. • Kehiangan bagian tubuh.
• Sudden infant death syndrome (SIDS).
• Kelahiran mati, kematian janin, keguguran.
• Kemandulan.
• Gangguan psikiatrik.
DIAGNOSA
Distres spiritual berhubungan dengan kondisi
penyakit kronis dibuktikan dengan
CONTOH PENULISAN mempertanyakan maka hidupnya, menyatakan
DIAGNOSA hidupnya kurang bermakna, merasa tidak
berdaya, tidak mampu beribadah, marah pada
Tuhan.

Distres spiritual b.d kondisi penyakit kronis d.d


RUMUSAN mempertanyakan maka hidupnya, menyatakan
hidupnya kurang bermakna, merasa tidak
berdaya, tidak mampu beribadah, marah pada
Tuhan.

1. Masalah = Distres spiritual


PERHATIAN 2.Penyebab = kondisi penyakit kronis
3.Tanda/gejala = mempertanyakan maka
hidupnya, dst
4.b.d = berhubungan dengan
5.d.d = dibuktikan dengan
LUARAN
Status spiritual membaik diberi kode L.09091 dalam SLKI.
Status spiritual membaik menurun berarti membaiknya
keyakinan atau sistem nilai berupa kemampuan merasakan
makna dan tujuan hidup melalui hubungan diri, orang lain,
lingkungan, atau Tuhan.

Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa status spiritual


membaik adalah:
1. Verbalisasi makna dan tujuan hidup meningkat
2.Verbalisasi kepuasan terhadap makna hidup meningkat
3.Verbalisasi perasaaan keberdayaan meningkat
4.Perilaku marah pada Tuhan menurun
5.Kemampuan beribadah membaik
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x
LUARAN 24 jam, maka status spiritual membaik, dengan kriteria
hasil:
• Verbalisasi makna dan tujuan hidup meningkat
• Verbalisasi kepuasan terhadap makna hidup
meningkat
• Verbalisasi perasaaan keberdayaan meningkat
• Perilaku marah pada Tuhan menurun
• Kemampuan beribadah membaik

Perhatikan:
• Label = Setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama 3 x 24 jam, maka status spiritual
• Ekspektasi = Membaik
• Kriteria Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3, dst,
Dukungan Spiritual (I.09276)
Dukungan spiritual adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk
INTERVENSI memfasilitasi peningkatan perasaan seimbang dan terhubung dengan
kekuatan yang lebih besar.
DUKUNGAN Tindakan yang dilakukan pada intervensi dukungan spiritual berdasarkan
SIKI, antara lain:
SPIRITUAL Observasi
• Identifikasi perasaan khawatir, kesepian, dan ketidakberdayaan
• Identifikasi pandangan tentang hubungan antara spiritual dan
Kesehatan
• Identifikasi harapan dan kekuatan pasien
• Identifikasi ketaatan dalam beragama
Terapeutik
• Berikan kesempatan mengekspresikan perasaan tentang penyakit
dan kematian
• Berikan kesempatan mengekspresikan dan meredakan marah secara
tepat
• Yakinkan bahwa perawat bersedia mendukung selama masa
ketidakberdayaan
• Sediakan privasi dan waktu tentang untuk aktivitas spiritual
• Diskusikan keyakinan tentang makna dan tujuan hidup, jika perlu
• Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah
Dukungan Spiritual (I.09276)
INTERVENSI Dukungan spiritual adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk
memfasilitasi peningkatan perasaan seimbang dan terhubung dengan
DUKUNGAN kekuatan yang lebih besar.
Tindakan yang dilakukan pada intervensi dukungan spiritual berdasarkan
SPIRITUAL SIKI, antara lain:

Edukasi
• Anjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman, dan/atau orang lain
• Anjurkan berpartisipasi dalam kelompok pendukung
• Ajarkan metode relaksasi, meditasi, dan imajinasi terbimbing
Kolaborasi
• Atur kunjungan dengan rohaniawan (mis: uztadz, pendeta, romo,
biksu)
Promosi Koping (I.09312)

INTERVENSI Promosi koping adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk
meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon
PROMOSI stresor dan/atau kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada.
Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi koping berdasarkan
KOPING SIKI, antara lain:
Observasi
• Identifikasi kegiatan jangka pendek dan Panjang sesuai tujuan
• Identifikasi kemampuan yang dimiliki
• Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
• Identifikasi pemahaman proses penyakit
• Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
• Identifikasi metode penyelesaian masalah
• Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial
Terapeutik
• Diskusikan perubahan peran yang dialami
INTERVENSI • Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
• Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
PROMOSI • Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi
perilaku sendiri
KOPING • Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa
malu
• Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
• Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
• Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam
perawatan
• Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
• Tinjau Kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan
• Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan
• Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
• Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia
• Damping saat berduka (mis: penyakit kronis, kecacatan)
• Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama
• Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
• Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam
Edukasi
INTERVENSI • Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan
sama
PROMOSI • Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
• Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
KOPING • Anjurkan keluarga terlibat
• Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
• Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
• Latih penggunaan Teknik relaksasi
• Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan
• Latih mengembangkan penilaian obyektif
• Bina hubungan saling percaya dengan pasien
INTERVENSI • Kaji faktor penyebab gangguan spiritual pada pasien
• Bantu pasien mengungkapkan perasaan dan pikiran akan terhadap
SP 1 spiritual yang diyakininya
• Bantu klien mengembangkan skill untuk mengatasi perubahan
spiritual dalam kehidupan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai