Anda di halaman 1dari 9

Ringksan Buku Pembanding

Bab 1
Kata "manajemen tampaknya sudah begitu sering kita dengar Manajemen erat kaitannya
dengan konsep organisasi. Sehubungan dengan hat tersebut, maka ada baiknya kita
memahami dulu pengertian dari organisasi. Menurut Griffin (2002), organisasi adalah a
group of people working together in a structured and coordinated fashion to achieve a set of
goals, Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama dalam struktur dan koordinasi
tertentu. dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu. Atau dengan bahasa lain, penulis
mendefinisikan organisasi sebagai sekumpulan orang atau kelompok yang memiliki tujuan
tertentu dan berupaya untuk mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerja sama. pada
dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk
menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia
atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan
(controllingFongsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam
manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan
tertentu dalam pelaksanaannya. Griffin mengemukakan bahwa fungsi-fungsi manajemen
adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leading), dan
pengawasan (controlling). Griffin berbeda dalam hal feading, di mana Griffin bertnaksud
untuk mengemukakan bahwa kepemimpinan memiliki pengaruh kuat agar kegiatan
manajemen dapat dilaksanakan dengan baik. Pendapat Griffin ini sejalan dengan James AF
Stoner yang menempatkan fungsi leading sebagai ganti dari directing.
BAB 2
Manajemen Bimbingan dan Konseling. Guru BK juga harus memiliki kemampuan
melakukan manajemen program BK sebagai wujud kinerjanya. Manajemen bimbingan dan
konseling adalah segala upaya dan cara yang digunakan untuk mendayagunakan secara
optimal semua komponen serta sumber daya (tenaga, dana, sarana, prasarana) dan system
informasi berupa himpunan data bimbingan dan konseling untuk menyelenggarakan
pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 diterbitkan untuk menjadi acuan baru pelaksanaan
tata kelola bimbingan dan konseling mulai dari planning. organizing, staffing, leading, dan
konseling
Prinsip-prinsip dalam Manajemen Pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi: planning,
organizing, staffing, leading & controlling. Manajemen bimbingan dan konseling merupakan
salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh konselor. Manajemen bimbingan dan
konseling yang terarah dan sistematis merupakan manifestasi dan akumulasi pelayanan
bimbingan dan konseling sehingga merupakan salah satu indikator kerja konselor.
Selanjutnya dengan manajemen bimbingan dan konseling yang sistematis dan terarah pada
gilirannya akan memberikan panduan pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling sekaligus
menghilangkan kesan bahwa konselor bekerja secara insidental dan bersifat kuratif semata-
mata. Sehubungan dengan konsep manajemen maka penerapan atau implementasi
manajemen bimbingan dan konseling merupakan salah satu manifestasi suatu kegiatan yang
sistematis tentang bagaimana merencanakan suatu aktifitas bimbingan dan konseling.
Menurut Juntika Nurihsan (2005) aspek-aspek manajemen program layanan bimbingan dan
konseling adalah: (1) Perencanaan Program dan Pengaturan Waktu Pelaksanaan Bimbingan
dan Konseling (2) Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling, (3) Pelaksanaan Program
Kegiatan Bimbingan dan Konseling, (4) Pemanfaatan Fasilitas Pendukung Kegiatan
Bimbingan dan Konseling (5) Mekanisme Kerja Pengadministrasian Kegiatan Bimbingan
dan Konseling, dan (6) Pengarahan, Supervisi dan Penilaian Kegiatan Bimbingan dan
Konseling.
BAB 3
Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu
yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima
secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel
yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra. Menurut berbagai sumber lain, data
dapat juga didefinisikan sebagai berikut:
a. Menurut kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta.
b. Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu
(resources) dan kejadian (transuctions) yang terjadi.
c. Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang
kita hadapi.
Intinya data itu adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan
dalam menarik suatu keputusan Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam
bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu
masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data.
Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu
dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas
sekumpulan uData merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang
berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan
yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan
suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra. Menurut berbagai
sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai berikut:

a. Menurut kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta.

b. Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu
(resources) dan kejadian (transuctions) yang terjadi.

c. Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang
kita hadapi.
Intinya data itu adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan
dalam menarik suatu keputusan Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam
bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu
masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data.
Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu
dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas
sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.analisis sebagai sasaran penelitian.
Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel
penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional
variabel yang bersangkutan. Delinisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting
dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran
Variabel merupakan sarana untuk memperoleh pemahaman tergadap masalah yang sedang
diteliti secara benar. Variabel dapat dibedakan menjadi: Variabel independ nt, variabel
dependent, variabel moderator, variabel intervening dan variabel control
BAB 4
Layanan informasi yaitu layanan BK yang memunglankan peserta didik menerima dan
memahami berbagai inforamsi yanhg dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik Layanan yang membantu pesetrta
didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan. Ada beberapa jenis layanan informasi yakni :layanan pendidikan,
layanan informasi jabatan dan layanan informasi sosial-budaya
Layanan pemberian informasi diadakan untuk membekali para siswa dengan pengetahuan
tentang data dan fakta di hidang pendidikan sekolah. bidang pekerjaan dan bidang
perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya
lebih Penggunaan informasi untuk keperluan bimbingan akan di tinjau dalam kaitannya
dengan pelayanan bimbingan individual dan pelayanan bimbingan kelompok, serta
laboraturium bimbingan karier.Supaya layanan pemberian informasi di jenjang pendidikan
menengah dapat dilaksanakan secara semestinyanya, staf bimbingan harus mengumpulkan
bahan informasi yang relevan dan sesuyai bagi siswa dijenjang pendidikan itu, melalui kerja
sama dengan petugas perpustakaan sekolah Bahan itu digunakan oleh petugas bimbingan
sendiri untuk menggali hal-hal yang perlu di komunikasikan kepada siswa atau dimanfaatkan
langsung oleh siswa sendiri atas saran dan petunjuk petugas bimbangan. Staf bimbingan
harus mengetahui variasi bentuk bahan informasi yang tersedia, dari sumberrelevan mana
dapat diperoleh bahan informasi, serta bagaimana caranya mengelola bahan informasi yang
terkumpul dan tersimpan.mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri
BAB 5
Layanan penempatan ialah pada waktu siswa melewati masa peralihan antara situasi sekolah
berikutnya, pemilihan dan penempatan jurusan, pemilihan kegiatan ekstrakurikuler, sekolah
sambungan, dan penempatan pada layanan kerja. (Elia Flurentin) Layanan penempatan dan
penyaluran merupakan salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling Menurut Prayitno
(2004: 2) layanan penempatan adalah: "Suatu kegiatan bimbingan yang dilakukan untuk
membantu individu atau kelompok yang mengalami mismatch (ketidaksesuaian antara
potensi dengan usaha pengembangan), dan penempatan individu pada lingkungan yang cocok
bagi dirinya serta pemberian kesempatan kepada individu untuk berkembang secara
optimal".bentuk bentuk layanan penempatan dan penyaluran bk yaitu :Penempatan dalam
kelas, kelompok belajar, penempatan dan penyaluran kegiatan ekstrakurikuler, penempatan
dan penyaluran jurusan yang tepat untuk siswa, pendidikan lanjutan,bidang pekerjaan. Fungsi
layanan dan penyaluran yaitu :Fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan,
fungsi pengembangan dan pemeliharaan, fungsi advokasi.
BAB 6
Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan
tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke
pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter
serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih
tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten.

Tujuan Alih Tangan Kasus (ATK)


a. Tujuan umum
Tujuan umum ATK adalah diperolehnya pelayanan yang optimal, setuntas mungkin atas
masalah yang dialami klien.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus berkaitan dengan fungsi-fungsi konseling yaitu:
a. Fungsi pengentasan. Tenaga ahli yang menjadi arah ATK diminta
memberikan pelayanan yang secara spesifik lebih menuntaskan
pengentasan masalah klien.
b. Fungsi pemahaman. Untuk memahami masalah yang sedang dihadapi klien guna
pengentasan.
c. Fungsi pencegahan. Merupakan dampak positif yang diharapkan dari ATK untuk
menghindari masalah yang lebih pelik lagi.

d. Fungsi pengembangan dan pemeliharaan. Dengan terentaskannya masalah berbagai potensi


dapat terpelihara dan terkembang.
Penyelenggaraan ATK melibatkan tiga komponen pokok, yaitu:

1. Klien dengan masalahnya


Tidak semua masalah dapat dialih tangankan, untuk itu perlu dikenali masalah-masalah apa
saja yang menjadi kewenangan konselor. Seperti masalah-masalah berkenaan dengan:
a) Penyakit, baik penyakit fisik ataupun mental (kejiwaan)
b) Kriminalitas, dengan segala bentuknya.
c) Psikotropika, yang didalamnya dapat terkait masalah kriminalitas dan penyakit.Guna-guna,
dalam segala bentuknya yaitu kondisi yang berada diluar akal sehat.
d) Keabnormalan akut, kondisi fisik dan mental yang bersifat luar biasa dalam arah di bawah
normal.Dalam menangani klien, hal-hal yang perlu dikenali secara langsung oleh konselor,
yaitu:
-Keadaan keabnormalan diri klien.
-Substansi masalah klien
Lima ahli lain perlu dipahami oleh konselor sebagai arah ATK, yaitu dokter, psikiater,
psikolog, guru, dan ahli lain dalam bidang tertentu.
Dokter adalah ahli yang menangani berbagai penyakit jasmaniah.
Psikiater adalah ahli yang menangani penyakit psikis.
Psikolog adalah ahli yang mendeskripsikan kondisi Asas kesukarelaan, keterbukaan dan
kerahasiaan diutarakan. ATK diselenggarakan atas persetujuan klien (klien perlu memahami
alasan dan pentingnya ATK, serta ke mana ATK itu ditujukan). Kepada ahli yang baru, klien
diminta untuk terbuka berkenaan dengan masalahnya dan apa-apa yang telah dibahas dalam
pelayanan terdahulu (konselor dapat menyertakan catatan tentang klien dalam ATK), semua
catatan itu diketahui dan disetujui oleh klien dan klien memiliki hak untuk menyampaikan
catatan itu atau tidak kepada ahli yang dituju dalam ATK.psikis
Guru termasuk dosen adalah ahli dalam mata pelajaran atau bidang keilmuan
tertentu.Pendekatan dan teknik alih tangan kasus:pertimbangan, kontrak, waktu dan tempat,
evaluasi.
BAB 7
Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
siswa memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang
dialaminya melalui dinamika kelompok Dinamika kelompok ialah suasana yang hidup, yang
berdenyut, yang bergerak, yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama anggota
kelompok (Prayitno dalam Vitalis, 2008:63).Tujuan konseling kelompok antara lain (Prayitno
dalam Vitalis, 2008:63):
1. Melatih siswa agar berani bicara dihadapan orang banyak
2. Melatih siswa dapat bertoleransi dengan temannya
3. Mengembangkan bakat dan minat masing-masing
4. Mengentaskan permasalahan-permasalahan yang dihadapi kelompok 5. Melatih siswa
untuk berani melakukan sharing dalam kelompok
Tujuan konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususny
61 puan berkomunikasinya. Melalui konseling kelompok hal-hal yang uapat menghambat
atau mengganggu sosialisasi dan komunikasi siswa diungkap dan didinamikakan melalui
berbagai teknik, sehingga kemampuan sosialisasi dan berkomunikasi siswa berkembang
secara optimal (Tohirin, 2007-181).Materi layanan konseling kelompok dapat mencakup hal-
hal sebagai berikut (Prayitno dalam Vitalis, 2008:64)
1. Pemahaman dan pengembangan sikap, kebiasaan, bakat, minat, dan penyalurannya
2 Pemahaman kelemahan diri dan penanggulangannya, pengenalan kekuatan diri dan
perkembangannya
3. Perencanaan dan aktualisasi diri
4. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima menyampaikan gagasan, ide,
opini, perilaku, dan hubungan sosial atau
5. Mengembangkan hubungan dengan peer group, baik di sekolah maupun di luar sekolah
6. Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar, disiplin belajar, dan berlatih, serta melatih
teknik-teknik penguasaan materi pelajaran
7. Pemahaman kondisi fisik, sosial, dan budaya dalam kaitannya dengan orientasi belajar di
Perguruan Tinggi
8. Mengembangkan kecenderungan karier yang menjadi pilihannya
9. Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan prospek masa depan.
Ada beberapa layanan teknik konseling kelompok yakni:teknik umum, dan teknik permainan
kelompok. Ada 5 fase proses konseling kelompok yakni: pembukaan, penjelasan masalah,
penggalian layar belakang masalah, penyelesaian masalah, dan penutup
BAB 8
layanan konsultasi adalah layanan konseling oleh konselor sebagai konsultan kepada konsulti
dengan tujuan memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan
konsulti dalam rangka membantu terselesaikannya masalah yang dialami pihak ketiga
(konseli yang bermasalah). Pada layanan konsultasi, dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap
konsultasi yang dilakukan oleh konselor kepada konsulti, dan tahap penanganan yang
dilakukan oleh konsulti kepada konseli atau pihak ketiga. Maka petugas pada tahap
konsultasi adalah konselor, sedangkan petugas pada tahap penanganan adalah
konsulti.Tujuan layanan konsultasi sebagaimana dikemukakan oleh Prayitno adalah
1. Tujuan umum

Layanan konsultasi (KSI) bertujuan agar konsulti dengan kemampuannya sendiri dapat
menangani kondisi dan permasalahan yang dialami pihak ketiga. Dalam hal ini pihak ketiga
mempunyai hubungan yang cukup berarti dengan konsulti, sehingga permasalahan yang
dialami oleh pihak ketiga itu (setidak tidaknya) sebagian menjadi tanggung jawab konsulti.
2. Tujuan khusus
Kemampuan sendiri yang dimaksudkan diatas diatas dapat berupa wawasan, pemahaman dan
cara-cara bertindak yang terkait lansung dengan suasana dan/atau permasalahan pihak ketiga
itu (fungsi pemahaman). Dengan kemampuan sendiri itu konsulti akan melakukan sesuatu
(sebagai bentuk lansung dari hasil konsultasi) terhadap pihak ketiga. Dalam kaitan ini, proses
konsultasi yang dilakukan konselor disisi yang pertama dan proses pemberian bantuan atau
tindakan konsulti terhadap pihak ketiga pada sisi yang kedua, bermaksud mengentaskan
masalah yang dialami pihak ketiga (fungsi pengentasan). dalam proses konsultasi akan
melibatkan tiga pihak, yaitu konselor, konsulti, dan pihak ketiga/konseli. Ketiga pihak ini
disebut sebagai komponen layanan konsultasi. Ketiga komponen layanan konsultasi tersebut
menjadi syarat untuk menyelenggarakan kegiatan layanan.ada beberapa asas layanan
konsultasi yakni:asas kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas kemandirian.
BAB 9
Sebelum Guru BK/Konselor memberikan terapi atau penyelesaian masalah kepada seorang
konseli, perlu dilakukan terlebih dahulu assessment, yaitu menilai atau mengenali konseli
secara mendalam dari berbagai aspek. Hal ini sangat penting karena semakin banyak konselor
mengenal konseli, maka semakin sukses pula tugas sebagai konselor. Setiap konselor tidak
dibenarkan terburu-buru dalam menangani kasus atau persoalan yang dihadapi oleh seseorang
sebelum mengenal secara rinci tentang konseli tersebut serta persoalan yang sedang
dihadapinya.1. Pengertian Assesment

Assessment merupakan salah satu kegiatan pengukuran. Dalam konteks bimbingan dan
konseling, assessment yaitu mengukur suatu proses konseling yang harus dilakukan konselor
sebelum, selama dan setelah konseling tersebut dilaksanakan/ berlangsung. Adapun data dan
teknik pengumpulan data yang digunakan oleh guru kelas meliputi: hasil belajar, observasi,
wawancara, angket, studi dokumentasi, catatan anekdot.
2.Pemanfaatan data hasil assesment untuk memahami peserta didik yakni
-membuat profil individual setiap peserta didik
-membuat profil kelas
-menyusun rancangan program layanan bk
Permendiknas No. 27 Tahun 2008 mengarahkan bahwa konselor memiliki kompetensi dalam
menyusun program bimbingan dan konseling yang komprehensif, namun sampai saat ini
sebagian guru IIK/Konseler belum memahami secara utub bagaimana merancang program
bimbingan dan konseling komprehensil. Subjek penelitian ini terdiri dari siswa, kepala
sekolah, guru, komite sekolah, dan orangtua siswa.
4.Tahapan persiapan dalam perencanaan program
-melakukan assesment kebutuhan
-mendapatkan dukungan kepala dan komite sekolah
-menetapkan dasar perencanaan program
5.Tahapan perancangan dalam perencanaan program
BAB 10
Bimbingan dan konseling merupakan proses pelayanan bantuan kepada peserta didik baik
secara peorangan maupun kelompok agar mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
kemandirian berdasarkan norma-norma yang berlaku. Pelaksanaan bimbingan dan konseling
secara terorganisir melalui organisasi bimbingan dan konseling. Pelayanan bimbingan dan
konseling akan mencapai tujuan dan tepat sasaran serta efektif dan efisien perlu berdasarkan
pada manajemen.Tujuan umum konseling individu adalah membantu klien menstrukturkan
kembali masalahnya dan menyadari life style serta mengurangi penilaian negatif terhadap
dirinya sendiri serta perasaan-perasaan inferioritasnya. Kemudian membantu dalam
mengoreksi persepsinya terhadap lingkungan, agar klien bisa mengarahkan tingkah laku serta
mengembangkan kembali minat sosialnya. Lebih lanjut prayitno mengemukakan tujuan
khusus konseling individal dalam lima hal Yakni, fungsi pemahaman, fungsi pengetasan,
fungsi pengembangan atau
Pemeliharaan, fungsi pencegahan, dan fungsi advokasi.
Proses layanan konseling dapat dipilah menjadi beberapa tahap yakni:
a.Tahap pengantaran. Termasuk di dalamnya menerima klien, kehangatan, keterbukaan,
penerimaan positif dan penghargaan, jarak duduk, sikap duduk, kontak mata, ajakan terbuka
untuk berbicara, dan penstrukturan
b. Tahap penjajakan, Termasuk di dalamnya pertanyaan terbuka, konfrontasi, refleksi,
suasana diam, dan kontak psikologis penjelasan atau pengertian tentang suatu keadaan.
Dalam konseling memberikan penafsiran dimaksudkan untuk membantu klien agar dapat
memahami kejadian-kejadian dengan memberikan beberapa pandangan yang mungkin
berkenaan dengan masalah yang dialaminya.
c. Tahap pembinaan, Termasuk di dalamnya pemberian contoh, pemberian informasi,
pemberian nasehat, kursi kosong, relaksasi, desensitisasi, alih tangan.
d. Tahap penilaian, Termasuk di dalamnya penilaian segera (laiseg), penilaian jangka pendek
(laijapen), penilaian jangka panjang (laijapang).secara umum proses konseling individu
dibagi atas 3 tahapwn yakni : tahapan awal konseling, tahapan pertengahan (tahap kerja) dan
tahapan akhir konseling (tahap tindakan). Adapu kegiatan-kegiatan pendukung layanan
konseling individu adalah: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus,
kunjungan rumah, dan alih tangan kasus. Pertama, aplikasi instrumentasi. Dalam layanan
konseling individual, hasil instrumentasi baik berupa tes maupun tidak langsung dalam
layanan. Hasil tes, hasil ujian, hasil AUM (Alat Ungkap Masalah), sosiometri, angket dan
lain sebagainya dapat dijadikan konten (isi) yang diwacanakan dalam proses konseling
individu.
BAB 11
Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa
penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan kegiatan
layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Penilaian keberhasilan layanan
bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk menilai sejauh mana kegiatan layanan itu
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian dalam layanan bimbingan dan konseling
tidak dimaksudkan untuk menilai peserta didik/konseli, tetapi lebihditekankan pada melihat
proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan untuk
menentukan kegiatan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk membantu peserta
didik/konseli agar dapat berkembang secara optimal.Untuk mengetahui keberhasilan layanan
dilakukan penilaian. Dengan penilaian ini dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan
membawa dampak positif terhadap peserta didik/konseli yang mendapat layanan Penilaian.
Fokus Penilaian
Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya
a Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengia masalah yang
dibahas.
Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan.
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peserta didik/konseli sesudah pelaksanaaan
layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang dialaminya
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menindaklanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling Berdasarkan data dan
informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi, guru bimbingan dan konseling/konselor melalui
tindak lanjut dapat memikirkanulang keseluruhan program yang telah dilaksanakan deengan
cara membuat desain ulang atau merivisi seluruh program atau beberapa bagian dari program
yang dianggap belum efektif.Kegiatan tindak lanjut dilakukan berdasarkan temuan yang
diperoleh dalam evaluasi program bimbingan dan konseling.
Kegiatan tindak lanjut dilakukan berdasarkan temuan yang diperoleh dalm evaluasi program,
maka guru bimbingan dan konseling/konselor. (1) memperbaiki hal-hal yang masih lemah,
kurang tepat atau kurang relevan dengan tujuan yang akan dicapai: (2) mengembangkan
program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang dapat meningkatkan kualitas
pelayanan atau efektifitas program.

Anda mungkin juga menyukai