Kel 1 Sejarah Politik Dan HI
Kel 1 Sejarah Politik Dan HI
Kel 1 Sejarah Politik Dan HI
JAWA
ANGGOTA KELOMPOK 1
Pada abad ke-4 Masehi, agama Hindu-Buddha mulai masuk ke Jawa melalui
perdagangan dengan India dan Tiongkok, membawa pembentukan kerajaan-
kerajaan Hindu dan Buddha seperti Tarumanagara dan Mataram Kuno. Puncak
kejayaan terjadi pada masa Majapahit (abad ke-13 hingga ke-15 Masehi), yang
menjadi kerajaan terbesar di Asia Tenggara pada zamannya. Setelah itu, Islam
masuk ke Jawa pada abad ke-15, membentuk kesultanan-kesultanan Islam
seperti Kesultanan Demak dan Kesultanan Mataram. Setelah terpecahnya
Kesultanan Mataram pada abad ke-18, terbentuklah dua kesultanan baru, yaitu
Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta. Namun, kedatangan Belanda
pada abad ke-17 membawa penjajahan dan mengakhiri masa kekuasaan lokal di
Jawa.
Raja-raja Besar
Raden Wijaya: Pendiri Kesultanan Majapahit pada abad ke-13 setelah menggulingkan
Kerajaan Singhasari, Majapahit kemudian menjadi salah satu kerajaan terbesar di
Indonesia.
Hayam Wuruk: Raja Majapahit yang paling terkenal, memerintah pada abad ke-14. Masa
pemerintahannya ditandai dengan kemakmuran dan kekuatan Majapahit.
Sultan Agung: Sultan Mataram yang ambisius pada abad ke-17, berusaha untuk
menyatukan Jawa dan mengusir bangsa Belanda dari pulau tersebut.
Sultan Hamengkubuwono I: Pendiri Kesultanan Yogyakarta pada tahun 1755, berhasil
mengukuhkan kekuasaannya di wilayah Yogyakarta dan memperluas pengaruhnya di Jawa
Tengah.
Sultan Agung Hanyakrakusuma: Raja pertama Kesultanan Surakarta pada awal abad ke-18,
dikenal karena usahanya dalam memperkuat dan memperluas wilayah kesultanan.
Raden Patah: pendiri Kesultanan Demak, yang menjadi kekuatan Islam pertama di Jawa.
Peta Wilayah
Politik Indonesia dikuasai oleh orang Jawa karena beberapa alasan. Pertama, suku Jawa
adalah suku terbesar dan terdominan di Indonesia, yang memiliki jumlah lebih dari 40
persen dari penduduk Indonesia. kepadatan pulau jawa juga melebihi wilayah lainnya,
Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Jawa, hal ini juga menyebabkan suku Jawa
menjadi mayoritas dalam penduduk Indonesia
Sebagian besar penduduk Indonesia juga menganggap faktor kesukuan capres tidak begitu
penting, sehingga penduduk Indonesia lebih memilih kandidat yang disukai, yang sering
disebut figur Jawa-Islam-abangan. Namun sebagian besar penduduk Indonesia juga
memiliki kebiasaan transaksional, yang menjadikan ideologi dan program kandidat sangat
penting dalam pemilihan. Namun, penduduk Indonesia juga memiliki pemikiran yang
berbeda, sehingga pemilihan presiden maupunn pemimpin di Indonesia tidak hanya
tergantung pada suku Jawa saja.
Penguasa Era Modern di
Indonesia
Soekarno (1945-1967)
Soeharto (1967-1998)
Dalam karya the idea of power in javanese culture. Benedict anderson,kekuasaan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu konsep barat dan jawa. Menurut nya konsep barat adalah
abstrak dan tidak ada batasnya dapat dipersoal kan keabsahan nya. Sedangkan konsep
jawa adalah konkrit, jumlah nya terbatas.
Anderson mengatakan konsepsi barat kekuasaan bersifat abstrak dan dan wujud dari
interaksi sosial dari pola hubungan antarmanusia. Konsep jawa seorang dikatakan
mempunyai kekuasaan adalah dengan kepemilikan atas benda yang dilihat sebagai
benda yang memiliki kekuatan besar, tradisi jawa mengatakan bahwa seorang penguasa
harus menjadikan dirinya sebagai pusat bagi orang atau benda yang dipercayai memiliki
kekuatan yang tak biasa. Karena dengan itu di tengah mereka, sang penguasa bisa
menyerap kekuatan yang dimiliki orang atau benda tersebut dan menambahkan nya
untuk memperkuat diri mereka sendiri.
Pro dan Kontra
Pro:
1. Menjamin stabilitas politik, konsep ini mendorong
kepemimpinan yang berbicara kepada rakyat. Hal ini pun dapat
membantu menjamin stabilitas politik dan mengurangi konflik
politik
Kontra:
1. Mengganggu pemberdayaan rakyat: konsep kekuasaan
jawa ini mungkin membuat rakyat lebih tergantung pada
kepemimpinan nya, yang dapat mengganggu keberlangsungan
pemberdayaan rakyat.
TERIMA
KASIH