Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN METODE GEOLISTRIK


RESITIVITAS BERDASARKAN KONFIGURASI
ELEKTRODA UNTUK MENENTUKAN KEDALAMAN
INTRUSI AIR LAUT DI INDONESIA

Oleh
Try Astuti
4211419077

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2024
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................3
1.6 Sistematika Penelitian ............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Intrusi Air Laut ......................................................................................................4
2.2 Metode Resistivitas .................................................................................................5
2.2.1 Konfigurasi Elektroda ......................................................................................6
2.2.2 Konfigurasi Wenner .........................................................................................7
2.2.3 Konfigurasi Schlumberger ...............................................................................8
2.2.4 Konfigurasi Dipole-dipole ................................................................................9
2.3 Faktor Keefektifan Metode Geolistrik ..................................................................9
2.3.1 Mengatasi Faktor Keefektifan Metode Geolistrik..........................................10
2.3.2 Faktor Pengaruh Nilai Resistivitas ................................................................11
2.4 Indikator Keefektifan Geolistrik .........................................................................11
2.5 Studi Terdahulu ....................................................................................................12
2.6 Simpulan Sementara ............................................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan ............................................................................................................14
3.2 Strategi Pencarian ................................................................................................14
3.3 Kriteria Inklusi .....................................................................................................15
3.4 Ekstrasi Data Atau Sintesis Data ........................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kondisi air tanah pada keadaan normal dan saat terjadi intrusi air laut
(Linsey et al, 1990) ............................................................................................................4

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Studi terdahulu ...............................................................................................12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode geolistrik resistivitas merupakan salah satu metode geofisika yang
efektif untuk menentukan kedalaman intrusi air laut. Banyak penelitian yang
menggunakan metode geolistrik resistivitas untuk menentukan kedalaman intrusi
air laut ke dalam akuifer tanah. Hasil dari penelitian sebelumnya menyatakan
bahwa metode ini dapat digunakan untuk mengetahui kedalaman intrusi air aut ke
dalam akuifer tanah, dengan mengidentifikasi hasil intrusi air laut pada kedalaman
tertentu (Jusmini, F & K, Bakri., 2020). Metode geolistrik resistivitas
menggunakan prinsip arus Listrik dalam menyelidiki struktur bawah permukaan
bumi, dan aliran arus Listrik sangat dipengaruhi oleh adanya air tanah, sehingga
metode ini efektif dalam menentukan kedalaman intrusi air laut (As’ari et al.,
2022). Hasil interpretasi data geolistrik resistivitas juga dapat menunjukkan
pemetaan zona intrusi air laut dengan kedalaman tertentu (Putri, 2023). Oleh
karena itu, berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dapat disimpulakan bahwa,
metode geolistrik resistivitas efektif digunakan untuk menentukan kedalaman
intrusi air laut ke dalam akuifer air tanah.

Pada saat ini penelitian intrusi air laut dengan metode geolistrik bukan lagi
sebuah keistimewaan atau kebaruan. Sehingga dengan penelitian-penelitian
sebelumnya dapat disimpulakan bahwa permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini adalah membandingkan metode geolistrik berdasarkan konfigurasi
elektroda mana yang efektif untuk menentukan kedalaman intrusi air laut. Dimana
dalam konteks perbandingan efektivitas metode geolistrik mengacu pada
perbedaan hasil yang diperoleh dari metode geolistrik yang berbeda. Metode
geolistrik digunakan untuk menyelidiki struktur bawah permukaan bumi dengan
mengukur sifat Listrik material bawah permukaan. Sifat kelistrikan material
bawah permukaan bumi dipengaruhi beberapa faktor, yaitu keberadaan air,
mineral, dan material bawah permukaan lainnya. Oleh karena itu, dengan metode
geolistrik yang berbeda juga memberikan hasil yang berbeda karena perbedaan
sensitivitasnya terhadap faktor-faktor tersebut. Sebagai contoh, metode electrical
resistivity tomography (ERT) sensitive terhadap keberadaan air, sedangkan self-
potential (SP) sensitive terhadap keberadaan mineral. Dengan hal tersebut, dapat
disimpulakan bahawa kesenjangan dapat terjadi ketika metode geolistrik yang
berbeda digunakan untuk menyelidiki srtuktur bawah permukaan yang sama,
maka akan memberikan hasil yang berbeda secara signifikan (As’ari et al., 2022).

1
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keefektifan metode
geolistik untuk menentukan kedalaman intrusi air laut. Intrusi air laut merupakan
permasalahan serius dalam pengolahan sumber air tanah, terutama di daerah
pesisir Pantai. Metode geolistrik telah terbukti efektif dalam memetakan struktur
bawah permukaan, termasuk lapisan air tanah dan intrusi air laut. Dengan
membandingkan metode geolistrik yang berbeda, penelitian ini dapat memberikan
wawasan lebih berkaitan tentang keakuratan masing-masing metode dalam
mendeteksi kedalaman intrusi air laut. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi
dasar pengembangan pengolahan yang lebih baik mengenai intrusi air laut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah tertera, ada beberapa rumusan masalah
yang diajukan dalam membandingkan keefektifan metode geolistrik meliputi:
1. Bagaimana pengaruh penggunaan konfigurasi elektroda terhadap
keefektifan metode geolistrik untuk menentukan kedalaman intrusi air
laut?
2. Konfigurasi elektoda mana yang paling efektif untuk menentukan
kedalaman intrusi air laut?

1.3 Batasan Masalah


Beberapa Batasan masalah yang menjadi titik focus penelitian meliputi:
1. Penelitian memerlukan data yang cukup untuk memberikan hasil akurat.
2. Metode geolistrik bergantung pada kondisi geologi di lokasi penelitian.
3. Teknologi yang digunkaan pada metode geolistrik bergantung pada
kecanggihannya sehingga memberikan hasil akurat.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang tertera memiliki tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Membandingkan keefektifan konfigurasi elektroda yang berbeda untuk
menentukan kedalaman intrusi air laut.
2. Menentukan konfigurasi elektroda dari metode geolistrik yang paling
efektif untuk menentukan kedalaman intrusi air laut.

2
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat bagi semua pihak. Manfaat penelitian
sebagai berikut:
1. Memberikan informasi berkaitan dengan keefektifan konfigurasi elektroda
pada metode geolistrik yang berbeda untuk menentukan kedalaman intrusi
air laut.
2. Memberikan informasi untuk pemilihan konfigirasi elektroda yang tepat
dalam mendeteksi intrusi air laut.
3. Memberikan informasi penting sebagai bentuk Upaya pengoahan air tanah
di daerah pesisir pantai.
1.6 Sistematika Penelitian
Penulisn skripsi ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian pembukaan, bagian
isi, dan bagian akhir. Dalam bagian pembukaan terdiri dari halaman judul,
lembar pengesahan, pernyataan keasian skripsi, motto dan persembahan,
prkata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Bagian inti skripsi meliputi:
Bab 1: Pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, Batasan
masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab 2: Tinjauan Pustaka didalamnya memuat konsep, teori atau hasil
penelitian yang dijelaskan secara singkat, padat, dan mendasari
pelaksanaan penelitian.
Bab 3: Metode Penelitian umumnya menjelaskan cara pengumpulan data,
pengolahan data, dan analisis data.
Bab 4: Hasil dan Pembahasan, dalam bab hasil penelitian jelaskan sesuai
dengan rumusan masalah yang telah terteta dilatar belakang,
sedangkan untuk pembahasan menjelaskan argument yang berkaitan
dengan penjelasan, relevansi, prediksi, manfaat, atau keterbatasan
hasil penelitian.

Bab 5: Penutup, pada bagian penutup berisikan simpulan serta saran yang
berkaitan dengan hasil penelitian.
Bagian akhir dalam skripsi berisikan daftar pustaka serta lampiran-lampiran.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Intrusi Air Laut


Intrusi air laut adalah peristiwa perembesan air laut kedalam air tanah.
Masalah intrusi air laut menjadi masalah yang ada di daerah pesisir Pantai.
Masalah intrusi air laut selalu berkaitan dengan kebutuhan air bersih layak
konsumsi. Pencemaran air tanah di daerah pesisir Pantai ditandai dengan keadaan
air yang tidak bersih dan terasa asin. Intrusi air laut ke dalam lapisan akuifer yang
terdapat di daerah pesisir Pantai merupakan proses terdorongnya air tawar pada
lapisan akuifer dangkal oleh air laut. Intrusi air laut biasanya terjadi di daerah
pesisir dengan susunan litologi pasir. Jika adanya ketidak keseimbangan antara air
tanah dan air laut, maka memiliki potensi terjadinya intrusi air laut (Muhardi et
al., 2020). Namun, jika keadaan air permukaan laut lebih rendah dibandingkan
dengan muka air tanah, maka intrusi air laut kemungkinan tidak akan terjadi
(Linsey et al., 1990). Air tanah pada kondisi normal (saat tidak terjadi intrusi air
laut) dan kondisi saat terjadi intrusi air laut ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 2. 1 Kondisi air tanah pada keadaan normal dan saat terjadi intrusi air
laut (Linsey et al, 1990)
Penyebab utama terjadinya perembesan air laut adalah akuifer yang
terhubung dengan air laut dan adanya penurunan muka air tanah. Air laut secara
alami tidak dapat masuk jauh ke daratan karena air tanah memiliki piezometric
yang menekan lebih kuat dari pada air laut, sehingga dapat membentuk interface
sebagai batas antara air tanah dengan air laut. Keadaan tersebut merupakan
kondisi keseimbangan hidrostatik antara air laut dan air tanah (Indriatmoko &
Herlambang, 2015). Aliran air laut yang mendesak air tanah sehingga mendorong
interface mengarah ke sumber eksploitasi air tanah membentuk kerucut yang
berdamapk intrusi air laut ke dalam akuifer.

4
Pada penelitian sebelumnya Barus (2015) mengemukakan bahwa intrusi
air laut terjadi dengan tiga cara, yaitu:
1. Bergesernya batas air laut dan air tanah (interface) di daerah Pantai. Hal
ini disebabkan pengambilan air tanah secara berlebihan yang
menyebabkan penurunan muka air tanah.
2. Pemompaan air tanah secara berlebihan di daratan pada akuifer semi
tertekan. Pemompaan tersebut mengakibatkan air yang tersedot bukan air
tawar, melainkan air asin. Hal ini menyebabkan pencemaran air tanah
karena tersedotnya air asin yang kemudian menyebar.
3. Intrusi melalui muara Sungai. Intrusi air laut melalui muara air Sungai
menyebabkan air yang memiliki kadar garam berebih akan bergerak dan
mengisi air tanah disekitarnya. Hal ini menyebabkan air di sekitar Sungai
memiliki kadar garam tinggi sehingga membuatnya asin.
2.2 Metode Resistivitas
Metode geofisika adalah metode yang digunakan dalam mempelajari
struktur bagian dalam bumi dengan menggunakan pengukuran fisik pada
permukaan atau bawah permukaan bumi. Metode geolistrik merupakan salah satu
metode geolistrik dengan menggunakan aliran Listrik yang diinjeksikan ke dalam
bumi untuk mempelajari sifat fisik bawah permukaan bumi, sehingga melalui sifat
kelistrikannya dapat memberikan informasi geologi bawah permukaan (Putri,
2023). Metode geolistrik resistivitas merupakan salah satu metode geolistrik yang
mempelajari sifat resistivitas lapisan batuan di bawah permukaan bumi. Metode
geolistrik resistivitas merupakan dasar semua metode geolistrik karena dari
metode tersebut akan dikembangkan menjadi beberapa metode aktif yang akan
digunakan sesuai kebutuhan eksplorasi (Yuwanto, 2013).
Metode geolistrik resistivitas akan memberikan variasi resistivitas dari
suatu lapisan batuan bawah permukaan yang menjadi bahan penyelidikan di
baawah titik ukur. Cara kerja metode ini adalah dengan menginjeksikan arus
Listrik DC ke dalam bumi melalui elektroda-elektroda arus yang diukur dengan
elektroda-elektroda potensial. Metode geolistrik resistivitas menyatakan bahwa
bumi sebagai sebuah resistor besar (Telford et al., 1990). Metode geolistrik
resistivitas dibagi menjadi dua berdasarkan tujuan pengukuran di lapangan, yaitu
metode resistivitas sounding dan metode resistivitas mapping. Metode sounding
digunakan untuk mengetahui variasi nilai resistivitas batuan bawah permukaan
secara vertical. Metode tersebut melakukan pengukuran dengan mengubah-ubah
jarak elektroda. Jarak antar elektroda sebanding dengan kedalaman lapisan bawah
permukaan yang dicari. Metode mapping digunakan untuk mengetahui variasi
nilai resistivitas batuan bawah permukaan secara horizontal. Metode tersebut
menggambarkan keadaan bawah permukaan bumi dengan cara mendatar karena
pengukuran jarak antar elektroda yang sama (Nadiroh et al., 2012).

5
Mengalirkan arus Listrik ke dalam bumi merupakan prinsip metode
resistivitas dengan menggunakan hubungan dua elektroda arus, kemudian diukur
pada distribusi potensial yang dihasikan. Nilai resistivitas dapat diketahui dan
dihitung dengan memperoleh besar arus yang dipancarkan melalui elektroda dan
besar potensial yang dihasilkan. Jika ingin mengetahui bawah permukaan yang
dalam, maka diperlukan penambahan jarak masing-masing elektroda arus dan
elektroda potensial secara bertahap. Semakin besar jarak elektroda maka
penembusan arus ke bawah permukaan semakin dalam, sehingga dapat
mengetahui sifat-sifat fisis batuan pada lapisan lebih dalam. Faktor-faktor yang
memengaruhi pengukuran resistivitas batuan seperti homogenitas batuan,
kandungan air, mineral, porositas, serta permeabilitas. Hasil pengukuran yang
telah diolah kemudian dikorelasikan dengan keadaan geologi akan memberikan
informasi keadaan geologi bawah permukaan pada daerah penelitian (Rahma et
al., 2018).
Teori yang mendasari metode geolistrik resistivitas adalah hukum ohm
(Karanth, 1987). George Simon Ohm pada tahun 1826 melakukan eksperimen
untuk menentukan hubungan antara tegangan V pada penghantar dan arus I
melalui penghantar dengan batas-batas karakteristik parameter penghantar.
Parameter tersebut adalah resistansi R, yang didefinisikan sebagai hasil dari
tegangan V dan aris I, dapat dituliskan:
Dengan R sebagai resistansi bahan, I sebagai besar kuat arus, dan V
sebagai besar tegangan. Dalam hukum ohm menyatakan bahwa tegangan antara
ujung-ujung pengahantar sama dengan hasil kali antara resistansi dan kuat arus.
Hal tersebut dapat diasumsikan dengan R tidak bergantung I, R adalah konstan
(Muallifah, 2009).
2.2.1 Konfigurasi Elektroda
Konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik mengacu pada susunan arus
dan potensial yang digunakan dalam pengukuran resitivitas bumi. Berdasarkan
konfigurasi elektroda arus dan potensial, diketahui beberapa jenis metode
geolistrik resistivitas, seperti konfigurasi Wenner, konfigurasi Schlumberger, dan
konfigurasi Dipole-dipole. Konfigurasi Wenner menggunakan empat elektroda
yang ditempatkan dalam garis lurus dengan jarak yang sama, sedangkan
konfigurasi Schlumberger melibatkan elektroda dengan jarak yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Sementara konfigurasi Dipole-dipole menggunakan
elektroda arus dan potensial dengan jarak yang jauh. Pemilihan konfigurasi
elektroda yang tepat memengaruhi kualitas pengindentifikasian bawah permukaan
dan efektivitas survey, dan memberikan variasi bergantung dengan tujuan survey
geolistrik yang dilakukan (PT. Antasena Geosurvey Indonesia, 2022a).

6
Konfigurasi elektroda memegaruhi nilai faktor geometri (K) yang akan
memengaruhi nilai resistivitas pengukuran (Yuliatama, 2019). Hal yang perlu
diperatikan dalam memilih konfigurasi elektroda, yaitu sensitivitas konfigurasi
terhadap perubahan besar resistivitas bawah permukaan bumi, kedalaman bawah
permukaan, dan keakurasian hasil pengukuran (Sumaryanto, 2021).
Beberapa faktor lain yang memengaruhi pemilihan konfigurasi elektroda
yang akan digunakan dalam eksplorasi geolistrik, sebagai berikut:
1. Kedalaman dan sifat target, konfigurasi elektroda yang digunakan harus
sesuai dengan kedalaman dan sifat permukaan yang diteliti. Sebagai
contoh, dengan target dangkal dapat menggunakan konfigurasi elektroda
pendek lebih cocok, sedangkan untuk target dalam menggunakan
elektroda Panjang akan lebih efektif.
2. Tujuan survey, tujuan survey khusus dalam geolistrik, seperti
mengidentifikasi air tanah atau pencarian mineral lain, akan memengaruhi
pemilihan konfigurasi elektroda yang digunakan.
3. Ketersedian alat, ketersediaa alat dan biaya juga merupakan salah satu
faktor yang memengaruhi pemelihan konfigurasi elektroda.
4. Kondisi lapangan, kondisi lokasi dan kondisi topografi memerlukan
pertimbangan dalam pemelihan konfigurasi elektroda.
Pemilihan konfigurasi elektroda yang tepat akan memberikan akurasi dan
keberhasilan survey geolistri (E. Rizky, 2015).
2.2.2 Konfigurasi Wenner
Konfigurasi Wenner merupakan salah satu metode geofisika yang sering
digunakan dalam menganalisis sifat-sifat kelistrikan batuan bawah permukaan.
Metode ini menggunakan empat elektroda yang ditempatkan dalam satu garis
lurus dengan jarak yang sama. Penginjeksian arus Listrik melalui sepasang
elektroda, sedangkan beda potensial dapat diukur melalui sepasang elektroda
lainnya. Prinsip kerja metode Wenner adalah menentukan resistivitas batuan
bawah permukaan berdasarkan dari pengukuran arus dan beda potensial.
Konfigurasi ini cocok untuk survey mapping dan dapat memberikan informasi
detail berkaitan dengan litologi bawah permukaan serta dapat mengidentifikasi
bidang gelicir. Metode tersebut sering digunakan dalam berbagai penelitian dalam
mengidentifikasi jenis material bawah permukaan dan menganalisis pola litologi.
Konfigurasi Wenner memberikan informasi penting dengan berbagai aplikasi,
sebagai contoh survey pipa bawah tanah dan pemetaan potensi air tanah. Metode
ini juga dapat digunakan dalam mengidentifikasi struktur lapisan bawah
permukaan dan menentukan nilai hambatan medium (Hakim, 2016).

7
Faktor-faktor yang memengaruhi kelebihan dan kekurangan konfigurasi
Wenner, yaitu jarak elektroda yang digunakan, luas lahan pada tempat
pengukuran, dan sifat homogenitas batuan dekat permukaan. Konfigurasi Wenner
memiliki kelebihan dalam membaca dan sinya yang bagus, namun tidak dapat
mendeteksi sifat homogenitas batuan dekat permukaan dan membutuhkan biaya
yang mahal dikarenakan membutuhkan kabel lebih panajnag. Jarak elektroda yang
digunakan konfigurasi Wenner adalah sama, sehinggga dapat memberikan hasi
detail dan cocok dalam melakukan survey mapping vertical. Namun, konfigurasi
Wenner membutuhkan waktu lebih lama karena penguji harus berjalan pada
lintasan pengukuran dari awal hingga akhir (Pambudi, 2022). Luas lahan juga
memengaruhi pemilihan konfigurasi elektroda yang akan digunakan. Sementara
sifat homogenitas batuan dekat permukaan memengaruhi hasil perhitungan
(Mulyasari, 2021).
2.2.3 Konfigurasi Schlumberger
Konfigurasi Schlumberger merupakan salah satu metode geolistrik
yang sering digunakan dalam pengukuran sounding, yaitu pengambilan data yang
berfokus secara vertical. Pada konfigurasi Schlumberger keempat elektroda
ditempatkan searah garis lurus, dengan elektroda bagian luar adalah elektroda arus
dan elektroda bagian dalam adalah elektroda potensial. Pengubahan rentang
pengukuran kedalaman, elektroda arus dipindahkan menjauh, sedangkan elektroda
potensial tetap (Obaijulu et al, 2016). Metode ini meletakkan titi-titik elektroda
dengan jarak berbeda antara satu dengan yang lain. Konfigurasi ini umumnya
digunakan karena memiliki keunggulan terutama dalam meminilaka noise
permukaan dan memiliki respon sinyal yang baik dan kuat.
Kelebihan dalam penggunaan konfigurasi Schlumberger dalam eksplorasi
geofisika, yaitu dapat mendeteksi sifat non-homogenitas lapisan batuan dengan
membandingka nilai resistivitas (PT. Antasena Geosurvey Indonesia, 2022), cocok
dalam pengukuran sounding dengan pengambilan data yang berfokus secara
vertical (Geolistrik, n.d.), tidak memerlukan banyak tenaga karena hanya dua
elektroda yang digerakkan (Virgo, 2006). Sedangakan kekurangan pada
konfigurasi Schlumberger, yaitu pembacaan elektroda MN kecil ketika AB
melewati batas eksentrisitasnya (Virgo, 2006), memiliki gambar bawah
permukaan dengan resolusi rendah (Mulyasari, 2021), tidak dapat mendeteksi
sifat homogenitas batuan dekat permukaan yang memengaruhi hasil perhitungan
(Geolistrik, n.d.).

8
2.2.4 Konfigurasi Dipole-dipole
Konfigurasi Dipole-Dipole merupakan salah satu metode geolistrik yang
digunakan dalam menguji sifat kelistrikan batuan dan menginjeksikan arus Listrik
ke dalam tanah. Pada konfigurasi ini menggunakan dua pasang elektroda, yaitu
AB dan MN. Elektroda AB merupakan elektroda arus, sedangkan MN merupakan
elektroda potensial. Kedua pasang elektroda tersebut diletakkan berdekatan satu
sama lain. Penguji akan melakukan pengukuran kedalaman tanah dari resistivitas
yang dikeluarkan kedua pasang elektroda tersebut. Konfigurasi Dipole-Dipole
biasa digunakan dalam kepentingan geologi, seperti halnya eksplorasi bahan
galian logam, mengetahui alterasi, mengidentifikasi bawah permukaan, mitigasi
bencana khususnya pada tanah longsor dan lain-lain (Anam, n.d.).
Kelebihan dari konfigurasi Dipole-Dipole yang digunakan dalam
eksplorasi geofisika, yaitu memberikan hasil yang cepat dan multi-channel
(Anam, n.d.). Dipole-Dipole lebih cepat dibandingkan dengan Wenner dan
Schlumberger karena sifatnya yang multi-channel. Sedangakn kelemahan yang
terjadi pada konfigurasi ini, yaitu penggunaan dua pasang elektroda yang
diletakkan sangat dekat satu sama lain, sehingga harus hati-hati dalam
penangannya agar tidak terjadi interfensi antar elektroda (Anam, n.d.). Selain itu,
konfigurasi Dipole-Dipole memerlukan waktu serta biaya yang lebih besar
dibandingkan dengan metode geolistrik lainnya (PT. Antasena Geosurvey
Indonesia, 2022).
2.3 Faktor Keefektifan Metode Geolistrik
Beberapa faktor yang memengaruhi keefektifan metode geolistrik pada,
sebagai berikut:
1. Kandungan mineral logam dan elektrolit padat, kandungan mineral logam
dan elektrolit padat pada bawah permukaan memengaruhi konduktivitas
Listrik, yang nantinya akan memengaruhi keefektifan metode geolistrik
([1]).
2. Faktor geometri, perbedaan tata letak pada titik pengamat terhadap sumber
arus memengaruhi besar medan Listrik yang mamtinya akan memengaruhi
keefektifan metode geolistrik ([1]).
3. Sifat penjalaran arus Listrik dan karakteristik batuan, sifat penjalaran arus
Listrik dan karakteristik batuan bawha permukan memengaruhi
keefektifan metode geolistrik ([1]).

9
Sedangkan ada beberapa faktor yang memengaruhi keefektifan metode
geolistrik khusus berkaitan dalam menentukan kedalaman intrusi air laut,
meliputi:
1. Sifat hidrologi, konduktivitas Listrik air, porositas, dan kandungan garam
termasuk sifat hidrologi. Air laut dengan kandungan garam yang tinggi
memiliki konduktivitas Listrik lebih tinggi daripada air tawar, sehingga
akan memengaruhi respon metode geolistrik (Hariyadi, 2006).
2. Kedalaman intrusi air laut, dalam seebuah kasus mengungkapkan bahwa
semakin dalam intrusi air laut, maka akan semakin sulit dalam
mendeteksinya hanya dengan metode geolistrik konvensional (Pesma et
al., 2023).
3. Metode geolistrik yang digunakan, ada beberapa jenis konfigurasi
elektroda seperti Wenner, Schlumberger, dan Dipole-dipole yang
memberikan informasi berbeda berkaitan dengan kedalaman intrusi air laut
(Sholehah, 2018).
4. Penggunaan elektroda, pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
penggunaan elektroda batang dan pelat pada metode geolistrik resisitivitas
dapat memenggaruhi hasil pengukuran ([5]).
Dengan pemahaman diatas dapat membantu untuk memilih metode
geolistrik yang paling efektif dalam penerapannya dan perencanaan serta
intrepretasi data geolistrik mengenai konteks penelitian kedalaman intrusi air laut.
2.3.1 Mengatasi Faktor Keefektifan Metode Geolistrik
Dalam mengatasi faktor kandungan mineral logam pada metode geolistrik,
dapat dilakukan beberapa cara, meliput:
1. Penggunaan konfigurasi elektroda yang tepat, dengan pemilihan metode
elektroda yang tepat akan membantu mengurangi pengaruh kandungan
mineral logam pada hasil pengukuran. Sebagai contoh, konfigurasi
elektroda Wennner-Shlumberger digunakan dalam mengatasi
permasalahan berkaitan dengan kandungan mineral logam pada formasi
bawah permukaan (Kuswanto, 2018).
2. Pengolahan data yang tepat, dengan pengolahan data yang tepat dapat
mengurangi pengaruh kandungan mineral logam pada hasil pengukuran.
Sebagai contoh, penggunaan Teknik inversi membantu mendapatkan
informasi yang lebih akurat berkaitan dengan struktur bawah permukaan
(Muallifah, 2009).
3. Penggunaan metode lain, terdapat dua metode selain penggunaan metode
geolistrik yang dapat digunakan dalam memetakan struktur bawah
permukaan, yaitu metode seismic dan metode magnetic. Pada pemilihan
metode dengan tepat akan mengatasi permasalahan kandungan logam pada
formasi bawah permukaan (Utami, 2021).

10
2.3.2 Faktor Pengaruh Nilai Resistivitas
Ada beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi nilai reisitivitas dalam
penggunaan metode geolistrik pada penelitian (Suryo et al., 2016), sebagai
berikut:
1. Jenis material, jenis material atau batuan bawah permukaan dapat
memengaruhi nilai resistivitas. Sebagai contoh, batuan dengan kadar air
tinggi memiliki kecenderungan nilai resistivitas lebih rendah.
2. Kandungan air dalam tanah, dengan kandungan air dalam tanah dapat
memengaruhi resistivitas, Dimana tanah yang jenuh air akan memiliki
nilai resistivitas lebih rendah.
3. Kandungan mineral logam, hal ini juga telah disebutkan diawal bahwa
kandungan mineral logam dapat memengaruhi nilai resistivitas.
2.4 Indikator Keefektifan Geolistrik
1. Kedalaman penetrasi:
• kedalaman penetrasi adalah kemampuan metode geolistrik untuk
mencapai target bawah permukaan.
• Kedalaman penetrasi bergantung dari beberapa faktor, yaitu
konfigurasi elektroda, resistivitas bawah permukaan, dan daya
yang digunakan.
2. Resolusi lateral:
• Resolusi lateral adalah kemampuan metode geolistrik yang
digunakan untuk membedakan objek berdekatan secara lateral.
• Resolusi lateral bergantung dari beberapa faktor, yaitu jarak
elektroda dan konfigurasi elektroda yang digunakan.
3. Sensitivitas:
• Sensitivitas adalah kemampuan metode geolistrik untuk
mendeteksi perubahan resistivitas bawah permukaan.
• Sensitivitas bergantung dari beberapa faktor, yaitu konfigurasi
elektroda, resistivitas bawah permukaan, dan daya yang digunakan.
4. Kecepatan survey:
• Kecepatan survey adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan survey geolistrik.
• Kecepatan survey bergantung dari beberapa faktor, yaitu jumlah
titik ukur, konfigurasi elektroda, dan peralatan yang digunakan.
5. Biaya:
• Biaya survey geolistrik bergantung dari beberapa faktor, yaitu
peralatan yang digunakan, kompleksitas survey, dan lama survey.
6. Keterampilan operator:
• Keterampilan operator sangat penting dalam mendapatkan hasil
survey geolistrik yang berkualitas.

11
7. Gangguan:
• Gangguan survey bisa terjadi secara alami maupun buatan yang
akan memengaruhi hasil survey.
8. Interpretasi data:
• Interpretasi data geolistrik membutuhkan keahlian dan pengalaman
dalam penggunaan aplikasi yang digunakan.
2.5 Studi Terdahulu
Berikut beberapa studi terdahulu yang dapat memperkuat teori penelitian
perpandingan keefektifan metode geolistrik untuk menentukan kedalaman intrusi
air laut sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Studi terdahulu

Metode Penelitian Kesimpulan


Penelitian Intrusi Air Laut Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
dengan Metode Geolistrik menentukan zona intrusi air laut dengan menggunakan
Resistivitas konfigurasi metode geolistrik resistivitas. Metode tersebut dapat
Wenner digunakan dalam mengidentifikasi intrusi air laut dan
dalam memelajari sifat aliran Listrik bawah
permukaan bumi (Zahrotuttakiyah, 2020).
Perbandingan Survei dan Penelitian ini menggunakan analisis data geolistrik
Analisis Data Geolistrik sounding untuk mengidentifikasi keberadaan akuifer di
Sounding konfigurasi daerah pesisir Pantai dan pegunungan. Metode
Schlumberger geolistrik resistivitas jenis Vertical Electrical Sounding
(VES) dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan
memelajari struktur bawah permukaan (Suyanto,
2016).
Interpretasi Zona Intrusi Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Genuk Kota
Air Laut dengan Metode Semarang dengan menggunakan metode geolistrik
Geolistrik Tahanan Jenis tahanan jenis dalam mengidentifikasi zona intrusi air
konfigurasi Schlumberger laut dan kualitas air tanah berdasarkan nilai tahanan
jenis dan nilai daya hantar Listrik batuan (Nisa &
Yulianto, 2012).
Sebaran Air Tanah dengan Penelitian dengan studi kasusu di Kelurahan Bonto
Metode Geolistrik Raya Kecamatan Batang Kabupaten Jeneponto
Tahanan Jenis konfigurasi menggunakan metode geolistrik tahanan jenis dalam
Schlumberger mengidentifikasi sebaran air tanah. Metode tersebut
efektif dalam mengeksplorasi sifat-sifat air tanah
(Arliska et al., 2022).
Aplikasi Metode Penelitian ini menyatakan bahwa metode geolistrik
Geolistrik untuk efektif dalam mengidentifikasi penyebaran limbah cair
Mengidentifkasi dan intrusi air garam, serta dapat memonitoring
Penyebaran Limbah Cair dampak pencemaran air tanah (Atmiati, 2011).
konfigurasi Pole-pole

12
2.6 Simpulan Sementara
Pada kajian studi terdahulu menunjukkan bahwa metode geolistrik efektif
dalam menentukan kedalaman intrusi air laut. Penenlitian yang dilakukan oleh
Nisa & Yulianto (2012) menunjukkan bahwa metode geolistrik resistivitas akurat
dalam menentukan kedalaman air tanah dan intrusi air laut. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Zahrotuttakiyah (2020) menyatakan keefektifan metode geolistrik
dalam memetakkan intrusi air laut di daerah pesisir. Namun, masih diperlukan
penelitian lanjutan yang dapat memvalidasi dan membandingkan keefektifan
metode geolistrik berdasarkan konfigurasi elektroda dengan tetap memerhatikan
kondisi geologi.

13
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Literature Review
atau tinjauan Pustaka. Systematic Literature Review atau dapat disebut SLR
merupakan metode literature review yang mengidentifikasi, menilai, dan
menginterpreasikan seluruh temuan pada topik penelitian, untuk menjawab
pertanyaan penelitin (research question) yang telah ditentukan sebelumnya (dalam
Wahono, 2015: Kitchenham & Chartera, 2007).
Rancangan penelitian yang digunakan dalam article review adalah
pelaksanaan pengamatan atau pengeksplorasian melalui pencarian artikel atau
hasil-hasil penelitian sebelumnya tentang penggunaan metode geolistrik dengan
kofigurasi elektroda yang berbeda untuk menentukan kedalaman intrusi air laut.
3.2 Strategi Pencarian
Strategi pencarian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pencarian
lengkap informasi yang telah dipublikasikan dengan subjek tertentu dilakukan
secara sistematis menggunakan semua alat bantu atau bibliografi yang tersedia
(Joan M Reitz, 2004). Pengumpulan data didalamnya menjelaskan bagaimana
cara mengumpulkan artikel yang akan direview, dengan metode pencarian artikel
pada database jurnal penelitian dan pencarian melalui di internet. Pencarian
database dapat menggunakan Google Scholar, Semantic Scholar, Mendely web,
Garuda Kemendikbud atau yang lainnya. Dalam penelitian ini hanya mengakses
database karena telah memenuhi jumlah minimum sampel yang diperlukan
dengan jumlah 10 jurnal peer konfigurasi elektroda (Wenner, Schlumberger,
Dipole-dipole).
Pada pencarian database dipilih dari rentang waktu lima tahun terkhir
(2019 – 2024), namun jika belum memenuhi minimum sampel maka dapat
ditambah rentang waktu dibawahnya. Dalam penelitian ini juga menggunakan
database dibawah tahun 2019, yaitu pada tahun 2018 – 2016 sehingga dapat
diakumulasikan bahwa database yang diakses yaitu delapan tahun terakhir.
Pencarian jurnal fisika menggunakan kata kunci yang akan dicantumkan dalam
pengumpulan data.

14
3.3 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dapat membantu menghomogenkan artikel-artikel
penelitian agar tidak keluar dari topik pembahasan. Kriteria inklusi yang
digunakan sebagai berikut:
1. Diterbitkan (8 tahun)
2. Kesedian teks yaitu full text
3. Tipe artikel yaitu artikel jurnal
4. Jurnal Fisika
5. Duplikasi dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris
6. Penelitian berada dalam lingkup wilayah Negara Indonesia
3.4 Ekstrasi Data Atau Sintesis Data
Literature review pada penelitian ini akan disintesikan mengunakan
metode naratif dengan mengelompokkan data-data hasil ekstrasi homogen yang
dapat menjawab tujuan penelitian. Jurnal yang telah sesuai dengan kriteria inklusi
dikumpulkan dan dapat membuat ringkasan dengan menggunakan tabulasi sesuai
dengan indicator keefektifan metode geolistrik untuk mengetahui isi dari artikel,
disertai dengan nama peneliti, tahun terbit, judul penelitian.

15
Alur Metode SLR (Systemtic Literature Reviwe)
1. Mengidentifikasi pertanyaan penelitian:
• Menentukan pertanyaan penelitian yang spasifik dan terfokus.
• Pertanyaan penelitian harus dapat dijawab dengan menggunakan
metode SLR.
2. Pencarian literature:
• Identifikasi database ilmiah yang relevan.
• Menggunakan kata kunci yang tepat untuk mencari literatur.
• Memilih literatur yang relevan dengan pertanyaan penelitian.
3. Seleksi literature:
• Menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi dalam menyeleksi
literatur.
• Kriteria inklusi harus berdasarkan pertanyaan penelitian.
• Kriteria eksklusi dapat disesuaikan dengan jenis penelitian,
metodologi, atau tahun publikasi.
4. Ekstrasi data:
• Ekstrak data yang relevan dari literatur yang dipilih.
• Data yang diekstrasi dapat berupa informasi tentang
metodologi, hasil penelitian, dan kesimpulan.
5. Analisis data:
• Analisis data yang telah diekstraksi.
• Metode analisis data bergantung pada jenis penelitian yang
dikaji.
6. Sintesis data:
• Sintesis hasil analisis data untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
• Sintesis data dapat dilakukan dengan cara naratif, tabular, atau
meta-analisis.
7. Penulisan laporan:
• Penulisan laporan SLR berisi sebagi berikut:
o Pendahuluan
o Metodologi
o Hasil
o Diskusi
o Kesimpulan
8. Validasi:
• Melakukan validasi hasil SLR, dapat dilakukan dengan cara
peer review atau dengan pengujian hasil SLR pada data baru.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anam, A. R. (n.d.). Identifikasi Potensi Mineral Logam Menggunakan Metode


Geolistrik Konfigurasi Dipole-dipole. Diakses dari
https://www.academia.edu/29806718/Paper_Dipole_dipole
Arliska, E. A., Anda, P., & Hasan, E. S. (2022). Identifikasi Intrusi Air Laut
Menggunakan Metode Vertical Electrical Sounding Di Kecamatan Sawa.
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi), 8(3), 197–209. Diakses dari
https://jge.eng.unila.ac.id/index.php/geoph/article/viewFile/223/178
Atmiati, S. (2011). Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Menentukan Intrusi Air
Garam di Sekitar Bledug Kuwu Grobogan. (Skripsi, Universitas Negeri
Semarang, 2011). Diakses dari https://lib.unnes.ac.id/7158/1/10486.pdf.
E. Rizky, W. (2015). Metode Geolistrik. Kabinet Kuantum. Diakses dari
https://hmgf.fmipa.ugm.ac.id/geolistrik
Geolistrik. (n.d.). Wikipedia. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Geolisrtik
Hakim, R. H. M. (2016). Aplikasi Konfigurasi Wenner dalam Menganalisi Jenis
Material Bawah Permukaan. 05(April), 95–103. Diakses dari
https://www.ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-biruni/article/view/109/0
Hariyadi. (2006). Penentuan Kedalaman Aquifer AIRir Asin Menggunakan
Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole.(Skripsi, Universistas Negeri
Surakarta, 2006). Diakses dari
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/5921/MTY1OTU=/Penentuan-
kedalaman-aquifer-air-asin-di-daerah-Ngaglik-Sambi-Boyolali-
menggunakan-metode-geolistrik-konfigurasi-dipole-dipole-abstrak.pdf
Kuswanto, Agus., Garinas, Wahyu., Zikri, S. (2018). Proses Pengambilan Data
dan Pemanfaatan Geolistrik Metoda 4-D untuk Pemetaan Geologi Bawah
Permukaan. M.I.P.I, 12(1), 47–56. Diakses dari
https://ejournal.bppt.go.id/index.php/MIPI/article/download/501/pdf
Muallifah, F. (2009). Perancangan dan Pembuatan Alat Ukur Resistivitas Tanah.
Jurnal Neutrino, 1(2), 179–197. Diakses dari https://ejournal.uin-
malang.ac.id/index.php/NEUTRINO/article/viewFile/1629/2893
Mulyasari, Rahmi., Darmawan, I Gede Boy ., Haerudin, N. (2021). Perbandingan
Konfigurasi Elektroda Metode Geolistrik Resistivitas untuk Identifikasi
Litologi dan Bidang Gelincir di Kelurahan Pidada Bandar Lampung. JoP,
6(2), 16–23. Diakses dari https://online-
journal.unja.ac.id/jop/article/download/12973/11334
Nisa, K., & Yulianto, T. (2012). Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis Untuk
Menentukan Zona Intrusi Air Laut Di Kecamatan Genuk Semarang. Berkala

17
Fisika, 15(1). Diakses dari
https://ejounal.undip.ac.id/index.php/berkala_fisika/article/download/4977/45
10.
Pambudi, Rafi Rilo., Nurul, Muhammad., Prihardita, Winona Putri., Mulyasari, R.
(2022). Analisis Kelongsoran dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-
Schlumberger dan Wenner Alpha di Jalan Raya Suban Bandar Lampung.
Jurnal Geocelebs, 6(2), 108–116. Diakses dari
https://journal.unhas.ac.id/inedx.php/geocelebes/article/download/17903/813
4/65961
Pesma, R. A., Ambarita, G. H., Nugraha, P., Industri, F. T., Huwi, W., Agung, K.
J., Selatan, K. L., & Lampung, P. (2023). Identifikasi Zona Intrusi Air Laut
Menggunakan metode Geolistrik 2D di Pesisir Pantai kecamatan Muara Tami
Kota Jayapura. JURNAL INOVTEK POLBENG, 13(2), 215–224. Diakses dari
https://ejournal.polbeng.ac.id/index.php/IP/article/download/3706/pdf
PT. Antasena Geosurvey Indonesia. (2022a). Jenis-Jenis Metode Konfigurasi
Geolistrik. Blogs. Diakses dari https://antesena-geosurvey.com/jenis-jenis-
metode-konfigurasi-geolistrik
PT. Antasena Geosurvey Indonesia. (2022b). Konfigurasi Schlumberger. Blogs.
Diakses dari https://antasena-geosurvey.com/konfigurasi-schlumberger/
PT. Antasena Geosurvey Indonesia. (2022c). Tipe-Tipe Konfigurasi Geolistrik:
Schlumberger, Wenner, dan Dipole-dipole. Blogs. Diakses dari
https://antasena-geosurvey.com/tipe-tipe-konfigurasi-geolistrik-schlumberger-
wenner-dan-dipole-pole
Putri, L. R. (2023). Identifikasi Zona Intrusi Ai Laut Menggunakan Metode
Resistivitas Konfigurasi Schlumberger di Kecamatan Kuala Jambi
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Diakses dari
https://repository.unja.ac.id/57933/1/SKRIPSI_Lita%20Retno%20Putri_Full.
pdf.
Sholehah, A. K. (2018). Analisis Intrusi Air Laut Menggunakan Metode Geolistrik
Resistivitas Validasi Badon Ghyben-Harasberg di Sekitar Pantai Paseban
Jember. Diakses dari
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/88050/Ayu%20Kha
sanis%20Sholehah%20-%20unej.pdf?isAllowed=y&sequence=1
Sumaryanto, S. O. (2021). Identifikasi Potensi Pencemaran Fluida Limbah
dengan Metode Geolistrik di Kecamatan Tebing, Tanjung Jabung Barat,
Jambi. (Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah, 2021). Diakses dari
https://123dok.com/article/konfigurasi-elektroda-metode-geolistrik.zpnll76v

18
Suryo, E. A., Sipil, J. T., Teknik, F., Brawijaya, U., Sipil, J. T., Teknik, F., &
Brawijaya, U. (2016). Pengaruh Kepadatan dan Kadar Air Tanah Pasir
terhadap Nilai Resistivitas pada Model Fisik dengan Metode Geolistrik.
REKAYASA SIPIL, 10(3), 178–186. Diakses dari
https://rekayasasipil.ub.ac.id/index.php/rs/article/viewFile/355/342
Suyanto, I. (2016). Perbandingan Survei dan Analisis Data Geolistrik Sounding
Daerah Pantai dan Perbandingan Survei dan Analisis Data Geolistrik
Sounding Daerah Pantai dan Pegunungan Studi Kasus Penyelidikan Air
Tanah di Kabupaten Kendal , Jawa Tengah. Indonesian Journal of Applied
Physics, 3(2), 117–129. Diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/303465560_Perbandingan_Survei
_dan_Analisi_Data_Geolistrik_Sounding_Daerah_Pantai_dan_Pegunungan
_Studi_Kasus_Air_Tanah_di_Kabupaten_Kendal_Jawa_Tengah
Utami, L. T. (2021). Aplikasi Kualitas Air Tanah dengan Kajian Hidrologi
Menggunakan Metode Gravitasi dan Geolistrik Konfigurasi Schlumberger
di Daerah Gilangharjo, Bantul.(Skripsi, UPN Veteran Yogyakarta, 2021).
Diakses dari
http://eprints.upnyk.ac.id/29770/5/FULL_SKRIPSI_LISNA_TRI_UTAM.P
DF
Virgo, F. (2006). Penerapan Konfigurasi Wenner-Schlumberger untuk Pemetaan
Intrusi Air Sungai di Sekitar Pasar 16 Ilir Palembang. J. Sains Tek, 12(1), 21–
24. Diakses dari
https://jurnal.fmipa.unila.ac.id/sains/article/download/132/pdf
Wahono, Romi Saputra. (2016). Systematic Literature Review: Pengantar, Tahapan
dan Studi Kasus. diakses dari. romisatriawahono.net
Yuliatama, V. P. (2019). KONFIGURASI ELEKTRODA METODE GEOLISTRIK
(Laporan Praktikum Metode Geolistrik). Diakses dari
https://id.scribd.com/document/401454452/Konfigurasi-Elektroda-Metode-
Geolistrik
Zahrotuttakiyah. (2020). Penentuan Zona Intrusi Air Laut dengan Metode
Geolistrik Tahanan Jenis. (Skripsi, UIN Maulana Malik Ibrahim, 2020).
Diakses dari https://etheses.uin-malang.ac.id/24533/1/15640010.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai