Anda di halaman 1dari 29

MEMAHAMI PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SD

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran IPA
SD

Dosen Pengampu:

Devi Afriyuni Yonanda M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 4:

Afrinda Nur Azzahra 21.22.1.0004

Ira Tresna Alisna 21.22.1.0007

Seika Reyina Hartoyo 21.22.1.0019

Giatul Khodijah Almazmar 21.22.1.0052

Aprilia Saemah 21.22.1.0064

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MAJALENGKA

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan
kesehatan serta kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul “Memahami Pemilihan Media Pembelajaran Di Sd” tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam senantiasa kami sampaikan kepada Nabi Akhirul Zaman, Nabi
Muhammad SAW yang karena atas kecintaannya pada umatnya, maka hingga kini kita
bisa berdiri tegak dibawah naungan cahaya ilmu pengetahuan dalam nikmat Islam.

Proses pembelajaran yang dilakukan di kelas oleh guru sebagai penyalur


informasi kepada siswa selaku penerima disadari atau tidak dipengaruhi oleh
menggunaan media pembelajaran yang memadai. Proses pembelajaran haruslah
berorientasi kepada peningkatan mutu belajar dan siswa, yang untuk itu dapat dicapai
dan ditingkatkan dengan cara menggunakan berbagai macam alat peraga atau media
pembelajaran. Seiring berkembangnya zaman, media pembelajaran pun mengalami
perkembangannya mengikuti kemajuan dan kecanggihan teknologi. Semua hal tersebut
pada akhirnya tetaplah bertujuan untuk meningkatkan kualitas siswa yang nantinya
dihasilkan menjadi lebih baik dan siap bersaing secara global.

Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak


yangmembantu dan mendukung hingga terselesaikannya makalah ini. Disadari bahwa
tulisan inimasih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
konstruktif sangat diperlukan dalam rangka perbaikan dimasa yang akan datang.
Terima kasih.

Majalengka , 18 April 2024

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

MEMAHAMI PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SD

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... iii

A. Latar Belakang ...................................................................................................... iii

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. iii

C. Tujuan Makalah..................................................................................................... iv

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 1

A. Pengelompokkan media pembelajaran dan karakteristik ............................ 1


a. Pengertian media pembelajaran dan pemilihan media pembelajaran ........... 1
b. Prinsip menentukan mdia pembelajaran ........................................................ 2
c. Peran media pembelajaran ............................................................................ 4
d. Pengelompokan media pembelajaran ............................................................. 5
e. Karakteristik Media Pembelajaran ................................................................. 9
B. Lingkungan sebagai media pembelajaran di sekolah dasar ......................... 10
a. Media dalam proses pembelajaran ................................................................ 10
b. Lingkungan belajar ....................................................................................... 12
c. Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran di Sekolah Dasar ....................... 13

BAB III PENUTUPAN ............................................................................................ 19

a. Kesimpulan .................................................................................................... 19
b. Saran ............................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) merupakan tahap awal dalam sistem


pendidikan formal, di mana anak-anak mulai memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dasar yang penting untuk perkembangan mereka. Dalam upaya
meningkatkan efektivitas pembelajaran di SD, pemilihan media pembelajaran yang
tepat memiliki peran yang sangat penting. Media pembelajaran yang efektif dapat
membantu memfasilitasi pemahaman siswa, meningkatkan minat belajar, dan
memperkaya pengalaman belajar mereka.

Pemilihan media pembelajaran yang tepat di SD melibatkan pertimbangan


beberapa faktor. Pertama, karakteristik siswa harus dipertimbangkan, termasuk usia,
tingkat perkembangan kognitif, dan gaya belajar mereka. Misalnya, anak-anak usia dini
mungkin lebih responsif terhadap media visual, sementara anak-anak yang lebih tua
mungkin lebih tertarik pada media interaktif. Kedua, tujuan pembelajaran harus
menjadi pertimbangan utama dalam memilih media. Media yang dipilih harus relevan
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan dapat membantu mencapai hasil
yang diinginkan. Ketiga, ketersediaan dan aksesibilitas media pembelajaran juga harus
dipertimbangkan. Sekolah dasar harus mempertimbangkan ketersediaan perangkat dan
infrastruktur yang dibutuhkan untuk menggunakan media tertentu.

B. Rumusan masalah

a. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran dan pemilihan media


pembelajaran ?
b. Sebutkan prinsip menentukan media pembelajaran ?
c. Bagaimana peran media dalam pembelajaran ?
d. Sebutkan klasifikasi media pembelajaran menurut para ahli?
e. Sebutkan karaktersitik dari media pembelajaran ?
f. Bagaimana proses media pembelajaran ?
g. Apa fungsi media pembelajaran?
h. Bagaimana lingkungan sebagai media pembelajaran di sekolah dasar?

iii
C. Tujuan Makalah

a. Mengetahui Apa yang dimaksud pemilihan media.


b. Mengetahui prinsip menentukan media pembelajaran.
c. Mengetahui peran media dalam pembelajaran.
d. Mengetahui klasifikasi media pembelajaran menurut para ahli.
e. Mengetahui karaktersitik dari media pembelajaran.
f. Mengetahui proses media pembelajar.
g. Mengetahui fungsi media pembelajaran.
h. Mengetahui lingkungan sebagai media pembelajaran di sekolah dasar.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengelompokkan media pembelajaran dan karakteristik


a. Pengertian Media Pembelajaran dan Pemilihan Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Arifin & Setiyawan (2012: 126) berpendapat media pembelajaran adalah
alat yang membantu siswa dalam terjadinya proses belajar. Ibrahim &
Syaodih (1996), menjelaskan media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau isi pelajaran,
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa,
sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar.
Menurut Sudjana & Rivai (2010), media pengajaran ada dalam
komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang
dianut oleh guru. Dari pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa
proses transfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik. Sedangkan
media pembelajaran adalah alat yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan konten pembelajaran kepada peserta didik.
Media ialah salah satu komponen dalam pembelajaran. Pemilihan
media dalam yang digunakan oleh pendidik harus disesuaikan dengan
karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik seperti gaya belajar,
kebutuhan, dan juga kondisi yang dialami oleh peserta didik. Selain itu,
dalam pemilihan media pembelajaran guru juga harus
mempertimbangkan ketersediaan media yang akan digunakan apakah
media yang akan digunakan oleh guru disediakan oleh sekolah atau tidak,
media yang akan digunakan harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, serta media pembelajaran yang
akan digunakan tersebut terjangkau atau tidak harganya.
Gegne (1992) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sebuah
alat yang digunakan oleh guru untuk meransang siswa agar aktif dalam
pembelajaran. Sedangkan Heinich dan Molenda mengartikan bahwa
media sebuah saluran untuk berkomunikasi termasuk film, diagram,
televisi, komputer, materi tercetak, dan instruktur.
2. Pengertian Pemilihan Media Pembelajaran

1
Winkel berpendapat bahwa dalam memilih media pembelajaran
hendaknya disesuaiakan dengan media pembelajaran dan mata pelajaran
serta tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, selain itu juga guru
harus melihat kesesuaian media dengan bentuk pengelompokan siswa
seperi gaya belajar yang dimiliki oleh masing-masing siswa, guru juga
harus mempertimbangkan biaya dari media yang akan digunakan (cost
factor) serta ketersediaan waktu dan peralatan yang diperlukan dalam
menggunakan media pembelajaran (avaibility factor) , ketersediaan
aliran listrik, kualitas teknik dari sebuah media (technical cuality) ,
kesesuaian antara ruang kelas dan media, serta kemampuan guru dalam
menggunakan media pembelajaran (technical know-how).
Pemilihan media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan.
Seorang pendidik harus tepat dalam memilih media pembelajaran yang
akan digunakan karena jika terjadi kesalahan dalam pemilihan media
pembelajaran, maka akan berdampak terhadap ketidak sesuaian antara
informasi yang diberikan dengan informasi yang ditangkap oleh siswa.
Penggunaan media pembelajaran juga disesuaikan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar pada materi pembelajaran.
Media pembelajaran yang digunakan apakah dapat mencapai
ketercapaian tujuan pembelajaran pada domain kognitif, afektif
dan psikomotorik siswa. Jadi pemilihan media harus disesuaikan
dengan materi yang akan disampaikan, apakah menggunakan media
audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak atau sebagainya.
Sasaran dari penggunaan media pembelajaran ini yaitu siapa yang akan
menggunakan media pembelajaran tersebut. Seperti karakteristik
penggunaan media, jumlah media yang digunakan, motivasi dan minat
belajar siswa. Seorang guru harus mengetahui sasaran penggunaan
media karena hal rersebut akan berdampak pada manfaat media
pembelajaran sebagai alat guru dalam menyampaikan konten
pembelajaran.
b. Prinsip Menentukan Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat beragam. Oleh sebab
dalam memilih media pembelajaran seorang guru hendaknya memperhatikan
prinsip sebagai berikut.

2
1. Kejelasan maksud dan tujuan pemilihan media. Media yang dipilih oleh
guru harus memiliki kejelasana media dan juga tujuan pembelajaran.
Oleh sebab itu, media bersifat hiburan, memberikan informasi umum,
pembelajaran.
2. Familiaritas media, dalam memilih media guru harus memilih media
yang siswa merasa familiar dengan media yang akan digunakan oleh
guru mulai dari sifat, dan juga ciri-ciri media pembelajaran tersebut.
3. Membandingkan dan menyesuaikan jumlah , dalam menggunakan
media pembelajaran seharusnya guru menggunakan beberapa jenis
media agar bisa dijadikan bahan perbandingan dengan media lainnya,
selain itu agar media pembelajaran juga disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.

Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang dapat


meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran serta mempercepat siswa
dalam menyerap konten pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Media
pembelajaran yang efektif akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Media pembelajaran yang efisien yaitu media pembelajaran yang dapat
meminimalisir waktu pembelajaran dan biaya yang dikeluarkan oleh siswa.
oleh sebab itu dalam memilih media pembelajaran guru harus selektif yaitu
dengan memperhatikan prinsip sebagai berikut.

1. Tidak ada media satu ukuran untuk semua untuk mencapai semua tujuan
pembelajaran.
2. Saat menggunakan media, pengguna harus terus didorong untuk
berpartisipasi secara aktif.
3. Kegunaan dan aksesibilitas media.
4. Media yang akan digunakan harus dipilih secara objektif daripada untuk
kesenangan pribadi.
5. Penggunaan media harus didasarkan pada hasil belajar yang diinginkan.
6. Media harus digunakan sebagai bagian dari presentasi pendidikan.
7. Berbagai bentuk media
8. Guru harus mengenal alat-alat yang akan digunakan.
9. Penggunaan media memerlukan persiapan yang cukup, seperti preview
media yang akan digunakan dan perakitan peralatan yang diperlukan.

3
c. Peran Media Pembelajaran
Peran media pembelajaran dalam kegiatan belajar memiliki peran yang
sangat penting. Karena itu, semakin baik media tersebut maka akan menjadi
bagian penting dari kegiatan belajar siswa. Penerapan alat-alat pendukung
seperti media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk merealisasikan
tujuan penyelenggaraan pendidikan karakteristik utama dan berorientasi
kepada masa depannya. Komponen-Komponen Pembelajaran Fungsi dari
komponen media ini yaitu sebagai penghubung antara media pembelajaran
dan mata pelajaran. Media pembelajaran memiliki beberapa komponen,
seperti:
- Media;
Media adalah sarana yang digunakan informasi mengenai agama maupun
non-agama seperti materi pembelajaran uang disampaikan oleh guru
yang berupa teks, gambar dan suara.
Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang dapat
membantu siswa menyerap materi yang disampaikan oleh guru dengan
cepat.
- Peserta didik.
Peserta didik adalah kelompok yang akan mengikuti kegiatan
pembelajaran dan menggunakan media pembelajaran. Peserta didik ini
dapat berupa pelajar ataupun mahasiswa.
- Guru;
Guru merupakan orang yang mengajar dengan media pembelajaran.
Guru dapat berupa guru sekolah, instruktur, dan lain-lain.
- Tujuan media pembelajaran;
Tujuannya yakni untuk melatih kemampuan siswa.
- Sasaran media
Sasaran media pembelajaran sendiri harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru.
- Sumber media;
Sumber media pembelajaran bisa berupa media cetak, audio, ataupun
audio visual.
- Media praktis;

4
Media praktis merupakan media yang bisa digunakan oleh siswa tanpa
perlu dimodifikasi
d. Pengelompokan Media Pembelajaran
Klasifikasi media pembelajaran menurut Seels & Richey (Arsyad, 2013:31)
adalah sebagai berikut:
1. Media cetak adalah media yang pembuatannya melaui proses percetakan
dan fotografis contohnya yaitu buku, modul, majalah.
Media cetak meiliki ciri-ciri yakni teks nya bisa dibaca secada linear,
diamati berdasarkan ruang, terdapat komunilasi satu arah yakni jelaskan,
statis, berpusat pada siswa, pengembangan media cetak ini tergantung
pada prinsip kebahasaan dan presepsi kebahasaan dan presepsi visual,
media ini dapat dipakai kembali.
2. Media audio-visual adalah media yang disajikan dalam bentuk audio dan
visual. Media tersebut disampaikan dengan menggunakan handphone
atau laptop. Media ini memiliki ciri khas dalam penyampaiannya yakni
memakai perangkat keras dalam proses pengajarannya seperti proyektor
film, tape recorder dan proyek visual yang lebar. Siswa bisa melihat dan
mendengar penyajian informasi melalui media tersebut. Ciri-ciri utama
media audio-visual adalah bersifat linear, menyajikan visual yang
dinamis, audio yang terdapat pada media cenderung diualng, dan
umumnya digunakan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa.
3. Media berbasis komputer, yaitu media yang menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber berbasis
mikroprosesor.
Perbedaan dari media cetak dan media audio-visual (tanpa
menggunakan komputer) yaitu media pembelajaran dapag disimpan
dalam bentuk digital bukan dalam bentuk cetak. Oleh sebab itu media
berbasis komputer memiliki ciri-ciri sebagai berikut dapat digunakan
secara linier ataupun acak, dapat digunakan sesuai dengan keinginan,
disampaikan dengan menggunakan gagasan-gagasan abstrak baik itu
simbol, grafik, infografis, dalam penggunaan media ini pembelajaran
berpusat pada siswa.
4. Media gabungan merupakan media yang penyampaian materinya
menggabungka pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan

5
oleh komputer. Alat yang terintegrasi dengan komputer bisa
menghasilkan suatu media pembelajaran dengan banyak variasi dan
lebih efektif dibanding jenis media-media lainnya. Ciri utama dari media
gabungan yakni digunakan secara acak maupun sekuensial, digunakan
sesuai keinginan guru ataupun siswa, menyajikan gagasa secara realistic
dalam konteks pengalaman siswa dan dibawah pengendalian siswa,
bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaktivitas siswa serta
bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual serta audio dari
berbagai sumber.
Sementara itu Asyhar (2012:44) mengkategorikan media pembelajaran
menjadi beberapa kategori yaitu sebagai berikut.
1. Media visual
Media pembelajaran visual merupakan media pembelajaran yang
mengutamakan kesan visu agat media tersebut menarik bagi siswa.
Secara garis besar, media pembelajaran visual terdiri dari unsur-unsur
garis, tekstur, bentuk dan warna. Seperti dalam pemilihan warna,
modifikasi bentuk yang menjadi unik, memberi efek gambar pada media
agar gambar tersbut terlihat nyata. Media visual dibagi menjadi dua,
yaitu sebagai berikut.
- Media visual non-proyeksi contohnya yaitu seperti benda nyata,
protioe, media cetak, media grafis.
- Media visual yaitu media yang dihasilkan dari potret kamera, hal
program aplikasi pengolah gambar, film bingkai, overhead
projector (OHP), gambar digital, serta liquid crystal display (LCD).
2. Media audio
Media audio adalah media yang menggunakan suara atau audio mp3
dalam menyampaikan konten pembelajaran. Media ini digunakan untuk
mendalami materi yang bersifat lisan dan biasanya digunakan dalam
ilmu bahasa. Untuk memahami pesan yang disampaikan melalui media
audio, diperlukan keterampilan mendengarkan dari si penerima pesan
(Asyhar, 2012:72). Media ini menggunakan simbol auditif dalm
menyampaikan materinya seperti kata-kata, musik, dan efek suara.
Contoh media ini yaitu radio, tape, piringan hitam CD ( Compact Disc),
dan mp3 player.

6
3. Media audio-visual
Media audio visual adalah media yang penyampaiannya menggunakan
gabungan unsur visual dan audio secara bersamaan. Media ini dibagi
menjadi dua yaitu:
- Media audio visual murni yaitu media yang unsur visual dan
suaranya berasal dari satu sumber.
- Media audio visual tak murni yaitu unsur visual dan unsur suara
berasal dari sumber-sumber yang berbeda atau penggabungan dari
dua media yaitu media audio dan visual. Contohnya adalah gambar
pada OHP yang dikombinasikan dengan suara yang berasal dari tape.
4. Multimedia
Multimedia adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan
penyatuan teknologi digital dan analog dalam bidang hiburan, iklan,
komunikasi, pemasaran dan komersial. Multimedia berasal dari kata
“multi” dan “media” yang berarti “banyak media”. Multimedia adalah
penggunaan media seperti media teks, grafis, animasi, video yang
berbeda dalam menyampaikan suatu informasi kepada khalayak atau
menghasilkan suatu produk. Contohnya yaitu internet, game, dan CAJ
(Computer Assisted). Sebelum menggunakan media ini guru harus
mengetahui karakteristik dari media tersebut agar media tersebut sesuai
dengan sasaran pengguna dan tujuan penggunaan media tersebut. Oleh
sebab itu diperlukan perbandingan berbagai media sebelum guru
memilih media pembelajaran.

Kelebihan dan kelemahan media yang digunakanjuga harus diperhatikan.


Maka diperlukan perbandingan berbagai media pembelajaran sebelum
memilih media pembelajaran yang tepat. Waktu dalam pemilihan media
juga perlu diperhatikan. Waktu yang dimaksudkan adalah mulai dari
persiapan, pengadaan media serta waktu penyajian media pembelajaran.
Media yang kita pilih jangan sampai salah karena ditakutkan akan
memakan banyak waktu pada saat digunakannya media tersebut.
Pengelompokan media dalam lingkup pembelajaran juga dapat dilihat dari
bentuk jenisnya yaitu sebagai berikut.

1. Media audio contohnya radio, televisi, tape recorder, telefon, mp3.

7
2. Media visual contohnya yaitu buku, gambar, foro, film rangkai, majalah,
sirat kabar, ilustrasi, klipinv, proyektor, diagram, sketsa, poster, globe.
3. Media audiovisual
- Audiovisual gerak : vidio, CD, film rangkaian, televisi, suara,
gambar yang ada suaranya.
- Audio visual diam : slide dalam suara, film rangkai suara

Dale,(1969) menyatakan bahwa Berdasarkan tujuan media pembelajaran,


media dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, seperti:

1. Media informasi
Media informasi adalah media yang menyajikan informasi terkait
dengan media pembelajaran. media ini biasanya ditujukan untuk
memberikan pengetahuan kepada siswa atau sebagai sumber belajar bagi
peserta didik.
2. Media instruksional
Media instruksional akan efektif digunakan jika media tersebut
digunakan sesuai dengan pedoman media tersebut.
3. Media motivasi
Media motivasi merupakan media yang berfungsi untuk memotivasi
peserta didik agar belajar dengan semangat. Biasanya seorang guru
menggunakan media berupa video, poster, ataupun gambar yang
menarik agar dapat menarik perhatian siswa.

Berdasarkan sifatnya media ini dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

- Media static media yang tidak dapat bergerak dan hanya memiliki
komunikasi satu arah.
- Media dinamik, Media pembelajaran yang bergerak dan memancarkan
informasi dua arah.
Jenis media pembelajaran menurut Rudy Brets (dalam Arifin & Setiyawan,
2012: 129) dibagi menjadi tujuh klasifikasi yaitu:
- Media audio
- Visual gerak,
- Audio visual diam,
- Audio semi gerak,

8
- Media visual gerak,
- Media visual diam,
- Media audio
- Media cetak.
e. Karakteristik Media Pembelajaran
Sementara itu Asyhar (2012:44) Karakteristik media pembelajaran
1. Media grafis
Media cetak dan grafis adalah media yang sering digunakan oleh guru
oada saat proses pembelajaran. Media grafis ini termasuk pada jenis
media visual non proteksi, fungsinya yaitu alat transformasi ilmu antara
guru dan siswa.
Media grafis adah jenis media visual non proyeksi, media ini memiliki
fungsi yaitu alat yang digunakan oleh guru dalam memberikan konten
pembelajaran kepada siswa, media ini bisa digunakan dengan
menggunakan indera penglihatan.
Media ini termasuk media yang relatif murah mudah dalam pendanaan
nya jadi timbangkan dari segi biaya macam-macam media grafis yaitu
gambar atau foto diagram bagan gan poster media cetak buku dan
sebagainya.
2. Gambar/ foto
Penggunaan media grafis yang paling umum adalah gambar atau foto
karena media grafis sangat mudah dimengerti oleh siswa karena
menyajikan visual yang nyata objek sesuai dengan wujud aslinya.
3. Diagram
Diagram merupakan gambar sederhana yang menggunakan garis dan
simbol simbol secara garis besar dan menunjukkan hubungan antar
komponen atau proses yang ada pada diagram tersebut. Isi diagram pada
umumnya berupa petunjuk petunjuk. Fungsi dari diagram adalah
menyederhanakan hal yang abstrak sehingga dapat memperjelas
penyampaian informasi dalam sebuah diagram, diagram memiliki sifat
sebagai berikut.
- Memiliki simbol yang sulit dimengerti oleh peserta didik.
- Untuk dapat membaca dua jam diperlukan keahlian khusus dalam
bidangnya tentangisi diagram tersebut.

9
- Walaupun sulit dimengerti karena sifatnya yang padat diagram dapat
memperjelas diri

Ciri-ciri diagram yang baik

• Cukup rapih Dan disertai dengan keterangan yang jelas.


• Cukup besar dan ditempatkan secara strategis.
• Penyusunan nya disesuaikan dengan Paul Abacha yang umum dari atas
ke bawah atau dari kiri ke kanan.
• Sesuai dengan keterbacaan visual
4. Bagan
Merupakan media yang berisi gambar ke Terangan daftar dan sebagainya
bagian digunakan untuk membu meragamkan pokok pokok isi bagasi
secara jelas dan sederhana antara lain perkembangan perbandingan struktur
organisasi dan langkah atau prosedur kerja
5. Grafik
Merupakan pengujian kembali data data yang berupa angka angka dalam
visual simbolis . Jenis jenis visual simbolis.
- Grafik garis , yaitu grafik yang paling dapat menggambarkan data
secara tepat.
- Grafis batang , yaitu grafik yang menggambarkan jumlah data.
6. Media display
Salah satu media penyajian pembelajaran yang juga sering digunakan
adalah papan tulis dan white board kedua media ini dapat dipakai untuk
penyajian tulisan sketsa gambar dengan penggunaan kapur spidol
whiteboard baik yang berwarna ataupun tidak berwarna.
Media pembelajaran memiliki fungsi sebagai sarana untuk menstimulus
siswa dalam menerima materi dari guru.

B. Lingkungan sebagai media pembelajaran di sekolah dasar


a. Media dalam proses pembelajaran
Menurut Arsyad (2006:3) menyatakan bahwa pengertian media
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali adanya informasi visual atau

10
verbal. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa media adalah komponen
komunikasi yang berfungsi sebagai perantara atau pembawa pesan dari
pengirim (guru) ke penerima (siswa).
Berdasarkan definisi media secara umum, dapat terbangun definisi
media pembelajaran secara terpisah. Media pembelajaran dapat dikatakan
segala sesuatu baik dari benda yang di buat dari barang bekas maupun yang
di buat secara digital yang dapat digunakan untuk menyampaikan atau
menyalurkan materi dari guru secara terencana sehingga siswa dapat belajar
efektif dan efisien. Dalam pembuatan media pembelajaran ini segala sesuatu
yang digunakan dalam pembuatan mestilah yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan
proses siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Jika kita
dijabarkan lebih rinci, media pembelajaran berupa bahan, alat, atau teknik
yang digunakan dalam kegiatan belajar.
Media pembelajaran memiliki peran penting dalam proses
pembelajaran tentunya untuk mengurangi hambatan yang mungkin terjadi
dalam proses pembelajaran sehingga dapat tercapai hasil belajar yang
maksimal. Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai
pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan
metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan
mengolah informasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
• Fungsi Media Pembelajaran

Peranan media dalam kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang


sangat menentukan efektivitas dan evesiensi pencapaian tujuan
pembelajaran. McKown dalam bukunya “Audio Visual Aids To
Instruction” dalam jurnal M. Miftah mengemukakan terdapat empat
fungsi media yaitu sebagai berikut. Pertama mengubah dengan titik berat
pendidikan formal, yang bisa dikatakan dengan artinya adanya media
pembelajaran yang tadinya abstrak berubah menjadi kongkret,
pembelajaran yang tadinya teoritis berubah menjadi fungsional praktis.
Kedua, membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini media menjadi
motivasi ekstrinsik bagi pebelajar, sebab penggunaan media pembelajaran
menjadi lebih menarik dan memusatkan perhatian para siswa. Ketiga,

11
memberikan kejelasan, agar pengetahuan dan pengalaman pebelajar dapat
lebih jelas dan mudah dimengerti maka media dapat memperjelas hal
tersebut.

b. Lingkungan belajar

Lingkungan sangat berpengaruh bagi keberlangsungan kegiatan


belajar mengajar, Kegiatan pembelajaran dimanapun selalu dilakukan
dalam suatu lingkungan tertentu. Berdasarkan tempat pelaksanaannya
lingkungan belajar terbagi menjadi tiga macam lingkungan kegiatan
pembelajaran, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat. Menurut pendapat Ahmadi menyatakan bahwa
(dalam Kadir, 2012:164), sekolah memegang peranan penting dalam
pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Sekolah
sebagai pendidikan formal yang dirancang sedemikian rupa agar lebih
efektif dan efisien, yaitu bersifat klasikal atau berjenjang lebih luas
Dengan diadakannya seperti sistem klasikal dapat memungkinkan
beberapa atau sejumlah anak belajar bersama dengan dipimpin oleh
seorang atau beberapa orang guru sebagai fasilitator untuk peserta didik.

Menurut pendapat Ramayulis (2008: 142) menyebut bahwa kita dapat


membedakan tiga lingkungan sebagai sumber belajar untuk peserta didik
yaitu:

➢ Pertama, Lingkungan yang Terbuka, maksudnya adalah dengan


lingkungan yang memiliki keterbukaan terhadap alam, maka alam
itu sendiri tanpa kehadiran “manusia”. Anak bisa mengenal serta
menikmati keindahan alam sehingga ia dapat melihat, merasakan
dan menikmati keagungan ciptaan Tuhan.
Saat ini mulai banyak lembaga pendidikan baik formal maupun non
formal yang melaksanakan belajar dengan metode lingkungan.
Dapat dicontohkan salah satunya dengan adanya kegiatan out bond,
kegiatan ini secara langsung mengenalkan anak dengan alam.
Dengan melakukan kegiatan tersebut anak akan mendapatkan
pengetahuan dan informasi yang banyak. Misalnya bagaimana
merawat lingkungan, menyayangi binatang, menanam pohon dan

12
lain-lain. Sehingga kebiasaan yang baik seperti ini akan membentuk
karakter diri mereka.
➢ Kedua, Lingkungan Sejarah yang muncul dari Peninggalan Sejarah.
Maksud dari lingkungan sejarah ialah berupa tempat-tempat yang
memiliki cerita bersejarah maupun peninggalan sejarah yang telah
tersusun secara disengaja seperti museum.
➢ Ketiga, Alam Lingkungan Manusia atau Lingkungan Masyarakat.
Lingkungan masyarakat, terutama lingkungan keluarga, memiliki
pengaruh yang besar terhadap anak.

Namun, pengaruh ini tidak selalu menguntungkan karena bisa


beragam. Oleh karena itu, penggunaan lingkungan masyarakat sebagai
sumber belajar harus dilakukan dengan selektif. Masyarakat perlu
menciptakan lingkungan yang baik dengan menanamkan kebiasaan-
kebiasaan positif, karena anak cenderung meniru kebiasaan orang-orang
di sekitarnya. Dengan demikian, diharapkan anak akan meniru hal-hal
yang baik dari lingkungan mereka.

c. Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran di Sekolah Dasar

Penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran di sekolah dasar


telah menjadi topik penting dalam diskursus pendidikan masa kini. Hal ini
dikarenakan lingkungan tidak hanya berperan sebagai konteks atau latar
belakang kegiatan pembelajaran, tetapi juga sebagai sumber dan medium
yang aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri. Dengan melibatkan
lingkungan alam maupun buatan, proses pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan dan memberikan pengalaman langsung yang mendukung
siswa dalam memahami konsep-konsep yang dipelajari. Lebih dari itu,
integrasi lingkungan dalam pendidikan berkontribusi pada pengembangan
kesadaran ekologis serta memperkuat materi ajar melalui pengalaman yang
nyata dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Media pembelajaran merupakan komponen esensial dalam proses


edukasi, terutama di tingkat pendidikan dasar, di mana siswa cenderung
memiliki tingkat energi yang tinggi dan keingintahuan alami yang besar.
Media pembelajaran tidak hanya terbatas pada buku dan materi ajar

13
konvensional, tetapi juga melibatkan lingkungan di mana proses
pembelajaran tersebut berlangsung. Lingkungan, baik alam maupun buatan,
memainkan peran kritis karena menawarkan berbagai sumber stimulasi
sensorik dan kognitif yang mendukung proses pembelajaran.

Lingkungan alam sebagai media pembelajaran menyediakan konteks


yang kaya untuk eksplorasi dan penemuan. Alam menawarkan rangsangan
visual, auditori, dan taktil yang tidak dapat direplikasi dalam lingkungan
kelas tradisional. Misalnya, pelajaran tentang ilmu bumi menjadi lebih
berkesan ketika siswa dapat langsung mengamati jenis tanah, batuan, dan
proses erosi di lingkungan sekitar mereka. Siswa dapat melihat, menyentuh,
dan bahkan mencium berbagai elemen alam, yang semua ini meningkatkan
pemahaman mereka dan membantu mereka mempertahankan informasi yang
dipelajari.

Selain itu, lingkungan buatan seperti ruang kelas yang dirancang khusus
atau laboratorium sains juga sangat berperan dalam pembelajaran. Ruang-
ruang ini dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan khusus mata
pelajaran atau proyek tertentu, seperti ruang kelas yang dilengkapi dengan
berbagai model ilmiah atau alat peraga interaktif yang memungkinkan siswa
untuk melakukan eksperimen dan mendapatkan umpan balik langsung
terhadap hipotesis yang mereka bangun. Penggunaan teknologi dalam
lingkungan buatan, seperti tablet dan komputer, juga memperkaya
pengalaman belajar dengan menyediakan akses ke sumber informasi digital
dan simulasi yang dapat memvisualisasikan konsep yang sulit atau abstrak.

Lingkungan pembelajaran yang merangsang secara sensorik dan kognitif


ini sangat penting bagi siswa SD karena pada usia ini, mereka sedang dalam
tahap perkembangan di mana belajar melalui bermain dan eksplorasi adalah
sangat efektif. Mereka tidak hanya mempelajari fakta atau konsep, tetapi juga
belajar bagaimana belajar, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan
bagaimana menerapkan pengetahuan dalam berbagai situasi praktis.
Pembelajaran yang aktif dan berbasis pengalaman mendukung
perkembangan otak yang sedang tumbuh dan membantu anak-anak

14
mengembangkan pemahaman konseptual yang kuat serta keterampilan
pemecahan masalah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam berbagai jurnal di


Indonesia, terdapat banyak cara dimana lingkungan alam yang ada di sekitar
sekolah, seperti kebun, sungai, atau taman, adalah aset pendidikan yang
sangat berharga yang dapat meningkatkan pemahaman konsep ilmu
pengetahuan alam di kalangan siswa sekolah dasar. Manfaat dari
pembelajaran berbasis lingkungan alam ini terutama terletak pada
kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk terlibat secara langsung
dalam proses pembelajaran melalui pengamatan, percobaan, dan interaksi
dengan elemen-elemen alam. Pendekatan ini, yang merupakan bagian dari
metode pembelajaran aktif, tidak hanya mendukung kegiatan belajar
mengajar yang lebih dinamis dan menarik, tetapi juga membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah.

Pembelajaran yang terjadi di lingkungan alam memungkinkan siswa


untuk mengalami secara langsung fenomena yang mereka pelajari di kelas,
sehingga teori yang abstrak menjadi lebih konkret dan mudah dipahami.
Misalnya, dalam pelajaran biologi, siswa dapat langsung mengamati
berbagai jenis tumbuhan dan hewan, mempelajari siklus hidupnya, serta
interaksi antar spesies di habitat alaminya. Hal ini tidak hanya memperkaya
pengetahuan mereka tentang biologi, tetapi juga meningkatkan kesadaran
ekologis mereka dan mengajarkan pentingnya konservasi.

Pemanfaatan lingkungan alam sebagai media pembelajaran juga


mendukung pengembangan nilai-nilai positif terhadap lingkungan. Dengan
menghabiskan waktu di alam, siswa belajar untuk menghargai keindahan dan
keragaman alam, serta memahami pentingnya tindakan konservasi.
Pendidikan lingkungan yang efektif melalui pengalaman langsung di alam
dapat memotivasi siswa untuk menjadi advokat lingkungan di masa depan,
yang berperan aktif dalam upaya pelestarian dan perlindungan alam.

Pendekatan pembelajaran berbasis proyek yang mengintegrasikan


aspek-aspek lingkungan sekolah juga telah menunjukkan peningkatan dalam
pemahaman konsep dan pengembangan keterampilan sosial serta tanggung

15
jawab lingkungan. Siswa diajak untuk mengidentifikasi masalah-masalah
lingkungan di sekitar mereka dan mencari solusi praktis, yang tidak hanya
meningkatkan pemahaman akademik tetapi juga membina keterampilan
hidup yang penting seperti kerjasama, kepemimpinan, dan kreativitas.
Selanjutnya, kondisi fisik dan estetika lingkungan sekolah memainkan peran
penting dalam motivasi dan keterlibatan belajar siswa.

Ruang terbuka hijau dan fasilitas pembelajaran yang baik bukan


hanya mendukung kegiatan akademik, tetapi juga memberikan kesempatan
bagi siswa untuk merasa lebih rileks dan terinspirasi selama proses belajar.
Penelitian di Indonesia telah menunjukkan bahwa sekolah-sekolah yang
menginvestasikan dalam lingkungan belajar yang berkualitas cenderung
melihat peningkatan antusiasme dan keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.

Ruang terbuka hijau, seperti taman dan lapangan, menyediakan


lokasi yang ideal untuk pembelajaran outdoor dan aktivitas fisik, yang
keduanya sangat penting untuk kesehatan fisik dan psikologis siswa. Selain
itu, keberadaan fasilitas pembelajaran yang memadai, seperti laboratorium
sains yang lengkap dan perpustakaan yang kaya sumber, memungkinkan
siswa untuk menjelajahi dan mengekspresikan keingintahuan intelektual
mereka dalam lingkungan yang mendukung.

Model eko-sekolah, yang mengutamakan pengelolaan dan


pemeliharaan lingkungan sekolah secara berkelanjutan, juga memiliki
dampak yang signifikan terhadap kesadaran lingkungan siswa. Eko-sekolah
bukan hanya tentang membuat sekolah menjadi lebih hijau, tetapi juga
mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam kurikulum.
Dengan melakukan ini, siswa tidak hanya belajar tentang pentingnya
menjaga lingkungan melalui materi teoretis, tetapi juga melalui aplikasi
praktis yang mereka lihat dan terlibat di sekolah mereka sendiri. Program-
program eko-sekolah sering kali mencakup kegiatan seperti daur ulang,
komposting, konservasi air dan energi, serta pengembangan kebun sekolah
yang dikelola oleh siswa. Melalui kegiatan-kegiatan ini, siswa memperoleh

16
pengalaman langsung dalam pengelolaan sumber daya secara efisien dan
bertanggung jawab.

Pengalaman ini tidak hanya memperkuat pemahaman mereka tentang


konsep ilmu lingkungan, tetapi juga membentuk sikap dan perilaku yang
akan mereka bawa sepanjang hidup mereka. Dari perspektif global, integrasi
pendidikan lingkungan dalam kurikulum pendidikan dasar telah terbukti
memberikan dampak positif terhadap prestasi akademik siswa. Penelitian
internasional menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan di luar
ruangan tidak hanya menguatkan pemahaman akademik tetapi juga
berkontribusi signifikan terhadap perkembangan kognitif, fisik, dan
emosional siswa.

Pembelajaran di luar ruangan, sering kali dilakukan dalam konteks


interaksi langsung dengan alam, menyediakan stimulus yang beragam untuk
siswa. Aktivitas yang melibatkan gerakan, seperti berjalan, berlari, atau
melakukan eksplorasi di lingkungan alam, mendorong perkembangan fisik
melalui peningkatan keterampilan motorik, kekuatan, dan stamina.

Lingkungan alam dengan ruang terbuka yang luas memungkinkan


anak-anak untuk bergerak bebas, yang penting tidak hanya untuk kesehatan
fisik tetapi juga sebagai saluran penting untuk ekspresi diri dan kreativitas.
Dari segi kognitif, pembelajaran di alam terbuka memperkaya pengalaman
belajar dengan menyediakan konteks nyata untuk penerapan pengetahuan.
Misalnya, pengamatan langsung terhadap ekosistem lokal atau siklus
hidrologi di sungai dapat memperdalam pemahaman tentang konsep-konsep
ilmiah dan matematika yang abstrak. Pembelajaran semacam ini juga
memperkuat kemampuan observasi dan analitis siswa, karena mereka belajar
untuk mengamati detail, mengidentifikasi pola, dan membuat kesimpulan
berdasarkan pengamatan mereka.

Secara emosional, alam sering kali memberikan efek menenangkan,


yang sangat bermanfaat bagi siswa muda. Alam dapat membantu
mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental, membuat siswa
lebih siap untuk belajar. Studi telah menunjukkan bahwa siswa yang
menghabiskan waktu di alam cenderung memiliki tingkat stres yang lebih

17
rendah dan sikap yang lebih positif terhadap pembelajaran. Interaksi dengan
alam juga mendukung pengembangan kecerdasan emosional siswa, seperti
empati terhadap makhluk hidup lain dan pemahaman tentang tempat mereka
dalam dunia. Selanjutnya, integrasi pendidikan lingkungan ke dalam
kurikulum melalui kegiatan di luar ruangan membantu siswa
mengembangkan rasa hormat dan tanggung jawab terhadap lingkungan.

Pendidikan lingkungan yang efektif tidak hanya mengajarkan siswa


tentang tantangan lingkungan tetapi juga melibatkan mereka dalam solusi
praktis. Dengan demikian, pendekatan ini tidak hanya meningkatkan prestasi
akademik tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara
yang sadar lingkungan dan proaktif di masa depan.

Memanfaatkan metode pembelajaran inovatif yang melibatkan


lingkungan, seperti simulasi dan role-playing, juga meningkatkan
keterlibatan dan pemahaman siswa mengenai isu-isu lingkungan. Ini
menunjukkan pentingnya pembelajaran yang inovatif dan berbasis
pengalaman dalam mendukung proses pendidikan yang efektif dan
menyeluruh.

18
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Mengakhiri pembahasan ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan


lingkungan sebagai media pembelajaran di SD memberikan banyak manfaat dalam
pengembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa. Dengan menyediakan konteks
yang relevan dan mendukung pembelajaran aktif, lingkungan membantu siswa untuk
menginternalisasi dan menerapkan pengetahuan dalam berbagai situasi kehidupan
nyata. Oleh karena itu, sangat penting bagi sekolah untuk terus meningkatkan sumber
daya dan metode pembelajaran agar dapat mengintegrasikan lingkungan ke dalam
kurikulum secara lebih efektif dan berkelanjutan.

b. Saran

Setelah terselesaikannya makalah kami, besar harapan kami agar makalah kami
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Akhirnya,
kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan untuk perbaikan kami kedepan
dalam penyusunan makalah.

19
DAFTAR PUSTAKA

Fajar Wulandari, 2020. Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar Anak


Sekolah Dasar (Kajian Literatur). Singkawang. Jurnal Education
Review and Reset

M. Miftah, 2015, FUNGSI DAN PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI


UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA.
the role and function , learning media , learning .

Moh Mitftahul Choiri, Kudus (2017), Upaya Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber
Belajar Anak, Jurnal Refleksi Edukatika

DEA, O. S. (2023). IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK DALAM


MEMBENTUK MORAL PESERTA DIDIK DI SDN BARU
RANJI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Doctoral
dissertation, UIN RADEN INTAN LAMPUNG).

Dewi, F. C., & Yuniarsih, T. (2020). Pengaruh lingkungan sekolah dan peran guru
terhadap motivasi belajar siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran, 5(1), 1-13.

Harefa, D., & Sarumaha, M. (2020). Teori pengenalan ilmu pengetahuan alam sejak
dini. Pm Publisher.

Miranto, S. (2017). Integrasi Konsep-Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup dalam


Pembelajaran di Sekolah Menengah. Edusains, 9(1).

Khasanah, S. U. (2022). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK


DALAM PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK PESERTA
DIDIK USIA SEKOLAH DASAR. Jurnal Pendidikan Dasar
Flobamorata, 3(1), 281-287.

Kholis, N., & Karimah, R. (2017). Aksi budaya teo-ekologi melalui integrasi kurikulum
pendidikan lingkungan hidup. Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran
Islam, 17(2), 451-470.

20
Nur'Afifah, U. U. (2022). Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pengembangan
Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Modern, 7(3), 135-140.

Ruspianda, R., Surya, R. Z., Najamuddin, N., & Jusatria, J. (2023). STUDI SHIP
(Stakeholder, Holistik, Interdisipliner dan Partisipatori)
PEMANFAATAN TAMAN PEMAKAMAN UMUM
SEBAGAI MEDIA BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN
(Perennial Crops) UNTUK SUMBER PENDAPATAN
MASYARAKAT PEDULI API DARI PERSFEKTIF TATA
RUANG, SUSTAINABLE DEVEL. Selodang Mayang: Jurnal
Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Indragiri Hilir, 9(2), 142-152.

Wijaya, S., Sarifah, I., & Nurjannah, N. (2023). Meningkatkan Kemampuan Literasi
Matematika dengan Menggunakan Pembelajaran Hybrid di
Sekolah Dasar. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(1),
4020-4033.

Tresnawati, N. (2018). Pembelajaran sains berbasis kearifan lokal dalam upaya


peningkatan konservasi lingkungan pada mahasiswa pgsd di
batik tulis ciwaringin cirebon. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan
Guru MI, 5(1), 69-82.

Monti, F., Farné, R., Crudeli, F., Agostini, F., Minelli, M., & Ceciliani, A. (2019). The
role of Outdoor Education in child development in Italian
nursery schools. Early Child Development and Care, 189(6),
867-882.

Núñez, J. A. L., Belmonte, J. L., Guerrero, A. J. M., & Sánchez, S. P. (2020).


Effectiveness of innovate educational practices with flipped
learning and remote sensing in earth and environmental
sciences—an exploratory case study. Remote Sensing, 12(5),
897.

21
Volk, T. L., & Cheak, M. J. (2003). The effects of an environmental education program
on students, parents, and community. The Journal of
Environmental Education, 34(4), 12-25.

Mayer, R.E. (2009). Multimedia Learning (2nd ed.). Cambridge: Cambridge University
Press.

Clark, R.C., & Mayer, R.E. (2016). E-Learning and the Science of Instruction (4th ed.).
San Francisco, CA: John Wiley & Sons.

Smaldino, S.E., Lowther, D.L., & Russell, J.D. (2019). Instructional Technology and
Media for Learning (12th ed.). Boston, MA: Pearson.

Soekarman, A. (2017). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sardiman, A.M. (2017). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.

Arifin & Setiyawan (2012: 126) , Media Pembelajaran ,bandung 17

Sudjana & Rivai (2010), “media pengajaran ada dalam komponen


metodologi”,Bandung

Seels & Richey, Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (Arsyad,
2013:31)

E.Dale, 1969,Audiovisual Method In Teaching, NY: Dyden Press

PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam Vol.14, No.2, Desember2019,

Maimunah.(2016) metode penggunaan media pembelajaran . jurnal al-akbar.5(1), 18-


22

W.S. Winkel. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta:Media Abadi.2005, hal 321

Arief S.Sadiman,dkk. Media Pendidikan Pengertia, Pengembangan dan Pemanfaatan.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.2003. hal 83

Azhar Arsyad,Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003

22
Gagne Robert,(1985), the conditioning of learning , New York ,Hot Rinehart and
Winston.

Scarmm, 1977, wilbut, ‘Big Media Little Media : Tolls ang very Hills. California

Hamalik (2010: 30) Proses pembelajaran media, Bandung,hal II

Rudy Brets, Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
(dalam Arifin & Setiyawan, 2012: 129)

Shenita A.Oktavia W.[...]Lutfi Choirunnisa N. ENGGANG: Jurnal Pendidikan,


Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya (2022)

Pertiwi P. A.Suci A.[...]Adrian M.e-Proceeding of Engineering (2021)

23
KONTRIBUSI KELOMPOK

Nama Tugas

Afrinda Nur Azzahra Membuat PPT dan Merangkum

Ira Tresna Alisna Menyusun Makalah dan Mempafarase

Seika Reyina Hartoyo Mencari Materi

Giatul Khodijah Almazmar Mencari Materi

Aprilia Saemah Menyusun Makalah dan Memparafrase

24

Anda mungkin juga menyukai