HUMANITER
HUMANITER
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tawanan perang adalah individu yang ditahan oleh pihak yang berlawanan dalam konflik
bersenjata.
Perlindungan terhadap mereka diatur oleh berbagai hukum perang internasional.
2. Tujuan Presentasi
Memahami prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang mengatur perlindungan terhadap
tawanan perang.
Mempertimbangkan implementasi praktisnya di lapangan.
Prinsip-prinsip Perlindungan
1. Konvensi Jenewa
Konvensi Jenewa Keempat tahun 1949 menetapkan prinsip-prinsip penting terkait
perlindungan terhadap tawanan perang.
Ini termasuk perlakuan manusiawi, non-diskriminasi, dan penghormatan terhadap martabat
manusia.
2. Hukum Perang Internasional
Hukum perang internasional, termasuk Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan, mengatur
perlakuan terhadap tawanan perang.
Prinsip-prinsip seperti larangan penyiksaan, perlindungan terhadap wanita dan anak-anak,
serta hak untuk komunikasi dengan leluhur adalah bagian dari hukum ini.
a. Perlindungan Hukum
Tawanan perang memiliki hak-hak hukum, termasuk hak untuk diperlakukan secara
manusiawi dan hak untuk tidak dipaksa bekerja.
b. Perlindungan dari Penyiksaan dan Perlakuan Kejam
Pelarangan penyiksaan adalah prinsip fundamental dalam hukum internasional.
Tawanan perang harus dilindungi dari perlakuan kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan
martabat.
2. Protokol Tambahan
Protokol Tambahan I dan II dari Konvensi Jenewa memberikan perlindungan
tambahan terhadap tawanan perang.
Protokol Tambahan III mengatur perlakuan terhadap tawanan perang dalam konflik
non-internasional.
Pasal 4 ayat 2 Konvensi Jenew III Tahun 1949 juga memberikan status
tawanan perang terhadap anggota milisi serta anggota dari barisan sukarela
lainnya yang beroperasi didalam atau diluar wilayahnya sendiri, sekalipun
wilayah itu diduduki, selama mereka memenuhi syarat dalam Pasal 1
Piagam Den Haag Tahun 1907 yaitu:
b. Mereka memiliki tanda pengenal yang tetap dan dapat dikenal dari
kejauhan.
Pasal 4 ayat 6 Konvensi Jenewa III tahun 1949 juga memberikan status
tawanan perang terhadap penduduk suatu wilayah yang belum jatuh, ketika
musuh mendekat, mereka bangkit melakukan perlawanan terhadap pasukan
yang menyerang asal saja mereka membawasenjata secara terang-terangan
dan menghormati hukum-hukum dan kebiasaan perang.
Implementasi di Lapangan
kasus
Contohnya seperti yang terjadi di PenjaraGuantanamo awal januari 2002 di wilayah Kuba, Amerika
Latin dimana terjadi penyiksaan terhadap para tahanan Guantanamo dan Abu Ghraib oleh Tentara
AS. Dalam foto-foto yangkemudian ditayangkan oleh CBS Amerika Tanggal 29 April 2004 terbukti
bahwa para sipir militer AS secara brutal menyiksa fisik dan mental para tahanan. Selain itu
jugaterdapat perlakuan yang tidak manusiawi pada seorang tawanan yang mengaku ditelanjangidan
diancam diperkosa, sementara tagan dan kakinya dirantai dan kepalanya ditutupi kain. Banyak juga
tahanan dipaksa minum air hingga mmuntah darah. Beberapa tahanan juga mengatakan mereka
diperkosa, dipukuli, setelah itu dibiarkan dalam keadaan telanjang selama beberapa hari.
Keberhasilan
Pada bulan Mei 2007, Martin Scheinin, pelapor PBB mengenai hak-hak dalam melawan terorisme,
menerbitkan laporan awal untuk Dewan Hak Asasi Manusia PBB. Laporan tersebut menyatakan
Amerika Serikat melanggar hukum internasional, khususnya Kovenan Internasional tentang Hak-Hak
Sipil dan Politik, Pasal 5 yang disyaratkan oleh Konvensi Jenewa. [201] Komite Palang Merah
Internasional telah menyatakan bahwa, "Setiap orang yang berada di tangan musuh harus
mempunyai status tertentu menurut hukum internasional: ia adalah tawanan perang dan, dengan
demikian, yang dilindungi oleh Konvensi Ketiga, adalah warga sipil yang dilindungi oleh Konvensi
Keempat, [atau] anggota personel medis angkatan bersenjata yang dilindungi oleh Konvensi
Pertama. Tidak ada status peralihan; Oleh karena itu, jika para tahanan tidak diklasifikasikan sebagai
tawanan perang, hal ini tetap memberikan mereka hak-hak Konvensi Jenewa Keempat, dibandingkan
dengan Konvensi Jenewa Ketiga yang lebih umum, yang secara eksklusif mengatur tentang tawanan
perang.
Kesimpulan