Laprak Dioda Zenner

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN PENYARAH

Disusun oleh :

Nama : Alvin Trioctora Cesario Ramadhan (032300017)

Atha Thariq Bastari (032300018)

Prodi/Angkatan : Elektro Mekanika/2023

Tgl. Praktikum : Selasa, 2 April 2024

Asisten pendamping/Dosen pengampu : Yadi Yunus, S.T, M. Eng

PROGRAM STUDI ELEKTRO MEKANIKA


POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan praktikum yang berjudul
“Kapasitor dan Konstanta Waktu RC” dengan baik.

Laporan ini dibuat sebagai salah satu bentuk penugasan setelah dilaksanakannya
praktikum Elektronika. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta
memberikan kesehatan kepada penulis dalam melaksanakan pendidikan di Politeknik
Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir).
2. Orang tua dan keluarga yang selama ini telah memberikan doa, semangat, nasihat,
motivasi dan dukungan baik moral maupun material dalam penyiapan laporan.
3. Bapak Dr. Eng. Zainal Arief, S.T., M.T. selaku Direktur Poltek Nuklir.
4. Bapak Totok Dermawan, S.ST., M.Eng. selaku ketua program studi Elektro
Mekanika.
5. Bapak Yadi Yunus, S.ST., M.Eng. selaku dosen pengampu praktikum Elektronika.
6. Seluruh teman-teman ELMEK 2023 yang telah membantu hingga
terselesaikannya laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun demi
kebaikan penulis nantinya.
Yogyakarta, 15 April
2024
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................4
1.2 Tujuan Praktikum.....................................................................................................................4
BAB 2 METODE PRAKTIKUM..................................................................................................................
2.1 Alat dan Bahan.........................................................................................................................5
2.2 Dasar Teori...............................................................................................................................5
2.2.1 Kapasitor........................................................................Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Pengisian Kapasitor........................................................Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Pengosongan Kapasitor..................................................Error! Bookmark not defined.
2.3 Langkah Kerja........................................................................................................................10
2.3.1 Pengosongan Kapasitor..................................................Error! Bookmark not defined.
2.3.2 Rangkaian Paralel..........................................................................................................11
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................................
3.1. Data Kapasitor dan Resistor Percobaan.................................Error! Bookmark not defined.
3.2. Pengisian Muatan Listrik pada Kapasitor..............................Error! Bookmark not defined.
3.3. Pengosongan Muatan Listrik pada Kapasitor........................Error! Bookmark not defined.
3.4. Soal Teori...............................................................................................................................14
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................................
4.1. Kesimpulan............................................................................................................................17
4.2. Saran......................................................................................................................................17
LAMPIRAN.................................................................................................................................................

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Era teknologi saat ini elektronika merupakan peranan yang sangat
penting Peralatan elektronik di dalam rumah Sebagian besar menggunakan sumber
daya Listrik dari PLN.Peralatn tersebut seperti hanphone,Laptop,Kulkas, dan alat-alat
lainnya, untuk dapat beroperasi,peralatan elektronik pada umumnya menggunakan
tegangan DC,sedangkan sumber Listrik yang ada biasanya berupa tegangan AC,
Karena itu tegangan AC harus diubah menjadi tegangan DC,
Perubahan tersebut disebut penyearah (rectifier). Rangkaian penyearah
memiliki beberapa diode. Pengaturan diode tersebut menentukan karakteristik
penyearah sinyal AC, sehingga ada beberapa jenis penyearah yaitu, penyearah
setengan gelombang dan penyearah gelombang penuh. Tujuan dari praktikum ini
adalah dapat menjelaskan fungsi berbagai macam rangkaian diode, dapat membuat
rangkaian diode dan mengamati bentuk sinyal masukan dan keluaran, dan dapat
melaporkan hasil pengamatan sinyal pada rangkaian.Penyearah gelombang penuh
memiliki 2 jenis rangkaian yaitu penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda dan
centre tap trafo dan dengan menggunakan 4 buah dioda yang dirangkaia
membentuk jembatan dioda. Bentuk rangkaian penyearah dengan 2 dioda dan
CT trafo ditunjukkan pada gambar dibawah.

4
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa Dapat Menghitung Dan merangkai Komponen Dengan Menggunakan
Dioda Dan Dioda Zenner.
2. Mahasiswa Mampu Merangkai Rangkaian Forward Bias Dan Reverse Bias.
3. Mahasiswa mengenali dan mampu menjelaskan apa itu komponen
elektronika dioda maupun dioda zener dan cara mengeceknya dengan Ohmmeter
Mahasiswa dapat mengetahui cara mengisi komponen kapasitor.

BAB 2
METODE PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan


1. Analog/Digital Multimeter untuk mengukur tegangan(v) pada rangkaian 1 buah
2. Dioda Penyarah untuk menyearahkan gelombang ac menjadi gelombang dc 4 buah
3. Kapasitor elektrolit 100 µF dan 47 µF, berfungsi sebagai filter. 2 buahProject Board
4. Resistor 1000±5% Ω, berfungsi sebagai regulator tegangan. 1 buahCatu Daya
5. Project Board, berfungsi sebagai tempat untuk menyusun rangkaian 1 buah
6. Konektor, untuk menghubungkan rangkaian secukupnya
7. Kabel penghubung, untuk menghubungkan rangkaian secukupnya
8. Trafo dan Power supply, sebagai sumber tegangan 1 buah
9. Osiloskop sinar katoda + probe, untuk menampilkan bentuk gelombang 1 unit.

5
2.2 Dasar Teori
2.2.1 Pengertian Rangkaian Penyarah
Pada peralatan elektronik dan kontrol kebanyakan memerlukan tegangan listrik
DC yang tegangannya bernilai rendah antara 1,5 volt hingga 50 volt. Untuk
mendapatkan tegangan rendah tersebut tegangan listrik 220/380 volt AC dari
penyedia daya/listrik PLN diturunkan menggunakan Trafo (transformator
stepdown) hingga menjadi tegangan rendah sesuai dengan kebutuhan (sesuai
perbandingan transformasi trafo). Contoh bentuk fisik dan simbol skema trafo
stepdown adalah seperti Gambar IV.1.

Gambar IV.1. (a) Trafo dengan CT dan (b) Trafo Non-CT (c) Skema trafo
2.2.2stepdown Non-CT

Tegangan output dari trafo stepdown meskipun sudah rendah namun masih
berbentuk gelombang sinusoidal AC. Agar hasil akhir yang diinginkan adalah
bentuk tegangan listrik searah/DC, maka digunakanlah penyearah sebagai
pengubah tegangan AC menjadi tegangan DC. Berdasarkan susunan rangkaian
dan gelombang output yang dihasilkan, penyearah ada dua macam, yaitu
penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh. Sedangkan
jika ditinjau dari sisi power suplai masukannya penyearah juga ada dua
macam yaitu penyearah satu (1) fasa dan penyearah tiga (3) fasa.

A. Penyarah Listrik 1 Fasa Setengah Gelombang


Rangkaian penyearah setengah gelombang adalah penyearah yang menggunakan
satu buah dioda. Inputan yang berupa arus bolak-balik yang membentuk gelombang
sinusoidal yang dapat mengalir pada dioda hanya siklus positif saja, sedangkan
siklus negatif tidak dapat dialirkan. Contoh rangkaian penyearah listrik 1 Fasa

6
Setengah Gelombang ditunjukkan seperti Gambar IV.2, di mana tegangan input
dari sumber (PLN) diturunkan oleh trafo T1 dari 240 V menjadi 12 V.

Gambar IV.2 Penyearah setengah gelombang

Gambar IV.3. Penyearah setengah gelombang ditampilkan bentuk gelombang input


dan output

Adapun rumus-rumus perhitungan tenaga listrik AC dan DC yang digunakan dalam


teori penyearah adalah sebagai berikut,

𝑉𝑅𝑀𝑆= 𝑉𝑃√2..................................................................... (IV.1)

di mana,
VRMS adalah tegangan AC efektif (yang terbaca di voltmeter)
VP adalah tegangan puncak gelombang sinus/maksimum dari tegangan AC

Dari Gambar IV.1 a tegangan 220 V dan 12 V adalah tegangan


7
efektif, maka tegangan puncak/maksimumnya adalah,

VP input = 𝑉𝑅𝑀𝑆 × √2 = 220 . 1,4 = 311,1 V

VP output = 𝑉𝑅𝑀𝑆 × √2 = 12 . 1,4 = 16,97 V

Selanjutnya tegangan rata-rata DC hasil penyearahan setengah gelombang adalah:

𝑉= 𝑉𝑃 = 0,318 × 𝑉.............................................. (IV.2)


𝐷𝐶 𝜋 𝑃
Sehingga jika VP = 16,97 V maka,

VDC = 0,318 . 16,97 = 5,4 V

Frekuensi output:
fOUT = fIN............................................................(IV.3)

2.2.3 Penyarah Gelombang Penuh


B. Penyarah Gelombang Penuh
Penyearah gelombang penuh atau full wave rectifier merupakan sistem penyearah
gelombang yang dapat menyearahkan semua siklus gelombang baik pada siklus
positif maupun pada siklus negatif. Secara umum penyearah gelombang penuh
dapat dilakukan atau dibuat dengan dua cara yaitu dengan menggunakan dua buah
dioda dan atau menggunakan empat buah dioda. Penyearah gelombang penuh
dengan menggunakan dua buah dioda harus dilakukan dengan menggunakan
transformator CT (Center Tap) sedangkan penyearah gelombang penuh dengan
menggunakan 4 buah dioda dapat dilakukan dengan transformator non-CT.
 Penyarah Gelombang Penuh dengan 2 dioda
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan menggunakan dua buah
dioda dengan transformator CT dapat dilihat pada Gambar IV.4:

8
Gambar IV.4. Penyearah gelombang penuh dengan menggunakan
dua buah dioda
(https://www.teknik-otomotif.com/2018/01/peyearah-gelombang-penuh-full- wave.html)

Cara Kerja:
Fungsi dari transformator CT tersebut untuk menghasilkan dua buah
signal sinus dengan fase yang berkebalikan. Satu lilitan akan
menghasilkan fase yang sama dengan signal input dan satu lilitan
lainnya akan menghasilkan fase yang berkebalikan dengan signal
input.

Dengan dua signal tegangan AC tersebut yang saling berbeda


fase ini maka kedua dioda masing-masing akan berfungsi sebagai
penyearah setengah gelombang dan bekerja secara bergantian. Satu
dioda akan menyearahkan siklus positif dari atas lilitan dan satu dioda
kemudian bergantian menyearahkan siklus positif dari lilitan bawah
yang merupakan kebalikan fase dari siklus negatif signal input AC.
Gambar IV.5. menunjukkan cara kerja penyearah gelombang penuh
dengan 2 dioda dan trafo CT.

Gambar IV.5. Cara kerja penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda


dan trafo CT

9
• Penyearah gelombang penuh dengan empat buah dioda
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan menggunakan empat
buah dioda dengan transformator non-CT dapat dirangkai dengan sistem
jembatan (bridge) dioda. Contoh bentuk fisik dioda bridge
(jembatan) seperti Gambar IV.6

Gambar IV.6 Contoh berbagai bentuk fisik dioda bridge

Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan menggunakan


empat buah dioda dapat dilihat pada Gambar IV.7 di bawah ini:

Gambar IV.7 Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan


menggunakan empat (4) buah dioda

Cara kerja:
Pada transformator non-CT terdapat tegangan pada sisi A dan pada sisi
B. Misalnya pada periode pertama pada sisi A adalah positif dan
pada sisi B adalah negatif maka dioda D1 dan D4 dapat menghantarkan
atau dilewati arus karena kedua dioda ini pada posisi forward bias (bias
maju). Sedangkan dioda D2 dan D3 akan berada pada posisi
reverse

bias (bias mundur) sehingga tidak akan dapat dilewati arus. Untuk lebih
jelasnya perhatikan Gambar IV.8 di bawah ini:

10
Keadaan pertama

Gambar IV.8 Keadaan pertama saat A berpolaritas (+) dan B (–)

Kemudian saat periode kedua maka sisi A akan menjadi negatif dan sisi B
akan menjadi positif maka dioda D2 dan D3 dapat menghantarkan atau
dilewati arus karena kedua dioda ini pada posisi forward bias. Sedangkan
dioda D1 dan D4 akan berada pada posisi reverse bias sehingga tidak akan
dapat dilewati arus. Lebih jelasnya perhatikan Gambar IV.9.

Keadaan ke dua

Gambar IV.9 Keadaan ke dua saat A berpolaritas (-) dan B (+) Tegangan
rata-rata DC pada penyearah sinyal gelombang penuh:

𝑉𝐷𝐶= 2𝑉𝑃.......................................................................... (IV.4)


𝜋

Frekuensi output:
fOUT = 2fIN.............................................................(IV.5)

11
2.2.4 Penyearahan dengan Filter
Rangkaian filter atau tapis yang popular adalah rangkaian filter kapasitor
sederhana yang bagan dasarnya dapat dilihat pada Gambar IV.10 di bawah ini:

Gambar IV.10 Penyearah (a) setengah gelombang dan (b) gelombang


penuh dilengkapi dengan filter kapasitor C dan bentuk gelombang
hasil penyearahan menggunakan filter

Bentuk gelombang pada Gambar IV.11 menunjukkan bentuk gelombang


tegangan output secara pendekatan setelah filtering dari sinyal penyearah
gelombang penuh

Gambar IV.11 Bentuk gelombang tegangan output secara pendekatan


setelah filtering dari sinyal penyearahan gelombang penuh

Bentuk gelombang pada Gambar IV.11 menunjukkan bentuk gelombang tegangan


12
output secara pendekatan untuk sinyal penyearahan gelombang penuh. Dari analisis bentuk
hubungan-hubungan, maka diperoleh:

vr
V dc=Vm− … … … … … … … … … … (IV .6)
2
Persamaan di atas berlaku baik pada penyearahan setengah gelombang maupun
penyearah gelombang penuh.

Tegangan riak, Vr
Hubungan antara tegangan riak puncak ke puncak dengan tegangan puncak
VM dan frekuensi tegangan arus bolak-balik f adalah:
1
𝑉𝑟= Vm berlaku untuk penyearahan gelombang penuh..................... (IV.7)
2 fcr
1
Vr= Vm berlaku untuk penyearahan setengah gelombang … ..(IV .8)
f cr

Tegangan DC, VDC


Tegangan DC dari hasil filter adalah:
vr
.V dc=Vm− , berlaku untuk kedua jenis penyearah………………………………………..
2
(IV.9)
Penyearah 3 Fasa
Penyearah tiga 3-fasa, juga dikenal sebagai rangkaian penyearah fasa-poli yang mirip dengan
penyearah satu 1-fasa juga, perbedaan kali ini adalah bahwa penyearah ini menggunakan
inputan sumber listrik 3-fasa. Sumber listrik 3-fasa tersebut bisa bersumber dari generator
listrik AC 3- fasa secara langsung atau sudah melewati transformator 3-fasa yang tersambung
sistem bintang atau delta.
Keuntungannya di sini adalah bahwa rangkaian penyearah tiga 3- fasa dapat digunakan untuk
memberi daya pada banyak aplikasi industri seperti kontrol motor atau pengisian baterai yang
membutuhkan kebutuhan daya yang lebih tinggi daripada yang dapat disediakan oleh
rangkaian penyearah satu 1-fasa.

13
 Penyearah Tiga 3-Fasa Setengah Gelombang

Seperti pada penyearah satu 1-fasa sebelumnya, rangkaian penyearah tiga 3-fasa yang paling
dasar adalah rangkaian penyearah setengah gelombang yang tidak terkendali yang
menggunakan tiga dioda semikonduktor, yaitu satu dioda per fasa seperti yang ditunjukkan
GambarIV.12

Gambar IV.12 Rangkaian penyearah 3-fasa setengah gelombang

Cara kerja rangkaian penyearah setengah gelombang tiga 3-fasa ini adalah Anoda dari
masing-masing dioda dihubungkan ke masing-masing fasa dari sumber tegangan inputan dan
katoda dari ketiga dioda dihubungkan bersama menjadi titik positif (+) yang akan disalurkan
ke beban, sementara terminal negatif (-) dari beban dihubungkan ke netral (N) sumber.
Dengan asumsi rotasi fasa Merah-Kuning-Biru (VA - VB - VC) dan fasa merah (VA) dimulai
pada 0°. Dioda pertama yang akan dijalankan adalah dioda 1 (D1) karena akan memiliki
tegangan yang lebih positif di anoda daripada dioda D2 atau D3. Dengan demikian dioda D1
berjalan untuk setengah siklus positif dari VA sementara D2 dan D3 berada dalam keadaan
reverse-bias mereka. Kawat netral menyediakan jalur balik untuk arus beban kembali ke
suplai. 120 derajat listrik kemudian, dioda 2 (D2) mulai berjalan untuk setengah siklus positif
dari B (fasa kuning). Sekarang anodanya menjadi lebih positif dari dioda D1 dan D3 yang
keduanya “OFF” karena mereka reverse-bias. Demikian pula, 120° kemudian VC (fasa biru)
mulai meningkat memutar “ON” dioda 3 (D2) sebagai anodanya menjadi lebih positif,
sehingga mengubah “OFF” dioda D1 dan D2.
Kemudian kita dapat melihat bahwa untuk penyearah tiga 3-fasa, dioda mana saja
yang memiliki tegangan lebih positif di anoda dibandingkan dengan dua dioda lainnya, ia
akan secara otomatis mulai bekerja, dengan demikian memberikan pola konduksi: D1 D2 D3
seperti yang ditunjukkan Gambar IV.13.

14
Gambar IV.13. Susunan gelombang tegangan output penyearah 3-fasa setengah gelombang

Dari bentuk gelombang di atas untuk beban resistif, kita dapat melihat bahwa untuk
penyearah setengah-gelombang, setiap dioda melewatkan arus untuk sepertiga dari setiap
siklus, dengan bentuk gelombang output menjadi tiga kali frekuensi input supply AC. Oleh
karena itu ada tiga puncak tegangan dalam siklus tertentu, sehingga dengan meningkatkan
jumlah fasa dari satu fasa ke suplai tiga fasa, penyearah suplai ditingkatkan, yaitu output
tegangan DC yang lebih halus.
Tegangan pada penyearah setengah gelombang tiga 3-fasa, tegangan suplai VA,VB
dan VC seimbang tetapi dengan perbedaan fasa 120° dirumuskan:
VA = VP x sin (ωt - 0°).....................................................(IV.10)

VB = VP x sin (ωt - 120°)...............................................….(IV.11)

VC = VP x sin (ωt - 240°)................................................….(IV.12)

Jadi nilai rata-rata DC dari gelombang tegangan output dari penyearah 3-fasa
setengah-gelombang diberikan sebagai.
−¿
.V DC= 2. π Vp=0,827. v p … … … … … … … … … … …..(IV .13)¿

di mana VP = 1,44 . VRMS


VRMS adalah tegangan terukur multimeter
0,827
Jadi v dc= Vrms−1 , 17.V rms … … … … … … … … …(IV .14)
1,442
 .Penyearah Tiga 3-Fasa Gelombang Penuh
Rangkaian jembatan penyearah tiga 3-fasa gelombang penuh yang tak terkendali
menggunakan 6 (enam) dioda, jadi dua dioda per fasa dengan cara yang mirip dengan
penyearah jembatan fasa tunggal. Penyearah 3-fasa gelombang penuh diperoleh dengan
menggunakan dua rangkaian penyearah setengah gelombang. Keuntungannya di sini
adalah bahwa rangkaian menghasilkan tegangan output dengan riak yang lebih rendah
daripada penyearah 3-fasa setengah-gelombang sebelumnya karena memiliki frekuensi
enam kali bentuk gelombang AC input. Juga, penyearah gelombang penuh dapat
15
diumpankan dari supply delta 3- kawat fasa seimbang yang seimbang karena tidak
diperlukan kabel netral(N) ke empat. Perhatikan Gambar IV.14 adalah rangkaian
penyearah 3- fasa gelombang penuh

Gambar IV.14 Skema rangkaian penyearah 3 fasa gelombang penuh


Cara kerja
Seperti sebelumnya, mengasumsikan rotasi fasa Merah-Kuning- Biru (VA - VB - VC)
dan fasa merah (VA) dimulai pada 0°. Setiap fasa menghubungkan antara sepasang dioda
seperti yang ditunjukkan Gambar
IV.14 Satu dioda pasangan konduktor daya sisi positif (+) beban
sedangkan dioda lainnya daya sisi negatif (-) beban. Dioda D1 D3 D2
dan D4 membentuk jaringan penyearah jembatan antara fasa A dan B,
demikian pula dioda D3 D5 D4 dan D6 antara fasa B dan C dan
D5 D1 D6 dan D2 antara fasa C dan A. Jadi dioda D 1 D3 dan
D5 mengumpankan rel positif dan bergantung pada yang mana yang
memiliki tegangan lebih positif pada terminal anodanya. Demikian juga,
dioda D2 D4 dan D6 mengumpankan rel negatif dan dioda mana pun yang
memiliki tegangan lebih negatif pada terminal katoda konduksi.
Kemudian kita dapat melihat bahwa untuk penyearah tiga 3-fasa, dioda
menjalankan pasangan yang cocok memberikan pola konduksi untuk
arus beban: D1- 2 D1-6 D3-6 D3-6 D3-4 D5-4 D5-2 dan D1-2 seperti yang
ditunjukkan.

16
Gambar IV.15 Gelombang konduksi penyearah 3 fasa gelombang penuh

Dalam power penyearah tiga 3-fasa, konduksi selalu terjadi di


dioda paling positif dan dioda paling negatif yang sesuai. Jadi ketika tiga 3-
fasa berputar melintasi terminal penyearah, konduksi dilewatkan dari
dioda ke dioda. Kemudian setiap dioda berjalan selama 120° (sepertiga)
dalam setiap siklus suplai tetapi karena dibutuhkan dua dioda untuk berjalan
berpasangan, setiap pasangan dioda akan berjalan hanya 60° (satu-keenam)
dari siklus pada satu waktu seperti ditunjukkan Gambar
IV.15 di atas. Oleh karena itu kita dapat dengan benar mengatakan bahwa
untuk penyearah 3-fasa yang diumpankan oleh “3” transformator, setiap fasa
akan dipisahkan oleh 360°/3 sehingga membutuhkan 2x3 dioda. Perhatikan
juga bahwa tidak seperti penyearah setengah-gelombang sebelumnya, tidak
ada koneksi umum antara terminal input dan output penyearah. Oleh karena
itu dapat diumpankan oleh suplai transformator star connected atau delta
connected.
Jadi nilai rata-rata DC dari gelombang tegangan output dari penyearah 3-
fasa gelombang penuh diberikan sebagai:

17
.
V dc= −¿ v s=1 , 65Vs … … … … … … … … … … … … … … … … … … .(IV .15)¿
π
Di mana: VS = (VL(PEAK) ÷ √3) adalah tegangan fasa maksimum dan
VL(PEAK) adalah tegangan maksimum line-to-line (VLL X1.414).

2.3 Langkah Kerja


2.3.1 Eksprimen Penyarah Setengah Gelombang.
1. Review kembali cara menggunakan alat ukur Oscilloscope hingga terampil cara
menggunakannya
2. Catat data-data komponen yang akan digunakan untuk
percobaan penyearah setengah gelombang, terutama trafo,
dioda, resistor dan kapasitor
3. Susunlah rangkaian seperti Gambar IV.16. Tentukan nilai T1, D1 dan R1.

4. Setelah rangkaian yakin benar (acc asisten) Tutup saklar S1


5. Ukur besar tegangan keluaran pada T1 menggunakan multimeter
6. Ukur besar tegangan pada R1 menggunakan multimeter
7. Ukur besar tegangan keluaran pada T1 menggunakan Oscilloscope
8. Ukur besar tegangan keluaran pada R1 menggunakan Oscilloscope

9. Tabel IV.1. Data percobaan penyearah setengah gelombang


No Tegangan T1 Tegangan T1 Tegangan R1 Tegangan R1
dengan dengan dengan dengan
voltmeter oscilloscope (VP) voltmeter oscilloscope (VP)
(VRMS) (VRMS)
1
2

10. Hitung tegangan maksimum VP dan tegangan rata-rata DC pada R1


11. Bandingkan antara tegangan puncak VP dari pengukuran
oscilloscope dengan perhitungan
18
12. Bandingkan tegangan rata-rata DC dari pengukuran multimeter dengan
perhitungan.

2.3.2 Eksperimen Penyearah Gelombang Penuh dengan Center Tap


1. . Susunlah rangkaian seperti Gambar IV.17. T1 = Transformator, D1
D2 adalah Dioda penyearah dan R1 = Resistor sebagai beban

Gambar IV.17 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan


Center Tap Trafo
2. Setelah rangkaian yakin benar (acc asisten) Tutup saklar S1
3. Ukur besar tegangan keluaran pada T1 menggunakan multimeter
4. Ukur besar tegangan pada R1 sebagai beban menggunakan multimeter
5. Ukur besar tegangan keluaran pada T1 menggunakan Oscilloscope
6. Ukur besar tegangan keluaran pada R1 menggunakan Oscilloscope
7. Tabel IV.2. Data percobaan penyearah gelombang penuh
dengan trafo CT
8.
No Tegangan T1 Tegangan T1 Tegangan R1 Tegangan R1
dengan dengan dengan dengan
voltmeter (VRMS) oscilloscope (VP) voltmeter oscilloscope (VP)
(VRMS)
1
2

9. Hitung tegangan puncak VP dan tegangan DC keluaran pada R1


10. Bandingkan antara tegangan puncak/VP dari pengukuran

19
oscilloscope dengan perhitungan.
11. Bandingkan tegangan rata-rata DC dari pengukuran
multimeter dengan perhitungan.
2.3.3 Eksperimen Penyearah Gelombang Penuh dengan Dioda Bridge
1. Susunlah rangkaian seperti Gambar IV.18. T1 =
Transformator, DB1 = Dioda Bridge dan R1 = Resistor.
2. Setelah rangkaian yakin benar (acc asisten) Tutup saklar S1
3. Ukur besar tegangan keluaran pada T1 menggunakan multimeter
4. Ukur besar tegangan pada R1 sebagai beban menggunakan multimeter

5.

6. Gambar IV.18 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan Dioda


Bridge
7. Ukur besar tegangan keluaran pada T1 menggunakan Oscilloscope
8. Ukur besar tegangan keluaran pada R1 menggunakan Oscilloscope
9. Tabel IV.3. Data pengamatan percobaan penyearah gelombang penuh
dengan diode bridge
No Tegangan T1 Tegangan T1 Tegangan R1 Tegangan R1
dengan dengan dengan dengan
voltmeter oscilloscope (VP) voltmeter oscilloscope (VP)
(VRMS) (VRMS)
1
2

10. Hitung tegangan puncak VP dan tegangan DC keluaran pada R1


11. Bandingkan antara tegangan puncak/VP dari pengukuran
oscilloscope dengan perhitungan.
20
12. Bandingkan tegangan rata-rata DC dari pengukuran multimeter dengan
perhitungan.
2.3.4 Eksperimen Penyearah 3 Fasa Setengah Gelombang

2.3.5 Gambar IV.19. Rangkaian percobaan penyearah 3 fasa


setengah gelombang

1. Susunlah rangkaian seperti Gambar IV.19. VA, VB, VC adalah


jaringan/sumber listrik AC 3 fasa, N adalah jaringan Netral sekaligus sebagai
terminal negatif (-) penyearah, D1, D2 dan D3 adalah Dioda penyearah
setengah gelombang listrik 3 fasa dan RLOAD adalah Resistor sebagai beban
2. Setelah rangkaian yakin benar (acc asisten) Tutup saklar S1
3. Ukur besar tegangan VA, VB dan VC menggunakan multimeter (VRMS)
4. Ukur besar tegangan DC pada R1, sebagai beban menggunakan multimeter
5. Ukur tegangan input dan output penyearah menggunakan
Oscilloscope
6. Hitunglah tegangan puncak VP dan tegangan DC output penyearah
7. Bandingkan tegangan hasil pengukuran dengan tegangan hasil perhitungan
8. Buatlah kesimpulannya.

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pratikum.
1. Data Pratikum
21
JUDUL PERCOBAAN
Rangkaian Penyarah

HARI/TANGGAL Selasa/1 April 2024


KELOMPOK
1. Alvin Trioctora C.R 1.
2.Atha Thariq Bastari 2.
NAMA PRAKTIKAN
3.

Data Penguk Data percobaan penyearah setengah gelombang


3.2. Data percobaan penyearah setengah gelombang
3.3. Data percobaan penyearah setengah gelombang
3.4. Data Percobaan penyearah Setengah Gelombang

No Tegangan T1 Tegangan T1 Tegangan R1 Tegangan R1


dengan dengan dengan dengan
voltmeter oscilloscope (VP) voltmeter oscilloscope (VP)
(VRMS) (VRMS)
1 10V 10V 9V 16V
2 5V 5V 5V 6V

3.5. Data Percobaan Penyearah GelombangPenuh Dengan Trafo CT

No Tegangan T1 Tegangan T1 Tegangan R1 Tegangan R1


dengan dengan dengan dengan
voltmeter (VRMS) oscilloscope (VP) voltmeter oscilloscope (VP)
(VRMS)
1 10 5V 4V 3V
2 10 5V 15V 3V

22
3.6. Data Pengamatan Percobaan Penyearah
Gelombang Penuh Dengan Diode Bridge

No Tegangan T1 Tegangan T1 Tegangan R1 Tegangan R1


dengan dengan dengan dengan
voltmeter oscilloscope (VP) voltmeter oscilloscope (VP)
(VRMS) (VRMS)
1 10V 14V 8V 14V
2 10V 14V 8V 14V

3.7. Soal Teori


I. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah setengah gelombang? Gambarkan
rangkaian dan bentuk gelombang input dan output- nya?
a) Penyearah setengah gelombang mengubah tegangan AC menjadi
tegangan DC. Rangkaian penyearah setengah gelombang hanya
menggunakan satu dioda untuk transformasinya. Penyearah setengah
gelombang didefinisikan sebagai jenis penyearah yang memungkinkan
hanya satu setengah siklus bentuk gelombang tegangan AC lewat
sambil memblokir setengah siklus lainnya.

23
II. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah gelombang penuh Center Tap?
Gambarkan rangkaian dan bentuk gelombang input dan output-nya?

b) Diagram rangkaian rangkaian penyearah gelombang penuh center tap


ditunjukkan di bawah ini. Rangkaian penyearah ini dapat dirancang dengan
sumber AC, dua dioda, resistor beban & transformator center tap . Seperti
yang ditunjukkan pada diagram rangkaian berikut, kedua dioda dihubungkan
ke kedua ujung transformator sadapan tengah. Sumber AC di dalam
rangkaian diberikan ke belitan utama transformator yang disadap tengah.
Keran tengah atau kabel tambahan yang dihubungkan pada bagian tengah
belitan sekunder (minor) akan membagi tegangan i/p menjadi 2 bagian.
Bagian atas belitan sekunder digabungkan ke dioda 'D1' sedangkan bagian

24
bawah digabungkan ke dioda 'D2'. Kedua dioda secara sederhana
dihubungkan ke resistor beban (RL) menggunakan trafo center tap. Biasanya,
keran tengah dianggap sebagai titik ground atau referensi tegangan nol.
Pengoperasian penyearah gelombang penuh dengan sadap tengah adalah,
setelah tegangan i/p (Vin) diterapkan pada penyearah, maka belitan sekunder
transformator sadap tengah akan membagi tegangan yang diberikan menjadi
2 bagian positif & negative, Sepanjang siklus tegangan +ve setengah i/p,
ujung 'A' berubah menjadi positif & ujung 'B' berubah menjadi negatif. Oleh
karena itu, dioda D1 akan menjadi bias maju dan dioda D2 akan menjadi bias
mundur. Kedua dioda D1 dan D2 ini akan bekerja secara bersamaan. Jadi,
jika dioda D1 konduktif, maka dioda D2 tidak akan konduksi. Setiap kali
dioda 'D1' bekerja, aliran arus 'I' akan mengalir melalui dioda D1 dan resistor
beban 'RL'. Sepanjang setengah siklus tegangan i/p -ve, ujung 'B' akan
menjadi positif sedangkan ujung 'A' akan menjadi negatif sehingga membuat
dioda 'D2' menjadi bias maju & dioda 'D1' menjadi bias mundur. Aliran arus
melalui resistor beban 'RL' berada dalam arah yang sama sepanjang setengah
siklus +ve & -ve dari tegangan i/p yang diterapkan. Oleh karena itu, tegangan
output daya DC seperti Vout = i RL dapat diperoleh melalui RL

25
III. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah gelombang penuh dengan dioda
jembatan (bridge)? Gambarkan rangkaian dan bentuk gelombang input dan
output-nya?
c) Dioda Bridge (Bridge Diode) atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan Dioda Jembatan adalah jenis dioda yang berfungsi sebagai
penyearah arus bolak-balik (Alternating Current/AC) menjadi arus
searah (Direct Current/DC). Dioda Bridge pada dasarnya merupakan
susunan dari empat buah Dioda yang dirangkai dalam konfigurasi
rangkaian jembatan (bridge) yang dikemas menjadi satu perangkat
komponen yang berkaki empat. Dua kaki Terminal dipergunakan
sebagai Input untuk tegangan/arus listrik AC (bolak balik) sedangkan

26
dua kaki terminalnya lagi adalah terminal Output yaitu Terminal
Output Positif (+) dan Terminal Output Negatif (-).
IV. Sebutkan Perbedaan Dioda Dengan Zener.
a) Dioda zener berbeda dari dioda biasa dalam hal karakteristik. Dioda biasa
memiliki konduktivitas searah. Jika dibalik, itu tidak dapat dibalik dan
akan rusak secara permanen. Dioda Zener memanfaatkan karakteristik
kerusakan terbalik. Ketika dipecah secara terbalik, resistansi kebalikan
dari dioda Zener berkurang ke nilai yang sangat kecil. Di daerah resistansi
rendah ini, arus meningkat sementara tegangan menurun. tetap konstan.

V. Sebutkan Aplikasi Dioda Maupun Zener Dan Bagaimana Cara


Penggunaannya?
a) Dioda Zener beroperasi seperti dioda normal saat berada dalam mode bias
maju, dan memiliki voltase turn-on antara 0,3 dan 0,7 V. Namun, bila
terhubung dalam mode terbalik, yang biasa dilakukan pada sebagian besar
aplikasinya, sebuah Arus kebocoran kecil bisa mengalir. Seiring
meningkatnya tegangan balik ke tegangan pemecah yang telah ditentukan
sebelumnya (Vz), arus mulai mengalir melalui dioda. Arus meningkat
sampai maksimum, yang ditentukan oleh resistor seri, setelah itu stabil
dan tetap konstan pada rentang tegangan terapan yang luas.
b) Contoh dioda yang digunakan pada kelistrikan mobil (Alternator rectifier)
Tegangan AC yang dihasilkan dari stator coil dirubah menjadi tegangan
DC melewati dioda.

Contoh lain adalah dioda dipasang pada relay untuk mencegah gaya balik atau back
electromotive.

27
1. Saat power transistorON, coil relay menjadi induksi electromagnetic.
2. Motor bekerja saat relay dipindah ke ON.
3. Bila power transistorOFF, tegangan tertingginya sekitar 80 volts yang dihasilkan
secara instan antara terminal A dan B , dan sesuai dengan hukum Lenz maka
tegangannya menjadi tegangan positif.
4. Bila tegangan tertinggi 80 volt tersebut mengalir pada controller maka akan
mengakibatkan kerusakan pada controller tersebut.
5. Untuk mencegah hal tersebut, maka relay dipasang dioda untuk mengalihkan
tegangan tinggi dari A-B ke A-C melewati dioda dan dinetralkan untuk mencegah
kerusakan pada controller.

a) Memeriksa dioda menggunakan Digital Multi-Meter

1. Pilih mode sesuai dengan resistant dioda dengan memutar switch digital
2. Disebut normal bila nilai resistansinya kecil saat probe kabel merah dihubungkan
dengan dioda anode(+) dan probe kabel hitam dihubungkan dengan cathode (-).
3. Dan juga dikatakan bagus bila resistansinya besar bila pemasangan probe dibalik.

 Kondisi short: normal bila nilai resistan mendekati 0 ohm saat diukur pada arah
sesuai dengan arah arus listrik dan kebalikan arah arus listrik.
 Kondisi Open: normal bila nilai resistan mendekati ohm takterhingga saat diukur
dengan arah arus listrik dan kebalikan arah arus listrik.

28
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Pada Pratikum Kali ini Kami Di ajarkan Untuk Membaca Modul Dan Merangkai
Rangkaian Dioda Zenner,Setelah Merangkai Tujuan Selanjutnya Melihat Angka Yang
Keluar Dengan Benar Dan Mencatatnya,Dan Selanjutnya Kami Merangkai Rangkaian
LED Dan Memperhatikan Keadaan Lampu Tersebut,Jika Di berikan Catu Daya Atau Volt
yang Telah Di Tentukan.
4.2. Saran
1. Kalibrasikan Multimeter terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran.
2. Baca modul praktikum terlebih dahulu.
3. Teliti dalam membaca skala multimeter.
4. Harus hati-hati agar tidak terjadi kecelakaan.

29
LAMPIRAN

semakin lama
kapasitor diisi
muatan, maka
tegangan dalam
kapasitor akan semakin besar
karena di hambat oleh
tegangan yang semakin
besar dan semakin lama waktu
yang di gunakan maka
pengisian semakin
lambat.Sedangkan
30
prinsip kerja pengosongan
kapasitor adalah semakin
lama kapasitor di
kosongkan akan
semakin lambat, karena tidak
ada lagi listrik yang dialirkan
kedalam kapasitor tersebut
semakin lama kapasitor
diisi muatan, maka
tegangan dalam kapasitor akan
semakin besar karena di

31
hambat oleh tegangan yang
semakin
besar dan semakin lama waktu
yang di gunakan maka
pengisian semakin
lambat.Sedangkan
prinsip kerja pengosongan
kapasitor adalah semakin
lama kapasitor di
kosongkan akan

32
semakin lambat, karena tidak
ada lagi listrik yang dialirkan
kedalam kapasitor tersebut

33

Anda mungkin juga menyukai