Laprak Dioda Zenner
Laprak Dioda Zenner
Laprak Dioda Zenner
RANGKAIAN PENYARAH
Disusun oleh :
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan praktikum yang berjudul
“Kapasitor dan Konstanta Waktu RC” dengan baik.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu bentuk penugasan setelah dilaksanakannya
praktikum Elektronika. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta
memberikan kesehatan kepada penulis dalam melaksanakan pendidikan di Politeknik
Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir).
2. Orang tua dan keluarga yang selama ini telah memberikan doa, semangat, nasihat,
motivasi dan dukungan baik moral maupun material dalam penyiapan laporan.
3. Bapak Dr. Eng. Zainal Arief, S.T., M.T. selaku Direktur Poltek Nuklir.
4. Bapak Totok Dermawan, S.ST., M.Eng. selaku ketua program studi Elektro
Mekanika.
5. Bapak Yadi Yunus, S.ST., M.Eng. selaku dosen pengampu praktikum Elektronika.
6. Seluruh teman-teman ELMEK 2023 yang telah membantu hingga
terselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun demi
kebaikan penulis nantinya.
Yogyakarta, 15 April
2024
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................4
1.2 Tujuan Praktikum.....................................................................................................................4
BAB 2 METODE PRAKTIKUM..................................................................................................................
2.1 Alat dan Bahan.........................................................................................................................5
2.2 Dasar Teori...............................................................................................................................5
2.2.1 Kapasitor........................................................................Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Pengisian Kapasitor........................................................Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Pengosongan Kapasitor..................................................Error! Bookmark not defined.
2.3 Langkah Kerja........................................................................................................................10
2.3.1 Pengosongan Kapasitor..................................................Error! Bookmark not defined.
2.3.2 Rangkaian Paralel..........................................................................................................11
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................................
3.1. Data Kapasitor dan Resistor Percobaan.................................Error! Bookmark not defined.
3.2. Pengisian Muatan Listrik pada Kapasitor..............................Error! Bookmark not defined.
3.3. Pengosongan Muatan Listrik pada Kapasitor........................Error! Bookmark not defined.
3.4. Soal Teori...............................................................................................................................14
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................................
4.1. Kesimpulan............................................................................................................................17
4.2. Saran......................................................................................................................................17
LAMPIRAN.................................................................................................................................................
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa Dapat Menghitung Dan merangkai Komponen Dengan Menggunakan
Dioda Dan Dioda Zenner.
2. Mahasiswa Mampu Merangkai Rangkaian Forward Bias Dan Reverse Bias.
3. Mahasiswa mengenali dan mampu menjelaskan apa itu komponen
elektronika dioda maupun dioda zener dan cara mengeceknya dengan Ohmmeter
Mahasiswa dapat mengetahui cara mengisi komponen kapasitor.
BAB 2
METODE PRAKTIKUM
5
2.2 Dasar Teori
2.2.1 Pengertian Rangkaian Penyarah
Pada peralatan elektronik dan kontrol kebanyakan memerlukan tegangan listrik
DC yang tegangannya bernilai rendah antara 1,5 volt hingga 50 volt. Untuk
mendapatkan tegangan rendah tersebut tegangan listrik 220/380 volt AC dari
penyedia daya/listrik PLN diturunkan menggunakan Trafo (transformator
stepdown) hingga menjadi tegangan rendah sesuai dengan kebutuhan (sesuai
perbandingan transformasi trafo). Contoh bentuk fisik dan simbol skema trafo
stepdown adalah seperti Gambar IV.1.
Gambar IV.1. (a) Trafo dengan CT dan (b) Trafo Non-CT (c) Skema trafo
2.2.2stepdown Non-CT
Tegangan output dari trafo stepdown meskipun sudah rendah namun masih
berbentuk gelombang sinusoidal AC. Agar hasil akhir yang diinginkan adalah
bentuk tegangan listrik searah/DC, maka digunakanlah penyearah sebagai
pengubah tegangan AC menjadi tegangan DC. Berdasarkan susunan rangkaian
dan gelombang output yang dihasilkan, penyearah ada dua macam, yaitu
penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh. Sedangkan
jika ditinjau dari sisi power suplai masukannya penyearah juga ada dua
macam yaitu penyearah satu (1) fasa dan penyearah tiga (3) fasa.
6
Setengah Gelombang ditunjukkan seperti Gambar IV.2, di mana tegangan input
dari sumber (PLN) diturunkan oleh trafo T1 dari 240 V menjadi 12 V.
di mana,
VRMS adalah tegangan AC efektif (yang terbaca di voltmeter)
VP adalah tegangan puncak gelombang sinus/maksimum dari tegangan AC
Frekuensi output:
fOUT = fIN............................................................(IV.3)
8
Gambar IV.4. Penyearah gelombang penuh dengan menggunakan
dua buah dioda
(https://www.teknik-otomotif.com/2018/01/peyearah-gelombang-penuh-full- wave.html)
Cara Kerja:
Fungsi dari transformator CT tersebut untuk menghasilkan dua buah
signal sinus dengan fase yang berkebalikan. Satu lilitan akan
menghasilkan fase yang sama dengan signal input dan satu lilitan
lainnya akan menghasilkan fase yang berkebalikan dengan signal
input.
9
• Penyearah gelombang penuh dengan empat buah dioda
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan menggunakan empat
buah dioda dengan transformator non-CT dapat dirangkai dengan sistem
jembatan (bridge) dioda. Contoh bentuk fisik dioda bridge
(jembatan) seperti Gambar IV.6
Cara kerja:
Pada transformator non-CT terdapat tegangan pada sisi A dan pada sisi
B. Misalnya pada periode pertama pada sisi A adalah positif dan
pada sisi B adalah negatif maka dioda D1 dan D4 dapat menghantarkan
atau dilewati arus karena kedua dioda ini pada posisi forward bias (bias
maju). Sedangkan dioda D2 dan D3 akan berada pada posisi
reverse
bias (bias mundur) sehingga tidak akan dapat dilewati arus. Untuk lebih
jelasnya perhatikan Gambar IV.8 di bawah ini:
10
Keadaan pertama
Kemudian saat periode kedua maka sisi A akan menjadi negatif dan sisi B
akan menjadi positif maka dioda D2 dan D3 dapat menghantarkan atau
dilewati arus karena kedua dioda ini pada posisi forward bias. Sedangkan
dioda D1 dan D4 akan berada pada posisi reverse bias sehingga tidak akan
dapat dilewati arus. Lebih jelasnya perhatikan Gambar IV.9.
Keadaan ke dua
Gambar IV.9 Keadaan ke dua saat A berpolaritas (-) dan B (+) Tegangan
rata-rata DC pada penyearah sinyal gelombang penuh:
Frekuensi output:
fOUT = 2fIN.............................................................(IV.5)
11
2.2.4 Penyearahan dengan Filter
Rangkaian filter atau tapis yang popular adalah rangkaian filter kapasitor
sederhana yang bagan dasarnya dapat dilihat pada Gambar IV.10 di bawah ini:
vr
V dc=Vm− … … … … … … … … … … (IV .6)
2
Persamaan di atas berlaku baik pada penyearahan setengah gelombang maupun
penyearah gelombang penuh.
Tegangan riak, Vr
Hubungan antara tegangan riak puncak ke puncak dengan tegangan puncak
VM dan frekuensi tegangan arus bolak-balik f adalah:
1
𝑉𝑟= Vm berlaku untuk penyearahan gelombang penuh..................... (IV.7)
2 fcr
1
Vr= Vm berlaku untuk penyearahan setengah gelombang … ..(IV .8)
f cr
13
Penyearah Tiga 3-Fasa Setengah Gelombang
Seperti pada penyearah satu 1-fasa sebelumnya, rangkaian penyearah tiga 3-fasa yang paling
dasar adalah rangkaian penyearah setengah gelombang yang tidak terkendali yang
menggunakan tiga dioda semikonduktor, yaitu satu dioda per fasa seperti yang ditunjukkan
GambarIV.12
Cara kerja rangkaian penyearah setengah gelombang tiga 3-fasa ini adalah Anoda dari
masing-masing dioda dihubungkan ke masing-masing fasa dari sumber tegangan inputan dan
katoda dari ketiga dioda dihubungkan bersama menjadi titik positif (+) yang akan disalurkan
ke beban, sementara terminal negatif (-) dari beban dihubungkan ke netral (N) sumber.
Dengan asumsi rotasi fasa Merah-Kuning-Biru (VA - VB - VC) dan fasa merah (VA) dimulai
pada 0°. Dioda pertama yang akan dijalankan adalah dioda 1 (D1) karena akan memiliki
tegangan yang lebih positif di anoda daripada dioda D2 atau D3. Dengan demikian dioda D1
berjalan untuk setengah siklus positif dari VA sementara D2 dan D3 berada dalam keadaan
reverse-bias mereka. Kawat netral menyediakan jalur balik untuk arus beban kembali ke
suplai. 120 derajat listrik kemudian, dioda 2 (D2) mulai berjalan untuk setengah siklus positif
dari B (fasa kuning). Sekarang anodanya menjadi lebih positif dari dioda D1 dan D3 yang
keduanya “OFF” karena mereka reverse-bias. Demikian pula, 120° kemudian VC (fasa biru)
mulai meningkat memutar “ON” dioda 3 (D2) sebagai anodanya menjadi lebih positif,
sehingga mengubah “OFF” dioda D1 dan D2.
Kemudian kita dapat melihat bahwa untuk penyearah tiga 3-fasa, dioda mana saja
yang memiliki tegangan lebih positif di anoda dibandingkan dengan dua dioda lainnya, ia
akan secara otomatis mulai bekerja, dengan demikian memberikan pola konduksi: D1 D2 D3
seperti yang ditunjukkan Gambar IV.13.
14
Gambar IV.13. Susunan gelombang tegangan output penyearah 3-fasa setengah gelombang
Dari bentuk gelombang di atas untuk beban resistif, kita dapat melihat bahwa untuk
penyearah setengah-gelombang, setiap dioda melewatkan arus untuk sepertiga dari setiap
siklus, dengan bentuk gelombang output menjadi tiga kali frekuensi input supply AC. Oleh
karena itu ada tiga puncak tegangan dalam siklus tertentu, sehingga dengan meningkatkan
jumlah fasa dari satu fasa ke suplai tiga fasa, penyearah suplai ditingkatkan, yaitu output
tegangan DC yang lebih halus.
Tegangan pada penyearah setengah gelombang tiga 3-fasa, tegangan suplai VA,VB
dan VC seimbang tetapi dengan perbedaan fasa 120° dirumuskan:
VA = VP x sin (ωt - 0°).....................................................(IV.10)
Jadi nilai rata-rata DC dari gelombang tegangan output dari penyearah 3-fasa
setengah-gelombang diberikan sebagai.
−¿
.V DC= 2. π Vp=0,827. v p … … … … … … … … … … …..(IV .13)¿
16
Gambar IV.15 Gelombang konduksi penyearah 3 fasa gelombang penuh
17
.
V dc= −¿ v s=1 , 65Vs … … … … … … … … … … … … … … … … … … .(IV .15)¿
π
Di mana: VS = (VL(PEAK) ÷ √3) adalah tegangan fasa maksimum dan
VL(PEAK) adalah tegangan maksimum line-to-line (VLL X1.414).
19
oscilloscope dengan perhitungan.
11. Bandingkan tegangan rata-rata DC dari pengukuran
multimeter dengan perhitungan.
2.3.3 Eksperimen Penyearah Gelombang Penuh dengan Dioda Bridge
1. Susunlah rangkaian seperti Gambar IV.18. T1 =
Transformator, DB1 = Dioda Bridge dan R1 = Resistor.
2. Setelah rangkaian yakin benar (acc asisten) Tutup saklar S1
3. Ukur besar tegangan keluaran pada T1 menggunakan multimeter
4. Ukur besar tegangan pada R1 sebagai beban menggunakan multimeter
5.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pratikum.
1. Data Pratikum
21
JUDUL PERCOBAAN
Rangkaian Penyarah
22
3.6. Data Pengamatan Percobaan Penyearah
Gelombang Penuh Dengan Diode Bridge
23
II. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah gelombang penuh Center Tap?
Gambarkan rangkaian dan bentuk gelombang input dan output-nya?
24
bawah digabungkan ke dioda 'D2'. Kedua dioda secara sederhana
dihubungkan ke resistor beban (RL) menggunakan trafo center tap. Biasanya,
keran tengah dianggap sebagai titik ground atau referensi tegangan nol.
Pengoperasian penyearah gelombang penuh dengan sadap tengah adalah,
setelah tegangan i/p (Vin) diterapkan pada penyearah, maka belitan sekunder
transformator sadap tengah akan membagi tegangan yang diberikan menjadi
2 bagian positif & negative, Sepanjang siklus tegangan +ve setengah i/p,
ujung 'A' berubah menjadi positif & ujung 'B' berubah menjadi negatif. Oleh
karena itu, dioda D1 akan menjadi bias maju dan dioda D2 akan menjadi bias
mundur. Kedua dioda D1 dan D2 ini akan bekerja secara bersamaan. Jadi,
jika dioda D1 konduktif, maka dioda D2 tidak akan konduksi. Setiap kali
dioda 'D1' bekerja, aliran arus 'I' akan mengalir melalui dioda D1 dan resistor
beban 'RL'. Sepanjang setengah siklus tegangan i/p -ve, ujung 'B' akan
menjadi positif sedangkan ujung 'A' akan menjadi negatif sehingga membuat
dioda 'D2' menjadi bias maju & dioda 'D1' menjadi bias mundur. Aliran arus
melalui resistor beban 'RL' berada dalam arah yang sama sepanjang setengah
siklus +ve & -ve dari tegangan i/p yang diterapkan. Oleh karena itu, tegangan
output daya DC seperti Vout = i RL dapat diperoleh melalui RL
25
III. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah gelombang penuh dengan dioda
jembatan (bridge)? Gambarkan rangkaian dan bentuk gelombang input dan
output-nya?
c) Dioda Bridge (Bridge Diode) atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan Dioda Jembatan adalah jenis dioda yang berfungsi sebagai
penyearah arus bolak-balik (Alternating Current/AC) menjadi arus
searah (Direct Current/DC). Dioda Bridge pada dasarnya merupakan
susunan dari empat buah Dioda yang dirangkai dalam konfigurasi
rangkaian jembatan (bridge) yang dikemas menjadi satu perangkat
komponen yang berkaki empat. Dua kaki Terminal dipergunakan
sebagai Input untuk tegangan/arus listrik AC (bolak balik) sedangkan
26
dua kaki terminalnya lagi adalah terminal Output yaitu Terminal
Output Positif (+) dan Terminal Output Negatif (-).
IV. Sebutkan Perbedaan Dioda Dengan Zener.
a) Dioda zener berbeda dari dioda biasa dalam hal karakteristik. Dioda biasa
memiliki konduktivitas searah. Jika dibalik, itu tidak dapat dibalik dan
akan rusak secara permanen. Dioda Zener memanfaatkan karakteristik
kerusakan terbalik. Ketika dipecah secara terbalik, resistansi kebalikan
dari dioda Zener berkurang ke nilai yang sangat kecil. Di daerah resistansi
rendah ini, arus meningkat sementara tegangan menurun. tetap konstan.
Contoh lain adalah dioda dipasang pada relay untuk mencegah gaya balik atau back
electromotive.
27
1. Saat power transistorON, coil relay menjadi induksi electromagnetic.
2. Motor bekerja saat relay dipindah ke ON.
3. Bila power transistorOFF, tegangan tertingginya sekitar 80 volts yang dihasilkan
secara instan antara terminal A dan B , dan sesuai dengan hukum Lenz maka
tegangannya menjadi tegangan positif.
4. Bila tegangan tertinggi 80 volt tersebut mengalir pada controller maka akan
mengakibatkan kerusakan pada controller tersebut.
5. Untuk mencegah hal tersebut, maka relay dipasang dioda untuk mengalihkan
tegangan tinggi dari A-B ke A-C melewati dioda dan dinetralkan untuk mencegah
kerusakan pada controller.
1. Pilih mode sesuai dengan resistant dioda dengan memutar switch digital
2. Disebut normal bila nilai resistansinya kecil saat probe kabel merah dihubungkan
dengan dioda anode(+) dan probe kabel hitam dihubungkan dengan cathode (-).
3. Dan juga dikatakan bagus bila resistansinya besar bila pemasangan probe dibalik.
Kondisi short: normal bila nilai resistan mendekati 0 ohm saat diukur pada arah
sesuai dengan arah arus listrik dan kebalikan arah arus listrik.
Kondisi Open: normal bila nilai resistan mendekati ohm takterhingga saat diukur
dengan arah arus listrik dan kebalikan arah arus listrik.
28
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Pada Pratikum Kali ini Kami Di ajarkan Untuk Membaca Modul Dan Merangkai
Rangkaian Dioda Zenner,Setelah Merangkai Tujuan Selanjutnya Melihat Angka Yang
Keluar Dengan Benar Dan Mencatatnya,Dan Selanjutnya Kami Merangkai Rangkaian
LED Dan Memperhatikan Keadaan Lampu Tersebut,Jika Di berikan Catu Daya Atau Volt
yang Telah Di Tentukan.
4.2. Saran
1. Kalibrasikan Multimeter terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran.
2. Baca modul praktikum terlebih dahulu.
3. Teliti dalam membaca skala multimeter.
4. Harus hati-hati agar tidak terjadi kecelakaan.
29
LAMPIRAN
semakin lama
kapasitor diisi
muatan, maka
tegangan dalam
kapasitor akan semakin besar
karena di hambat oleh
tegangan yang semakin
besar dan semakin lama waktu
yang di gunakan maka
pengisian semakin
lambat.Sedangkan
30
prinsip kerja pengosongan
kapasitor adalah semakin
lama kapasitor di
kosongkan akan
semakin lambat, karena tidak
ada lagi listrik yang dialirkan
kedalam kapasitor tersebut
semakin lama kapasitor
diisi muatan, maka
tegangan dalam kapasitor akan
semakin besar karena di
31
hambat oleh tegangan yang
semakin
besar dan semakin lama waktu
yang di gunakan maka
pengisian semakin
lambat.Sedangkan
prinsip kerja pengosongan
kapasitor adalah semakin
lama kapasitor di
kosongkan akan
32
semakin lambat, karena tidak
ada lagi listrik yang dialirkan
kedalam kapasitor tersebut
33