Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping ................................. 11


Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................................... 18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas .......................... 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ............................................................... 20
Lampiran 5. Gambaran konsep karya inovatif yang akan dihasilkan ............................... 21

iv
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Plastik merupakan material yang berjenis polimer yang tersusun atas rantai
monomer, plastik memiliki sifat seperti tahan air, kuat, ringan, isolator, maka dari
itu plastik menjadi sebuah bahan utama dalam pembuatan peralatan rumah tangga,
serta plastik juga menjadi incaran bagi masyarakat. Banyak pencemaran lingkungan
yang terjadi yang diakibatkan penggunaan plastik yang berlebihan, karna
mengingat plastik mempunyai sifat yang sulit terurai dengan alam (tanah) perlu
waktu lama untuk bisa plastik terurai oleh alam. Dengan penuh kesadaran
masyarakat untuk pentingnya menjaga lingkungan yang bebas dari penggunaan
plastik yang berlebihan, untuk menciptakaan lingkungan yang bersih, nyaman,
sehat, penggunaan plastik yang berlebih akan berkurang dari waktu ke waktu.

Rendahnya hasil pengolahan kotoran ternak hewan di Cintaratu, Parigi


mengakibatkan masyarakat kesulitan dalam mengatasi kotoran ternak hewan yang
berbau. Hal ini diakbitkan karna masyarakat sekitar masih kurangnya kreativitas
dalam pengolahan kotoran hewan ternak, sehingga hanya dijual mentah begitu saja
dengan harga yang relative rendah skitar Rp, 500-1.000/kg.

Kami sangat ingin membantu masyarakat dalam pengelolahan kotoran


hewan ternak. Oleh karna itu kami ingin sekali membuat sebuah kreativitas yang
nantinya memiliki nilai jual yang tinggi, kami terinspirasi membuat “Revolusi Pot
Berbahan Ramah Lingkungan dari Feses Sapi”. Usaha pembuatan pot berbahan dari
feses sapi ini dipilih karena pot dapat digunakan untuk tempat penanaman tanaman
hias. Pot yang akan kita buat berbahan yang tidak menggunakan plastik, serta bisa
mengurangi penggunaan plastik.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana cara limbah kotoran ternak hewan memiliki nilai jual dan harga jual
yang tinggi agar bisa membantu ekonomi masyarakat sekitar
1.3 Tujuan Kegiatan
Mengubah kotoran hewan ternak menjadi sebuah inovasi yang baru untuk
membantu ekonomi masyarakat sekitar
1.4 Manfaat Kegiatan
Manfaat dari kegiatan ini mengolah kotoran hewan ternak menjadi ramah
lingkungan dan memiliki nilai jual dan harga jual yang tinggi
2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Limbah Ternak Sapi
Limbah ternak sapi ialah sisa-sisa buangan dari sebuah aktivitas berbisnis
hewan ternak. Semacam upaya pemeliharaan hewan ternak, pembuatan produk
hasil hewan ternak, RPH dan sebagainya. Kian meningkat bisnis peternakan ini,
semakin tinggi juga limbah yang diperoleh (Abdulgani, 2010). Limbah yang di
hasilkan dari ternak ruminansia besar (sapi) menjadikan faktor yang perlu
diperhatikan pada aktivitas berbisnis hewan ternak, selain dari aspek bibit ternak,
pakan, kandang, penyakit ternak serta panen. Karena tak menutup kemungkinan
peternakan sapi didesak agar menutup aktivitas beternak oleh pemukim sekitar,
sebab limbahnya diduga sudah mencemarkan lingkungkan. Secara keseluruhan
limbah yang di peroleh peternakan sapi tergantung dari besar atau kecilnya usaha.
Kotoran ternak sapi berupa feses serta urine menjadikan limbah ternak sebagai
limbah yang paling banyak diperoleh serta sebagian manurenya dihasilkan untuk
hewan ruminansia semisal sapi. Ucap Aminudin (2012), beragamnya limbah
peternakan mencakup seluruh kotoran yang dihasilkan dari sebuah aktivitas
beternak, baik berupa limbah cair, sisa pakan, gas, serta padat.
a. Limbah padat mencakup keseluruhan limbah yang memiliki bentuk berupa
padatan (bangkai ternak, feses dll.).
b. Limbah cair ialah keseluruhan limbah yang berupa cairan (urine, air bekas
mencuci perlatan).
2.2 Pengaruh Limbah Ternak Sapi
Limbah ternak memiliki nutrisi serta zat padat yang sangat berpengaruh
untuk menyokong kehidupan jasad renik yang dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan. Salah satu studi yang membahas tentang pencemaran air yang
diakibatkan dari limbah peternakan bahwa total sapi dengan bobot tubuh nya 5.000
kg selama 24 jam, produksi manurenya bisa mencemari 9.084x10 7 m3 air. Selain
pencemaran melalui air, limbah peternakan dapat mencemari lingkungan dengan
cara biologis yaitu sebagai media untuk berkembang biaknya lalat. Kandungan air
manure dengan tingkatan 27%-86% merupakan suatu media yang paling baik untuk
pertumbuhan juga perkembangan larva lalat, sementara kandungan air manure
dengan tingkatan 65-85% merupakan media yang paling optimal untuk lalat bisa
bertelur.
2.3 Potensi Limbah Sapi Potong
Fases ruminansia besar menjadi pupuk alami melewati pembuatan yang
cukup gampang, agar menghasilkan pupuk kandang dengan harga jual tinggi dan
kualitas baik (Sukamta et al. 2017). Eksploitasi penggunaan fases untuk pupuk
organik bisa membantu kesuburan pada tanah, juga memberikan unsur hara yang
cukup untuk tanaman, selain itu pupuk memberikan peran penting bagi sebagian
petani. Warga dikota-kota yang mengfungsikan halaman rumahnya untuk bertanam
cenderung lebih membeli pupuk berlabel organik untuk penyuburan tanamannya
karena sangat sunstainable serta tidak mencemari lingkungan. Dengan keadaan
3

seperti ini, sebenarnya dapat dijadikan salah satu keuntungan serta meminimalisir
pencemaran lingkungan.

2.4 Pot Bunga Berbahan Plastik


Pot menjadi bagian paling penting di dalam arsitektur tanaman, pada saat
romawi kuno, wadah tanaman bunga sudah di kenal. Keelokkan istana romawi
ditopang pot-pot besar berpahat juga bermacam-macam tanaman bunga. Eksistensi
pot bunga menjadi bagian dari unsur yang penting untuk merubah tanaman hias
menghampiri kesempurnaan. Pemakaian pot lebih praktis dikarenakan tanaman
lebih gampang untuk di sesuaikan penyimpanannya. Sebagian para pedagang
tanaman hias mengatakan bentuk serta ukuran pot bunga bisa menaikkan nilai jual
tanaman itu sendiri. Dengan mengaplikasikan pot bunga untuk sarana tanaman,
dapat menjadikan rumah terlihat asri serta tanaman atau bunga hias nilai tambah.
Sedangkan tanaman hias tidak di kehendaki untuk tumbuh besar, oleh karena itu
tanaman perlu di tanam dalam pot (Kartana, 2007).
Pemanfaatan wadah tanaman, merupakan solusi untuk tanaman yang berada
di sekitar pekarangan rumah kecil juga sempit. Pengaplikasian pot bunga, membuat
tanaman lebih praktis untuk di letakkan pada tempat yang kita inginkan. Seperti
pada bagian pojok rumah atau di gantung sesuai dengan selera (Schmieg, 2008).
Pot bunga memiliki beragam bahan baku pot bunga tanah liat, semen, plastik, dan
lain-lain juga warna dan bentuk yang beragam sehingga konsumen dapat
menyesuaikan keinginannya (Schmieg, 2008).
2.5 Perbandingan Pot Bunga Berbahan Organik dengan Pot Bunga
Berbahan Plastik
Poly bag atau pot berbahan plastik memiliki keunggulan yaitu ringan, tahan
air, serta harga yang relatif lebih terjangkau. Kekurangan poly bag atau pot
berbahan plastik yaitu sulit di hancurkan oleh suhu lingkungan yang panas, hujan,
juga mikroorganisme di dalam tanah. Maka, dapat mengalami penaikkan
pemakaian material plastik yang berakibat ke penimbunan limbah plastik.
Salah satu upaya mengatasi kelemahan poly bag atau pot bunga berbahan
plastik yaitu dengan cara, pemakaian media semai bahan dasar organik yang ramah
lingkungan (pot organik). Ada berbagai bahan-bahan organik yang sudah dicoba
untuk dikembangkan pada pot organik ialah gabungan tanah,liat kotoran sapi
menurut (Khan et al, 2000), selain itu, menurut (Amstrong, 2003) yaitu serat bulu,
serasah dan kompos termasuk bahan organik dalam pembuatan pot. Bahan baku
utama pembuatan pot organik yaitu semacam kotoran sapi, serat bulu, dan lain lain.
Pot organik juga memiliki kelebihan gampang terdekomposisi serta mampu
menunjang unsur hara yang cukup banyak. Prospek penggunaan pot organik yang
ramah lingkungan akan sangat diperlukan serta terciptanya kesempatan komoditas
yang bisa diedarkan pada tingkat nasional juga internasional. Oleh sebab itu,
kriteria bahan dasar tersebut perlu berpengetahuan lingkungan secara 4R yakni
Reduce, Reuse, Replace, dan Recycle. Pot organik juga, selain di manfaatkan untuk
4

media tumbuh, juga bisa menghibahkan unsur hara yang di perlukan bagi
pertumbuhan tanaman serta menambah diversitas mikroorganisme tanah. Pot
organik dinilai praktis karena bisa di tanam tanpa perlu melepas wadahnya, tidak
seperti pot atau wadah yang berbahan baku plastik. Selain itu juga, pot organik di
harapkan untuk bisa terdekomposisi dengan cepat, tidak mengakibatkan kerusakan
pada lingkungan sekitar, dan tidak mengakibatkan kerusakan perakaran saat bibit
di pindahkan ke lapangan.
5

BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN


3.1 Desain Pot yang Berbahan Dasar Kotoran Sapi
Desain bentuk pot tanaman yang akan dibuat dengan berbahan dasar
kotoran sapi bisa dilihat pada gambar dibawah:

Gambar 1. Desain pot yang akan dibuat


6

3.2 Diagram Alir

Mulai

Studi Literatur

analisis potensi pasar, biaya produksi, harga


jual, dan margin keuntungan untuk menilai
potensi keuntungan dari usaha pot tanaman

Perancangan dan pembuatan pot

Pengujian pot

Pemasaran
dan penjualan

Pengumpulan data

Pengolahan data

Laporan

Selesai
7

3.3 Alat Dan Bahan


1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan ini adalah Ember,Sendok
semen,Cetakan pot tanaman,Amplas,Pisau
2. Bahan

Adapun bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembuatan adalah


Feses Sapi,Sekam padi,air dan Tanah liat

3.4 Langkah Kerja


Untuk membuat pot dari bahan alami, pertama-tama campurkan kotoran
sapi, sekam padi, dan tanah liat dalam ember. Tambahkan air secara bertahap dan
aduk hingga terbentuk adonan yang kalis. Kemudian, lapisi cetakan dengan kertas
koran sebelum memasukkan adonan ke dalamnya dan padatkan. Biarkan pot
tersebut mengering di tempat yang teduh dan berangin selama beberapa hari.
Setelah kering, pot dapat dikeluarkan dari cetakan dan siap digunakan.
8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1. Rekap Rencana Anggaran Biaya

Besaran
No. Jenis Pengeluaran Sumber Dana
Dana (Rp)
Belmawa 1.000.000
Bahan habis pakai (contoh: ATK, Perguruan Tinggi 1.000.000
1
Kertas, feses, tepung tapioka dll) Instansi Lain (Jika
Ada)
Belmawa 250.000
Sewa dan jasa (Sewa alat, cetakan, Perguruan Tinggi 250.000
2
perkakas, dll), Instansi Lain (Jika
Ada)
Belmawa 100.000
Perguruan Tinggi 100.000
3 Perjalanan Lokal
Instansi Lain (Jika
Ada)
Belmawa 100.000
Lain-lain (contoh: publikasi, Perguruan Tinggi 100.000
4
dokumentasi, dll) Instansi Lain (Jika
Ada)
Jumlah
Belmawa 1.450.000
Perguruan Tinggi 1.450.000
Rekap Sumber Dana
Instansi Lain (Jika
Ada)
Jumlah 2.900.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan

Bulan
No Jenis Kegiatan Penanggungjawab
1 2 3 4
1 Analisis Keni Subagja
2 Survei Fahmi Yasykur
Hidayat
Ibnu Alghifari
3 Desain Muhammad Ihsan
Rasyad
Muhammad Zihni
Mufti
9

4 Perancangan Seluruh Anggota


Pembuatan Pot Kelompok
5 Pengujian Fahmi Yasykur
Keberhasilan Hidayat
Muhammad Ihsan
Rasyad
6 Kesimpulan Ibnu Alghifari
Muhammad Zihni
Mufti

Anda mungkin juga menyukai