Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH EMBRIOLOGI

PEMBELAHAN (CLEAVAGE)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah “Embriologi”

Dosen pengampu:

Dr. Sumiyati Sa’adah, S.Si., M.Si.

Epa Paujiah, S.Si., M.Si.

Yepi Diki Naufal (1202060111)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Assalammu’alakum Warahmatullahi Wabarokatuh


Segala puji bagi Allah azza wa jalla yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PEMBELAHAN
CLEAVAGE”. Sholawat serta salam tak lupa selalu tercurahkan kepada baginda kita Nabi
Muhammad Shallahu ‘alaihi wassalam beserta keluarganya. Semoga syafaatnya mengalir
kepada kita di hari akhir kelak. Aamiin ya rabbal‘alamin.
Saya ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Embriologi yaitu Ibu
Dr. Sumiyati Sa’adah, S.Si., M.Si. dan Ibu Epa Paujiah, S.Si., M.Si. yang telah membimbing
penulis dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang
membangun dari pembaca untuk makalah ini agar nantinya penulis dapat membuat makalah
dengan lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan untuk para pembaca,
mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat banyak kesalahan pada makalah ini. Atas
perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Bandung, 07 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................3

A. Pengertian Cleavage atau Pembelahan ................................................................3


B. Ciri-ciri pembelahan atau cleavage ......................................................................4
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pembelahan atau cleavage....................5
D. Macam-macam bidang pembelahan ....................................................................5
E. Sifat pembelahan atau cleavage ...........................................................................6
F. Tipe-tipe dan pola pembelahan atau cleavage .....................................................7
G. Distribusi yolk dan pengaruhnya terhadap pembelahan ......................................10
H. Blastulasi ..............................................................................................................11
I. Proses pembelahan atau cleavage ........................................................................13
J. Pembelahan cleavage pada manusia ....................................................................14
K. Pembelahan cleavage pada hewan .......................................................................15
L. Fenomena kembar ................................................................................................16
BAB III PENUTUP .............................................................................................................18

A. Kesimpulan .........................................................................................................18
B. Saran ....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pernahkah kalian memikirkan proses tumbuhnya bayi hingga dewasa? Dari bayi
kita dapat tumbuh menjadi bentuk sekarang, hal ini disebabkan karena sel-sel di dalam
tubuh kita terus-menerus memperbanyak diri melalui suatu proses pembelahan sel yang
disebut cleavage. Pada organisme multiseluler, proses pembelahan tersebut biasanya
dimulai dengan penyatuan dua heterogamet yaitu sperma dan sel telur dalam sebuah
proses yang dikenal dengan istilah fertilisasi. Fertilisasi merupakan suatu proses
kompleks yang melibatkan penetrasi lapisan-lapisan pelindung sel telur oleh sperma
yang motil sampai terjadi penyatuan dua pronuklei (masing-masing nucleus gamet
disebut pronukleus) untuk menghasilkan nucleus tunggal yang diploid. Secara sederhana
fertilisasi ini merupakan penggabungan dari sel telur dan sperma sehingga menghasilkan
telur yang telah difertilisasi atau dibuahi (zigot).
Kehidupan organisme multiseluler ini dalam suatu generasi baru dimulai dari
zigot yang melakukan pembelahan secara mitosis. Setelah fertilisasi sel akan langsung
mengalami pembelahan ganda dari yang semula satu sel menjadi dua, lalu menjadi
empat, delapan dan seterusnya. Pembelahan itu berlangsung di sepanjang saluran tuba
fallopi, sambil berjalan menuju uterus. Sungguh suatu keajaiban mengingat manusia
yang berasal dari satu sel telur yang kemudian dibuahi oleh sperma dan merupakan hal
yang mustahil apabila suatu zigot dapat tumbuh menjadi individu multiseluler tanpa
adanya pembelahan sel. Organisme multiseluler tumbuh karena adanya kenaikan jumlah
sel melalui pembelahan sel, juga menghasilkan sel-sel baru yang berfungsi mengganti
sel-sel yang mati atau rusak. Frekuensi pembelahan sel bervariasi pada setiap organisme,
contohnya bakteri kolera akan membelah setiap 20 menit, sementara sel-sel pada manusia
membutuhkan waktu sekitar 18-22 jam untuk membelah. Pembelahan sel juga penting
untuk reproduksi suatu organisme. Dalam proses pembelahan tersebut, bahan genetis
berupa kromosom selalu diwariskan kepada anak.
Lain halnya dengan organism uniseluler. Pada organisme bersel satu
(uniseluler), seperti bakteri dan protozoa, proses pembelahan sel merupakan salah satu
cara untuk berkembang biak. Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler),
pembelahan sel mengakibatkan bertambahnya sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadilah
proses pertumbuhan pada makhluk hidup baik dalam hal ukuran, bentuk, perlengkapan
fisiologis dan pola prilakunya. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan termasuk
manusia dapat dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan
embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik. Pertumbuhan dan
perkembangan embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan
terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Sedangkan Pertumbuhan dan
perkembangan pasca embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan setelah masa
embrio. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi terutama

1
penyempurnaan alat-alat reproduksi (alat-alat kelamin), dan biasanya pula hanya terjadi
peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pembelahan sel (cleavage)?
2. Apakah ciri-ciri dari pembelahan sel (cleavage)?
3. Apakah factor yang mempengaruhi pola pembelahan sel (cleavage)?
4. Apa saja bidang-bidang pembelahan
5. Bagaimanakah sifat pembelahan (cleavage)?
6. Bagaimanakah bentuk atau tipe-tipe dan variasi pola pembelahan sel (cleavage)?
7. Apa saja tipe-tipe telur ?
8. Bagaimanakah proses blastulasi?
9. Bagaimanakah proses pembelahan (cleavage)?
10. Bagaimanakah cleavage terjadi pada manusia?
11. Bagaimanakah cleavage terjadi pada hewan?
12. Bagaimanakah fenomena kembar siam?

C. Batasan Masalah
Batasan masalah pada makalah ini cukup dibatasi dengan rumusan-rumusan
masalah yang telah di buat.

D. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui arti pembelahan atau cleavage.
2. Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri cleavage
3. Mahasiswa dapat mengetahui factor yang mempengaruhi pola cleavage
4. Mahasiswa dapat mengetahui bidang pembelahan
5. Mahasiswa dapat mengetahui sifat pembelahan
6. Mahasiswa dapat mengetahui tipe-tipe variasi pola cleavage
7. Mahasiswa dapat mengetahui tipe-tipe telur
8. Mahasiswa dapat mengetahui proses blastulasi
9. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembelahan
10. Mahasiswa dapat mengetahui cleavge pada manusia
11. Mahasiswa dapat mengetahui cleavage pada hewan
12. Mahasiswa dapat mengetahui fenomena kembar siam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Cleavage atau Pembelahan


Zigot adalah hasil dari fertilisasi ovum dengan spermatozoa dan bersipat
diploid. Di dalam zigot terdapat satu set kromosom, karena pada waktu fertilisasi sel
sperma membawa setengah informasi genetic dari ayah dan setengan dari ibu yang
sama-sama bersipat haploid (n+n=2n). Zigot memiliki 2 kutub yaitu kutub animal
dan kutub vegetal.

Animal pole, sel-sel yang terdapat di dalamnya disebut mikromer dan


banyak mengandung sitoplasma. Vegetal pole, sel-sel yang terdapat di dalamnya
disebut makromer dan banyak mengandung yolk yang berfungsi sebagai sumber
makanan bagi sel-sel yang sedang membelah. Peranan zigot dalam pembelahan
sangatlah penting karena zigot adalah bahan dasar yang menyebabkan pembelahan itu
terjadi, sehingga organism multiseluler ini bisa terbentuk.

Cleavage merupakan proses pembelahan sel paling awal dan teratur setelah
fertilisasi selesai yang dialami oleh sel tunggal zigotik menuju proses
kedewasaan. Cleavage ini menciptakan embrio multiseluler atau blastula dari
zigot. Pembelahan atau cleavage juga disebut segmentasi dan proses pembelahannya
diaktivasi oleh enzim MPF, dengan pembelahan tersebut zigot yang mulanya
uniseluler berubah menjadi multiseluler.

Gambar 1: Serangkaian pembelahan sel secara mitosis yang mengubah


zigot (unisel) menjadi blastomer (multisel)

3
B. Ciri-ciri pembelahan atau cleavage
Menurut Balinsky, pembelahan sel memilki beberapa ciri diantaranya:
1. Zygot ditransformasi melalui serangkaian pembelahan mitosis dari keadaan
uniselluler ke multiselluler
2. Ukuran embrio relatif tidak bertambah
3. Bentuk umum embrio tidak berubah kecuali terbentuknya rongga blastocoel
4. Transformasi dari bagian subtansi sitoplasma menjadi subtansi inti Perubahan-
perubahan kualitatif komposisi telur terbatas
5. Bagian-bagian utama sitoplasma telur tidak digantikan dan tetap pada posisi
yang sama seperti telur pada awal pembelahan.
6. Rasio sitoplasma inti pada awal pembelahan sangat rendah, dan pada akhirnya
hampir sama dengan rasio sel somatik.

Pembelahan zygot berbeda dengan pembelahan mitosis biasa yang berlangsung


pada stadium lanjut perkembangan dan pada organisme dewasa. Pada stadium lanjut
perkembangan, sebelum sel membelah mereka mengalami perubahan ukuran kira-kira
sama dengan ukuran sel sebelum membelah. Jadi pada stadium lanjut perkembangan
atau pada organisme dewasa ukuran sel rata-rata dipelihara pada setiap jaringan.
Selama pembelahan zygot, urutan pembelahan blastomer tidak dipisahkan oleh
pertumbuhan, dalam hal ini ukuran blastomer-blastomer tidak meningkat hingga
pembelahan berikutnya dimulai. Akibatnya setiap pembelahan menghasilkan
blastomer-blastomer dengan ukuran setengah dari blastomer asal. Jadi pembelahan
zygot dimulai dari suatu sel yang ukurannya amat besar, dan berakhir dengan sejumlah
sel dengan ukuran yang kecil. Dengan demikian berbeda dengan sel-sel yang telah
berdifferensiasi pada organisme dewasa, sebab differensiasi selluler biasanya diiringi
dengan peningkatan ukuran sel (Balinsky, 1966). Pada bintang laut pembelahan
berlangsung cepat an sebelum satu siklus pembelahan selesai, pembelahan berikutnya
sudah dimulai (Carlson, 1988)

4
Gambar 1. Perbandingan siklus sel pada sel dewasa dan awal pembelahan (Carlson,
1988)

C. Factor-faktor yang mempengaruhi pola pembelahan atau cleavage


Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pembelahan sel diantaranya:
1. Jumlah dan distribusi yolk, yolk akan mempengaruhi polaritas pada zigot yang
mengakibatkan pembelahan menjadi tidak sempurna. Sel telur yang mengandung
kuning telur yang banyak dan persebarannya tidak merata akan menyebabkan
terhalangnya pembelahan sel. Contohnya pada sel telur burung yang memiliki
kuning telur yang berlimpah, maka pembelahan selnya hanya terjadi pada satu
kutub yaitu animal pole, akibatnya blastomere yang dihasilkan ukurannya tidak
seragam dan akan berdampak pada letak blastocoels dari spesies hewan tersebut.
2. Adanya sitoplasma (ribosom dan sentriol), yang sangat berpengaruh terhadap
pembelahan sel. Pada beberapa zigot hewan-hewan multiseluler sitoplasma juga
terdapat pada satu kutub zigot (animal pole), sehingga pembelahan sel pada kutub
ini berjalan lebih cepat jika dibandingkan dengan kutub yang lain (vegetal pole).

D. Macam-macam Bidang Pembelahan


Selama proses pembelahan, bidang yang ditempuh oleh arah pembelahan ketika
zigot mengalami pembelahan berbeda-beda. Ada empat macam bidang pembelahan,
yaitu :
a. Meridian, adalah bidang pembelahan yang melewati poros kutub, yang
mengakibatkan dihasilkannya dua blastomer dengan ukuran yang sama.

b. Vertikal, adalah bidang pembelahan yang cenderung lewat tegak sejak dari animal
pole sampai vegatal pole.

5
c. Ekuator, adalah bidang pembelahan yang tegak lurus dengan animal pole-vegatal
pole. Bidang pembelahan ini membelah embrio menjadi empat anakan dan empat
blastomer vegetal.

d. Lotitudinal, adalah bidang pembelahan yang mirip dengan bidang ekuator, tetapi
terjadi sejajar.

Gambar 1.1 (a) Meridian; (b) Vertikal; (c) Ekuator; (d) Longitudinal
E. Sifat pembelahan atau cleavage
1. Daerah deutoplasma yang padat (lapisan yolk) sukar dilewati pembelahan. Karena
itu pembelahan hanya berlangsung di daerah germinal disc pada telur megalecithal
2. Habis pembelahan kedua, sel anak yang terjadi sama besar.

6
F. Tipe-tipe dan pola pembelahan atau cleavage
Macam – macam pembelahan ada 3, yaitu :
1) Holoblastik
Merupakan pembelahan mengenai seluruh daerah
zigot. Terdapat pada telur homolecithal dan medio
lecithal. Dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Holoblastik teratur (equal)
Merupakan pembelahan yang berlangsung
secara teratur baik dalam bidang pembelahan maupun tahap – tahap pembelahan.
Terdapat pada Asterias (bintang laut), Amphioxus, dan Anura (katak).
Pembelahan melewati bidang meridian saling tegak lurus , terbentukalah 4 sel
yang sama besar, kemudian melewati bidang latitudinal, diatas bidang ekuator.
Terbentuklah 8 sel, 4 sel sebelah atas lebih kecil yang disebut micromere, dan 4 sel
sebelah bawah disebut macromore.
Pembelahan keempat lewat bidang- bidang meridian yang secara serantak
membagi dua ke delapan sel. Terbentuklah 16 sel yang terdiri dari 8 micromore
dan 8 macromore. Setelah itu pembelahan melewati bidang latitudianal, atas dan
bawah didang ekuator secara serantak.
b. Holoblastik yang tidak teratur (unequal)
Merupakan pembelahan yang tidak sama masa pembelahanya terjadi pada
berbagai zigot. Terdapat pada mamalia. Pembelahan melalui bidang latitudinal
sedikit diatas ekuator. Membagi zigot menjadi 2 sel yang satu sebelah kutub animal
lebih kecil. Kemudian pembelahan yang selanjutnya melewati bidang meridian,
tetapi hanya berlangsung pada micromere kutub vegetal. Terjadilah tingkat 3 sel
kemudian menyusul micromere, lewat bidang meridian juga.
Terbentuklah tingakat 4 sel. Terjadi pembelahan pada salah satu macromere
sehingga tertbentuk tingkat 5 sel dan 6 sel. Salah satu micromere membelah
terbentuk tingkat 7 sel dan satu lagi membentuk tingkat 8 sel. Pembelahan
selanjutnya tidak serentak, dan akhirnya terbentuk blastomere yang terdiri dari 60-
70 sel yang berupa gumpalan masif, disebut morula.

2) Meroblastik
Merupakan pembelahan yang hanya pada zigot di
sebagian kecil kutub animal, yakni bagi seluru germinal
disc dan mengenai sedikit yolk. Pembelahan diawali
melalui bidang meridian sehingga terbentuklah
tumpukan sel di daerah germinal disc yang dari sekitar 8
sel ditengah dan 12 sel dipinggir sel tengah masih
berhubungan dengan yolk dibawah, sedang sel yang di
pinggir sebagian besar sudah lepas dasri yolk kecuali
daerah tepi sekali. Pada saat ini telur mencapai uterus,
dan sudah dilapisi oleh albumen dan shell.

7
3) Perantaraan Holo dan Meroblastik
Yaitu pembelahan yang tak seluruhnya mencapai
ujung kutub vegetal, tedapat pada telur megalesital.

Pola-pola Segmentasi
Berdasarkan simetri dan tipe pembelahannya,
pembelahan pada zygot dapat dikelompokkan menjadi :
1. Pembelahan radial holoblastik

Pembelahan radial holoblastik adalah pembelahan dimana blastomer-blastomer yang


terdapat pada bagian kutub anima telur terletak tepat di atas blastomer yang ada pada
bagian vegetatif, sehingga pola blastomer adalah radial simetris, misalnya pembelahan
pada echinodermata dan amphioxus
2. Pembelahan spiral holoblastik

Pembelahan spiral holoblastik dijumpai pada annelida, turbellaria, dan semua jenis
molluska kecuali cephalopoda. Pada pembelahan spiral, orientasi spindel mitosisbukan
paralel atau tegak lurus dengan sumbu anima-vegetatif telur, tetapi orientasinyaadalah
miring sehingga blastomer-blastomer yang dihasilkan tidak terletak tepat di atasatau di
bawah blastomer-blastomer yang lain. Akibat bergesernya posisi dari spindelmitosis,
menyebabkan sel-sel blastomer bagian atas berada di atas pertemuan duablastomer
yang berada di bawahnya.Pada pembelahan spiral dikenal dua tipe yaitu pembelahan
dekstral danpembelahan sinistral. Pembelahan disebut dekstral apabila arah putaran
spiran searah dengan jarum jam, dan disebut sinistral apabila arah putaran spiran
berlawanan dengan arah jarum jam.
3. Pembelahan bilateral holoblastik

8
Pembelahan bilateral holoblastik dijumpai terutama pada ascidian (tunicata) dan
nematoda. Pada tipe pembelahan ini, dua dari empat blastomer yang dihasilkan dari dua
kali pembelahan berukuran lebih besar dari dua sel lainnya, sehingga membentuk
sebuah bidang bilateral simetris. Pada pembelahan pertama, menghasilkan dua se lyang
tidak sama besar. Sel yang besar diberi notasi sel AB, sedangkan sel-sel yang lebih kecil
diberi notasi Pi . Kedua sel kemudian membelah secara simultan pada bidang yang
saling tegak lurus, menghasilkan empat belastomer dalam bentuk sepertu huruf T.
Susunan blastomer yang berbentuk huruf T berubah menjadi suatu bentuk rhomboid.
Pembelahan ketiga menyebabkan susunan blastomer semakin bilateral simetris.Dua
blastomer yang berukuran besar membelah membentuk dua blastomer lainnya di sisi
kiri dan kanan sel blastomer tersebut, sedangkan dua blastomer lainnya membentuk
suatu kelompok empat sel yang letaknya saling membelakangi.Pada ascaris
(nematoda), blastomer-blastomer menunjukkan bagian-bagian yang khusus dari
embrio. Bagian A, B, dan C membentuk kulit hewan, blastomer D membentuk
endoderem dan saluran pencernaan, blastomer Mst membentukmesoderem dan
stomodeum, dan blastomer P3 pada akhirnya menghasilkan sel-sel reproduksi.

4. Pembelahan rotasional holoblastik

Pembelahan rotasional holoblastik dijumpai pada mamalia, misalnya mencit dan


manusia. Beberapa ciri-ciri pembelahan pada mamalia adalah: (i) pembelahannya
relatif lambat, (ii) orientasi blastomer-blastomernya adalah khas. Pembelahan pertama
adalah pembelahan secara ekuatorial. Pembelahan pada embrio mamalia berbeda
dengan pembelahan pada embrio lain, dimana pada pembelahan awal embrio
mamaliatidak sinkron. Blastomer-blastomer pada embrio mamalia tidak semua
membelah pada waktu yang sama. Jadi blastomer pada embrio mamalia tidak
bertambah dari stadium 2 sel ke 4 sel, dan 4 sel menjadi 8 sel. Pada stadium 16 sel,
embrio mencapai stadium morula.Pada morula, blastomer-blastomer mensekresikan
cairan internal untuk pembentukan rongga blastocoel.
Transisi dari stadium morula ke blastula ditandai dengan terjadinya dua
perubahan yaitu:
• Rongga blastula dengan cepat mengalami pembesaran
• Terbentuknya tipe-tipe sel yang berbeda di dalam embrio.
5. Pembelahan Diskoidal Meroblastik

9
Pembelahan diskoidal meroblastik dapat dijumpai pada ikan, reptil dan burung.
Pembelahan hanya berlangsung pada blastodisk yang terdapat pada kutub anima telur,
sedangkan yolk tidak turut membelah (Gilbert, 1985). Pada burung, pembelahan
berlangsung di dalam saluran reproduksi.Pada pembelahan pertama, blastodisk
membentuk dua blastomer yang tidak terpisah secara sempurna. Pembelahan kedua
tegak lurus pembelahan pertama, dan menghasilkan 4 blastomer yang juga tidak
terpisah secara sempurna. Pembelahan ketiga, dua bidang pembelahan simultan sejajar
dengan pembelahan pertama menghasilkan 8 blastomer.Pembelahan keempat
merupakan bidang pembelahan yang melingkar dan memotong semua bidang
pembelahan terdahulu.Pembelahan kelima adalah pembelahan radial, memotong
bidang pembelahan keempat dan menghasilkan blastomer-blastomer tepi yang juga
tidak terpisah secara sempurna.Sedangkan pembelahan selanjutnya sukar diikuti.
6. Pembelahan Superfisial Meroblastik

Pembelahan superficial meroblastik dapat dijumpai pada serangga danarthropoda


lainnya. Inti zigot pada bagiabn tengah telur membelah secara mitosis beberapa kali
tanpa diikuti dengan pembelahan sitoplasma. PadaDrosophila sp dihasilkan inti
sebanyak 256. Inti-inti tersebut dinamakan energid. Energid-energi selanjutnya
bermigrasi ke bagian tepi telur. Masing-masing inti dikelilingi oleh sebagian kecil
sitoplasma asal. Embrio pada saat ini disebut stadium Syntial blastoderm. Massa
sitoplasma pada bagian tengah telur menjadi hancur dan hilang. Inti yang bermigrasi ke
bagian posterior telur kembali ditutupi oleh membran sel yang baru untuk membentuk
pole cell pada embrio. Sel-sel tersebut kelak akan menjadi sel kelamin pada saat
dewasa. Setelah pole cell terbentuk, membran oosit melipat kedalam diantara inti,
sehingga pada akhirnya setiap inti menjadi satu sel tunggal dan menghasilkan
blastoderm seluler (Gilbert, 1985)

G. Distribusi Yolk dan pengaruhnya Terhadap Pembelahan.


Secara morfologis, cleavage atau pembelahan berbeda pada sejumlah kelompok-
kelompok hewan. Beberapa faktor yang penting yang berpengaruh terhadap pembelahan
adalah:
a. faktor-faktor di dalam sitoplasma telur yang mempengaruhi sudut spindel mitosis
dan waktu pembelahannya.
b. Distribusi protein yolk yang terdapat di dalam sitoplasma (Gilbert, 1985)

10
Berdasarkan kandungan yolk dan tipe pembelahannya, telur dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Isolechital atau oligolechital adalah telur dengan kandungan yolk sedikit dan
menyebar. Tipe pembelahannya adalah holoblastik, artinya blastomerblastomer hasil
pembelahan terpisah secara sempurna. Pola pembelahannya terdiri atas:
• radial, blastula berbentuk bundar, rongga besar dan terdapat di tengah.
Dijumpai pada echinodermata dan amphioxus.
• bilateral, blastula berbentuk bundar, rongga besar dan terdapat di tengah.
Dijumpai pada ascidian
• Spiral, blastula berbentuk bundar, rongga besar dan terdapat ditengah.
Dijumpai pada molusca.
• Rotasional, blastula berbentuk bundar, rongga besar, dan terdapat ditengah.
Dijumpai pada mamalia.
2. Mesolechital adalah telur dengan kandungan yolk yang sedang, dan biasanya
terkonsentrasi pada kutub vegetatif. Tipe pembelahannya adalah holoblastik, pola
pembelahan adalah radial, blastula bulat, rongga blastula kecil dan lebih
terkonsentrasi ke kutub anima. Dijumpai pada amphibia, dan ikan paru-paru.
3. Telolechital adalah telur yang memiliki kandungan yolk yang banyak. Tipe
pembelahannya adalah meroblastik, yaitu blastomer-blastomer hasil pembelahan
tidak terpisah secara sempurna. Blastula berbentuk cakram, rongga blastula
terbentuk diantara epiblas dan hipoblas. Dijumpai pada ikan, reptil dan burung.
4. Centrolechital adalah telur dengan kandungan yolk terpusat pada bagian tengah
telur. Tipe pembelahannya adalah meroblastik, pola pembelahannya adalah
superfisial, blastula berbentuk bundar hingga selindris, rongga blastula tidak ada.
Dijumpai pada serangga dan arthropoda lainnya. Selama berlangsungnya
pembelahan zygot, bidang-bidang yang ditempuh selama mitosis secara umum
adalah bidang meridian, bidang vertikal, bidang ekuator dan bidang latitudinal.

H. Blastulasi
Blastulasi merupakan salah satu stadium yang mempersiapkan embrio untuk menyusun
kembali sejumlah sel pada tahap perkembangan selanjutnya. Distribusi yolk pada setiap
jenis telur pada suatu species berpengaruh terhadap bentuk-bentuk blastula. Umumnya
blastula memiliki sebuah rongga yang disebut rongga blastula (blastocoel). Pembelahan
zigot membelah (mitosis) menjadi banyak blastomer. Blastomer berkumpul membentuk
seperti buah arbei disebut Morula.
Blastomere terdiri dari 2 bagian, yaitu :
a. Jaringan embryo, merupakan jaringan yang akan tumbuh menjadi embryo.
b. Jaringan periblast, merupakan jaringan yang menyalurkan makanan dari yolk di
bawah.
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan.
Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan
pelekukan yang tidak beraturan.

11
Sementara sel –sel morula mengalami pembelahan terus menerus, terbentuklah rongga
di tengah, yang makin lama makin membesar dan berisi cairan. Blastulasi yaitu proses
terbentuknya blastula. Embryo yang memiliki rongga tersebut disebut blastula. Blastula
adalah bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula
ditandai dengan adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak
beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastocoel.

• Macam-macam Blastulasi
Melihat pada bentuk dan susunan blastomernya blastula dibagi atas :
1. Coeloblastula. Berbentuk bola, disebut juga blastula bundar. Berasal dari telur
homolechital dan mediolechital. Yang homolechital ialah yang mengalami
pembelahan secara holoblastik teratur (Amphioxus). Misalnya blastula pada
Synapta sp. , Asterias sp. , Amphioxus dan Amphibia. Rongga blastula
terdapat di tengah atau eksentrik ke arah kutub anima.

2. Discoblastula. Berbentuk cakram disebut juga blastula gepeng. Berasal dari


telur homolechital yang mengalami pembelahan holoblastik tidak teratur, dan
telur megalichutal yang membelah secara meroblastik. Blastula berada di atas

12
yolk atau jaringan penyalur makanan. Pada Reptilia, aves dan monotremata
blastula disebut germinal disc.

3. Blastokista, yaitu blastula yang menyerupai kista. Blastula ini memilikimassa


sel-sel dalam (inner cell mass) pada bagian dalam embrio dan dikelilingi oleh
tropoblas. Dihasilkan oleh telur isolesital. Misalnya blastula pada mamalia.
4. Stereoblastula, yaitu blastula massif tanpa rongga blastula. Dihasilkan oleh
telur sentrolesital. Misalnya blastula pada berbagai jenis serangga.

Pada blastula terdapat 2 daerah utama yang disebut :


1) Epiblast, bagi blastomere yang terletak sebelah atas atau daerah kutub animal.
2) Hypoblast, bagi blastomere yang terletak sebelah bawah atau daerah kutub vegetal.
Pada blastula epiblast sebagian besar menumbuhkan ectoderm (kulit luar), sedangkan
hypoblast menumbuhkan endoderm (kulit dalam).
I. Proses pembelahan atau cleavage
Dalam pertumbuhan selanjutnya morula menjadi blastula. Blastula adalah bentuk
lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Blastula di tandai dengan adanya
perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Pada blastula terdapat
cairan sel yang disebut blastocoel.
Selanjutnya blastula ini akan bergerak ke bagian rahim dan sampainya di rahim zigot
yang aktif membelah akan menembus lapisan lendir rahim dengan menggunakan enzim.
Proses penembusan rahim ini berlangsung 4-5 hari kemudian blastula akan tertanam pada
dinding rahim yang disebut dengan implantasi. Embrio multiseluler yang dikenal dengan
blastula ini mengakhiri proses cleavage untuk selanjutnya berlanjut ke tahapan kedua dari
pertumbuhan dan perkembangan embrio yaitu pada fase gastrulasi dan organogenesis.

13
Gambar 2.6 yang memperlihatkan tahapan pembelahan sel dari tahap pembelahan
pertama sampai terbentuk blastula dan bagian-bagiannya.
J. Pembelahan/cleavage pada manusia
Mahluk hidup seperti tumbuhan, hewan, dan manusia merupakan organisme
multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-
masing. Tubuh manusia misalnya tersusun atas banyak sel, namun demikian seluruh
tubuh semua organism berasal dari hasil pembelahan satu sel. Sel-sel pada organisme
multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri sendiri. Sel yang sama
dikelompokkan menjadi jaringan yang membangun organ dan kemudian system organ
yang membentuk tubuh organism tersebut. Pertumbuhan manusia mulai dari dalam
kandungan seorang ibu sampai dilahirkan ke dunia dan berkembang menjadi individu
dewasa itu hanya berasal dari sel telur yang sudah dibuahi yang disebut zigot. Merupakan
hal yang mustahil apabila suatu zigot dapat tumbuh menjadi individu multiseluler tanpa
adanya proses pembelahan sel (cleavage).
Cleavage pada manusia diawali dengan adanya proses fertilisasi yaitu penembusan
ovum oleh spermatozoa yang mengakibatkan penyatuan nucleus sperma dengan nucleus
ovum untuk menghasilkan zigot. Segera setelah fertilisasi selesai pembelahan sel secara
berulang-ulang terjadi pada zigot yang dikenal dengan tahap pembelahan sel. Cleavage
ini terjadi melalui serangkaian pembelahan mitosis. Pembelahan sel secara mitosis
meliputi sejumlah tahapan tertentu. Sebenarnya pembelahan mitosis hanyalah sebagian
kecil dari siklus sel. Siklus sel terdiri dari fase pembelahan mitosis dan fase pertumbuhan
yang disebut interfase. Interfase merupakan bagian terbesar dari siklus sel. Interfase
terdiri dari 3 sub fase yaitu fase G1, S, dan G2.
Cell cycles of somatic cells and early blastomeres. (A) The simple biphasic cell cycle
of the early amphibian blastomeres has only two states, S and M. Cyclin synthesis allows
progression to M (mitosis), while cyclin degradation allows cells to pass into S (synthesis)
phase. (B) Cell cycle of a typical somatic cell. Mitosis (M) is followed by an
“interphase”stage. This latter period is subdivided into G1, S (synthesis), and G2 phases.

14
Cells that are differentiating are usually taken “out” of the cell cycle and are in an
extended G1 phase called G0. The cyclins and their respective kinases responsible for the
progression through the cell cycle are shown at their point of cell cycle regulation. (B
after Nigg 1995.)
Zigot pada tahapan pembelahan ini hanya mengalami fase S (sintesis DNA), pada fase
ini sel melakukan sintesis materi genetic. Materi genetic adalah bahan-bahan yang akan
diwariskan kepada keturunannya yaitu DNA. Cleavage sering kali melewatkan fase G1
dan G2 hal ini disebabkan karena tidak adanya proses sintesis protein selama pembelahan
terjadi akibatnya embrio tidak mengalami pembesaran akan tetapi inti dari pembelahan
ini hanya membagi-bagi zigot menjadi banyak sel yang lebih kecil yang disebut
blastomere. Dari satu sel menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan
seterusnya yang berlangsung sangat cepat dan akan menghasilkan sel anakan yang tetap
terkumpul menjadi satu kesatuan menyerupai buah anggur yang disebut morula.

K. Pembelahan/cleavage pada hewan


Pada dasarnya proses pembelahan sel (cleavage) pada hewan-hewan multiseluler dan
manusia adalah sama karena selalu diawali proses fertilisasi yang kemudian
menghasilkan sel tunggal zigotik. Zigot yang bersipat uniseluler ini kemudian melakukan
pembelahan mitosis berulang-ulang sehingga menghasilkan sel yang banyak dan
berukuran kecil. Sebagai contoh yaitu tahapan pembelahan pada hewan vertebrata
khususnya katak dimulai dari hewan betina yang melepaskan sel telur ke air dan hewan
jantan melepaskan sperma ke sekitarnya. Fertilisasi bersipat eksternal kemudian zigot
yang terbentuk mengalami pembelahan mitosis berulang membentuk blastula yang
mengandung ribuan sel.
Cleavage pada hewan-hewan multiseluler mengalami perbedaan pada pola pembelahan
selnya. Detail pembelahan bervariasi antara spesies ini dimulai pada pembelahan pertama
yang menetukan apakah dua sel pertama pembelahannya merata atau tidak dalam hal
ukuran dan jenis bagian sitoplasma sel yang akan diterimanya. Pola pembelahan sel yang
tidak merata ini disebabkan karena adanya kuning telur yang tersimpan dalam sel telur.
Ketika terdapat sedikit kuning telur maka pembelahannya sempurna sedangkan pada
hewan yang kuning telurnya melimpah maka pembelahannya menjadi tidak sempurna.
a. Pola pembelahan sel pada sel telur dan zigot bulu babi memiliki polaritas yang
jelas yang dimantapkan saat sel telur berkembang di dalam tubuh induk betina

15
selama oogenesis. Proses pembelahan pada organism semacam itu bidang-bidang
pembelahannya mengikuti pola spesifik yang relative terhadap kutub-kutub zigot.
Telur bulu babi ini memiliki yolk dengan konsentrasi sedikit sehingga
pembelahannya termasuk dalam pembelahan yang sempurna artinya semua
blastomere yang dihasilkan ukurannya mirip.
b. Pola pembelahan pada katak dan amphibi juga mengalami pembelahan sempurna,
tetapi prosesnya lebih lambat di kutub vegetal yang kaya kuning telur daripada di
kutub animal akibatnya sel bervariasi sedikit dalam ukurannya.
c. Pola pembelahan sel pada reptilian, burung, dan beberapa jenis ikan tidak
sempurna karena banyak mengandung kuning telur sehingga pemotongan sangat
lambat atau terblokade seluruhnya kecuali di daerah lempeng kecil yang
mengandung paling sedikit kuning telur.
Pada akhirnya walaupun pola pembelahan pada berbagai hewan bervariasi, secara
kolektif sel yang dihasilkan melalui pembelahan ini menyusun blastula. Blastula yang
terbentuk strukturnya bervariasi menurut pola pembelahan spesies. Pada bulu babi laut
pembelahan sempurna menghasilkan blastula berupa sel berbentuk bola yang berlubang
di bagian tengah. Pada hewan dengan telur yang kaya kuning telur seperti burung dan
banyak ikan blastulanya berbentuk lempeng yang disebut blastodis. Blastula mamalia
ialah blastosis dengan sel terluar yang menyekresikan cairan ke rongga bola dan sel lain
terkumpul dalam massa terhadap dinding rongga. Sel bagian dalam kemudian akan
berkembang menjadi embrio.

L. Fenomena kembar
Berikut garis besar poses terjadinya kembar:

Normalnya, sel telur (ovum) bertemu dan dibuahi satu sel mani (sperma).
Hasilnya adalah zigot. Jika zigot kemudian membelah menjadi dua, akan
terbentuk bayi kembar. Ketepatan waktu dan sempurnanya pembelahan akan
menentukan bayi kembar yang akan lahir.
• 0-4 hari
Pembelahan zigot terjadi 0-4 hari setelah konsepsi (pembuahan). Hasilnya adalah
bayi kembar identik dengan dua plasenta, dua korion (selaput terluar yang
melingkupi embrio), dan dua amnion (selaput ketuban). Kembar seperti ini disebut
dikorionik diamniotik.
• 4-8 hari
Pembelahan zigot terjadi 4-8 hari setelah konsepsi. Akan lahir bayi kembar identik
dengan satu plasenta, tapi masing-masing punya korion dan amnion. Kondisi ini
disebut dikorionik diamniotik plasenta tunggal.
• 8-12 hari
Pembelahan zigot terjadi 8-12 hari setelah konsepsi. Akan lahir bayi kembar
identik dengan satu plasenta dan satu korion, tapi masing-masing punya amnion.
Disebut monokorionik diamniotik.

16
• >13 hari
Pembelahan terjadi lewat hari ke-12 setelah pembuahan. Akan lahir bayi kembar
identik dengan berbagi plasenta, dan hanya memiliki satu selaput korion dan
amnion yang disebut monokorionik monoamniotik, inilah yang menyebabkan
kembar siam

Ada beberapa jenis kembar siam:


• Thoracopagus: kedua tubuh bersatu di bagian dada (thorax). Jantung selalu terlibat
dalam kasus ini. Ketika jantung hanya satu, harapan hidup baik dengan atau tanpa
operasi adalah rendah. (35-40% dari seluruh kasus)
• Omphalopagus: kedua tubuh bersatu di bagian bawah dada. Umumnya masing-
masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi biasanya kembar siam jenis
ini hanya memiliki satu hati, sistem pencernaan, diafragma dan organ-organ lain.
(34% dari seluruh kasus)
• Pygopagus (iliopagus): bersatu di bagian belakang. (19% dari seluruh kasus)
• Cephalopagus: bersatu di kepala dengan tubuh yang terpisah. Kembar siam jenis ini
umumnya tidak bisa bertahan hidup karena kelainan serius di otak. Dikenal juga
dengan istilah janiceps (untuk dewa Janus yang bermuka dua) atau syncephalus.
• Cephalothoracopagus: Tubuh bersatu di kepala dan thorax. Jenis kembar siam ini
umumnya tidak bisa bertahan hidup. (juga dikenal dengan epholothoracopagus atau
craniothoracopagus)
• Craniopagus: tulang tengkorak bersatu dengan tubuh yang terpisah. (2%)
• Craniopagus parasiticus - bagian kepala yang kedua yang tidak memiliki tubuh.
• Dicephalus: dua kepala, satu tubuh dengan dua kaki dan dua atau tiga atau empat
lengan (dibrachius, tribrachius atau tetrabrachius)
• Ischiopagus: kembar siam anterior yang bersatu di bagian bawah tubuh. (6% dari
seluruh kasus)
• Ischio-omphalopagus: Kembar siam yang bersatu dengan tulang belakang
membentuk huruf-Y. Mereka memiliki empat lengan dan biasanya dua atau tiga
kaki. Jenis ini biasanya memiliki satu sistem reproduksi dan sistem pembuangan.
• Parapagus: Kembar siam yang bersatu pada bagian bawah tubuh dengan jantung
yang seringkali dibagi. (5% dari seluruh kasus)
• Diprosopus: Satu kepala dengan dua wajah pada arah berlawanan.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Fase Pembelahan (cleavage) Pembelahan atau cleavage atau juga disebut segmentasi,
terjadi setelah pembuahan. Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh
sel kecil, yang disebut blastomer. Pembelahan itu bisa meliputi seluruh bagian, bisa pula
hanya pada sebagian kecil zigot. Pembelahan ini terjadi secara mitosis, meskipun
terkadang juga diikuti pembelahan inti yang terus menerus tanpa diikuti sitoplasma.
2. Macam-macam bidang pembelahan yaitu Meridian, Vertikal, Ekuator, dan Latitudinal.
Macam-macam pembelahan yaitu Holoblastik, Meroblastik , dan Perantaraan Holo dan
Meroblastik
3. Terdapat faktor yang mempengaruhi pembelahan yaitu jumlah yolk, faktor sitoplasma
dan faktor keturunan
4. Pembelahan zigot membelah (mitosis) menjadi banyak blastomer. Blastomer berkumpul
membentuk seperti buah arbei disebut Morula.
5. Blastulasi merupakan salah satu stadium yang mempersiapkan embrio untuk menyusun
kembali sejumlah sel pada tahap perkembangan selanjutnya.
6. Macam-macam blastula Coeloblastula, Discoblastula, blastiokista, dan streoblastula.

B. Saran
Adapun saran dari penulis yaitu Penulis sangat mengharapakan kritik dan saran dari para
pembaca, agar dalam pembuatan makalah kedepannya bisa lebih baik dari sebelumnya, selain
itu kami mengharapkan agar para pembaca khususnya, ini menjadi tambahan ilmu atau
informasi pula.

18
DAFTAR PUSTAKA

Balinsky. 1976. An Introduction to Embryology. W.B. Saunders, Co. Philadelphia.


Carlson, R.M. 1988. Pattens Foundation of Embryology. Mc. Graw Hill Books. New York.
Gilbert, S.F. 1985. Development Biology. Sinauer Ass. Publ. Sunderland. Massacussetts.
Huettner, A. F. 1949. Fundamental of Comparative Embryology of the vertebrates. The
Mc. Milla Co. New York.
Majumdar, N.M. 1985. Texbook of vertebrates Embryology. Mc. Graw Hill Publ.Co. New
Delhi.
Partodihahardjo, S., 1992. Ilmu Reproduksi hewan. Jakarta : Mutiara,.

Saunders J. W. 1970. Pattens and Principles of animal Development. The Mc. Millan Co.
New York.
Sudarwati, Sri.dkk. 1990. Dasar-Dasar Struktur dan Perkembangan Hewan. Bandung:
Penerbit ITB

Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito

Yatim, Wildan. 1994. Embryologi. Bandung : Tarsito.

19

Anda mungkin juga menyukai