Revisi Belum Selesai Askep
Revisi Belum Selesai Askep
Disusun Oleh:
Kelompok 4
2.2.4. Implementasi
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-
aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar
implementasi/pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan
efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan
mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan
serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.
2.2.5. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sistematis dalam
mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis, dan membandingkan
status kesehatan pasien dengan kriteria hasil yang diinginkan. Evaluasi
adalah aktivitas yang terus-menerus, berkelanjutan, dan terencana yang
melibatkan pasien, keluarga, perawat dan anggota tim kesehatan lain
(Christensen & Kenney, 2009). Evaluasi memiliki beberapa tujuan.
Tujuan utamanya adalah menentukan kemajuan pasien dalam mencapai
kriteria hasil yang sudah dirancang. Tujuan penting lainnya adalah
menilai efektivitas komponen proses keperawatan dalam membantu
pasien mencapai kriteria hasil (Christensen & Kenney, 2009).
Evaluasi melibatkan perbandingan respons pasien saat ini dengan
perilaku dasar untuk menentukan kemajuan pasien dalam mencapai
tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Penilaian mengenai
kemajuan pasien dibuat dengan menganalisis dan menilai data objektif
dan subjektif oleh perawat, pasien, keluarga, dan anggota tim. Jika
kemajuan tidak cukup dalam mencapai kriteria hasil, maka pasien dan
perawat memperbaiki rencana asuhan (Christensen & Kenney, 2009).
2.2.6. WOC Infeksi Ginjal dan Saluran Kemih
KASUS
Ny. E berjenis kelamin perempuan berusia 30 tahun , agama islam,
beralamat di Pagaralam, suku besemah, berstatus menikah dengan pendidikan
terakhir S1 akutansi serta bekerja di bank sebagai taller dibawa kerumah saki
besemah pagaralam pada tanggal 1 april 2024 pada pukul 19.00 WIB, di rawat di
rumah sakit mohammad hoesein palembang dengan keluhan nyeri saat buang air
kecil. Sebelum dibawah RS Klien mengatakan nyeri saat BAK, Klien
mengatakan sering berkemih dan mengompol, klien buang air kecil 8-9 kali/hari,
Klien terbangun malam hari untuk berkemih, warna urine kuning kemerahan.
Klien mengatakan merasa meriang sudah ± 2 hari yang lalu dan badannya teraba
hangat.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 2 april 2024 jam 09.00 di
dapatkan data bahwa Ny. R mengatakan nyeri saat buang air kecil , klien BAK
Sering dan mengompol, Klien mengalami distensi kandung kemih kondisi
kandung kemih membesar atau meradang, serta berkemih tidak tuntas kondisi
klien ingin
BAK lagi meski baru saja BAK. suhu tubuh naik dan badan teraba hangat,
sebelumnya klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang dialaminya
saat ini. Sakit yang pernah dialami hanya demam dan flu biasa serta tidak
memiliki penyakit keturunan dalam keluarga dan tidak ada keluarga yang
mempunyai penyakit menular. Klien menggunakan Bahasa Indonesia, keadaan
emosi stabil,
Klien kooperatif saat dikaji dan hubungan Klien dengan keluarga baik. Pada saat
pengkajian Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan makanan biasa dan
lauk pauk, Klien minum air putih sebanyak 7-8 gelas per hari, tidak tidur siang,
tidur malam selama 6-7 jam per hari, klien sering terbangun karena ingin buang
air kecil. BAK Klien 8-9 kali per hari sedikit tapi sering, warna urine kuning
kemerahan dan merasa nyeri saat BAK. Klien BAB 1 kali per hari konsistensi
lembek dengan bau yang khas. Klien mandi 2 kali per hari serta mengganti baju
dan pakaian 2 kali per
hari.
Pada saat pengkajian klien dalam kesadaran compos mentis, dengan
tekanan darah 130/80 mmHg, suhu tubuh 38,5° C, Respirasi pernapasan 18x/m,
serta denyut nadi 78x/m dengan diagnosa infeksi saluran kemih. Pada saat
pengkajian Klien memiliki bentuk kepala yang bulat ,kulit kepala dan rambut
dalam keadaan bersih, tidak ditemukan adanya ketombe, warna rambut hitam,
pupil isokor kiri dan kanan, pada konjungtiva tidak dijumpai anemis, sklera tidak
ada ikterus, pengelihatan baik, pada hidung klien tidak ada kelainan struktur,
dapat membedakan bau-bauan, tidak ada pendarahan dan peradangan, tidak ada
pembesaran atau pembengkakan pada polip. Tdak ada kelaian struktur di telingan,
fungsi pendengaran baik, serumen dalam batas normal, tidak ada peradnagan dan
pendarahan, tidak memakai alat bantu. Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid
dan tidak ada peningkatan tekanan vena pada leher. Rongga mulut bersih, tidak
ada terdapat perdarahan dan peradangan, fungsi pengecapan baik, mukosa bibir
lembab, warna gigi putih, warna lidah merah muda. Nyeri tekan tidak dijumpai,
frekuensi denyut jantung 78 x/m. Turgor kulit baik, nyeri tekan dengan skala 7,
nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk jarum di daerah supra pubis. Fungsi tangan
kanan baik, tetapi tangan kiri sulit digerakkan (lemah) serta Fungsi kaki kanan
bagus, kaki kiri sulit digerakkan (lemah).
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium HB : 15,3 g/dl
Leukosit : 10,32 (H)
Eritrosit : 5,00
Hematokrit : 44,2%
Trombosit : 175
MCV : 56,5 fL
MCH : 29,9 pg
MCHC : 34,5
RDW-CV ; 11,4% (L)
Basofil : 0,3%
Eosinofil : 1,1%
Neutrofil : 72,7%
Lomfosit : 18,6 (L)
Rontgen Tidak ada
EKG Tidak ada
ASUHAN KEPERAWATAN
NY. E DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
INFEKSI GINJAL DAN SALURAN KEMIH
RS. SILOAM SRIWIJAYA PALEMBANG
2.1 Pengkajian
2.1.1 Identitas klien
Nama : Ny. E
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Kawin
Suku/Bangsa : Besemah/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : S1-Akuntansi
Pekerjaan : Taller Bank
Alamat : PagarAlam
Tanggal Masuk : 1 April 2024
Tanggal Pengkajian : 2 April 2024
Diagnosa : Infeksi Ginjal dan
Saluran Kemih
g. Mulut
Inspeksi : Rongga mulut bersih, tidak ada terdapat perdarahan dan
peradangan, fungsi pengecapan baik, mukosa bibir lembab, warna
gigi putih, warna lidah merah muda.
h. Jantung
Palpasi : Nyeri tekan tidak dijumpai,
Auskultasi : frekuensi denyut jantung 78 x/m
i. Abdomen
Palpasi : Turgor kulit baik, nyeri tekan dengan skala 7, nyeri dirasakan seperti
tertusuk-tusuk jarum di daerah supra pubis.
j. Extremitas
Ekstremita atas :
Inspeksi : Fungsi tangan kanan baik, tetapi tangan kiri sulit digerakkan
(lemah).
Ekstremitas bawah :
Inspeksi : Fungsi kaki kanan bagus, kaki kiri sulit digerakkan (lemah).
-
Urine tampak kuning
- kemerahan Inflamasi
Klien tampak sering
berkemih
- Klien buang air kecil 8- Pembengkakan
9 kali/hari Jaringan
- Klien mengatakan
selalu ingin BAK
lagi meski baru saja
BAK Obstruksi saluran
Kemih
Infeksi Ginjal
dan Saluran
Kemih
1. Gangguan pola Setelah dilakukan Observasi ( judul romawi abc - Untuk Mengetahui
eliminasi urine tidakan keperawatan kapital) tanda dan gejala apa
berhubungan dengan
selama 2x24 jam - Identifikasi tanda dan saja yang terjadi pada
Infeksi Ginjal dan
Saluran Kemih ditandai diharapkan pola gejala rinfeksi saluran Klien berkaitan dengan
dengan klien sering kencing seperti
eliminasi teratur/normal, Infeksi
berkemih dan
dengan kriteria hasil : frekuensi urine sering Saluran Kemih
mengompol, klien -
buang air kecil 8-9 (tujuan dari luaran) tidaknya berkemih, Untuk Mengetahui
kali/hari, Klien Nokturia, distensi
terbangun malam hari Penyebab apa saja yang
- Tidak terjadi tanda- kandung kemih,
untuk berkemih, terjadi pada Klien
warna urine kuning tanda gangguan hesitancy,dna berkaitan dengan
kemerahan. Klien berkemih mengompol
mengalami distensi - Infeksi
(Nokturia, - Identifikasi faktor yang
kandung kemih, serta Saluran Kemih Untuk
berkemih tidak tuntas. hesitancy, distensi menyebabkan Infeksi
Sakuran Kemih seperti mengetahui adanya
kandung kemih) -
Iritasi kandung kemih perubahan warna dan
Klien Berkemih dan penurunan
- untuk mengetahui
Normal dan tidak kemampuan menyadari
input/out put
mengompol
Klien dapat beristirahat
- Klien Buang air beristirahat dengan
kelic 4-5 kali/hari
- Klien tidak tanda-tanda gangguan - tenang dan dapat
terbangun kandung kemih. merilekskan otot. Untuk
malam hari - Monitor eliminasi - membantu klien dalam
untuk berkemih urine termasuk berkemih Untuk
- Warna urine frekuensi, jumlah dan Menvegah terjadinya
bening warna urine - penumpukan urine dan
- Klien tidak lagi Terapeutik vesika urinaria Untuk
mengalami - Berikan waktu mengetahui adanya
ditensi kandung istirahat yang cukup - ditensi kandung kemih
- kemih Klien dan tingkat aktivitas Dapat merelaksasi
berkemih tuntas yang dapat ditoleran - klien agar tidak tegang
2.1.14 Evaluasi
DX Tanggal/hari Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi
P : Intervensi dilanjutkan
O:
P : Intervensi dilanjutkan
O:
P : Intervensi dihentikan
II Gangguan pola eliminasi urine berhubungan S:
dengan Infeksi Ginjal dan Saluran Kemih
- Klien mengatakan sudah tidak demam
lagi
- Klien mengatakan tidak meriang lagi
O:
P : Intervensi dihentikan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengkajian: tanda dan gejala pada teoritis dan tinjauan kasus sebagian besar
sama..
2. Diagnosa keperawatan pada tinjauan kasus penulis mengangkat 1 diagnosa :
a. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan Infeksi Ginjal dan
Saluran Kemih ditandai dengan klien sering berkemih dan mengompol,
klien buang air kecil 8-9 kali/hari, Klien terbangun malam hari untuk
berkemih, warna urine kuning kemerahan. Klien mengalami distensi
kandung kemih, serta berkemih tidak tuntas.
3. Pada tahap perencanaan harus terjalin komunikasi dan kerja sama yang baik
antara anggota tim, perawat dan keluarga untuk merencanakan yang akan
dilaksanakan dalam pencegahan, keteraturan berobat. Pada tahap
pelaksanaan, secara umum pada dasarnya semua dapat terlaksana dalam kerja
sama dengan anggota tim, motivasi yang tinggi dan partisipasi aktif dari
pasien dan keluarga sangat membantu penulis dalam melaksanakan tindakan.
Didalam intervensi sesuai dengan prioritas masalah yang ada pada kasus.
4. Dari hasil evaluasi, penulis menemukan 1 diagnosa keperawatan yang sudah
teratasi yaitu:
a. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan Infeksi Ginjal dan
Saluran Kemih ditandai dengan klien sering berkemih dan mengompol,
klien buang air kecil 8-9 kali/hari, Klien terbangun malam hari untuk
berkemih, warna urine kuning kemerahan. Klien mengalami distensi
kandung kemih, serta berkemih tidak tuntas.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah:
1. Bagi Perawat
Hendaknya perawat meningkatkan pengetahuan, keterampilan khusunya
keperawatan pada pasien dengan Infeksi Saluran Kemih.
2. Bagi Rumah Sakit
Bagi Rumah Sakit Besemah Pagar Alam untuk dapat menjadi referensi
dan pemberian tambahan waktu dan durasi dalam perawatan pasien
dengan infeksi saluran kemih.
3. Bagi Pasien
Bagi pasien sehingga dimasa yang akan datang pasien dapat lebih peduli
terhadap penyakitnya dan kesehatannya setelah diberikan pendidikan
kesehatan mengenai penyakit yang diderita. Tetap bersemangat dan
mentaati peraturan dari tim kesehatan untuk memperlancar proses
penyembuhan, dan harus memperhatikan pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Aru W, Sudoyo, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II edisi V.
Jakarta : Interna Publishing.
Kiran, dkk. 2013. Predicitive Value of Various Risk Factors for Preterm Labor. J
Obstet Gyneol India.
Rendy, M Clevo dan Margareth TH. 2012. Asuhan Keperawatan Mesikal Bedah
Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
Ronald. 2013. The Etiology of Urinary Tract Infection: Traditional and Emerging
Phatogens. Dis. Mon