Anda di halaman 1dari 23

TRAUMA, PROSES PERADANGAN,

DAN PROSES INFEKSI

AISYAH AMANDA

PO.71.20.1.23.035

Dosen Pengampu:

Eva Susanti, S.Kep, Ns,M.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt atas segala rahmat-Nya


sehingga Makalah dengan judul “Trauma, Proses Peradangan, dan Proses Infeksi”
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa untuk mengucapkan terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga Makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan, diharapkan lebih jauh lagi
agar Makalah ini bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai penyusun, terdapat kesadaran bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan Makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan Makalah ini.

Palembang, Februari 2024

Aisyah Amanda

i
DAFTAR IS

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Trauma.....................................................................................................3
2.1.1 Jenis-Jenis Trauma...........................................................................3
2.1.2 Dampak Trauma...............................................................................4
2.1.3 Faktor Penyebab Trauma.................................................................5
2.1.4 Proses Penanganan dan Penyembuhan............................................7
2.2 Proses Peradangan....................................................................................8
2.2.1 Tahapan Proses Peradangan.............................................................8
2.2.2 Penyebab Peradangan......................................................................9
2.2.3 Dampak Peradangan Terhadap Tubuh...........................................10
2.2.4 Macam-Macam Penyakit Peradanga..............................................12
2.3 Proses Infeksi.........................................................................................12
2.3.1 Jenis-Jenis Infeksi..........................................................................13
2.3.2 Patogenesis Infeksi.........................................................................14
2.3.3 Sifat-Sifat Penyakit Infeksi............................................................15
2.3.4 Upaya Pencegahan Penyakit Infeksi..............................................16
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
3.1 Kesimpulan............................................................................................18
3.2 Saran.......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Trauma adalah suatu kejadian atau rangkaian kejadian yang
mengakibatkan stres fisik atau emosional yang signifikan dan dapat
menimbulkan dampak jangka panjang pada kesejahteraan individu.
Trauma dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk kecelakaan,
kekerasan, atau kehilangan yang mendalam. Dalam konteks kesehatan,
pemahaman mendalam tentang dampak trauma menjadi krusial, terutama
dalam perawatan individu yang telah mengalami pengalaman traumatis.
Mengidentifikasi dan menangani dampak fisik dan psikologis trauma
menjadi fokus utama dalam praktek keperawatan, memastikan bahwa
perawatan tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mendukung pemulihan
holistik individu.
Peradangan adalah respons alami tubuh terhadap cedera atau
infeksi yang melibatkan serangkaian reaksi biologis kompleks. Proses
peradangan dapat menjadi mekanisme pertahanan yang efektif, tetapi jika
tidak terkontrol, dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan menyulut
berbagai penyakit. Keperawatan memegang peran penting dalam
pemahaman dan penanganan proses peradangan ini. Dengan memahami
mekanisme peradangan, perawat dapat merancang intervensi yang tepat,
termasuk pengelolaan nyeri, pemberian obat antiinflamasi, dan
pemantauan ketat terhadap tanda-tanda komplikasi.
Proses infeksi melibatkan invasi dan perkembangan patogen dalam
tubuh manusia, menginduksi respon imun sebagai upaya tubuh untuk
melawan invasi tersebut. Keperawatan memainkan peran utama dalam
identifikasi, pencegahan, dan penanganan infeksi. Perawat tidak hanya
bertanggung jawab untuk merawat individu yang terinfeksi tetapi juga

1
berkontribusi pada upaya pencegahan melalui edukasi kesehatan,
kebersihan yang baik, dan pemantauan ketat pada pasien dengan risiko
tinggi. Pemahaman mendalam tentang proses infeksi memberikan dasar
bagi perawat untuk memberikan perawatan yang efektif dan mendukung
pemulihan optimal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana trauma fisik dan psikologis dapat memengaruhi
kesehatan individu dan menyebabkan dampak jangka panjang pada
fungsi tubuh serta keseimbangan mental?
2. Apa saja mekanisme dan faktor yang terlibat dalam proses
peradangan sebagai respons terhadap stimulus tertentu, dan
bagaimana peradangan dapat berkontribusi pada perkembangan
berbagai kondisi kesehatan?
3. Bagaimana proses infeksi terjadi dalam tubuh manusia, termasuk
tahapan, faktor-faktor pemicu, dan dampaknya pada kesehatan
individu, serta bagaimana pencegahan dan penanganannya dapat
ditingkatkan untuk mengurangi risiko infeksi yang merugikan?

1.3 Tujuan
1. Menginvestigasi dampak trauma fisik dan psikologis terhadap
kesehatan individu.
2. Menganalisis mekanisme peradangan sebagai respons terhadap
stimulus tertentu.
3. Menyelidiki proses infeksi dalam tubuh manusia dengan tujuan
memahami tahapan, faktor pemicu, dan dampaknya terhadap
kesehatan individu.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Trauma
Trauma adalah menghadapi atau merasakan suatu kejadian atau
serangkaian kejadian yang berbahaya baik bagi fisik maupun psikologis
seseorang dimana hal tersebut akan membuat individu tidak lagi merasa aman,
menjadikan diri merasa tidak berdaya. Adapun istilah trauma adalah kejadian
yang tidak menyenangkan, baik fisik maupun psikis, yang dialami seseorang,
termasuk anak usia dini, sampai mengganggu fungsi diri sehari-hari
(Erlita et al., 2020).

Cavanagh dalam Mental Health Channel menyatakan tentang


pengertian trauma adalah suatu peristiwa yang luar biasa yang menimbulkan
luka dan perasaan sakit, tetapi juga sering diertikan sebagai suatu luka atau
perasaan sakit berat akibat sesuatu kejadian luar biasa yang menimpa
seseorang langsung atau tidak langsung baik luka fisik maupun luka psikis
atau kombinasi kedua-duanya. Berat ringannya suatu peristiwa akan dirasakan
berbeda oleh setiap orang, sehingga pengaruh dari peristiwa tersebut terhadap
perilaku juga berbeda antara seseorang dengan orang lain.

2.1.1 Jenis-Jenis Trauma


Cavanagh mengelompokkan trauma berdasarkan kejadian traumatik
yaitu trauma situasional, perkembangan, intrapsikis dan eksistensional:
1) Trauma situasional adalah trauma yang disebabkan oleh situasi
seperti bencana alam, perang, kemalangan kenderaan, kebakaran,
rompakan, perkosaan, perceraian, kehilangan pekerjaan, ditinggal
mati oleh orang yang dicintai, gagal dalam perniagaan, tidak naik
kelas bagi beberapa pelajar.

3
2) Trauma perkembangan adalah trauma dan stres yang terjadi pada
setiap tahap pekembangan, seperti penolakan dari teman sebaya,
kelahiran yang tidak diingini, peristiwa yang berhungan dengan
kencan, dan bekeluarga.
3) Trauma intrapsikis adalah trauma yang disebabkan kejadian
dalaman seseorang yang memunculkan perasaan cemas yang
sangat kuat seperti perasaan homo seksual, benci kepada orang
yang seharusnya di cintai, dan sebagainya.
4) Trauma eksistensial yaitu trauma yang diakibatkan karena kurang
berhasil dalam hidup.

2.1.2 Dampak Trauma

Trauma adalah pengalaman yang mengganggu dan dapat


mempengaruhi fisik, mental, dan emosi seseorang. Dalam konteks
perawatan keperawatan, dampak trauma dapat memiliki implikasi yang
signifikan. Berikut beberapa dampak yang perlu dipertimbangkan:

1. Dampak Psikologis

1) Kesulitan dalam mengatur gairah: Trauma dapat memengaruhi


gairah dan minat seseorang.
2) Perilaku agresi terhadap diri sendiri dan orang lain: Beberapa
individu mungkin menunjukkan perilaku agresif setelah mengalami
trauma.
3) Ketidakmampuan mengatur impuls seksual: Trauma dapat
mempengaruhi fungsi seksual dan perilaku impulsif.
4) Masalah sosial dan isolasi: Seseorang mungkin mengalami
kesulitan berinteraksi dengan orang lain setelah mengalami trauma.
5) Perubahan dalam proses neurobiologis: Trauma dapat
memengaruhi fungsi otak dan sistem saraf.

4
6) Pemisahan diri dari orang lain: Beberapa individu mungkin
mengisolasi diri setelah mengalami trauma.

2. Dampak pada Kesehatan Fisik

1) Gangguan tidur: Trauma dapat memengaruhi pola tidur dan


kualitas istirahat.
2) Gangguan makan: Beberapa orang mungkin mengalami perubahan
dalam pola makan setelah mengalami trauma.
3) Sensitivitas terhadap rangsangan: Trauma dapat meningkatkan
sensitivitas terhadap rangsangan fisik dan emosional.
4) Gangguan sistem kekebalan tubuh: Stres akibat trauma dapat
memengaruhi sistem kekebalan tubuh.

3. Dampak pada Kualitas Hidup

1) Penurunan kualitas hidup: Trauma dapat memengaruhi aspek


emosional, sosial, dan kemampuan individu dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.
2) Deformitas fisik: Cedera fisik akibat trauma dapat memengaruhi
penampilan dan fungsi tubuh.
3) Kematian: Dalam beberapa kasus, trauma dapat berujung pada
kematian.

2.1.3 Faktor Penyebab Trauma

1. Kecelakaan dan Cedera Fisik

1) Kecelakaan lalu lintas, kecelakaan industri, atau kecelakaan


lainnya dapat menyebabkan trauma fisik dan psikologis.
2) Cedera serius di tempat kerja juga dapat memicu trauma fisik
dan emosional.

5
2. Kekerasan dan Pelecehan

1) Pengalaman kekerasan fisik, pelecehan seksual, pelecehan


verbal, atau kekerasan dalam rumah tangga dapat menyebabkan
trauma psikologis yang serius.
2) Kekerasan dan pelecehan seksual meninggalkan dampak
mendalam bagi korban.

3. Bencana Alam dan Konflik Bersenjata

1) Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, badai, atau kebakaran


besar dapat menyebabkan trauma akibat kehilangan harta benda,
kehancuran, atau cedera fisik.
2) Individu yang terlibat dalam konflik bersenjata atau perang
berisiko mengalami trauma perang.

4. Kematian Mendadak atau Tragis

Kematian seseorang yang dicintai secara mendadak atau


tragis bisa menjadi penyebab kondisi ini.

5. Stres dan Ketidakamanan

1) Kegagalan dalam hubungan, karier, atau kehidupan pribadi.


2) Ketidakamanan finansial yang ekstrem, seperti kebangkrutan atau
kehilangan pekerjaan.
3) Tingkat kekerasan yang tinggi di lingkungan masyarakat, termasuk
terorisme dan konflik bersenjata.

6. Pengalaman yang Mengancam Rasa Aman:

Perampokan, pelecehan di tempat umum, atau situasi lain


yang mengancam rasa aman. Faktor Risiko yang dapat
memperburuk kondisi trauma meliputi:

6
1) Mengalami trauma yang intens atau bertahan lama.
2) Pernah mengalami trauma di masa lalu, seperti pelecehan saat
kanak-kanak.
3) Memiliki pekerjaan yang meningkatkan risiko traumatis,
seperti anggota militer dan responden pertama.
4) Masalah kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi.
5) Penyalahgunaan zat, seperti konsumsi alkohol berlebihan atau
penggunaan narkoba.
6) Kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan.

2.1.4 Proses Penanganan dan Penyembuhan


Penanganan dan penyembuhan trauma dalam konteks keperawatan
melibatkan beberapa pendekatan yang holistik dan terintegrasi. Berikut
adalah beberapa strategi penanganan dan penyembuhan trauma:
1. Pendekatan Terapeutik Holistik
Pendekatan ini melibatkan perawatan yang melibatkan seluruh
individu, termasuk aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Ini
melibatkan kolaborasi antara berbagai profesional kesehatan, termasuk
perawat, dokter, psikolog, pekerja sosial, dan terapis lainnya.
2. Terapi Trauma-Fokus
Terapi trauma-fokus, seperti Terapi Pemrosesan Mata (EMDR)
atau Terapi Berbasis Keamanan, membantu individu mengatasi
dampak psikologis dari trauma dengan memproses memori traumatis
dan membangun strategi untuk mengatasi ketegangan dan stres yang
terkait.
3. Dukungan Sosial
Dukungan sosial dari keluarga, teman, dan komunitas dapat
membantu individu yang mengalami trauma merasa didukung dan
terhubung, yang dapat mempercepat proses penyembuhan mereka.

7
4. Intervensi Farmakologis
Dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan seperti
antidepresan atau anksiolitik mungkin diperlukan untuk mengelola
gejala psikologis yang parah atau gangguan kesehatan mental yang
terkait dengan trauma.
5. Pendidikan Kesehatan dan Pemulihan
Memberikan informasi yang tepat tentang trauma dan strategi
pemulihan kepada individu dan keluarganya dapat membantu mereka
memahami pengalaman mereka dan mengembangkan keterampilan
untuk mengatasi stres dan membangun ketahanan.

2.2 Proses Peradangan


Proses peradangan merupakan respons dinamis dari jaringan hidup atau sel
terhadap suatu rangsang atau cedera. Fase peradangan melibatkan beberapa
tahap, termasuk fase inflamasi awal dan fase proliferasi. Pada fase inflamasi
awal, tubuh mengaktifkan faktor pembekuan untuk menghentikan pendarahan
dan memulai respon inflamasi. Selanjutnya, pada fase proliferasi, fokus
utamanya adalah pada proliferasi sel-sel baru dan pembentukan jaringan
granulasi. Proses ini penting dalam penyembuhan luka dan perawatan pasien
trauma.
Dalam praktik keperawatan, pemahaman tentang proses peradangan
membantu perawat merencanakan intervensi yang efektif untuk
meminimalkan dampak negatif dan mempercepat penyembuhan pasien.
Dengan memperhatikan fase-fase peradangan, perawat dapat memberikan
perawatan yang sesuai dan memantau perkembangan pasien secara lebih baik.

2.2.1 Tahapan Proses Peradangan


Peradangan adalah suatu respon jaringan terhadap rangsangan fisik
atau kimiawi yang merusak. Rangsangan ini menyebabkan lepasnya
mediator inflamasi seperti histamin, serotonin, bradikinin, prostaglandin

8
dan lainnya yang menimbulkan reaksi radang berupa panas, nyeri, merah,
bengkak dan disertai gangguan fungsi.
Inflamasi atau peradangan adalah suatu respon protektif yang
ditujukan untuk menghilangkan penyebab awal jejas sel serta membuang
sel dan jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh kerusakan asal Inflamasi
melaksanakan tugas pertahanannya pertahanannya dengan
mengencerkan, mengencerkan, menghancurkan menghancurkan atau
menetralkan menetralkan agen berbahaya berbahaya (misalnya (misalnya
mikroba mikroba atau toksin). toksin). Inflamasi kemudian kemudian
menggerakkan menggerakkan berbagai berbagai kejadian kejadian yang
akhirnya akhirnya menyembuhkan menyembuhkan dan menyusun
menyusun kembali kembali tempat terjadinya jejas. Dengan demikian,
inflamasi juga terkait erta dengan proses perbaikan, perbaikan, yang
mengganti mengganti jaringan jaringan yang rusak dengan regenerasi
regenerasi sel parenkim, parenkim, dan atau dengan pengisian setiap defek
yang tersisa dengan jaringan parut fibros dengan jaringan parut fibrosa.

2.2.2 Penyebab Peradangan

Peradangan atau inflamasi adalah respons alami dari sistem kekebalan


tubuh terhadap suatu cedera atau penyakit yang disebabkan oleh virus,
bakteri, atau racun tertentu. Sistem kekebalan tubuh merespons dengan
mengirimkan sel radang dan sitokin (zat yang merangsang lebih banyak
sel kekebalan) pada bagian tubuh yang terdampak. Selanjutnya, sel-sel ini
melakukan mekanisme pertahanan tubuh yang menjebak agen penyebab
penyakit dan memulai proses penyembuhan. Beberapa penyebab
peradangan meliputi:

1) Infeksi: Peradangan terjadi saat tubuh gagal menghilangkan agen


penyebab infeksi (patogen), seperti bakteri, virus, atau jamur.

9
2) Cedera Fisik: Luka sayatan, goresan, atau luka tusuk akibat benda
asing dapat menyebabkan peradangan.
3) Paparan Bahan Iritan dan Racun: Paparan bahan kimia atau radiasi
tertentu juga dapat memicu respons peradangan pada jaringan atau
organ.
4) Gangguan Autoimun: Dalam kondisi tertentu, tubuh dapat keliru
menganggap sel atau jaringan tubuh yang sehat sebagai ancaman,
menyebabkan peradangan kronis dan bahkan penyakit autoimun.

2.2.3 Dampak Peradangan Terhadap Tubuh

Dampak peradangan pada tubuh dapat memiliki konsekuensi yang


signifikan. Berikut adalah beberapa dampak yang perlu diketahui:

1. Nyeri dan Pembengkakan

1) Peradangan sering menyebabkan rasa nyeri dan


pembengkakan pada area yang terkena.
2) Pembengkakan terjadi karena peningkatan aliran darah dan
penumpukan cairan di jaringan yang meradang.

2. Gangguan Fungsi Organ

1) Peradangan yang berkepanjangan dapat merusak jaringan


dan organ tubuh.
2) Misalnya, peradangan pada sendi (seperti pada arthritis)
dapat mengganggu gerakan dan menyebabkan kerusakan
permanen.

3. Penyakit Autoimun

1) Dalam beberapa kondisi, sistem kekebalan tubuh


menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri.

10
2) Contoh penyakit autoimun meliputi lupus, rheumatoid
arthritis, dan multiple sclerosis.

4. Kerusakan Jaringan

1) Peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan pada


jaringan dan organ.
2) Ini dapat mempengaruhi fungsi normal tubuh dan
menyebabkan komplikasi.

5. Risiko Penyakit Kardiovaskular

1) Peradangan terkait dengan risiko penyakit jantung dan


stroke.
2) Peradangan kronis dapat merusak pembuluh darah dan
memicu pembentukan plak aterosklerosis.

6. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh

1) Peradangan dapat memengaruhi respons sistem kekebalan


tubuh terhadap infeksi.
2) Sistem kekebalan yang terlalu aktif atau terlalu lemah dapat
menjadi masalah.

7. Stres Oksidatif

1) Peradangan dapat meningkatkan produksi radikal bebas


yang merusak sel dan DNA.
2) Ini dapat berkontribusi pada penuaan dini dan risiko
kanker.

11
2.2.4 Macam-Macam Penyakit Peradanga

Terdapat beberapa jenis penyakit peradangan yang dapat memengaruhi


kesehatan manusia. Berikut adalah beberapa di antaranya beserta
penjelasannya:

1) Peradangan Akut: Jenis peradangan ini biasanya terjadi akibat


cedera atau infeksi bakteri atau virus. Prosesnya berlangsung
dengan cepat dan bisa parah. Gejalanya meliputi kemerahan,
bengkak, rasa hangat, dan nyeri. Contoh peradangan akut adalah
radang tenggorokan akibat infeksi virus.
2) Peradangan Kronis: Peradangan kronis berlangsung selama
bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup. Contoh Peradangan
Kronis yaitu diabetes, penyakit kardiovaskular (CVD), arthritis,
alergi, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), psoriasis, artritis
reumatid.

2.3 Proses Infeksi

Proses infeksi adalah rangkaian peristiwa yang terjadi ketika


mikroorganisme patogen (seperti bakteri, virus, atau parasit) memasuki tubuh
manusia dan berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh. Tahap-tahap infeksi
melibatkan penularan, inkubasi, manifestasi klinis, dan penyembuhan.
Pertama, penularan terjadi ketika mikroba patogen berpindah dari sumbernya
(misalnya, orang yang terinfeksi) ke pejamu melalui kontak langsung atau
tidak langsung. Setelah itu, inkubasi adalah periode di mana mikroba
berkembang biak tanpa menimbulkan gejala. Manifestasi klinis muncul ketika
pejamu mengalami gejala seperti demam, nyeri, dan gangguan fungsi organ.
Akhirnya, penyembuhan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh berhasil
mengatasi infeksi dan mengembalikan kesehatan pejamu.

12
2.3.1 Jenis-Jenis Infeksi

Terdapat berbagai jenis penyakit infeksi yang dapat memengaruhi


kesehatan manusia. Berikut adalah beberapa di antaranya beserta
penjelasannya

1) Diare: Kondisi di mana seseorang mengalami buang air besar encer


sebanyak tiga kali atau lebih dalam sehari. Penyakit ini sering
disebabkan oleh infeksi melalui makanan atau minuman yang telah
terkontaminasi bakteri seperti Escherichia coli (E. coli) dan
Salmonella. Diare seringkali membaik dengan sendirinya, pada
bayi dan anak-anak, kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi
parah dan berpotensi berakibat fatal jika tidak ditangani dengan
baik.
2) Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA): ISPA adalah sekumpulan
infeksi yang terjadi pada sistem pernapasan. Kondisi ini muncul
tiba-tiba dan memburuk dengan cepat. Mikroorganisme
penyebabnya, seperti virus dan bakteri, menular melalui udara dan
dapat menyebabkan infeksi pada hidung, tenggorokan, hingga
paru-paru. Tidak ada pengobatan khusus untuk ISPA, karena
penyakit ini biasanya sembuh dengan sendirinya.
3) Tuberkulosis (TBC): TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Penyakit ini dapat menyerang paru-paru dan organ
tubuh lainnya. Gejalanya meliputi batuk kronis, demam, dan
penurunan berat badan.
4) Malaria: Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Gejala meliputi
demam, menggigil, dan anemia. Pengobatan malaria melibatkan
obat antimalaria.
5) Hepatitis B: Hepatitis B dapat menyebabkan kerusakan hati.
Penularannya melalui darah, hubungan seksual, atau dari ibu ke

13
bayi selama persalinan. Vaksinasi dapat mencegah infeksi hepatitis
B.
6) HIV/AIDS: HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Jika tidak diobati, HIV
dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency
Syndrome), yang mengakibatkan kerusakan sistem kekebalan
tubuh dan rentan terhadap infeksi lainnya.
7) COVID-19: Penyakit ini disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 dan
menyebar melalui percikan droplet dari orang yang terinfeksi.
Gejala meliputi demam, batuk, dan kesulitan bernapas. Pencegahan
melibatkan vaksinasi dan protokol kesehatan yang ketat.

2.3.2 Patogenesis Infeksi

Patogenesis infeksi adalah proses mekanisme yang terjadi selama


infeksi dan perkembangan suatu penyakit. Infeksi sendiri selalu
berhubungan dengan mikroba penyebab penyakit, baik itu virus, bakteri,
maupun fungi, yang menumpang hidup di inangnya. Patogenesis
melibatkan serangkaian tahap yang memengaruhi bagaimana mikroba
berinteraksi dengan tubuh inang dan bagaimana tubuh inang
meresponsnya. Pada umumnya, patogenesis infeksi melibatkan beberapa
tahap:

1) Penetrasi: Mikroba masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai


cara, seperti melalui saluran pernapasan, kulit, atau makanan.
Setelah masuk, mikroba berusaha menetap dan berkembang biak.
2) Adhesi: Mikroba menempel pada sel-sel inang dengan
menggunakan struktur permukaannya. Ini memungkinkan mereka
untuk menginfeksi sel inang lebih lanjut.
3) Invasi: Mikroba menembus sel-sel inang dan mulai mengambil alih
fungsi sel tersebut. Proses ini dapat menyebabkan kerusakan
jaringan dan gejala klinis.

14
4) Evasi Sistem Kekebalan Tubuh: Mikroba menghindari respons
sistem kekebalan tubuh, seperti mengubah permukaan sel atau
menghasilkan enzim yang menghambat respons imun.
5) Manifestasi Klinis: Gejala infeksi muncul, seperti demam, nyeri,
bengkak, dan gangguan fungsi organ. Gejala ini merupakan hasil
dari interaksi antara mikroba dan sistem kekebalan tubuh.
6) Penyembuhan atau Komplikasi: Tubuh inang berusaha mengatasi
infeksi melalui respons imun. Beberapa infeksi sembuh dengan
sendirinya, sementara yang lain dapat menyebabkan komplikasi
serius jika tidak diobati.

2.3.3 Sifat-Sifat Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi memiliki sifat-sifat yang berbeda tergantung pada


jenis mikroba penyebabnya. Berikut adalah beberapa sifat umum yang
terkait dengan penyakit infeksi:

1. Infeksi Bakteri

1) Dinamis: Bakteri dapat berkembang biak dengan cepat dalam


tubuh inang.
2) Variabel: Berbagai jenis bakteri memiliki karakteristik yang
berbeda-beda.
3) Dapat Menyebabkan Kerusakan Jaringan: Bakteri dapat
merusak sel-sel dan jaringan tubuh, menyebabkan gejala seperti
demam, nyeri, dan bengkak.

2. Infeksi Virus

1) Parasit: Virus membutuhkan sel inang untuk berkembang biak.


2) Reproduksi di Dalam Sel Inang: Setelah masuk ke dalam sel
inang, virus bereproduksi dan menghancurkan sel tersebut.

15
3) Gejala Bervariasi: Gejala infeksi virus sangat bervariasi,
tergantung pada jenis virusnya.

3. Infeksi Jamur

1) Ditemukan di Lingkungan Lembap: Jamur hidup di tempat


lembap dan gelap.
2) Infeksi Kulit atau Organ Dalam: Jamur dapat menyebabkan
infeksi kulit atau bahkan organ dalam tubuh.
3) Lebih Umum pada Orang dengan Daya Tahan Tubuh Lemah.

4. Infeksi Parasit

1) Menumpang Hidup pada Tubuh Inang: Parasit mengambil


nutrisi dari tubuh inang.
2) Contoh Penyakit: Beberapa contoh penyakit infeksi yang
disebabkan oleh parasit adalah malaria, kandidiasis, dan kutu
air.

2.3.4 Upaya Pencegahan Penyakit Infeksi

Berikut adalah beberapa upaya pencegahan yang dapat membantu


mengurangi risiko penyakit infeksi:

1. Mencuci Tangan Secara Rutin

1) Mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik sebelum makan,


setelah buang air besar, dan setelah kontak dengan hewan atau
fasilitas umum.
2) Pastikan seluruh bagian tangan, termasuk sela-sela jari dan
kuku, dibersihkan dengan baik.

16
2. Menggunakan Masker Wajah

1) Gunakan masker ketika berada di luar rumah atau ketika


sedang sakit.
2) Masker membantu mencegah penyebaran infeksi melalui
percikan droplet saat batuk atau bersin.

3. Jangan Berbagi Barang Pribadi

1) Hindari berbagi sikat gigi, handuk, sapu tangan, dan alat makan
dengan orang lain.
2) Barang-barang pribadi ini dapat menjadi media penularan
mikroba penyebab infeksi.

4. Hindari Kontak Dekat dengan Orang Sakit

1) Terutama di tempat umum atau ruangan tertutup.


2) Jika memungkinkan, jaga jarak fisik dan hindari bersentuhan
langsung dengan orang yang sedang sakit.

5. Vaksinasi

1) Dapatkan vaksin sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan


oleh tenaga medis.
2) Vaksin membantu melindungi tubuh dari infeksi penyakit
tertentu.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam menutup makalah ini, kami dapat menyimpulkan bahwa
trauma, proses peradangan, dan proses infeksi merupakan tiga entitas yang
saling terkait dalam respons tubuh terhadap cedera atau invasi patogen.
Trauma fisik dapat memicu respons peradangan sebagai upaya pertahanan
alami tubuh untuk memperbaiki jaringan yang rusak, namun, jika tidak
terkontrol, proses peradangan ini dapat menjadi patologis dan menyebabkan
kerusakan lebih lanjut. Lebih lanjut, peradangan yang tidak terkendali dapat
memperburuk infeksi, karena peradangan dapat menciptakan lingkungan yang
mendukung pertumbuhan bakteri atau virus. Oleh karena itu, pemahaman
yang mendalam tentang interaksi antara trauma, proses peradangan, dan
proses infeksi sangat penting dalam pengelolaan cedera dan penyakit infeksi
untuk memastikan respons tubuh yang efektif dan pemulihan yang optimal.
Selain itu, makalah ini juga menyoroti pentingnya pendekatan holistik
dalam penanganan trauma, peradangan, dan infeksi. Dalam praktik klinis,
penting bagi para profesional kesehatan untuk tidak hanya fokus pada
pengobatan gejala atau kondisi yang spesifik, tetapi juga mempertimbangkan
interaksi kompleks antara berbagai faktor yang memengaruhi respons tubuh
terhadap cedera dan infeksi. Integrasi strategi pencegahan, diagnosis yang
tepat, dan pengobatan yang efektif merupakan kunci dalam mengelola kondisi
ini secara holistik. Dengan demikian, makalah ini menggarisbawahi perlunya
pendekatan multidisiplin dan kolaboratif antara berbagai disiplin ilmu
kesehatan untuk meningkatkan hasil klinis dan kesejahteraan pasien yang
terpengaruh oleh trauma, peradangan, dan infeksi.

18
3.2 Saran

Dalam makalah ini, penting untuk mengeksplorasi hubungan kompleks


antara trauma, proses peradangan, dan proses infeksi dalam konteks kesehatan
manusia. Diperlukan analisis mendalam tentang bagaimana trauma fisik atau
psikologis dapat memicu respons peradangan dalam tubuh yang pada
gilirannya mempengaruhi kerentanan terhadap infeksi. Selain itu, penting juga
untuk mengevaluasi dampak jangka panjang dari interaksi ini terhadap sistem
kekebalan tubuh dan kesehatan secara keseluruhan. Disarankan untuk
menyajikan bukti empiris terkini serta menguraikan implikasi klinis dan
terapeutik dari pemahaman ini untuk pengembangan intervensi yang lebih
efektif dalam merawat individu yang mengalami trauma dan kondisi
terkaitnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Cavanagh.M. (1982) The caunseling Experience: A Theoritical and Practical


Approach. Monterey: Book/Cole Publishing Campan.

Shapiro, F. (2018). Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR)


therapy: Basic principles, protocols, and procedures. Guilford
Publications.

Kaniasty, K., & Norris, F. H. (2009). Longitudinal linkages between perceived


social support and posttraumatic stress symptoms: Sequential roles of
social causation and social selection. Journal of Traumatic Stress, 22(2),
146-151.

Baldwin, D. S., & Kosky, N. (2020). Off-Label Prescribing in Anxiety Disorders


and Comorbid Depression and Other Comorbidities. CNS Drugs, 34(9),
877-896.

Erlita, B., Anggadewi, T., Guru, P., & Dasar, S. (2020). Solution : Jurnal of Counseling and
Personal Development Dampak Psikologis Trauma Masa Kanak-kanak Pada Remaja. 2,
1–7.

Guru, P., Anak, P., Dini, U., Keguruan, F., & Pendidikan, D. I. (n.d.). METODE
BERCERITA SEBAGAI UPAYA PEMULIHAN TRAUMA PASCA BENCANA
PADA ANAK USIA DINI Oleh: Isabella Hasiana.
Paramitha, R. G., & Kusristanti, C. (2018). Resiliensi Trauma dan Gejala Posttraumatic
Stress Disorder (PTSD) pada Dewasa Muda yang Pernah Terpapar Kekerasan
Trauma Resilience and Posttraumatic Stress Disorder (PTSD)Symptoms in
Violence-Exposed Young Adults. In Jurnal Psikogenesis (Vol. 6, Issue 2).
Saleh, A., Tahir, T., Keperawatan, F., Hasanuddin, U., Indah, T., Makassar, K., Selatan,
S., Madani Palu, R., Thalua Konchi No, J., Utara, P., Palu, K., & Tengah, S. (n.d.).
PENATALAKSANAAN PSIKOLOGIS PADA PENDERITA POST TRAUMATIC
STRESS DISORDER. https://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj

20

Anda mungkin juga menyukai