Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 4 Asuhan Keperawatan

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH
DENGAN MASALAH ELIMINASI

Dea Permata Sari Rindi Antika

Jesika Putri Pratami Aisyah Amanda

Najwa Risha L Annisa Rachma


Pengertian Eliminasi

APA ITU ELIMINASI ?


Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa
metabolisme tubuh.
Pembuangan dapat melalui urin ataupun feses.
Eliminasi dibutuhkan untuk mempertahankan
homeostatis melalui pembuangan feses dan urin
(Wartoanah, 2016).

Eliminasi Urin adalah pengosongan kandng


kemih yang lengkap (SLKI, 2018).

Eliminasi Fekal adalah proses pembuangan sisa


metabolisme tubuh berupa feses yang berasal
dari saluran pencernaan, kemudian dikeluarkan
melalui anus (Cynthia, Dea Laras 2013).
Kaitan Sistem Urinaria
APA ITU SISTEM URINARIA ?
Sistem urinaria adalah struktur organ yang berfungsi untuk
menyaring sekaligus membuang zat limbah dengan
mengeluarkan urine. Jika fungsi sistem urinaria bermasalah,
maka racun dan limbah tidak dapat dikeluarkan dan
mengendap di dalam tubuh sehingga menimbulkan
berbagai penyakit baik pada sistem urinaria maupun
penyakit yang bersifat sistemik.

Sistem urinaria terdiri atas beberapa organ yaitu ginjal,


ureter, kandung kemih, dan uretra. Apabila salah satu dari
organ tersebut mengalami gangguan, maka proses
pembentukan dan pengeluaran urine akan terganggu.
Pasalnya, organ-organ tersebut bekerja sama untuk
mengeluarkan racun dalam tubuh.
Gangguan Urinaria

MACAM-MACAM GANGGUAN PADA SISTEM URINARIA


Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, jika satu saja organ dalam sistem urinaria mengalami gangguan, maka
proses pengeluaran urine akan terhambat. Beberapa penyakit pada sistem urinaria adalah sebagai berikut:

Sindrom Nefrotik
Inkontenesia Urine
Infeksi Saluran Kemih
Batu Saluran Kemih
Sindrom Nefritik
Uretritis
Gagal Ginjal
APA ITU IINFEKSI SALURAN
KEMIH (ISK)?
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi
akibat berkembang biaknya mikroorganisme
di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan
normal air kemih tidak mengandung bakteri,
virus atau mikroorganisme lain.

Infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan


dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran
kemih, meliputi infeksi parenkim ginjal
sampai kandung kemih dengan jumlah
bakteri uria yang bermakna.
BEBERAPA MIKROORGANISME INFEKSI SALURAN KEMIH

YANG MENYEBABKAN ISK


Escherichia Coli : 90% penyebab ISK
uncomplicated (simple)
Psedomonas, proteus, Klebsiella : penyebab
ISK complicated
Enterobacter, staphylococcus epidemidis,
enterococci, dan lain-lain
MANIFESTASI KLINIS INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
1. Anyang-anyangan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah di coba untuk
berkemih namun tidak air yang keluar.
2. Sering kencing dan kesakitan saat kencing, air kencingnya bisa bewarna putih,
coklat, atau kemerahan dan baunya sagat menyengat.
3. Warna air seni kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada darah.
4. Nyeri pada pinggang.
5. Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal
(diiringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual muntah)
6. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh-
sembuh dapat menjadi pemicu terjadinya kanker kandung kemih.
KOMPLIKASI INFEKSI SALURAN
KEMIH (ISK)

Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran


kemih ini adalah Karena adanya proses reflux atau
mikroorganisme yang di dapat secara asendens, yaitu
menyebabkan:

1. Pyelonefritis: Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus


reflux urethrovesikal dan jaringan intestinal yang terjadi
pada satu atau kedua ginjal.
2. Gagal Ginjal: Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi
sering berulang atau tidak diobati dengan tuntas sehingga
menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan kronik.
KASUS
Ny. E berjenis kelamin perempuan berusia 30 tahun , agama islam, beralamat di Pagaralam, suku
besemah, berstatus menikah dengan pendidikan terakhir S1 akutansi serta bekerja di bank sebagai taller
dibawa kerumah saki besemah pagaralam pada tanggal 1 april 2024 pada pukul 19.00 WIB, di rawat di
rumah sakit mohammad hoesein palembang dengan keluhan nyeri saat buang air kecil. Sebelum dibawah
RS Klien mengatakan nyeri saat BAK, Klien mengatakan sering berkemih dan mengompol, klien buang air
kecil 8-9 kali/hari, Klien terbangun malam hari untuk berkemih, warna urine kuning kemerahan. Klien
mengatakan merasa meriang sudah ± 2 hari yang lalu dan badannya teraba hangat.

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 2 april 2024 jam 09.00 di dapatkan data bahwa Ny. R
mengatakan nyeri saat buang air kecil , klien BAK Sering dan mengompol, Klien mengalami distensi
kandung kemih kondisi kandung kemih membesar atau meradang, serta berkemih tidak tuntas kondisi
klien ingin BAK lagi meski baru saja BAK. suhu tubuh naik dan badan teraba hangat, sebelumnya klien
mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang dialaminya saat ini. Sakit yang pernah dialami hanya
demam dan flu biasa serta tidak memiliki penyakit keturunan dalam keluarga dan tidak ada keluarga
yang mempunyai penyakit menular. Klien menggunakan Bahasa Indonesia, keadaan emosi stabil, Klien
kooperatif saat dikaji dan hubungan Klien dengan keluarga baik. Pada saat pengkajian Klien mengatakan
makan 3 kali sehari dengan makanan biasa dan lauk pauk, Klien minum air putih sebanyak 7-8 gelas per
hari, tidak tidur siang, tidur malam selama 6-7 jam per hari, klien sering terbangun karena ingin buang air
kecil. BAK Klien 8-9 kali per hari sedikit tapi sering, warna urine kuning kemerahan dan merasa nyeri saat
BAK. Klien BAB 1 kali per hari konsistensi lembek dengan bau yang khas. Klien mandi 2 kali per hari serta
mengganti baju dan pakaian 2 kali per hari.
KASUS
Pada saat pengkajian klien dalam kesadaran compos mentis, dengan tekanan darah 130/80
mmHg, suhu tubuh 38,5° C, Respirasi pernapasan 18x/m, serta denyut nadi 78x/m dengan
diagnosa infeksi saluran kemih. Pada saat pengkajian Klien memiliki bentuk kepala yang bulat
,kulit kepala dan rambut dalam keadaan bersih, tidak ditemukan adanya ketombe, warna
rambut hitam, pupil isokor kiri dan kanan, pada konjungtiva tidak dijumpai anemis, sklera tidak
ada ikterus, pengelihatan baik, pada hidung klien tidak ada kelainan struktur, dapat
membedakan bau-bauan, tidak ada pendarahan dan peradangan, tidak ada pembesaran atau
pembengkakan pada polip. Tdak ada kelaian struktur di telingan, fungsi pendengaran baik,
serumen dalam batas normal, tidak ada peradnagan dan pendarahan, tidak memakai alat
bantu. Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan tidak ada peningkatan tekanan vena
pada leher. Rongga mulut bersih, tidak ada terdapat perdarahan dan peradangan, fungsi
pengecapan baik, mukosa bibir lembab, warna gigi putih, warna lidah merah muda. Nyeri tekan
tidak dijumpai, frekuensi denyut jantung 78 x/m. Turgor kulit baik, nyeri tekan dengan skala 7,
nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk jarum di daerah supra pubis. Fungsi tangan kanan baik,
tetapi tangan kiri sulit digerakkan (lemah) serta Fungsi kaki kanan bagus, kaki kiri sulit
digerakkan (lemah).
PENGKAJIAN
2.1.2 kELUHAN UTAMA
Klien mengatakan sering berkemih dan mengompol, klien
buang air kecil 8-9 kali/hari, Klien terbangun malam hari
untuk berkemih, warna urine kuning kemerahan. Klien
mengalami distensi kandung kemih, serta berkemih tidak
tuntas. Klien mengatakan merasa meriang sudah ± 2 hari
yang lalu dan badannya teraba hangat.

2.1.3 Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Ny. E mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami
penyakit yang dialaminya saat ini. Sakit yang pernah dialami
hanya demam dan flu biasa.

2.1.4 Riwayat Kesehatan Keluarga


Ny. E mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan dalam
keluarga dan tidak keluarga yang mempunyai penyakit
menular.

2.1.5 Riwayat Psikologi


Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, keadaan
emosi stabil, pasien kooperatif saat dikaji dan hubungan
pasien dengan keluarga baik.
2.1.6 Pemeriksaan Fisik
PENGKAJIAN
e. Telinga
Inspeksi : Tidak ada kelainan struktur, fungsi pendengaran baik,
serumen dalam batas normal, tidak ada peradangan dan
perdarahan, tidak memakai alat bantu.

f. Leher
- Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
- tidak ada peningkatan tekanan vena jagularis.

g. Mulut
Inspeksi : Rongga mulut bersih, tidak ada terdapat perdarahan dan
b. Kepala peradangan, fungsi pengecapan baik, mukosa bibir lembab, warna
Inspekasi : Bentuk kepala bulat, kulit kepala dan gigi putih, warna lidah merah muda.
rambut dalam keadaan bersih, tidak ditemukan
adanya ketombe, rambut hitam. h. Jantung
Palpasi : Nyeri tekan tidak dijumpai,
Auskultasi : frekuensi denyut jantung 78 x/m
c. Mata
Inspeksi : Pupil isokor kiri dan kanan, pada
i. Abdomen
konjungtiva tidak dijumpai anemis, sklera tidak ada Palpasi : Turgor kulit baik, nyeri tekan dengan skala 7, nyeri
ikterus, penglihatan baik. dirasakan seperti tertusuk-tusuk jarum di daerah supra pubis.

d. Hidung j. Extremitas
Inspeksi : Tidak ada kelainan struktur, dapat Ekstremita atas : Inspeksi : Fungsi tangan kanan baik, tetapi tangan
membedakan bau-bauan, tidak ada pendarahan kiri sulit digerakkan (lemah).
dan peradangan, tidak ada pembesaran atau Ekstremitas bawah : Inspeksi : Fungsi kaki kanan bagus, kaki kiri sulit
pembengkakan pada polip. digerakkan (lemah).
2.1.11 Luaran Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, maka
eliminasi utrine membaik dengan kreteria hasil :

Sensasi Berkemih Meningkat


Distensi kandung Kemih Menurun
Berkemih Tidak Tuntas (Hesitancy) Menurun
Nokturia (Kencing pada Malam Hari) Menurun
Mengompol Menurun
Frekuensi BAK Membaik
Karakteristik Urine Membaik
KESIMPULAN
1. Pengkajian: tanda dan gejala pada teoritis dan tinjauan kasus sebagian besar
sama, yang berbeda hanya temperature tubuh pasien 38,5oC.

2. Diagnosa keperawatan pada tinjauan kasus penulis mengangkat 1 diagnosa dari


4 diagnosa yang ada di tinjauan teoritis.
a. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan Iritasi ureteral
ditandai dengan klien sering berkemih, Klien buang air kecil 8-9 kali/hari,
warna urine kuning kemerahan

3. Pada tahap perencanaan harus terjalin komunikasi dan kerja sama yang baik
antara anggota tim, perawat dan keluarga untuk merencanakan yang akan
dilaksanakan dalam pencegahan, keteraturan berobat. Pada tahap pelaksanaan,
secara umum pada dasarnya semua dapat terlaksana dalam kerja sama dengan
anggota tim, motivasi yang tinggi dan partisipasi aktif dari pasien dan keluarga
sangat membantu penulis dalam melaksanakan tindakan. Didalam intervensi
sesuai dengan prioritas masalah yang ada pada kasus

4. Dari hasil evaluasi, penulis menemukan 1 diagnosa keperawatan yang sudah


teratasi yaitu:
a. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan Iritasi ureteral
ditandai dengan klien sering berkemih, Klien buang air kecil 8-9 kali/hari,
warna urine kuning kemerahan
Kelompok 4

TERIMA KASIH ATAS


PERHATIANNYA
Sampai Jumpa Info Lainnya

Anda mungkin juga menyukai