Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN Tn.

H ABSES HEPAR
STASE GAWAT DARURAT DAN KRITIS

CHAERINA NUR AZIZA


14B019029

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROFESI NERS
2019
A. Pengertian
Abses hati adalah penyakit yang terjadi di hepar karena adanya infeksi
mikroorganisme yang bersumber dari sistem gastrointestinal, ditandai dengan
adanya pembentukan pus hati sebagai proses invasi dan multiplikasi yang
masuk secara langsung dari cedera pembuluh darah atau sistem ductus biliaris.
(Parawira, rahma, & Nasir, 2019).

B. Etiologi
Abses hati terbagi menjadi dua, yaitu abses hati amuba (AHA) dan abses
hati piogenik (AHP). AHA merupakan salah satu jenis abses hati yang
disebabkan oleh protozoa entamoeba hystolitica (Sudoyo dkk, 2009 dalam
Parawira, rahma, & Nasir, 2019). Pada AHP biasa disebabkan oleh
mokroorganisme lainnya seperti bakteri ataupun jamur (Rajagopalan &
Langer, 2012).Jenis mikroorganisme lainnya yaitu Escherichia coli,
Streptococcus, Pseudomonas, dan entamoeba hystolitica (Baradero, 2008).

1.1 Patofisiologi
Abses hepar timbul sebagai infeksi sekunder yang muncul di bagian tubuh
lain kemudian dibawa ke hepar melalui sistem bilier (empedu), sistem
vaskular atau sistem limfatik. Organisme poigenik dapat juga masuk ke dalam
hepar melalui luka tusuk yang mengenai hepar, sedangkan abses karena
amuba biasanya berasal dari gastrointestinal yang kemudian masuk melalui
vena porta. Perforasi abses dapat menyebabkan isi abses masuk ke dalam
celah pleura, pericardial atau peritoneal (Baradero, 2008).
Infeksi intra-abdominal seperti radang usus buntu dapat membuat bakteri
dapat masuk dan menyebar ke pembuluh portal, menyebabkan phlebitis dan
piemia portal, yang akhirnya mengarah pada pembentukan abses hepar. Rute
infeksi yang paling umum adalah jalur bilier. Sebanyak 30% -50% dari kasus
abses hepar terjadi pada rute bilier. Infeksi bilier terjadi akibat dari obstruksi
yang disebabkan oleh batu empedu, keganasan, atau penyempitan. Infeksi
bilier tersebut yang nantinya dapat menyebar hingga ke hepar (Mavilia,
Molina, & Wu, 2016).
FORMAT PENGKAJIAN
ICU/ICCU

Nama mahasiswa : Chaerina Nur Aziza


NIM : I4B019029
Ruangan : ICU

Tanggal masuk : 11 Desember 2019 Jam : 11.00 WIB


Tanggal Pengkajian : 16 Desember 2019 Jam : 07.50 WIB
Ruang : ICU

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. H Penanggung Jawab:
Usia : 63 Tahun Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 40 Tahun
Pendidikan : SD Suku : Jawa
Pekerjaan : Tukang pacul Agama : Islam
Suku/Bangasa : Jawa/Indonesia Pendidikan : SMP
Agama : Islam Pekerjaan : Tukang pacul
Diagnosa : Abses Hepar, Hipertensi
No RM : 00892672
Alamat : JOHO, kec. Bawang

II. PENGKAJIAN PRIMER


Air Way

Tidak ada sumbatan pada jalan nafas, tidak ada suara nafas tambahan
seperti snoring, gurgling, atau mengi, pasien tidak dilakukan jalan nafas
buatan, pasien sudah tidak menggunakan oksigen.

Breathing

Pergerakan dinding dada simetris, tidak ada lebam atau jejas di area
klavikula hingga kranial, irama nafas normal 18x/menit, tidak ada
krepitasi, tidak ada deviasi trakea, tidak ada bunyi nafas tambahan
seperti ronchi, wheezing, atau sucking chest wound.
Circulation

Akral ekstremitas superior hangat, capillary refill <2 detik, irama nadi
kuat 60x/menit, tidak terdapat perdarahan. Tekanan darah 185/95
mmHg. Pasien dipasang infus sebelah kiri. Suhu 36,3oC

Disability

GCS E4 M6 V5, keadaan compos mentis, respon cahaya (+), pupil


isokor, dilatasi pupil 2mm, pasien tidak memiliki kelemahan otot.

III. Pengkajian Sekunder


A. Wawancara
1. Keluhan Utama:
Nyeri post operasi laparotomi

2. Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien mengatakan bila ia masuk ke rumah sakit karena keluhan
nyeri perut di bagian kanan atas yang telah dirasa selama 1 bulan serta
demam. Pasien mengatakan sebelum dibawa ke rumah sakit Banyumas
pada tanggal 11 Desember 2019, pasien dibawa rumah sakit Imanuel
terlebih dahulu pada tanggal 07 Desember 2019. Pasien telah
melakukan tindakan operasi di rumah sakit tersebut, namun tidak
kunjung sembuh. Oleh karena itu, pasien dirujuk ke rumah sakit
Banyumas untuk dilakukan operasi kembali. Pasien mengatakan bila
BAB terakhir pasien yaitu sebelum pasien dibawa ke rumah sakit.
Pasien mengatakan bila BAB keras dan perlu mengejan saat BAB.
Pasien mengatakan bila selama seminggu ini pasien belum makan dan
hanya diperbolehkan minum karena pasien perlu puasa untuk tindakan
operasi. Berdasarkan hasil pengkajian hari ini diketahui bila tekanan
darah pasien 185/95 mmHg, nadi 60x/menit, respirasi 18x/menit, dan
suhu 36,3oC. Pasien mengatakan keluhan yang dirasakan saat ini
hanyalah nyeri pada bagian perut
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengatakan pernah menjalani operasi di rumah sakit Imanuel 6
hari yang lalu karena nyeri perut yang dideritanya, namun karena
operasi tidak berjalan lancar akhirnya pasien di rujuk ke rumah sakit
Banyumas untuk dilakukan operasi ke 2 kalinya. Pasien juga pernah
mengalami riwayat penyakit usus buntu dan penyakit maag. Pasien
tidak mengakui bila ia memiliki riwayat darah tinggi.

4. Riwayat Penyakit Keluarga:


Pasien mengatakan bila istrinya memiliki riwayat penyakit hipertensi

5. Riwayat Pekerjaan:
Pasien merupakan tukang pacul yang hanya bekerja apabila terdapat
memiliki tawaran untuk memacul lahan orang.

6. Riwayat Geografi:
Pasien tinggal di rumah kecil dengan dinding yang tidak seluruhnya
menggunakan batu bata. Pasien mengatakan bila ia memiliki kebiasaan
mencuci tangan tidak menggunakan sabun sebelum makan.

7. Riwayat Alergi:
Keluarga mengatakan bia pasien mengatakan tidak memiliki alergi
terhadap makanan ataupun obat-obatan

8. Kebiasaan Sosial:
Pasien mengatakan bila pasien tidak mengonsumsi alkohol. Pasien
mengatakan bila dulu ia merokok namun sudah berhenti. Pasien
mengatakan bila dulu biasa merokok satu bungkus sehari

B. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Compos Mentis (E4 M6 V5)
1) Kepala
Inspeksi Bentuk kepala normal (mesochepal), tidak terlihat
adanya benjolan, rambut berwarna hidam, terdapat
uban.
Palpasi Tidak teraba lesi di kepala, tidak teraba benjolan,
tidak ada nyeri tekan
2) Mata
Inspeksi Bola mata simetris, pupil isokor diameter 2/2, reflek
cahaya positif, reflek kedip positif
Palpasi Conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak
ada nyeri tekan, tidak teraba keras
3) Hidung
Inspeksi Bentuk simetris, lubang hidung bersih, tidak ada
sekret atau polip, nafas tidak menggunakan otot
tambahan, nafas bilateral
Palpasi Tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba massa
4) Telinga
Inspeksi Bentuk telinga simetris, kedua lubang telinga kotor
namun tidak terlihat adanya cairan ataupun darah,
tidak ada perdangan atau benda asing pada kedua
lubang telinga
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, kartilago lentur
5) Mulut
Inspeksi Tidak terdapat bibir sumbing, mukosa mulut kering,
warna bibir tidak pucat atau sianosis, tidak ada lesi
atau pembengkakan pada bibir, lidah bersih, tidak
terdapat stomatisis pada lidah dan mukosa mulut,
gusi tidak berdarah, tidak terlihat adanya
peradangan tongsil.
6) Leher
Inspeksi Leher simetris, tidak ada deviasi trakea, tidak
terdapat pembengkakan tiroid, tidak terdapat
pembengkakan trakea, tidak terlihat adanya massa
di sekitar leher, tidak terdapat jejas, tidak ada
peningkatan JVP
Palpasi Tidak teraba pembengkakan tiroid, tidak teraba
pembengkakan trakea, tidak teraba deviasi trakea,
tidak teraba adanya massa di sekitar leher, pasien
memiliki tidak memiliki kesulitan menelan
7) Dada
Paru
Inspeksi Bentuk simetris, ekspansi paru simetris, irama
pernafasan normal dengan respirasi 18x/menit. Tidak
terlihat adanya lesi
Palpasi Nyeri tekan tidak ada, fremitus taktil teraba pada
kedua lapang paru
Perkusi Bunyi sonor pada semua lapang paru
auskultasi Terdengar suara vesikuler pada kedua lapang paru
Jantung
Inspeksi Ictus cordis tidak nampak
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, point of maximum teraba
Perkusi Terdengar bunyi dullness pada saat di perkusi
auskultasi Detak jantung terdengar S1 Lub, S2 Dub reguler,
tidak terdengar suara jantung tambahan seperti gallop
ataupun murmur. Heart rate 60x/menit
8) Abdomen
Inspeksi Tidak terdapat asites, warna kulit tidak ikterik, tidak
terlihat adanya spider nervi, terlihat adanya bekas
luka jahitan berbentuk vertikal ± 10cm pada bagian
tengah abdomen dan bekas luka pada bagian regio
iliac dextra sepanjang ± 3cm
Auskultasi Bising usus 8x/menit
Perkusi Tidak dilakukan karena ada luka operasi
Palpasi Tidak dilakukan palpasi karena ada luka operasi
9) Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Tanggal/ Kanan Kiri
jam (WIB) Kesemutan Edema Nyeri Kesemutan Edema Nyeri
16/12/19 - - - - - -
07.50 WIB
Gerak : 5
Tonus : +
Ekstremitas Bawah
Tanggal/ Kanan Kiri
jam (WIB) Kesemutan Edema Nyeri Kesemutan Edema Nyeri
16/12/19 - - - - - -
07.50 WIB
Gerak : 5
Tonus : +

10) Genetalia
Pasien tidak mengeluh adanya gatal ataupun kemerahan di area
genitalia. Pasien telah dilakukan pelepasan kateter pada pagi hari

11) Sistem integumen


Warna Mukosa Capillary
Tanggal/jam Turgor Kelainan
kulit bibir refill
16/12/19 normal Elastis lembab <2 detik -
07.50 WIB

12) Sistem Persyarafan


Tanggal 10/12/2019 (16.00)
Status mental
 Tingkat kesadaran Compos Mentis
 GCS 15
 Gaya bicara Orientasi baik
Fungsi Intelektual
 Orientasi waktu Pasien mengetahui bila hari ini
 Orientasi tempat tanggal 16 Desember 2019
 Orientasi orang Pasien mengetahui bila ia berada
di rumah sakit Banyumas
Daya pikir
 Spontan, alamiah, masuk akal Pasien masih dapat berpikir logis
 Kesulitan berpikir
 Halusinasi
Status emosional
 Alamiah dan datar Status emosional alamiah, namun
 Pemarah pasien sedikit tidak kooperatif
 Cemas karena tidak sabar untuk pindah
 Apatis ke ruangan

13) Aktivitas dan latihan


Bathin Dressin Toiletin Transferin Continenc Feedin KATZ
g g g g e g
T T T T T T T
Keterangan: T= tergantung

14) Nutrisi dan cairan


Pasien diperbolehkan minum, namun tidak diperbolehkan makan
karena pasien masih puasa. Pasien mengatakan bila ia puasa sejak hari
rabu minggu kemarin. Pasien mendapatkan diit makanan lunak pada
siang hari. Pasien diberi cairan infus ringer laktat sebanyak 30 tpm.
Pasien mengatakan bila ia sudah meminum ±100 ml air putih pagi ini
dan minum susu.

15) Pola eliminasi


Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidak memiliki
masalah pada BAB dan BAK, namun setelah pasien sakit pasien
menjadi sulit BAB. Pasien terakhir kali BAB yaitu minggu kemarin
sebelum dibawa ke rumah sakit Imanuel dengan konsentrasi BAB
keras, berwarna coklat tua, dan mengejan saat BAB. Pasien
mengatakan bila ia tidak memiliki masalah BAK sebelum ataupun saat
sakit. Pasien mengatakan BAK biasanya berwarna kuning bening.
Pasien terlihat menggunakan drainage di bagian iliac dextra dengan
warna cairan yaitu merah pekat.

16) Kenyamanan
Klien mengatakan merasa tidak nyaman apabila nyeri muncul. Hasil
pengkajian nyeri:
Provocative/palliative:Pasien mengatakan bila nyeri pada bagian perut
telah terasa sejak 1 bulan yang lalu, namun
nyeri yang dirasakan saat ini merupakan nyeri
hasil operasi. Nyeri bertambah bila pasien
bergerak.
Quality :Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk.
Region :Pasien merasa nyeri di daerah tengah abdomen
bekas luka post operasi di bagian tengah
abdomen
Saverity :Pasien mengatakan bila nyeri berada pada
skala 3
Time :Pasien mengatakan nyeri hilang timbul dan
dapat berlangsung selama beberapa detik
hingga menit.
III. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 13 Desember 2019 (16.57 WIB)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Keterangan
Darah Lengkap
Hemoglobin 8,8 g/dL 12-16 Low
Hematokrit 26,3 % 36,0-48,0 Low
Eritrosit 2,94 10^6/uL 4,06-5,80 Low
Leukosit 12,55 10^3/uL 3,7-10,10 High
Trombosit 263 10^3/uL 150-450 Normal
Neutrofil 86,57 % 39,30-73,70 High
Limfosit 6,44 % 18,00-48,30 Low
Monosit 6,500 % 4,400-12,700 Normal
Eosinofil 0,400 % 0,600-7,300 Low
Basofil 0,080 % 0,0-1,7 Normal
Tanggal 6 Desember 2019 (10.47 WIB)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Keterangan
Kimia
Bilirubin direk 0,04 mg/dL Normal
Bilirubin indirek 0,26 mg/dL 0-0,75 Normal
Protein total 6,4 g/dL 6,6-8,7 Low
Albumin 2,7 g/dL 3,4-5,0 Low
Globulin 3,7 g/dL Normal
SGOT 35 U/L 0-50 Normal
SGPT 19 U/L 0-50 Normal
Kreatinin 0,71 mg/dL 0,6-1,3 Normal
Glukosa sewaktu 107 mg/dL 74-140 Normal
Elektrolit
Natrium 140 mEq/L 135-155 Normal
Kalium 3,2 mEq/L 3,5-5,5 Low
Klorida 103 mEq/L 94-111 Normal
Imunoserologi
IU/mL <0,003= Negatif
HBsAg 0,000 Negatif
>0,003=Positif

2. Pemeriksaan CT Scan Abdomen


Tanggal 9 Desember 2019
a. Hepatomegali dengan massa hypodense dinding tebal irregular ukuran
sekitar 20,4x17,7x12,2 cm terletak di lobus dextra dan ukuran 2,8x3,3
cm dan 1,2 cm di lobus sinistra
b. Juga terlihat massa hypodense berongga tepi irregular ukuran sekitar
9,3x8,6x8 cm cranial ren sinistra dan lien
c. Vesica fellea, lien, kedua ren dan evesica urinaria dalam batas normal
d. Lnn. Para aorta tidak prominent
e. Tidak tampak ascites
Kesan: Hepatomegalu dengan multiple abscess dan masaa intraabdominal
sinistra suspek massa dari intestinal tenue
3. Pemeriksaan USG
Tanggal 07 Desember 2019
Hepar : Ukuran membesar, permukaan kasar, tepi tumpul,
echostructure inhomogen. Tampak massa cystic dinding
tebal irregular ukuran 14x16cm di lobus dextra dan 2,9
cm di lobus sinistra Ductus bilier tidak melebar. Vena
porta dan hepatica dbn.
Vesica Fellea: Ukuran normal, dinding regular. Tidak tampak gambaran
batu atau sludge intralumininer.
Lien : Ukuran normal, echostructure normoechoic. Tidak
tampak nodule intraparenchyme. Hilus vena linealis
tidak melebar.
Rean DS : Ukuran normal, echostructure normoechoic. Batas cortex
dan medulla jelas. Systema pelvicocalyces tidak
melebar. Tidak tampak batu.
Pancreas : Ukuran normal, echostructure dbn. Ductus pancreaticus
tidak melebar.
Pelvis : Dinding vesica urinaria regular, tidak tampak defek.
Tidak tampak batu intraluminier.
Lain-lain : Tampak massa bentuk pseudokidney ukuran sekitar
11,4x7,4 cm, tepi irregular di abdomen kiri atas.
Kesan : 1. Hepatomegali dengan massa hypoechoic suspek abses
hepar
2. Massa intraabdominal sinistra suspek massa dari
intestinal
3. Vesica fella, lien, kedua ren, pancreas, dan vesica
urinaria batas normal
IV. PROGRAM TERAPI
Nama Obat Sediaan Dosis Jalur Fungsi
Masuk
Asam Ampul 3x500 mg IV Untuk mengurangi atau
tranexamat menghentikan perdarahan
(Kalnex)
Vit K Ampul 1x 2mg IV Untuk mencegah perdarahan
Ranitidin Ampul 2x 50 mg IV Antagogis H2 untuk
menurunkan produksi asam
lambung
Ketorolac Ampul 3x 30 mg IV Obat pereda nyeri
Tramadol Ampul 3x 100 mg IV Obat pereda nyeri golongan
opioid
Omeprazole Vial 2x 40mg IV Proton pump inhibitors (PPIs)
untuk mengurangi asam
lambung
Cefrtiaxone Vial 2x1gr IV Antibiotik
Metronidazole Flash 3x500mg IV Antibiotik
V. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DS: Agent cedera fisik Nyeri akut
Pasien mengatakan bila:
- P: Nyeri pada bagian perut telah
terasa sejak 1 bulan yang lalu, namun
nyeri yang dirasakan saat ini
merupakan nyeri hasil operasi. Nyeri
bertambah bila pasien bergerak.
- Q: Nyeri terasa seperti tertusuk-
tusuk.
- R: Pasien merasa nyeri di daerah
tengah abdomen bekas luka post
operasi, di bagian hipocondriac
dextra dan bagian epigastric
- S: Pasien mengatakan bila nyeri
berada pada skala 3
- T: Pasien mengatakan nyeri hilang
timbul dan dapat berlangsung selama
beberapa detik hingga menit.
DO:
- Pasien terlihat sesekali mengusap-
usap di bagian luka post operasi yang
berada di tengah abdomen
`DS: Nyeri Defisit perawatan diri
- Pasien meminta tolong untuk
diambilkan minum karena akan
merasa nyeri bila bergerak terlalu
banyak
- Pasien mengatakan bersedia untuk
dilakukan oral hygiene

DO:
˗ Pasien terlihat kesulitan untuk
mengambil air minum yang berada
jauh dari tempat tidur pasien.
˗ Mulut, gigi, dan lidah pasien terlihat
bersih

`DS: Prosedur invasif Resiko Infeksi


- Pasien mengatakan post operasi

DO:
˗ Hemoglobin 8,8 mg/dL
˗ Leukosit 12,55 10^3/uL

VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan keluhan
nyeri
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri
3. Resiko infesi berhubungan dengan prosedur invasif
VII.RENCANA KEPERAWATAN
NOC NIC Rasional
Kontrol Nyeri Pain management (1400)  Menyediakan data
Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Lakukan pengkajian dasar untuk memantau
selama 1x24 jam, masalah keperawatan dapat yangkomprehensif PQRST. perubahan nyeri
teratasi dengan kriteria hasil sebagai berikut:  Observasi reaksi nonverbal dan mengevaluasi
Indikator Awal Akhir dari ketidaknyaman seperti intervensi.
Menggunakan raut wajah atau meringis.  Untuk memastikan
tindakan  Kurangi faktor presipitasi skala nyeri dari reaksi
2 3 nyeri. non verbal
pengurangan nyeri
tanpa analgesik  Ajarkan teknik  Menghindari timbulnya
Melaporkan nonfarmakologi nafas nyeri atau
perubahan dalam atau terapi musik. memperparah rasa
terhadap gejala  berikan analgetik untuk nyeri
3 4 mengurangi nyeri  Memberikan terapi non
nyeri pada
profesional farmakologi apabila
kesehatan pasien memiliki nyeri
Keterangan: ringan
1. Tidak pernah menunjukkan  Memberikan terapi
2. Jarang menunjukkan farmakologi apabila
3. Kadang-kadang menunjukkan nyeri pasien terasa
4. Sering menunjukkan berat
5.Secara konsisten menunjukkan
Perawatan Diri: Aktivitas Sehari-hari Bantuan Perawatan Diri  Untuk mengetahui
Setelah dilakukan tindakan keperawatan (1800) kemampuan pasien
selama 1x24 jam, masalah keperawatan dapat  Monitor kemampuan dalam memenuhi
teratasi dengan kriteria hasil sebagai berikut: perawatan diri secara kebutuhan sehari-hari
Indikator Awal Akhir mandiri yang dilakukannya
Mobilisasi  Memberikan bantuan
4 5 secara mandiri
perawatan diri seperti
Memakai baju  Membantu
4 5 makan, mandi dan
perawatan diri bila
berpakaian bila perlu
Kebersihan  Berikan bantuan pasien kesulitan
3 4
mulut  Memberikan air
sampai pasien mampu
Keterangan: seka ataupun baju ganti
melakukan perawatan
1. Sangat terganggu
mandiri
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu  Berikan peralatan
4. Sedikit terganggu kebersihan diri bila perlu
5. Tidak terganggu
Keparahan Infeksi Kontrol Infeksi (6540)  Mencuci tangan 6
Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Melakukan cuci tangan langkah dengan
selama 1x24 jam, masalah keperawatan dapat yang baik dan benar menggunakan handrub
teratasi dengan kriteria hasil sebagai berikut: sebelum menuju ke pasien
untuk mencegah
Indikator Awal Akhir  Jaga lingkungan aseptik
penyebaran bakteri
Peningkatan sel dan bersih
3 4  Pastikan teknik perawatan  Menjaga
darah putih
luka yang tepat lingkungan untuk
Nyeri
4 5  Berikan antibiotic yang mengurangi terjadinya
Keterangan: sesuai infeksi akibat
1. Berat kontaminasi
2. Cukup berat  Melakukan
3. Sedang perawatan luka secara
4. Ringan steril untuk mencegah
5. Tidak ada terjadinya infeksi
 Memberi terapi
farmakologi seperti
metronidazole ataupun
ceftriaxone sebagai agen
antibiotik
VIII. IMPLEMENTASI
HARI/ JAM Dx IMPLEMENTASI EVALUASI RESPON
TANGGAL
Selasa 07.50 3 Melakukan cuci tangan 6 langkah O: Cuci tangan dilakukan dengan 6 langkah kepada kedua telapak tangan, mulai dari
16/12/2019 dengan menggunakan handrub gerakan menggosok telapak tangan, punggung tangan dan sela-sela jari, gerakan
sebelum bertemu dengan pasien mengunci, gerakan memutar ibu jari, dan gerakan memutar dengan jari menguncup untuk
membersihkan bakteri yang menempel pada ujung jari dan kuku jari.
07.50 2 Membantu melakukan oral hygiene S: Pasien mengatakan bersedia untuk dilakukan oral hygiene. Pasien mengatakan tidak dapat
melakukan perawatan mulut karena tidak membawa peralatannya.
O: Saat dilakukan oral hygiene terlihat bila mulut, gigi, dan lidah pasien terlihat bersih.
Tidak terlihat adanya stomatitis, mukosa lembab, dan tidak ada perdarahan gusi
08.30 1 Mengkaji nyeri S: Pasien mengatakan bila:
- P: Nyeri pada bagian perut telah terasa sejak 1 bulan yang lalu, namun nyeri yang
dirasakan saat ini merupakan nyeri hasil operasi. Nyeri bertambah bila pasien bergerak.
- Q: Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk.
- R: Pasien merasa nyeri di daerah tengah abdomen bekas luka post operasi, di bagian
hipocondriac dextra dan bagian epigastric
- S: Pasien mengatakan bila nyeri berada pada skala 3
- T: Pasien mengatakan nyeri hilang timbul dan dapat berlangsung selama beberapa detik
hingga menit.
O: Pasien terlihat sesekali mengusap-usap di bagian luka post operasi yang berada di tengah
abdomen
09.00 1 Mengajarkan teknik nafas dalam dan S: Pasien mengatakan nyeri berada pada skala 2 setelah dilakukan teknik nafas dalam
memberikan edukasi mengenai teknik O: Pasien kurang kooperatif, pasien dapat melakukan terapi nafas dalam secara mandiri
pengurangan nyeri lainnya namun tidak dilakukan secara sungguh-sungguh. Pasien terlihat mengerti saat diberikan
edukasi mengenai teknik pengurangan nyeri lainnya seperti teknik pemberian kompres
dingin
10.00 3 Melakukan cuci tangan 6 langkah O: Cuci tangan dilakukan dengan 6 langkah kepada kedua telapak tangan, mulai dari
dengan menggunakan handrub gerakan menggosok telapak tangan, punggung tangan dan sela-sela jari, gerakan
sebelum bertemu dengan pasien mengunci, gerakan memutar ibu jari, dan gerakan memutar dengan jari menguncup untuk
membersihkan bakteri yang menempel pada ujung jari dan kuku jari.
10.00 2 Mengkaji keterbatasan kegiatan sehari- P: Pasien mengatakan bila ia masih perlu dibantu bila seka, perawatan mulut, ataupun
hari pasien menggunakan baju karena pasien terpasang infus. Pasien juga mengatakan ia juga masih
dibantu dalam pengambilan barang-barang yang sulit di jangkau
10.05 2 Membantu pasien mengambilkan S: Pasien juga meminta tolong untuk diambilkan minum karena akan terasa nyeri bila
minum, dan mendekatkan barang- bergerak terlalu banyak, letak barang juga jauh dari jangkauan pasien
barang yang dibutuhkan agar mudah O: Mendekatkan meja ke dekat pasien. Pasien dapat meletakkan minumannya kembali ke
dijangkau pasien meja samping pasien
10.05 1 Memberikan obat ketorolac 30 mg dan O: Obat dapat masuk melalui IV tanpa menimbulkan reaksi alergi ataupun efek samping dari
asam tranexamat 1 gr melalui IV medikasi
10.07 3 Memberikan metronidazole 500mg O: Obat dapat masuk melalui IV tanpa menimbulkan reaksi alergi ataupun efek samping dari
melalui IV medikasi

IX. EVALUASI
Hari/Tanggal Waktu Dx EVALUASI

Senin 10.50 WIB 1 S: Pasien mengatakan bila:


16/12/2019 P: Nyeri pada bagian perut telah terasa sejak 1 bulan yang lalu, namun nyeri yang dirasakan saat ini merupakan
nyeri hasil operasi. Nyeri bertambah bila pasien bergerak.
Q: Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk.
R: Pasien merasa nyeri di daerah tengah abdomen bekas luka post operasi di bagian tengah abdomen
S: Pasien mengatakan bila nyeri berada pada skala 3
T: Pasien mengatakan nyeri hilang timbul dan dapat berlangsung selama beberapa detik hingga menit.
Setelah dilakukan pengajaran teknik nonfarmakologi berupa teknik nafas dalam, pasien mengatakan bila nyeri
tidak terlalu berkurang. Pasien mengatakan nyeri berada pada skala 2 setelah dilakukan teknik nafas dalam.
O: Pasien kurang kooperatif, pasien dapat melakukan terapi nafas dalam secara mandiri namun tidak dilakukan
secara sungguh-sungguh. Pasien terlihat mengerti saat diberikan edukasi mengenai teknik pengurangan nyeri
lainnya seperti teknik pemberian kompres dingin
A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian dengan indikator:
Indikator Awal Akhir Saat ini
Menggunakan
tindakan
2 3 2
pengurangan nyeri
tanpa analgesik
Melaporkan 3 4 4
perubahan
terhadap gejala
nyeri pada
profesional
kesehatan
P: Memantau penggunaan terapi non farmakologi yang dilakukan oleh pasien secara mandiri untuk mengurangi
nyeri, serta memberikan terapi farmakologi untuk membantu meredakan nyeri.
10.05 WIB 2 S: Pasien bersedia untuk dilakukan oral hygiene. Selain itu, Pasien juga meminta tolong untuk diambilkan minum
karena nyeri bila bergerak terlalu banyak, letak barang juga jauh dari jangkauan pasien.
O: Saat dilakukan oral hygiene terlihat bila mulut, gigi, dan lidah pasien terlihat bersih. Tidak terlihat adanya
stomatitis, mukosa lembab, dan tidak ada perdarahan gusi. Mendekatkan barang-barang dari jangkauan pasien
agar pasien dapat mengambil secara mandiri.
A: Masalah Defisit perawatan diri belum teratasi dengan indikator:
Indikator Awal Akhir Saat ini
Mobilisasi 4 5 4
Memakai baju
4 5 4
Melakukan
perawatan 3 4 3
mulut
P: membantu kegiatan sehari-hari pasien hingga pasien dapat melakukannya secara mandiri
10.07 WIB S: pasien mengatakan masih merasa sedikit nyeri pada daerah operasi dengan skala 2
O: Pencegahan infeksi yang telah dilakukan adalah mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan antiseptic dan
memberikan antibiotic metronidazole 500 mg kepada pasien melalui IV
A: Masalah resiko infeksi belum teratasi dengan indikator:
Indikator Awal Akhir Saat ini
Peningkatan sel
3 4 3
darah putih
Nyeri
4 5 4
P: Memberikan ceftriaxone 2x1gr dan metronidazole 3x500mg melalui IV serta melakukan ganti balut dengan
prinsip steril
DAFTAR PUSTAKA

Baradero, M. (2008). Klien Gangguan Hati: Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta:


EGC
Mavilia, M. G., Molina, M., Wu, G. Y. (2016). The Envolving Nature of Hepatic
Abscess: A Review. Journal of clinical and translational hepatology. 4
(2), 158-168
Parawira, H. B., Rahma., Nasir, M. (2019). Abses Hati pada Infeksi Hepatitis B.
Jurnal medical Proffesion (MedPro), 1 (2), 122-127
Rajagopalan B. S., Langer, C. V. (2012). Hepatic abscesses. Medical Journal
Armed Forces India, 68 (2012), 271-275

Anda mungkin juga menyukai