Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA
KESEHATAN JIWA PADA MASA LANSIA

Disusun Oleh:
HEPI HUSNUL KARIMAH
235140051

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
JAKARTA, 2024
LAPORAN PENDAHULUAN SEHAT JIWA
PADA MASA LANSIA

A. DEFINISI
Lansia merupakan tahap akhir dari proses penuaan. Proses menjadi tua akan dialami
oleh setiap orang. Masa tua merupakan masa manusia yang terakhir, dimana pada
masa ini seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental dan social secara
bertahap sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari (tahap penurunan).
Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,
jaringan dan sel yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia,
penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung,
pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Dengan kemampuan
regeneratif yang terbatas, mereka lebih rentan terkena berbagai penyakit, sindroma
dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain (Kholifah, 2016).

Seseorang yang dikatakan lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, karena
faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani,
rohani maupun social (Nugroho, 2012).

B. BATAS-BATASAN LANSIA
Klasifikasi lansia menurut Burnside dalam Nugroho (2012) :
1. Young old (usia 60-69 tahun)
2. Middle age old (usia 70-79 tahun)
3. Old-old (usia 80-89 tahun)
4. Very old-old (usia 90 tahun ke atas)

C. KLASIFIKASI LANSIA
Menurut Depkes RI (2013) klasifikasi lansia terdiri dari:

1. Pra lansia yaitu seorang yang berusia antara 45-59 tahun.


2. Lansia ialah seorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3. Lansia risiko tinggi ialah seorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan
masalah kesehatan.
4. Lansia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan
kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa.
5. Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan oranglain.

D. KARAKTERISTIK LANSIA
Karakteristik lansia menurut pusat data dan informasi, Menurut Ratnawati (2017);
Darmojo & Martono (2006) yaitu:
1. Usia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, lansia adalah
seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Ratnawati, 2017)
2. Jenis kelamin
Data Kemenkes RI (2015), lansia didominasi oleh jenis kelamin perempuan.
Artinya, ini menunjukkan bahwa harapan hidup yang paling tinggi adalah
perempuan (Ratnawati, 2017).

3. Status pernikahan
Berdasarkan Badan Pusat Statistik RI SUPAS 2015, penduduk lansia ditilik dari
status perkawinannya sebagian besar berstatus kawin (60 %) dan cerai mati (37
%). Adapun perinciannya yaitu lansia perempuan yang berstatus cerai mati
sekitar 56,04 % dari keseluruhan yang cerai mati, dan lansia laki-laki yang
berstatus kawin ada 82,84 %. Hal ini disebabkan usia harapan hidup perempuan
lebih tinggi dibandingkan dengan usia harapan hidup laki-laki, sehingga
presentase lansia perempuan yang berstatus cerai mati lebih banyak dan lansia
laki-laki yang bercerai umumnya kawin lagi (Ratnawati, 2017).

4. Pekerjaan
Mengacu pada konsep active ageing WHO, lanjut usia sehat berkualitas adalah
proses penuaan yang tetap sehat secara fisik, sosial dan mental sehingga dapat
tetap sejahtera sepanjang hidup dan tetap berpartisipasi dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup sebagai anggota masyarakat. Berdasarkan data
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI 2016 sumber dana lansia sebagian besar
pekerjaan/usaha (46,7%), pensiun (8,5%) dan (3,8%) adalah tabungan, saudara
atau jaminan sosial (Ratnawati, 2017).

5. Pendidikan terakhir
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darmojo menunjukkan bahwa pekerjaan
lansia terbanyak sebagai tenaga terlatih dan sangat sedikit yang bekerja sebagai
tenaga professional. Dengan kemajuan pendidikan diharapkan akan menjadi
lebih baik.
6. Kondisi kesehatan

Angka kesakitan menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI (2016)


merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat
kesehatan penduduk. Semakin rendah angka kesakitan menunjukkan derajat
kesehatan penduduk yang semakin baik. Angka kesehatan penduduk lansia tahun
2014 sebesar 25,05%, artinya bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat 25
orang di antaranya mengalami sakit. Penyakit terbanyak adalah penyakit tidak
menular (PTM) antar lain hipertensi, artritis, stroke, diabetes melitus (Ratnawati,
2017).

E. PERUBAHAN PADA LANSIA LANSIA


Menurut Potter & Perry (2012) proses menua mengakibatkan terjadinya banyak
perubahan pada lansia yang meliputi:
1. Perubahan Fisiologis
Pemahaman kesehatan pada lansia umumnya bergantung pada persepsi pribadi
atas kemampuan fungsi tubuhnya. Lansia yang memiliki kegiatan harian atau
rutin biasanya menganggap dirinya sehat, sedangkan lansia yang memiliki
gangguan fisik, emosi, atau sosial yang menghambat kegiatan akan menganggap
dirinya sakit. Perubahan fisiologis pada lansia beberapa diantaranya, kulit
kering, penipisan rambut, penurunan pendengaran, penurunan refleks batuk,
pengeluaran lendir, penurunan curah jantung dan sebagainya. Perubahan
tersebut tidak bersifat patologis, tetapi dapat membuat lansia lebih rentan
terhadap beberapa penyakit. Perubahan tubuh terus menerus terjadi seiring
bertambahnya usia dan dipengaruhi kondisi kesehatan, gaya hidup, stressor, dan
lingkungan.
2. Perubahan Fungsional
Fungsi pada lansia meliputi bidang fisik, psikososial, kognitif, dan sosial.
Penurunan fungsi yang terjadi pada lansia biasanya berhubungan dengan
penyakit dan tingkat keparahannya yang akan mempengaruhi kemampuan
fungsional dan kesejahteraan seorang lansia. Status fungsional lansia merujuk
pada kemampuan dan perilaku aman dalam aktivitas harian (ADL). ADL sangat
penting untuk menentukan kemandirian lansia. Perubahan yang mendadak
dalam ADL merupakan tanda penyakit akut atau perburukan masalah
kesehatan.
3. Perubahan Kognitif
Perubahan struktur dan fisiologis otak yang dihubungkan dengan gangguan
kognitif (penurunan jumlah sel dan perubahan kadar neurotransmiter) terjadi
pada lansia yang mengalami gangguan kognitif maupun tidak mengalami
gangguan kognitif. Gejala gangguan kognitif seperti disorientasi, kehilangan
keterampilan berbahasa dan berhitung, serta penilaian yang buruk bukan
merupakan proses penuaan yang normal.
4. Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial selama proses penuaan akan melibatkan proses transisi
kehidupan dan kehilangan. Semakin panjang usia seseorang, maka akan
semakin banyak pula transisi dan kehilangan yang harus dihadapi. Transisi
hidup, yang mayoritas disusun oleh pengalaman kehilangan, meliputi masa
pensiun dan perubahan keadaan finansial, perubahan peran dan hubungan,
perubahan kesehatan, kemampuan fungsional dan perubahan jaringan sosial.
STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP-1) SEHAT JIWA
PADA MASA LANSIA

A. Kondisi Pasien
Ibu umur 82 tahun sedang duduk menyendiri di depan rumah dalam keadaan rapi,
tenang sambil menatap bunga-bunga yang sedang bermekaran dihalaman rumahnya.

B. Diagnosa Keperawatan
Potensial berkembangnya integritas diri

C. Tujuan
1. Mengkaji pertumbuhan dan perkembangan lansia sekarang dan yang lalu
(respon koping)
2. Mengkaji faktor presipitasi, predisposisi, penilaian terhadap stressor, sumber
koping, dan mekanisme koping
3. Klien dapat menyebutkan karaktersistik perkembangan psikososial lansia
4. Klien dapat menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal
5. Klien melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial yang
normal

D. Tindakan Keperawatan
1. Jelaskan ciri prilaku perkembangan lansia yang normal dan menyimpang
2. Mendiskusikan cara yang dapat dilakukan oleh lansia untuk mencapai integritas
diri yang utuh
3. Membimbing lansia membuat rencana kegiatan untuk mencapai integritas diri
yang utuh
4. Memotivasi lansia untuk menjalankan rencana yang telah dibuatnya
E. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
“Selamat pagi nek, saya Nanang dari Universitas Respati Indonesia. Saya
merupakan mahasiswa Prodi Profesi Ners. nah nek kan selama 1 minggu ini
saya bertugas di komplek ini nek, nenek namanya siapa? Biasa dipanggil apa?
Berapa usianya nek? Bagaimana perasaan nenek hari ini? Bagaimana kalau saya
periksa nenek sebentar sekaligus berbincang-bincang tentang perkembangan
pada lansia ? Berapa lama nenek punya waktu? Bagaimana kalau 30 menit?
Dimana kita akan bicara? Diruangan ini saja? Baiklah nek.”

2. Kerja
“Nek saya ingin nenek menceritakan bagaimana pertumbuhan dan
perkembangan yang dirasakan sekarang dibanding yang lalu? Nah nek kalau
begitu saya akan menjelaskan tentang perkembangan pada lansia itu sendiri
bagaimana ya nek. Tugas utama yang harus dicapai nenek adalah mencapai
keutuhan pribadi. Apabila nenek belum mencapai hal tersebut kemungkinan
akan mengalami perasaan tidak berdaya dan murung. Menurut nenek apakah
merasa kehidupannya selama ini berarti , dapat menerima nilai dan keunikan
orang lain, menerima datangnya kematian, selama ini mempunyai arti dan
berharga bagi orang lainkah ? Oo, Belum seluruhnya ya ... Kalau begitu nenek
masih bisa berperilaku seperti itu dengan cara mengikuti kegiatan sosial seperti
pengajian, dan melakukan kegiatan berkelompok seperti senam lansia dan
menceritakan kembali keberhasilan ibu pada masa lalu. Nah nek,, tindakan ini
dapat dibantu oleh seluruh anggota keluarga terutama yang sudah dewasa nek,
seperti anaknya nebek atau cucu nenek.”

3. Terminasi
” Baiklah kita sudah bicarakan tentang perkembangan nek,bagaimana perasaan
nenek setelah bincang – bincang sama saya? Alhamdulillah, kalau nenek bisa
terima kedatangan saya, apakah nenek sudah mengerti ? masih ada hal-hal yang
ingin ditanyakan nek? Nah nek, saya akan datang lagi minggu depan untuk
berbincangbincang dengan ibu untuk membicarakan cara lain yang dilakukan
keluarga dalam merawat ibu., saya pamit dulu ya nek. Sampai jumpa.”
DAFTAR PUSTAKA

Kholifah, Siti Nur dan Wahyu Widagdo.2016.Keperawatan Keluarga dan


Komunitas.Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Nugroho. (2012). Keperawatan gerontik & geriatrik, edisi 3. Jakarta : EGC

Potter, A & Perry, A 2012, Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses, dan
praktik, vol.2, edisi keempat, EGC, Jakarta.
Ratnawati, Emmelia.(2017).Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Anda mungkin juga menyukai