Anda di halaman 1dari 5

Available online at http://pej.ftk.uinjambi.ac.id/index.

php/PEJ/index

PRIMARY EDUCATION JOURNAL (PEJ)


PEJ, 4 (2), Desember 2020

Copyright © 2020, PEJ, e-ISSN : 2598-2206


This is an open access article under the CC BY-NC-SA license
(https://creativescommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/)

MEMBANGUN KEPERCAYAAN DATA DALAM


PENELITIAN KUALITATIF

M. Syahran Jailani*

Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi
Jalan Jambi – Muaro Jambi KM. 16 Simpang Sungai Duren, Jambi Luar Kota, Jambi, 36363, Indonesia

Abstrak
Tulisan ini mengkaji tentang pemaknaan data dalam perspektif penelitian. Data dalam penelitian menjadi bagian
terpenting untuk menindaklanjuti hasil temuan lapangan, tak terkecuali data penelitian kualitatif. Tak ada hasil
penelitian jika tak memiliki data. Terkadang seorang peneliti, sering kali mengabaikan sebuah data. kejelian dan
kecermatan seorang penelitia kualitatif dalam mengkemas data merupakan tugas utama. Hasil penelitian akan menjadi
“sahih” jika peneliti manpu membangun keterpercayaan data, dan apa bila data terpercaya, akan menjadi sebuah
keeberhasilan dalam penelitian.

Kata Kunci: Penelitian Kualitatif, membangun keterpercayaan data

1. Pendahuluan berpendapat bahwa tidak ada aturan, aturan


Data adalah suatu bahan mentah yang jika pengambilan keputusan, algoritma, atau bahkan
diolah dengan baik melalui berbagai analisis dapat tindakan penelusuran yang telah disepakati dalam
melahirkan berbagai informasi. Data yang baik tentu penelitian kualitatif yang dapat menunjukkan apakah
saja harus yang mutakhir, cocok (relevant) dengan satu temuan dapat dianggap sahih atau tidak apakah
masalah penelitian dari sumber informasi yang dapat prosedurnya sesuai.
dipertanggungjawabkan, lengkap, akurat, objektif, dan Sebagian besar peneliti kualitatif bekerja
konsisten. Istilah informasi sering juga dikenal dengan sendiri di lapangan. Setiap peneliti merupakan mesin
istilah temuan. Setelah temuan ditafsirkan pada tingkat- peneliti yang terdiri dari satu orang saja: yang
tingkat penarikan kesimpulan yang berbeda-beda, mendefinisikan masalah, merancang instrumen,
persoalan berikutnya adalah persoalan ”kesahihan”. mengumpulkaninformasi, menganalisisnya, menafsirkan
Analisis kualitatif bisa menarik, memperjelas, baik dan menuliskannya. Meel, 1954, 1965; Goldberg, 1970;
sekali, dan sekaligus salah sama sekali. Para informan Dawes, 1971 menunjukkan bahwa penilaian manusia
situs, yang diminta untuk memberikan umpan mengenai kurang akurat dibandingkan dengan penilaian
temuan, membandingkan beberapa atau temuan statistik/akturial dan bahkan penilai ahlipun tidak lebih
tersebut, dengan sangat rasional. Para fenomenologis baik.
mendukung gagasan bahwa tidak ada satupun realitas Untuk mengatasi hal itu semua Guba, 1981 ;
yang benar disana. Huberman & Miles (1983). Dawson, 1979, 1982, Lexy. J. Moleong memberikan

------------------------------------------------------------------
*)
Penulis Korespondensi.
E-mail : m.syahran@uinjambi.ac.id

Copyright © 2017, PEJ, e-ISSN: 2598-2206


PEJ, 4 (2), Desember 2020, Page 19 – 23
solusi sebagai panduan umum untuk mengoptimalkan data itu berkualitas. Selanjutnya Creswell (1994)
cara-cara menguji/memastikan temuan, dengan kata lain berpendapat bahwa kriteria kualitas yang dimaksud
apabila peneliti melaksanakan pemeriksaan terhadap adalah tingkat kepercayaan dan autentiknya data, yang
keabsahan dan kepercayaan data secara cermat dan mengacu pada validitas dan reliabilitas.
teliti, agar penelitiannya benar-benar dapat Lincoln dan Guba (1985) mengemukakan
dipertanggungjawabkan dari segala segi. Untuk bahwa comparasion of criteria for judging the quality of
memenuhi harapan itu berikut ini akan dibahas beberapa quantitaive versus qualitative research: ”Convensional
hal pertama, dasar dan acuan membangun data. Kedua, terms (Internal validity, external validity, reliability,
kriteria dan teknik membangun kepercayaan data. objectivity) and naturalistik terms (Credibility,
transferability, dependability, confirmability)”.
2. Metode Dalam penelitian kuantitatif suatu studi tidak akan valid
Jenis penelitian ini adalah penelitan jika tidak reliabel. Begitu juga dalam penelitian
kepustakaan (library research), yaitu serangkaian kualitatif tidak akan bisa transferability jika tidak
penelitian yang berkenaan dengan metode pengumpulan credibility. Kriteria yang digunakan untuk perspektif
data pustaka, atau penelitian yang obyek penelitiannya yang satu tidak bisa digunakan untuk perspektif yang
digali melalui beragam informasi kepustakaan (buku, lain dalam artian bahwa kriteria penelitian kuantitatif
ensiklopedi, jurnal ilmiah, koran, majalah, dan tidak dapat digunakan untuk memutuskan perspektif
dokumen). Penelitian kepustakaan atau kajian literatur penelitian kualitaif atau sebaliknya. Perspektif apapun
(literature review, literature research) merupakan yang digunakan memiliki kelemahan tersendiri, bila
penelitian yang mengkaji atau meninjau secara kritis tidak dilakukan dengan tepat dan benar serta secara
pengetahuan, gagasan, atau temuan yang terdapat di lebih berhati-hati, ancaman terhadap pengotoran
dalam tubuh literatur berorientasi akademik (academic- terhadap hasil penelitian akan benar-benar menjadi
oriented literature), serta merumuskan kontribusi kenyataan. Hal ini sejalan dengan apa yang
teoritis dan metodologisnya untuk topik tertentu. Fokus dikemukakan oleh Kirt dan Miller (1986) bahwa tidak
penelitian kepustakaan adalah menemukan berbagai ada satupun eksperimen yang dapat dikontrol secara
teori, hukum, dalil, prinsip, atau gagasan yang tepat dan tidak ada instrumen pengukuran yang dapat
digunakan untuk menganalisis dan memecahkan dikalibrasi secara akurat. Oleh sebab itu, ukuran pada
pertanyaan penelitian yang dirumuskan. Adapun sifat satu tingkatan tertentu mempunyai kelemahan dan
dari penelitian ini adalah analisis deskriptif, yakni ketepatan pengukurannya sangat terbatas.
penguraian secara teratur data yang telah diperoleh, Bila ditinjau dari kaca mata non kualitatif
kemudian diberikan pemahaman dan penjelasan agar penggunaan ukuran validitas dan reliabilitas untuk
dapat dipahami dengan baik oleh pembaca pengukuran kuantitatif memiliki banyak kelemahan.
Dilihat dari sisi yang lain, penelitian kualitatif dengan
3. Hasil dan Pembahasan dengan paradigma yang berbeda dengan paradigma non
1. Dasar dan Acuan Kepercayaan Data kualitatif jelas tidak dapat menggunakan kriteria
Istilah kepercayaan/keabsahan data juga validitas dan reliabilitas tsb. Hal ini sejalan dengan apa
digunakan istilah lain pengertian yaitu validitas dan yang dikemukakan oleh Lincoln Guba (1981) yang
reliabilitas, karena dalam buku bahasa asing sering menyatakan bahwa dasar kepercayaan yang berbeda,
dijumpai istilah tersebut. Isu dasar dari hubungan dalam arti kita tidak dapat mengukur baju dengan liter.
kepercayaan data pada dasarnya masalah sederhana, Berdasarkan hal-hal tersebut maka paradigma alamiah
yaitu bagaimana peneliti membujuk agar informan, menggunakan kriteria yang tentunya disesuaikan
termasuk dirinya bahwa penelitian-penelitiannya dapat dengan tuntutan inkuirinya sehingga pendifinisian
dipercaya atau dapat dipertimbangkan. kembali kriteria tersebut merupakan tuntutan yang tidak
Untuk lebih paham terhadap keterpercayaan dapat dielakkan. Pendefinisian kembali itu jelas
data kualitatif, di bawah ini akan dibandingkan dengan mengarah pada teknik kontrol atau pengawasan
penelitian kuantitatif. Penggunaan istilah antara terhadap kepercayaan atau keabsahan data yang perlu
penelitian kuantitatif dengan kualitatif dalam direformasikan.
membangun kepercayaan data ini berbeda, karena Uraian kriteria dan teknik membangun
belum ada kesepakatan tentang hal ini. Menurut kepercayaan data berikut mengacu pada apa yang telah
Creswell (1994) bahwa tidak ada kesepakatan untuk diuraikan di atas, terutama untuk keperluan
validitas dan reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Ada mereformulasikannya agar benar-benar sesuai dengan
yang tetap menggunakan istilah tersebut tapi frame-nya paradigma yang dianutnya sendiri. Uraian berikut
beda, dan ada juga yang beda. Fraenkel & Wellen mengikuti hasil reformulasi yang dilakukan oleh
menjelaskan bahwa perbedaan itu tidak penting untuk berbagai ahli seperti Lincoln Guba (1981) dan Patton
dipermasalahkan, yang penting adalah dalam penelitian (1987), Creswell (1994), Fraenkel dan Wallen (1990).
kualitatif penting untuk dibangun bagaimana supaya

Copyright © 2017, PEJ, e-ISSN: 2598-2206


PEJ, 4 (2), Desember 2020, Page 20 – 23
2. Teknik Membangun Kepercayaan Data 2) Ketekunan pengamatan
Dalam penelitian banyak hal yang tergantung Meningkatkan ketekunan berarti melakukan
pada perspektif peneliti, karena ada unsur bias dalam pengamatan secara lebih cermat dan
diri peneliti, lalu penelitian kualitatif menggunakan berkesinambungan. Dengan cara tersebut
bermacam teknik untuk memeriksa persepsinya dan maka kepastian data dan urutan peristiwa
untuk meyakinkan bahwa mereka tidak mendapat akan dapat direkam secara pasti dan
informasi yang salah (Fraenkel & Wallen: 1990). sistematis. Ketekunan pengamatan bertujuan
Untuk mempermudah pemahaman dalam teknik untuk melakukan pengecekan kembali
membangun kepercayaan data pada penelitian kualitatif, apakah data yang telah ditemukan itu salah
selalu diperbandingkan atau dikaitkan dengan istilah atau tidak. Demikian juga dengan
membangun data dalam penelitian kuantitaif, misalnya meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat
Lincoln and Guba (1985) menyatakan untuk menguji memberikan deskripsi data yang akurat dan
keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji: sistematis tentang apa yang diamati.
Credibility (validitas internal), transferability (validitas
eksternal), dependability (reliabilitas), dan 3) Triangulasi
comfirmability (objektivitas). Triangulation is qualitative cross-validation.
It assesses the sufficiency of data according
1. Uji Derajat kepercayaan (Credibility) to the convergence of multiple data sources
Pada dasarnya adalah menggantikan or multiple data collection procedures
validitas internal dalam penelitian non-kualitatif. (Wiliam Wiersman, 1986). Triangulasi
Kriteria ini berfungsi: berarti cara terbaik untuk menghilangkan
a. Melaksanakan inkuiri, sehingga tingkat perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan
kepercayaan penemuannya dapat dicapai yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu
b. Mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil- mengumpulkan data tentang berbagai
hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh kejadian dan hubungan dari berbagai
peneliti pada kenyataan ganda yang sedang pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan
diteliti. triangulasi, peneliti dapat me-recheck
1) Perpanjangan pengamatan temuannya dengan jalan membandingkannya
Perpanjangan pengamatan berarti peneliti dengan berbagai sumber, metode atau teori.
kembali ke lapangan, melakukan Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya
pengamatan, wawancara lagi dengan sumber dengan jalan: mengajukan berbagai macam
data yang pernah ditemui maupun yang baru. variasi pertanyaan, mengeceknya dengan
Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti berbagai sumber data, memanfaatkan
hubungan peneliti dengan nara sumber akan berbagai metode agar pengecekan
semakin terbentuk rapport, semakin akrab kepercayaan data dapat dilakukan.
(tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini
mempercayai sehingga tidak ada informasi diartikan sebagai pengecekan data dari
yang disembunyikan lagi. Bila telah berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
terbentuk rapport, maka telah terjadi berbagai waktu. Denzin (1978) membedakan
kewajaran dalam penelitian, di mana beberapa macam triangulasi sebagai teknik
kehadiran peneliti tidak lagi menggangu pemeriksaan yang memanfaatkan
perilaku yang dipelajari. Rapport is a penggunaan sumber, metode, penyidik.
relationship of mutual trust and emotional a) Triangulasi sumber
affinity between two or more people (Susan Triangulasi dengan sumber berarti
Stainback, 1998) membangdingkan dan mengecek balik
Dalam perpanjangan pengamatan untuk derajat kepercayaan suatu informasi yang
menguji kredibilitas data penelitian ini, diperoleh melalui waktu dan alat yang
sebaiknya difokuskan pada pengujian berbeda dalam penelitian kualitatif
terhadap data yang telah diperoleh, apakah (Patton, 1987). Cara yang dapat
data yang diperoleh itu setelah dicek kembali digunakan adalah : (1) membandingkan
ke lapangan benar atau tidak, berubah atau data hasil pengamatan dengan data hasil
tidak. Bila setelah dicek kembali ke lapangan wawancara;
data sudah benar berarti kredibel, maka (2) membandingkan apa yang dikatakan
waktu perpanjangan pengamatan dapat orang di depan umum dengan apa yang
diakhiri. dikatakannya secara pribadi;

Copyright © 2017, PEJ, e-ISSN: 2598-2206


PEJ, 4 (2), Desember 2020, Page 21 – 23
perekam data dalam penelitian kualitatif,
(3) membandingkan apa yang dikatakan seperti camera, handycam, alat rekam suara
orang-orang tentang situasi penelitian sangat diperlukan untuk mendukung
dengan apa yang dikatakannya sepanjang kredibilitas data yang telah ditemukan oleh
waktu; peneliti.
(4) membandingkan keadaan dan 6) Kajian kasus negatif
perspektif seseorang dengan berbagai Melakukan analisis kasus negatif berarti
pendapat dan pandangan orang seperti peneliti mencari data yang berbeda atau
rakyat biasa, orang yang berpendidikan bahkan bertentangan dengan data yang telah
menengah atau tinggi, orang berada, ditemukan.
orang pemerintahan; 7) Pengecekan anggota
(5) membandingkan hasil wawancara Pengecekan anggota berarti peneliti
dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. mengumpulkan para peserta yang telah ikut
Yang penting di sini ialah bisa menjadi sumber data dan mengecek
mengetahui adanya alasan-alasan kebenaran data dan interpretasinya. Hai itu
terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut dilakukan dengan jalan: penilaian dilakukan
(Patton 1987). oleh responden ; mengoreksi kekeliruan;
b) Triangulasi metode/teknik menyediakan tambahan informasi secara
Menurut Patton (1987), terdapat dua sukarela; memasukkan responden dalam
strategi, yaitu: kancah penelitian, menciptakan kesempatan
(1) pengecekan derajat kepercayaan untuk mengikhtisarkan sebagai langkah awal
penemuan hasil penelitian beberapa analisi data; menilai kecukupan menyeluruh
teknik pengumpulan data (mengecek data data yang dikumpulkan.
kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda) dan 2. Keteralihan (transferability)
(2) pengecekan derajat kepercayaan Transferability ini berkenaan dengan
beberapa sumber data dengan metode pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat
yang sama. diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Bagi
c) Triangulasi penyidik yaitu dengan peneliti naturalistik, nilai transfer bergantung pada
memanfaatkan peneliti atau pengamat pemakai, hingga manakah hasil penelitian tersebut
lainnya untuk keperluan pengecekan dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial
kembali derajat kepercayaan data. lain. Oleh karena itu, supaya orang lain dapat
4) Pengecekan sejawat dengan diskusi memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada
Pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian
yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya
rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki harus memberikan uraian yang rinci, jelas,
pengetahuan umum yang sama tentang apa sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian
yang sedang diteliti, sehingga bersama maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian
mereka peneliti dapat me-review persepsi, tersebut, sehingga dapat memutuskan dapat atau
pandangan dan analisis yang sedang tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian
dilakukan. Teknik ini bertujuan: pertama, tersebut di tempat lain.
untuk membuat agar peneliti tetap
mempertahankan sikap terbuka dan Bila pembaca laporan penelitian memperoleh
kejujuran. Kedua, memberikan suatu gambaran yang sedemikian jelasnya, “semacam apa”
kesempatan awal yang baik untuk mulai suatu hasil penelitian dapat diberlakukan
menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang (transferability), maka laporan tersebut memenuhi
muncul dari pemikiran peneliti. standar transferability (Sanafiah Faisal, 1990).
5) Kecukupan referensial
Yang dimaksud dengan bahan referensial di
sini adalah adanya pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh 3. Kebergantungan (dependability)
peneliti. Sebagai contoh, data hasil Depenability dilakukan untuk memeriksa
wawancara perlu didukung dengan adanya kebergantungan dan kepastian data dengan
rekaman wawancara. Data tentang interaksi melakukan audit baik proses maupun hasil
manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor yang
didukung oleh foto-foto. Alat-alat bantu independen, atau pembimbing untuk mengaudit

Copyright © 2017, PEJ, e-ISSN: 2598-2206


PEJ, 4 (2), Desember 2020, Page 22 – 23
keseluruhan aktivitas peneliti dalam konsisten. Istilah informasi sering juga dikenal dengan
melakukan penelitian. Bagaimana peneliti mulai istilah temuan. Setelah temuan ditafsirkan pada tingkat-
menentukan masalah/focus, memasuki lapangan, tingkat penarikan kesimpulan yang berbeda-beda,
menentukan sumber data, melakukan analisis data, persoalan berikutnya adalah persoalan ”kesahihan”.
melakukan uji keabsahan data, sampai Untuk menguji “kesahihaan” dan keabsahan data,
menunjukkan kesimpulan harus dapat ditunjukkan Lincoln and Guba (1985) menyatakan untuk menguji
oleh peneliti. Menurut sanafiah Faisal (1990), jika keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji:
peneliti tidak dapat menunjukkan, jejak aktivitas credibility (validitas internal), transferability (validitas
lapangannya, maka depenabilitasnya penelitiannya eksternal), dependability (reliabilitas), dan
patut diragukan. comfirmability (objektivitas).

4. Kepastian (Confirmability) Daftar Pustaka


Menguji confirmability berarti menguji Bogdan, Robert and Biklen, Sari Knopp. 1992.
hasil penelitian, yang dikaitkan dengan proses Qualitative Research for Education : an
penelitian, mirip dengan dependability, makanya introduction to theory and methods. Boston :
bisa dilakukan secara bersamaan.Bila hasil Allyn and Bacon, an imprint of Prentice-Hall.
penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian Burhan Mungin. 2003. Analisis Data Penelitian
yang dilakukan berarti telah memenuhi Kualitatif. Jakarta : Penerbit Rajawali Press.
confirmability. Fraenkel R. Jack & Norman E. Wallen, (1990), How to
Design and Evaluate Research in Education.
Lain halnya dengan Fraenkel & Wallen (1990) New York McGraw-Hill publishing Company
mengidentifikasi prosedur untuk memeriksa dan John W. Creswell, (1994), Research Design Qualitative
meningkatkan validitas dan reliabilitas data tidak perlu and Quantitative Aproaches. London: Sage
dibandingkan dengan validitas dan reliabilitas pada Publication Internasional
penelitian kuantitatif, istilahnya boleh sama, tapi dia Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,
punya nuansa dan frame sendiri. Fraenkel & Wallen Edisis Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
menekankan bahwa yang penting adalah agar peneliti Lincoln, Yvonna S and Guba, Egon G. 1985. Natralistic
dapat meyakinkan diri bahwa dia tidak melakukan Inquiry. California : Sage Publication
kesalahan, untuk itu perlu dilakukan beberapa hal Merriam, Sharan B. 1998. Qualitative Research and
sebagai berikut: 1) Menggunakan berbagai jenis Case Study Applications in Education. San
instrumen dalam mengumpulkan data, hal ini merujuk Francisco, USA : Jossey-Bass Publisher.
pada triangulasi; 2) memeriksa deskripsi satu informan Miles, B. Matthew and Huberman, A. Michael. 1992.
tentang sesuatu dengan informasi yang lain tentang hal Analisis Data Kualitatif. (Terjemahan Tjetjep
yang sama; 3) belajar untuk mengerti dan menggunakan Rohendi Rohidi). Jakarta : Universitas
kata-kata atau bahasa yang dipakai oleh orang yang Indonesia (UI Press).
sedang diamati; 4) mencatat setiap pertanyaan yang ___________. 1994. Data Management and Analysis
dijawab oleh responden ,5) mengingat suasana pikiran Methods, Handbook of Qualitative Research.
ketika melaksanakan observasi; 6) mendokumentasikan Ed by Denzin and Yvonna S. Lincoln.
tanda-tanda yang ditemui dan dilakukan, sehingga nanti Califronia : Sage Publications.
bisa memberi arti; 7) dokumentasikan kesimpulan- Sanapiah Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-
kesimpulan yang dibuat; 8) gambarkan konteks dan dasar dan Aplikasi. Malang: Yayasan Asih
lingkungan atau situasi dimana pertanyaan diajukan Asah Asuh
maupun situasi yang diobservasi; 9) gunakan tape Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan :
recorder dan video bila perlu; 10) gambarkan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
kesimpulan berdasarkan pengertian yang diperoleh dari Bandung : Penerbit Alfabeta.
observasi yang dilakukan, kemudian coba lakukan Sugiyono.(2008), Memahami Penelitian Kualitatif.
seperti itu; 11) interviu individu lebih dari sekali; dan Bandung: CV Alfabeta
12) observasi situasi yang diamati secara berkala. Staiback, Susan and William. 1988. Understanding and
Conducting Qualitative Research. Iowa :
4. Kesimpulan Kendall/Hunt Publishing.
Data adalah suatu bahan mentah yang jika
diolah dengan baik melalui berbagai analisis dapat
melahirkan berbagai informasi. Data yang baik tentu
saja harus yang mutakhir, cocok (relevant) dengan
masalah penelitian dari sumber informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan, lengkap, akurat, objektif, dan

Copyright © 2017, PEJ, e-ISSN: 2598-2206


PEJ, 4 (2), Desember 2020, Page 23 – 23

Anda mungkin juga menyukai