Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERSEDIAAN MATA KULIAH AKUNTANSI


PERPAJAKAN
Disusun Oleh:
Mutia Rahmayanti : 202143024
Marlina : 202143023
Vindy Zazira : 202143028

Dosen Pengampu : Ismaulina, S. E.Ak., M. Si.


Mata Kuliah : Analisa Laporan Keuangan
Syariah

AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI BISNIS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE
2024-2025
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah, Tuhan yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, utusan Allah yang menjadi suri tauladan
bagi umat manusia.

Akhir kata, segala kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam makalah ini


mungkin tidak terhindarkan, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Lhokseumawe, 18 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Konsep Dasar Akuntansi Perpajakan.................................................................3
B. Jenis-Jenis Persediaan dalam Akuntansi Perpajakan.......................................6
C. Perlakuan Persediaan dalam Akuntansi Perpajakan............................................8
D. Implikasi Pajak atas Persediaan..........................................................................12
BAB III PENUTUP........................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi perpajakan adalah mata kuliah yang mempelajari bagaimana
mengelola dan melaporkan transaksi keuangan perusahaan sesuai dengan
ketentuan pajak yang berlaku. Dalam hal ini, pemahaman yang mendalam tentang
konsep dan prinsip akuntansi perpajakan sangat penting untuk dikuasai oleh para
pelaku bisnis dan profesional akuntan.

Selain itu, akuntansi perpajakan juga memegang peran kunci dalam


memastikan kepatuhan perusahaan terhadap regulasi pajak yang berlaku. Dalam
lingkungan bisnis yang terus berubah dan semakin kompleks, pengetahuan yang
mendalam tentang aspek perpajakan menjadi sangat diperlukan agar perusahaan
dapat menghindari risiko pelanggaran pajak yang dapat berdampak pada reputasi
dan keberlanjutan operasional.

Dengan memahami konsep dan prinsip akuntansi perpajakan, mahasiswa akan


dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam situasi nyata. Misalnya,
mereka dapat mengidentifikasi strategi pengelolaan pajak yang optimal untuk
meminimalkan beban pajak perusahaan secara legal, meningkatkan efisiensi
operasional, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya keuangan.

Sebagai contoh, dalam kasus perusahaan yang beroperasi lintas negara,


pemahaman yang baik tentang akuntansi perpajakan dapat membantu
mengidentifikasi manfaat dari perjanjian penghindaran pajak ganda (P3BG) atau
strategi penataan pajak yang sesuai dengan regulasi setempat.1 Dengan demikian,
mata kuliah akuntansi perpajakan tidak hanya relevan secara teoritis, tetapi juga
sangat penting untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi mahasiswa
dalam menghadapi tantangan perpajakan di dunia bisnis yang dinamis.

1
Abdul Halim, Icuk Rangga Bawono, and Amin Dara, “Perpajakan: Konsep, Aplikasi,
Contoh, Dan Studi Kasus,” Jakarta: Salemba Empat, 2014.

1
Mata kuliah akuntansi perpajakan bertujuan untuk memberikan pemahaman
yang komprehensif mengenai dasar-dasar perpajakan, perlakuan akuntansi
terhadap pajak, serta strategi manajemen pajak. Hal ini sangat bermanfaat bagi
mahasiswa, karena mereka dapat mengembangkan kemampuan untuk melakukan
perhitungan dan analisis pajak dengan tepat, serta mengoptimalkan kepatuhan
pajak perusahaan untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.

Relevansi mata kuliah ini dalam dunia nyata terletak pada kompleksitas tata
kelola perpajakan dalam konteks bisnis modern. Perusahaan sering dihadapkan
pada berbagai tantangan terkait perpajakan, seperti perubahan regulasi,
pemenuhan kewajiban pajak yang tepat waktu, dan strategi pengelolaan pajak
yang efektif. Dengan pemahaman yang baik tentang akuntansi perpajakan, para
profesional dapat mengatasi tantangan tersebut dan mengoptimalkan strategi
keuangan perusahaan dengan lebih efisien.

B. Rumusan Masalah
1. Konsep Dasar Akuntansi Perpajakan?
2. Jenis-Jenis Persediaan dalam Akuntansi Perpajakan?
3. Perlakuan Persediaan dalam Akuntansi Perpajakan?
4. Implikasi Pajak atas Persediaan?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Akuntansi Perpajakan
a. Definisi dan ruang lingkup akuntansi perpajakan.

2
Akuntansi perpajakan adalah suatu bidang akuntansi yang berhubungan
dengan arah penentuan objek pajak yang menjadi beban perusahaan serta
perhitungannya mengacu kepentingan penyusunan laporan pajak yang dapat
digunakan oleh manajemen untuk membantu memilih transaksi yang akan
terjadi, berhubungan dengan pertimbangan-pertimbangan perpajakan.
Akuntansi perpajakan memiliki ruang lingkup yang meliputi penentuan
objek pajak, perhitungan pajak, dan pengelolaan laporan pajak. Para ahli
mengatakan bahwa akuntansi perpajakan memiliki tujuan untuk membantu
manajemen dalam memilih transaksi yang akan terjadi, berhubungan dengan
pertimbangan-pertimbangan perpajakan.2
Akuntansi perpajakan berbeda dengan akuntansi manajemen, yang
memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam
menjalani usahanya. Ketika kedua bidang akuntansi ini berbeda tujuannya,
dalam sebuah pelaksanaannya tetap dapat dilakukan bersamaan. Akuntansi
perpajakan juga memiliki hubungan dengan akuntansi manajemen, yang
memiliki tujuan untuk mengatur kegiatan perusahaan, mengontrol arus kas,
dan menilai alternatif dalam pengambilan keputusan.
Menurut Agung Gunawan (2018), akuntansi perpajakan merupakan bagian
integral dari sistem akuntansi keuangan yang memiliki peran penting dalam
membantu wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya dengan benar
dan tepat waktu.
Menurut Suryani (2019), akuntansi perpajakan bukan hanya sekedar
memenuhi kewajiban perpajakan, tetapi juga dapat digunakan sebagai alat
untuk mengoptimalkan keuntungan perusahaan melalui perencanaan pajak
yang efektif.
Menurut Harahap (2020), akuntansi perpajakan merupakan bidang yang
kompleks dan terus berkembang, sehingga akuntan pajak perlu selalu
mengikuti perkembangan peraturan perpajakan terbaru agar dapat
memberikan layanan yang terbaik kepada wajib pajak.

2
Adhitya Putri Pratiwi and Wahyu Nurul Hidayati, “Akuntansi Perpajakan” (UNPAM
PRESS. http://eprints. unpam. ac. id/8810/1/SAK45301_AKUNTANSI …, 2020).

3
Para ahli mengatakan bahwa akuntansi perpajakan memiliki ruang lingkup
yang meliputi penentuan objek pajak, perhitungan pajak, dan pengelolaan
laporan pajak. Akuntansi perpajakan memiliki tujuan untuk membantu
manajemen dalam memilih transaksi yang akan terjadi, berhubungan dengan
pertimbangan-pertimbangan perpajakan. Akuntansi perpajakan juga
memiliki hubungan dengan akuntansi manajemen, yang memiliki tujuan
untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam menjalani usahanya.
Ketika kedua bidang akuntansi ini berbeda tujuannya, dalam sebuah
pelaksanaannya tetap dapat dilakukan bersamaan.
Pada dasarnya, akuntansi perpajakan merupakan suatu proses yang diawali
dengan mengidentifikasi, mengukur, mencatat, dan melaporkan berbagai
informasi keuangan yang akan digunakan sebagai penilaian dan
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perpajakan. Akuntansi
perpajakan sangat penting bagi manajemen perusahaan untuk membantu
dalam memilih transaksi yang akan terjadi, berhubungan dengan
pertimbangan-pertimbangan perpajakan.
b. Peran dan pentingnya akuntansi perpajakan dalam suatu perusahaan
Menurut M. Taufiq Hidayat (2021), akuntansi perpajakan merupakan salah
satu kunci utama dalam mencapai tujuan keuangan perusahaan. Dengan
perencanaan pajak yang tepat, perusahaan dapat meminimalkan beban pajak
dan meningkatkan profitabilitasnya. Sedangkan menurut Amiruddin (2022),
akuntansi perpajakan yang baik dapat membantu perusahaan membangun
citra yang positif di mata pemerintah dan para pemangku kepentingan
lainnya. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan investor dan
mempermudah perusahaan dalam mendapatkan akses ke sumber daya
keuangan. Akuntansi perpajakan memiliki peran penting dalam suatu
perusahaan, sebagai berikut:

1. Menentukan objek pajak: Akuntansi perpajakan membantu


perusahaan dalam menentukan objek pajak yang akan dikenakan

4
pajak. Ini meliputi pemahaman tentang aset, harta benda, dan jasa
yang dikenakan pajak.
2. Perhitungan pajak: Akuntansi perpajakan memiliki peranan
penting dalam perhitungan pajak yang akan dikenakan kepada
perusahaan. Ini meliputi pemahaman tentang metode perhitungan
pajak, baik itu pajak langsung atau pajak pasal.
3. Pengelolaan laporan pajak: Akuntansi perpajakan membantu
perusahaan dalam pengelolaan laporan pajak yang akan diterima
oleh pemerintah. Ini meliputi pemahaman tentang format laporan
pajak, peraturan pengeluaran laporan pajak, dan peraturan
pengiriman laporan pajak.
4. Strategi perpajakan: Akuntansi perpajakan membantu perusahaan
dalam membuat strategi perpajakan yang efektif. Ini meliputi
pemahaman tentang insentif perpajakan, strategi pengurangan
beban pajak, dan strategi penghematan pajak.
5. Kepatuhan hukum: Akuntansi perpajakan membantu perusahaan
dalam memastikan kepatuhan hukum dengan perpajakan. Ini
meliputi pemahaman tentang peraturan perpajakan, kewajiban
pajak, dan sanksi.3
6. Mengoptimalkan keuangan: Akuntansi perpajakan membantu
perusahaan dalam mengoptimalkan keuangan mereka. Ini meliputi
pemahaman tentang insentif perpajakan, strategi pengurangan
beban pajak, dan strategi penghematan pajak.4
7. Pengambilan keputusan bijak: Akuntansi perpajakan memberikan
informasi yang akurat tentang pengeluaran dan pendapatan
perusahaan. Ini membantu perusahaan dalam membuat keputusan
yang lebih bijak tentang investasi, ekspansi, atau penghematan.

3
Arizta Reinhard Gosal, “Analisa Perlakuan Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 21,”
Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 1, no. 3 (2013).
4
Ancilla Regina Averti and Rossje Vitarimetawatty Suryaputri, “Pengaruh Keadilan
Perpajakan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi Perpajakan, Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap
Penggelapan Pajak,” Jurnal Akuntansi Trisakti 5, no. 1 (2018): 109–22.

5
Para ahli mengatakan bahwa akuntansi perpajakan sangat penting bagi
perusahaan, karena membantu dalam memastikan kepatuhan hukum,
mengoptimalkan keuangan, dan membuat keputusan bijak.5

B. Jenis-Jenis Persediaan dalam Akuntansi Perpajakan


Dalam akuntansi perpajakan, persediaan didefinisikan sebagai aset yang
dimiliki oleh perusahaan yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan
usaha normalnya dalam jangka waktu satu tahun atau lebih.6 Persediaan ini
dicatat dengan menggunakan metode penilaian tertentu, seperti FIFO (First In,
First Out) atau rata-rata tertimbang.

a. Persediaan barang dagang


Persediaan barang dagang adalah persediaan yang terdiri dari
barang-barang yang sudah siap untuk dijual kepada pelanggan. Barang-
barang ini biasanya dibeli dari pihak lain dan disimpan di gudang
perusahaan sebelum dijual. Contoh persediaan barang dagang adalah
pakaian, sepatu, elektronik, dan bahan makanan.
b. Persediaan bahan baku
Persediaan bahan baku adalah persediaan yang terdiri dari bahan-
bahan yang akan digunakan dalam proses produksi. Bahan-bahan ini
biasanya dibeli dari pihak lain dan disimpan di gudang perusahaan
sebelum digunakan. Contoh persediaan bahan baku adalah tepung terigu,
gula, plastik, dan kayu.
c. Persediaan barang dalam proses
Persediaan barang dalam proses adalah persediaan yang terdiri dari
barang-barang yang sedang dalam proses produksi. Barang-barang ini
belum selesai dikerjakan dan belum siap untuk dijual. Contoh persediaan
barang dalam proses adalah mobil yang sedang dirakit, sepatu yang sedang
dijahit, dan roti yang sedang dipanggang.

5
Nugraha Abhull Azwad et al., “Perpajakan Untuk Generasi Muda: Sosialisasi Prinsip
Perpajakan Dalam Konteks Bisnis,” Ash-Shahabah: Jurnal Pengabdian Masyarakat 2, no. 2 (2023):
7–13.
6
M Si Marfuah, “Penerapan Prosedur Stock Opname Persediaan Pada Cv. Corsa,” 2022.

6
d. Persediaan barang jadi
Persediaan barang jadi adalah persediaan yang terdiri dari barang-
barang yang sudah selesai diproduksi dan siap untuk dijual. Barang-barang
ini disimpan di gudang perusahaan sebelum dijual kepada pelanggan.
Contoh persediaan barang jadi adalah mobil yang sudah dirakit, sepatu
yang sudah dijahit, dan roti yang sudah dipanggang.

Penilaian persediaan merupakan bagian penting dari akuntansi perpajakan karena


nilai persediaan akan memengaruhi laba kena pajak perusahaan. Ada dua metode
penilaian persediaan yang umum digunakan dalam akuntansi perpajakan, yaitu:

1. Metode FIFO (First In, First Out): Metode ini mengasumsikan


bahwa barang yang pertama kali dibeli adalah yang pertama kali
dijual.
2. Metode Rata-Rata Tertimbang: Metode ini mengasumsikan bahwa
harga pokok penjualan dihitung berdasarkan rata-rata harga
pembelian barang selama periode tertentu.

Perusahaan bebas memilih metode penilaian persediaan yang paling sesuai


dengan jenis usahanya. Namun, perusahaan harus menggunakan metode yang
sama secara konsisten dari tahun ke tahun.

C. Perlakuan Persediaan dalam Akuntansi Perpajakan


a. Pengakuan persediaan dalam laporan keuangan.

Pengakuan persediaan dalam laporan keuangan melibatkan proses menentukan


nilai persediaan yang akan disajikan. Ada dua aspek utama dalam pengakuan
persediaan: pengakuan persediaan itu sendiri dan pengakuan beban persediaan 7.

Pengakuan persediaan pertama-tama berkaitan dengan mengidentifikasi


persediaan yang memiliki potensi manfaat ekonomi masa depan untuk
perusahaan. Persediaan ini juga harus memiliki nilai atau biaya yang dapat diukur

7
Khas Sukma Mulya et al., AKUNTANSI PERPAJAKAN: Teori, Landasan Hukum & Studi
Kasus (PT. Sonpedia Publishing Indonesia, 2023).

7
secara andal. Selain itu, persediaan harus sudah diterima atau hak
kepemilikannya/kepenguasaannya telah berpindah kepada perusahaan.8

Sementara itu, pengakuan beban persediaan terbagi menjadi dua pendekatan.


Pertama adalah pendekatan aset, di mana beban persediaan diakui saat persediaan
tersebut digunakan atau dikonsumsi. Pendekatan ini cocok untuk persediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan selama satu periode akuntansi atau untuk tujuan
berjaga-jaga. Pendekatan kedua adalah pendekatan beban, di mana setiap
pembelian persediaan langsung dihitung sebagai beban persediaan. Pendekatan ini
lebih cocok untuk jenis persediaan yang terkait dengan operasional utama dan
memerlukan pengendalian yang ketat.

Metode penilaian yang digunakan dalam pengakuan persediaan adalah Masuk


Pertama Keluar Pertama (MPKP). Dalam pengukuran persediaan, semua biaya
pembelian, biaya konversi, dan biaya lainnya dicatat. Prinsip ini sesuai dengan
PSAK No. 14 tentang persediaan.9

b. Metode penilaian persediaan yang umum digunakan (FIFO, LIFO, rata-


rata tertimbang)

Metode penilaian persediaan adalah cara yang digunakan untuk menentukan


nilai persediaan pada akhir periode akuntansi. Nilai persediaan ini akan
memengaruhi laba kena pajak perusahaan, sehingga pemilihan metode penilaian
yang tepat sangat penting. Pemilihan metode penilaian persediaan yang tepat
dapat memengaruhi laba kena pajak perusahaan. Perusahaan harus
mempertimbangkan berbagai faktor sebelum memilih metode penilaian yang
paling sesuai dengan kebutuhannya.

Berikut adalah tiga metode penilaian persediaan yang umum digunakan:

1. Metode FIFO (First In, First Out)

8
Natasya Manengkey, “Analisis Sistem Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang
Dan Penerapan Akuntansi Pada Pt. Cahaya Mitra Alkes,” Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 2, no. 3 (2014).
9
Putri Dewi Pramaniek, “TINJAUAN ATAS METODE PENCATATAN, PENILAIAN DAN
PELAPORAN PERSEDIAAN PADA PT. BIO FARMA (PERSERO) BERDASARKAN PSAK NO. 14,” 2013.

8
Metode FIFO (First In, First Out) berasumsi bahwa barang yang pertama kali
dibeli adalah yang pertama kali dijual. Menurut Agung Gunawan (2018), metode
FIFO umumnya lebih disukai karena mencerminkan aliran fisik barang yang
sebenarnya.

Contoh:

Misalkan pada bulan Januari, perusahaan membeli 100 unit barang dengan harga
perolehan Rp10.000 per unit. Pada bulan Februari, perusahaan membeli 150 unit
barang dengan harga perolehan Rp12.000 per unit. Pada bulan Maret, perusahaan
menjual 200 unit barang.

Penilaian persediaan dengan metode FIFO:

Persediaan akhir: 50 unit

Harga pokok penjualan: 150 unit x Rp10.000 + 50 unit x Rp12.000 =


Rp2.000.000

Soal: Perusahaan E menggunakan metode FIFO (First-In, First-Out) untuk menilai


persediaan. Selama periode, harga beli barang yang terjual adalah Rp 20.000/unit,
sedangkan harga beli barang yang tersisa adalah Rp 25.000/unit. Catatlah jurnal
penyesuaian ini!

Jawaban:

• Debit Biaya Persediaan (Rp 5.000.000)

• Kredit Pendapatan Persediaan (Rp 5.000.000)

Penjelasan: Jurnal ini mencatat penyesuaian untuk menyesuaikan nilai persediaan


sesuai dengan metode FIFO yang digunakan.

Berikut entri Jurnal Perusahaan E :

Date Account Title Debit Credit


1/1 Prepaid Rent Rp 5.000.000
Cash Rp 5.000.000

9
2. Metode LIFO (Last In, First Out)

Metode LIFO (Last In, First Out) berasumsi bahwa barang yang terakhir
dibeli adalah yang pertama kali dijual. Menurut Suryani (2019), metode LIFO
dapat menguntungkan perusahaan dalam periode inflasi karena menghasilkan laba
kena pajak yang lebih rendah.

Contoh:

Misalkan pada bulan Januari, perusahaan membeli 100 unit barang dengan harga
perolehan Rp10.000 per unit. Pada bulan Februari, perusahaan membeli 150 unit
barang dengan harga perolehan Rp12.000 per unit. Pada bulan Maret, perusahaan
menjual 200 unit barang.

Penilaian persediaan dengan metode LIFO:

Persediaan akhir: 100 unit

Harga pokok penjualan: 200 unit x Rp12.000 = Rp2.400.000

Soal: Perusahaan F menggunakan metode LIFO (Last-In, First-Out) untuk menilai


persediaan. Selama periode, harga beli barang yang terjual adalah Rp 25.000/unit,
sedangkan harga beli barang yang tersisa adalah Rp 20.000/unit. Catatlah jurnal
penyesuaian ini!

• Jawaban:

• Debit Pendapatan Persediaan (Rp 5.000.000)

• Kredit Biaya Persediaan (Rp 5.000.000)

Penjelasan: Jurnal ini mencatat penyesuaian untuk menyesuaikan nilai persediaan


sesuai dengan metode LIFO yang digunakan.

Date Account Title Debit Credit


1/1 Prepaid Rent Rp 5.000.000

10
Cash Rp 5.000.000

3. Metode Rata-Rata Tertimbang

Metode rata-rata tertimbang menghitung nilai persediaan dengan


menggunakan rata-rata harga pembelian barang selama periode tertentu. Menurut
Harahap (2020), metode rata-rata tertimbang dapat memberikan gambaran yang
lebih stabil tentang nilai persediaan dibandingkan dengan metode FIFO dan LIFO.

Contoh:

Misalkan pada bulan Januari, perusahaan membeli 100 unit barang dengan harga
perolehan Rp10.000 per unit. Pada bulan Februari, perusahaan membeli 150 unit
barang dengan harga perolehan Rp12.000 per unit. Pada bulan Maret, perusahaan
menjual 200 unit barang.

Penilaian persediaan dengan metode rata-rata tertimbang:

Rata-rata harga pembelian: (100 unit x Rp10.000) + (150 unit x Rp12.000) /


250 unit = Rp11.200 per unit

Persediaan akhir: 50 unit

Harga pokok penjualan: 200 unit x Rp11.200 = Rp2.240.000

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode


penilaian persediaan adalah:

1) Jenis usaha: Jenis usaha tertentu mungkin lebih cocok dengan metode
penilaian tertentu.
2) Fluktuasi harga: Fluktuasi harga barang dapat memengaruhi laba kena
pajak perusahaan dengan metode penilaian yang berbeda.
3) Konsistensi: Perusahaan harus menggunakan metode penilaian yang sama
secara konsisten dari tahun ke tahun.

11
c. Pengaruh perlakuan persediaan terhadap perhitungan pajak
perusahaan

Perlakuan persediaan, seperti metode penilaian persediaan dan penyisihan


untuk penurunan nilai persediaan, dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap
perhitungan pajak perusahaan. Menurut M. Taufiq Hidayat (2021), perlakuan
persediaan yang tepat dapat membantu perusahaan mengoptimalkan keuntungan
dan meminimalkan beban pajak.10

Metode penilaian persediaan yang digunakan perusahaan akan


memengaruhi harga pokok penjualan, yang merupakan komponen penting dalam
menghitung laba kena pajak. Metode FIFO (First In, First Out): Metode ini
umumnya menghasilkan laba kena pajak yang lebih rendah dalam periode inflasi
karena harga pokok penjualan dihitung berdasarkan harga pembelian yang lebih
rendah.

Metode LIFO (Last In, First Out). Metode ini umumnya menghasilkan
laba kena pajak yang lebih tinggi dalam periode inflasi karena harga pokok
penjualan dihitung berdasarkan harga pembelian yang lebih tinggi. Metode Rata-
Rata Tertimbang. Metode ini menghasilkan laba kena pajak yang lebih stabil
dibandingkan dengan metode FIFO dan LIFO.

Perusahaan dapat menyisihkan dana untuk mengantisipasi penurunan nilai


persediaan yang disebabkan oleh kerusakan, obsolesensi, atau penurunan harga
pasar. Penyisihan ini diperbolehkan sebagai pengurang laba kena pajak dalam
tahun penyisihan dilakukan.

Contoh:

Misalkan pada akhir tahun 2023, perusahaan memiliki persediaan dengan


harga pokok Rp10.000.000. Nilai realisasi bersih persediaan tersebut adalah
Rp8.000.000. Perusahaan menyisihkan dana sebesar Rp2.000.000 untuk
mengantisipasi penurunan nilai persediaan.

10
Viriany Viriany, Monica Agatha, and Kinaya Arung Laby, “Pelatihan Akuntansi
Perpajakan Pada CV Amadeus Jaya Makmur,” Prosiding SENAPENMAS, 2021, 529–36.

12
Dampak pajak:

Laba kena pajak sebelum penyisihan: Rp10.000.000

Penyisihan untuk penurunan nilai persediaan: Rp2.000.000

Laba kena pajak setelah penyisihan: Rp8.000.000

Dalam contoh ini, penyisihan untuk penurunan nilai persediaan mengurangi laba
kena pajak perusahaan sebesar Rp2.000.000.

D. Implikasi Pajak atas Persediaan


a. Pengaruh perbedaan perlakuan persediaan terhadap pajak penghasilan

Perbedaan perlakuan persediaan terhadap pajak penghasilan berpengaruh


pada tingkat pengenaan pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. Perlakuan
persediaan yang berbeda dapat mempengaruhi pengukuran laba bersih, yang
merupakan dasar untuk penilaian pajak penghasilan. Selain itu, perlakuan
persediaan juga dapat mempengaruhi pengenaan pajak yang bersifat final atau
tidak bersifat final, yang kemudian mempengaruhi besarnya pajak yang harus
dibayar. Perbedaan perlakuan persediaan juga dapat mempengaruhi pengukuran
standar akuntansi yang digunakan dalam pengenaan pajak, seperti Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dan Prinsip Akuntansi.11

Perlakuan persediaan dalam akuntansi memiliki dampak signifikan


terhadap penghasilan kena pajak dan pajak penghasilan yang terutang oleh sebuah
perusahaan. Hal ini terutama terkait dengan metode penilaian persediaan yang
digunakan, seperti FIFO (First In, First Out), LIFO (Last In, First Out), dan rata-
rata tertimbang. Misalnya, metode FIFO cenderung menghasilkan laba bersih
yang lebih tinggi pada periode inflasi, sehingga meningkatkan pajak penghasilan
yang harus dibayar oleh perusahaan. Di sisi lain, metode LIFO cenderung
menghasilkan laba bersih yang lebih rendah pada periode inflasi, yang berarti
pajak penghasilan yang terutang menjadi lebih rendah. Sedangkan metode rata-

11
Renald Runtuwarow and Inggriani Elim, “Analisis Penerapan Akuntansi Pajak
Penghasilan Pasal 21 Atas Gaji Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi
Utara,” Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 4, no. 1 (2016).

13
rata tertimbang memberikan hasil laba bersih yang lebih stabil di berbagai kondisi
ekonomi, sehingga dampaknya terhadap pajak penghasilan tidak begitu signifikan.
Dengan demikian, pemilihan metode penilaian persediaan menjadi faktor penting
dalam mengelola kewajiban pajak perusahaan.12

Selain metode penilaian, perusahaan juga harus mempertimbangkan


pencadangan persediaan dan perhitungan penyusutan persediaan, yang keduanya
memiliki implikasi signifikan terhadap penghasilan kena pajak. Pencadangan
persediaan, seperti untuk kehilangan akibat kerusakan, obsolesen, atau penurunan
nilai, mengurangi nilai persediaan akhir dan meningkatkan biaya pokok penjualan,
yang pada akhirnya menurunkan laba bersih dan penghasilan kena pajak. Begitu
juga dengan perhitungan penyusutan persediaan, khususnya untuk persediaan
yang disimpan dalam jangka waktu lama. Penyusutan ini meningkatkan biaya
pokok penjualan dan menurunkan laba bersih, sehingga juga menurunkan
penghasilan kena pajak.13

Dalam hal implikasi pajak, perbedaan perlakuan persediaan dapat


mempengaruhi pembayaran pajak penghasilan dengan cara yang berbeda. Metode
LIFO dan pencadangan persediaan dapat menunda pembayaran pajak penghasilan
ke periode di masa depan karena mereka menurunkan laba bersih pada periode
saat ini. Sebaliknya, metode FIFO dapat mempercepat pembayaran pajak
penghasilan ke periode saat ini karena cenderung menghasilkan laba bersih yang
lebih tinggi. Oleh karena itu, kebijakan yang diterapkan terhadap pencadangan
persediaan dan penyusutan persediaan juga memiliki dampak yang perlu
dipertimbangkan secara seksama dalam perencanaan pajak perusahaan.14

b. Strategi manajemen persediaan untuk mengoptimalkan kewajiban


pajak

12
Kevin Bhuana Islami and Darminto Hartono Paulus, “UPAYA MEMINIMALISIR TRANSFER
PRICING PADA HUKUM PERPAJAKAN INTERNASIONAL,” Rechtidee 17, no. 2 (2022): 312–32.
13
Dhian N Rembet, “Analisis Penerapan Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi Pada PT DUA
MUTIARA SEJATI,” Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi 16, no. 4 (2016).
14
Subaidah Ratna Juita, Amri Panahatan Sihotang, and Supriyadi Supriyadi, “Penerapan
Prinsip Individualisasi Pidana Dalam Perkara Tindak Pidana Perpajakan,” Jurnal Ius
Constituendum 5, no. 2 (2020): 271–85.

14
Strategi manajemen persediaan dapat menjadi alat yang efektif untuk
mengoptimalkan kewajiban pajak suatu perusahaan. Pertama-tama, perusahaan
harus memilih metode perseediaan yang sesuai dengan peraturan perpajakan dan
strategi penghematan pajak yang ingin diadopsi. Metode seperti FIFO dan LIFO
memiliki dampak yang berbeda pada kewajiban pajak, sehingga pemilihan harus
didasarkan pada pertimbangan yang matang. Selanjutnya, perusahaan perlu
melakukan perencanaan pajak yang mempertimbangkan strategi tax avoidance
untuk minimalisasi beban pajak yang harus dibayar.

Langkah selanjutnya adalah melakukan koreksi fiskal atas laporan


keuangan komersial agar sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
Strategi penghindaran pajak juga dapat digunakan, misalnya dengan menjaga
biaya persediaan rendah saat permintaan turun. Perusahaan juga harus
mempertimbangkan perlakuan akuntansi atas pendapatan dan pengaruhnya
terhadap perhitungan pajak penghasilan, serta menggunakan standar akuntansi
yang sesuai dengan peraturan perpajakan.15

Terakhir, perusahaan harus memperhitungkan pengenaan pajak yang


bersifat final, yang dapat mempengaruhi besarnya pajak yang harus dibayar.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini secara efektif, perusahaan dapat
mengoptimalkan kewajiban pajaknya dan mengurangi biaya pajak yang tidak
perlu, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan profitabilitas perusahaan.

15
Sri Ernawati and Mellyana Wijaya, “Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Badan Usaha Dibidang Perdagangan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Banjarmasin,” Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Keuangan 1, no. 1 (2016).

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Akuntansi perpajakan merupakan bidang akuntansi yang fokus pada penentuan


objek pajak, perhitungan pajak, dan pengelolaan laporan pajak. Tujuannya adalah
membantu manajemen dalam memilih transaksi yang menguntungkan dari sisi
perpajakan.

Persediaan adalah aset penting bagi perusahaan, dan perlakuannya dapat


berdampak signifikan pada perhitungan pajak. Ada empat jenis persediaan: barang
dagang, bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

Metode penilaian persediaan yang digunakan perusahaan, seperti FIFO, LIFO,


dan rata-rata tertimbang, akan memengaruhi harga pokok penjualan dan laba kena
pajak. Dalam periode inflasi, metode FIFO umumnya menghasilkan laba kena

16
pajak yang lebih rendah, sedangkan LIFO menghasilkan laba kena pajak yang
lebih tinggi.

Perusahaan dapat menyisihkan dana untuk mengantisipasi penurunan nilai


persediaan. Penyisihan ini dapat dikurangkan dari laba kena pajak dalam tahun
penyisihan dilakukan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Averti, Ancilla Regina, and Rossje Vitarimetawatty Suryaputri. “Pengaruh Keadilan


Perpajakan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi Perpajakan, Kepatuhan Wajib Pajak
Terhadap Penggelapan Pajak.” Jurnal Akuntansi Trisakti 5, no. 1 (2018): 109–22.
Azwad, Nugraha Abhull, Rifqi Nur Wahyuni, Andi Indah Lestari, and Nisma Ariskha
Masdar. “Perpajakan Untuk Generasi Muda: Sosialisasi Prinsip Perpajakan Dalam
Konteks Bisnis.” Ash-Shahabah: Jurnal Pengabdian Masyarakat 2, no. 2 (2023): 7–
13.
Ernawati, Sri, and Mellyana Wijaya. “Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Badan Usaha Dibidang Perdagangan Di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Banjarmasin.” Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Keuangan 1, no. 1 (2016).
Gosal, Arizta Reinhard. “Analisa Perlakuan Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 21.”
Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 1, no. 3
(2013).
Halim, Abdul, Icuk Rangga Bawono, and Amin Dara. “Perpajakan: Konsep, Aplikasi,
Contoh, Dan Studi Kasus.” Jakarta: Salemba Empat, 2014.
Islami, Kevin Bhuana, and Darminto Hartono Paulus. “UPAYA MEMINIMALISIR
TRANSFER PRICING PADA HUKUM PERPAJAKAN INTERNASIONAL.”
Rechtidee 17, no. 2 (2022): 312–32.
Juita, Subaidah Ratna, Amri Panahatan Sihotang, and Supriyadi Supriyadi. “Penerapan
Prinsip Individualisasi Pidana Dalam Perkara Tindak Pidana Perpajakan.” Jurnal
Ius Constituendum 5, no. 2 (2020): 271–85.
Manengkey, Natasya. “Analisis Sistem Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang
Dan Penerapan Akuntansi Pada Pt. Cahaya Mitra Alkes.” Jurnal EMBA: Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 2, no. 3 (2014).
Marfuah, M Si. “Penerapan Prosedur Stock Opname Persediaan Pada Cv. Corsa,” 2022.
Mulya, Khas Sukma, Dwikora Harjo, Ratih Kumala, Imam Nazarudin Latif, Tiolina Evi,
Ambarwati Ambarwati, Irawati Irawati, Mohamad Luhur Hambali, Jiwa Pribadi
Agustianto, and Mainita Hidayati. AKUNTANSI PERPAJAKAN: Teori, Landasan
Hukum & Studi Kasus. PT. Sonpedia Publishing Indonesia, 2023.
Pramaniek, Putri Dewi. “TINJAUAN ATAS METODE PENCATATAN, PENILAIAN
DAN PELAPORAN PERSEDIAAN PADA PT. BIO FARMA (PERSERO)
BERDASARKAN PSAK NO. 14,” 2013.
Pratiwi, Adhitya Putri, and Wahyu Nurul Hidayati. “Akuntansi Perpajakan.” UNPAM
PRESS. http://eprints. unpam. ac. id/8810/1/SAK45301_AKUNTANSI …, 2020.
Rembet, Dhian N. “Analisis Penerapan Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi Pada
PT DUA MUTIARA SEJATI.” Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi 16, no. 4 (2016).
Runtuwarow, Renald, and Inggriani Elim. “Analisis Penerapan Akuntansi Pajak

18
Penghasilan Pasal 21 Atas Gaji Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Perkebunan
Provinsi Sulawesi Utara.” Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
Dan Akuntansi 4, no. 1 (2016).
Viriany, Viriany, Monica Agatha, and Kinaya Arung Laby. “Pelatihan Akuntansi
Perpajakan Pada CV Amadeus Jaya Makmur.” Prosiding SENAPENMAS, 2021,
529–36.

19

Anda mungkin juga menyukai