Makalah Ilmu Tafsir Umar
Makalah Ilmu Tafsir Umar
Makalah ini dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ilmu Tafsir
Oleh:
NIM: 23862311110
KUPANG
2024
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini yang berjudul “Metode Penelitian Tafsir Ijmali dan Aplikasinya”. Sholawat serta salam tak
lupa kita curahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan
kebenaran didunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin.
Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan. Oleh karena itu, dengan senang hati kami menerima
kritik dan saran dari semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an diturunkan Allah kepada ummat manusia dijadikan sebagai hudan,
bayyinah, dan furqan. Al-Qur’an selalu dijadikan sebagai pedoman dalam setiap aspek
kehidupan dan al-Qur’an merupakan kitab suci ummat Islam yang selalu relevan
sepanjang masa. Relevansi kitab suci ini terlihat pada petunjuk-petunjuk yang
diberikannya kepada umat manusia dalam aspek kehidupan. Inilah sebabnya untuk
memahami al-Qur’an di kalangan ummat Islam selalu muncul di permukaan, selaras
dengan kebutuhan dan tantangan yang mereka hadapi. Allah berfirman:
ِي أَ ْق َو ُم
َ ِإن هَذَا ا ْلقُرْ آ َن يَ ْهدِي لِلتِي ه
“sesungguhnya al-Qur’an memberi petunjuk kepada [jalan] yang lebih lurus”
(Q.S Al Isra' (17) ayat 9)
Agar fungsi al-Qur’an tersebut dapat terwujud, maka kita harus menemukan
makna firman Allah SWT saat menafsirkan al-Qur’an. Upaya untuk menafsirkan ayat-
ayat Qur’an untuk mencari dan menemukan makna- makna yang terkandung di
dalamnya. Muhammad Arkon, seorang pemikir Aljazair kontemporer, menulis bahwa
“al-Qur’an memberikan kemungkinan- kemungkinan arti yang tak terbatas. Kesan yang
diberikan oleh ayat-ayatnya mengenai pemikiran dan penjelasan pada tingkat wujud
adalah mutlak. Dengan demikian ayat selalu terbuka [untuk diinterpretasi] baru, tidak
pernah
Pasti dan tertutup dalam interpretasi tunggal1. Tafsir sebagai usaha untuk
memahami dan menerangkan maksud dan kandungan ayat-ayat suci mengalami
perkembangan yang cukup bervariasi. Katakan saja, corak penafsiran al-Qur’an adalah
hal yang tak dapat dihindari. M.Quraish Shihab, mengatakan bahwa corak penafsiran
yang dikenal selama ini, antara lain:
a. corak sastra bahasa.
b. corak filsafat dan teologi.
c. corak penafsiran ilmiah.
d. corak fiqih atau hukum.
1
M. Quraish Shihab. Membumikan al-Qur’an.( Bandung: Mizan 1992). hlm. 72.
1
e. corak tasawuf.
Bermula pada masa Syaikh Muhammad Abduh (1849-1905), corak-corak
tersebut mulai berkembang dan perhatian banyak tertuju kepada corak satra budaya
kemasyarakatan. Yakni suatu corak tafsir yang menjelaskan petunjuk- petunjuk
ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dengan
mengemukakan petunjuk-petunjuk tersebut dalam bahasa yang mudah dimengerti
tapi indah didengar2
Munculnya berbagai model dan metode penafsiran terhadap al-Qur‟an dalam
sepanjang sejarah umat Islam merupakan salah satu bentuk upaya membuka dan
menyingkap pesan-pesan teks secara optimal sesuai dengan kemampuan dan
kondisi sosial sang mufasir. Salah satu metode penafsiran yang telah digunakan
oleh sebagian mufasir dalam sejarah penafsiran umat Islam adalah metode Ijmali,
seperti yang akan diuraikan dalam tulisan ini. Metode tafsir ijmali merupakan salah
satu dari 4 metode penafsiran (maudlu‟i, muqaran dan tahlili) yang pernah
berkembang di kalangan umat Islam dan diterapkan menjadi beberapa kitab tafsir.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu tafsir ijmali ?
2. Apa sajakah metode – metode tafsir ijmali ?
3. Apa saja kelebih dan kekurangannya?
C. Tujian penulisan
1. Mengetahui penertian dari tafsir ijmali.
2. Paham akan metode – metode tafsir ijmali.
3. Tau akan kelebih dan kekurangannya.
2
Ibid. hlm. 72-73
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Adib bisri dan Munawir AF, Al Bisri kamus Arab Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1999),hlm. 568.
4
Manna Khalil Al-Qaththan, Studi ilmu-Ilmu Al-Quran, Terj, ( Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008), hlm457.
5
Manna Khalil al-Qaththan, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur`an, (Bogor: Litera antar Nusa, 2013),hlm. 455-456
lihat juga Muhammad Husain Az-Zahabi, at-Tafsir wa al-Mufassirun, hlm. 12
3
Metode Penafsiran Ijmali Secara harfiah, kata ijmali berasal dari ajmala yang
berarti menyebutkan sesuatu secara tidak terperinci. Maka tafsir ijmali dapat diartikan
kepada penjelasan maksud ayat al-Qur‟an secara umum dengan tidak memperincinya,
atau penjelasan singkat tentang pesan-pesan Ilahi yang terkandung dalam suatu ayat.
Tafsir ijmali yaitu, penafsiran al-Quran dengan uraian singkat dan global, tanpa
uraian panjang lebar. Mufassir menjelaskan arti dan makna ayat dengan uraian singkat
yang dapat menjelaskan sebatas artinya tanpa menyinggung hal-hal selain arti yang
dikehendaki. Hal ini dilakukan terhadap ayat-ayat al-Quran, ayat demi ayat dan surat
demi surat, sesuai urutannya dalam mushaf dalam kerangka uraian yang mudah dengan
bahasa dan cara yang dapat dipahami orang yang pintar dan orang yang bodoh dan
orang pertengahan keduanya. 6
6
. Kadar M. Yusuf, Studi al-Quran (Jakarta: Amzah, 2010), hlm.145.
4
yang tidak terlalu banyak, dan langsung menjelaskan maksud dari ayat/kelompok ayat
tersebut. Kemudian, biasanya diakhiri dengan kesimpulan hukum atau apa pelajaran
yang bisa diambil.8
Tafsir ijmali yaitu menafsirkan Al-Qur`an secara singkat dan global. Dengan
metode ini, mufassir berupaya menjelaskan makna-makna Al-Qur`an dengan uraian
singkat dan bahasa yang mudah sehingga dapat dipahami oleh semua orang, mulai dari
orang yang berpengetahuan luas sampai orang yang berpengetahuan sekadarnya. Hal
ini dilakukan terhadap ayat per ayat dan surat per surat sesuai dengan urutannya dalam
mushaf sehingga tampak keterkaitan antara makna satu ayat dan ayat yang lain, antara
satu surat dengan surat yang lain. Dengan metode ini, mufassir berupaya pula
menafsirkan kosa kata Al-Qur`an dengan kosa kata yang ada dalam Al-Qur`an sendiri,
sehingga para pembaca yang melihat uraian tafsirnya tidak jauh dari konteks Al-
Qur`an, tidak keluar dari muatan makna yang dikandung oleh kosakata serupa dalam
Al-Qur`an, dan adanya keserasian antara bagian Al-Qur`an yang satu dan bagian yang
lain.
Metode ini lebih jelas dan lebih mudah dipahami para pembaca. Ketika
menggunakan metode ini, para mufassir menjelaskan Al-Qur`an dengan bantuan
Asbab Al-Nuzul, peristiwa sejarah, Hadis Nabi, atau pendapat ulama.9 Para pakar
menganggap bahwa metode ijmali merupakan metode yang pertama kali lahir dalam
sejarah perkembangan metodologi tafsir. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa
pada era Nabi SAW.dan para sahabat, persoalan Bahasa, teruatama Bahasa Arab
bukanlah menjadi penghambat dalam memahami al- Qur`an. Tidak saja karena
mayoritas sahabat adalah orang Arab dan ahli Bahasa Arab, tetapi juga mereka
mengetahui secara baik latar belakang turunnya (asbab al-Nuzul) ayat dan bahkan
menyaksikan serta terlibat langsung dalam situasi dan kondisi umat islam ketika ayat
Al-Qur`an turun.
Realitas sejarah yang demikian sangat kondusif dalam menyuburkan
persemaian metode Ijmali, karena sahabat tidak memerlukan penjelasan yang rinci dari
Nabi, tetapi cukup dengan isyarat dan uraian sederhana, sebagaimana yang dilakukan
beliau ketika menafsirkan kata Zulm dengan Syirk. Boleh dikatakan bahwa pada awal-
8
Sumber : Herlambang, Saiffudin. Pengantar ilmu tafsir, Yogyakarta : Samudera biru, 2020, hlm. 66-67.
9
Abdul Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu`I (ter), (Bandung: Pustaka setia, 2002), hlm. 38.
5
awal islam metode ijmali menjadi satu-satunya opsi dalam memahami dan menafsirkan
Al-Qur`an. Prosedur metode Ijmali yang praktis dan mudah dipahami rupanya turut
memotivasi ulama tafsir belakangan untuk menulis karya tafsir dengan menerapkan
metode ini. Di antara mereka adalah Jalal al- Din al-Mahalli (w.864H) dan Jalal al-Din
al-Suyuthi (w.911 H) yang mempublikasikan kitab tafsir yang sangat popular dengan
judul tafsir al-Jalalain. Lebih jauh, akar dari metode penafsiran ini barangkali merujuk
pada karya tafsir yang diatributkan kepada sahabat `Abd Allah bin Abbas, Tanwir al-
Miqbas fi Tafsir ibn Abbas, yang ditulis oleh al-Fairuzzabady (w.1414 M).10
10
Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir Al-Qur`an Kontemporer dalam pandangan Fazlur Rahman, (Jakarta:
Sulthan Thaha Press, 2007),hlm. 47-48.
11
Nashrudih baidan, Metode Penafsiran al-Qur‟an, Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2002, hal 6
6
C. Kelebihan dan Kelemahan Metode Tafsir Ijmali
Metode tafsir ijmali. Metode tafsir Ijmali adalah metode tafsir yang telah
digunakan oleh Nabi Muhammad sebagai al-Mufassir al Awwal untuk menafsirkan al-
Qur`an dengan cara singkat dan global, metode ini digunakan agar pesan yang tersirat
dalam ayat-ayat al-Qur`an dapat dipahami dengan mudah dan gampang oleh umat
Islam.
Kelebihan nya yaitu :
a. Memiliki karakter yang simplistis dan mudah dimengerti
b. Tidak mengandung elemen penafsiran israiliyat
c. Lebih mendekati bahasa Al-Qur`an
Kelemahan nya :
a. Menjadikan petunjuk Al-Quran bersifat parsial
b. Tidak membuka ruang untuk mengemukakan analisis yang memadai.12
Contoh metode ijmali yaitu Tafsir Al-jalalain, karya Jalal al-Din al Suyuthi dan
Jalal al-Din al-Mahally.
Tafsir sebagai produk pemahaman manusia terhadap teks ayat-ayat Al-Qur`an,
tentu tidak lepas dari kelebihan dan kelemahannya, demikian juga dengan metode
tafsir Ijmali, pasti memiliki kelebihan dan kelemahan yang kalau kita analisa akan
saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya. Berikut kelebihan dan
kelemahan metode tafsir Ijmali:
1. Kelebihan
a. Memiliki karakter yang simplistis dan mudah dimengerti
b. Tidak mengandung elemen penafsiran israiliyat
c. Lebih mendekati bahasa Al-Qur`an
2. Kelemahan
a. Menjadikan petunjuk Al-Quran bersifat parsial
b. Tidak membuka ruang untuk mengemukakan analisis yang memadai. 13
12
Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir Al-Qur`an Kontemporer dalam pandangan Fazlur Rahman, (Jakarta:
Sulthan Thaha Press, 2007)hlm. 37
13
Manna Khalil al-Qaththan, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur`an, (Bogor: Litera antar Nusa, 2013),hlm. 462-465.
Lihat juga Dr. Thameem ushama, Metodologi Tafsir
Al-Qur`an, 31-33.
7
D. Kitab Tafsir yang menggunakan Metode Tafsir Ijmali
Di antara kitab Tafsir yang menggunakan metode ini adalah sebagai berikut:
1. . Tafsir Al-jalalain, karya Jalal al-Din al-Suyuthi dan Jalal al- Din al-Mahally.
2. Tafsir Al-Qur`an al-Azhim karya Muhammad Farid Wajdi.
3. Shafwah al-bayan li Ma`any Al-Qur`an karya Syaikh Hasanain Muhammad
Makhluf
4. Tanwir al-Miqbas min tafsir Ibnu Abbas karya Ibnu Abbas yang dihimpun al-
Fairuz abady.
5. Tafsir al-Wasith, produk lembaga Pengkajian Universitas al- Azhar Mesir,
karya suatu komite UlamA.
6. Al-Tafsir al-Muyassar karya Syaikh Abd al-jalil.
7. Al-Tafsir al-Mukhtashar, produk Majelis Tinggi Urusan Umat Islam, karya
suatu komite ulama.14
Contoh penerapan metode Tafsir Ijmali
Langkah-langkah yang ditempuh para mufassir dalam penafsiran metode Ijmali:
1. Membahas ayat demi ayat sesuai dengan urutan yang tertuang dalam mushaf.
2. Mengemukakan arti global yang dimaksud oleh ayat tersebut
3. Makna yang diutarakan biasanya diletakkan di dalam
rangkaian ayat (ayat diletakkan di antara dua tanda kurung, sementara tafsirnya
diletakkan di luar tanda kurungtersebut)
Atau menurut pola yang diakui oleh jumhur Ulama dan mudah dipahami semua
orang.Bahasa yang digunakan, diupayakan lafaznya mirip bahkan sama dengan
lafaz yang digunakan Al-Qur`an (dalam bentuk Sinonim) 15
Contoh penafsiran Ijmali dapat kita lihat pada tafsir al Jalalain, yang hanya
membutuhkan beberapa baris saja saat menafsirkan lima ayat pertama di dalam surat
al Baqarah. Al Jalalain saat menafsirkan Firman Allah QS al-Baqarah :1
memaparkan “ ”المmisalnya dia berkata Allah Yang Maha Tahu maksudnya. Demikian
pula halnya saat menafsirkan Firman Allah “ ”الكتابhanya menyatakan yang dibaca
oleh Muhammad SAW. “( ”ال ريب فيهla syakka) berfungsi sebagai predikat dan
14
Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir Al-Qur`an Kontemporer dalam pandangan Fazlur Rahman, (Jakarta:
Sulthan Thaha Press, 2007)hlm., 48
15
Sumber : Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir Al-Qur`an Kontemporer dalam pandangan Fazlur Rahman,
(Jakarta: Sulthan Thaha Press, 2007), 48
8
subjeknya adalah “ “هدى.” ”ذالكberfurngsi sebagai predikat kedua bagi “ ”ذالكyang
mengandung arti memberi petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Dapat kita lihat dalam
kitab Tafsir Al-Qur`an, Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibnu Abbas yang dihimpun al-
Fairuzabady.16
16
Muhammad Mutawali, Tafsir Ijmali Sebagai Metode Tafsir Rasulullah, Artikel tafsir ijmali.pdf Version: 1
Submitted: October 29, 2017 | Last edited: July 02, 2018. hal 10
9
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan:
Pada akhirnya, penulis mengatakan bahwa tafsir ijmali merupakan metode tafsir yang
sebagian besar para ahli tafsir menggunakannya untuk berkhidmat pada kitab Allah ta'ala. Para
ahli tafsir tidak meninggalkan sesuatu yang mempedalam/memperluas ruan pemahaman ayat
melainkan mereka akan menggunakan metode itu atau mengikut sertakapenjelasan itu. Akan
tetapi ada perbedaan di antara mufassir itu merupakan sunnatullah.Di antara ahli tafsir ada
yang menjelaskan tafsirnya secara luas (komprehensif), ada pula yang menjelaskan secara
ringkas dan padat. Pada zaman kontemporer ini, ada penambahan dalam bab atau penjelasan
dalam tafsir. Zaman ini telah memberikan saham dalam menjelaskan nash al-Qur'an yang
sesuai dengan tabiat zamannya. Muncul di zaman ini tafsir ilmi, yang merupakan bukti
kebenaran firman Allah S.W.T. dalam bidang ilmi.Allahu a'lam.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hayy Al-Farmawi, 2002, Metode Tafsir Maudhu`I (ter), (Bandung: Pustaka
setia,),
Adib bisri dan Munawir AF, 1999, Al Bisri kamus Arab Indonesia, (Surabaya: Pustaka
Progresif,),
Manna Khalil Al-Qaththan, 2008, Studi ilmu-Ilmu Al-Quran, Terj, ( Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar,)
Manna Khalil al-Qaththan, 2013, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur`an, (Bogor: Litera antar
Nusa,)
Manna Khalil al-Qaththan, 2013. Studi Ilmu-ilmu Al-Qur`an, (Bogor: Litera antar
Nusa,)
11