Akuntansi Perpajakan-2
Akuntansi Perpajakan-2
AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI BISNIS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE
2024-2025
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah, Tuhan yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, utusan Allah yang menjadi suri tauladan
bagi umat manusia.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Konsep Dasar Akuntansi Perpajakan.................................................................3
B. Jenis-Jenis Persediaan dalam Akuntansi Perpajakan.......................................6
C. Perlakuan Persediaan dalam Akuntansi Perpajakan............................................8
D. Implikasi Pajak atas Persediaan..........................................................................12
BAB III PENUTUP........................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi perpajakan adalah mata kuliah yang mempelajari bagaimana
mengelola dan melaporkan transaksi keuangan perusahaan sesuai dengan
ketentuan pajak yang berlaku. Dalam hal ini, pemahaman yang mendalam tentang
konsep dan prinsip akuntansi perpajakan sangat penting untuk dikuasai oleh para
pelaku bisnis dan profesional akuntan.
1
Abdul Halim, Icuk Rangga Bawono, and Amin Dara, “Perpajakan: Konsep, Aplikasi,
Contoh, Dan Studi Kasus,” Jakarta: Salemba Empat, 2014.
1
Mata kuliah akuntansi perpajakan bertujuan untuk memberikan pemahaman
yang komprehensif mengenai dasar-dasar perpajakan, perlakuan akuntansi
terhadap pajak, serta strategi manajemen pajak. Hal ini sangat bermanfaat bagi
mahasiswa, karena mereka dapat mengembangkan kemampuan untuk melakukan
perhitungan dan analisis pajak dengan tepat, serta mengoptimalkan kepatuhan
pajak perusahaan untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.
Relevansi mata kuliah ini dalam dunia nyata terletak pada kompleksitas tata
kelola perpajakan dalam konteks bisnis modern. Perusahaan sering dihadapkan
pada berbagai tantangan terkait perpajakan, seperti perubahan regulasi,
pemenuhan kewajiban pajak yang tepat waktu, dan strategi pengelolaan pajak
yang efektif. Dengan pemahaman yang baik tentang akuntansi perpajakan, para
profesional dapat mengatasi tantangan tersebut dan mengoptimalkan strategi
keuangan perusahaan dengan lebih efisien.
B. Rumusan Masalah
1. Konsep Dasar Akuntansi Perpajakan?
2. Jenis-Jenis Persediaan dalam Akuntansi Perpajakan?
3. Perlakuan Persediaan dalam Akuntansi Perpajakan?
4. Implikasi Pajak atas Persediaan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Akuntansi Perpajakan
a. Definisi dan ruang lingkup akuntansi perpajakan.
2
Akuntansi perpajakan adalah suatu bidang akuntansi yang berhubungan
dengan arah penentuan objek pajak yang menjadi beban perusahaan serta
perhitungannya mengacu kepentingan penyusunan laporan pajak yang dapat
digunakan oleh manajemen untuk membantu memilih transaksi yang akan
terjadi, berhubungan dengan pertimbangan-pertimbangan perpajakan.
Akuntansi perpajakan memiliki ruang lingkup yang meliputi penentuan
objek pajak, perhitungan pajak, dan pengelolaan laporan pajak. Para ahli
mengatakan bahwa akuntansi perpajakan memiliki tujuan untuk membantu
manajemen dalam memilih transaksi yang akan terjadi, berhubungan dengan
pertimbangan-pertimbangan perpajakan.2
Akuntansi perpajakan berbeda dengan akuntansi manajemen, yang
memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam
menjalani usahanya. Ketika kedua bidang akuntansi ini berbeda tujuannya,
dalam sebuah pelaksanaannya tetap dapat dilakukan bersamaan. Akuntansi
perpajakan juga memiliki hubungan dengan akuntansi manajemen, yang
memiliki tujuan untuk mengatur kegiatan perusahaan, mengontrol arus kas,
dan menilai alternatif dalam pengambilan keputusan.
Menurut Agung Gunawan (2018), akuntansi perpajakan merupakan bagian
integral dari sistem akuntansi keuangan yang memiliki peran penting dalam
membantu wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya dengan benar
dan tepat waktu.
Menurut Suryani (2019), akuntansi perpajakan bukan hanya sekedar
memenuhi kewajiban perpajakan, tetapi juga dapat digunakan sebagai alat
untuk mengoptimalkan keuntungan perusahaan melalui perencanaan pajak
yang efektif.
Menurut Harahap (2020), akuntansi perpajakan merupakan bidang yang
kompleks dan terus berkembang, sehingga akuntan pajak perlu selalu
mengikuti perkembangan peraturan perpajakan terbaru agar dapat
memberikan layanan yang terbaik kepada wajib pajak.
2
Adhitya Putri Pratiwi and Wahyu Nurul Hidayati, “Akuntansi Perpajakan” (UNPAM
PRESS. http://eprints. unpam. ac. id/8810/1/SAK45301_AKUNTANSI …, 2020).
3
Para ahli mengatakan bahwa akuntansi perpajakan memiliki ruang lingkup
yang meliputi penentuan objek pajak, perhitungan pajak, dan pengelolaan
laporan pajak. Akuntansi perpajakan memiliki tujuan untuk membantu
manajemen dalam memilih transaksi yang akan terjadi, berhubungan dengan
pertimbangan-pertimbangan perpajakan. Akuntansi perpajakan juga
memiliki hubungan dengan akuntansi manajemen, yang memiliki tujuan
untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam menjalani usahanya.
Ketika kedua bidang akuntansi ini berbeda tujuannya, dalam sebuah
pelaksanaannya tetap dapat dilakukan bersamaan.
Pada dasarnya, akuntansi perpajakan merupakan suatu proses yang diawali
dengan mengidentifikasi, mengukur, mencatat, dan melaporkan berbagai
informasi keuangan yang akan digunakan sebagai penilaian dan
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perpajakan. Akuntansi
perpajakan sangat penting bagi manajemen perusahaan untuk membantu
dalam memilih transaksi yang akan terjadi, berhubungan dengan
pertimbangan-pertimbangan perpajakan.
b. Peran dan pentingnya akuntansi perpajakan dalam suatu perusahaan
Menurut M. Taufiq Hidayat (2021), akuntansi perpajakan merupakan salah
satu kunci utama dalam mencapai tujuan keuangan perusahaan. Dengan
perencanaan pajak yang tepat, perusahaan dapat meminimalkan beban pajak
dan meningkatkan profitabilitasnya. Sedangkan menurut Amiruddin (2022),
akuntansi perpajakan yang baik dapat membantu perusahaan membangun
citra yang positif di mata pemerintah dan para pemangku kepentingan
lainnya. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan investor dan
mempermudah perusahaan dalam mendapatkan akses ke sumber daya
keuangan. Akuntansi perpajakan memiliki peran penting dalam suatu
perusahaan, sebagai berikut:
4
pajak. Ini meliputi pemahaman tentang aset, harta benda, dan jasa
yang dikenakan pajak.
2. Perhitungan pajak: Akuntansi perpajakan memiliki peranan
penting dalam perhitungan pajak yang akan dikenakan kepada
perusahaan. Ini meliputi pemahaman tentang metode perhitungan
pajak, baik itu pajak langsung atau pajak pasal.
3. Pengelolaan laporan pajak: Akuntansi perpajakan membantu
perusahaan dalam pengelolaan laporan pajak yang akan diterima
oleh pemerintah. Ini meliputi pemahaman tentang format laporan
pajak, peraturan pengeluaran laporan pajak, dan peraturan
pengiriman laporan pajak.
4. Strategi perpajakan: Akuntansi perpajakan membantu perusahaan
dalam membuat strategi perpajakan yang efektif. Ini meliputi
pemahaman tentang insentif perpajakan, strategi pengurangan
beban pajak, dan strategi penghematan pajak.
5. Kepatuhan hukum: Akuntansi perpajakan membantu perusahaan
dalam memastikan kepatuhan hukum dengan perpajakan. Ini
meliputi pemahaman tentang peraturan perpajakan, kewajiban
pajak, dan sanksi.3
6. Mengoptimalkan keuangan: Akuntansi perpajakan membantu
perusahaan dalam mengoptimalkan keuangan mereka. Ini meliputi
pemahaman tentang insentif perpajakan, strategi pengurangan
beban pajak, dan strategi penghematan pajak.4
7. Pengambilan keputusan bijak: Akuntansi perpajakan memberikan
informasi yang akurat tentang pengeluaran dan pendapatan
perusahaan. Ini membantu perusahaan dalam membuat keputusan
yang lebih bijak tentang investasi, ekspansi, atau penghematan.
3
Arizta Reinhard Gosal, “Analisa Perlakuan Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 21,”
Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 1, no. 3 (2013).
4
Ancilla Regina Averti and Rossje Vitarimetawatty Suryaputri, “Pengaruh Keadilan
Perpajakan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi Perpajakan, Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap
Penggelapan Pajak,” Jurnal Akuntansi Trisakti 5, no. 1 (2018): 109–22.
5
Para ahli mengatakan bahwa akuntansi perpajakan sangat penting bagi
perusahaan, karena membantu dalam memastikan kepatuhan hukum,
mengoptimalkan keuangan, dan membuat keputusan bijak.5
5
Nugraha Abhull Azwad et al., “Perpajakan Untuk Generasi Muda: Sosialisasi Prinsip
Perpajakan Dalam Konteks Bisnis,” Ash-Shahabah: Jurnal Pengabdian Masyarakat 2, no. 2 (2023):
7–13.
6
M Si Marfuah, “Penerapan Prosedur Stock Opname Persediaan Pada Cv. Corsa,” 2022.
6
d. Persediaan barang jadi
Persediaan barang jadi adalah persediaan yang terdiri dari barang-
barang yang sudah selesai diproduksi dan siap untuk dijual. Barang-barang
ini disimpan di gudang perusahaan sebelum dijual kepada pelanggan.
Contoh persediaan barang jadi adalah mobil yang sudah dirakit, sepatu
yang sudah dijahit, dan roti yang sudah dipanggang.
7
Khas Sukma Mulya et al., AKUNTANSI PERPAJAKAN: Teori, Landasan Hukum & Studi
Kasus (PT. Sonpedia Publishing Indonesia, 2023).
7
secara andal. Selain itu, persediaan harus sudah diterima atau hak
kepemilikannya/kepenguasaannya telah berpindah kepada perusahaan.8
8
Natasya Manengkey, “Analisis Sistem Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang
Dan Penerapan Akuntansi Pada Pt. Cahaya Mitra Alkes,” Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 2, no. 3 (2014).
9
Putri Dewi Pramaniek, “TINJAUAN ATAS METODE PENCATATAN, PENILAIAN DAN
PELAPORAN PERSEDIAAN PADA PT. BIO FARMA (PERSERO) BERDASARKAN PSAK NO. 14,” 2013.
8
Metode FIFO (First In, First Out) berasumsi bahwa barang yang pertama kali
dibeli adalah yang pertama kali dijual. Menurut Agung Gunawan (2018), metode
FIFO umumnya lebih disukai karena mencerminkan aliran fisik barang yang
sebenarnya.
Contoh:
Misalkan pada bulan Januari, perusahaan membeli 100 unit barang dengan harga
perolehan Rp10.000 per unit. Pada bulan Februari, perusahaan membeli 150 unit
barang dengan harga perolehan Rp12.000 per unit. Pada bulan Maret, perusahaan
menjual 200 unit barang.
Jawaban:
9
2. Metode LIFO (Last In, First Out)
Metode LIFO (Last In, First Out) berasumsi bahwa barang yang terakhir
dibeli adalah yang pertama kali dijual. Menurut Suryani (2019), metode LIFO
dapat menguntungkan perusahaan dalam periode inflasi karena menghasilkan laba
kena pajak yang lebih rendah.
Contoh:
Misalkan pada bulan Januari, perusahaan membeli 100 unit barang dengan harga
perolehan Rp10.000 per unit. Pada bulan Februari, perusahaan membeli 150 unit
barang dengan harga perolehan Rp12.000 per unit. Pada bulan Maret, perusahaan
menjual 200 unit barang.
• Jawaban:
10
Cash Rp 5.000.000
Contoh:
Misalkan pada bulan Januari, perusahaan membeli 100 unit barang dengan harga
perolehan Rp10.000 per unit. Pada bulan Februari, perusahaan membeli 150 unit
barang dengan harga perolehan Rp12.000 per unit. Pada bulan Maret, perusahaan
menjual 200 unit barang.
1) Jenis usaha: Jenis usaha tertentu mungkin lebih cocok dengan metode
penilaian tertentu.
2) Fluktuasi harga: Fluktuasi harga barang dapat memengaruhi laba kena
pajak perusahaan dengan metode penilaian yang berbeda.
3) Konsistensi: Perusahaan harus menggunakan metode penilaian yang sama
secara konsisten dari tahun ke tahun.
11
c. Pengaruh perlakuan persediaan terhadap perhitungan pajak
perusahaan
Metode LIFO (Last In, First Out). Metode ini umumnya menghasilkan
laba kena pajak yang lebih tinggi dalam periode inflasi karena harga pokok
penjualan dihitung berdasarkan harga pembelian yang lebih tinggi. Metode Rata-
Rata Tertimbang. Metode ini menghasilkan laba kena pajak yang lebih stabil
dibandingkan dengan metode FIFO dan LIFO.
Contoh:
10
Viriany Viriany, Monica Agatha, and Kinaya Arung Laby, “Pelatihan Akuntansi
Perpajakan Pada CV Amadeus Jaya Makmur,” Prosiding SENAPENMAS, 2021, 529–36.
12
Dampak pajak:
Dalam contoh ini, penyisihan untuk penurunan nilai persediaan mengurangi laba
kena pajak perusahaan sebesar Rp2.000.000.
11
Renald Runtuwarow and Inggriani Elim, “Analisis Penerapan Akuntansi Pajak
Penghasilan Pasal 21 Atas Gaji Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi
Utara,” Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 4, no. 1 (2016).
13
rata tertimbang memberikan hasil laba bersih yang lebih stabil di berbagai kondisi
ekonomi, sehingga dampaknya terhadap pajak penghasilan tidak begitu signifikan.
Dengan demikian, pemilihan metode penilaian persediaan menjadi faktor penting
dalam mengelola kewajiban pajak perusahaan.12
12
Kevin Bhuana Islami and Darminto Hartono Paulus, “UPAYA MEMINIMALISIR TRANSFER
PRICING PADA HUKUM PERPAJAKAN INTERNASIONAL,” Rechtidee 17, no. 2 (2022): 312–32.
13
Dhian N Rembet, “Analisis Penerapan Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi Pada PT DUA
MUTIARA SEJATI,” Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi 16, no. 4 (2016).
14
Subaidah Ratna Juita, Amri Panahatan Sihotang, and Supriyadi Supriyadi, “Penerapan
Prinsip Individualisasi Pidana Dalam Perkara Tindak Pidana Perpajakan,” Jurnal Ius
Constituendum 5, no. 2 (2020): 271–85.
14
Strategi manajemen persediaan dapat menjadi alat yang efektif untuk
mengoptimalkan kewajiban pajak suatu perusahaan. Pertama-tama, perusahaan
harus memilih metode perseediaan yang sesuai dengan peraturan perpajakan dan
strategi penghematan pajak yang ingin diadopsi. Metode seperti FIFO dan LIFO
memiliki dampak yang berbeda pada kewajiban pajak, sehingga pemilihan harus
didasarkan pada pertimbangan yang matang. Selanjutnya, perusahaan perlu
melakukan perencanaan pajak yang mempertimbangkan strategi tax avoidance
untuk minimalisasi beban pajak yang harus dibayar.
15
Sri Ernawati and Mellyana Wijaya, “Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Badan Usaha Dibidang Perdagangan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Banjarmasin,” Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Keuangan 1, no. 1 (2016).
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
pajak yang lebih rendah, sedangkan LIFO menghasilkan laba kena pajak yang
lebih tinggi.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Penghasilan Pasal 21 Atas Gaji Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Perkebunan
Provinsi Sulawesi Utara.” Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
Dan Akuntansi 4, no. 1 (2016).
Viriany, Viriany, Monica Agatha, and Kinaya Arung Laby. “Pelatihan Akuntansi
Perpajakan Pada CV Amadeus Jaya Makmur.” Prosiding SENAPENMAS, 2021,
529–36.
19