Anda di halaman 1dari 5

Herbarium

Herbarium
Eko Al Akbar
ekoal21@mhs.unsyiah.ac.id
Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan
diawetkan melalui metode tertentu. Spesimen herbarium yang baik harusnya memberikan informasi
yang lengkap yang ada pada tumbuhan yang bersangkutan, dengan kata lain koleksi herbarium harus
mengandung semua bagian tumbuhan. Herbarium biasanya dilengkapi dengan data-data mengenai
tumbuhan yang diawetkan, baik data morfologi, ekologi, maupun geografi.Tujuan dari praktikum
adalah untuk mempelajari bagaimana caranya mengawetkan tumbuhan menggunakan teknik awetan
kering (herbarium). Objek yang diamati adalah tumbuhan bandotan. Hasil dari kegiatan praktikum
pelatihan pembuatan herbarium adalah sebagai media yang dimanfaatkan dalam pembelajaran.
Kata kunci: herbarium, morfologi, sifat
Abstract
Herbarium is a specimen of plant material that has been killed and preserved by a certain
method. A good herbarium specimen must provide complete information on the plant in question, in
other words, a herbarium collection must contain all parts of the plant. Herbariums are usually
equipped with data on preserved plants, including morphological, ecological, and geographical data.
The aim of the practicum is to learn how to preserve plants using the dry preservation technique
(herbarium). The observed object is the bandotan plant. The results of the practicum training
activities for making herbarium are as a medium that is used in learning.
Keywords: herbarium, morphology, properties

1
Eko Al Akbar: Herbarium

Pendahuluan mengenai tumbuhan tersebut kepada para


Tumbuhan tingkat tinggi peneliti. Dengan kata lain, suatu koleksi
(Phanerogamae) merupakan golongan tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian
tumbuhan yang memiliki biji dan berkembang tumbuhan dan harus ada keterangan yang
biak secara seksual. Tumbuhan ini juga dikenal memberikan seluruh informasi yang tidak
sebagai tumbuhan Spermatophyta (dalam nampak pada spesimen herbarium. Hal-hal yang
bahasa Yunani, Sperma = biji dan perlu diperhatikan dalam mengkoleksi
Phyta=phyton= tumbuhan) dan Embryophyta tumbuhan antara lain: perlengkapan Beberapa
Siphonogama (dalam bahasa Yunani, perlengkapan yang diperlukan untuk
Embryon= embrio= lembaga, Phyton= mengkoleksi tumbuhan di lapangan antara lain:
tumbuhan, Siphon= pipa, buluh, Gamein = gunting tanaman, buku catatan, label, pensil,
kawin). Biji pada tumbuhan ini berasal dari lensa tangan, Koran bekas,
bakal biji yang analog dengan penekan/penghimpit, tali pengikat, vasculum,
makrosporangium. Di dalamnya, dihasilkan kantong plastik, alkohol, kantong kertas (untuk
makrospora yang akan berkembang menjadi cryptogamae, buah dan biji), peta, kamera dan
makroprotalium dengan arkegonium serta sel sebagainya (Dahliana, 2021, p.124).
telurnya (Hartono, 2020, p. 305). Herbarium merupakan suatu spesimen
Morfologi dari suatu jenis tumbuhan dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan
merupakan salah satu ciri yang mudah diamati. diawetkan melalui metode tertentu. Spesimen
Karakterisasi morfologi tanaman sangat penting herbarium yang baik harusnya memberikan
untuk mendeteksi sifat khusus yang diinginkan, informasi yang lengkap yang ada pada
mengidentifikasi aksesi yang terduplikasi, dan tumbuhan yang bersangkutan, dengan kata lain
penataan populasi untuk keperluan konservasi. koleksi herbarium harus mengandung semua
(Hadiyanti, 2018, p. 136). bagian tumbuhan. Herbarium biasanya
Indonesia beriklim tropis dan terdiri atas dilengkapi dengan data-data mengenai
±17.000 pulau mencakup ±193 juta Ha daratan tumbuhan yang diawetkan, baik data morfologi,
dan ±500 juta Ha lautan, mempunyai ekologi, maupun geografi. Selain itu herbarium
keanekaragaman hayati yang tinggi. juga memuat waktu dan tempat mengoleksi,
Keanekaragaman tersebut kemungkinan akan serta nama pengkoleksi. Pembuatan awetan
bertambah lagi antara lain karena adanya faktor spesimen diperlukan untuk tujuan pengamatan
genetik, mutasi, adaptasi, dan kompetisi. spesimen secara praktis tanpa harus mencari
Keanekaragaman tidak hanya menyangkut bahan segar yang baru. Terutama untuk
bentuk tetapi juga sifat lainnya dan spesimen-spesimen yang sulit ditemukan di
berhubungan dengan persyaratan untuk hidup, alam (Syamsiah, 2020, p.101).
jenis satu mempunyai persyaratan hidup yang
berbeda dengan jenis lainnya. Keanekaragaman Metode/Cara Kerja
terjadi akibat pertumbuhan yang dapat Waktu dan Tempat
memanfaatkan alam lingkungannya secara Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal
efektif dan efisien (Saptasari, 2012, p. 196). 24 Maret 2023, jum’at 08.00 - 09.50 WIB di
Dalam menerapkan ilmu taksonomi, Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas
biasanya diiringi dengan pembuatan herbarium. Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Persiapan koleksi yang baik di lapangan Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.
merupakan aspek penting dalam praktek Target/Objek/Populasi/Sampel
pembuatan herbarium. Spesimen herbarium Target dari praktikum ini adalah
yang baik harus memberikan informasi terbaik mempelajari bagaimana caranya mengawetkan
2
Eko Al Akbar: Herbarium

tumbuhan menggunakan teknik awetan kering permukaan laut, tempat, banyaknya tanaman
(herbarium). Objek yang diamati adalah tersebut (Nurlia, 2020).
tumbuhan bandotan. Tahap Pengeringan. Tahap ini dilakukan
dengan cara eksplorasi lapangan. Ambilah
Prosedur
terutama dari bagian tumbuhan yang berbunga
Prosedur yang dilakukan adalah
atau malahan yang berbuah. Buatlah sedikitnya
mengamati struktur morfologi organ tumbuhan,
2 sampel yang lengkap dari tiap jenis. Bagian
mengamati secara langsung terhadap preparat
dari tumbuhan yang besar sedikitnya
yang telah disediakan. Pedoman yang
panjangnya cm dan sedikitnya harus ada satu
digunakan adalah buku penuntun praktikum
daun dan satu inflorescencia yang lengkap,
botani tumbuhan tinggi. Selanjutnya, hasil
kecuali kalau bagiannya yang khusus masih
pengamatan dilaporkan, difoto objeknya dan
terlalu besar. Lihatlah bagian tumbuhan yang
digambar.
berada dibawah tanah. Sediakan buku untuk
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan mencatat kekhususan seperti : warna, bau,
Data bagian dalam tanah, tinggi tempat dari
Data yang diperolah pada praktikum permukaan laut, tempat banyaknya tanaman
pencirian dan pertelaan tumbuhan ini berupa tersebut (Ulfa, 2022).
data kualitatif, instrument yang digunakan Tahap Pengawetan. Tanaman yang
adalah kamera hp untuk mendokumentasikan dikeringkan selalu bersifat hygroscopis, akan
hasil pengamatan dan alat tulis. Teknik mudah sekali terserang jamur. Oleh karena itu,
pengumpulan data dilakukan dengan usahakanlah penyimpanan herbarium di tempat
melakukan pengamatan langsung. kering dan jemurlah koleksi tersebut sekali-kali
Teknik Analisis Data dibawah sinar matahari (Respitosari, 2016).
Teknik analisis data dilakukan secara Tahap labeling. Berisi keterangan-
deskriptif, gambar tangan dari hasil keterangan tentang tumbuhan tersebut
pengamatan. diletakkan di sudut kiri bawah atau sudut kanan
bawah Spesimen dipisahkan sesuai dengan
Hasil dan Pembahasan kelompoknya kemudian diidentifikasi.
Herbarium kering adalah awetan yang Dianjurkan membuat lembar label kosong
dibuat dengan cara dikeringkan, namun masih untuk kemungkinan perubahan nama. 3.
bisa terlihat ciri-ciri morfologinya (Yonata, Pengasapan dan peracunan (Fumigasi) Sebelum
2021). memasukkan spesimen ke herbarium terlebih
Tahapan dalam pembuatan herbarium dahulu harus diasap dengan carbon bisulfida
yang dilakukan yaitu: Pengumpulan. Tahap ini dalam ruangan tertentu. Metode lain dapat
dilakukan dengan cara eksplorasi lapangan. dilakukan dengan menambahkan kristal
Ambilah terutama dari bagian tumbuhan yang paradiklorobenzen. Umumnya herbarium-
berbunga atau malahan yang berbuah. Buatlah herbarium melakukan fumigasi dengan interval
sedikitnya 2 sampel yang lengkap dari tiap 1, 2, 3 tahun. Umumnya spesimen disusun ke
jenis. Bagian dari tumbuhan yang besar dalam kotak atau lemari khusus berdasarkan
sedikitnya panjangnya cm dan sedikitnya harus alphabet (Melinda, 2022).
ada satu daun dan satu inflorescencia yang
lengkap, kecuali kalau bagiannya yang khusus
masih terlalu besar. Lihatlah bagian tumbuhan
yang berada dibawah tanah. Sediakan buku
untuk mencatat kehususan seperti : warna, bau,
bagian dalam tanah, tinggi tempat dari
3
Eko Al Akbar: Herbarium

Merkusii Jungh. Et De Vriese) Studi


Kasus: Lut Tawar dan Linge, Aceh
Tengah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pertanian, 7:2, 796-804.
Nurlia, N., Karim, W. A. 2020. Analisis
Vegetasi Tumbuhan Angiospermae di
Desa Ranga-Ranga Kecamatan Masama
Kabupaten Banggai. Edubiotik: Jurnal
Gambar 1. Tumbuhan bandotan. Pendidikan, Biologi dan Terapan, 5(01),
71-80.
Tumbuhan yang digunakan dalam Respitosari, N. G. M., Pujiastuti, P. 2016.
Kekayaan Jenis Tumbuhan Herba
pelatihan pembuatan herbarium ini adalah
Angiospermae di Taman Hutan Raya
tumbuhan bandotan dari famili asteraceae. Raden Soerjo Sub Wilayah
Mojokerto. Saintifika, 18(2), 49-61.
Simpulan dan Saran Saptasari, M. 2013. Pembelajaran Berbasis
Simpulan Kontekstual Sebagai Upaya Peningkatan
Kegiatan praktikum pelatihan pembuatan Minat Mahasiswa pada Taksonomi
herbarium adalah sebagai media yang Tumbuhan di Perguruan Tinggi. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran
dimanfaatkan dalam pembelajaran.
(JPP), 19:2, 196-203.
Syamsiah., Nurhayati, B., Hiola, S. F. 2020.
Saran
Pemanfaatan Spesimen Herbarium
Menyadari bahwa laporan ini masih jauh sebagai Media Pembelajaran bagi Guru-
dari kata sempurna, maka dari itu saya sangat Guru IPA/Biologi di Kabupaten
mengharapkan masukan dan saran yang Enrekang. Jurnal Dedikasi, 22(1), 99-
membangun dari asisten laboratorium. Agar 103.
kedepannya saya bisa memperbaiki laporan ini Ulfa, S. W. 2022. Identifikasi Tumbuhan Biji
menjadi lebih baik lagi. (Spermatophyta) di Daerah Pesisir Pantai
Cermin Serdang Bedagai. BEST Journal
Daftar Pustaka (Biology Education, Sains and
Technology), 5(2), 235-240.
Dahliana, I., Eddy, S., Rosanti, D., Emilia, I.,
Yonata, D. H., Azhari, M. B., Fauziah, N.,
Putri, Y. P., Warsari, D. 2021. Teknik
Pramarta, W. L., Rahman, D., Yuniar, W.
Pembuatan Herbarium bagi Siswa SMA
A. 2021. Inventarisasi Keanekaragaman
Negeri 1 Pangkalan Lampam Kabupaten
Tumbuhan Angiospermae di Desa
Ogan Komering Ilir. JICE, 3(2), 123-127.
Bahbutong 1 Kecamatan Sidamanik
Hadiyanti, N., Supriyadi, S., Pardono, P. 2018.
Kabupaten Simalungun. JURMA, 5(2),
Keragaman Beberapa Tumbuhan
147-153.
Ciplukan (Physalis Spp.) di Lereng
Gunung Kelud, Jawa Timur. Berita
Biologi, 17:2, 135-146.
Hartono, A., Adlini, M. N., Ritonga, Y. E.,
Tambunan, M. I. H., Nasution, M. S. U.,
Jumiah, J. U. 2020. Identifikasi
Tumbuhan Tingkat Tinggi
(Phanerogamae) di Kampus II
UINSU. Jurnal Biolokus: Jurnal
Penelitian Pendidikan Biologi dan
Biologi, 3:2, 305-312.
Melinda, V., Andini, R., Yanti, L. A. 2022.
Analisis Morfologi Pinus (Pinus
4
Eko Al Akbar: Herbarium

Anda mungkin juga menyukai