Dokumen
Dokumen
2. Sampel: Sampel merupakan subset atau bagian kecil dari populasi yang
dipilih untuk diteliti. Penggunaan sampel memungkinkan peneliti untuk
menghemat waktu, biaya, dan sumber daya yang terkait dengan
mengumpulkan data dari seluruh populasi.
Proses pemilihan sampel harus dilakukan secara hati-hati untuk
memastikan bahwa sampel tersebut mewakili populasi secara akurat dan
memungkinkan generalisasi hasil penelitian.
2. Sampel Stratifikasi
eknik ini melibatkan pembagian populasi menjadi beberapa strata
yang homogen berdasarkan karakteristik tertentu seperti usia, pendapatan, atau
wilayah geografis. Kemudian, sampel diambil secara acak dari setiap strata
untuk memastikan representasi yang seimbang dari setiap kelompok di dalam
populasi.
Contoh penerapannya adalah jika Anda ingin mengambil sampel dari
sebuah kota, Anda dapat membagi populasi menjadi strata berdasarkan
wilayah, misalnya barat, timur, utara, dan selatan, dan kemudian mengambil
sampel dari setiap wilayah.
3. Sampel Klaster
Dalam teknik ini, populasi dibagi menjadi klaster yang merupakan
kelompok yang lebih besar, seperti kota, sekolah, atau perusahaan. Kemudian,
beberapa klaster dipilih secara acak dan semua unit dalam klaster yang dipilih
diambil sebagai sampel.
Contohnya, jika Anda ingin melakukan penelitian tentang kepuasan
pelanggan di berbagai restoran di sebuah kota, Anda dapat memilih beberapa
restoran secara acak sebagai klaster dan kemudian mengambil sampel dari
pelanggan yang berada di restoran-restoran tersebut.
4. Sampel Sistematis
Teknik ini melibatkan pemilihan unit sampel secara teratur dari
populasi. Misalnya, setiap unit ke-n dari daftar populasi dipilih sebagai
sampel.
Contoh penerapannya adalah jika Anda ingin mengambil sampel dari
daftar aryawan suatu perusahaan, Anda bisa memilih setiap karyawan ke-10
dari daftar tersebut sebagai sampel.
C.Kesalahan Sampling
Kesalahan sampling adalah perbedaan antara karakteristik yang diamati
dari sampel dengan karakteristik sebenarnya dari populasi yang diambil
sampelnya. Dalam konteks penelitian bisnis, kesalahan sampling dapat terjadi
karena berbagai alasan, dan dapat dibagi menjadi dua jenis utama: kesalahan non-
probabilitas dan kesalahan probabilitas.
1. Kesalahan Non-Probabilitas
Kesalahan ini terjadi ketika sampel yang diambil tidak secara acak
atau tidak mewakili populasi dengan benar. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kesalahan non-probabilitas antara lain:
Sampel tidak representatif Sampel tidak mencerminkan karakteristik
populasi dengan benar. Ini dapat terjadi jika proses pengambilan
sampel tidak dilakukan dengan hati-hati atau jika hanya sebagian kecil
dari populasi yang diambil sebagai sampel.
Kesalahan pemilihan, Kesalahan ini terjadi ketika cara pengambilan
sampel menghasilkan bias yang tidak diinginkan, seperti pilihan
subjektif dari peneliti atau kesalahan dalam mengidentifikasi unit
sampel.
Kesalahan pengumpulan data, Kesalahan ini terjadi saat data yang
dikumpulkan dari sampel tidak akurat atau tidak lengkap. Ini bisa
disebabkan oleh pertanyaan yang ambigu, responden yang tidak jujur,
atau masalah teknis dalam proses pengumpulan data.
2. Kesalahan Probabilitas
Kesalahan probabilitas terjadi bahkan dalam pengambilan sampel
yang acak karena variasi alamiah yang terjadi dalam sampel. Dua jenis
kesalahan probabilitas utama adalah:
Kesalahan tipe I (error type I): Kesalahan ini terjadi ketika peneliti
menolak hipotesis nol yang sebenarnya benar. Dalam konteks
kesalahan sampling, ini berarti membuat kesimpulan bahwa terdapat
perbedaan antara sampel dan populasi padahal sebenarnya tidak ada.
Kesalahan tipe II (error type II): Kesalahan ini terjadi ketika peneliti
gagal menolak hipotesis nol yang sebenarnya salah. Dalam konteks
kesalahan sampling, ini berarti gagal mendeteksi perbedaan antara
sampel dan populasi padahal sebenarnya ada perbedaan yang
signifikan.
Kesalahan sampling dapat memiliki dampak yang signifikan pada hasil
penelitian bisnis karena dapat mengarah pada kesimpulan yang tidak akurat atau
bias. Oleh karena itu, penting untuk meminimalkan kesalahan sampling dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel yang tepat, memperhatikan
representativitas sampel, dan memastikan akurasi dalam pengumpulan dan
analisis data.
2. Variabel
Variabel adalah sifat atau atribut yang dapat berubah atau diukur
dalam penelitian. Variabel dapat memiliki berbagai nilai atau level, dan
perubahan pada variabel dapat memengaruhi hasil penelitian. Variabel dalam
penelitian bisnis dapat dibagi menjadi dua jenis utama: variabel independen
dan variabel dependen.
Variabel Independen: Variabel yang dianggap sebagai penyebab atau
pemicu perubahan pada variabel dependen. Variabel independen
merupakan faktor yang dikendalikan atau dimanipulasi oleh peneliti.
Variabel Dependen: Variabel yang dipengaruhi atau bergantung pada
variabel independen. Variabel dependen adalah hasil atau respons yang
diamati atau diukur dalam penelitian.
Contoh variabel dalam penelitian bisnis bisa meliputi harga produk
(variabel independen) yang mempengaruhi penjualan produk (variabel dependen),
atau promosi pemasaran (variabel independen) yang memengaruhi kesadaran
merek (variabel dependen).