Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

OLEH
MUH ZULFIKRI RAHMAT
D061231082

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2023
MINERALOGI :

Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek yang berkaitan dengan
mineral. Dalam studi mineralogi, terdapat beberapa bidang penelitian yang sangat
penting, antara lain adalah studi kimia mineralogi, struktur atom mineral, sifat fisik
mineral, dan asal usul mineral.

Studi kimia mineralogi berkaitan dengan komposisi kimia mineral. Para ahli
mineralogi menganalisis unsur-unsur kimia yang terkandung dalam mineral dan
mempelajari bagaimana unsur-unsur ini berinteraksi dan membentuk struktur kristal
mineral yang unik. Penelitian ini melibatkan penggunaan berbagai teknik analisis
kimia, seperti spektroskopi dan analisis kuantitatif, untuk mengidentifikasi komposisi
mineral dengan presisi.
Studi struktur atom mineral melibatkan pemahaman tentang susunan dan tata letak
atom dalam kristal mineral. Melalui teknik difraksi sinar-X dan mikroskopi elektron,
para ilmuwan dapat menganalisis struktur kristal mineral secara detail. Penelitian ini
membantu dalam memahami sifat-sifat fisik dan kimia mineral, seperti kekerasan,
warna, kilap, dan kemagnetan.
Sifat fisik mineral juga merupakan fokus penting dalam mineralogi. Para ahli
mineralogi mempelajari sifat-sifat fisik mineral, seperti kekerasan, belahan,
kejernihan, kepadatan, dan konduktivitas panas dan listrik. Penelitian ini membantu
dalam pengidentifikasian mineral dan memahami karakteristik fisik mineral yang
berbeda.
Asal usul mineral merupakan bidang studi yang mencakup proses terbentuknya
mineral di alam. Para ilmuwan mineralogi mempelajari kondisi geologis dan kimia
yang memungkinkan pembentukan mineral. Mereka juga menyelidiki lingkungan
geologis yang berbeda, seperti proses magmatik, metamorfik, dan sedimentasi, serta
interaksi mineral dengan fluida geologis.
Secara keseluruhan, studi dalam mineralogi melibatkan penelitian yang mendalam
tentang kimia mineral, struktur atom, sifat fisik, dan asal usul mineral. Pengetahuan
yang diperoleh dari studi ini penting dalam memahami keberagaman mineral di alam,
peran mineral dalam proses geologis, serta aplikasi mineral dalam berbagai industri
dan teknologi.

Sub Bidang Mineral


Dalam bidang mineralogi, terdapat beberapa sub-bidang yang mendalami aspek-
aspek spesifik terkait mineral. Berikut adalah penjelasan mengenai sub-bidang
mineralogi yang disebutkan:

1. Mineral: Sub-bidang ini mempelajari mineral secara umum. Para ahli mineralogi
mempelajari sifat fisik, fisikokimia, dan kristalografi mineral. Mereka
mengidentifikasi mineral berdasarkan karakteristik seperti struktur kristal, komposisi
kimia, warna, kekerasan, kilap, dan belahan. Studi mineral juga mencakup penelitian
mengenai distribusi dan keberagaman mineral di berbagai lingkungan geologis.

2. Kimia Kristal: Sub-bidang ini berfokus pada studi komposisi kimia mineral dan
hubungannya dengan struktur kristal. Para ahli kimia kristal menganalisis komposisi
unsur dan senyawa kimia yang terdapat dalam mineral. Mereka juga mempelajari
hubungan antara komposisi kimia dan sifat fisik mineral, serta memahami bagaimana
atom-atom tersusun dalam struktur kristal mineral.

3. Kristalografi: Sub-bidang ini mempelajari struktur kristal mineral. Para ahli


kristalografi menggunakan teknik difraksi sinar-X dan mikroskopi elektron untuk
mempelajari susunan atom dalam kristal mineral. Mereka menganalisis hubungan
antara tata letak atom dalam kristal dengan sifat fisik mineral, seperti kekerasan,
belahan, dan optik kristal.

4. Mineral Genesis: Sub-bidang ini berkaitan dengan asal-usul mineral dan proses
pembentukan mereka di alam. Ahli mineral genesis mempelajari kondisi geokimia,
geologis, dan geotektonik yang mempengaruhi pembentukan mineral. Mereka
menyelidiki proses magmatik, metamorfik, dan sedimentasi yang berperan dalam
pembentukan mineral serta faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi distribusi
dan karakteristik mineral di suatu daerah.

Melalui sub-bidang mineralogi ini, para ilmuwan dapat memperoleh pemahaman


yang lebih mendalam tentang mineral dan peran mereka dalam lingkungan geologis.
Studi tentang mineral, kimia kristal, kristalografi, dan mineral genesis saling
melengkapi untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang mineral dan
kontribusi mereka dalam ilmu geologi dan berbagai industri terkait.

Posisi Fundamental Mineralogi Bagi Semua Disiplin Ilmu Kebumian Lainnya

Mineralogi memiliki posisi fundamental dalam semua disiplin ilmu kebumian yang.
Berikut adalah penjelasan mengenai posisi fundamental mineralogi dalam disiplin
ilmu kebumian tersebut:

- Petrologi: Mineralogi membantu dalam mempelajari batuan dan proses


pembentukannya. Dalam kajian petrologi, identifikasi mineral-mineral yang
terkandung dalam batuan menjadi penting untuk memahami sifat fisik dan kimia
batuan. Mineralogi juga membantu dalam memahami sejarah pembentukan
batuan, termasuk suhu dan tekanan yang terlibat dalam proses metamorfosis
batuan.
- Geokimia: Mineralogi berperan penting dalam geokimia karena mineral-
mineral mengandung informasi mengenai komposisi kimia dan struktur kristal
yang dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat kimia dan reaksi yang
terjadi di dalam bumi. Analisis mineralogi dapat memberikan wawasan tentang
sumber daya alam, siklus biogeokimia, dan perubahan kimia yang terjadi dalam
lingkungan geologi.
- Struktur geologi dan tektonik: Mineralogi menyediakan informasi penting
tentang sifat-sifat fisik dan mekanik batuan yang mempengaruhi pembentukan
dan perkembangan struktur geologi. Sifat mineral seperti kekerasan,
kemampuan deformasi, dan orientasi kristal dapat memberikan petunjuk
mengenai gaya dan proses tektonik yang terlibat dalam pembentukan
pegunungan, patahan, dan struktur geologi lainnya.
- Geologi hidrogeologi/lingkungan: Dalam studi hidrogeologi dan lingkungan,
mineralogi membantu dalam memahami sifat-sifat mineral yang mempengaruhi
pergerakan air dan polutan di dalam akuifer dan lingkungan geologi lainnya.
Mineral-mineral tertentu dapat bertindak sebagai penyimpan air atau penghalang
alami yang mempengaruhi sifat hidrogeologi suatu daerah. Selain itu,
mineralogi juga dapat membantu dalam mempelajari interaksi mineral-air dan
dampaknya terhadap kualitas air dan lingkungan.
- Geologi ekonomi: Mineralogi adalah cabang ilmu yang penting dalam
mengidentifikasi, mengkarakterisasi, dan mengevaluasi deposit mineral yang
memiliki nilai ekonomi. Pengetahuan mineralogi diperlukan untuk mengenali
mineral-mineral yang ada dalam endapan mineral dan memahami hubungan
antara mineral dan kondisi geologi yang menghasilkan deposit tersebut.
Mineralogi juga membantu dalam memahami proses pembentukan deposit
mineral dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi dan distribusi mineral
berharga.

Secara keseluruhan, pemahaman mineralogi sangat penting dalam memahami


berbagai proses geologi dan fenomena yang terjadi di bumi, serta memiliki
implikasi penting dalam bidang-bidang kebumian lainnya seperti yang telah
disebutkan di atas.

Struktur Mineral, Struktur mineral merujuk pada susunan atom, ion, atau molekul
dalam suatu mineral. Setiap mineral memiliki struktur kristal yang khas, yang
ditentukan oleh tata letak periodik unsur-unsur pembentuknya dalam ruang. Struktur
mineral dapat digambarkan menggunakan model jaringan tiga dimensi yang terdiri
dari unit sel, yaitu satuan terkecil yang dapat diulang untuk membentuk seluruh
kristal. Struktur mineral mencakup tata letak atom-atom atau ion-ion dalam kisi
kristal, serta hubungan spasial antara mereka.
Beberapa contoh struktur mineral yang umum sebagai berikut :

1. Struktur Kristal Kubik: Pada struktur kristal kubik, atom-atom atau ion-ion
terletak pada sudut-sudut dari sebuah kubus. Contohnya adalah struktur kristal
kubik sederhana pada mineral seperti galena (PbS) dan halit (NaCl).

2. Struktur Kristal Heksagonal: Pada struktur kristal heksagonal, atom-atom atau


ion-ion terletak pada sudut-sudut dari sebuah prisma heksagonal. Contohnya adalah
struktur kristal heksagonal pada mineral seperti kuarsa (SiO2) dan turmalin
(berbagai komposisi).

3. Struktur Kristal Ortorombik: Pada struktur kristal ortorombik, atom-atom atau


ion-ion terletak pada sudut-sudut dari sebuah balok ortorombik. Contohnya adalah
struktur kristal ortorombik pada mineral seperti olivin [(Mg,Fe)2SiO4] dan piroksen
(berbagai komposisi).

4. Struktur Kristal Monoklinik: Pada struktur kristal monoklinik, atom-atom atau


ion-ion terletak pada sudut-sudut dari sebuah balok dengan satu sisi miring.
Contohnya adalah struktur kristal monoklinik pada mineral seperti gipsum
(CaSO4·2H2O) dan ortoklas (KAlSi3O8).

5. Struktur Kristal Triklinik: Pada struktur kristal triklinik, atom-atom atau ion-ion
terletak pada sudut-sudut dari sebuah balok dengan tiga sisi miring. Contohnya
adalah struktur kristal triklinik pada mineral seperti plagioklas [(Na,Ca)(Si,Al)4O8].

Struktur mineral adalah faktor penting yang mempengaruhi sifat-sifat fisik dan
kimia mineral, seperti kekerasan, kepekaan optik, kemagnetan, dan reaktivitas
kimia. Melalui analisis struktur mineral, para ilmuwan dapat memahami sifat-sifat
mineral, mengklasifikasikan mineral, dan mempelajari hubungan antara struktur dan
sifat mineral.

- Kisi Kristal: Kisi kristal adalah representasi geometris yang terdiri dari titik-
titik dalam ruang yang mewakili posisi atom, ion, atau molekul dalam bahan
kristal. Kisi kristal menggambarkan susunan periodik unsur-unsur pembentuk
kristal dan menjelaskan hubungan spasial antara atom-atom tersebut. Titik-titik
dalam kisi kristal disebut simpul-simpul kisi, dan garis-garis yang
menghubungkan simpul-simpul kisi disebut vektor translatif. Kisi kristal dapat
digambarkan dalam berbagai sistem koordinat, seperti sistem koordinat
kartesian atau sistem koordinat polar. Kisi kristal menjadi dasar untuk
memahami sifat-sifat kristalografi dan pemetaan struktur kristal.
- Struktur Polimorf: Struktur polimorf merujuk pada kemampuan suatu zat
untuk mengadopsi struktur kristal yang berbeda pada kondisi dan suhu yang
berbeda pula. Dalam hal ini, zat tersebut memiliki lebih dari satu bentuk kristal
yang stabil, yang disebut polimorf. Setiap bentuk polimorf memiliki struktur
kristal yang unik dengan tata letak atom, ion, atau molekul yang berbeda.
Contohnya adalah karbon yang dalam bentuk intan dan grafit merupakan dua
polimorf yang memiliki struktur kristal yang berbeda. Struktur polimorf dapat
mempengaruhi sifat-sifat fisik dan kimia suatu zat, seperti kelarutan,
kekerasan, atau kestabilan termal.

Dalam penelitian mineralogi dan material science, pemahaman tentang struktur


kristal, kisi kristal, dan struktur polimorf sangat penting untuk mempelajari sifat-
sifat bahan, mengembangkan material baru, dan memahami hubungan antara
struktur dan sifat suatu zat.

Sifat Fisik Mineral, Sifat fisik mineral merujuk pada karakteristik atau ciri-ciri
yang dapat diamati secara langsung dalam mineral. Sifat-sifat fisik ini digunakan
untuk mengidentifikasi, membedakan, dan menggambarkan mineral secara
sistematis. Berikut beberapa sifat fisik mineral :

1. Warna: Warna mineral adalah ciri yang dapat diamati secara visual. Namun,
penting untuk dicatat bahwa warna bukanlah sifat yang paling dapat diandalkan
untuk mengidentifikasi mineral karena beberapa mineral dapat memiliki variasi
warna yang signifikan.
2. Kilap: Kilap merujuk pada kemampuan mineral untuk memantulkan cahaya.
Kilap dapat bervariasi dari kilap logam (metallic) seperti pada pirit, kilap kaca
(vitreous) seperti pada kuarsa, hingga kilap lembut (pearly) seperti pada talk.

3. Cerat: Cerat merujuk pada tingkat kehalusan atau kekasaran permukaan mineral.
Misalnya, cerat mineral seperti talk dianggap lembut dan licin, sementara cerat
mineral seperti korundum bisa kasar.

4. Berat Jenis: Berat jenis, juga dikenal sebagai densitas, adalah rasio massa suatu
mineral terhadap volume yang ditempatinya. Densitas mineral dapat diukur
dengan menggunakan teknik pengukuran massa dan volume.

5. Pecahan: Pecahan merujuk pada cara mineral pecah atau retak saat dipukul atau
ditekan. Beberapa jenis pecahan yang umum termasuk pecahan tidak beraturan
(conchoidal), pecahan berlapis (lamellar), dan pecahan serat (fibrous).

6. Belahan: Belahan merujuk pada kemampuan mineral untuk membelah menjadi


bidang rata atau datar. Beberapa mineral memiliki belahan yang jelas, seperti
belahan sesar pada mika.

7. Sifat Kemagnetan: Sifat kemagnetan mengacu pada kemampuan mineral untuk


tertarik atau terpengaruh oleh medan magnet. Beberapa mineral seperti magnetit
memiliki sifat magnetik, sedangkan yang lain tidak.

8. Sifat Dalam (Tenacity): Sifat dalam menggambarkan kekuatan atau ketahanan


mineral terhadap tekanan, pukulan, atau penghancuran. Contoh sifat dalam mineral
termasuk fleksibel, elastis, rapuh, dan sebagainya.

9. Derajat Kejernihan: Derajat kejernihan atau transparansi merujuk pada sejauh


mana mineral membiarkan cahaya melalui struktur kristalnya. Mineral dapat
memiliki derajat kejernihan yang bervariasi, mulai dari transparan (cahaya dapat
melalui dengan jelas) hingga opak (tidak membiarkan cahaya melalui).

Setiap sifat fisik mineral ini dapat memberikan petunjuk penting dalam
mengidentifikasi dan memahami karakteristik mineral. Namun, penting untuk diingat
bahwa sifat fisik tunggal tidak cukup untuk mengidentifikasi mineral secara pasti, dan
seringkali kombinasi sifat-sifat fisik yang harus diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai