Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN

KEPERAWATAN
PASIEN GAGAL PELATIHAN DASAR
JANTUNG KEPERAWATAN
KARDIOVASKULAR
LATAR BELAKANG
Penyakit kardiovaskular masih menjadi
Angka rehospitalisasi pasien ancaman dunia (global threat) dan merupakan
gagal jantung merupakan yang penyakit yang berperan utama sebagai
tertinggi sebesar 29,9% dalam penyebab kematian nomor satu di seluruh
waktu kurang dari 6 bulan dunia
setelah keluar dari rumah sakit,
prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia
51,3% dalam waktu 6 bulan berdasarkan diagnosis dokter diperkirakan
setelah keluar dari rumah sakit, sekitar 29.550 orang atau 1,5 % dari penduduk
Indonesia.
18,8% dalam rentang waktu 6
sampai 12 bulan setelah keluar
dari rumah sakit
DEFINISI GAGAL JANTUNG

Suatu kondisi patologis yang kompleks yang dapat


diakibatkan oleh kerusakan struktural dan
fungsional jantung, dan berujung pada kegagalan
jantung dalam memompakan darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.

Sindroma klinis yang terdiri dari gejala Secara klinis, gagal jantung merupakan kumpulan
utama: sesak napas, pembengkakan dan gejala yang kompleks dimana seseorang memiliki
kelelahan dan gejala tambahan seperti tampilan berupa: gejala gagal jantung; tanda khas
peningkatan JVP dan rhonchi paru
gagal jantung dan adanya bukti obyektif dari
gangguan struktur atau fungsi jantung saat istirahat
Gagal jantung terjadi secara akut maupun (PERKI, 2020).
gradual sehingga memerlukan diagnosis dan
penanganan segera di RS
➢ Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung rematik
Penyakit jantung hipertensi
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung tiroid
ETIOLOGI Pardiomiopati
Cor pulmonal
Kehamilan

➢ Penyebab umum gagal jantung adalah


rusaknya atau berkurangnya massa
otot jantung karena iskemik atau
infark miokard
➢ Peningkatan resistensi vaskular karena
hipertensi
➢ Takiaritmia
ETIOLOGI

❖ Coronary Syndrome
C ❖ Hypertency Emergency C
H
H
❑ Arhythmias A
A ❑ Mechanical Cause M
M
P
➢ Pulmonary Embolism
I
P ➢ Infection T
I ➢ Tamponade
T
Berdasarkan Kelainan Berdasarkan Kapasitas
Klasifikasi Gagal Jntung Struktural JAntung Fungsional (NYHA)
Stadium A Kelas 1
Memiliki risiko tinggi, tidak Aktifitas fisik tidak ada
tampak tanda atau gejala kelelahan

❖ Berdasarkan Kelainan Struktural Stadium B Kelas II


❖ Berdasarkan Kapasitas Fungsional Telah terbentuk kelainan Tidak terdapat keluhan saat
(NYHA) struktur, tapi tidak terdapat istirahat, namun saat aktifitas
❖ Berdasarkan gangguan fungsi tanda atau gejala sehari hari menimbulkan
❖ Berdasarkan tingkat curah kelelahan & sesak napas
jantung Stadium C Tidak ada saat istirahat, namun
❖ Berdasarkan onset Gagal jantung yang saat aktifitas ringan
❖ Berdasarkan lokasi simtomatik menimbulkan kelelahan &
sessk
Stadium D. Kelas IV
Gejala gagal jantung muncul Terdapat gejala saat istirahar,
saat istirahat walaupun sdh keluhan meningkat saat
mendapat tetapi maksimal aktifitas
Gagal Jantung Sistolik/Heart Failure
BERDASARKAN GANGGUAN FUNGSI
with Reduced Ejection Fraction (HFrEF)
disebut juga sebagai forward failure.

Gagal Jantung Diastolik/Heart Failure


with Preserved Ejection Fraction
(HFpEF) disebut juga sebagai backward
failure
BERDASARKAN
TINGKAT CURAH JANTUNG
a. Low Output Heart Failure

b. High Output Heart Failure


GAGAL JANTUNG BERDASARKAN ONSET

Gagal jantung Akut

Kriteria Stevenson untuk Gagal Jantung Akut (PERKI, 2020)


Gagal Jantung Kronis

BERDASARKAN ONSET

Framingham criteria

Diagnosa ditegakkan apabila terdapat minimal 2 kriteria


mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor.
Gagal Jantung Kiri
BERDASARKAN LOKASI Diakibatkan oleh kelemahan ventrikel kiri,
sehingga terjadi peningkatan tekanan vena
pulmonalis dan paru lalu menyebabkan pasien
sesak nafas dan ortopnea

Gagal Jantung Kanan


Terjadi jika terdapat masalah pada ventrikel
kanan, seperti adanya hipertensi pulmonal,
tromboemboli paru kronik sehingga terjadi
kongesti vena sistemik yang menyebabkan edema
perifer, hepatomegali, dan distensi vena jugularis
Gagal Jantung Kiri
Menyebabkan kongestif, bendungan pada paru
TANDA & GEJALA dan gangguan pada mekanisme kontrol
pernafasan.
a. Dispnea
b. Orthopnea
c. Paroxysmal Nocturnal Dispneu (PND)
d. Mudah Lelah
e. Gangguan cerebral
f. Oliguria
g. Suara jantung tambahan (S3)
h. Murmur sistolik
i. Ronchi
j. Nocturia
TANDA DAN GEJALA
Gagal Jantung Kanan

TANDA & GEJALA


a. Oedem perifer
b. Distensi Vena jugularis
c. Mual dan Nyeri Perut

a) Aktivitas/ istrirahat ada kelelahan

b) Sirkulasi

c. Makanan/ cairan

d. Pernapasan

- Terlihat sesak, frekuensi napas melebihi


Pemeriksaan Fisik normal

e. Kongesti Vaskular Pulmonal

Dispnea

Orthopnea

Paroksimal Nokturnal Dispnea

f. Peningkatan JVP
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Elektrokardiogram (EKG)
Foto Thorak
Pemeriksaaan laboratorium
Echocardiografi
♣ Mencegah terhadap progresifitas gangguan
fungsi jantung menjadi gagal jantung

♣ Mengurangi Morbiditas
PENATALAKSANAAN
GAGAL JANTUNG ♣ Menjaga dan memperbaiki kualitas hidup
pasien
-Meringankan gejala dan tanda
-Menghilangkan retensi dan edema
-Meningkatkan kapasitas aktifitas fisik
-Mengurangi kelelahan dan sesak nafas
-Mengurangi kebutuhan rawat inap
-Menyediakan prawatan akhir hayat

♣ Menurunkan Mortalitas

♣ Meningkatkan harapan hidup penderita gagal


jantung
a. Manajemen Perawatan Mandiri
PENATALAKSANAAN NON b. Ketaatan Pasien Berobat
PHARMAKOLOGIS
c. Pemantauan Berat Badan Mandiri: Jika
terdapat kenaikan berat badan > 2 kg dalam
3 hari, pasien harus menaikkan dosis
diuretik atas pertimbangan dokter.
d. Asupan Cairan: Restriksi cairan 900ml-
1200 ml / hari (sesuai berat badan)
e. Pengurangan Berat Badan
f. Mengonsumsi makanan sehat yang
mengandung banyak serat,
PENATALAKSANAAN NON
PHARMAKOLOGIS g. Berhenti merokok bagi seorang perokok.

i. Tidak mengonsumsi minuman keras.

J. Berolahraga secara teratur, melakukukan


aktivitas sesuai kemampuan

k. Batasi asupan garam 3-5 gram/ hari


l.Diet rendah garam , 3– 5 gr/hari atau setara
dengan 3 sendok makan, jika disertai
hipertensi atau edema.
-Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE-I)

-Penyekat Reseptor Beta atau Beta Blocker

-Antagonis Aldosteron
TATALAKSANA PHARMAKOLOGIS
-Angiotensin Reseptor Blocker (ARB)

-Ivabradine:Ivabradine bekerja memperlambat laju


jantung melalui penghambatan kanal If

-Hydralazine dan Isosorbide Dinitrate (H-ISDN)

-Diuretik

-Digoxin
(IABP)
CIRKCULATORY SUPPORT
❖ Menurunkan tahanan LV saat ejeksi Intra Aortic Balloon Support (IABP)
❖ Meningkatkan aliran darah coroner
dan sistemik Alat bantu mekanik jantung yang
digunakan untuk mengatasi gangguan
sirkulasi, baik itu actual atau masalah
sirkulasi yang mengancam jiwa
♦Sebuah kateter yang flexible ditempatkan pada
aorta desenden
Bagaimana IABP bekerja??
♦Posisi balon yang tepat sangat penting

♦Ketika balon dikembangkan akan mengisi 85-90%


lumen aorta

♦Darah akan dipindahkan dari aorta sejumlah


besarnya balon

♦Hal ini dikenal dengan sebutan counter pulsation

♦Pengembangan balon yang tiba-tiba akan


membuat darh pindah ke bagian atas dan bawah
balon

♦Saat balon mengempis akan membuat tekanan di


aorta turun secara cepat
▪ Inflasi ( balon mengembang) selama
Bagaimana IABP dikatakan diastolic
bermanfaat ???? ▪ Darah akan dipindahkan ke bagian atas
dan bawah balon
▪ Tekanan yang diciptakan oleh karena
pengembangan balon akan membuat
tekanan meningkat ke bagian superior/
atas sehingga akan meningkatkan aliran
ke coroner
▪ Hal ini akan meningkatkan perfusi di
jantung
▪ Darah juga akan didorong kebagian
bawah/ inferior sehingga akan
meningkatkan perfusi di bagian organ
distal (otak, ginjal, jaringan, dll)
31

Posisi Balloon IABP


Systolic

Benefits of Counterpulsation

• Menurunkan afterload
• Memperpendek fase IVC
• Meningkatkan stroke volume
• Meningkatkan cardiac output 15-30 %

Dyastolic

• Meningkatkan aliran darah ke koroner


• Meningkatkan tekanan diastolik
• Potensial meningkatkan sirkulasi
kolateral koroner
• Meningkatkan perfusi sistemik
a. Pengkajian
Identitas pasien
Konsep Asuhan Keperawatan
Keluhan utama

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat Keluarga

Riwayat Pekerjaan dan Pola Hidup


DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan preload,
peningkatan afterload, dan penurunan kontraktilitas miokard
2.Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi dan
kelebihan asupan cairan
3.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
4.Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang terpapar
informasi terkait penyakit dan ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak

Anda mungkin juga menyukai