Anda di halaman 1dari 35

i

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan utama bekal manusia dikehidupan

nanti. Oleh karena itu, pendidikan harus menjadi perhatian, perlakuan dan

prioritas oleh pemerintah, masyarakat, keluarga dan seluruh pendidik.

Pendidikan dalam UU RI Pasal 1 No. 20 tahun 2003 memberikan susunan bagi

peserta didik untuk secara aktif memperoleh dan menumbuhkan jiwa

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan kepribadian yang

luhur, direncanakan untuk membentuk proses pembelajaran. Pendidikan tidak

hanya menjadikan peserta didik cerdas tetapi pendidikan juga menjadikan

peserta didik yang tidak berkarakter menjadi berkarakter baik.

Pendidikan sudah selayaknya berperan dalam menyelesaikan konflik yang

terjadi di masyarakat. Minimal, pendidikan mampu memberikan penyadaran

kepada masyarakat bahwa konflik bukanlah suatu hal yang baik untuk

dibudidayakan. Dan selayaknya pula pendidikan mampu memberikan tawaran-

tawaran yang mencerdaskan yang mampu menyadarkan masyarakat akan

pentingnya sikap saling toleransi, menghormati perbedaan ras agama, budaya,

bahasa serta adat istiadat masyarakat Indonesia yang multikultural. Sudah

selayaknya pendidikan berperan sebagai media transformasi sosial, budaya dan

multikulturalisme (Mahfud, 2016:5).

1
2

Pendidikan karater ialah gerakan nasional dalam menciptakan sekolah

untuk mengembangkan peserta didik dalam memiliki etika, tanggung jawab,

dan kepedulian dengan menerapkan dan mengajarkan karakter-karakter yang

baik melalui penekanan pada nilai-nilai universal. Pendidikan karakter ialah

segala sesuatu dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta

didik (Putri, 2018, h.40). sejalan dengan pendapat Wlandary,dkk (2023)

Pendidikan karakter adalah “usaha aktif untuk membentuk kebiasaan tingkah

laku anak, sehingga perilaku atau sikap anak akan terukir sejak dini, agar dapat

mengambil keputusan dangan baik dan bijak serta umempraktiannya dalam

kehidupan sehari-hari”.(h.99).

Adapun SDN 35 Pontianak Selatan merupakan salah satu sekolah yang

menanamkan nilai-nilai karakter, hal tersebut dapat terlihat dari cara peserta

didik saling toleransi terhadap agama dan suku yang berbeda-beda disekolah,

bertanggung jawab dalam hal kecil seperti menjaga kebersihan kelas dan

lingkungan sekolah, saling membantu terhadap teman yang memerlukan

bantuan seperti meminjamkan alat tulis, berbagi buku bacaan, berbagi makanan

dan minuman. Pada observasi awal yang dilakukan, pada tanggal 21 November

2023, pada saat guru bercerita mengenai nilai-nilai karakter (Tema 3 Benda di

sekitarku) peserta didik dengan antusias mendeskripsikan beberapa hal yang

mereka ketahui seperti gotong royong, tanggung jawab, disiplin, dan saling

menghargai. Namun ada beberapa anak yang belum menerapkan nilai karakter

dalam dirinya.
3

Das sollen adalah konsep nyata yang terjadi di masyarakat melalui

sejumlah kebijakan yang artinya benar-benar terjadi, meskipun dalam

persefektif keberanaran ini sendiri bisa dikatakan sebagai bagian yang

menimbulkan polemik.

Das sein adalah istilah seharusnya yang terjadi dalam kenyataan, hal ini

berarti bahwa ada norma-norma tertentu dan indera spesifik individu

memerintahkan individu tersebut untuk berperilaku sesuai dengan realitas.

Sehingga dapat digambarkan dengan mengatakan bahwa pengertian ini berbeda

dengan pengertian bahwa seseorang sebenarnya (das sollen) untuk berperilaku

dengan cara tertentu.

Cara yang dilakukan guru untuk mengatasi pemasalahan tersebut yakni

dengan memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang pentingnya

menerpkan nilai karakter, oleh karena itulah pernyataan bahwa sesuatu yang

“harus” terjadi atau ada adalah pernyataan tentang isi norma, bukan peristiwa

aktual yang terjadi.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang nilai-

nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam pembelajaran tematik untuk

mengetahui secara lebih mendalam nilai-nilai pendidikan Karakter baik dalam

rencana pembelajaran yang disusun oleh guru maupun pelaksanaan

pembelajaran tematik di kelas III C dengan judul “Deskripsi Nilai-Nilai

Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Tematik Integral SDN 35 Pontianak

Selatan”.
4

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian antara lain sebagai

berikut.

1. Bagaimana nilai-nilai Pendidikan karakter yang terdapat di

dalam Rencana Pembelajaran Tematik di kelas IIIC SDN 35

Pontianak Selatan?

2. Bagaimana nilai-nilai Pendidikan karakter dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Tematik di kelas IIIC SDN 35 Pontianak Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan nilai-nilai Pendidikan Karakter yang terdapat di

dalam Rencana Pembelajaran Tematik di kelas IIIC SDN 35

Pontianak Selatan.

2. Mendeskripsikan nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam

Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dikelas III SDN 35 Pontianak

selatan..

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk segala pihak.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dibagi menjadi dua yakni manfaat

teoritis dan manfaat praktis yang dijelaskan sebagai berikut.


5

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian ilmiah

mengenai penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran

tematik.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis merupakan manfaat yang bisa diambil dari penelitian

tersebut oleh peneliti itu sendiri. Dalam hal ini, peneliti dapat memahami apa

saja manfaat yang didapat, lalu bagaimana memecahkan masalah tersebut secara

praktis lewat penelitian yang telah dilakukan.

a. Nilai Karakter

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang

berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama

manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,

sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma

agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

E. Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi hanya pada nilai-nilai pendidikan karakter yang

mencakup nilai demokrasi, pluralisme, humanisme yang terdapat pada rencana

pelaksanaan pembelajaran serta pada pelaksanaan pembelajaran tematik integral

Tema 3 Benda di sekitarku di kelas IIIC SD Negeri 35 Pontianak Selatan.


6

F. Penegasan Istilah

Adapun untuk menghindari kesalah pahaman dalam pendefinisian istilah,

maka perlu adanya penegasan istilah yang jelas. Penegasan istilah pada

penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter adalah bentuk kegiatan manusia yang didalamnya

terdapat suatu tindakan yang mendidik dan diperlukan bagi generasi

selanjutnya.

2. Pembelajaran Tematik Integral

Pembelajaran Tematik Integral adalah pembelajaran yang

menggabungkan berbagai kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran ke

dalam suatu tema yang dekat dengan kehidupan peserta didik sehingga

menjadikan pembelajaran lebih bermakna.


7

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Karakter

1. Definisi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter ialah pendidian yang mengembangkan nilai-nilai

karakter pada peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai-nilai serta karakter

dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya sebagai

anggota masyarakat, warga negara yang religius, nasionalisme, produktif dan

juga kreatif. (Zubaedi, 2015, h.17)

Menurut Mulisch (dalam Lestari, 2021) Pendidikan karakter adalah suatu

penanaman nilai-nilai karakter pada seseorang dalam bentuk watak yang lebih

baik, yang meliputi beberapa komponen yaitu berupa pengetahuan, kesadaran

dan kemauan, serta tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik

terhadap Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, lingkungan, dan negara menjadi

manusia yang kamil. (h.10).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter

adalah pendidikan yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik

serta mengembangkan nilai-nilai karakter dalam diri peserta didik sehingga

peserta didik menjadi manusia yang kamil dan dapat menerapkan nilai-nilai

tersebut dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat, warga negara yang

religius, nasionalisme, produktif dan kreatif, serta baik terhadap Tuhan yang

Maha Esa, diri sendiri, lingkungan, dan negara.

7
8

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk penyempurnaan diri

individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menujukearah

hidup yang lebih baik. Melalui pendidikan karakter ini diharapkan kepada

peserta didik mampu dengan mandirinya meningatkan juga menggunakan

pengetahuannya, mengkaji, mengidentifikasi, serta memprosonalisasi nilai-nilai

karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Menurut pendapat dari Marsanti (dalam Lestari, 2021, h.11) Tujuan

pendidikan adalah

1) Mendorong kebiasaan perilaku peserta didik yang terpuji serta sejalan

dengan pengelolaan lingkungan yang benar.

2) Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menghindari sifat-sifat

yang merusak lingkungan.

3) Memupuk kepekaan kepada peserta didik terhadap kondisi lingkungan

sehingga dapat menghindari sifat-sifat yang merusak lingkungan.

4) Menanam jiwa peduli serta bertanggung jawab terhadap kelestarian

lingkungan.

Menurut pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

pendidikan karakter ialah tidak hanya membentuk peserta didik bermoral,

beretika, dan berakhlak melainkan juga membentuk peserta didik yang

cerdas dan rasional, supaya dapat mengambil keputusan yang tepat, cerdas
9

dalam memanfaatkan potensi yang dimilikinya serta berkepribadian dan

berkarakter baik itu disekolah ataupun diluar sekolah.

3. Nilai-Nilai Pendidikan karakter

Menurut pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Terdapat 18 jenis-jenis

karakter, yaitu:

1) Religius yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2) Jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, perbuatan, tingkah,

serta pekerjaan.

3) Toleransi yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,

suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari

dirinya.

4) Disiplin yaitu tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

5) Kerja keras yaitu perilaku yang menunjukan upaya yang sungguh-sungguh

dalam mengatasi berbagai macam hambatan belajar dan tugas serta

menyelesaikan tugas dengan ebaik-baiknya.

6) Keratif yaitu berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara dan

hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.


10

7) Mandiri yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang

lain dalam menyelesaikan tugas.

8) Demokratis yaitu cara berfikir, bersikap, bertindak menilai hak dan

kewajiban dirinya dan oranglain.

9) Rasa ingin tahu yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,

dilihat, dan didengar.

10) Semangat kebangsaan yaitu cara berfikir, bertindak dan berwawasan dalam

menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri

sendiri dan kelompoknya.

11) Cinta tanah air yaitu berfikir, bersikap, serta berbuat yang menunjukan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa,

lingkungan, fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12) Menghargai prestasi yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya

untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui

serta menghormati keberhasilan orang lain.

13) Bersahabat dan berkomunikatif yaitu tindakan yang memperlihatkan rasa

senang berbicara, bergaul, dan berkerjasama dengan orang lain.

14) Cinta damai yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang

lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15) Gemar membaca yaitu kebiasaan untuk menyempatkan waktu membaca

berbagai bacaan yang memberikan kebaikan bagi dirinya.


11

16) Peduli lingkungan yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang

telah terjadi.

17) Peduli sosial yaitu sikap dan tindakan yang selalu memberi bantuan kepada

orang lain dan masyarakat yang membutuhkannya.

18) Tanggung jawab yaitu sikap perilaku seseorang untuk melaksakanakan

tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri,

lingkungan (alam,sosial,serta budaya), negra, dan Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam Peraturan Presiden No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) BAB I pasal 3 disebutkan bahwa:

PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam

pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin,

bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai,

gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggungiawab.

B. Pembelajaran Tematik Integratif

1. Pengertian Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran tematik sering disamakan dengan istilah

pembelajaran terpadu, karena tematik berorientasi pada satu wujud

pembelajaran melalui penyesuaian dari suatu tema tertentu, yang di

dalamnya terdapat berbagai mata pelajaran yang terintegrasi menjadi satu


12

kegiatan atau tema. Dari beberapa literatur, para ahli pendidikan sering

menggunakan istilah keduanya secara “interchangeable”. Mohamad

Muklis (dalam Assingkily, 2021) berpendapat bahwa dalam pembelajaran

tematik adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan materi

beberapa pelajaran dalam satu tema, yang menekankan keterlibatan peserta

didik dalam belajar dan pemberdayaan dalam memecahkan masalah,

sehingga hal ini dapat menumbuhkan kreativitas sesuai dengan potensi dan

kecenderungan mereka yang berbeda satu dengan lainnya (h.7).

Hal senada juga didefinisikan Abdul Majid (dalam Assingkily,

2021) bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga

dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid (h.7). Menurut

Sintiyana M. Pembelajaran tematik merupakan “Pendekatan pembelajaran

untuk mengaitkan berbagai mata pelajaran untuk memberikan pengalaman

yang bermakna kepada siswa”. Istilah lain dari pembelajaran tematik

intergatif yaitu pembelajaran terpadu sesuai dari terjemahan integrated

“teaching and learning” yang merujuk kepada pendekatan kurikulum

terpadu. Dari yang telah di uraikan, pendidikan tematik integratif dapat

dianggap sebagai salah satu model pendidikan terpadu yang menyajikan

berbagai mata pelajaran. Keterpaduan dalam pendidikan ini dapat kita lihat

segala aspek yang diantaranya adalah aspek kurikulum, proses

pembelajaran, serta alokasi waktu yang digunakan.


13

2. Perinsip Pembelajaran Tematik Integratif

Prinsip pembelajaran tematik interatif adalah :

1) Pendidikan tematik integratif mempunyai tema yang aktual,

dengan area serta kehidupan tiap hari peserta didik

2) Pendidikan tematik integrtif mempunyai sebagan modul

pelajaran yang silih terpaut

3) Penddika tematik integratif wajib cocok dengan tujuan

kurikulum yang berlaku, serta pendidikan tematik integratif

wajib menunjang ketercapaian tujuan pendidikan yang ada

dalam kurikulum,

4) Modul pendidikan bisa berhubungan dalam satu tema yang

wajib memikirkan ciri partisipan didik semacam keahlian,

kebutuhan, atensi serta pengetahuan dini.

5) Modul pelajaran tidakdi paksakan (Frasandy, 2017, h.2).

3. Perencanaan Pembelajaran Tematik Integratif

Pelaksanaan pembelajaran tematik merupakan kegiatan proses

belajar mengajar sebagai bagian inti dari aktivitas pembelajaran yang

dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan perencanaan atau RPP yang

telah disusun sebelumnya. Adapun langkah-langkah pembelajaran meliputi

3 (tiga) komponen penting, yaitu:


14

a) Kegiatan Pendahuluan

Prastowo (2016: 335) menjelaskan bahwa kegiatan pendahuluan

atau kegiatan awal adalah kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan

peserta didik secara mental untuk mempelajari pengetahuan, keterampilan,

dan sikap yang baru.

Adapun kegiatan pendahuluan yang terdapat pada Peremendikbud

No. 057 Tahun 2014 Lampiran III dijelaskan sebagai berikut.

Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menyiapkan peserta didik

secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; memberi

motivasi peserta belajar peserta didik sebagai kontekstual sesuai manfaat

dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dangan memberi

contoh dan perbandingan local, nasional, dan internasional; mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan

materi yang akan dipelajari; menjelaskan tujuan pembelajaran atau

kompetensi dasar yang akan dicapai; dan menyampaikan cakupan materi

dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Sebagaimana pemaparan mengenai kegiatan pendahuluan yang

telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendahuluan

merupakan suatu kegiatan yang pada dasarnya berfungsi untuk

mempersiapkan peserta didik yang mencakup pemberian motivasi,

interaksi, serta penyampaian pembelajaran yang akan dilakukan beserta

manfaat bagi kehidupan peserta didik.


15

b) Kegiatan inti

Kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan

untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam

rangka pengembangan sikap, maka seluruh akivitas pembelajaran

berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong peserta didik untuk

melakukan aktivitas proses afeksi yang diambil daribmenerima,

menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan (Aridan

Dkk, 2020,h.8).

Lebih lanjut kegiatan inti yang terdapat pada permendikbud No.

057 Tahun 2014 Lampiran III dijelaskan sebagai berikut:

Kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan

untuk pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam rangka

pengembangan sikap, maka seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi

pada tahap kompetensi yang mendorong peserta didik untuk melakukan

aktivitas melalui afeksi yang dimulai dari menerima, menjalankan,

menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Untuk kompetensi

pengetahuan dilakukan melalui aktivitas mengetahui, memahami,

menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Untuk

kompetensi keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,

mencoba, menalar, menyaji, dan ,emccipta. Seluruh isi materi (topik dan

subtopic) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus

mendorong peserta didik untuk melakukan proses pengamatan hingga


16

penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersenut perlu melakukan

pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis

penyingkapan/penelitian (discpvery/ inquiry learning) dan pembelajaran

yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based

learning). Seluruh aktivitas pembelajaran dalam kegiatan inti meliputi

kegiatan megamati, menanya, pengumpulan data, mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan.

Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan

inti dalam pembelajaran tematik lebih menekankan pada pengembangan

sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui berbagai

aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar dan

mengkomunikasikan.

c) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup dilakukan dengan mengungkapkan hasil

pembelajaran yaitu, dengan menanyakan kembali materi yang sedang

disiapkan dalam kegiatan inti. Pada tahap ini, peserta didik juga harus

pandai menyimpulkan hasil pembelajaran dengan mengedepankan pesan-

pesan moral terdapat pada setiap materi pembelajarannya.

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan penutup pembelajaran tematik

merupakan kegiatan terakhir dalam proses pembelajaran yang biasanya

meliputi kegiatan penarikan kesimpulan, refleksi, umpan balik, tindak

lanjut serta pemberian tugas untuk pembelajaran selanjutnya.


17

4. Karakteristik Pembelajaran Tematik Integratif

Sebagai suatu model pembelajaran disekolah dasar, pembelajaran tematik

memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :

a) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini

sesuai dengan pendekatan belajar moderen yang lebih banya

menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih

banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan

kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung

kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung

ini, siswa dihadapkan pada suatu yang nyata (konkret) sebagai dasar

untuk memahami hal-hal yang ebih abstrak.

c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran

menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada 14

pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan

kehidupan siswa.

d) Menyajikan konsep dan berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai

mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian


18

siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal

ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan

masalahmasalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata

pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan

siswa dan keadaan lingkungan dimana seklah dan siswa berada.

f) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang

dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

g) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan

menyenangkan.

C. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran

Pendidikan karakter sebaiknya diajarkan secara sistematis. Akan tetapi

dalam penanaman pendidikan karakter yang utama adalah keteladanan. Orang

tua memberikan perilaku yang positif terhadap anak-anaknya, guru memberi

contoh kepada anak didiknya. Sementara itu para pemimpin memberikan teladan

karakter yang baik kepada masyarakat.

Penanaman nilai-nilai kerakter tidak hanya dilakukan pada mata

pelajaran PPKN dan Agama saja, akan tetapi dapat pula diintegrasikan dengan
19

mata pelajaran lain. “Contoh penanaman nilai multikultur antara lain tidak

membeda-bedakan siswa, membentuk kelompok diskusi secara heterogen,

pengambilan keputusan secara demokratis, memberi kebebasan bagi siswa dalam

mengeluarkan pendapatnya atau bertanya, menghargai budaya dan bahsa dan

lain-lain” (Slamet, 2016, h.39).

Adapun proses pembelajaran yang dikembangkan dirubah dari yang

awalnya siswa belajar secara individu dan bersaing secara individu menjadi cara

belajar berkelompok dan bersaing secara individu dalam suatu situasi positif.

Dengan cara tersebut, perbedaan antar individu dapat dikembangkan sebagai

suatu kekuatan kelompok, dan siswa terbiasa hidup dengan berbagai budaya,

social, dan intelektualitas (Mahfud, 2016, h.223).

Mengacu dari pendapat beberapa ahli di atas data disimpulkan bahwa

guru memiliki peranan penting dalam penanaman nilai-nilai Pendidikan karakter,

karena selain berperan sebagai panutan atau teladan bagi peserta didiknya, guru

juga berperan dalam menciptakan suasana kelas yang multikultural seperti

mengubah cara belajar siswa dari belajar individu menjadi belajar berkelompok

dan memberikan kebebasan serta kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan

pendapatnya.
22

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, penulis ikut

berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi,

melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan

dilapangan, serta membuat laporan penelitian secara detail. (Sugiyono, 2017,

h.14)

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang menggambarkan kegiatan penelitian pada obyek secara jelas dan

sistematis. Data yang dikumpulkan lebih berupa bentuk kata-kata atau gambar

dari pada angka-angka. Penelitian ini menjelaskan dan memprediksi terhadap

suatu gejala yang berlaku atas data yang diperoleh di lapangan. Penelitian ini

dilakukan untuk mendeskripsikan fakta yang terjadi dilapangan sesuai dengan

keadaan seharusnya yang berkaitan dengan nilai-nilai Pendidikan karakter dalam

pembelajaran tematik kelas IIIC SD Negeri 35 Pontianak Selatan.

B. Kehadiran Penelitian

Dalam penelitian, kehadiran peneliti dalam penelitian adalah sebagai

instrument kunci yang melibatkan diri secara langsug dalam memperoleh data

dari subyek peneliti. Kehadiran peneliti di lapangan dalam melakukan aktivitas

22
23

pengumpulan data tidak boleh mempengaruhi subyek peneliti agar data yang

didapatkan sesuai ketetapan kualitati yaitu alami natural.

C. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri

35 Pontianak Selatan. Sekolah ini beralamat di jalan Nirbaya, Kota Pontiank,

Kalimantan Barat. Sekolah ini merupakan sekolah dengan Akreditasi B. Serta

partisipan dalam penelitian ini adalah guru kelas rendah, yaitu kelas IIIC.

D. Partisipan Penelitian

Serta partisipan dalam penelitian ini adalah guru kelas rendah, yaitu

kelas IIIC.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sukmadianta (2017) menyatakan bahwa, ada beberapa Teknik

yang digunakan peneliti nanti untuk mengumpulkan data penelitian, yaitu;

1. Teknik Wawancara

2. Teknik observasi

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti nanti dalam

penelitian ini menggunakan Teknik wawancara, Teknik observasi dan

Dokumentasi.

Dalam pemecahan masalah penelitian, diperlukan teknik dan alat

pengumpul data yang tepat agar dapat tercapainya hasil penelitian yang objektif.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik dokumentasi berupa dokumen


24

tertulis dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru.

Selain Teknik dokumentasi, peneliti juga menggunakan Teknik observasi

untuk mengumpulkan data berupa kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang

dilakukan oleh siswa, dan yang terakhir peneliti juga menggunakan teknik

wawancara untuk memperoleh informasi terkait rencana pelaksanaan

pembelajaran dan kegiatan pelaksanaan pembelajaran sebagai informasi

tambahan.

Tabel 3.1 Teknik pengumpulan Data


NO Rumusan Masalah Sasaran Teknik Alat yang
Informan Pengumpulan Data Digunakan
1 Bagaimana nilai- Guru kelas - Dokumentasi - RPP guru
nilai Pendidikan IIIC - Wawancara - Pedoman
karakter yang Wawancara
terdapat di
dalam Rencana
Pembelajaran
Tematik di kelas
IIIC SDN 35
Pontianak
Selatan?

2 Bagaimana nilai- Guru kelas - Observasi - Pedoman


nilai Pendidikan IIIC - Wawancara Observasi
karakter dalam - Dokumentasi - Pedoman
Pelaksanaan Wawancara
Pembelajaran - Handphone
Tematik di kelas
25

IIIC SDN 35
Pontianak
Selatan?

F. Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif (karena tidak melakukan pengukuran, tetapi eksporasi

untuk menemukan), maka yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah

peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus

“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang

selanjutnya terjun kelapangan. Peneliti kualitatif sebagai human instrument,

berfungsi menetapkan focus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,

melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan

data dan membuat kesimpulan atas temuannya, dalam hal instrument penelitian

kualitatif, Lincoln and Guba. (Sugiyono, 2019, h.203).

Pilihan instrument dalam penelitian naturalistik adalah manusia. Kita akan

melihat bahwa dari instrument lain dapat digunakan dalam tahap penelitian

selanjutnya, tetapi manusia adalah langkah awal yang berkelanjutan. Tetapi jika

manusia telah digunakan secara ektensif pada tahap penelitian awal, sehingga

instrument dapat dilakukan yang didasarkan pada data bahwa instrument

manusia memiliki produk. (Sugiyono, 2019, h.294).

Selanjutnya Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada

menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah


26

bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, focus

penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang

diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya.

Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam

keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan

hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya

(Sugiyono, 2019, h.294).

Untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data maka diperlukan

instrumen pengumpulan data sehingga hasil data yangdiperoleh lebih baik dan

mudah diolah, oleh karena itu didalam penelitian ini yang menjadi instrumen

pengumpulan data adalah peneliti sendiri, dibantu dengan instrumen penunjang

seperti lembar observasi, pendoman wawancara, lembar pencermatan

dokumentasi.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

No. Aspek Indikator


1 Perencanan 1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
(Permrndikbud No.057 Tahun 2014)
No. Aspek Indikator
2 Pelaksanaan 1. Religius
2. Jujur
3. Toleransi
4. Disiplin
5. Kerja Keras
6. Kreatif
7. Mandiri
8. Demokratis
27

9. Rasa ingin tahu


10. Semangat Kebangsaaan
11. Cinta Tanah Air
12. Menghargai Prestasi
13. Bersahabat dan Berkomunikasi
14. Cinta Damai
15. Gemar Membaca
16. Peduli Lingkungan
17. Peduli Sosial
18. Tanggung Jawab
( UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003)

1. Lembar Observasi

Instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi untuk

mengamati hal-hal yang terjadi pada saat kegiatan pelaksanaan

pembelajaran.

Tabel 3.3 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran


Tanggal Pengamatan :
Nama Sekolah :
Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda centang (V) pada kolom di bawah ini :
Keterlaksanaan
NO Aspek Pengamatan YA TIDAK

1 Guru memulai
berdoa saat
pembelajaran akan
dimulai
2 Bagaimana siswa
memiliki sikap
religius saat
pelaksanaan
pembeajaran?
28

3 Bagaimana Siswa
memiliki sikap Jujur
saat pelaksanaan
pembelajaran?
4 Bagaimana siswa
memiliki sikap
Toleransi saat
pelaksanaan
pembelajaran?

5 Bagaimana siswa
memiliki sikap
disiplin saat
pelaksanaan
pembelajaran?

6 Bagaimana siswa
memiliki sikap kerja
keras saat
pelaksanaan
pembelajaran?

7 Bagaimana siswa
memiliki sikap
kreatif saat
pelaksanaan
pembelajaran?

8. Bagaimana siswa
memiliki sikap
mandiri saat
pelaksanaan
pembelajaran?
9. Bagaimana siswa
memiliki sikap
demokratis saat
pelaksanaan
pembelajaran?
29

10. Bagaimana siswa


memiliki sikap rasa
ingin tahu saat
pelaksanaan
pembelajaran?
11. Bagaimana siswa
memiliki sikap
semangat
kebangsaan saat
pelaksanaan
pembelajaran?
12. Bagaimana siswa
memiliki sikap cinta
tanah air saat
pelaksanaan
pembelajaran?
13. Bagaimana siswa
memiliki sikap
menghargai prestasi
saat pelaksanaan
pembelajaran?
14. Bagaimana siswa
memiliki sikap
bersahabat dan
berkomnikatif saat
pelaksanaan
pembelajaran?
15. Bagaimana siswa
memiliki sikap cinta
damai saat
pelaksanaan
pembela jaran?
16 Bagaimana siswa
memiliki sikap
gemar membaca saat
pelaksanaan
pembelajaran?
17 Bagaimana siswa
memiliki sikap
peduli lingkungan
saat pelaksanaan
pembelajaran?
30

18. Bagaimana siswa


memiliki sikap
peduli sosial saat
pelaksanaan
pembelajaran
19 Bagaimana siswa
memiliki sikap
tanggung jawab saat
pelaksanaan
pembelajaran?

2. Pendoman Wawancara

Alat untuk mengumpulkan data dengan berbagai macam pertanyaan

yang digunakan sebagai pendoman wawancara untuk memperoleh informasi

terkait rencana pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan pelaksanaan

pembelajaran sebagai informasi tambahan, dalam hal ini merupakan

guru kelas IIIC Sekolah Dasar Negeri 35 Pontianak Selatan.

Pedoman wawancara wali kelas IIIC


Tabel 3.4 Wawancara Guru dalam perencanaan pembelajaran tematik
No Aspek Indikator
1 Kegiatan 1. Mengapa pendidikan karakter sangat penting
pendahuluan untuk peserta didik ?
2. Siapa yang memiliki peran dalam
pembentukan karakter ?
3. Keterampilan apa yang perlu dimiliki guru
agar dapat menjalankan perannya sebagai
fasilitator pembelajaran ?

4. Bagaimana pendidikan karakter dapat


membantu meningkatkan hubungan antar
peserta didik ?

2 Kegiatan inti 1. Bagaimana pendidikan karakter dapat


membantu peserta didik untuk membangun
31

rasa empati dan pengertian terhadap orang


lain ?
2. Apa saja metode atau teknik yang dapat
digunakan dalam memberikan pendidikan
karakter ?
3. Mengapa guru perlu memiliki keterampilan
dalam mengelola pembelajaran di kelas ?
3 Kegiatan penutup 1. Apa pentingnya pendidikan karakter dalam
memperbaiki sikap dan perilaku siswa ?
2. Bagaimana cara membangun karakter peserta
didik agar berperilaku dan bermoral baik ?
3. Karakter seperti apa yang diharapkan muncul
pada pengatan pendidikan karakter ?
4. Bagaimana cara mengukur keberhasilan
pendidikan karakter pada peserta didik ?

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari

seseorang. (Sugiyono, 2019, h. 314).

Dokumentasi ini digunakan sebagai data pendukung dari hasil

observasi dan wawancara. Pada penelitian nanti dokumen yang digunakan

adalah dokumen berbentuk tulisan. Dokumen yang berbentuk tulisan dan

foto saat melakukan wawancara

Berdasarkan kesimpulan tentang instrumen maka instrumen

penelitian adalah peneliti sendiri dan guru kelas IIIC Sekolah Dasar Negeri

35 Pontianak Selatan dan adapun Tekniknya adalah dengan wawancara semi

terstruktur dengan guru kelas IIIC Sekolah Dasar Negeri 35 Pontianak

Selatan.
32

G. Teknik Analisis Data

Analisis yang penulis gunakan dalam penelitian nanti adalah analisis data

non ststistik. Analisis ini digunakan untuk menganalisis jenis-jenis data yang

bersifat kualitatif tersebut penulis menggunakan Teknik analisis data

dilapangan. Menurut Miles and Huberman aktivitas analisis data, yaitu data

reduction, data display dan clonclusion drawing/verification. (Sugiyono, 2019)

a. Data Collection (Pengumpulan Data)

Kegiatan utama pada setiap peneliti adalah mengumpulkan data.

Mendapatkan semua data yang dibutuhkan,penulis akan senantiasa

membutuhkan beberapa teknik, yaitu wawancara, obeservasi, dan

dokumentasi.

Penulis mengumpulkan data sebanyak mungkin sesuai dengan pertanyaan

penelitian.

b. Data Reduction ( Reduksi Data)

Data yang diperoleh lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah ditemukan, semakin lama

peneliti kelapangan maka jumlah data akan semakin banyak, komplek, dan

rumit. Untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data


33

selanjutnya dan mencari bila diperlukan. Jadi reduksi data ini merupakan

suatu penyederhanaan data yang telah terkumpul agar lebih mudah

dipahami oleh peneliti.

c. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Dalam hal ini Miles and Huberman menyatakan “The most frequent from

of display data for qualitative research data in the past ha been narrative

tex” . yang paling sering digunakan untuk menyajikan data penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. (dalam Sugiyono, 2019,

h.325)

d. Conclusion Drawing/verification

Langkah keempat dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan keimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (h.321-325).

Tujuan analisis data yakni untuk mengungkapkan data apa yang masih

perlu dicari, hipotesis sementara apa yang masih perlu diuji. Kemudian

mengungkapkan pertanyaan peneliti apa yang masih perlu dijawab, metode


34

apa yang bisa digunakan untuk mendapatkan data baru, serta kesalahan apa

yang masih perlu diperbaiki dari penelitian kualitatif ini. Kesimpulan

tersebut dijabarkan secara deskriptif.

Melalui penggambaran yang rinci sehingga objek penelitian yang

dulunya samar setelah diteliti menjadi jelas dan mudah dipahami oleh

pembaca. Peneliti menarik kesimpulan dan verifikasi setelah

menggumpulkan data untuk menjawab masalah dari penelitian.

H. Teknik Uji Keabsahan Data

Untuk memperoleh keabsahan data peneliti nanti akan menggunakan

teknik trianglasi.

Triangulasi sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan cara

dan berbagai waktu. (Sugiyono, 2019, h.368).

Dengan demikian terdapat tiga triagulasi yaitu, triagulasi sumber,

triagulasi teknik dan triagulasi waktu. Triagulasi juga dapat dilakukan

dengan cara mengecek hasil penelitian dari tim peneliti lain yang diberi

tugas melakukan pengumpulan data. Dalam penelitian ini peneliti nanti

akan menggunakan triagulasi teknik.

Triaguasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda” (Sugiyono, 2019,

h.369).

Peneliti melakukan pengecekan data menggunakan teknik wawancara

dengan guru, observasi dan studi documenter.


35

DAFTAR PUSTAKA

Assingkily, M. S., Fauzi, M. R., Hardiyati, M., & Saktiani, S.


(2021). Desain Pembelajaran Tematik Integratif Jenjang MI/SD
(Dari Konvensional Menuju Kontekstual yang Fungsional). Penerbit
K-Media.

Atika, Elni. Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


Berbasis Kelas Dalam Pembelajaran Tematik Kelas V SDN 190
Pekanbaru. Diss. Universitas Islam Riau, 2022
https://repository.uir.ac.id/16315/

Daryanto. (2014). Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi


(Kurikulum 2013). Yogyakarta: Gava Media.

D, Wulandari., A Salimi,. R Pranata. (2023). Desukripsi Muatan Nilai


Pendidikan Karuakter pada Buku Teks Siswa Kelas IV SD/MI Tema
1 Indahnya Keberusamaan Kuruikulum 2013. Jurunal Pendidikan
Dasar. 5(1), 98-110.
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/islamika/article/view/2401

FKIP UNTAN. (2019). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Revisi.


FKIP-UNTAN.

Lestari, Afdal. (2021). Analisis Pelaksanaan Program Penguatan


pendidikan Karakter(PPK) di sekolah Dasar Negeri 004 Toar
Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singi. [Skripsi].
Pekanbaru. Universitas Islam Riau.
https://
pelaksanaan+penguatan+karakter+berbasis+kelas+dalam+pembelajaran+tem
atik&btnG

Majid, A. (2017). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT


Rosdakarya Offset.

Prastowo, A. (2015) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP). Tematik Terpadu. Jakarta: Prenademedia Group.

35
36

Putri, Dini Palupi. (2018). Pendidikan Karakter pada Anak Sekolah


Dasar di Era Digital. Jurnal Pendidikan dasar. 2(1). 40.
https://ejournal.stitpn.ac.id/Index.Php/Bintang/Article/View/558

Putra, dkk. (2020). Implementasi Pendidikan Karakter Sopan Santun


melalui Pembelajaran Akidah Akhlak. Jurnal Administrasi dan
Manajemen Pendidikan. 2(3). 187.
http://www.journal2.uad.ac.id/index.php/JIMP/article/view/4212

Sudaryono, (2015). “Pengantar Bisnis, Teori dan Contoh Kasus.”


Penerbit Andi Yogyakarta.

Sukadari. (2020). Pembelajaran Tematik bagi Anak Berkebutuhan


Khusus di Sekolah Luar Biasa Kelas rendah. Jurnal Bimbingan dan
Konseling. 4(2). 345.
http://journal.upy.ac.id/index.php/bk/article/view/820

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai