Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS

Dosen Pengampu:
Pusvita Indria Mei Susilowati SE, MSA, Ak, CA

Disusun Oleh:

Muhammad Syamsyudin Noor 2200311310036


Muhammad Badruzzaman 2100311310089

PROGRAM DIPLOMA III


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen berupa makalah yang
berjudul “Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis”.

Makalah ini dibuat dengan mengacu pada sumber tertulis dan juga berbagai
sumber sebagai landasan pemikiran lain. Kami menyadari bahwa pembuatan
makalah ini tidak luput dari segala kekurangan dan kesempurnaan. Namun kami
telah mengusahakan yang terbaik bagi pembuatan makalah ini. oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kami. Aamiin

Banjarmasin, 7 Mei 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................3
PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1. Tahapan-tahapan Audit...................................................................................3
2.2. Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Audit Awal...........................5
2.3. Memahami Bisnis dan Industri Klien...........................................................11
2.4. Memperoleh Informasi Mengenai Kewajiban Hukum Klien......................13
2.5. Menilai Risiko Bisnis Klien.........................................................................15
2.6. Pelaksanaan Prosedur Analitis Pendahuluan................................................18
2.7. Prosedur Analitis..........................................................................................19
2.8. Lima Prosedur Analitis.................................................................................22
2.9. Rasio Keuangan Umum...............................................................................25
BAB III......................................................................................................................28
PENUTUP.................................................................................................................28
2.1 Kesimpulan..................................................................................................28
3.2 Saran.............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahapan-tahapan utama dari sebuah audit adalah perencanaan audit,


pembentukan dan pelaporan. Secara umum, tahap perencanaan
melibatkan perolehan atas pemahaman tentang klien, mengidentifikasi
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko dari salah saji material
dalam laporan keuangan, melakukan penilaian risiko dan materialitas, dan
mengembangkan strategi audit. Risiko salah saji secara material adalah
risiko dalam laporan keuangan termasuk kesalahan dan kekeliruan secara
signifikan.
Perencanaan audit awal menyangkut keputusan apakah auditor akan
menerima atau melanjutkan pelaksanaan audit bagi klien, mengevaluasi
alasan-alasan klien untuk di audit, memilih staf untuk penugasan dan
mendapatkan surat penugasan. Walaupun proses untuk memperoleh dan
mempertahankan klien-kliennya tidaklah mudah dalam kompetisi profesi
seperti akuntan publik, KAP haruslah memperhatikan dengan sungguh-
sungguh pada saat memutuskan apakah klien tersebut layak.
Risiko bisnis klien ialah risiko dimana klien akan gagal mencapai
tujuannya, dan berhubungan dengan keandalan laporan keuangan,
efisiensi dan efektifitas operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan
pemerintah. Baik dalam audit internal maupun eksternal oleh jasa
keuangan, sama-sama merinci seluruh pengeluaran dan sumber dana.
Masing-masing biaya dan pemasukan atau kas mesti disertai dengan nota
atau kwitansi sebagai bukti pembayaran yang sah.
Prosedur analitis adalah suatu evaluasi informasi keuangan yang
dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan
non keuangan yang meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat
dengan ekspektasi dari auditor. Tujuan prosedur analisis dalam
perencanaan audit adalah untuk membantu perencanaan sifat, saat, dan
iii
luas prosedur suatu audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti
tentang saldo akun atau jenis transaksi tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

a) Jelaskan apa saja tahapan-tahapan audit?


b) Jelaskan apa yang disebut dengan perencanaan audit?
c) Bagaimana langkah awal menerima klien dan melakukan perencanaan
audit awal?
d) Bagaimana strategi memahami bisnis dan industri klien?
e) Bagaimana auditor memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum
klien?
f) Jelaskan apa yang disebut dengan menilai risiko bisnis klien?
g) Jelaskan pengertian pelaksanaan prosedur analitis pendahuluan?
h) Apa yang disebut dengan prosedur analitis?
i) Jelaskan lima prosedur analitis?
j) Rasio-rasio apa saja yang biasa digunakan dalam prosedur analitis?

1.3 Tujuan

a) Memahami tahapan-tahapan audit


b) Memahami perencanaan audit
c) Memahami langkah awal menerima klien dan melakukan perencanaan
audit awal
d) Memahami bisnis dan industri klien
e) Memahami memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum klien
f) Memahami dalam menilai risiko bisnis klien
g) Memahami pengertian pelaksanaan prosedur analitis pendahuluan
h) Memahami prosedur analitis
i) Memahami lima prosedur analitis
j) Memahami Rasio-rasio yang biasa digunakan dalam prosedur analitis

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Tahapan-tahapan Audit

Tahapan-tahapan utama dari sebuah audit adalah perencanaan audit, pembentukan


dan pelaporan. Secara umum, tahap perencanaan melibatkan perolehan atas
pemahaman tentang klien, mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
risiko dari salah saji material dalam laporan keuangan, melakukan penilaian risiko
dan materialitas, dan mengembangkan strategi audit. Risiko salah saji secara material
adalah risiko dalam laporan keuangan termasuk kesalahan dan kekeliruan secara
signifikan. Tahap eksekusi (atau tahap pembentukan) dari audit melibatkan kinerja
pengujian rinci atas kontrol dan pengujian substantif atas transaksi dan rekening.
Tahap pelaporan melibatkan pengevaluasian hasil pengujian rinci dalam pemahaman
auditor tentang klien mereka dan membentuk pendapat tentang penyajian kewajaran
laporan keuangan klien.

2.1.1 Perencanaan Audit


Standar pekerjaan lapangan pertama (IAPI, 2011:310.1) berbunyi
sebagai berikut: "Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya".
Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh
auditor untuk melakukan perencanaan audit awal sampai pada
pengembangan rencana audit dan program audit menyeluruh. Variabel ini
di ukur dengan menggunakan jam perencanaan audit. Keberhasilan
penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan

v
audit yang dibuat oleh auditor. Perencanaan audit meliputi pengembangan
strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan.
Sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan
kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan
tentang bisnis entitas.
Auditor sebagai penanggung jawab akhir atas audit dapat
mendelegasikan sebagian fungsi perencanaan dan supervisi auditnya
kepada staf lain dalam kantor akuntannya. Perencanaan audit meliputi
pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang
diharapkan. Dalam perencanaan audit auditor harus mempertimbangkan
antara lain:
1. Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan
industri di mana satuan usaha tersebut beroperasi di dalamnya;
2. Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut;
3. Metode yang digunakan oleh satuan usaha tersebut dalam mengolah
informasi akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi
jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan;
4. Penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan;
5. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit;
6. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian;
7. Kondisi yang mungkin memerlukan perubahan atau perluasan
pengujian audit;
8. Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi
tugas. Contoh Laporan audit tentang laporan keuangan konsolidasi.

2.1.2 Pembentukan Audit


Kinerja, atau eksekusi merupakan tahap audit yang melibatkan
pengujian rinci atas pengendalian, transaksi, dan juga saldo. Jika seorang
auditor merencanakan untuk mengandalkan sistem pengendalian internal
klien, mereka akan melakukan tes pengendalian. Seorang auditor akan
melakukan pengujian substantif transaksi sepanjang tahun dan pengujian
substantif rincian saldo yang tercatat pada akhir tahun. Pengujian rinci ini

vi
memberikan bukti bahwa auditor perlu untuk menentukan apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar. Gambar 8.2 berikut memberikan
sebuah gambaran grafis awal risiko proses identifikasi yang digunakan
selama tahap perencanaan setiap audit.

2.1.3 Kesimpulan dan Pelaporan Audit


Tahap akhir dari audit melibatkan penarikan kesimpulan berdasarkan
bukti yang di kumpulkan dan berakhir pada suatu pendapat mengenai
kewajaran penyajian laporan keuangan. Opini auditor diungkapkan dalam
laporan audit. Pada tahap audit ini, auditor akan menarik kesimpulan
mereka tentang klien, pengetahuan detail mereka tentang risiko yang
dihadapi oleh klien, dan kesimpulan yang di ambil saat pengujian
pengendalian, transaksi, dan saldo rekening klien.

2.2. Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Audit Awal

Perencanaan audit awal menyangkut keputusan apakah auditor akan menerima


atau melanjutkan pelaksanaan audit bagi klien, mengevaluasi alasan-alasan klien
untuk di audit, memilih staf untuk penugasan dan mendapatkan surat penugasan.

vii
Walaupun proses untuk memperoleh dan mempertahankan klien-kliennya tidaklah
mudah dalam kompetisi profesi seperti akuntan publik, KAP haruslah
memperhatikan dengan sungguh-sungguh pada saat memutuskan apakah klien
tersebut layak. Tanggungjawab hukum dan profesi KAP adalah menentukan bahwa
klien yang memiliki integritas yang rendah atau selalu berargumentasi tentang
langkah yang tepat untuk audit dan jumlah yang harus dibayarkan kepada auditor
untuk audit tersebut dapat menimbulkan lebih banyak masalah dari pada nilai yang
dapat diberikan klien tersebut kepada KAP. Beberapa KAP sekarang menolak setiap
klien dari beberapa industri yang berisiko tinggi, seperti perusahaan simpan pinjam,
perusahaan kesehatan, dan perusahaan asuransi kecelakaan dan bahkan mungkin saja
menghentikan audit atas klien-klien dari industri-industri tersebut yang telah ada saat
ini. Beberapa KAP yang lebih kecil tidak akan melakukan audit terhadap klien yang
merupakan perusahaan publik karena risiko litigasi. Telah dinyatakan dalam
persyaratan risiko audit, auditor tidak akan menerima klien baru atau melanjutkan
memberikan pelayanan kepada klien yang ada bila risiko akseptabilitas auditnya
lebih rendah daripada ambang KAP itu.

2.2.1 Menyelidiki Klien Baru


Sebelum menerima klien baru, sebagian besar kantor akuntan publik
menyelidiki perusahaan untuk memutuskan apakah klien dapat diterima.
Selain itu juga harus dilakukan evaluasi prospektif klien dalam
lingkungan usaha, stabilitas keuangan, dan hubungan dengan kantor
akuntan publik. Untuk calon klien yang sebelumnya di audit oleh auditor
akuntan publik lain, auditor pengganti diwajibkan oleh PSA 16 (SA 315)
untuk berhubungan dengan auditor sebelumnya, agar dapat membantu
auditor pengganti dalam mengevaluasi apakah akan menerima penugasan
tersebut. Apabila calon klien belum pernah diaudit oleh kantor akuntan
publik, perlu diadakan penyelidikan. Sumber informasi bisa berasal dari
pengacara lokal, kantor akuntan publik lain, bank dan perusahaan lain.

viii
2.2.2 Melanjutkan Klien Lama
Banyak kantor akuntan publik mengevaluasi klien yang sudah ada
setiap tahun untuk memutuskan apakah ada alasan untuk tidak
melanjutkan audit. Perselisihan sebelumnya seperti kelayakan ruang
lingkup audit, jenis pendapat yang di berikan, atau honorarium dapat
menyebabkan auditor tidak melanjutkan hubungan. Auditor dapat juga
memutuskan bahwa klien kurang mempunyai integritas dan karena itu
tidak layak lagi untuk menjadi kliennya. Investigasi atas klien-klien baru
serta pengevaluasian kembali klien-klien yang ada saat ini merupakan
suatu bagian yang penting dalam membuat keputusan tentang risiko
akseptibilitas audit.

2.2.3 Mengidentifikasi Alasan Klien Untuk Di Audit


Dua faktor utama yang mempengaruhi bahan bukti yang akan
dikumpulkan adalah siapa pemakai laporan dan maksud dari penggunaan
laporan tersebut. Auditor akan mengumpulkan lebih banyak bahan bukti
jika laporan digunakan secara luas. Hal seperti ini sering terjadi pada
perusahaan publik, perusahaan dengan utang banyak, dan perusahaan
yang akan dijual pada waktu yang dekat. Kemungkinan terbesar dalam
hal penggunaan laporan dapat ditentukan dengan melihat pengalaman
dalam penugasan yang lalu dan diskusi dengan manajemen. Selama audit
berlangsung, auditor dapat memperoleh informasi tambahan mengenai
mengapa klien menghendaki audit dan untuk apa laporan keuangan
digunakan.

2.2.4 Memilih Staf Untuk Penugasan


Menentukan staf yang pantas untuk melaksanakan penugasan adalah
penting untuk memenuhi standar auditing yang ditetapkan IAI dan
meningkatkan efisiensi audit. Standar auditing yang ditetapkan IAl yang
pertama menyatakan: "Audit harus dilakukan oleh seorang atau beberapa
yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup". Pertimbangan
utama yang mempengaruhi penyusunan staf adalah perlunya

ix
kesinambungan dari tahun ke tahun. Kesinambungan membantu kantor
akuntan publik dalam menjaga mutu persyaratan teknis dan hubungan
antar manusia yang lebih erat dengan klien. Pertimbangan lain yaitu
bahwa orang-orang yang diserahi tugas harus akrab dengan bidang usaha
klien.

2.2.5 Memperoleh Surat Penugasan


Surat penugasan adalah kesepakatan antara kantor akuntan publik dan
klien untuk pelaksanaan audit dan pelayanan lain yang terkait. Surat ini
menyebutkan apakah auditor akan melaksanakan audit, penelaahan,
kompilasi, dan jasa lainnya seperti pengisian SPT dan jasa manajemen.
Dalam surat penugasan dinyatakan pembatasan yang dikenakan terhadap
pekerjaan auditor, batas waktu penyelesaian audit, bantuan yang akan
diberikan oleh klien untuk memperoleh catatan dan dokumen serta daftar
rincian yang perlu disiapkan oleh auditor. Seringkali surat penugasan
memuat persetujuan yang menyangkut biaya audit. Surat penugasan
merupakan cara untuk memberitahukan klien bahwa auditor tidak
bertanggung jawab untuk menemukan kecurangan (fraud).
Surat penugasan tidak mempengaruhi tanggungjawab kantor akuntan
publik terhadap pihak ekstern laporan keuangan yang diaudit, tetapi dapat
mempengaruhi tanggung jawab hukum terhadap klien. Informasi dalam
surat penugasan sangat penting dalam perencanaan audit, terutama karena
surat itu mempengaruhi saat penyajian dan waktu yang diperlukan untuk
audit dan jasa lain.

x
KAP ANDI DAN RUSTAM, CPAs
Medan, Sumatera Utara 20222

18 Maret 2015
Kepada
Yth. Tn. Dedi H
President Madenatera
Sumatera Utara

Yang Terhormat Tn. Dedi H

Surat ini menegaskan kesepakatan kita mengenai beberapa hal yang berkenaan dengan
penugasan audit Kami atas laporan keuangan Madenatera, untuk tahun yang berakhir tanggal 31
Desember 2013.
Kami akan mengaudit laporan keuangan perusahaan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2013, dengan tujuan untuk mengemukakan suatu pendapat atas kewajaran
laporan keuangan, dalam semua hal yang material, atas posisi keuangan, hasil operasi, dan arus
kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kami akan melaksanakan audit kami sesuai dengan standar profesional akuntan publik.
Standar-standar tersebut mengharuskan kami untuk memperoleh suatu tingkat keyakinan yang
memadai, dan bukan tingkat keyakinan yang mutlak, bahwa laporan keuangan tersebut bebas
dari salah saji yang material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau ketidakberesan.
Berdasarkan hal itu, suatu kesalahan saji yang material dapat tetap tidak terdeteksi. Selain itu,
suatu audit tidak dirancang untuk mendeteksi kekeliruan atau ketidakberesan yang bernilai tidak
material terhadap laporan keuangan, selanjutnya audit tidak wajib mendeteksi setiap kesalahan
saji yang tidak material yang dapat timbul akibat adanya kekeliruan, kecurangan dalam laporan
keuangan, atau penggelapan aktiva. Jika untuk alasan apapun, kami tidak berhasil menyelesaikan
penugasan audit kami atau tidak mampu menyimpulkan atau belum menyimpulkan suatu
pendapat, kami tidak akan mengungkapkan suatu pendapat atau akan memutuskan untuk tidak
menerbitkan suatu laporan sebagai suatu hasil akhir dari penugasan ini.
Walaupun suatu penugasan audit mencakup pula suatu pemahaman akan pengendalian
intern klien agar mampu menyusun rencana audit yang tepat serta agar mampu menentukan sifat,
ketepatan waktu, serta rentang dari prosedur-prosedur audit yang akan dilaksanakan, tetapi hal
tersebut tidak dirancang untuk menyediakan keyakinan akan pengendalian Intern atau untuk
mengidentifikasikan berbagai kondisi yang dilaporkan. Bagaimanapun, kami tetap
bertanggungjawab untuk memastikan bahwa komite audit mewaspa-dai setiap kondisi-kondisi
yang dilaporkan tersebut yang telah mengundang perhatian kami.
Laporan keuangan merupakan tanggungjawab manajemen perusahaan. Manajemen pun
bertanggung jawab atas (1) pengembangan dan pemeliharaan pengendalian intern yang efektif
pada laporan keuangan, (2) mengidentifikasikan serta memastikan bahwa perusahaan telah
mematuhi semua peraturan dan hukum yang

xi
berkaitan dengan aktivitas perusahaannya. (3) menyediakan semua pencatatan keuangan serta
informasi terkait lainnya yang kami perlukan, serta (4) menyediakan bagi kami, pada akhir masa
penugasan audit, suatu surat representasi yang diantara semua hal lainnya, akan menegaskan
tanggungjawab manajemen atas penyiapan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum, ketersediaan berbagai catatan keuangan serta data lainnya yang
terkait, kelengkapan serta ketersediaan seluruh notulen rapat direksi, sesuai dengan kemampuan
dan keyakinan terbaiknya, menyatakan ketiadaan kecurangan yang melibatkan manajemen atau
karyawan- karyawan lainnya yang memiliki suatu peranan penting dalam pengendalian intern
perusahaan.
Saat pelaksanaan audit serta bantuan apa saja yang kami harapkan dapat diberikan oleh
staf saudara, termasuk daftar persiapan audit dan berbadai analisis akun, diuraikan dalam suatu
lampiran terpisah. Penyampaian yang tepat waktu atas sejumlah daftar ini akan sangat
mendukung proses penyelesaian audit kami.
Sebagai bagian dari penugasan kami untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2015 ini, kami pun mempersiapkan perhitungan pajak penghasilan Madenatera yang
harus disampaikan kepada pemerintah.
Fee kami akan ditagihkan sesuai dengan kemajuan pekerjaan kami serta keahlian yang
diperlukan ditambah dengan out-of-pocket expense aktual. Tagihan akan terutang sejak
penugasan dilaksanakan. Selain itu, setiap saat, kami akan segera menginformasikan kepada
Anda, semua kondisi yang kami hadapi yang dapat mempengaruhi taksiran awal kami tentang
fee atas penugasan audit ini sebesar Rp. 35.000.000.
Jika surat ini telah mengungkapkan dengan tepat semua pemahaman Anda atas
penugasan audit ini, maka kami persilahkan Saudara menandatangani salinan surat penugasan ini
serta mengembalikannya kepada kami. Kami sangat menghargai kesempatan yang saudara
berikan kepada kami untuk melayani Saudara.

Disetujui:
Hormat Kami:

Oleh:
Dedi H. Rustam
Partner
Tanggal: 25 Maret 2015

xii
2.3. Memahami Bisnis dan Industri Klien

Diperlukan pengetahuan yang luas mengenai bidang usaha dan industri klien serta
pengetahuan atas operasi perusahaan untuk dapat melakukan audit yang memadai.
Sebagian informasi diperoleh di tempat klien, terutama untuk klien baru. Informasi
mengenai latar belakang dari klien dapat diperoleh dengan berbagai cara, dijelaskan
seperti berikut.

2.3.1 Memahami Bidang Usaha Dan Industri Klien


Ada tiga alasan mengapa diperlukan pemahaman yang baik atas
industri klien.
1. Memahami aturan-aturan akuntansi yang khas dari industri
tersebut untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Mengidentifikasi risiko dalam industri yang akan mempengaruhi
risiko audit yang dapat diterima.
3. Agar dapat mengidentifikasi risiko bawaan.
Pengetahuan mengenai industri klien dapat diperoleh dengan berbagai
cara, seperti: diskusi dengan para auditor yang mengaudit di tahun-tahun
sebelumnya dan dengan auditor yang sedang melakukan penugasan
serupa, serta bisa juga dilakukan dengan mengadakan pertemuan-
pertemuan bersama pegawai klien. Informasi lainnya dapat diperoleh dari
pedoman audit industri, teks pelaja- ran dan majalah-majalah yang
memuat informasi mengenai industri klien.

2.3.2 Meninjau Pabrik Dan Kantor


Peninjauan atas fasilitas klien sangat bermanfaat untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik mengenai bidang usaha dan operasi klien
karena akan diperoleh kesempa-tan untuk menemui pegawai kunci dan
mengamati operasi dari tangan pertama. Diskusi dengan pegawai di luar

xiii
bidang akuntansi selama proses peninjauan audit dan audit berguna dalam
mendapatkan perspektif yang lebih luas. Peninjauan langsung atas
fasilitas fisik akan membantu auditor dalam memahami pengamanan fisik
aktiva dan menginterpretasikan data akuntansi dengan memberikan
kerangka acuan dalam visualisasi aktiva.

2.3.3 Menelaah Kebijakan Perusahaan


Menelaah kebijakan perusahaan berguna untuk menetapkan apakah
manajemen mem peroleh wewenang dari dewan komisaris untuk
membuat keputusan tertentu dan untuk meyakinkan bahwa keputusan
manajemen telah tercermin dalam laporan keuangan. Pendekatan yang
digunakan kantor akuntan publik (KAP) dalam menelaah kebijakan
perusahaan adalah dengan memasukkan catatan dalam berkas permanen
mengenai kebijakan penting yang dijalankan oleh klien dan nama orang
atau kelompok yang berwenang untuk mengubah kebijakan tersebut.
Berkas permanen auditor sering kali memuat sejarah perusahaan, daftar
jalur usaha utama, dan catatan kebijakan akuntansi yang paling penting
dari tahun ke tahun.

2.3.4 Mengidentifikasi Pihak Yang Memiliki Hubungan Istimewa


Hubungan istimewa dalam PSA 34 (SA 334) di identifikasikan
sebagai perusahaan afiliasi, pemilik utama perusahaan klien, atau pihak
lainnya yang berhubungan dengan klien dimana salah satu pihak dapat
mempengaruhi manajemen atau kebijakan operasi pihak lainnya.
Transaksi hubungan istimewa adalah transaksi antara klien dengan pihak
yang mempunyai hubungan istimewa, misalnya: transaksi penjualan dan
pem belian antara perusahaan induk dengan perusahaan anak, pertukaran
peralatan antara dua perusahaan yang dimiliki oleh orang yang sama, dan
pinjaman kepada pegawai.
Karena transaksi hubungan istimewa harus diungkapkan, penting
artinya bahwa seluruh pihak yang mempunyai hubungan istimewa di
identifikasi dan dimasukkan dalam berkas permanen pada awal

xiv
penugasan auditor. Cara umum untuk mengidentifikasi pihak yang
memiliki hubungan istimewa adalah dengan bertanya kepada manajemen,
menelaah arsip para modal, dan memeriksa daftar pemegang saham untuk
mengidentifikasi pemegang saham utama.

2.3.5 Mengevaluasi Kebutuhan Akan Spesialis Dari Luar


Auditor harus memiliki pemahaman yang memadai mengenai industri
klien untuk menentukan apakah diperlukan seorang spesialis. PSA 39
(SA336) menetapkan aturan untuk memilih spesialis dan menelaah
pekerjaannya. Contohnya adalah penggunaan seorang spesialis berlian
untuk menilai biaya penggantian berlian, atau seorang spesialis aktuaris
untuk menetapkan kelayakan nilai yang tertulis dari cadangan kerugian
asuransi. Perencanaan yang baik diperlukan untuk meyakinkan bahwa
seorang ahli siap jika diperlukan dan bahwa ahli itu benar- benar
kompeten dan jika mungkin independen terhadap klien.

2.4. Memperoleh Informasi Mengenai Kewajiban Hukum Klien

Tiga dokumen hukum dan catatan yang berkaitan erat dengan klien yang harus di
periksa pada awal penugasan audit diantaranya: 1) akte pendirian dan anggaran dasar
perusahaan, 2) notulen rapat, 3) kontrak. Masing-masing dijelaskan berikut ini.

2.4.1 Akte Pendirian Dan Anggaran Dasar Perusahaan


Akte pendirian perusahaan diterbitkan oleh negara dimana perusahaan
didirikan dan merupakan dokumen hukum yang penting untuk mengakui
suatu perusahaan sebagai suatu usaha yang berdiri sendiri. Termasuk di
dalamnya adalah nama perseroan, tanggal pendirian, jenis dan jumlah
modal saham yang disahkan untuk ditempatkan dan jenis kegiatan usaha
yang boleh dilakukan oleh perseroan.
Anggaran dasar mencakup peraturan dan prosedur yang ditetapkan
oleh para pemegang saham perseroan. Di dalamnya diuraikan hal-hal
seperti tahun fiscal perseroan, frekuensi rapat pemegang saham, metode

xv
pemilihan para direktur, dan kewajiban serta wewenang dari pada
pengurus perusahaan. Auditor harus memahami persyaratan akte
pendirian dan anggaran dasar perusahaan agar dapat menetapkan apakah
laporan keuangan disajikan secara pantas.

2.4.2 Notulen Rapat


Notulen rapat adalah catatan resmi rapat dewan direksi dan pemegang
saham. Termasuk di dalamnya adalah ikhtisar masalah terpenting yang
di diskusikan dalam rapat dan keputusan yang dibuat oleh direksi dan
pemegang saham. Jika auditor tidak memeriksa notulen, dia tidak akan
menyadari adanya informasi yang penting untuk menetapkan apakah
laporan keuangan telah dibuat dengan benar.
Informasi-informasi yang tercakup dalam notulen rapat:
1. Pengumuman dividen;
2. Otorisasi penggajian untuk pejabat;
3. Persetujuan kontrak dan kesepakatan;
4. Otorisasi atas perolehan aktiva;
5. Persetujuan merger;
6. Otorisasi pinjaman jangka penjang:
7. Persetujuan untuk menggadaikan efek-efek;
8. Otorisasi pegawai yang berhak menandatangani cek;
9. Pelaporan mengenai kemajuan operasional perusahaan.

2.4.3 Kontrak
Kontrak adalah perjanjian kerjasama klien dengan pihak lain. Pada
umumnya sebuah kontrak sangat diperlukan dalam setiap bagian audit
untuk memperoleh gambaran yang lebih baik mengenai perusahaan dan
untuk membiasakan diri pada bagian yang mungkin akan menimbulkan
masalah. Dalam memeriksa kontrak, perhatian utama dipusatkan pada
segi kesepakatan hukum yang mem pengaruhi pengungkapan keuangan.

xvi
2.5. Menilai Risiko Bisnis Klien

Risiko bisnis klien ialah risiko dimana klien akan gagal mencapai tujuannya, dan
berhubungan dengan keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektifitas operasi
serta kepatuhan terhadap hukum dan pemerintah. Baik dalam audit internal maupun
eksternal oleh jasa keuangan, sama-sama merinci seluruh pengeluaran dan sumber
dana. Masing-masing biaya dan pemasukan atau kas mesti disertai dengan nota atau
kwitansi sebagai bukti pembayaran yang sah. Nota atau kwitansi tersebut mesti
mencantumkan bukti dari toko atau yang mengeluarkan kwitansi pembayaran. Hal
tersebut berguna buat menelusuri kebenaran dari transaksi yang terjadi. Setiap
transaksi, berapa pun jumlahnya mesti disertai nota atau kwitansi yang bisa di
pertanggung jawabkan dan di telusuri. Hal tersebut berfungsi untuk mendapatkan
hasil yang komprehensif dan objektif atas sirkulasi keuangan.

Waktu yang dibutuhkan oleh jasa keuangan dalam melakukan proses audit
keuangan antara satu hingga tiga bulan, tergantung dari kegiatan perusahaan tersebut.
Setelah dilakukan proses audit keuangan, maka jasa keuangan akan mengeluarkan
laporan hasil jejak mereka terhadap holistik aktivitas transaksi. Dalam laporan
tersebut akan diberi keterangan dari tiap-tiap jenis transaksi yang terjadi, apakah
transaksi tersebut wajar atau normal atau dinilai tak wajar. Jika transaksi tersebut
dinilai tak wajar, maka akan diberi keterangan ketidakwajarannya berupa hipotesa
yang mesti dibuktikan lebih lanjut dalam proses selanjutnya.

Laporan hasil audit keuangan tersebut akan dirapatkan, diumumkan, dan di


evaluasi oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan perusahaan tersebut. Laporan
hasil audit bisa menentukan taraf keberhasilan perusahaan dalam menggunakan
sekaligus mengontrol keuangan. Juga membuat gambaran perusahaan menjadi lebih
baik di mata klien.

Pemahaman menyeluruh atas bisnis dan industri klien, dan pengetahuan tentang
operasional perusahaan merupakan hal yang krusial dalam melakukan suatu audit
yang memadai. Sifat dari bisnis dan industri klien mempengaruhi risiko bisnis klien
dan risiko salah saji dalam laporan keuangan. Auditor menggunakan pengetahuan
dari risiko ini buat menentukan luasan yang tepat dari bukti audit.

xvii
Arens (2001) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko bisnis klien
ialah:

1. Industri dan lingkungan eksternal


Terdapat tiga alasan mengapa diperlukan pemahaman yang baik atas industri
klien dan lingkungan eksternal, yaitu:
a. Terdapat risiko yang terkait dengan industri tertentu. Risiko ini bisa
mempe ngaruhi evaluasi atas risiko bisnis dan risiko akseptabilitas audit
klien tersebut. Sebagai contoh industri simpan pinjam dan industri
kesehatan yang memiliki risiko lebih tinggi daripada industri lainnya.
b. Terdapat risiko-risiko inhern yang umumnya dimiliki oleh semua klien
oleh sejumlah industri tertentu. Pemahaman akan risiko tersebut akan
mem bantu auditor dalam mengi-dentifikasi risiko-risiko inhern yang
dimiliki klien. Contoh-contoh akan hal tersebut mencakup risiko inhern
atas potensi atas keusangan persediaan dalam industri baju jadi, dan risiko
inhern atas cadangan kerugian dalam industri asuransi kecelakaan.
c. Banyak industri dan memiliki persyaratan akuntansi yang unik, yang
harus dipahami auditor buat mengevaluasi apakah laporan keuangan klien
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Contoh bila auditor
melaku kan audit atas sebuah kota auditor harus memahami akuntansi
pemerin tahan dan persyaratan audit juga ada persyaratan akuntansi yang
unik buat perusahaan konstruksi, jalan tol, organisasi non profit, institusi
keuangan, dan banyak organisasi lainnya.

2. Manajemen dan pemerintahan


Manajemen membuat taktik dan proses bisnis yang diikuti oleh bisnis klien.
Filosofi dan gaya operasional manajemen, kemampuan buat mengidentifi
kasikan dan merespon risiko sangat berdampak pada risiko salah saji material
dalam laporan keuangan. Pemerintahan meliputi struktur organisasi klien,
aktivitas dewan direksi serta komite audit perusahaan. Dewan direksi yang
efektif mampu menjamin bahwa perusahaan mengambil risiko yang sepantas
nya. Komite audit, melalui tinjauan atas laporan keuangan, dapat mengurangi

xviii
kemungkinan akuntansi yang terlalu agresif. Selain itu, auditor juga harus
mendapatkan pengetahuan tentang aturan dasar dan aturan rumah tangga dan
membaca notulen perusahaan.

3. Tujuan dan strategi


Strategi ialah pendekatan kedua yang diikuti oleh entitas
guna mencapai tujuan organisasi. Auditor harus memahami tujuan klien yang
terkait dengan:
a. Pelaporan keuangan dan bisa diandalkan
b. Efektifitas dan efisiensi operasi
c. Pemenuhan hukum dan peraturan

4. Pengukuran dan kinerja


Sistem pengukuran prestasi klien meliputi indikator prestasi kunci
yang di gunakan manajemen buat mengukur kemajuan terhadap tujuan.
Indikator pres tasi meliputi pembagian pasar, penjualan per karyawan,
pertumbuhan unit penjualan. Risiko salah saji keuangan dapat meningkat bila
klien telah menetap kan tujuan yang tak wajar atau bila sistem pengukuran
prestasi mendorong akuntansi yang agresif.

5. Evaluasi Risiko Bisnis Klien


Dalam evaluasi risiko bisnis klien, auditor menggunakan pengetahuan
yang di dapatkan dari pemahaman sistem taktik akan bisnis dan industri klien
buat menilai risiko bisnis klien. Perhatian primer auditor ialah risiko dari
salah saji material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh risiko
bisnis klien. Industri klien, faktor eksternal lainnya, strategi, proses, faktor
internal lainnya dari klien dipertimbangkan dalam evaluasi auditor atas risiko
bisnis auditor. Selain itu, auditor juga mempertimbangkan kontrol manajemen
yang dapat mengurangi risiko bisnis seperti praktek evaluasi risiko efektif
perusahaan jasa keuangan.

xix
2.6. Pelaksanaan Prosedur Analitis Pendahuluan

Prosedur analitis adalah suatu evaluasi informasi keuangan yang dilakukan


dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan yang
meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi dari auditor.
Tujuan prosedur analisis dalam perencanaan audit adalah untuk membantu
perencanaan sifat, saat, dan luas prosedur suatu audit yang akan digunakan untuk
memperoleh bukti tentang saldo akun atau jenis transaksi tertentu.

Tujuan pelaksanaan prosedur analitis pendahuluan:

1. Memahami bidang usaha klien;


2. Penetapan kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
hidup nya;
3. Indikasi adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan;
4. Mengurangi pengujian audit yang terinci.

Tahap-tahap dalam prosedur analisis:

1. Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat;


2. Mengembangkan harapan;
3. Melaksanakan perhitungan/perbandingan;
4. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan;
5. Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi
perbedaan tersebut;
6. Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan
audit.

xx
Tabel 8.1. Contoh-contoh prosedur analitis yang dilakukan selama audit
Tujuan Prosedur Analitis yang dilakukan
selama tahap perencanaan
Memahami industri dan bidang usaha Hitung rasio-rasio kunci dari bidang
klien usaha klien dan bandingan dengan rata-
rata industri
Menilai kelangsungan hidup Hitung rasio hutang terhadap ekuitas
dan bandingkan dengan tahun lalu dan
Perusahaan sejenis yang sukses dalam
industri
Menunjukkan kemungkinan salah saji Bandingkan beban perbaikan dan
pemeliharaan dengan tahun lalu, lihat
fluktuasi yang besar
Mengurangi pengujian terinci Bandingkan biaya yang dibayar di muka
dan akun terkait dengan tahun lalu

2.7. Prosedur Analitis

2.7.1. PENGERTIAN PROSEDUR ANALITIS


Prosedur analitis adalah suatu evaluasi atas informast keuangan yang
dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data kewangan
dan data non keuangan, meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang
tercatat dengan harapan auditor. Jadi, prosedur analitis merupakan
evaluasi hubungan data keuangan dengan data non keuangan untuk
memperoleh bukti audit melalui anal perbandingan data-data tersebut.

2.7.2. TUJUAN PROSEDUR ANALITIS


Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Standar Profesional
Akuntan Publik (2001) menyatakan bahwa tujuan penggunaan prosedur
analitis adalah sebagai berikut:
1. Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup
prosedur analitis lainnya;
2. Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang
atersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun;

xxi
3. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap
review akhir audit.
Tujuan penggunaan prosedur analitis adalah untuk membantu auditor
dalam melaksanakan proses audit, yaitu perencanaan, pengujian dan
penyelesaian (review akhir). Selain itu tujuan prosedur analitis juga
untuk mengetahui kemungkinan adanya salah saji dalam laporan
keuangan.

2.7.3. WAKTU PENGGUNAAN


Sebagaimana telah dijelaskan di atas, ada tiga penggunaan waktu
prosedur analitis, yaitu tahap perencanaan, tahap pengujian dan tahap
penyelesaian.
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan audit dengan menggunakan prosedur analitis
adalah tahapan untuk membantu perencanaan prosedur audit. Prosedur
perencanaan audit ini di tujukan untuk:
a) Meningkatkan pemahaman seorang auditor atas bisnis klien
dan transakai atau peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit
terakhir.
b) Mengidentifikasikan bidang yang kemungkinan
mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan dengan audit.
Jadi tujuan prosedur ini adalah untuk mengidentifikasikan hal
seperti adanya transaksi atau peristiwa yang tidak biasa, dan
jumlah yang dapat menunjukkan masalah yang dapat ber
hubungan dengan laporan keuangan dan perencanaan audit.
2. Tahap Pengujian
Penggunaan prosedur analitis pada tahap pengujian tergantung pada
pertimbangan auditor mengenai efektivitas dan efisiensi prosedur audit.
Efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari suatu prosedur analitis
dalam mengidentifi kasikan kemungkinan salah saji tergantung atas:
a) Sifat asersi;

xxii
b) Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu
hubungan;
c) Ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk
mengembangkan harapan;
d) Ketepatan harapan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan dari auditor terhadap
ke andalan data untuk mencapai tujuan audit:
a) Apakah diperoleh dari sumber yang independen di luar entitas
atau dari sumber di dalam entitas;
b) Apakah sumber dari dalam entitas independen dari mereka
yang bertanggungjawab atas jumlah yang di audit;
c) Apakah data dikembangkan dari sistem yang dapat diandalkan
dengan pengendalian memadai;
d) Apakah data menjadi sasaran pengujian dalam tahun berjalan
atau tahun sebelumnya;
e) Apakah harapan yang dikembangkan dengan memakai data
dari berbagai sumber dan harapan auditor harus tepat untuk
memberikan tingkat keyakinan yang di inginkan sehingga
perbedaan yang mungkin merupakan salah saji akan
teridentifikasi untuk di audit oleh auditor ketika harapan
menjadi lebih.
3. Tahap Penyelesaian
Penggunaan prosedur analitis dalam tahap penyelesaian (review akhir)
berguna sebagai alat bantu peninjau dalam menemukan kesalahan
penyajian dan untuk membantu auditor mengambil pandangan objektif
terakhir atas laporan keuangan yang telah diaudit serta dapat pula
membantu untuk meng identifikasikan kemung kinan adanya kekeliruan
di dalam audit menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar
Profesional Akuntan Publik tercan tum mengenai penggunaan prosedur
analitis dalam tahap penyelesaian review akhir sebagai berikut:
"tujuan prosedur analitis yang diterapkan dalam tahap penyelesaian
(review akhir) adalah untuk membantu auditor dalam menilai

xxiii
kesimpulan yang diperoleh dan dalam mengevaluasi penyajian
laporan keuangan secara menyeluruh”
Berdasarkan kutipan diatas menerangkan bahwa prosedur analitis
dalam tahap penyelesaian (review akhir) adalah untuk membantu auditor
mem berikan penilaian terhadap laporan keuangan yang telah disajikan.
Penilaian tersebut dapat berupa kesimpulan atau opini auditor secara
keseluruhan.
Tujuan dari prosedur analitis untuk ketiga fase berbeda saat mereka
dilakukan sebagaimana ditampilkan pada table 8.2. Kotak yang lebih
gelap dalam gambar menunjukkan bahwa sebuah tujuan bisa diterapkan
untuk sebuah fase Sebagai tambahan, beberapa tujuan ditunjukkan
menjadi tujuan utama. Perhatikan bahwa tujuannya beragam untuk fase
berbeda.

Tabel 8.2. Penetapan Waktu dan Prosedur Analitis


Fase
Tujuan Fase Penyelesaian
Fase Perencanaan Fase Pengujian
(wajib)
Memahami Tujuan Utama
industri dan bisnis
klien
Menilai Tujuan Sekunder Tujuan Sekunder
kelangsungan
Menunjukkan Tujuan Utama Tujuan Sekunder Tujuan Utama
kemungkinan salah
saji (pengarahan
perhatian)
Mengurangi ujian Tujuan Sekunder Tujuan utama
rinci

2.8. Lima Prosedur Analitis

Kegunaan prosedur analitis adalah sebagai bukti audit sangat bergantung pada
auditor yang mengembangkan ekspektasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang
harus di catat, tanpa memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan. Dalam
setiap kasus auditor membandingkan data klien dengan beberapa kriteria berikut:

xxiv
2.8.1. DATA INDUSTRI
Melihat data klien dan data industri yang sejenis serta
membandingkannya. Manfaat paling penting dari perbandingan industri
adalah membantu memahami bisnis klien dan sebagai indikasi atas
kemungkinan adanya suatu kegagalan keuangan. Namun, kelemahan
utama penggunaan rasio industri dalam auditing adalah perbedaan antara
sifat informasi keuangan klien dengan perusahaan yang membentuk
total industri.

2.8.2. DATA PERIODE SEBELUMNYA YANG SERUPA


Berbagai prosedur analitis akan memungkinkan auditor untuk
membandingkan data klien dengan data yang serupa dari satu atau lebih
periode sebelumnya. Berikut ini beberapa contoh yang umum:
1. Membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.
2. Membandingkan rincian total saldo dengan rincian yang serupa
untuk tahun sebelumnya.
3. Menghitung rasio dan hubungan persentase untuk dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
Tabel 8.3. Perbandingan dan Hubungan Internal
Rasio atau perbandingan Kemungkinan salah saji
Perputaran bahan baku untuk Salah saji persediaan atau harga
perusahaan manufaktur penjualan atau keusangan persediaan
bahan baku
Komisi penjualan dibagi dengan Salah saji komisi penjualan
penjualan bersih
Rasio penjualan dan pengurangan Misklasifikasi retur penjualan dan
harga di bagi dengan penjualan kotor pengurangan harga yang belum
tercatat sesudah akhir tahun.
Nilai penyerahan tunai asuransi jiwa Kelalaian mencatat perubahan dalam
(tahun berjalan) di bagi dengan nilai nilai penyerahan tunai atau kekeliruan
penyerahan tunai asuransi jiwa (tahun mencatat perubahan
sebelumnya)
Masing-masing beban manufaktur Salah saji yang signifikan dari
sebagai persentase dari total beban masing-masing beban total.
manufaktur

2.8.3. HASIL YANG DIHARAPKAN YANG DITENTUKAN KLIEN

xxv
Kebanyakan perusahaan menyiapkan anggaran (budget) untuk
berbagai aspek operasi dan hasil keuangannya. Karena anggaran
merupakan ekspektasi klien selama periode berjalan, auditor harus
menyelidiki perbedaan yang paling signifikan antara hasil yang
dianggarkan dengan hasil aktual karena area ini dapat mengandung salah
saji yang potensial. Apabila data klien dibandingkan dengan anggaran,
ada dua kepentingan khusus. Pertama, auditor harus mengevaluasi
apakah anggaran itu merupakan rencana yang realistis. Dalam beberapa
organi sasi anggaran disiapkan asal-asalan sehingga bukan merupakan
ekspetasi yang realistis. Informasi semacam itu memiliki nilai yang
rendah sebagai bukti audit. Kedua, yaitu kemungkinan bahwa informasi
keuangan saat ini telah di ubah oleh personil klien agar sesuai dengan
anggaran. Penilaian risiko pengendalian dan pengujian audit yang terinci
atas data aktual biasanya dilakukan untuk meminimalkan masalah ini

2.8.4. HASIL YANG DIHARAPKAN YANG DITENTUKAN


AUDITOR
Perbandingan umum lainnya antara data klien dengan hasil yang
diharapkan terjadi ketika auditor menghitung saldo yang diharapkan
untuk dibandingkan dengan saldo aktual. Pada jenis prosedur analitis ini
auditor membuat estimasi tentang rupa saldo akun yang seharusnya
dengan menghubungkannya ke beberapa akun neraca atau akun laporan
laba-rugi lainnya untuk membuat proyeksi berdasarkan beberapa tren
historis. Berikut ini dua contohnya:
1. Auditor dapat melakukan perhitungan independen terhadap beban
bunga atas wesel bayar dengan suku bunga rata-rata bulanan.
Estimasi independen ini di dasar kan pada pengujian atas kelayakan
beban bunga yang tercatat
2. Auditor dapat menghitung rata-rata bergerak dari penyisihan piutang
tak tertagih sebagai persentase piutang usaha kotor dan kemudian
menerapkan pada saldo piutang usaha kotor pada akhir tahun audit.
Dengan menggunakan tren historis ini auditor dapat menentukan
nilai yang diharapkan untuk penyisihan tahun berjalan.

xxvi
2.8.5. HASIL YANG DIHARAPKAN DENGAN MENGGUNAKAN
DATA NON KEUANGAN
Membandingkan estimasi yang diharapkan dengan pendapatan yang
tercatat sebagai pengujian atas kelayakan pendapatan yang dicatat.
Pendekatan yang sama juga dapat diterapkan untuk melakukan estimasi
dalam situasi lain, seperti pendapatan uang kuliah di universitas,
pengajian pabrik (total jam kerja dikali tarif upah) dan biaya bahan yang
dijual (unit yang terjual dikali biaya bahan per unit).

2.9. Rasio Keuangan Umum

Prosedur analitis auditor sering kali meliputi penggunaan rasio


keuangan yang umum selama tahap perencanaan dan review akhir atas
laporan keuangan yang telah diaudit. Analisis keuangan yang umum
dapat mengindentifikasikan secara efektif bidang permasalahan yang
mungkin, dimana auditor dapat melakukan analisis tambahan dan
pengujian audit, serta bidang permasalahan yang dihadapi perusahaan di
mana auditor dapat memberikan bantuan lainnya. Dalam menggunakan
rasio ini, auditor harus memastikan diri untuk melakukan perbandingan
yang tepat. Perbandingan yang paling penting adalah bagi perusahaan
tersebut dalam tahun-tahun terdahulu dan terhadap rata-rata industri atau
perusahaan serupa untuk tahun yang sama.
2.9.1. KEMAMPUAN MEMBAYAR HUTANG JANGKA PENDEK
Rasio likuiditas lancar atau kadangkala biasa disebut rasio likuiditas,
mengindikasikan kemampuan dari suatu operasi untuk berjumpa dalam
obligasi jangka pendek bagi pembayaran kembali hutang tanpa
kesulitan. Laba rugi operasi sebuah bisnis dapat menunjukkan operasi
laba (sebelum pajak) atas laba bersih (setelah pajak) tanpa operasi bisnis
mempunyai kemampuan untuk membayar kewajiban lancar,
membiarkan sendiri kewajiban jangka panjangnya

Rave Kas (cash ratio) = (Kas Sekuritas) / kewajiban lancar

xxvii
Rasio Cepat (quick ratio) = Piutang usaha bersih / kewajiban lancar
Ravio Lancar (current ratio) = aktiva lancer / kewajiban lancar

2.9.2. RATIO AKTIVITAS LIKUIDITAS


Ratio aktivitas untuk piutang usaha dan persediaan terutama berguna
bagi auditor yang sering kali menggunakan tren dalam rasio perputaran
piutang usaha untuk menilai kelayakan penyisihan piutang tak tertagih.
Auditor menggunakan tren dalam rasio perputaran untuk
mengindentifikasikan keuangan persediaan yang potensial.

Perputaran piutang usaha = Penjualan bersih / piutang kotor rata-rata


Jumlah hari penagihan utang = 365 / perputaran piutang usaha
Perputaran Persediaan = Harga pokok penjualan / persediaan rata-rata
Jumlah hari penjualan persediaan = 365 / perputaran persediaan

2.9.3. KEMAMPUAN UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN UTANG


JANGKA PANJANG
Solvensi jangka panjang perusahaan bergantung pada keberhasilan
operasinya dan pada kemampuannya untuk melakukan pembayaran
pokok dan bunga. Kedua rasio ini merupakan ukuran kunci yang
digunakan oleh para kreditor dan investor untuk menilai kemampuan
perusahaan membayar utang-utangnya.
Kemampuan untuk membayar bunga tergantung pada kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan arus kas positif dari operasi.
Rasio berapa kali bunga dihasilkan (time interest earned ratio)
menunjukkan apakah perusahaan dengan leluasa melaku-kan
pembayaran bunga dengan asumsi bahwa tren laba stabil.

Utang terhadap ekuitas = total kewajiban / total ekuitas


Times Interest erned = Laba operasi / beban bunga

2.9.4. KEMAMPUAN PROFITABILITAS

xxviii
Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas demi
membayar suatu kewajiban, perluasan, dan dividen sangat bergantung
pada profitabilitas. Rasio profitabilitas yang paling umum digunakan
adalah laba per saham. Auditor menghitung rasio tambahan untuk
memberikan pandangan lebih jauh tentang operasi perusahaan. Auditor
menyadari rasio ini terutama berguna untuk menilai salah saji penjualan,
harga pokok penjualan, piutang usaha, dan persediaan.
Marjin laba serupa dengan marjin laba kotor setelah dikurangi dengan
harga pokok penjualan dan beban operasi. Rasio ini memungkinkan
auditor untuk menilai kemungkinan salah saji dalam beban operasi dan
akun neraca yang terkait.

Laba per saham = Laba bersih / rata-rata saham biasa yang beredar
Persentase laba kotor = (Penjualan bersih-Hrg pokok penjualan) /
Penjualan bersih
Marjin laba = Laba operasi / penjualan bersih
Pengembalian atas aktiva = Laba sebelum pajak / aktiva total rata-rata
Pengembalian atas ekuitas saham biasa = saham preferen / ekuitas
pemegang saham rata- rata.

Pengembalian atas aktiva dan pengembalian atas ekuitas saham biasa


adalah ukuran profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Rasio-rasio
ini me nunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba bagi setiap dollar aktiva dan ekuitas.

xxix
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a) Tahapan-tahapan utama dari sebuah audit adalah perencanaan audit,


pembentukan dan pelaporan. Secara umum, tahap perencanaan
melibatkan perolehan atas pemahaman tentang klien, mengidentifikasi
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko dari salah saji material
dalam laporan keuangan, melakukan penilaian risiko dan materialitas, dan
mengembangkan strategi audit. Tahap eksekusi (atau tahap pembentukan)
dari audit melibatkan kinerja pengujian rinci atas kontrol dan pengujian
substantif atas transaksi dan rekening. Tahap pelaporan melibatkan
pengevaluasian hasil pengujian rinci dalam pemahaman auditor tentang
klien mereka dan membentuk pendapat tentang penyajian kewajaran
laporan keuangan klien.
b) Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh
auditor untuk melakukan perencanaan audit awal sampai pada
pengembangan rencana audit dan program audit menyeluruh.
c) Perencanaan audit awal menyangkut keputusan apakah auditor akan
menerima atau melanjutkan pelaksanaan audit bagi klien, mengevaluasi
alasan-alasan klien untuk di audit, memilih staf untuk penugasan dan
mendapatkan surat penugasan.
d) Informasi mengenai latar belakang dari klien dapat diperoleh dengan
berbagai cara, dijelaskan seperti berikut :
1) Memahami Bidang Usaha Dan Industri Klien

xxx
2) Meninjau Pabrik Dan Kantor
3) Menelaah Kebijakan Perusahaan
4) Mengidentifikasi Pihak Yang Memiliki Hubungan Istimewa
5) Mengevaluasi Kebutuhan Akan Spesialis Dari Luar
e) Tiga dokumen hukum dan catatan yang berkaitan erat dengan klien yang
harus di periksa pada awal penugasan audit diantaranya:
1) Akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan,
2) Notulen rapat,
3) Kontrak.
f) Risiko bisnis klien ialah risiko dimana klien akan gagal mencapai
tujuannya, dan berhubungan dengan keandalan laporan keuangan,
efisiensi dan efektifitas operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan
pemerintah. Baik dalam audit internal maupun eksternal oleh jasa
keuangan, sama-sama merinci seluruh pengeluaran dan sumber dana.
g) Tujuan prosedur analisis dalam perencanaan audit adalah untuk
membantu perencanaan sifat, saat, dan luas prosedur suatu audit yang
akan digunakan untuk memperoleh bukti tentang saldo akun atau jenis
transaksi tertentu.
h) Prosedur analitis adalah suatu evaluasi atas informast keuangan yang
dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data kewangan dan
data non keuangan, meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat
dengan harapan auditor.
i) Lima prosedur analitis yaitu
1) Data industri
2) Data periode sebelumnya yang serupa
3) Hasil yang diharapkan yang ditentukan klien
4) Hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor
5) Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data non keuangan
j) Dalam menggunakan rasio ini, auditor harus memastikan diri untuk
melakukan perbandingan yang tepat. Perbandingan yang paling penting
adalah bagi perusahaan tersebut dalam tahun-tahun terdahulu dan
terhadap rata-rata industri atau perusahaan serupa untuk tahun yang sama.

xxxi
3.2 Saran

a) Diharapkan makalah ini dapat berguna bagi kita semua dalam


pembelajaran
b) Dalam pembahasan di atas penulis juga menyarankan mempelajari ilmu
auditing karena ilmu auditing sangat berguna untuk mengatur suatu
urusan baik dalam organisasi maupun perusahaan

xxxii
DAFTAR PUSTAKA

AUDITING: Pemeriksaan Akuntansi Pendekatan Praktis. Edisi 2. Medan:


Medanerta, 2018

xxxiii

Anda mungkin juga menyukai