Makalah Pemeriksaan Akuntansi Kelompok 1[1]
Makalah Pemeriksaan Akuntansi Kelompok 1[1]
Dosen Pengampu:
Pusvita Indria Mei Susilowati SE, MSA, Ak, CA
Disusun Oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen berupa makalah yang
berjudul “Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis”.
Makalah ini dibuat dengan mengacu pada sumber tertulis dan juga berbagai
sumber sebagai landasan pemikiran lain. Kami menyadari bahwa pembuatan
makalah ini tidak luput dari segala kekurangan dan kesempurnaan. Namun kami
telah mengusahakan yang terbaik bagi pembuatan makalah ini. oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kami. Aamiin
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................3
PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1. Tahapan-tahapan Audit...................................................................................3
2.2. Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Audit Awal...........................5
2.3. Memahami Bisnis dan Industri Klien...........................................................11
2.4. Memperoleh Informasi Mengenai Kewajiban Hukum Klien......................13
2.5. Menilai Risiko Bisnis Klien.........................................................................15
2.6. Pelaksanaan Prosedur Analitis Pendahuluan................................................18
2.7. Prosedur Analitis..........................................................................................19
2.8. Lima Prosedur Analitis.................................................................................22
2.9. Rasio Keuangan Umum...............................................................................25
BAB III......................................................................................................................28
PENUTUP.................................................................................................................28
2.1 Kesimpulan..................................................................................................28
3.2 Saran.............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................31
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
iv
BAB II
PEMBAHASAN
v
audit yang dibuat oleh auditor. Perencanaan audit meliputi pengembangan
strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan.
Sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan
kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan
tentang bisnis entitas.
Auditor sebagai penanggung jawab akhir atas audit dapat
mendelegasikan sebagian fungsi perencanaan dan supervisi auditnya
kepada staf lain dalam kantor akuntannya. Perencanaan audit meliputi
pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang
diharapkan. Dalam perencanaan audit auditor harus mempertimbangkan
antara lain:
1. Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan
industri di mana satuan usaha tersebut beroperasi di dalamnya;
2. Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut;
3. Metode yang digunakan oleh satuan usaha tersebut dalam mengolah
informasi akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi
jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan;
4. Penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan;
5. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit;
6. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian;
7. Kondisi yang mungkin memerlukan perubahan atau perluasan
pengujian audit;
8. Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi
tugas. Contoh Laporan audit tentang laporan keuangan konsolidasi.
vi
memberikan bukti bahwa auditor perlu untuk menentukan apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar. Gambar 8.2 berikut memberikan
sebuah gambaran grafis awal risiko proses identifikasi yang digunakan
selama tahap perencanaan setiap audit.
vii
Walaupun proses untuk memperoleh dan mempertahankan klien-kliennya tidaklah
mudah dalam kompetisi profesi seperti akuntan publik, KAP haruslah
memperhatikan dengan sungguh-sungguh pada saat memutuskan apakah klien
tersebut layak. Tanggungjawab hukum dan profesi KAP adalah menentukan bahwa
klien yang memiliki integritas yang rendah atau selalu berargumentasi tentang
langkah yang tepat untuk audit dan jumlah yang harus dibayarkan kepada auditor
untuk audit tersebut dapat menimbulkan lebih banyak masalah dari pada nilai yang
dapat diberikan klien tersebut kepada KAP. Beberapa KAP sekarang menolak setiap
klien dari beberapa industri yang berisiko tinggi, seperti perusahaan simpan pinjam,
perusahaan kesehatan, dan perusahaan asuransi kecelakaan dan bahkan mungkin saja
menghentikan audit atas klien-klien dari industri-industri tersebut yang telah ada saat
ini. Beberapa KAP yang lebih kecil tidak akan melakukan audit terhadap klien yang
merupakan perusahaan publik karena risiko litigasi. Telah dinyatakan dalam
persyaratan risiko audit, auditor tidak akan menerima klien baru atau melanjutkan
memberikan pelayanan kepada klien yang ada bila risiko akseptabilitas auditnya
lebih rendah daripada ambang KAP itu.
viii
2.2.2 Melanjutkan Klien Lama
Banyak kantor akuntan publik mengevaluasi klien yang sudah ada
setiap tahun untuk memutuskan apakah ada alasan untuk tidak
melanjutkan audit. Perselisihan sebelumnya seperti kelayakan ruang
lingkup audit, jenis pendapat yang di berikan, atau honorarium dapat
menyebabkan auditor tidak melanjutkan hubungan. Auditor dapat juga
memutuskan bahwa klien kurang mempunyai integritas dan karena itu
tidak layak lagi untuk menjadi kliennya. Investigasi atas klien-klien baru
serta pengevaluasian kembali klien-klien yang ada saat ini merupakan
suatu bagian yang penting dalam membuat keputusan tentang risiko
akseptibilitas audit.
ix
kesinambungan dari tahun ke tahun. Kesinambungan membantu kantor
akuntan publik dalam menjaga mutu persyaratan teknis dan hubungan
antar manusia yang lebih erat dengan klien. Pertimbangan lain yaitu
bahwa orang-orang yang diserahi tugas harus akrab dengan bidang usaha
klien.
x
KAP ANDI DAN RUSTAM, CPAs
Medan, Sumatera Utara 20222
18 Maret 2015
Kepada
Yth. Tn. Dedi H
President Madenatera
Sumatera Utara
Surat ini menegaskan kesepakatan kita mengenai beberapa hal yang berkenaan dengan
penugasan audit Kami atas laporan keuangan Madenatera, untuk tahun yang berakhir tanggal 31
Desember 2013.
Kami akan mengaudit laporan keuangan perusahaan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2013, dengan tujuan untuk mengemukakan suatu pendapat atas kewajaran
laporan keuangan, dalam semua hal yang material, atas posisi keuangan, hasil operasi, dan arus
kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kami akan melaksanakan audit kami sesuai dengan standar profesional akuntan publik.
Standar-standar tersebut mengharuskan kami untuk memperoleh suatu tingkat keyakinan yang
memadai, dan bukan tingkat keyakinan yang mutlak, bahwa laporan keuangan tersebut bebas
dari salah saji yang material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau ketidakberesan.
Berdasarkan hal itu, suatu kesalahan saji yang material dapat tetap tidak terdeteksi. Selain itu,
suatu audit tidak dirancang untuk mendeteksi kekeliruan atau ketidakberesan yang bernilai tidak
material terhadap laporan keuangan, selanjutnya audit tidak wajib mendeteksi setiap kesalahan
saji yang tidak material yang dapat timbul akibat adanya kekeliruan, kecurangan dalam laporan
keuangan, atau penggelapan aktiva. Jika untuk alasan apapun, kami tidak berhasil menyelesaikan
penugasan audit kami atau tidak mampu menyimpulkan atau belum menyimpulkan suatu
pendapat, kami tidak akan mengungkapkan suatu pendapat atau akan memutuskan untuk tidak
menerbitkan suatu laporan sebagai suatu hasil akhir dari penugasan ini.
Walaupun suatu penugasan audit mencakup pula suatu pemahaman akan pengendalian
intern klien agar mampu menyusun rencana audit yang tepat serta agar mampu menentukan sifat,
ketepatan waktu, serta rentang dari prosedur-prosedur audit yang akan dilaksanakan, tetapi hal
tersebut tidak dirancang untuk menyediakan keyakinan akan pengendalian Intern atau untuk
mengidentifikasikan berbagai kondisi yang dilaporkan. Bagaimanapun, kami tetap
bertanggungjawab untuk memastikan bahwa komite audit mewaspa-dai setiap kondisi-kondisi
yang dilaporkan tersebut yang telah mengundang perhatian kami.
Laporan keuangan merupakan tanggungjawab manajemen perusahaan. Manajemen pun
bertanggung jawab atas (1) pengembangan dan pemeliharaan pengendalian intern yang efektif
pada laporan keuangan, (2) mengidentifikasikan serta memastikan bahwa perusahaan telah
mematuhi semua peraturan dan hukum yang
xi
berkaitan dengan aktivitas perusahaannya. (3) menyediakan semua pencatatan keuangan serta
informasi terkait lainnya yang kami perlukan, serta (4) menyediakan bagi kami, pada akhir masa
penugasan audit, suatu surat representasi yang diantara semua hal lainnya, akan menegaskan
tanggungjawab manajemen atas penyiapan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum, ketersediaan berbagai catatan keuangan serta data lainnya yang
terkait, kelengkapan serta ketersediaan seluruh notulen rapat direksi, sesuai dengan kemampuan
dan keyakinan terbaiknya, menyatakan ketiadaan kecurangan yang melibatkan manajemen atau
karyawan- karyawan lainnya yang memiliki suatu peranan penting dalam pengendalian intern
perusahaan.
Saat pelaksanaan audit serta bantuan apa saja yang kami harapkan dapat diberikan oleh
staf saudara, termasuk daftar persiapan audit dan berbadai analisis akun, diuraikan dalam suatu
lampiran terpisah. Penyampaian yang tepat waktu atas sejumlah daftar ini akan sangat
mendukung proses penyelesaian audit kami.
Sebagai bagian dari penugasan kami untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2015 ini, kami pun mempersiapkan perhitungan pajak penghasilan Madenatera yang
harus disampaikan kepada pemerintah.
Fee kami akan ditagihkan sesuai dengan kemajuan pekerjaan kami serta keahlian yang
diperlukan ditambah dengan out-of-pocket expense aktual. Tagihan akan terutang sejak
penugasan dilaksanakan. Selain itu, setiap saat, kami akan segera menginformasikan kepada
Anda, semua kondisi yang kami hadapi yang dapat mempengaruhi taksiran awal kami tentang
fee atas penugasan audit ini sebesar Rp. 35.000.000.
Jika surat ini telah mengungkapkan dengan tepat semua pemahaman Anda atas
penugasan audit ini, maka kami persilahkan Saudara menandatangani salinan surat penugasan ini
serta mengembalikannya kepada kami. Kami sangat menghargai kesempatan yang saudara
berikan kepada kami untuk melayani Saudara.
Disetujui:
Hormat Kami:
Oleh:
Dedi H. Rustam
Partner
Tanggal: 25 Maret 2015
xii
2.3. Memahami Bisnis dan Industri Klien
Diperlukan pengetahuan yang luas mengenai bidang usaha dan industri klien serta
pengetahuan atas operasi perusahaan untuk dapat melakukan audit yang memadai.
Sebagian informasi diperoleh di tempat klien, terutama untuk klien baru. Informasi
mengenai latar belakang dari klien dapat diperoleh dengan berbagai cara, dijelaskan
seperti berikut.
xiii
bidang akuntansi selama proses peninjauan audit dan audit berguna dalam
mendapatkan perspektif yang lebih luas. Peninjauan langsung atas
fasilitas fisik akan membantu auditor dalam memahami pengamanan fisik
aktiva dan menginterpretasikan data akuntansi dengan memberikan
kerangka acuan dalam visualisasi aktiva.
xiv
penugasan auditor. Cara umum untuk mengidentifikasi pihak yang
memiliki hubungan istimewa adalah dengan bertanya kepada manajemen,
menelaah arsip para modal, dan memeriksa daftar pemegang saham untuk
mengidentifikasi pemegang saham utama.
Tiga dokumen hukum dan catatan yang berkaitan erat dengan klien yang harus di
periksa pada awal penugasan audit diantaranya: 1) akte pendirian dan anggaran dasar
perusahaan, 2) notulen rapat, 3) kontrak. Masing-masing dijelaskan berikut ini.
xv
pemilihan para direktur, dan kewajiban serta wewenang dari pada
pengurus perusahaan. Auditor harus memahami persyaratan akte
pendirian dan anggaran dasar perusahaan agar dapat menetapkan apakah
laporan keuangan disajikan secara pantas.
2.4.3 Kontrak
Kontrak adalah perjanjian kerjasama klien dengan pihak lain. Pada
umumnya sebuah kontrak sangat diperlukan dalam setiap bagian audit
untuk memperoleh gambaran yang lebih baik mengenai perusahaan dan
untuk membiasakan diri pada bagian yang mungkin akan menimbulkan
masalah. Dalam memeriksa kontrak, perhatian utama dipusatkan pada
segi kesepakatan hukum yang mem pengaruhi pengungkapan keuangan.
xvi
2.5. Menilai Risiko Bisnis Klien
Risiko bisnis klien ialah risiko dimana klien akan gagal mencapai tujuannya, dan
berhubungan dengan keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektifitas operasi
serta kepatuhan terhadap hukum dan pemerintah. Baik dalam audit internal maupun
eksternal oleh jasa keuangan, sama-sama merinci seluruh pengeluaran dan sumber
dana. Masing-masing biaya dan pemasukan atau kas mesti disertai dengan nota atau
kwitansi sebagai bukti pembayaran yang sah. Nota atau kwitansi tersebut mesti
mencantumkan bukti dari toko atau yang mengeluarkan kwitansi pembayaran. Hal
tersebut berguna buat menelusuri kebenaran dari transaksi yang terjadi. Setiap
transaksi, berapa pun jumlahnya mesti disertai nota atau kwitansi yang bisa di
pertanggung jawabkan dan di telusuri. Hal tersebut berfungsi untuk mendapatkan
hasil yang komprehensif dan objektif atas sirkulasi keuangan.
Waktu yang dibutuhkan oleh jasa keuangan dalam melakukan proses audit
keuangan antara satu hingga tiga bulan, tergantung dari kegiatan perusahaan tersebut.
Setelah dilakukan proses audit keuangan, maka jasa keuangan akan mengeluarkan
laporan hasil jejak mereka terhadap holistik aktivitas transaksi. Dalam laporan
tersebut akan diberi keterangan dari tiap-tiap jenis transaksi yang terjadi, apakah
transaksi tersebut wajar atau normal atau dinilai tak wajar. Jika transaksi tersebut
dinilai tak wajar, maka akan diberi keterangan ketidakwajarannya berupa hipotesa
yang mesti dibuktikan lebih lanjut dalam proses selanjutnya.
Pemahaman menyeluruh atas bisnis dan industri klien, dan pengetahuan tentang
operasional perusahaan merupakan hal yang krusial dalam melakukan suatu audit
yang memadai. Sifat dari bisnis dan industri klien mempengaruhi risiko bisnis klien
dan risiko salah saji dalam laporan keuangan. Auditor menggunakan pengetahuan
dari risiko ini buat menentukan luasan yang tepat dari bukti audit.
xvii
Arens (2001) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko bisnis klien
ialah:
xviii
kemungkinan akuntansi yang terlalu agresif. Selain itu, auditor juga harus
mendapatkan pengetahuan tentang aturan dasar dan aturan rumah tangga dan
membaca notulen perusahaan.
xix
2.6. Pelaksanaan Prosedur Analitis Pendahuluan
xx
Tabel 8.1. Contoh-contoh prosedur analitis yang dilakukan selama audit
Tujuan Prosedur Analitis yang dilakukan
selama tahap perencanaan
Memahami industri dan bidang usaha Hitung rasio-rasio kunci dari bidang
klien usaha klien dan bandingan dengan rata-
rata industri
Menilai kelangsungan hidup Hitung rasio hutang terhadap ekuitas
dan bandingkan dengan tahun lalu dan
Perusahaan sejenis yang sukses dalam
industri
Menunjukkan kemungkinan salah saji Bandingkan beban perbaikan dan
pemeliharaan dengan tahun lalu, lihat
fluktuasi yang besar
Mengurangi pengujian terinci Bandingkan biaya yang dibayar di muka
dan akun terkait dengan tahun lalu
xxi
3. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap
review akhir audit.
Tujuan penggunaan prosedur analitis adalah untuk membantu auditor
dalam melaksanakan proses audit, yaitu perencanaan, pengujian dan
penyelesaian (review akhir). Selain itu tujuan prosedur analitis juga
untuk mengetahui kemungkinan adanya salah saji dalam laporan
keuangan.
xxii
b) Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu
hubungan;
c) Ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk
mengembangkan harapan;
d) Ketepatan harapan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan dari auditor terhadap
ke andalan data untuk mencapai tujuan audit:
a) Apakah diperoleh dari sumber yang independen di luar entitas
atau dari sumber di dalam entitas;
b) Apakah sumber dari dalam entitas independen dari mereka
yang bertanggungjawab atas jumlah yang di audit;
c) Apakah data dikembangkan dari sistem yang dapat diandalkan
dengan pengendalian memadai;
d) Apakah data menjadi sasaran pengujian dalam tahun berjalan
atau tahun sebelumnya;
e) Apakah harapan yang dikembangkan dengan memakai data
dari berbagai sumber dan harapan auditor harus tepat untuk
memberikan tingkat keyakinan yang di inginkan sehingga
perbedaan yang mungkin merupakan salah saji akan
teridentifikasi untuk di audit oleh auditor ketika harapan
menjadi lebih.
3. Tahap Penyelesaian
Penggunaan prosedur analitis dalam tahap penyelesaian (review akhir)
berguna sebagai alat bantu peninjau dalam menemukan kesalahan
penyajian dan untuk membantu auditor mengambil pandangan objektif
terakhir atas laporan keuangan yang telah diaudit serta dapat pula
membantu untuk meng identifikasikan kemung kinan adanya kekeliruan
di dalam audit menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar
Profesional Akuntan Publik tercan tum mengenai penggunaan prosedur
analitis dalam tahap penyelesaian review akhir sebagai berikut:
"tujuan prosedur analitis yang diterapkan dalam tahap penyelesaian
(review akhir) adalah untuk membantu auditor dalam menilai
xxiii
kesimpulan yang diperoleh dan dalam mengevaluasi penyajian
laporan keuangan secara menyeluruh”
Berdasarkan kutipan diatas menerangkan bahwa prosedur analitis
dalam tahap penyelesaian (review akhir) adalah untuk membantu auditor
mem berikan penilaian terhadap laporan keuangan yang telah disajikan.
Penilaian tersebut dapat berupa kesimpulan atau opini auditor secara
keseluruhan.
Tujuan dari prosedur analitis untuk ketiga fase berbeda saat mereka
dilakukan sebagaimana ditampilkan pada table 8.2. Kotak yang lebih
gelap dalam gambar menunjukkan bahwa sebuah tujuan bisa diterapkan
untuk sebuah fase Sebagai tambahan, beberapa tujuan ditunjukkan
menjadi tujuan utama. Perhatikan bahwa tujuannya beragam untuk fase
berbeda.
Kegunaan prosedur analitis adalah sebagai bukti audit sangat bergantung pada
auditor yang mengembangkan ekspektasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang
harus di catat, tanpa memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan. Dalam
setiap kasus auditor membandingkan data klien dengan beberapa kriteria berikut:
xxiv
2.8.1. DATA INDUSTRI
Melihat data klien dan data industri yang sejenis serta
membandingkannya. Manfaat paling penting dari perbandingan industri
adalah membantu memahami bisnis klien dan sebagai indikasi atas
kemungkinan adanya suatu kegagalan keuangan. Namun, kelemahan
utama penggunaan rasio industri dalam auditing adalah perbedaan antara
sifat informasi keuangan klien dengan perusahaan yang membentuk
total industri.
xxv
Kebanyakan perusahaan menyiapkan anggaran (budget) untuk
berbagai aspek operasi dan hasil keuangannya. Karena anggaran
merupakan ekspektasi klien selama periode berjalan, auditor harus
menyelidiki perbedaan yang paling signifikan antara hasil yang
dianggarkan dengan hasil aktual karena area ini dapat mengandung salah
saji yang potensial. Apabila data klien dibandingkan dengan anggaran,
ada dua kepentingan khusus. Pertama, auditor harus mengevaluasi
apakah anggaran itu merupakan rencana yang realistis. Dalam beberapa
organi sasi anggaran disiapkan asal-asalan sehingga bukan merupakan
ekspetasi yang realistis. Informasi semacam itu memiliki nilai yang
rendah sebagai bukti audit. Kedua, yaitu kemungkinan bahwa informasi
keuangan saat ini telah di ubah oleh personil klien agar sesuai dengan
anggaran. Penilaian risiko pengendalian dan pengujian audit yang terinci
atas data aktual biasanya dilakukan untuk meminimalkan masalah ini
xxvi
2.8.5. HASIL YANG DIHARAPKAN DENGAN MENGGUNAKAN
DATA NON KEUANGAN
Membandingkan estimasi yang diharapkan dengan pendapatan yang
tercatat sebagai pengujian atas kelayakan pendapatan yang dicatat.
Pendekatan yang sama juga dapat diterapkan untuk melakukan estimasi
dalam situasi lain, seperti pendapatan uang kuliah di universitas,
pengajian pabrik (total jam kerja dikali tarif upah) dan biaya bahan yang
dijual (unit yang terjual dikali biaya bahan per unit).
xxvii
Rasio Cepat (quick ratio) = Piutang usaha bersih / kewajiban lancar
Ravio Lancar (current ratio) = aktiva lancer / kewajiban lancar
xxviii
Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas demi
membayar suatu kewajiban, perluasan, dan dividen sangat bergantung
pada profitabilitas. Rasio profitabilitas yang paling umum digunakan
adalah laba per saham. Auditor menghitung rasio tambahan untuk
memberikan pandangan lebih jauh tentang operasi perusahaan. Auditor
menyadari rasio ini terutama berguna untuk menilai salah saji penjualan,
harga pokok penjualan, piutang usaha, dan persediaan.
Marjin laba serupa dengan marjin laba kotor setelah dikurangi dengan
harga pokok penjualan dan beban operasi. Rasio ini memungkinkan
auditor untuk menilai kemungkinan salah saji dalam beban operasi dan
akun neraca yang terkait.
Laba per saham = Laba bersih / rata-rata saham biasa yang beredar
Persentase laba kotor = (Penjualan bersih-Hrg pokok penjualan) /
Penjualan bersih
Marjin laba = Laba operasi / penjualan bersih
Pengembalian atas aktiva = Laba sebelum pajak / aktiva total rata-rata
Pengembalian atas ekuitas saham biasa = saham preferen / ekuitas
pemegang saham rata- rata.
xxix
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
xxx
2) Meninjau Pabrik Dan Kantor
3) Menelaah Kebijakan Perusahaan
4) Mengidentifikasi Pihak Yang Memiliki Hubungan Istimewa
5) Mengevaluasi Kebutuhan Akan Spesialis Dari Luar
e) Tiga dokumen hukum dan catatan yang berkaitan erat dengan klien yang
harus di periksa pada awal penugasan audit diantaranya:
1) Akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan,
2) Notulen rapat,
3) Kontrak.
f) Risiko bisnis klien ialah risiko dimana klien akan gagal mencapai
tujuannya, dan berhubungan dengan keandalan laporan keuangan,
efisiensi dan efektifitas operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan
pemerintah. Baik dalam audit internal maupun eksternal oleh jasa
keuangan, sama-sama merinci seluruh pengeluaran dan sumber dana.
g) Tujuan prosedur analisis dalam perencanaan audit adalah untuk
membantu perencanaan sifat, saat, dan luas prosedur suatu audit yang
akan digunakan untuk memperoleh bukti tentang saldo akun atau jenis
transaksi tertentu.
h) Prosedur analitis adalah suatu evaluasi atas informast keuangan yang
dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data kewangan dan
data non keuangan, meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat
dengan harapan auditor.
i) Lima prosedur analitis yaitu
1) Data industri
2) Data periode sebelumnya yang serupa
3) Hasil yang diharapkan yang ditentukan klien
4) Hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor
5) Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data non keuangan
j) Dalam menggunakan rasio ini, auditor harus memastikan diri untuk
melakukan perbandingan yang tepat. Perbandingan yang paling penting
adalah bagi perusahaan tersebut dalam tahun-tahun terdahulu dan
terhadap rata-rata industri atau perusahaan serupa untuk tahun yang sama.
xxxi
3.2 Saran
xxxii
DAFTAR PUSTAKA
xxxiii