P1337420515010 Sauzan Zahra N
P1337420515010 Sauzan Zahra N
KTI
Disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tugas Akhir
Oleh:
NIM P1337420515010
KTI
Disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Tugas Akhir pada Program
Oleh:
NIM P1337420515010
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P1337420515010
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini adalah
atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri. Pengambilalihan karya orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri
merupakan tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat. Penulis KTI harus
pengelolaan kasus ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT telah diberikan limpahan
Magelang.
Penulis menyadari penyusunan KTI ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Berkat bimbingan dan petunjuk serta dorongan dari berbagai pihak, KTI ini
dapat selesai tepat waktunya. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
Semarang
Magelang.
4. Tulus Puji H., S.Kep., Ns., M.Kes, selaku pembimbing I dan penguji yang
v
5. Hermani Triredjeki, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku pembimbing II dan
6. Susi TRT, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku penguji yang telah membantu
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan KTI ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga
KTI ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta bagi profesi
keperawatan.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………….…………..i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………..……iv
KATA PENGANTAR……………………………………………….………..….v
DAFTAR ISI……………………………………………………….….…….…..vii
DAFTAR TABEL……………………………………………..…….……………x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………….………..…..xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….………..…...x
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….…..……1
A. Latar Belakang……………………………………………………..…………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….………6
C. Tujuan……………………………………………………………….………..6
D. Manfaat……………………………………………………………….………6
vii
2. Etiologi Dengue Haemoragic Fever……………………..……………..….8
5. Anatomi Fisiologi…………………………………..…………………….10
1. Pengkajian……………………………………………………………..…19
2. Diagnosa Keperawatan……………………………………………..…….24
3. Intervensi…………………………………………………………………28
4. Implementasi………………………………………………………..……33
5. Evaluasi……………………………………………………………..……33
A. Rancangan Penelitian………………………………………………..…...45
B. Subyek Penelitian………………………………………………..…….…45
viii
C. Fokus Studi…………………………………………………………….....45
F. Pengumpulan Data…………………………………………………..…...46
G. Pengolahan Data……………………………………………………..…...48
H. Penyajian Data………………………………………………………...…48
I. Etika Penelitian………………………………………………………..…49
A. Hasil………………………………………….………………………..…52
B. Pembahasan……………………………………………….…………..….72
A. Simpulan……….………………………………………………………...79
B. Saran………………………………………………………...…………....81
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel tumbuh kembang infant bayi; umur 0-12 bulan............................40
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
termasuk jenis penyakit demam akut yang disebabkan oleh salah satu dari
empat serotipe virus lagi dengan genus Flavivirus yang dikenal dengan nama
virus dengue yang ditandai dengan demam 2-7 hari tanpa sebab yang jelas,
merasa lemas, lesu, gelisah, nyeri ulu hati disertai tanda perdarahan di kulit
terdapat 201.885 kasus DHF sehingga Incident Rate (IR) tahun 2016 sebesar
77,96 per 100.000 penduduk. Jumlah kasus meninggal akibat DHF sebanyak
1.585 kasus. Rentang tahun 2014 - 2016, jumlah kasus DHF terbanyak berada
diikuti oleh Sumatra Utara dengan jumlah kasus penderita DHF sebanyak 31
tahun 2015 sebesar 47,9 per 100.000 penduduk, mengalami peningkatan bila
2
dibandingkan tahun 2014 yaitu 36,2 per 100.000 penduduk. Hal ini
berarti bahwa IR DHF di Jawa Tengah lebih rendah dari target nasional
Tengah tahun 2015 sebesar 1,6 persen, sedikit menurun bila dibandingkan
CFR tahun 2014 yaitu 1,7 persen. Angka tersebut masih lebih tinggi
Tengah, 2015)
Incident Rate (IR) DBD tahun 2014 sebesar 57,18 per 100.000 penduduk.
yang cukup banyak dimana pada tahun 2013 terjadi 152 kasus dengan IR
sebesar 126,94 per 100.000 penduduk, sedangkan pada tahun 2012 terjadi 47
Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di Kota Magelang pada tahun 2014
tidak terdapat kasus kematian DBD, dengan Angka Kematian DBD/ Case
Fatality Rate (CFR) sebesar 0%. (Profil Kesehatan Kota Magelang, 2014).
3
RSUD Tidar masuk dalam 10 besar penyakit pada anak dan di urutan ke-7
dengan rincian 509 (35,35 %) anak menderita diare, 225 (15,63 %) anak
menderita thypoid. Angka penderita DHF pada tahun 2016 dari bulan
sering dijumpai di RSU Tidar Kota Magelang antara lain, dengan rincian 434
(25,3 %) anak menderita thalasemia, 269 (15,3 %) anak menderita diare, 257
(15 %) anak menderita kejang, 258 (15 %) anak menderita Infeksi saluran
10 tahun, terutama pada anak sekolah. Keluhan yang sering kali dirasakan
pada awalnya yaitu demam, mual, muntah, malaise, anoreksia, yang diikuti
nyeri perut, nyeri kepala, mialgia/nyeri otot, suara serak, batuk, dan disuria.
Demam tinggi mendadak biasanya terjadi 2-7 hari dan jika tidak terjadi syok,
maka demam akan turun sendiri dan pasien akan sembuh dengan sendirinya
4
(self limiting) dalam waktu 5 hari. Sifat demam pada pasien DBD ini
demam naik lagi. Kondisi parah, penyakit ini ditandai dengan adanya
dapat ditemukan pada fase awal sakit, namun berlangsung singkat sehingga
sering luput dari pengamatan orang tua. Ruam konvalesens seperti demam
sejak fase demam, dengan pembesaran yang bervariasi antara 2-4 cm bawah
ditemukan pada DBD dengan syok (sindrom syok dengue/SSD). (Sri Rezeki,
dkk, 2014)
ekstravaskuler, yang pada puncaknya terjadi pada saat renjatan akan terlihat
5
pada tubuh pasien menjadi sembab (edema) dan darah menjadi kental.
Keadaan ini dapat dilihat dari hematokrit (Ht) yang meninggi kadang-kadang
meningkat lebih dari 20%. Akibat meningginya Ht ini aliran darah ke saluran
renjatan. Perlu diingat bahwa renjatan biasanya terjadi pada hari ke 3-7 sakit
dan sering didahului adanya sakit perut yang hebat dan adanya anuria.
Merawat pasien yang diduga menderita DBD pada hari-hari tersebut waspada
tanda vital (nadi, tekanan darah, suhu dan pernapasan) perlu dilakukan secara
kontinue, bila perlu setiap jam harus ada catatan yang diisi setiap melakukan
biasanya 4 jam dan harus dicatat hasilnya secara rapi karena pasien DBD
perdarahan yang lebih luas, syok, edema paru dan hepatomegali yang lebih
Kota Magelang “.
6
B. Rumusan Masalah
dengan Hipertermia?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
keperawatan.
Haemoragic Fever.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
demam akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah suatu
nyamuk Aedes Aegypti atau oleh Aedes Aebopictus. ( Titik Lestari, 2016 )
2016)
yang disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus lagi dengan
genus flavivirus yang dikenal dengan nama virus dengue yang ditandai
dengan demam 2 samapi 7 hari tanpa sebab yang jelas lemas, lesu,
gelisah, nyeri ulu hati disertai tanda perdarahan dikulit berupa bintik
perdarahan.(AyuPutri,2016)
virus dengue, ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
sendi, lemas, lesu, gelisah, nyeri ulu hati disertai tanda perdarahan dikulit
2. Etiologi
tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus Dengue yang
DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Virus Dengue dibawa oleh nyamuk Aides
Lestari, 2016)
Aedes albopictus ). Trasmisi virus tergantung dari faktor biotik dan abiotik.
Termasuk dalam faktor biotik adalah faktor virus, vektor nyamuk, dan
3. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi Dengue antara 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari dengan gejala
klinis :
a. Demam akut yang tetap tinggi (2-7 hari) disertai gejala tidak spesifik
melena.
kurang ).
a. Derajat 1
b. Derajat II
perdarahan lain.
d. Derajat IV
Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah
5. Anatomi Fisiologi
dalam ruang vaskuler, karena peranannya sebagai media komunikasi antar sel
oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-
1) Plasma Darah
Yaitu bagian cair darah (55%) yang sebagian besar terdiri dari air
2) Sel-sel darah / butir-butir darah (bagian padat) kira-kira 45& terdiri atas
eritrosit atau sel darah merah (SDM) atau red blood cell (RBC), Leukosit
atau sel darah putih (SDP) atau white blood cell (WBC) dan trombosit
atau platelet. Sel darah putih terdiri dari basofil, eosinofil, limfosit dan
monosit.
besi dan globin adalah bagian dari protein yang tersusun oleh 2
rantai alfa dan rantai beta) dan enzim seperti G6PD (glucose 6-
Pada keadaan normal jumlah sel darah putih atau leukosit 5000-
10.000 sel per mm3. Leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu, Garnulosit
3) Trombosit
/mm3 darah dan mempunyai masa hidup sekitar 1-2 minggu atau
6. Patofisiologi
2017).
berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam; ruam
aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya
dinding pembuluh darah dan akan terjadi kekuranagn volume cairan pada
7. Pathway DHF
Infeksi Virus
Permeabilitas
Asidosis Metabolik
Trombosit & koagulasi
8. Pemeriksaan Penunjang
jumlah trombosit dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture)
ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reserve
rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi adanya antibodi spesifik
terhadap dengue berupa antibodi total, IgM maupun IgG lebih banyak.
timbulnya syok.
g. SGOT/SGPT meningkat
j. Golongan darah dan cross match (uji cocok serasi) : bila akan diberikan
IgG : pada infeksi primer IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada
k. Uji HI : dilakukan pengambilan pada hari pertama serta saat pulang dari
l. NS-1 : antigen NS-1 dapat dideteksi pada awal demam hari pertama sampai
virus. Hasil negatif NS1 antigen NS! Tidak menyingkirkan adanya infeksi
9. Penatalaksanaan
influenza biasa dengan gejala demam, lesu, sakit kepala, dan sebagainya,
tetapi terdapat juga gejala perdarahan atas hasil uji torniquet positif.
Pasien perlu istirahat mutlak, observasi tanda vital setipa 3 jam (terutama
tekanan darah dan nadi), periksa Ht, Hb dan trombosit secara periodik (4
Pasien harus segera dipasang infus sebab jika sudah terjadi renjatan
seperti nadi menjadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria atau
membaik yang ditandai dengan tekanan darah normal, nadi, suhu dan
pernapasan juga baik, infus yang satu dibuka yang lainnya dipertahankan
18
baik, tanda vital serta Ht dan Hb sudah normal dan stabil infus dibuka.
metabolik dan agak dipsnea karena danya cairan didalam rongga pleura.
tersebut klem infus dibuka tetapi biasanya tetap tidak berjalan lancar dan
Erawati, 2016)
1. Pengkajian
a. Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia
kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,
b. Keluhan Utama
disertai dengan keluhan batuk, pilek, nyeri telan, mual, muntah anoreksia,
diare / konstipasi, sakit kepala nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati
perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV), melena atau hematemesis.
20
Penyakit apa saja yang pernah diderita. DHF pada anak bisa mengalami
e. Riwayat Imunisasi
f. Riwayat Gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak
dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat
keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini
g. Kondisi Lingkungan
kurang bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju dikamar)
21
h. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda-tanda Vital
2) Keadaan Umum
lemah, nadi lemah, kecil dan tidak teratur serta tensi menurun.
j. Sistem Integumen
1) Adanya ptekie pada kulit, turgor kulit menurun dan muncul keringat
2) Kaki sianosis/tidak.
grade II, III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering,
4) Dada
(efusi pleura), Rales, Ronchi yang biasanya terdapat pada grade III
dan IV.
dan asites.
6) Ekstremitas, Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang.
Status kesehatan anak sejati lahir bagus, orang tua pasien rajin
demam, orang tua tidak merokok didekat anak, mainan anak aman,
anaknya.
2) Pola metabolisme-nutrisi
Pola makan dan minum klien sehari-hari atau dalam jangka seminggu,
3) Pola eliminasi
konstipasi. DHF pada grade III-IV bisa terjadi melena. BAK klien
perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit atau banyak, sakit atau
4) Pola aktivitas-latihan
5) Pola tidur-istirahat
kurang.
6) Pola kognitif-persepsi
Status mood anak baik, pemahaman anak terhadap identitas diri baik.
8) Pola hubungan-peran
keluarga baik.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia (00007)
Definisi : Suhu inti tubuh atas kisaran normal diurnal karena kegagalan
termoregulasi.
Batasan Karakteristik :
1) Apnea
3) Gelisah
4) Hipotensi
5) Kejang
6) Koma
7) Kulit kemerahan
9) Letargi
11) Stupor
12) Takikardia
13) Takipnea
14) Vasodilatasi
Berhubungan dengan :
1) Agen farmaseutikal
2) Aktivitas berlebihan
3) Dehidrasi
4) Iskemia
7) Penurunan perspirasi
8) Penyakit
9) Sepsis
11) Trauma
metabolik.
Batasan karakteristik :
1) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
4) Diare
9) Kerapuhan kapiler
Berhubungan dengan :
1) Faktor biologis
2) Faktor ekonomi
3) Gangguan psikososial
4) Ketidakmampuan makan
Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar
natrium.
Batasan Karakteristik :
1) Haus
29
2) Kelemahan
3) Kulit kering
6) Peningkatan hematokrit
Berhubungan dengan :
d. Resiko Syok
Faktor Resiko :
1) Hipoksemia
2) Hipoksia
3) Hipotensi
4) Hipovolemia
5) Infeksi
6) Sepsis
syndrome [SIRS])
3. Intervensi
a. Hipertermia
Hasil NOC :
Termoregulasi (0800)
NOC :
31
7) Tidak hipertermia
Hasil NIC :
Aktivitas-aktivitas :
Aktivitas-aktivitas
3) Pasang alat monitor suhu inti secara kontinu atau sesuai kebutuhan
hipotermia
Hasil NOC
Hasil NIC
Aktivitas-aktivitas :
gizi
diperlukan
dan dipertahankan
Hasil NOC
4) Hematokrit normal
Hidrasi (0602)
Hasil NIC
Aktivitas-aktivitas :
d. Resiko Syok
Hasil NOC
4) Tidak pucat
Hasil NIC :
Aktivitas-aktivitas :
4. Implementasi
dengan fokus studi pengelolaan hipertermia dan diambil sesuai dari NIC.
5. Evaluasi
menurut NANDA tahun 2015, NIC & NOC tahun 2016 adalah sebagai
berikut :
a. Hipertermia 00007
1) Termoregulasi (0800)
1. Pengertian
ukuran besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun
individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
(12-16 tahun).
berhenti.
organ-organ
a. Masa Pranatal
40
2) Masa remaja
a. Faktor Herediter
Misalnya, anak keturunan bangsa eropa akan lebih tinggi dan besar
b. Faktor Lingkungan
1) Lingkungan Internal
2) Lingkungan Eksternal
sosial.
Umur 1 Berat badan Bayi akan mulai Mata mengikuti Bayi sudah
bulan akan meningkat berusaha untuk sinar ke tengah mulai tersenyum
150-200 gr?mg. mengangkat pada orang
Tinggi badan kepala dengan disekitarnya
meningkat dibantu oleh
2,5cm/bln. orang tua, tubuh
Besarnya ditengkurapkan,
kenaikan seperti kepala menoleh
ini akan ke kiri ataupun
berlangsung kekanan, reflek
sampai bayi menghisap,
umur 6 bulan. menelan,
menggenggam
sudah mulai
positif.
44
2.1 Tabel tumbuh kembang infant bayi, umur 0-12 bulan (Ridha, H. Nabiek.2014)
Umur 1 Berat badan Bayi akan mulai Mata mengikuti Bayi sudah
bulan akan meningkat berusaha untuk sinar ke tengah mulai tersenyum
150-200 gr?mg. mengangkat pada orang
Tinggi badan kepala dengan disekitarnya
meningkat dibantu oleh
2,5cm/bln. orang tua, tubuh
Besarnya ditengkurapkan,
kenaikan seperti kepala menoleh
ini akan ke kiri ataupun
berlangsung kekanan, reflek
sampai bayi menghisap,
umur 6 bulan. menelan,
menggenggam
sudah mulai
positif.
Ridha, 2014
Umur 36 bulan Sudah bisa naik turun tangga Bisa cuci tangan sendiri.
Ridha, 2014
Ridha, 2014
Ridha, 2014
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Metode penulisan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode
kasus yang dipilih yaitu asuhan keperawatan pada klien dengan dengue
B. Subyek Penelitian
Magelang
C. Fokus Studi
kolaborasi.
51
tindakan dan evaluasi pada klien yang mengalami Dengue Haemoragic Fever
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
F. Pengumpulan Data
1. Wawancara
Magelang.
2. Observasi langsung
Tidar Magelang.
3. Pemeriksaan fisik
auskultasi dan perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan
4. Studi dokumentasi
5. Instrumen Penelitian
Penelitian ini pengolahan data secara naratif yaitu bersumber dari fokus
H. Penyajian Data
analisis yang digunakan dengan membuat narasi yang diperoleh dari hasil
sesuai dengan respon klien dan mengevaluasi keadaan klien sesuai dengan
tujuan yang telah direncanakan. Data disajikan secara narasi dan juga dengan
teori dan respon serta pelaksanaan pada klien Dengue Haemoragic Fever
I. Etika Penelitian
Penelitian ini mencakup beberapa hal mengenai etika yang ditekankan, yaitu
sebagai berikut:
3. Confidentiality (kerahasiaan)
dan dijamin oleh peneliti dan hanya data-data tertentu yang akan
bentuk apapun.
harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama dan rahasia
(Nursalam, 2008).
57
BAB IV
A. Hasil Penelitian
wawancara dengan klien dan keluarga klien, pemeriksaan fisik dan status
klien.
1. Kasus Pertama
a. Pengkajian
1) Biodata Klien
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
mendapatkan terapi infus asering 108 cc/jam. Pada pukul 15.00 WIB
menular.
e) Riwayat Alergi
makanan.
Panjang Badan 50 cm
BCG 1 bulan
Polio I 2 bulan
60
DPT / HB I 3 bulan
Polio II 3 bulan
DPT / HB II 4 bulan
Polio IV 5 bulan
Campak 9 bulan
3) Pemeriksaan Fisik
mentis, keadaan umum lemah. Data yang diperoleh dari pengkajian fisik
yaitu bentuk kepala mesocephal, tidak terdapat lesi dan rambut pendek
Tidak ada polip hidung, bibir kering, tidak ada stomatitis. Tidak ada
dan jantung. Pemeriksaan paru, bentuk simetris, ekspansi dada kanan dan
jantung, ictus cardiac tidak tampak. Ictus cardiac teraba pada intercosta 5,
didapatkan tidak ada lesi, auskultasi bising usus 9x/menit, tidak ada nyeri
61
Capilarry Refill Time < 2 detk. Terpasang infus asering 108 cc/jam di
tangan kiri. Tidak ada oedema dan pada genetalia tidak terpasang DC
kateter.
Ibu klien mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit segera
ditangani.
c) Pola nutrisi-metabolik
minum.
d) Pola eliminasi
Ibu klien mengatakan BAK klien sebelum sakit 5-6 kali sehari
Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien tidur kurang lebih 8 jam
sehari. Dan selama sakit klien hanya tidur 6-7 jam dengan frekuensi
sering terbangun.
g) Pola kognitif-perseptual
i) Pola seksualitas
j) Pola koping
oleh anaknya.
64
kesembuhan klien.
5) Pemeriksaan diagnostik
pada tanggal 8 Januari 2018. Didapatkan hasil yang abnormal yaitu nilai
(normal 1-6 %). Hasil P-LCR 34.4 % (normal 9.3 - 27.9 %). Nilai
6) Terapi
cairan tubuh dan elektrolit yang hilang. Klien juga mendapatkan terapi
muntah.
65
b. Diagnosa Keperawatan
pukul 16.15 WIB didapatkan data subjektif yaitu ibu klien mengatakan
keadaan klien nampak lemah. Suhu tubuh klien yaitu 38,2 C. Berdasarkan
hasil analisa data yang ada maka masalah keperwatan yang muncul pada
c. Internvensi Keperawatan
a) Tujuan
b) Kriteria Hasil
2) Intervensi (NIC)
d. Implementasi Keperawatan
2018 pukul 15.30 WIB memantau suhu dan tanda-tanda vital klien,
Respon subjektif yang didapat adalah ibu klien mengatakan An. A panas.
Pukul 15.45 WIB memonitor warna kulit, respon yang didapat ibu
didapat kulit klien nampak kemerahan dan akral teraba panas. Pukul
respon objektif yang didapat klien dikompres pada dahi dan kedua
ibu klien bersedia anaknya diberikan terapi obat. Respon objektif yang
proses penyakit yaitu pada pukul 08.00 WIB memantau suhu dan tanda
vital. Respon subjektif yang didapat, ibu klien mengatakan masih panas.
belum mau makan dan minum Pada pukul 08.45 WIB memonitor warna
Respon objektif yang didapat kulit klien masih nampak merah dan
2018 pukul 08.00 WIB memantau suhu dan tanda-tanda vital. Respon
subjektif yang didapat ibu klien mengatakan klien sudah tidak panas,
x/menit, RR : 23x/menit.
e. Evaluasi
hipertermia belum teratasi. Planning (P) Pantau suhu dan tanda vital,
WIB, Subjektive (S) ibu klien mengatakan klien masih pasas, tidak mau
belum teratasi. Planning (P) pantau suhu dan tanda vital. Berikan
WIB. Subjektive (S) ibu klien mengatakan klien sudah tidak panas,
69
namun sedikit hangat. Klien sudah mau makan dan minum sedikit
2. Kasus Kedua
a. Pengkajian
1) Biodata Klien
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
suhu badan saat pengkajian adalah 38,0 oC, nadi 90 x/menit, frekuensi
sejak 3 hari yang lalu. Tanggal 7 Januari 2018 klien dibawa ke IGD RSU
Namun klien hanya diberi obat penurun panas dan dianjurkan untuk
rawat jalan. Setelah itu demam klien sempat turun, namun pada tanggal
10 januari 2018, An. N kembali demam, oleh orang tua klien dibawa ke
RSUD Tidar Kota Magelang via Poli. Klien diajurkan rawat inap.
pukul 16.00 WIB klien baru dipindahkan ke ruang Dahlia RSUD Tidar
Kota Magelang.
dirawat di Rumah Sakit sekitar 1 tahun yang lalu karena gejala demam
berdarah.
dan juga tidak ada yang memiliki penyakit menurun ataupun menular.
71
e) Riwayat Alergi
Panjang Badan 48 cm
Jumlah Gravida 1
72
BCG 1 bulan
Polio I 2 bulan
DPT / HB I 3 bulan
Polio II 3 bulan
DPT / HB II 4 bulan
Polio IV 5 bulan
Campak 9 bulan
3) Pemeriksaan Fisik
mentis, keadaan umum lemah. Data yang diperoleh dari pengkajian fisik
yaitu bentuk kepala mesocephal, tidak terdapat lesi dan rambut berwarna
hitam. Sklera mata tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis. Tidak ada
polip hidung, bibir kering, tidak ada stomatitis. Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid pada leher. Bentuk telingan simetris kanan kiri, tidak ada
ictus cardiac tidak tampak. Ictus cardiac teraba pada intercosta 5, perkusi
tidak ada lesi, auskultasi bising usus 12x/menit, tidak ada nyeri tekan,
ptekie, Capilarry Refill Time < 2 detk. Terpasang infus asering 24 tpm di
tangan kiri. Tidak ada oedema dan pada genetalia tidak terpasang DC
kateter.
Ibu klien mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit segera
c) Pola nutrisi-metabolik
d) Pola eliminasi
Ibu klien mengatakan BAK klien sebelum sakit 5-6 kali sehari
Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien tidur kurang lebih 9 jam
sehari. Dan selama sakit klien hanya tidur 6-8 jam dengan frekuensi
sering terbangun.
klien.
g) Pola kognitif-perseptual
i) Pola seksualitas
j) Pola koping
oleh anaknya.
kesembuhan klien.
5) Pemeriksaan diagnostik
36.4 - 46.3 fL). dan nilai MCV rendah yaitu 76.8 g/dL (normal 77 - 91
6) Terapi
b. Diagnosa Keperawatan
Januari 2018 pukul 16.10 didapatkan data subjektif yaitu ibu klien
Berdasarkan hasil analisa data yang ada maka masalah keperwatan yang
c. Intervensi Keperawatan
a) Tujuan
b) Kriteria Hasil
2) Intervensi (NIC)
d. Implementasi Keperawatan
2018 pukul 17.00 WIB memantau suhu dan tanda-tanda vital klien,
compos mentis, keadaan umum nampak lemah, dan turgor kulit jelek.
Pukul 17.25 WIB memonitor warna kulit, respon yang didapat ibu klien
kulit klien nampak kemerahan dan akral teraba panas. Pukul 18.00 WIB
objektif yang didapat klien dikompres pada dahi dan kedua ketiaknya.
proses penyakit yaitu pada pukul 08.00 WIB memantau suhu dan tanda
vital. Respon subjektif yang didapat, ibu klien mengatakan demam AN.
pasien. Respon subjektif yang didapat ibu klien mengatakan warna kulit
klien sudah tidak kemerahan lagi. Respon objektif yang didapat kulit
klien sudah tidak nampak kemerahan namun teraba hangat. Pukul 09.00
memberikan kompres hangan pada ketiak dan dahi klien. Pukul 10.00
subjektif yang didapat ibu klien mengatakan An. N sudah tidak demam.
x/menit.
79
e. Evaluasi
demam dan warna kulit kemerahan, teraba panas.. Objektive (O) suhu :
belum teratasi. Planning (P) Pantau suhu dan tanda vital, moitor warna
pemberian terapi.
14.00 WIB, Subjektive (S) ibu klien mengatakan demam sudah turun
hipertermia teratas sebagiani. Planning (P) pantau suhu dan tanda vital.
terapi.
14.15 WIB. Subjektive (S) ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak
intervensi.
80
B. Pembahasan
dengue haemoragic fever paada An. A dan An. N di bangsal Dahlia RSUD
1. Pengkajian
2016). Virus Dengue dibawa oleh nyamuk Aides Aegypti masuk ke tubuh
klinis seperti : Demam akut yang tetap tinggi (2-7 hari), Manifestasi
nyeri sendi. (Titik Lestari, 2016). Gejala yang dialami kedua klien sesuai
mual, muntah, malaise, anoreksia, yang diikuti nyeri perut, nyeri kepala,
mendadak biasanya terjadi 2-7 hari dan jika tidak terjadi syok, maka
demam akan turun sendiri dan pasien akan sembuh dengan sendirinya
(self limiting) dalam waktu 5 hari. Sifat demam pada pasien DBD ini
itu demam naik lagi. Kondisi parah, penyakit ini ditandai dengan adanya
didapatkan akral klien teraba panas, Keadaan klien nampak lemah. Suhu
Berdasarkan hasil analisa data yang ada maka masalah keperwatan yang
2. Diagnosa Keperawatan
dan RR 26 x/menit..
suhu semakin meningkat. Selain itu apabila suhu terlalu tinggi (38,5 C)
penderita mulai merasa tidak nyaman, aliran darah cepat, jumlah darah
cepat, jantung dipompa lebih kuat dan cepat, frekuensi nafas lebih cepat.
Kerusakan jaringan akan terjadi bila suhu lebih tinggi dari 41C, terutama
pada jaringan otak dan otot yang bersifat permanen. Kerusakan tersebut
3. Intervensi
studi hipertermia dengan kriteria hasil idak ada peningkatan suhu kulit,
tidak hipertermia, tidak dehidrasi dan tidak ada perubahan warna kulit.
84
klien 1 dan 2 yaitu Pantau suhu dan tanda vital, monitor warna kulit,
4. Implementasi
diletakkan pada bagian tubuh yang dialiri pembuluh darah besar seperti
tubuh biasanya terjadi pada permulaan sakit atau hari ke-2 sampai ke-7
dan tidak jarang terjadi hiperpireksi (suhu diatas 41C) yang dapat
pada hari ke-6 hingga hari ke-7. Keadaan pasien pada fase ini biasnya
akan kembali stabil. Pada fase ini, tubuh akan menunjukkan perbaikan
berupa tekanan darah, pola nafas, denyut nadi dan penurunan suhu
86
2016)
3. Evaluasi
fever yaitu tidak ada peningkatan suhu kulit, tidak hipertermia, tidak
yang dapat teratasi terlebih dahulu adalah pada klien 2 yaitu dengan suhu
36,7 C dan klien 2 36,3 C. Dapat disimpulkan bahwa kriteria hasil yang
dibawah 37,5 C.
C. Keterbatasan
Dapat bekerja sama dengan perawat ruangan dan tim kesehatan lain serta
BAB V
A. Simpulan
penulis lakukan pada An. A dan An. N di ruang Dahlia RSUD Tidar Kota
1. Pengkajian
gusi. Sedangkan, data objektif yang didapat pada klien 2 Suhu : 38,0 oC,
dilakukan uji Rumple Leed yaitu muncul ptechiase, nilai trombosit 114
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
yaitu yaitu Pantau suhu dan tanda vital, Monitor warna kulit, Lakukan
dalam pemberian obat dan cairan IV. Namun pada klien pertama
4. Tindakan keperawatan
antaranya yaitu memantau suhu dan tanda vital, memonitor warna kulit,
dengan dokter dalam pemberian obat dan cairan IV. Klien pertama
5. Evaluasi keperawatan
dahulu dengan suhu 37,3 C sedangkan pada klien pertama belum teratasi
mendapatkan tindakan 3x8 jam pada klien 1 dan klien 2 masalah teratasi
89
B. Saran
Diharapkan hasil karya tulis ilmiah ini sebagai acuan referensi lain
studi hipertermia.
Ariani, Ayu Putri. (2016). Demam Berdarah Dengue (DBD). Yogyakarta : Nuha
Medika
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2014). Profil Kesehatan Kota Magelang
Tahun 2014 (online)
(http://depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_
2014/3371_Jateng_Kota_Magelang_2014.pdf diakses tanggal 22
Oktober 2017)
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2015). Profil Kesehatan Jawa Tengah
Tahun 2015 (online)
(htpp://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil2008.pdf diakses
tanggal 22 Oktober 2017)
Lusiana, Arum dan Arfiana. (2016). Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra
Sekolah. Yogyakarta : Trans Medika
Gloria, M. B., Howard, K. B., Joanne, M. D., & Cheryl, M. W. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC). Kingdom United : Elsevier
Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota Magelang. (2016).
Rekapitulasi Pasien Rawat Inap Anak 2014, 2015, 2016. Magelang :
RSUD Tidar Kota Magelang
Setiati, Siti dkk. (2014). Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam Jilid 1. Jakarta :
Internal Publishing
Suriadi., Rita Yuliani. (2010). Asuhan Keperawatan Pada anak Edisi 2. Jakarta :
Sagung Seto
Tanto, Chris dkk. (2014). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 4. Jakarta : Media
Arsculapius
Warsidi, Edi. (2012). Bahaya dan Pencegahan DBD. Jakrta : Mitra Utama
Wijaya, Andra Saferi dan Yessie Mariza Putri. (2013). Keperawatan Medikal
Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika
Wulandari, Dewi dan Meira Erawati. (2016). Buku Ajar Keperawatan Anak.
Yogyakarta : Pustaka Belajar
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PRIBADI
2. NIM : P1337420515010
6. Alamat Rumah
b. Kelurahan : Glagahombo
c. Kecamatan : Tegalrejo
d. Kab/Kota : Magelang
7. Telepon
a. HP : 085601481910
b. Email : zahra.aiinina23@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN