PKM Tanah Garam Case report session
PKM Tanah Garam Case report session
DEMAM DENGUE
Disusun oleh :
Rahmawati. Z 21100
Pembimbing :
2023
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan case report session yang berjudul “DEMAM DENGUE”.
Penulisan makalah ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan tugas akhir
Keterampilan Klinik Senior pada stase Kesehatan Masyarakat II. Dalam penyusunan dan penulisan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis
menyampaikan terimakasih kepada dr. Nadia Pramesywari yang telah memimbing dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Tujuan.............................................................................................................................4
1.3 Manfaat...........................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi...........................................................................................................................5
2.2 Etiologi...........................................................................................................................5
2.3 Patofisiologi....................................................................................................................7
2.4 Tanda dan Gejala..............................................................................................................8
2.5 Diagnosis..........................................................................................................................9
2.6 Tatalaksanaan...................................................................................................................9
2.7 Edukasi.............................................................................................................................9
BAB III LAPORAN KASUS.................................................................................................11
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
bifasik disertai dengan gejala nyeri kepala, nyeri sendi, nyeri otot, dan timbulnya ruam pada
kulit. Demam dengue dapat dibagi 2 yaitu dengan tanda perdarahan dan tanpa tanda
perdarahan.1
Demam dengue biasanya bersifat ringan namun kadang menjadi berat karena adanya
nyeri otot atau disebut juga break-bone fever. Hal ini sering terjadi pada penderita dewasa.
Tanda perdarahan yang timbul diketahui dengan uji tourniquet dan timbul petechie. Demam
dengue dapat juga berbentuk undifferentiate febrile illness yaitu demam yang tidak dapat
dibedakan dengan infeksi virus lain. Demam dapat disertai ruam makulopapular. Ruam ini
Masa inkubasi virus dengue dalam manusia (inkubasi intrinsik) berkisar antara 3 sampai
14 hari sebelum gejala muncul, gejala klinis rata-rata muncul pada hari keempat sampai hari
ketujuh, sedangkan masa inkubasi ekstrinsik (di dalam tubuh nyamuk) berlangsung sekitar 8-
10 hari. Manifestasi klinis mulai dari infeksi tanpa gejala demam, demam dengue (DD) dan
DBD, ditandai dengan demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari.
Walaupun DD dan DBD disebabkan oleh virus yang sama, tapi mekanisme
patofisiologisnya berbeda dan menyebab- kan perbedaan klinis. Perbedaan utama adalah
adanya renjatan yang khas pada DBD yang disebabkan kebocoran plasma yang diduga karena
proses immunologi, pada demam dengue hal ini tidak terjadi. Manifestasi klinis DD timbul
akibat reaksi tubuh terhadap masuknya virus yang berkembang di dalam peredaran darah dan
ditangkap oleh makrofag. Selama 2 hari akan terjadi viremia (sebelum timbul gejala) dan
berakhir setelah lima hari tim- bul gejala panas. Makrofag akan menjadi antigen presenting
cell (APC) dan mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag lain untuk memfagosit lebih
ban- yak virus. T-helper akan mengaktifasi sel T sitotoksik yang akan melisis makrofag yang
sudah memfagosit virus. Juga mengaktifkan sel B yang akan melepas antibodi. Ada 3 jenis
antibodi yang telah dikenali yaitu antibodi netralisasi, antibodi hemaglutinasi, antibodi fiksasi
v
komplemen. Proses tersebut akan menyebabkan terlepasnya mediator-mediator yang
merangsang terjadinya gejala sistemik seperti demam, nyeri sendi, otot, malaise dan gejala
lainnya.2
1.2 Tujuan
Case report session ini bertujuan untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik bagian
Public Health Rumah Sakit Umum M. Natsir Solok dan menambah pengetahuan serta
1.3 Manfaat
2. Menambah wawasan dan pengalaman penulis dalam melakukan penulisan laporan ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Demam dengue disebabkan oleh virus dengue (DENV) yang diperantarai oleh nyamuk
genus Aedes, terutama Aedes aegypti. Terdapat empat serotipe virus dengue yang dikenal
mengakibatkan demam dengue, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4, yang berbeda
antigen permukaannya. Demam dengue ditandai dengan beberapa gejala seperti demam disertai
trombositopenia. Penyakit ini dapat berkembang menjadi dua penyakit yang dapat mengancam,
yaitu dengue hemorrhagic fever (DHF atau demam berdarah dengue/DBD) yang ditandai dengan
vi
turunnya trombosit dan kebocoran plasma, dan dengue shock syndrome (DSS) yang ditandai
2.2 Epidemiologi
Demam dengue merupakan salah satu jenis penyakit tropis yang menjadi masalah
kesehatan global. Beberapa daerah seperti Amerika, Asia Tenggara, Pasifik Barat, Mediterania,
serta Karibia menjadi wilayah endemik. WHO mencatat lebih dari 40% populasi dunia berisiko
menderita demam dengue. WHO juga memperkirakan terdapat 100 juta kasus demam dengue
setiap tahun. Dari seluruh kasus ini, 500.000 orang harus dirawat di rumah sakit dan 2,5% di
tahun 2012 mencatat 74.675 kasus demam dengue dengan angka kematian 0,83%, sedangkan
insidens 31,18 per 100.000 populasi. Jika dibandingkan dengan data tahun 2011, jumlah kasus,
laju insidens, serta angka kematian demam dengue meningkat cukup signifikan.3
2.3 Etiologi
Infeksi virus dengue ditularkan melalui gigitan vektor nyamuk Aedes aegepry dan Aedes
albopictus. Transmisi virus tergantung dari faktor biotik dan abiotik. Termasuk dalam faktor biotik
adalah faktor virus, vektor nyamuk, dan pejamu manasia; sedangkan faktor abiotik adalah suhu
Virus dengue termasuk genus flavivirus dari famili Flaviviridae. Berdasarkan genom yang
dimiliki, virus dengue termasuk virus (positive sense single stranded) RNA. Genom ini dapat
ditranslasikan langsung menghasilkan satu rantai polipeptida berupa tiga protein struktural (capsid
C. pre-membrane prM, envelope = E) dan tujuh protein non-struktural (NS1, NS2A, NS2B, NS3,
NS4A, NS4B dan NS5), Protein prM yang terdapat pada saat virus belum matur oleh enzim furin
yang berasal dari sel pejamu diubah menjadi protein M sebelum virus tersebut disekresikan oleh
sel pejamu. Protein M bersama dengan protein C dan E membentuk kapsul dari virus, sedangkan
protein nonstruktural tidak ikut membentuk struktur virus. Protein NSI merupakan satu-satunya
vii
protein nonstruktural yang dapat disekresikan oleh sel pejamu mamalia tapi tidak oleh nyamuk,
Berdasarkan sifat antigen dikenal ada empat serotipe virus dengue, yaitu DEN-1, DEN-2.
DEN-3, dan DEN-4. Masing-masing serotipe mempunyai beberapa strain atau genotipe yang
berbeda. Scrotipe yang dapat ditemukan dan yang paling banyak beredar di suatu negara atau area
geografis tertentu berbeda-beda. Di Indonesia keempat serotipe virus dengue tersebut dapat
ditemukan dan DEN-3 merupakan strain yang paling virulen. Pada penelitian yang dilakukan di
Thailand, DEN-2 dan DEN-3 memiliki resiko progress demam dengue menjadi demam berdarah
Nyamuk akan mentransmisikan virus dengan memberikan darah pada penjamu. Pertama,
virus akan menginfeksi dan bereplikasi pada epitel usus dari nyamuk dan akan menyebar ke organ
lain hingga mencapai kelenjar saliva setelah 10-14 hari dimana akan menginokulasi terhadap
orang lain.6
2.4 Patofisiologi
enhancement (ADE). Antibodi membantu infeksi virus semakin luas dalam tubuh. Infeksi ini
memicu produksi mediator inflamasi sel T dan sel dendritik yang menyerang sel-sel darah
terutama trombosit dan sel endotel pembuluh darah. Penderita demam dengue yang terserang
hemorrhagic fever (DHF). Selain itu, penyerangan endotelium menginduksi plasma leakage yang
menyebabkan turunnya volume cairan darah. Penurunan volume darah menyebabkan penurunan
tekanan darah dan perfusi ke jaringan menghasilkan manifestasi klinik dengue shock syndrome
(DSS).
vii
i
Manifestasi klinis infeksi dengue sangat bervariasi dan sulit dibedakan dari penyakit infeksi
lain terutama pada fase awal perjalanan penyakit-nya. Dengan meningkatnya kewaspadaan
masyarakat terhadap infeksi dengue, tidak jarang pasien demam dibawa berobat pada fase awal
penyakit, bahkan pada hari pertama demam. Berdasar petunjuk klinis tersebut dibuat kriteria
diagnosis klinis, yang terdiri atas kriteria diagnosis klinis Demam Dengue (DD), Demam Berdarah
Dengue (DBD), Demam Berdarah Dengue dengan syok (Sindrom Syok Dengue/SSD), dan
a. Anamnesis
penyerta:
- Nyeri kepala
- Ruam kulit
- Manifestasi perdarahan
ix
- Trombositopnia (Trombosit ≤ 100.000/mm³)
permeabilitas vaskular yang ditandai salah satu atau lebih tanda berikut:
penurunan sebesar itu pada fase konvalesen; Efusi pleura, asites atau
hipoproteinemia/ hypoalbuminemia.
- Syok
Memenuhi kriteria Demam Dengue atau Demam Berdarah Dengue baik yang disertai syok
maupun tidak, dengan manifestasi klinis komplikasi infeksi virus dengue atau dengan
- Kelebihan cairan
- Gangguan elektrolit
- Ensefalopati
- Ensefalitis
- Perdarahan hebat
- Infeksi ganda
b. Pemeriksaan Fisik
Uji Bendung (Tourniquet Test) sebagai tanda perdarahan ringan, dapat dinilai
sebagai presumptif test (dugaan kuat). Pada hari ke-2 demam, uji Tourniquet
memiliki sensitivitas 90,6% dan spesifisitas 77,8%,dan pada hari ke-3 demam nilai
sensitivitas 98,7% dan spesifisitas 74,2%. Uji Tourniquet dinyatakan positif jika
terdapat lebih dari 10 petekie pada area 1 inci persegi (2,5 cm x 2,5 cm) di lengan
bawah bagian depan (volar) termasuk pada lipatan siku (fossa cubiti).
c. Pemeriksaan Laboratorium
Ada beberapa jenis pemeriksaan laboratorium pada penderita infeksi dengue antara lain:
1. Hematologi
Leukosit
- Jumlah leukosit normal, tetapi biasanya menurun dengan dominasi sel neutrofil.
- Peningkatan jumlah sel limfosit atipikal atau limfosit plasma biru (LPB) > 4%
di darah tepi yang biasanya dijumpai pada hari sakit ketiga sampai hari ke tujuh.
Trombosit
xi
- Jumlah trombosit ≤100.000/μl biasanya ditemukan diantara hari ke 3-7 sakit.
jumlah trombosit dalam batas normal atau keadaan klinis penderita sudah
membaik.
Hematokrit
Anak-anak : 33 - 38 vol%
2. Serologis
virus Dengue.
Pemeriksaan HI sampai saat ini dianggap sebagai uji baku emas (gold standard).
harus diambil pada fase akut dan fase konvalensen (penyembuhan), sehingga tidak
ELISA (IgM/IgG)
Infeksi dengue dapat dibedakan sebagai infeksi primer atau sekunder dengan
menentukan rasio limit antibodi dengue IgM terhadap IgG. antibodi IgM yang
secara khas muncul pada infeksi virus dengue primer dan sekunder, sedangkan
antibodi IgG ditentukan hanya mendeteksi antibodi kadar tinggi yang secara khas
muncul pada infeksi virus dengue sekunder. Pada infeksi primer IgG muncul pada
setelah hari ke-14, namun pada infeksi sekunder IgG timbul pada hari ke-2.
xii
Interpretasi hasil adalah apabila garis yang muncul hanya IgM dan kontrol tanpa
garis IgG, maka Positif Infeksi Dengue Primer (DD). Sedangkan apabila muncul
tiga garis pada kontrol, IgM, dan IgG dinyatakan sebagai Positif Infeksi Sekunder
(DBD).
2.6 Penatalaksanaan
Pada dasarnya pengobatan infeksi dengue bersifat simtomatis dan suportif, yaitu mengatasi
kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat
perdarahan. Pasien DD dapat berobat jalan sedangkan pasien DBD dirawat di ruang perawatan
biasa. Tetapi pada kasus DBD dengan komplikasi diperlukan perawatan intensif. Pasien DD dapat
berobat jalan, tidak perlu dirawat inap. Pada fase demam pasien dianjurkan: 1) Tirah baring,
selama masih demam. 2) Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan. 3)
Untuk menurunkan suhu menjadi <39o, dianjurkan pemberian paracetamol. Asetosal/salisilat tidak
dianjurkan (indikasi kontra) oleh karena dapat meyebabkan gastritis, perdarahan, atau asidosis. 4)
Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu, disamping air putih,
dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari. 5) Monitor suhu, jumlah trombosit dan
Pada pasien DD, saat suhu turun pada umumnya merupakan tanda penyembuhan.
Meskipun demikian semua pasien harus diobservasi terhadap komplikasi yang dapat terjadi selama
2 hari setelah suhu turun. Hal ini disebabkan oleh karena kemungkinan kita sulit membedakan
antara DD dan DBD pada fase demam. Perbedaan akan tampak jelas saat suhu turun, yaitu pada
DD akan terjadi penyembuhan sedangkan pada DBD terdapat tanda awal kegagalan sirkulasi
(syok). Komplikasi perdarahan dapat terjadi pada DD tanpa disertai gejala syok. Oleh karena itu,
orang tua atau pasien dinasehati bila terasa nyeri perut hebat, buang air besar hitam, atau terdapat
perdarahan kulit serta mukosa seperti mimisan, perdarahan gusi, apalagi bila disertai berkeringat
dingin, hal tersebut merupakan tanda kegawatan, sehingga harus segera dibawa segera ke rumah
xii
i
sakit. Pada pasien yang tidak mengalami komplikasi setelah suhu turun 2-3 hari, tidak perlu lagi
diobservasi.
xi
v
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. F
Umur : 6 th
Jenis Kelamin : laki-laki
Tanggal lahir : 31/12/2016
Agama : Islam
Alamat : IV Suku
Tanggal masuk : 06 Juni 2023
ANAMNESIS
Pasien datang ke Poli Umum PKM Tanah Garam dengan keluhan demam sejak 4 hari sebelum
masuk rumah sakit, demam muncul mendadak dan dirasakan terus menerus sepanjang hari, pasien
sudah minum obat penurun panas tapi masih demam. Pasien juga mengeluhkan kepalanya pusing
dan badan terasa nyeri. Nafsu makan pasien menurun sejak demam. Pasien tidak mengeluhkan
adanya nyeri tenggorokan, batuk, pilek, nyeri perut, mual, muntah, gangguan buang air kecil, gusi
berdarah, muncul bintik bintik dan tidak pernah mimisan. Pasien belum buang air besar selama
dua hari. Karena pasien masih demam dan tidak ada perbaikan kondisi pasien dibawa ke poli
DBD : (-)
Demam thypoid : (-)
Kejang demam : (-)
Faringitis : (-)
Enteritis : (-)
Bronkitis : (-)
Pneumonia : (-)
xv
kakak kandung pasien juga mengeluhkan demam.
Riwayat Imunisasi
Pasien tinggal bersama ayah, ibu, kakak dan adik di perumahan IV Suku, sekitar rumah
tidak ada yang menderita penyakit yang serupa. Pasien memakai sumber air dari sumur.
Kesan : Perumahan dan lingkungan baik.
PEMERIKSAAN FISIK (di IGD PKM Tanah Garam tanggal 6 Juni 2023 )
- Jantung
Abdomen:
Inspeksi : Datar, tidak tampak distensi, tidak tampak vena kolateral
Palpasi : Ada nyeri tekan pada kuadran kiri bawah, hepar dan lien tidak teraba,
turgor kulit baik, lemas
Perkusi : Timpani , shifting dulnes (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
Anggota gerak :
Atas : Akral hangat, deformitas (-), sianosis (-), oedem (-), CRT <2 dt
Bawah : Akral hangat, deformitas (-), sianosis (-), oedem (-),CRT <2 dt
Tulang belakang : Tidak ada kelainan
Kulit : Warna sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik
Pemeriksaan tourniquet : Negatif
Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
dengan BB 21 kg
Prognosis
Ad Vitam : Bonam
Ad Functionam : Bonam
Ad Sanationam : Bonam
xv
iii
BAB IV
PENUTUP
4.1 kesimpulan
Infeksi virus dengue paling penting di dunia terutama daerah tropis dan subtropis. Dalam
infeksi virus dengue harus dikuasai dengan baik. Penanganan yang cepat tepat dan akurat akan
dapat memberikan prognosis yang lebih baik. Kriteria diagnosis infeksi dengue dibagi menjadi
kriteria diagnosis klinis dan kriteria diagnosis laboratoris. Kriteria diagnosis klinis infeksi dengue
dibagi menjadi demam dengue, demam berdarah dengue, demam berdarah dengue dengan syok,
dan expanded dengue syndrome. Pada kriteria diagnosis klinis terdapat beberapa hal yang dinilai
seperti demam, manifestasi perdarahan, tanda kebocoran plasma, tanda syok, hepatomegali, kadar
hematokrit dan trombosit, ada tidaknya warning sign serta manifestasi klinis yang tidak biasa.
Manifestasi klinis DBD terdiri dari tiga fase yaitu fase demam (2-7 hari), kritis atau kebocoran
diagnosis infeksi dengue. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan berupa isolasi virus,
RT-PCR. Antigen NS1. Serologi, dan Hematologi Rutin. Pemeriksaan laboratorium ini harus
disesuaikan dengan perjalanan penyakit dari infeksi dengue untuk mendapatkan kadar yang tepat
xi
x
DAFTAR PUSTAKA
3. Ramadhan, mochamad. I.A dan matthew Billy. 2017. Potensi Sistem Integrasi
4. Hadinegoro SR, Ismoedijanto M, Alex C. Pedoman diagnosis dan tata laksana infeksi
virus dengue pada anak. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2014;
h. 7-61
Dengue in the early febrile phase: viremia and antibody responses. JID. 2007.
Lingkungan Kemenkes RI