Tugas Farmasi Fisika k4
Tugas Farmasi Fisika k4
‘’SUSPENSI’’
KELOMPOK 4 :
Jefrika Saddam pamungkas (PBC230100)
Sunyar (PBC230096)
Wa Ode Sherly Aprilia (PBC230090)
cahyani (PBC230080)
Ukia (PBC230076)
Lelly Sandra Litta (PBC230084)
Ririn (PBC230072)
DIII- FARMASI
POLITEKNIK BAUBAU
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat rahmat dan
sempurna . Oleh karena itu penyusun mohon maaf serta kritik dan saran yang
telah membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penyusun semoga
Kelompok 4
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .......................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................
C. Tujuan ....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Suspensi....................................................................
B. Komponen - Suspensi ...........................................................
C. Metode pembuatan suspensi .................................................
D. Evaluasi suspense .................................................................
E. Contoh – Contoh Suspensi.....................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................
B. Saran ....................................................................................
Daftar Pustaka .................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
A. DEFINISI SUSPENSI
Fase Terdispersi - Umumnya berupa bahan aktif farmasi atau zat tambahan
yang tidak larut dalam medium cair. Partikel-partikel dalam fase terdispersi
dapat berupa serbuk kristal, serbuk amorf, atau dispersi koloid dengan ukuran
berkisar dari mikrometer hingga nanometer.
Fase Pendispersi - Merupakan medium cair yang berfungsi sebagai tempat
terdispersinya partikel-partikel fase terdispersi. Fase pendispersi dapat
berupa air, larutan buffer, sirup, alkohol, gliserin, atau kombinasi dari
beberapa cairan tersebut.
Bahan Pensuspensi (Suspending Agent) - Zat yang berfungsi untuk
mempertahankan partikel-partikel fase terdispersi agar tetap terdispersi
secara homogen dalam fase pendispersi. Contohnya adalah gom arab,
selulosa, polivinil pirolidon, dan bentonit.
Bahan Pengaturan pH - Digunakan untuk mengontrol pH suspensi sehingga
sesuai dengan rentang pH yang diinginkan, misalnya asam sitrat, natrium
sitrat, atau buffer fosfat.
Bahan Pengawet - Ditambahkan untuk mencegah pertumbuhan
mikroorganisme dan menjaga stabilitas suspensi selama penyimpanan,
contohnya metil paraben, propil paraben, atau benzoat natrium.
Bahan Pemanis - Dapat ditambahkan untuk meningkatkan penerimaan rasa,
terutama untuk sediaan oral, seperti sakarin, sukrosa, atau xylitol.
Bahan Penstabil - Digunakan untuk mencegah flokulasi, sedimentasi, atau
creaming yang dapat terjadi selama penyimpanan, contohnya natrium
karboksi metil selulosa (Na-CMC) atau polivinil alkohol (PVA).
Komposisi dan konsentrasi komponen-komponen tersebut harus dioptimalkan
untuk menghasilkan suspensi yang stabil, homogen, dan mudah
diresuspensikan sebelum penggunaan.
D. EVALUASI SUSPENSI
Evaluasi suspensi farmasi merupakan tahap penting dalam memastikan
kualitas dan stabilitas sediaan. Berbagai parameter perlu diuji dan dievaluasi
secara komprehensif untuk memenuhi persyaratan kualitas yang ditetapkan.
Pemeriksaan organoleptik seperti warna, bau, dan homogenitas visual menjadi
langkah pertama dalam evaluasi suspensi. Selanjutnya, pengukuran
karakteristik fisik seperti pH, viskositas, dan sifat alir dilakukan untuk
memastikan suspensi memiliki profil sesuai spesifikasi.
Pengujian dispersibilitas dan kemudahan resuspensi juga penting
dilakukan untuk mengetahui apakah partikel-partikel fase terdispersi dapat
terdistribusi secara merata dalam fase pendispersi sebelum penggunaan.
Analisis ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel dapat membantu
memprediksi stabilitas jangka panjang suspensi. Selain itu, uji stabilitas
dipercepat pada suhu dan kelembapan yang dipaksakan perlu dilakukan untuk
mengevaluasi kemungkinan perubahan karakteristik selama penyimpanan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Suspensi farmasi merupakan sistem dispersi kompleks yang terdiri dari
fase terdispersi (partikel padat) dan fase pendispersi (medium cair).
Keseimbangan dan interaksi antara komponen-komponen suspensi, seperti
bahan aktif, pensuspensi, stabilisator, dan bahan tambahan lainnya,
menentukan karakteristik dan stabilitas sediaan. Formulasi yang tepat sangat
penting untuk menghasilkan suspensi yang homogen, terdispersi dengan baik,
dan memiliki stabilitas yang baik selama penyimpanan dan penggunaan.
B. SARAN
1. Pengantar tentang Suspensi Farmasi*: Mulailah dengan menjelaskan
konsep dasar dari suspensi dalam konteks farmasi. Bicarakan tentang
komponen-komponen utama, seperti zat aktif, agen pengemulsi, dan
cairan penyebar.
2. Metode Pembuatan*: Jelaskan berbagai metode yang digunakan untuk
membuat suspensi farmasi, seperti penggilingan basah, penggilingan
kering, dan penggunaan agen pengemulsi.
DAFTAR PUSTAKA
Giddens Anthony, ( 2000 ) : The Third Way, Jalan ke Tiga Pembaruan Demokrasi Sosial.