Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL DIAGNOSIS

KESULITAN BELAJAR

Oleh:

Dharma prakasa sutamy


(06071182328006)

Dosen Pengampu :

1. Risma Anita Puriani, M. Pd

2. Resti okta sari, M. Pd

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayahnya sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat waktu dan
lancar tanpa hambatan. Laporan Hasil Diagnosis Kesulitan Belajar bertujuan untuk
memenuhi Tugas Akhir Semester mata kuliah Bimbingan Konseling Belajar yang
diampu oleh Ibu Risma Anita Puriani, M. Pd dan Ibu Resti okta sari, M. Pd.

Laporan ini berisi hasil Diagnosis Kesulitan Belajar seorang siswa meliputi
identifikasi, diagnosis, prognosis, treatment dan tindak lanjut. Dengan maksud untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar

Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Palembang, April 2024

Dharma prakasa

1
A. Identitas Narasumber
Nama Inisial :F
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Asal Sekolah : SMK UB (UTAMA BAKTI) PALEMBANG
Kelas/semester : X/semester 2
Jurusan : Teknik dan Bisnis Sepeda Motor

Domisili : Musi rawas

B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Tempat : Rumah F
Hari : Rabu
Waktu : pukul 13.30 - 15.48 WIB.

C. Metedologi
Adapun kegiatan diagnosis ini dilakukan dengan metode wawancara bersama
siswa berinisial F sebagai konseli.

D. Hasil dan Pembahasan

• Gambaran Singkat Permasalahan


Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, bisa dikatakan siswa berinisial
D merupakan siswa yang memiliki perasalahan dalam belajar. Dapat dilihat dari rapor
milik siswa ada beberapa mata pelajaran yang mendapatkan nilai rendah
dibandingkan dengan nilai mata pelajaran lainnya. Tingkat kesadaran akan
pentingnya pendidikan yang rendah pada siswa tersebut mengakibatkan rendahnya
motivasi dalam belajar. ‘F” ini berasal dari keluarga dengan ekonomi menuju kelas
menengah dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Dalam kesehariannya,
siswa berinisial F setelah pulang sekolah tidak ada kegiatan tertentu yang bisa
menghambatnya untuk belajar tambahan di rumah, namun yang membuat siswa
tersebut enggan untuk belajar kembali dirumah adalah karna rasa malas. Dengan latar

2
belakang jurusan yang diambilnya, lingkungan sekolah atau kelas juga memiliki
peran dalam faktor penyebab kesulitan belajar siswa tersebut.

• Prosedur Diagnosis

1. Identifikasi Siswa yang mengalami Kesulitan Belajar


Dalam penelitian ini peneliti memilih siswa SMK berinisial F berjenis kelamin
laki-laki dengan jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor sebagai konseli.
Berdasarkan rapor milik siswa tersebut, peneliti melihat jika siswa tersebut memang
mengalami kesulitan belajar, ada beberapa nilai yang rendah di beberapa mata
pelajaran terutama yang berkaitan dengan kemampuan berhitung. Banyak nilai siswa
tersebut yang mendapatkan nilai disekitar angka 69-an. Namun, dengan nilai yang Ia
peroleh, siswa berinisial F ini mendapatkan peringkat 9 di kelasnya. Dapat
disimpulkan jika sekolah ini memiliki persaingan yang tidak ketat.
Latar belakang keluarga dari siswa berinisial F, ialah keluarga dengan ekonomi
menuju bercukupan, serta siswa tersebut merupakan anak pertama dari 3 bersaudara,
dengan latar pendidikan orang tua yaitu Ibu tamatan SD dan Ayah hanya tamatan
SMP. Lingkungan pertemanan yang disekitarnya juga tidak begitu baik dikarenakan
siswa SMK dengan jurusan TBSM mayoritas siswa nya adalah laki-laki dan mereka
merupakan usia masa remaja menengah yang dimana cara berpikir mereka belum
sematang pemikiran orang dewasa, begitu juga cara berpikir mereka yang kurang
matang tentang masa depan. Selain pertemanan di lingkungan sekolah, siswa
berinisial F ini juga berteman dengan beberapa remaja di sekeliling tempat
tinggalnya, namun para remaja tersebut banyak yang putus sekolah, nikah muda,
Serta kerja serabutan dan lain-lain. Dapat disimpulkan jika lingkungan pertemanan
dan lingkungan keluarga siswa berinisial F ini tidak memberikan dorongan positif
untuk lebih bersemangat dan serius dalam meraih ilmu serta lebih peduli akan masa
depan yang cemerlang.

3
2. Diagnosa Letak Kesulitan Belajar Siswa
Berdasarkan data nilai rapor siswa berinisial F, dapat diketahui jika siswa
berinisial F ini memiliki kesulitan belajar di mata pelajaran Matematika, terbukti
dengan hasil wawancara yang dilakukan jika siswa ini kurang menyukai dan kurang
mahir dalam pembelajaran yang berkaitan dengan teknik berhitung atau bisa
dikatakan rendahnya kecerdasan logis matematis pada siswa berinisial F.
Adapun faktor penyebab lainnya yang sesuai dengan hasil wawancara yang
dilakukan.
1. Faktor Internal
Faktor internal yang dialami siswa berinisial F, yang merupakan faktor
penyebab mengalami kesulitan belajar yaitu:
a. Faktor Psikologis
• Kelemahan dalam menyerap mata pelajaran terutama mata pelajaran yang
berkaitan dengan teknik berhitung dan menggunakan rumus.
• Kurangnya minat belajar
• Rendahnya kecerdasan logis matematis
• Kurangnya motivasi belajar
• Kurangnya penguasaan keterampilan belajar
• Sikap dan kebiasaan belajar yang kurang baik.
b. Kelemahan-kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan yang salah:
• Kurang menaruh minat pada mata pelajaran yang berkaitan dengan hitung-
berhitung.
• Jarang mengerjakan PR yang diberikan guru dengan mandiri dan serius.
• Terlalu menganggap remeh dan malas untuk mengerjakan PR yang
diberikan guru, dan memilih untuk mengerjakan PR di sekolah dengan
menyalin jawaban teman.
• Malas dan tidak bersemangat untuk belajar

4
2. Faktor Eksternal
Faktor lain penyebab siswa berinisial F mengalami kesulitan belajar, yaitu
kondisi lingkungan sekitar yang kurang mendukung. Sesuai dengan wawancara
yang telah dilakukan, berikut beberapa faktor eksternal penyebab siswa berinisial
F mengalami kesulitan belajar.
a. Lingkungan Keluarga
• Orang tua kurang memperhatikan aktifitas belajar siswa dirumah.
• Orang tua kurang peduli terhadap nilai akademik yang kurang bagus yang
didapat siswa, sehingga tidak membuat siswa lebih termotivasi untuk lebih
memperbaiki nilainya.
• Latar belakang pendidikan orang tua, sehingga kurang mampu untuk
membantu sang anak ketika belajar di rumah.
b. Lingkungan Sekolah
• Berteman dengan siswa yang malas dan nakal di sekolah
• Guru mata pelajaran yang kurang baik dalam menjelaskan materi yang
menyebabkan siswa menjadi bosan, pasif dan mudah mengantuk.
• Kurangnya interaksi antara guru dan siswa di kelas.
• Penempatan jadwal pelajaran di waktu yang tidak tepat, misal pelajaran
yang harusnya menggunakan kinerja otak lebih ekstra seperti berhitung dan
mengelola angka di tempatkan di akhir jam sekolah hampir mendekati jam
untuk pulang.
c. Lingkungan Masyarakat
• Kemajuan teknologi yang tidak dimanfaatkan dengan bijak dan baik,
sehingga membuat siswa berinisial F lalai dengan teknologi tersebut, misal
smartphone.
• Berteman dengan remaja-remaja yang berpendidikan rendah, seperti putus
sekolah lalu kerja serabutan, nikah muda, dan lain-lain.

5
3. Prognosis
Setelah menganalisa faktor penyebab siswa berinisial F mengalami kesulitan
belajar, maka dapat ditentukan perkiraan bantuan yang akan diberikan kepada siswa
tersebut, yaitu:
• Mengajarkan kembali materi yang belum dimengerti atau dikuasai oleh siswa
• Sering memberikan siswa latihan mengenai materi yang dipelajari agar siswa
dapat berlatih kemampuan kognitifnya dan lebih paham tentang materi
tersebut.
• Memberikan perhatian lebih kepada siswa
• Ajak siswa untuk lebih aktif dalam pelajaran
• Memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar lebih semangat dalam
belajar dan seirus dalam mencapai masa depan, bisa dengan memberikan
video inspirasi tentang kesuksesan di masa depan atau yang lainnya.
• Memberikan penjelasan kepada siswa dalam memilih lingkungan pertemanan
yang dapat mengarahkan siswa ke arah positif dan tidak merugikan.
• Selanjutnya memberikan informasi kepada:
a. Siswa : tentang pentingnya belajar, seberapa pentingnya mengulang
pelajaran di rumah, pentingnya mencari ilmu di luar sekolah, pentingnya
mengerjakan PR secara mandiri di rumah, pentingnya berlatih kemampuan
yang kurang dimilikinya, pentingnya memanfaatkan waktu dengan hal-hal
yang berguna, juga memberikan semangat belajar kepada mereka,
memberikan cara-cara mudah dalam belajar, serta memberikan motivasi dan
dorongan kepada siswa untuk lebih giat dan serius dalam belajar.
b. Guru : memberikan perhatian lebih kepada siswanya terutama yang belum
memahami pelajaran, ajak siswa aktif berpartisipasi di kelas dengan mengajak
aktif dalam berdiskusi atau bertanya ketika tidak mengerti pelajaran,
melakukan pendekatan personal kepada siswa, menggunakan bahasa dan
metode yang mudah pahami siswa ketika mengajar di kelas, memberikan

6
motivasi rutin minimal seminggu sekali untuk memberikan semangat siswa
dalam belajar dan menggapai cita-citanya.
c. Orang Tua : Menanamkan kebiasaan belajar kepada anak, lebih perhatian
kepada nilai akademik anak, mengawasi anak dalam belajar atau mengerjakan
PR, pentingnya pemberian rewards berupa pujian atau lainnya atas
keberhasilan anak sekecil apapun, lebih perhatian terhadap lingkungan
pertemanan anak, tegas dalam menentukan jam belajar anak, memberikan
semangat anak untuk selalu belajar, dan memberikan edukasi kepada anak apa
yang akan terjadi pada masa depannya jika sang anak malas belajar.

4. Treatment
Adapun beberapa treatment yang dapat dilakukan untuk siswa berinisial F dengan
masalah rendahnya nilai Matematika, yaitu dengan menentukan gaya belajar yang
cocok dengan siswa tersebut, sehingga mampu menguasai materi sesuai dengan gaya
belajarnya, dapat dilakukan juga dengan pemberian bimbingan mengenai cara belajar
yang baik dan mudah terutama dalam materi berhitung, dapat juga dengan treatment
remedial teaching pada mata pelajaran Matematika yaitu dengan memberikan
pengulangan pembahasan materi yang belum di pahami dengan menggunakan metode
pembelajaran yang tepat dan sederhana sehingga siswa dapat menguasai materi dan
mencapai nilai kriteria kentuntasan yang ditetapkan, atau treatment lainnya yaitu
melalui bimbingan belajar kelompok, yaitu bisa dengan menggunakan teknik teman
sebaya, dengan harapan siswa bisa lebih mudah mengerti materi apabila teman
sebaya nya yang menjelaskan dan dengan menggunakan bahasa yang lebih
sederhana.

5. Follow Up
Setelah melakukan treatment yang telah ditentukan, maka guru dapat mengecek
kembali seberapa kemajuan murid setelah melaksanakan treatment, bisa melakukan
evaluasi setiap minggu dengan melihat perkembangan nilai siswa atau menanyakan

7
kepada wali kelas atau guru mata pelajaran tertentu untuk melihat perkambangan
kemampuan siswa, dan guru BK, wali kelas serta guru mata pelajaran dapat bekerja
sama dengan wali murid untuk memantau perkembangan belajar siswa di rumah
setelah dilakukan treatment. Apabila belum ada kemajuan maka dapat melakukan
alternatif treatment yang lain telah ditentukan dalam program layanan yang telah
disusun.

LAMPIRAN :

Anda mungkin juga menyukai