Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN STUDI KASUS

KURANGNYA MINAT BELAJAR BAHASA INGGRIS


SISWA KELAS VIII SMP Negeri 5 Satap Batulanteh
Tahun Pelajaran 2022/2023

DISUSUN OLEH :

NAMA : ZAINAL FUADI, S.Pd


NIM : E4D12310089
Bidang Studi : Bahasa Inggris

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2023
A. Deskripsi Studi Kasus
Penulis mendapati beberapa kasus yang dialami oleh peserta didik selama proses
pembelajaran. Salah satunya pada bidang studi Bahasa Inggris di SMP Negeri 5 Satu
Atap Batulanteh – Sumbawa yaitu “ kurangnya minat siswa dalam belajar Bahasa Inggris
“ Setelah itu saya melakukan observasi dan wawancara bersama teman sejawat guru di
sekolah dan dapat diketahui salah satu alasan yang menyebabkan kurang minatnya siswa
terhadap Pelajaran Bahasa Inggris adalah sulit untuk dimengerti, sulit diucapkan, sulit
mengartikan.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis mencoba menggunakan model
pembelajaran picture to picture. Saya sesuaikan dengan karakateristik peserta didik.
Kemudian model ini saya kaitkan dengan materi terkait dengan topik pembelajaran,
maka hasilnya peserta didik sangat antusias, lebih percaya diri dan menyenangkan.
Selanjutkan peserta didik lebih semangat, bahagia dan menunggu untuk menerima
pembelajaran selanjutnya.

B. Analisis Situasi
Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan guru kepada
beberapa siswa di SMP Negeri 5 Satu Atap Batulanteh Kelas VIII didapati beberapa
faktor yang menyebabkan siswa kurang berminat dalam mengikuti pelajaran Bahasa
Inggris. Faktor- faktor tersebut yaitu :
1. Kurangnya kosakata yang dimiliki oleh siswa;
2. Kurangnya pemahaman terhadap arti dan grammaticalnya;
3. Kurangnya motivasi dari diri para peserta didik untuk belajar Bahasa Inggris;
4. Adanya stigma dari para peserta didik yang berpikir bahwa pelajaran Bahasa Inggris
merupakan pelajaran yang sulit;

Setelah mengetahui penyebab diatas saya mencoba untuk mengubah metode


lama dengan metode yang baru yaitu metode Pembelajaran PBL (Problem Based
Learning). Lebih berorientasi pada peserta didik, mengorganisasikan peserta didik,
membimbing, mengajarkan, mengembangkan dan menyajikan karya, dan mengevaluasi
proses.
Kemudian siapa saja yang terlibat dalam perancangan dan evaluasi tersebut;
pastinya guru bidang studi dan peserta didik dan juga teman sejawat guna memperoleh
saran-masukan terkait kurangnya minat siswa belajar bahasa inggris.
Tantangan yang saya alami saat merancang dan melakukan evaluasi
pembelajaran terkait dengan kurangnya minat siswa belajar bahasa inggris adalah:
belum terbiasanya guru menggunakan pembelajaran berbasis IT, terbatasnya alat media
pembelajaran seperti; laptop, LCD, sulitnya mencari media gambar-gambar yang
menarik terkendala jaringan internet. Akan tetapi menjadi seorang guru harus pandai
berinovasi misalnya dengan menggunakan media kertas bekas, kardus, dan media
pembelajaran tradisional yang ada di wilayah saya.

C. Alternatif solusi
Langkah nyata yang saya lakukan dalam menghadapi tantangan kurangnya
minat belajar Bahasa inggris siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Satap Batulanteh -
Sumbawa yakni dengan menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, bekerja
sama/berkelompk, dan presentasi. Adapun model pembelajaran yang saya gunakan
adalah PBL (Problem Based Learning) yakni dengan metode diskusi, ceramah
penugasan dan presentasi. Media yang saya gunakan adalah picture to picture berupa
menampilkan gambar yang menarik terkait materi pembelajaran dan juga memberikan
tugas LKPD serta evaluasi. Disamping itu juga dengan :
1. Meningkatkan kualitas guru
Sudah pasti guru adalah sosok yang menjadi pioner dalam proses kegiatan belajar
mengajar.
2. Memilih metode pembelajaran yang tepat
Sebagai seorang guru harus pandai dalam memilih metode pembelajaran yang tepat.
Dalam kesempaan ini saya menggunakan metode pembelajaran PBL (Problem
Based Learning). Pemilihan metode belajar ini bisa menjadi tolak ukur apakah
peserta didik merasa jenuh dalam kegiatan belajarnya atau merasa antusias dengan
metode yang terapkan. Guru membimbing dan membina juga mengarahkan peserta
didik dalam mengerjakan tugas kelompok, kemudian peserta didik dapat
mengembangkan hasil tugas kelompoknya melalui hasil karya untuk disampaikan
didepan kelas. Selain itu Guru harus berinovasi jika didukung dengan media
pembelajaran lengkap misalnya laptop, LCD, speaker aktif, gambar-gambar
menarik terkait materi pembelajaran.
3. Memanfaatkan media belajar dan Evaluasi.
Media pembelajaran yang saya gunakan adalah picture to picture, media belajar
yang menyenangkan, menarik dan kreatif ini bisa menjadi daya tarik peserta didik.
Dengan media yang demikian, fokus siswa dalam belajar bisa ditingkatkan. Ada
pun media belajar bisa berupa gambar-gambar menarik dan atau video terkait
materi. Dan guru memberikan evaluasi pada setiap kegiatan pembelajaran mutlak
sangat perlu untuk dilakukan. Hal ini bertujuan melihat efektivitas kegiatan belajar
tersebut sudah efektif atau belum.

D. Evalusi
Setelah melakukan pembelajaran menggunakan media picture to picture, penulis
mengetahui bahwa ada peningkatan dalam minat juga antusias peserta didik untuk
belajar Bahasa Inggris. Dengan melakukan evaluasi, guru dapat mengetahui
perkembangan peserta didik dan dapat mengetahui tingkat pemahaman - kesulitan yang
diterima oleh peserta didik, sehingga guru akan melakukan mengayaan atau tidak.
Solusinya saya menerapkan media dan Metode pembelajaran PBL yang dianggap sesuai
dengan karakteristik peserta didik di SMP Negeri 5 Satap Batulanteh – Sumbawa,
penyampaiannya menarik -menyenangkan dengan menggunakan pembelajaran berbasis
IT sebagai sumber media belajar. Hasil dan dampak dari Langkah yang telah saya
lakukan yaitu pembelajaran menjadi lebih terarah (sesuai dengan sintak pembelajaran),
siswa dapat melatih untuk bekerja sama dengan kelompok.

Anda mungkin juga menyukai