Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMBELAJARAN BERBICARA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu : Rio Septora, M.Pd

Disusun oleh :

DEA ARDANIA 23350085


MEIRA TIA SAPUTRI 23350095
VINA MARCELLIA 23350063
ZAHRA AULIA 23350090

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN AKADEMIK 2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat


dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul "Pembelajaran berbicara" tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Bapak Rio Septora M.Pd pada mata kuliah Bahasa
Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang tahapan pembelajaran berbicara bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rio Septora
M.Pd, selaku dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia SD kelas awal
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Metro, 30 April 2024


Disusun oleh,

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. `1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A. Macam-Macam Tahapan Proses Pembelajaran Berbicara ............... 3
1. Tahapan Bercakap-Cakap .............................................................. 3
2. Tahapan Berdialog .......................................................................... 4
3. Tahapan Berdiskusi ........................................................................ 5
4. Tahapan Wawancara ...................................................................... 7
5. Tahapan Berpidato.......................................................................... 8
6. Tahapan Bermain Peran ............................................................... 10
7. Tahapan Berbalas ......................................................................... 12
BAB III PENUTUP .................................................................................... 14
A. Kesimpulan ....................................................................................... 14
B. Saran.................................................................................................. 14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau


kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan. Dalam bahasa Indonesia, kata “bicara”
dapat diartikan sebagai proses mengeluarkan kata-kata dengan suara
atau melakukan percakapan dengan orang lain. Lebih
lanjut, berbicara diartikan sebagai berkata, bercakap, dan melahirkan
pendapat dengan perkataan. Jadi, berbicara adalah keterampilan
komunikasi yang memungkinkan kita berinteraksi dengan orang lain
melalui kata-kata dan suara. Berbagai alasan mengapa manusia berbicara.
Mengapa manusia berbicara dapat dilihat dari tujuan berbicara. Terdapat
beberapa tujuan manusia berbicara antara lain Mengekpresikan pikiran,
perasaan, imajinasi, gagasan, ide, dan pendapat, Memberikan respon atas
makna pembicaraan dari orang lain, Ingin menghibur orang lain,
Menyampaikan informasi, Membujuk atau mempengaruhi orang lain.1
Berbicara merupakan keterampilan penting yang perlu dikuasai oleh siswa,
terutama pada tahap awal pendidikan. Beberapa jurnal penelitian membahas
peningkatan keterampilan berbicara pada anak usia dini dan siswa kelas awal.
berbicara pada kelas awal melibatkan kemampuan siswa untuk
menyampaikan pesan secara lisan. Ini termasuk mengungkapkan gagasan,
berkomunikasi dengan orang lain, dan mengemukakan pendapat. Berbicara
adalah keterampilan yang penting dan harus dikuasai oleh siswa sejak dini,
maka dari itu dalam proses pembelajaran berbicara pada siswa kelas awal di
perlukannya tahapan pembelajaran yang tepat, agar peserta didik mampu
menguasai kemampuan berbicara yang baik.
Pada makalah ini kami akan membahas tentang tahapan-tahapan
pembelajaran berbicara pada kelas awal, yang mana di dalam makalah ini
akan di jelaskan tahapan-tahapan pembelajaran Bahasa seperti tahapan
bercakap-cakap, tahapan berdialog, dan lain sebagainya, untuk penjelasan
berikutnya akan di sampaikan pada bagian berikutnya.

1Setyonegoro, Agus. "Hakikat, Alasan, Dan Tujuan Berbicara (Dasar Pembangun


Kemampuan Berbicara Mahasiswa)." Pena : Universitas Jambi, 3 (1) 2013, h. 69.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu tahapan bercakap-cakap?


2. Apa itu tahapan berdialog?
3. Apa itu tahapan berdiskusi?
4. Apa itu tahapan wawancara?
5. Apa itu tahapan berpidato?
6. Apa itu tahapan bermain peran?
7. Apa itu tahapan berbalas?

B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana tahapan


bercakap-cakap
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana tahapan
berdialog
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana tahapan
berdiskusi
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana tahapan
wawancara
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana tahapan
berpidato
6. Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana tahapan
bermain peran
7. Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana tahapan
berbalas pantun

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam Macam Tahapan Pembelajaran Berbicara
1. Tahapan Bercakap cakap
Tahapan bercakap-cakap berupa kegiatan bercakap-cakap atau
bertanya jawab antara anak dan guru atau anak dan anak. Tahapan
bercakap-cakap berupa kegiatan dialog dan monolog yang dilakukan
antara guru dan anak, anak dengan anak, atau anak mengungkapkan
segala sesuatu atau berpendapat di depan kelas. Tahapan bercakap-
cakap dilaksanakan pada kegiatan awal pembelajaran, guru
menjelaskan tema kegiatan pada hari tersebut dan memberikan
informasi-informasi kepada anak dan diharapkan anak dapat
menanggapi pernyatan dari guru, anak dapat berpendapat atau
mengungkapkan gagasannya, dan anak berani berbicara dengan
lancar dan berani.
Dalam guru melaksanakan metode bercakap-cakap akan lebih
dapat menarik minat dan perhatian anak apabila diimbangi dengan
media pembelajaran yang mendukung untuk pelaksanaan metode
bercakap-cakap. Media pembelajaran dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.2
Tahapan bercakap-cakap pada siswa kelas awal merupakan proses
yang penting dalam mengembangkan kemampuan berbicara anak-anak.
Berikut adalah beberapa tahapan yang dapat membantu siswa kelas awal
dalam berbicara:
a. Observasi dan Persiapan
Guru melakukan observasi terhadap lingkungan di Sekolah
dan mempersiapkan materi serta media yang akan digunakan
dalam pembelajaran.3
b. Pengamatan Proses Pembelajaran Sosialisasi dan Berdiskusi.

2 Zubaidah, Enny. "Pemanfaatan Media Pembelajaran Untuk Menciptakan Lingkungan


Kelas SD (Alternatif Penciptaan Laboratorium SD yang Efektif )." Jurnal Prima Edukasia,
3 (1), 2013
3 Tuti Hayati, Heri Hidayat, Nur Ilahiah. "Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara

Anak Usia Dini ." MURHUM : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2 (2), 2021: 58-68.

3
Guru mengamati proses pembelajaran di kelas, terutama
dalam kegiatan sosialisasi dan berdiskusi. Ini membantu guru
memahami bagaimana siswa berinteraksi dan berbicara dengan
teman sebaya dan guru.
c. Pelaksanaan Pendampingan dengan Metode Bercakap-Cakap
Guru melibatkan siswa dalam kegiatan bercakap-cakap.
Langkah-langkah yang dapat diambil meliputi:
• Guru memberi contoh cara berdialog dengan baik dalam
kalimat.
• Memainkan peran dengan cara yang sederhana.
• Memberi kesempatan pada anak untuk melihat atau
memperagakan dialog.
• Mendampingi dan memotivasi anak dalam berbicara.4
2. Tahapan Berdialog
Berdialog adalah proses komunikasi dua arah di mana dua atau
lebih individu berinteraksi secara langsung untuk bertukar informasi,
pendapat, atau gagasan. Dalam berdialog, peserta secara aktif terlibat
dalam proses mendengarkan dan merespons satu sama lain. Ini
berbeda dengan monolog, di mana satu individu berbicara tanpa
interupsi dari pihak lain. Tujuan utama dari berdialog untu peserta didik
kelas aqal adalah untuk menciptakan pemahaman bersama,
memperluas pandangan, dan membangun hubungan antarindividu.
Berdialog dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk percakapan
informal antara teman atau anggota keluarga, diskusi formal di tempat
kerja atau di sekolah, atau bahkan dalam situasi negosiasi.
Tahapan berdialog untuk siswa kelas awal perlu disesuaikan
dengan kemampuan mereka dalam memahami dan berkomunikasi.
Berikut adalah beberapa tahapan yang dapat diterapkan:
− Mulailah dengan sapaan yang hangat dan ramah untuk
menciptakan suasana yang nyaman. Anda bisa menyapa
mereka dengan nama mereka atau menggunakan panggilan
umum seperti "teman-teman".

4Suci Aulia Rahmat, Imam Ghozali Budi Harjo. "Penerapan Metode Bercakap-Cakap
Terhadap Pengembangan Komunikasi Anak Dalam Efektivitas ." Proceedings UIN Sunan
Gunung Djati Bandung I (LXXV), 2021: 131.

4
− Gunakan pertanyaan sederhana dan terbuka untuk memulai
percakapan. Pertanyaan seperti "Apa kabar hari ini?" atau "Apa
yang kamu lakukan di akhir pekan?" dapat menjadi awal yang
baik.
− Berikan waktu kepada setiap siswa untuk berbicara. Dengarkan
dengan sabar tanpa menginterupsi dan tunjukkan minat pada
apa yang mereka katakan.
− Berikan tanggapan positif terhadap apa yang dikatakan siswa.
Gunakan senyuman, anggukan kepala, atau komentar positif
untuk mendukung dan mendorong partisipasi mereka.
− Dorong siswa untuk menyampaikan pendapat dan ide mereka
dengan bebas. Berikan pujian atas usaha mereka untuk
berbicara di depan kelas, bahkan jika itu hanya beberapa kata.
− Ajukan pertanyaan yang mengarahkan mereka untuk berpikir
lebih dalam tentang topik yang sedang dibicarakan. Misalnya,
"Kenapa kamu pikir begitu?" atau "Apakah ada yang ingin
menambahkan sesuatu?"
− Gunakan bahasa yang sesuai dengan pemahaman mereka.
Hindari penggunaan istilah yang terlalu rumit dan pastikan
untuk menjelaskan dengan jelas jika diperlukan.
− Akhiri dialog dengan ucapan terima kasih atas partisipasi
mereka dan dorong mereka untuk terlibat lagi di masa depan.
5
Pastikan untuk meninggalkan kesan yang positif.
Melalui tahapan-tahapan ini, siswa kelas awal dapat belajar untuk
berkomunikasi dengan baik, memahami pentingnya mendengarkan,
dan membangun kepercayaan diri dalam menyampaikan pendapat
mereka.
3. Tahapan Berdiskusi
Diskusi adalah kegiatan di mana sekelompok anak-anak diajak
untuk berbicara dan berbagi pikiran mereka tentang suatu topik
tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk merangsang pemikiran kritis,
meningkatkan keterampilan berbicara, dan membangun kemampuan

5Nur Azizah, "Peran Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan Bahasa Siswa Melalui
Kegiatan Literasi Di Kelas I." Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan : Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018.h. 46.

5
bekerja sama dalam kelompok.Dalam konteks siswa kelas awal,
diskusi sering kali lebih terstruktur dan disesuaikan dengan tingkat
pemahaman mereka. Ini mungkin melibatkan topik yang relevan
dengan pengalaman mereka sehari-hari, seperti pengalaman di
sekolah, keluarga, atau lingkungan sekitar.
Diskusi pada siswa kelas awal biasanya dipandu oleh guru atau
fasilitator yang memberikan arahan dan pertanyaan untuk memandu
percakapan. Partisipasi aktif dari setiap siswa diharapkan, meskipun
mereka mungkin membutuhkan dorongan tambahan untuk berbicara
di depan kelompok. Dalam kelas awal, metode ini dapat membantu
siswa berpikir kritis, berinteraksi dengan teman sebaya, dan
memecahkan masalah bersama. Berikut adalah langkah-langkah
penerapan metode diskusi di kelas awal:
a. Langkah Persiapan:
− Membagi Kelompok: Bagi siswa ke dalam kelompok
diskusi. Setiap kelompok terdiri dari beberapa anggota.
− Menentukan Topik: Tentukan topik diskusi yang relevan
dengan materi yang sedang dipelajari.
− Aturan Diskusi: Berikan aturan dan panduan mengenai
pelaksanaan diskusi. Misalnya, waktu diskusi, cara
berbicara, dan tanggung jawab masing-masing anggota
kelompok.
b. Langkah Pelaksanaan:
− Diskusi Aktif: Siswa aktif berbicara dan berpendapat dalam
kelompoknya. Mereka dapat bertukar ide, menyampaikan
pendapat, dan mencari solusi bersama.
− Fasilitasi Guru: Guru memantau dan membimbing diskusi.
Guru juga dapat memberikan pertanyaan atau
mengarahkan diskusi jika diperlukan.
c. Langkah Penutup:
− Presentasi Hasil Diskusi: Setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi mereka. Ini
memungkinkan siswa untuk berbagi pemikiran dan solusi
yang ditemukan.
− Tanya Jawab: Guru dan siswa dapat bertanya dan

6
menjawab mengenai hasil diskusi.6
4. Tahapan Wawancara
Wawancara adalah proses komunikasi yang terstruktur di mana
satu pihak, yang disebut pewawancara, bertanya kepada pihak lain,
yang disebut narasumber, untuk mendapatkan informasi, pandangan,
atau pengalaman tertentu. Wawancara sering digunakan dalam
berbagai konteks, termasuk jurnalisme, penelitian, seleksi pekerjaan,
dan investigasi. Tujuan utama dari wawancara adalah untuk
mengumpulkan data atau informasi yang relevan dan bermanfaat dari
narasumber. Ini dapat melibatkan pengumpulan fakta, pemahaman
mendalam tentang suatu topik, atau pandangan subjektif dari
narasumber. Wawancara dapat dilakukan secara langsung, melalui
telepon, atau melalui media digital.7
Dalam konteks siswa kelas awal, wawancara dapat menjadi alat
yang efektif untuk mengembangkan keterampilan komunikasi mereka,
meningkatkan pemahaman mereka tentang topik tertentu, dan
membangun kepercayaan diri mereka. Wawancara dapat dilakukan
antara siswa sendiri, antara siswa dan guru, atau bahkan antara siswa
dan anggota komunitas lokal. Tahapan wawancara untuk siswa kelas
awal biasanya disesuaikan dengan tingkat perkembangan mereka
serta tujuan dari wawancara tersebut.
Berikut adalah beberapa tahapan umum yang mungkin dilakukan:
− Pendahuluan dan Kenalan: Pembukaan wawancara untuk
membuat suasana yang nyaman dan akrab. Mungkin guru atau
petugas wawancara akan memperkenalkan diri mereka dan
meminta siswa untuk melakukan hal yang sama.
− Pertanyaan Umum: Ini bisa menjadi pertanyaan yang sederhana
dan umum, seperti "Bagaimana kabarmu hari ini?" atau "Apa yang
kamu sukai tentang sekolah?" Tujuannya adalah untuk membantu
siswa merasa lebih santai dan membuka diri.
− Pertanyaan Khusus: Ini adalah pertanyaan yang ditujukan untuk
menggali informasi lebih lanjut tentang siswa, seperti hobi mereka,

6 I Nengah Widiarsa. "Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Diskusi." Jurnal
Pendidikan Indonesia, 1 (3), 2020, h. 236.
7 Dr.R.A.Fadhallah. WAWANCARA. Yogyakarta: UNJ PRESS, 2020, h. 1

7
kegiatan favorit di sekolah, atau apa yang ingin mereka pelajari. Ini
membantu petugas wawancara memahami minat dan kebutuhan
siswa.
− Pertanyaan Tentang Keluarga: Beberapa pertanyaan mungkin
ditujukan untuk memahami latar belakang keluarga siswa, seperti
siapa anggota keluarga yang tinggal bersama mereka atau apa
yang mereka sukai tentang waktu bersama keluarga.
− Kegiatan Interaktif: Untuk siswa kelas awal, mungkin ada beberapa
kegiatan interaktif yang dirancang untuk mengevaluasi
kemampuan mereka dalam hal seperti keterampilan sosial,
kreativitas, atau pemecahan masalah.
− Penutup: Wawancara biasanya ditutup dengan ucapan terima
kasih kepada siswa atas partisipasinya. Guru atau petugas
wawancara mungkin juga memberikan umpan balik positif tentang
bagaimana siswa telah berpartisipasi dalam wawancara.
− Tindak Lanjut: Setelah wawancara selesai, ada kemungkinan
untuk memberikan umpan balik tertulis kepada siswa atau
mengkomunikasikan hasil wawancara kepada orang tua atau wali
siswa, tergantung pada tujuan dari wawancara tersebut.
Tahapan-tahapan ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
tujuan khusus dari wawancara dengan siswa kelas awal. Yang
terpenting adalah menciptakan lingkungan yang ramah dan
mendukung untuk memungkinkan siswa berpartisipasi secara
optimal.8
5. Tahapan Berpidato
Berpidato adalah kegiatan menyampaikan pidato atau ucapan
secara lisan di depan umum, biasanya untuk tujuan tertentu seperti
memberikan informasi, memotivasi, atau menginspirasi pendengar.
Pidato bisa disampaikan dalam berbagai konteks, termasuk di
sekolah, dalam acara formal, di tempat kerja, atau dalam acara politik.
Tahapan berpidato untuk siswa sekolah dasar sangat penting, di
karenakan dapat meningkatkan keterampilan bercicara, bukan hanya itu

8Sofie Putri Ardillani, Murfiah Dewi Wulandari. "Analisis Perkembangan Sosial-Emosional


Siswa SD Kelas Bawah Selama Pembelajaran Tatap Muka Terbatas." DWIJA CENDEKIA:
Jurnal Riset Pedagogik, 6 (1), 2022: 66.

8
saja dengan berpidato dapat meningkatkan nalar kritis siswa,
meningkatkan rasa percaya diri siswa,dan memperluas wawasan, kita
sebagai calon guru perlu mengajarkan cara berpidato sedini mungkin
kepada siswa kita. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat
dilakukan oleh kita sebagai calon guru untuk mendampingi siswa
khususnya kelas awal dalam tahapan berpidato:

− Pemilihan Topik yang Sesuai: Bantu siswa memilih topik yang


sesuai dengan minat dan pemahaman mereka. Berikan
beberapa opsi topik yang relevan dan menarik untuk dipilih.
− Penyediaan Materi Pendukung: Sediakan materi pendukung
atau referensi yang sesuai dengan topik pidato siswa. Bantu
siswa dalam mencari informasi tambahan jika diperlukan.
− Pengembangan Pidato: Berikan panduan dalam
mengembangkan pidato, termasuk cara menyusun poin-poin
utama dan contoh yang relevan. Ajarkan mereka cara
menggunakan bahasa yang sesuai dan mudah dipahami oleh
teman sekelas mereka.
− Pendampingan dalam Latihan: Beri waktu untuk latihan
berpidato di depan kelas atau dalam kelompok kecil. Berikan
umpan balik yang konstruktif dan bimbingan untuk
meningkatkan kemampuan berpidato mereka.
− Modeling: Berikan contoh pidato singkat atau demonstrasi
tentang bagaimana berpidato dengan baik. Tunjukkan teknik
intonasi suara, ekspresi wajah, dan gerakan tubuh yang tepat.
− Membangun Rasa Percaya Diri: Berikan pujian dan dorongan
kepada siswa untuk setiap kemajuan yang mereka capai dalam
berpidato. Buatlah suasana kelas yang mendukung di mana
siswa merasa nyaman untuk berlatih dan berbicara di depan
teman-teman mereka.
− Evaluasi dan Umpan Balik: Evaluasilah pidato siswa dan
berikan umpan balik yang positif serta saran untuk perbaikan di
masa depan. Dorong siswa untuk merefleksikan pengalaman
mereka dan menetapkan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan berpidato mereka.

9
Dengan pendampingan yang tepat dari guru, siswa akan dapat
mengembangkan keterampilan berpidato mereka dengan lebih baik
dan meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam berbicara di depan
publik.

6. Tahapan Bermain peran


Tahapan bermain peran adalah serangkaian langkah yang
membantu siswa dalam mempersiapkan dan menyampaikan peran
atau karakter dalam suatu situasi atau cerita. Tahapan bermain peran
memiliki beberapa manfaat penting bagi perkembangan siswa, yaitu
− Meningkatkan Kreativitas
− Mengembangkan Keterampilan Sosial
− Meningkatkan Keterampilan Komunikasi
− Memperdalam Pemahaman Karakter dan Situasi
− Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah
− Membangun Rasa Percaya
− Menstimulasi Pembelajaran yang Aktif
Guru memiliki peran penting dalam mengimplementasikan
tahapan bermain peran di kelas. Berikut adalah beberapa hal yang
bisa dilakukan oleh guru untuk mendukung siswa dalam bermain
peran:
− Pemilihan Materi yang Tepat: Guru dapat memilih materi
atau skenario bermain peran yang sesuai dengan kurikulum
dan tingkat pemahaman siswa. Materi tersebut dapat
berkaitan dengan topik yang sedang dipelajari atau
menghadirkan situasi yang relevan dengan kehidupan
sehari-hari siswa.
− Modeling Peran: Sebelum meminta siswa untuk bermain
peran, guru dapat memberikan demonstrasi atau modeling
bagaimana memainkan peran tersebut dengan baik. Hal ini
membantu siswa memahami ekspektasi dan standar yang
diharapkan dalam bermain peran.
− Fasilitasi Diskusi Pemahaman Karakter: Guru dapat
memfasilitasi diskusi tentang karakter dan situasi yang akan
dimainkan oleh siswa. Ini membantu siswa memahami latar

10
belakang, motivasi, dan perasaan karakter tersebut
sehingga mereka dapat memainkan peran dengan lebih
autentik.
− Pembagian Peran yang Adil: Guru dapat memastikan
bahwa setiap siswa memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi dalam bermain peran dengan membagi peran
secara adil. Ini bisa dilakukan dengan mengatur kelompok
bermain peran kecil atau menggeser peran dari waktu ke
waktu.
− Mengamati dan Memberi Umpan Balik: Guru dapat
mengamati siswa saat mereka bermain peran dan
memberikan umpan balik yang konstruktif tentang
penampilan mereka. Umpan balik ini dapat meliputi hal-hal
yang telah dilakukan dengan baik dan saran untuk
perbaikan di masa depan.
− Mendorong Refleksi: Setelah bermain peran, guru dapat
mendorong siswa untuk merefleksikan pengalaman
mereka. Pertanyaan reflektif seperti "Apa yang Anda
pelajari dari bermain peran ini?" atau "Apa yang bisa Anda
lakukan lebih baik di masa depan?" dapat membantu siswa
mengidentifikasi pembelajaran mereka.
− Integrasi dengan Pembelajaran Lain: Guru dapat
mengintegrasikan kegiatan bermain peran dengan
pembelajaran lain di kelas, seperti membaca, menulis, atau
berbicara. Misalnya, siswa dapat menulis jurnal karakter
atau membuat presentasi tentang pengalaman bermain
peran mereka.

Dengan demikian, tahapan bermain peran tidak hanya memberikan


pengalaman yang menyenangkan bagi siswa, tetapi juga membantu
mereka mengembangkan berbagai keterampilan dan kompetensi penting
yang diperlukan untuk berhasil dalam kehidupan sehari-hari dan di tempat
kerja di masa depan.9

9Kolnel, Oktaria Mbeni Haba. "Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara Siswa Kelas I Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah DASAR."

11
7. Tahapan Berbalas Pantun
Berbalas pantun adalah kegiatan yang menyenangkan dan bisa
menjadi cara yang baik untuk melibatkan siswa kelas awal dalam
pengembangan kreativitas, berpikir kritis, dan kemampuan berbahasa.
Berikut adalah tahapan berbalas pantun yang disesuaikan untuk siswa
kelas awal:
− Pengantar dan Contoh Pantun: Guru memperkenalkan konsep
berbalas pantun kepada siswa dan memberikan contoh pantun
sederhana sebagai pengantar. Guru bisa mengucapkan pantun
dan meminta siswa untuk mengidentifikasi pola rima dan irama.
− Pemilihan Tema atau Topik: Guru memilih tema atau topik yang
sesuai dengan minat dan pemahaman siswa. Misalnya, tema
tentang binatang, makanan favorit, atau aktivitas sehari-hari.
− Penjelasan Aturan Berbalas Pantun: Guru menjelaskan aturan
berbalas pantun secara sederhana kepada siswa, termasuk
pola rima yang digunakan dalam pantun (A-B-A-B) dan
pentingnya menjaga kesinambungan cerita dalam pantun.
− Membuat Pantun Bersama: Guru dan siswa bersama-sama
membuat satu atau dua pantun sebagai contoh.
− Guru meminta masukan dari siswa tentang kata-kata atau tema
yang ingin dimasukkan ke dalam pantun.
− Pembagian Kelompok atau Pasangan: Guru membagi siswa ke
dalam kelompok kecil atau pasangan untuk berbalas pantun.
Setiap kelompok atau pasangan akan memiliki giliran untuk
membuat dan membalas pantun.
− Berbalas Pantun: Setiap kelompok atau pasangan secara
bergantian membuat dan membalas pantun sesuai dengan
tema atau topik yang telah ditetapkan. Guru dapat memberikan
waktu yang cukup untuk setiap giliran sehingga semua siswa
memiliki kesempatan untuk berpartisipasi.
− Pertunjukan Pantun: Setelah semua kelompok atau pasangan
telah selesai berbalas pantun, mereka dapat

POLYGLOT: Jurnal Ilmiah, 15 (2), 2019: 339.

12
mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas. Ini memberi
kesempatan bagi siswa untuk berbagi kreativitas mereka
dengan teman-teman sekelas.
− Refleksi dan Umpan Balik: Setelah pertunjukan selesai, guru
dapat memimpin sesi refleksi di mana siswa berbagi
pengalaman mereka dalam berbalas pantun. Guru juga dapat
memberikan umpan balik positif kepada siswa tentang
kecerdasan dan kreativitas mereka dalam merangkai pantun
Dengan mengikuti tahapan-tahapan ini, berbalas pantun bisa
menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa
kelas awal, membantu mereka mengembangkan keterampilan
berbahasa, kreativitas, dan kerjasama tim.10

10Ayu Saradina Larosa, Rossi Iskandar. "Analisis Keterampilan Berbicara Siswa melalui
Pantun di Sekolah Dasar." JURNAL BASICEDU : Research & Learning in Elementary
Education, 5 (5), 2021 : 3730.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berbicara adalah keterampilan komunikasi yang penting bagi siswa
untuk dikembangkan, karena memungkinkan mereka untuk
menyampaikan ide, pendapat, dan emosi secara efektif, maka dari itu
keterampilan berbicara siswa perlu ditingkatkan sedini mungkin, guna
sebagai bekal masa depan siswa.
Kita sebagai calon seorang guru harus menjadi fasilitator dalam proses
peningkatan keterampilan berbicara siswa, dengan menerapkan berbagai
tahapan proses pembelajaran berbicara. Agar proses pembelajaran
berbicara siswa lebih aktif, menyenangkan dan bisa dikenang.
Di zaman ini guru dituntut untuk lebih kreatif, inovatif . Guru dituntut
untuk bisa menciptakan proses pembelajaran yang aktif,
menyenangkan,di karenakan proses ini membutuhkan pendekatan yang
terstruktur dan berkesinambungan untuk mengembangkan keterampilan
berbicara yang efektif,
B. Saran
Sebagai calon guru marilah mulai sekarang kita mempersiapkan diri
menjadi guru yang kreatif dan inovatif, khususnya dalam pembelajaran
bicara siswa, agar pembelajaran yang kita lakukan menjadi efektif kelak.
Beberapa saran yang bisa kita terapkan kelak dalam proses pembelajaran
bebicara siswa di imbangi dengan menarapkan tahapan proses
pembelajaran berbicara, seperti : Gunakan Gambar dan Visual pada saat
mengajar ,Berikan Model Percakapan Sederhana,Latih Pernyataan dan
Pertanyaan, Gunakan Permainan dan Aktivitas Kelompok,Ajarkan Kosa
Kata Baru Secara Teratur, dan yang penting jangn lupa libatkan orang tua.
Dengan begitu pembelajaran berbicara yang kita lakukan menjadi lebh
efektif kelak.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ayu Saradina Larosa, Rossi Iskandar. "Analisis Keterampilan Berbicara Siswa


melalui Pantun di Sekolah Dasar." JURNAL BASICEDU : Research &
Learning in Elementary Education, 5 (5), 2021 : 3723 - 3737.
Azizah, Nur. "Peran Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan Bahasa Siswa
Melalui Kegiatan Literasi Di Kelas I." FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN : UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA, 2018.
Fadhallah, R.A, WAWANCARA. Yogyakarta: UNJ PRESS, 2020.
Kolnel, Oktaria Mbeni Haba. "Penerapan Metode Bermain Peran Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas I Pada Pelajaran
Bahasa Indonesia Sekolah Dasar." POLYGLOT: Jurnal Ilmiah, 15 (2),
2019: 333-347.
Setyonegoro, Agus. "Hakikat, Alasan, Dan Tujuan Berbicara (Dasar Pembangun
Kemampuan Berbicara Mahasiswa)." Pena : universitas jambi, Vol. 3 No.
1, 2013.
Sofie Putri Ardillani, Murfiah Dewi Wulandari. "Analisis Perkembangan Sosial-
Emosional Siswa SD Kelas Bawah Selama Pembelajaran Tatap Muka
Terbatas." DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, 6 (1), 2022: 62-71.
Suci Aulia Rahmat, Imam Ghozali Budi Harjo. "Penerapan Metode Bercakap-
Cakap Terhadap Pengembangan Komunikasi Anak Dalam Efektivitas ."
Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung I (LXXV) Desember 2021
, 2021: 128-141.
Tuti Hayati, Heri Hidayat, Nur Ilahiah. "Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berbicara Anak Usia Dini ." MURHUM : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
2 (2), 2021: 58-68.
Widiarsa, I Nengah. "Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Diskusi."
Jurnal Pendidikan Indonesia, 1 (3), 2020.
Zubaidah, Enny. "Pemanfaatan Media Pembelajaran Untuk Menciptakan
Lingkungan Kelas SD (Alternatif Penciptaan Laboratorium SD yang Efektif
)." Jurnal Prima Edukasia, 3 (1), 2015.

15

Anda mungkin juga menyukai