Muhammad Jamalullail - Baja
Muhammad Jamalullail - Baja
TENTANG BAJA
Disusun Oleh:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ‘’ Baja ‘’.
Makalah ‘’ Baja ‘’ ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ‘’ Baja’’. ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Baja merupakan paduan logam dengan besi (Fe) sebagai unsur dasar dan karbon
( C ) sebagai unsur paduan utamanya. Material baja lebih unggul dari segi kekuatan,
kekakuan serta daktilitasnya. Sehingga snagat tidak heran apabila di setiap proyek-proyek
besar seperti jembatan atau gedung bertingkat tinggi menggunakan baja selalu di temukan
meskipun tidak harus mendominasi. Selain itu karena buatan pabrik, baja mamiliki kelebihan
dibandingkan dengan material beton atau kayu karena memiliki control mutu yang baik.
Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur
paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat
sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras. Unsur paduan
lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium),
vanadium, dan nikel. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya,
berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat
meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi
lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).
Proses pembuatan baja melibatkan beberapa tahapan penting, mulai dari pembuatan
besi hingga transformasi besi menjadi baja dengan metode seperti BOS, EAF, dan proses
austempering. Tahapan ini penting untuk memastikan bahwa baja yang dihasilkan memiliki
kualitas yang sesuai dengan kebutuhan industri. Dengan demikian, proses pembuatan baja
melibatkan serangkaian langkah yang kompleks dan penting untuk menghasilkan baja
berkualitas tinggi.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian baja
Baja merupakan paduan logam dengan besi (Fe) sebagai unsur dasar dan karbon (
C ) sebagai unsur paduan utamanya. Material baja lebih unggul dari segi kekuatan, kekakuan
serta daktilitasnya. Sehingga snagat tidak heran apabila di setiap proyek-proyek besar seperti
jembatan atau gedung bertingkat tinggi menggunakan baja selalu di temukan meskipun tidak
harus mendominasi. Selain itu karena buatan pabrik, baja mamiliki kelebihan dibandingkan
dengan material beton atau kayu karena memiliki control mutu yang baik.
Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur
paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat
sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras. Unsur paduan
lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium),
vanadium, dan nikel. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya,
berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat
meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi
lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).
Pengaruh utama dari kandungan karbon dalam baja adalah pada kekuatan, kekerasan, dan
sifat mudah dibentuk. Kandungan karbon yang besar dalam baja mengakibatkan
meningkatnya kekerasan tetapi baja tersebut akan rapuh dan tidak mudah dibentuk (Davis,
1982).
Menurut (Amstead, 1993) secara umumnya, baja paduan memiliki sifat yang unggul
daripada baja karbon biasa, diantaranya: 1. Keuletan yang tinggi tanpa pengurangan
kekuatan tarik.
2. Tahan terhadap korosi dan keausan yang tergantung dari jenis paduannya.
3. Tahan terhadap perubahan suhu, ini berarti bahwa sifat fisiknya tidak banyak berubah.
4. Memiliki butiran halus dan homogen.
Pengaruh unsur-unsur paduan dalam baja adalah sebagai berikut:
1. Unsur karbon (C)
Karbon merupakan unsur terpenting yang dapat meningkatkan kekerasan dan
kekuatan baja. Kandungan karbon di dalam baja sekitar 0,1%-1,7%, sedangkan unsur
lainnya dibatasi sesuai dengan kegunaan baja. Unsur paduan yang bercampur di dalam
lapisan baja adalah untuk membuat baja bereaksi terhadap pengerjaan panas dan
menghasilkan sifat-sifat yang khusus. Karbon dalam baja dapat meningkatkan
kekuatan dan kekerasan tetapi jika berlebihan *Proses Pembuatan Baja*
Baja adalah salah satu material penting dalam industri konstruksi dan
manufaktur. Proses pembuatan baja melibatkan beberapa tahapan yang penting untuk
menghasilkan baja berkualitas. Berikut adalah beberapa tahapan umum dalam proses
pembuatan baja:
1. *Pembuatan Besi:*
- Proses pembuatan baja dimulai dengan pembuatan besi. Ada beberapa metode
yang digunakan dalam pembuatan besi, seperti Blast Furnace dan Direct Reduction.
Blast Furnace menggunakan kokas sebagai reduktor, sementara Direct Reduction
menggunakan gas alam [𝟏].
2. *Pembuatan Baja:*
- Setelah besi diproduksi, langkah selanjutnya adalah mengubah besi menjadi
baja. Salah satu metode yang umum digunakan adalah Basic Oxygen Steelmaking
(BOS) atau Linz-Donawitz process. Proses ini juga dikenal sebagai proses pembuatan
baja dengan oksigen dasar. Selain itu, ada juga Electric Arc Furnace (EAF) yang
digunakan dalam pembuatan baja [𝟐] [𝟑].
1. Pembuatan Besi:
Proses pembuatan baja dimulai dengan pembuatan besi. Ada beberapa metode yang
digunakan dalam pembuatan besi, seperti Blast Furnace dan Direct Reduction. Blast
Furnace menggunakan kokas sebagai reduktor, sementara Direct Reduction
menggunakan gas alam
2. Pembuatan Baja:
Setelah besi diproduksi, langkah selanjutnya adalah mengubah besi menjadi baja.
Salah satu metode yang umum digunakan adalah Basic Oxygen Steelmaking (BOS) atau
Linz-Donawitz process. Proses ini juga dikenal sebagai proses pembuatan baja dengan
oksigen dasar. Selain itu, ada juga Electric Arc Furnace (EAF) yang digunakan dalam
pembuatan baja
Proses pembuatan baja melibatkan beberapa tahapan penting, mulai dari pembuatan besi
hingga transformasi besi menjadi baja dengan metode seperti BOS, EAF, dan proses
austempering. Tahapan ini penting untuk memastikan bahwa baja yang dihasilkan memiliki
kualitas yang sesuai dengan kebutuhan industri. Dengan demikian, proses pembuatan baja
melibatkan serangkaian langkah yang kompleks dan penting untuk menghasilkan baja
berkualitas tinggi.
Bagian ini merupakan balok vertikal struktural yang berfungsi sebagai tiang penyangga
utama bangunan konstruksi. Pada umumnya, column menggunakan material baj H Beam,
WF, pipa, atau dari jenis material baja lainnya yang difabrikasi sesuai desain.
Girder merupakan balok horizontal pada struktural yang berfungsi sebagai pengikat
antar column untuk membuat kekuatan dan kekencangan struktural. Bagian ini biasanya
dibuat dari material baja WF, beal castella, atau material baja profil lainnya.
Kadang ada juga struktur baja yang tidak menggunakan girder untuk kekencangannya,
hanya menggunakan strut (material baja dengan ukuran lebih kecil). Misalnya seperti, UNP
atau LNP yang dipasang secara horizontal menggantikan fungsi girder. Selain itu, dalam
desain modern seperti sekarang juga banyak menggunakan istilah rigid frame yang berfungsi
sebagai girder maupun roof.
Selanjutnya ada bagian Rafter yang merupakan kuda-kuda atau komponen penopang
atap struktural. Bagian ini sangat penting sebagai tempat dudukan purlin dan sheet. Biasanya
Rafter dibentuk menggunakan material baja WF, UNP, atau material baja lainnya yang telah
difabrikasi sesuai gambar desain.
Selain jenis material tersebut, Rafter juga dapat dibuat menggunakan beam castella
yang merupakan baja profil WF dipotong secara zig-zag di tengahnya. Lalu, disatukan
kembali sehingga menjadi bentuk baja profil baru yang lebih lebar dengan lubang-lubang di
tengahnya.
Hal itu dilakukan untuk memperoleh kekuatan yang lebih besar dengan bobot beam
tetap sama (tidak jauh beda dari bobot awalnya). Castellated beam digunakan jika jarak antar
bagian yang dihubungkan cukup jauh, misalnya 8 meter lebih.
Bagian material baja ini dipasang secara menyilang pada struktural. Meski terlihat
sepele, namun bracing berperan penting sebagai penguat kekencangan antar column ke
column agar posisinya tetap tegak vertikal.
Bracing biasanya dibuat menggunakan material angle/ siku atau material lainnya yang
sudah dimodifikasi seperti, pipa kecil, betonesser, dll.
Merupakan material non-struktural yang dipasang secara horizontal pada atap untuk
dudukan sheet (seng galvalum) sekaligus berfungsi sebagai penguat kekencangan roof.
Purling dibuat menggunakan material baja ringan atau channal ‘C’.
Merupakan potongan plat yang dipasang dan di las pada ujung column. Fungsinya
sebagai tumpuan, landasan atau bantalan kemudian diikat dengan anchor bolt. Biasanya,
baseplate dibuat menggunakan plat dengan ketebalan minimal 8mm atau disesuaikan dengan
besar kecilnya ukuran column yang digunakan.
Anchor bolt adalah baut yang ditanam secara permanen pada pondasi sebagai
pengikat baseplate column. Bagian ini biasanya dibuat menggunakan material roundbar yang
di sebagian ujungnya dibentuk theaded (drat)
Itulah bagian struktur baja yang harus ada dalam konstruksi bangunan agar dapat berdiri kuat
dan kokoh.
Baja merupakan paduan logam dengan besi (Fe) sebagai unsur dasar dan karbon ( C )
sebagai unsur paduan utamanya. Material baja lebih unggul dari segi kekuatan, kekakuan
serta daktilitasnya. Sehingga snagat tidak heran apabila di setiap proyek-proyek besar seperti
jembatan atau gedung bertingkat tinggi menggunakan baja selalu di temukan meskipun tidak
harus mendominasi. Selain itu karena buatan pabrik, baja mamiliki kelebihan dibandingkan
dengan material beton atau kayu karena memiliki control mutu yang baik.
Meskipun dengan kelebihan-kelebihan yang baja memiliki, baja tidak luput dari
kekurangan yang ada. Kekurangan pada baja adalah mudah terjadi kerusakan bila terjadi
kontak dengan lingkungan yang korosif. Untuk mengurangi korosif yang ada pada baja dapat
di lakukan dengan pelapisan menggunakan cat, pembalutan dengan plastic, tin plating,
galvanisasi, chromium plating, serta pengorbanan anode.
Berikut kelebihan dan kekurangan baja yang perlu di ketahui sebelum memilih baja sebagai
material utama pada struktur bangunan:
Selain kelebihan- kelebihan yang telah di sebutkan diatas, kelebihan-kelebihan baja secara
umum dapat dijabarkan sebagai berikut
•Cepat dalam pemasangan
Mudah dalam penyambungan baik dengan baut, paku keeling maupun las
•Dapat dibentuk menjadi profil yang di inginkan
•Kemungkinan dapat digunakan kembali setelah pembongkaran
•Masih dapat bernilai meskipun tidak digunakan kelmbali sebagai elemen struktur
Salah satu inovasi terkini dalam konstruksi baja adalah penggunaan baja berdaya tahan tinggi.
Baja jenis ini memiliki kekuatan yang luar biasa dan memungkinkan struktur yang lebih ringan
dan lebih kuat. Ini menghasilkan bangunan yang lebih efisien secara struktural dan
memungkinkan penggunaan material yang lebih sedikit.
Pemodelan 3D dan Building Information Modeling (BIM) telah mengubah cara perancangan dan
konstruksi dilakukan. Ini memungkinkan para insinyur dan arsitek untuk membuat model digital
yang sangat rinci dari proyek konstruksi. Ini tidak hanya membantu dalam perencanaan yang
lebih baik, tetapi juga memungkinkan identifikasi masalah potensial sebelum konstruksi dimulai,
menghemat waktu dan biaya.
PENUTUPAN
1.1 Kesimpulan
1. Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur
paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1%
berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras. Unsur
paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom
(chromium), vanadium, dan nikel. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur
paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan
karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya
(tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta
menurunkan keuletannya (ductility).
2. Baja merupakan besi dengan kadar karbon kurang dari 2 %. Baja dapat dibentuk
menjadi berbagai macam bentuk sesuai dengan keperluan. Secara garis besar ada 2 jenis
baja, yaitu : baja karbon dan baja paduan.
3. Baja adalah salah satu material penting dalam industri konstruksi dan manufaktur.
Proses pembuatan baja melibatkan beberapa tahapan yang penting untuk menghasilkan
baja berkualitas
4. Proses pembuatan baja melibatkan beberapa tahapan penting, mulai dari pembuatan
besi hingga transformasi besi menjadi baja dengan metode seperti BOS, EAF, dan proses
austempering. Tahapan ini penting untuk memastikan bahwa baja yang dihasilkan
memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan industri. Dengan demikian, proses
pembuatan baja melibatkan serangkaian langkah yang kompleks dan penting untuk
menghasilkan baja berkualitas tinggi.
5. memanfaatkan teknologi terkini dalam konstruksi baja, proyek konstruksi menjadi lebih
efisien, kuat, dan aman. Inovasi terus mendorong batasan-batasan dalam pembangunan
struktur baja, membuka peluang untuk desain yang lebih kreatif dan keberlanjutan yang
lebih tinggi dalam industri konstruksi. Ini adalah saat yang menarik dalam perkembangan
teknologi konstruksi, dan kita dapat mengharapkan terus melihat perkembangan yang
lebih menarik di masa depan.
6. Proses pembuatan baja melibatkan beberapa tahapan penting, mulai dari pembuatan besi
hingga transformasi besi menjadi baja dengan metode seperti BOS, EAF, dan proses
austempering. Tahapan ini penting untuk memastikan bahwa baja yang dihasilkan
memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan industri.
7. Meskipun dengan kelebihan-kelebihan yang baja memiliki, baja tidak luput dari
kekurangan yang ada. Kekurangan pada baja adalah mudah terjadi kerusakan bila terjadi
kontak dengan lingkungan yang korosif. Untuk mengurangi korosif yang ada pada baja
dapat di lakukan dengan pelapisan menggunakan cat, pembalutan dengan plastic, tin
plating, galvanisasi, chromium plating, serta pengorbanan anode.
1.2Saran
Dalam bidang konstruksi, tentunya sudah tidak asing dengan nama-nama struktur
baja. Struktur baja merupakan susunan berbagai material dari baja struktural yang
dirangkai dan saling terhubung sehingga membentuk kekuatan yang kokoh untuk
menahan beban.Alasan menggunakan struktur baja untuk konstruksi bangunan
Dibandingkan dengan struktur dari bahan tradisional lainnya, struktur baja memilik
banyak keunggulan tersendiri, yakni: Struktur baja lebih kokoh Kuat dan tahan
lamaLebih cepat pembangunannya Hemat biaya perawatan, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, struktur baja banyak digunakan dalam konstruksi bangunan modern. Tidak
hanya untuk bangunan industri berat saja, namun bisa juga untuk bangunan konstruksi
skala kecil seperti, bangunan ruko, pendopo, rest area, dan masih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniadi, A., , 2016"Pemanfaatan Slag Baja Sebagai Bahan Substitusi Agregat Halus Pada
Pembuatan Paving Block, Rekayasa Teknik Sipil, 1(1),
Munir, Raji. 2017. “Pengertian Baja, serta Kelebihan dan Kekurangan Baja dan. Kekurangan
Baja sebagai Material Struktur.”
Bayuseno, A.P., 2009, Analisa Laju Korosi pada Baja untuk Material Kapal dengan dan tanpa
Perlindungan Cat, Jurnal Rotasi, Vol. 11, No. 3.
Anggi, Awal. 2012. Proses Pembuatan Baja Karbon. Jurnal Poros Teknik. Volume 6(3). Dapat
diakses pada https://tsffarmasiunsoed2012...
Pengaruh Perlakuan Panas Baja AISI 1029 dengan Metoda Quenching dan Media Pendingin
terhadap Sifat Mekanik dan. Makro Struktur. Jurnal Teknik Mesin (JTM), 5(1).