Anda di halaman 1dari 3

1.

Pendidikan Ekonomi Syariah merupakan ilmu yang mempelajari permasalahan ekonomi dengan
memandang, menganalisa dan menyelesaikan menggunakan cara-cara Islam. Penyelesaiannya
berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah nabi sehingga belajar ekonomi syariah memang sangat penting.

Tujuan mempelajari ekonomi syariah bagi mahasiswa berarti membantu mendukung kemajuan
lembaga ekonomi umat Islam,untuk mewujudkan integritas sebagai muslim yang kaffah sehingga
keislamannya tidak diragukan lagi. Mempelajari ekonomi syariah sebagai mahasiswa muslim agar tidak
lagi bergelut pada ekonomi konvensional.

2.Maqashid syariah secara bahasa adalah tempat menuju ke sumber air tanpa terputus, secara
makna syar’i yaitu sesuatu yang ditetapkan Allah SWT untuk hambanya berupa ajaran agama.
Maqashid syariah dibagi menjadi tiga yaitu:
Al-dhuriyat yakni kemaslahatan-kemaslahatan yang kepadanya bersandar kehidupan manusia
dan eksistensi masyarakat. Jika kemaslahatan itu tidak ada maka akan terjadi ketidakstabilan,
kerusakan dan kesengsaraan di dunia dan akhirat seperti makanan, minuman, dll.
Al-Hajiyat yaitu perkara-perkara yang dibutuhkan manusia untuk menghilangkan kesulitan
Al-Tahsiniyah yaitu sesuatu yang menjadikan hidup manusia lebih pantas dan beradab.
Ad-din yaitu memakai pakaian yang bagus saat ke masjid, melakukan hal-hal yang sunnah
An-Nafs yaitu tidak ditegakkannya qishos karena ketidakjelasan pembunuhan dan diganti denga
diat
Perbedaan konsep islam dan konsep barat
Konsep islam
Kemaslahatan agama sebagai prioritas dan barometer
Hak dasar manusia adalah lima hal(adh-dharurat al-khoms) dan merupakan satu kesatuan yang
tak terpisahlkan
Antara hak dan kewajiban adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan bersifat tawazun
(seimbang)
Hak dan kewajiban bersifat value bound (dibatasi nilai-nilai) seperti dilarang nikah sesama jenis.
Konsep barat :
Hak dasar manusia pertama adalah kebutuhan primer fisik
Perhatian kepada hak-hak lebih besar dibanding dengan kewajiban
Hak-hak bersifat free of value (bebas dari nilai-nilai sperti diperbolehkannya nikah sesama jenis)
3.Manusia adalah khalifah di muka bumi. Islam memandang bahwa bumi dengan segala isinya
merupakan amanah Allah kepada sang khalifah, agar dipergunakan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan
bersama. Untuk mencapai tujuan suci ini, Allah memberikan petunjuk melalui para rasul-Nya, baik yang
meliputi akidah, akhlak, maupun syariah.

Dua komponen pertama, akidah dan akhlak, bersifat konstan (tetap). Keduanya tidak mengalami
perubahan apa pun dengan berbedanya waktu dan tempat. Sedangkan syariah senantiasa berubah
sesuai dengan kebutuhan dan taraf peradaban umat manusia. Perbedaan itu sesuai dengan masa
masing-masing rasul. Hal ini diungkapkan dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 48 yang artinya:

”Dan kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian [421] terhadap kitab-kitab
yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk
tiap-tiap umat di antara kamu [422], kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah
kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan- Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.”

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW juga bersabda:

“Para rasul tak ubahnya bagaikan saudara sebapak, ibunya (syariahnya) berbeda-beda sedangkan dinnya
(tauhidnya) satu.” (HR Bukhari, Abu Dawud, dan Ahmad)

Oleh karena itu, syariah Islam yang dibawa Rasulullah SAW mempunyai keunikan tersendiri. Bukan saja
menyeluruh atau komprehensif, tetapi juga universal. Karakter istimewa ini diperlukan sebab tidak akan
ada syariah lain yang datang untuk menyempurnakannya.

Komprehensif, berarti syariah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun
sosial (muamalah). Ibadah diperlukan untuk menjaga ketaatan dan keharmonisan hubungan manusia
dengan Khaliq-nya. Ibadah juga merupakan sarana untuk mengingatkan secara terus-menerus mengenai
tugas manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi. Muamalah diturunkan untuk menjadi rules of the
game atau aturan main manusia dalam kehidupan sosial.

Universal, berarati syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir zaman.
Universalitas ini tampak jelas terutama pada bidang muamalah. Selain mempunyai cakupan luas dan
fleksibel (lentur), muamalah tidak membeda-bedakan antara Muslim dan non-Muslim. Kenyataan ini
tersirat dalam suatu ungkapan yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib:

“Dalam bidang muamalah, kewajiban mereka adalah kewajiban kita dan hak mereka adalah hak kita.”
Fleksibelitas muamalah ini dimungkinkan karena Islam mengenal tsawabit wa mutaghayyirat principles
and variables (ada hal-hal yang bersifat tetap/prinsip dan ada pula yang berubah-ubah/variable). Dalam
sektor ekonomi misalnya, yang merupakan prinsip diantaranya adalah larangan riba, sistem bagi hasil,
pengambilan keuntungan, dan pengenaan zakat. Sedangkan yang bersifat variabel adalah instrumen-
instrumen untuk melaksanakan prinsip-prinsip tersebut, misalnya aplikasi prinsip jual beli modal kerja,
penerapan asas mudharabah (investasi bagi hasil), atau penerapan bai’ as-salam (jual beli pesanan)
dalam pembangunan suatu proyek.

4. Disebut ekonomi islam atau ekonomi syariah karena berbasis pada aturan dan cara islam. baik dalam
Perbedaan ekonomi islam dan konvensional bisa ditinjau dari kepentingan. Ditinjau dari tujuannya,
ekonomi islam lebih mengutakan untuk mencapai tujuan yang baik bukan hanya urusan di dunia, tetapi
juga baik untuk di akhirat. Misalnya terkait masalah riba, maka dalam ekonomi islam di tiadakan istilah
riba. Tujuan lain dari ekonomi islam adalah tidak berorientasi pada diri sendiri, melainkan untuk
mencapai kepentingan oranglain juga. Sehingga mampu mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi rakat
secara umum.

Berbeda lagi dengan ekonomi konvesional. Perekonomian konvensional adalah ilmu yang mempelajari
perekonomian yang menekankan pada kebebasan dan menggunakan sistem perekonomian berbasis
pada era global.

Perbedaan ekonomi islam dan konvensional jelas saja berbeda. Dilihat dari segi tujuannya, ekonomi
konvensional bertujuan untuk mementingkan dan meraup keuntungan sebesar-besarnyang yang
sifatnya keduniawian.Tujuan lainnya adalah mencapai kesejahteraan individu itu sendiri. Memang
berbeda jauh dengan ekonomi islam. sumber ekonomi konvensional mengacu pada hal-hal yang sifatna
positivicti. Bagaimana jika ditinjau dari kepemilikannya, apakah perbedaan ekonomi islam dan
konvensional sama? tentu saja berbeda.Pada ekonomi konvensional, kepemilikan hanya untuk pribadi
ang dibabaskan untuk memiliki semua kekayaan yang diperolehnya saja. Sedangkan dari segi
pengambilan hasil, bisa di dapatkan dari bunga dari pengambilan keuntungan dari prosentase modal.

Anda mungkin juga menyukai