Proposal Tiara Dwi Astuti
Proposal Tiara Dwi Astuti
PENDAHULUAN
membedakan dengan hukum lainnya adalah adanya sanksi pidana dan hukum
menyatakan bahwa hukum pidana adalah bagian dari keseluruan hukum yang
tentang perbuatan yang tidak boleh dilakukan, dilarang yang disertai ancaman
1
Eddy O.S. Hiariej, Prinsip-Prinsip Hukum Pidana Edisi Revisi, Cahaya Atma Jaya,
Yogyakarta, Edisi Pertama, 2014. hlm. 16.
2
Ibid.
3
Abdul Basir, Polisi dan Jaksa Dalam Sistem Peradilan Pidana, Byrru Cakrawala,
Edisi Pertama, Jakarta, 2019. hlm. 14.
1
2
dibagi menjadi 2 (dua) yakni hukum pidana dalam arti materil dan hukum
Undang-Undang Pidana.6
hukum acara pidana (formil) Perbuatan hukum pidana yang dilakukan oleh
tiap-tiap subyek hukum atau suatu delik yang diatur dalam KUHP maka
disebut sebagai tindak pidana umum, selanjutnya kalau delik diatur dalam
khusus.
terpisah dengan KUHP disebabkan karena berbagai faktor, salah satu faktor
satunya yakni, karena KUHP yang pada saat ini dinilai sudah tidak sesuai
4
Ibid.
5
Andi Hamzah, Hukum Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2017. hlm. 2.
6
Ibid. hlm.6.
3
Traficking).
trafficking) bukan lagi hal baru tetapi sudah menjadi masalah nasional dan
internasional yang berlarut-larut yang sampai saat ini belum dapat diatasi
secara tepat, baik oleh pemerintah setiap Negara maupun oleh organisasi-
perdagangan orang.7
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang termuat dalam Pasal 297
yang belum dewasa akan dikenakan sanksi berupa hukuman 6 tahun pidana
7
Anas, Implementasi Kebijakan Pencegahan dan Penaganan Perdagangan Perempuan
dan Anak pada Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Palu, e-
journal, Katalogis, Volume 5 Nomor 6, Juni 2017 h. 111-112
8
Paul, Sinlaeloe, Tindak Pidana Perdagangan Orang, Malang, Setara Press, 2017
4
undang ini telah diatur secara tegas mengenai sanksi bagi pelaku
memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam
orang tereksploitasi.
dipastikan dilakukan oleh lebih dari satu orang atau satu subjek hukum, yang
perdagangan orang.
ini adalah mengenakan hukuman atau sanksi terhadap subyek hukum karena
hukum pidana adalah meneruskan hukuman yang secara objektif ada pada
atas perbuatan delik yang telah dilakukan dari suatu keadaan normal dan
9
Eddy O.S. Hiariej, Op.Cit.
10
Ibid.
11
Ibid, hlm. 163.
6
pelaku tindak pidana perdagangan orang yakni pada perkara putusan nomor
Pada kasus a quo terjadi sekira pada tahun 2022 lalu yang bermula
bayi atau orang tua yang mau jika anaknya di adopsikan, bahwa terpidana
bayi yang dibuang oleh orang tuanya akibat tidak mau menanggung rasa malu
7
terjamin selain itu ibu dari anak tersebut beranggapan jika bayinya di
adopsikan maka ibu tersebut akan sering diberi uang oleh adopter mengingat
tersebut akhirnya terdakwa menghubungi calon adopter jika ada bayi yang
terdakwa maka uang tersebut terdakwa berikan kepada ibu dari anak itu
dinas sosial segera melaporkan hal ini kepada Kepolisian Resort Cibinong
perdagangan orang.
atas, bahwa terjadi disparitas antara das sollen dan das sein serta
30/Pid.Sus/2023/PN.Cbi).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
maka ada beberapa tujuan ingin penulis capai dari hasil penelitian ini, yaitu:
D. Manfaat Penelitian
diharapkan oleh peneliti dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teori
2. Secara Praktik
10
E. Kerangka Teori
hal ini adalah mengenakan hukuman atau sanksi terhadap subyek hukum
pembuatnya.13
12
Eddy O.S. Hiariej, Op.Cit.
13
Ibid.
11
secara pidana atas perbuatan delik yang telah dilakukan dari suatu
dan
F. Orisinalitas Penelitian
ini peneliti uraikan 3 (tiga) penelitian tentang tindak pidana korupsi dan
15
Siska Saragih. "Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Perdagangan Orang
(Studi Putusan No. 337/Pid. Sus/2020/PN Bna)." (2022).
13
pelaku, dan jenis data yang digunakan peneliti yakni data skunder yakni
garis besar;
PERDAGANGAN ORANG”16
16
Sulthan, Fairuz. PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA BAGI ANAK BERSTATUS
MUNCIKARI DALAM TINDAK PIDANA PERDAGANGAN SEKS KOMERSIAL ANAK
DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG TINDAK
PIDANA PERDAGANGAN ORANG. Diss. Fakultas Hukum Unpas, 2018.
15
Trafficking) dalam lingkup anak dan jenis data yang digunakan peneliti
yakni data skunder yakni data yang didapatkan dari hasil kepustakaan
G. Sistematika Penulisan
17
Syahrin, Muhammad Noor Alfi. "Perlindungan Hukum Terhadap Anak Yang
Menjadi Korban Perdagangan Orang Menurut Konvensi Anak 1989 Dan Hukum Nasional."
16
BAB I PENDAHULUAN
tindak pidana.
BAB V PENUTUP
permasalahan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertanggungjawaban Pidana
ini adalah mengenakan hukuman atau sanksi terhadap subyek hukum karena
18
Eddy O.S. Hiariej, Prinsip-Prinsip Hukum Pidana Edisi Revisi, Cahaya Atma
Pustaka, 2017.Hlm.154.
19
Ibid. Hlm. 158.
17
18
hukum pidana adalah meneruskan hukuman yang secara objektif ada pada
yakni:
20
Ibid. Hlm.159.
21
Ibid.
22
Ibid.
19
seorang dapat diukur dengan apakah pelaku tindak pidana itu mampu
kealpaan; dan
B. Tindak Pidana
terdapat dua unsur pembentuk kata, yaitu straafbaar dan feit. Perkataan feit
dihukum24
Istilah delik merupakan kata yang berasal dari istilah bahasa latin
delictum dan delicta. Delik dalam bahasa asing disebut strafbaarfeit. Istilah
strafbaarfeit terdiri dari 3 (tiga) kata yaitu straf, baar, dan feit. Straf diartikan
sebagai pidana dan hukum, baar diartikan sebagai dapat dan boleh.
23
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta , Jakarta, 2009. Hlm. 177.
24
Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta, 2012. hlm. 5
20
tertib hukum) yang dengan sengaja ataupun dengan tidak sengaja telah
atau doen positif atau melainkan (visum atau nabetan) atau met doen
negative/maupun akibatnya.30
suatu tindakan pada, tempat, waktu, dan keadaan tertentu yang dilarang
bertanggungjawab).32
yang berarti “suatu perbuatan atau tindakan yang terlarang dan diancam
30
Amir Ilyas, Op. Cit, Hlm. 22.
31
E.Y. Kanter, S.R. Sianturi, Op. Cit, Hlm. 207.
32
Ibid. Hlm.211
33
Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineke Cipta, Jakarta, 1994, hlm. 72.
22
dari si pelaku itu harus dilakukan. Sedangkan unsur subjektif adalah unsur
unsur yang melekat pada diri si pelaku, dan termasuk kedalamnya yaitu
lain:
c) Melawan Hukum;
34
Amir Ilyas, Op.Cit. Hlm. 45.
35
Tongat, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia: Dalam Perspektif Pembaharuan,
UMM Press, Malang, 2020. Hlm. 105
36
Ibid. Hlm. 107.
23
a) Perbuatan;
dengan bentuk dan modus operandi yang sangat kompleks, karena terkait
yang beredar dalam bisnis haram ini menempati urutan ketiga stelah
tertuang di dalam Pasal Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 28B ayat (2) UUD
UndangUndang ini.”
kemerdekaan orang yang diatur dalam Bab XVIII Pasal 324, yang berbunyi:
sengaja turut serta secara langsung atau tidak langsung dalam salah satu
perbuatan tersebut di atas, diancam dengan pidana penjara paling lama dua
belas Tahun.”
Perdagangan Orang selain dibentuk berdasarkan Pasal 20, Pasal 21, dan
Pasal 28B ayat (2) juga terilhami dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun
kotor dan kurang intensif dan efektifnya kerjasama di dalam negeri maupun
lintas batas negara secara bilateral, regional dan internasional. Akan tetapi
40
http://www.undoc.org/unodc/en/human-trafficking/what-is-human-trafficking.html,
diakses pada tanggal 20 Maret 2024. Pukul 13.21 WIB.
41
Fadilla, Nelsa. "Upaya Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban
Tindak Pidana Perdagangan Orang." Jurnal Hukum dan Peradilan 5.2 (2016): 181-194.
42
Heni Siswanto, Rekonstruksi Sistem Penegakan Hukum Pidana Menghadapi
Kejahatan Perdagangan Orang, Pustaka Magister, Semarang, 2023, hlm. 12
26
yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan ada 3 (tiga) unsur
Perdagangan Orang;
terjadi;
perdagangan orang;
immateriil.47
D. Penyelidikan
pemeriksaan, maka hal ini dapat dirinci dalam dua bagian yaitu pemeriksaan
46
Fadilla, Nelsa. "Upaya Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban
Tindak Pidana Perdagangan Orang." Jurnal Hukum dan Peradilan 5.2 (2016): 181-194.
47
Ibid
29
maupun sebagai penyidik, apabila ada dugaan bahwa hukum pidana materil
atau metode atau sub dari pada fungsi penyidikan yang mendahului tindakan
mengumpulkan bukti permulaan atau bukti yang cukup agar dapat dilakukan
peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau
undang ini.
48
Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002,
hlm. 121-122
30
terjadi dan bertugas membuat berita acara serta laporan yang nantinya
istilah yuridis atau hukum sejak pada tahun 1961 dimuat dalam
Kepolisisan Negara.49
ada pada Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia dan Pejabat Pegawai
E. Penyidikan
serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur
49
Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHP, Sinar Grafika,
Jakarta, 2003, hlm. 101.
pengumpulan bukti permulaan yang cukup guna membuat terang suatu
Pidana diantaranya:51
1. Saksi;
2. Keterangan Ahli;
3. Surat;
4. Petunjuk; dan
5. Keterangan Terdakwa.
pegawai negeri sipil tertentu yang diberikan wewenang khusus oleh undang-
tersebut antara lain pejabat imigrasi, bea cukai, dinas kesehatan, pajak,
50
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Sinar
Grafika, Jakarta, 2002. hlm. 99-100.
51
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014
31
angkatan laut untuk ordnansi laut teritorial dan lingkungan maritime, dan
lain-lain.52
tindak pidana;
penyitaan;
atau saksi;
jawab.
52
Eddy O.S. Hiariej, Hukum Acara Pidana, Universitas Terbuka, Tangerang Selatan,
2017. Hlm 2.9.
32
Wewenang penyidik pegawai negeri sipil tertentu mempunyai
penyidik Polri (Pasal 7 Ayat (2) KUHAP).53 Dengan kata lain wewenang
tersebut apakah sudah lengkap atau belum, bila berkas perkara telah lengkap
yang dilihat dalam empat belas hari penuntut umum tidak mengembalikan
tersebut lengkap sebelum empat belas hari maka berkas perkara dapat
F. Penyertaan
53
Ibid. Hlm. 2.13.
54
Ibid.
55
Siahaan, Herikson Parulian, Marlina Marlina, and Muaz Zul. "Peran Kepolisian
dalam Penyidikan Tindak Pidana Korupsi (Studi pada Kepolisian Daerah Sumatera
Utara)." ARBITER: Jurnal Ilmiah Magister Hukum 1.2 (2019): 137-147.
33
Sebagian besar sarjana hukum di Belanda dan di Indonesia
Pembuat dalam arti orang yang disebut dalam Pasal 55 ayat (1) tidak
dengan orang lain dalam mewujudkan tindak pidana itu. Jika dilihat dari
sudut perbuatan mana hanyalah memenuhi sebagian dari syarat atau unsur
tindak pidana. Semua syarat tindak pidana terpenuhi tidak oleh satu peserta
orang. Menurut Moejatno, tidak semua orang yang terlibat dalam terjadinya
KUHP.57
delik tersangkut beberapa orang atau lebih dari satu orang. Menurut doktrin,
56
Adami Chazawi, Hukum Pidana bagian 3, Percobaan dan Penyertaan, Raja
Grafindo Persada, Jakarta 2002. Hlm. 81
57
Tofik Yanuar Chandra, Hukum Pidana, PT Sangir Multi Usaha, 2022. Hlm. 127.
58
Ibid.
34
a. Deelneming yang berdiri sendiri, yakni pertanggung jawaban dari
Pidana.
sebagai berikut:
sedikitpun, padahal plegen diketahui bagian atau termasuk juga dader. Hal
ini menjadi tidak sukar menentukan siapa yang disebut sebagai plegen
59
R.Soernato Soerodibroto, KUHP dan KUHAP dilengkapi Yurisprudensi Mahkamah
Agung dan Hoge Raad, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hal.52
35
memenuhi unsur perbuatan yang dinyatakan dalam delik tersebut.
yang menyuruh atau orang yang menyuruh orang lain untuk melakukan
dan uitlokker.
yang melakuka perbuatan dengan perantara orang lain, sedang perantara ini
domina).61
manusia, alat yang dipakai itu “berbuat” (bukan alat yang mati), dan alat
60
Tofik Yanuar Chandra, Hukum Pidana, PT Sangir Multi Usaha, 2022. Hlm. 130.
61
Ibid
36
yang merupakan tanda ciri dari doenpleger. Menyuruh melakukan
menurut ilmu hukum pidana adalah bahwa orang yang disuruh itu tidak
62
Siahaan, Herikson Parulian, Marlina Marlina, and Muaz Zul. "Peran Kepolisian
dalam Penyidikan Tindak Pidana Korupsi (Studi pada Kepolisian Daerah Sumatera
Utara)." ARBITER: Jurnal Ilmiah Magister Hukum 1.2 (2019): 137-147.
63
Yurisprudensi Putusan Nomor 137 k/Kr 1956 Tanggal 1-12- 1956
64
Ibid
37
Keempat, Orang Yang Membujuk Melakukan (Uitlokker), ialah orang
yang menggerakan orang lain untuk melakukan suatu tindak pidana dengan
dader.66
uitlokking, yaitu:67
kausalitas psikis;
65
Fitri Wahyuni, Dasar-Dasar Hukum Pidana Di Indonesia, PT. Nusantara Persada
Utama, Tangerang Selatan. 2017. Hlm. 126
66
Ibid.
67
Ibid. Hlm. 127.
38
3. Orang yang digerakkan benar-benar mewujudukan perbuatan
digerakkan;
pertanggungjawaban pidana.
68
Bassang, Tommy J. "Pertanggungjawaban Pelaku Tindak Pidana Deelneming." Lex
Crimen 4.5 (2015).
39
diatur dalam Pasal 47 dan pembantuan diatur dalam Pasal 48 Wetboek
Pidana.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
atau kaidah yang belaku dalam masyarakat dan menjadi acuan perilaku
penelitian hukum.
B. Spesifikasi Penelitian
71
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 2010, hlm. 53
41
dengan cara mengumpulkan dan memeriksa atau menulusuri dokumen dan
dibutuhkan oleh peneliti. Sumber data sekunder dalam penelitian ini dibagi
menjadi : 72
2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang terdiri atas buku-
72
Nomensen Sinamo, Metode Penelitian Hukum, PT Bumi multitama Sejahtera, Jakarta,
73
Jhony Ibrahim, Teori dan Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publishing, Malang,
42
3. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan
literatur, karya tulis dari ahli hukum dan Putusan Pengadilan Nomor Nomor
permasalahan.
44
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Abdul Basir, Polisi dan Jaksa Dalam Sistem Peradilan Pidana, Byrru Cakrawala,
Edisi Pertama, Jakarta, 2019.
Eddy O.S. Hiariej, Prinsip-Prinsip Hukum Pidana Edisi Revisi, Cahaya Atma
Jaya, Yogyakarta, Edisi Pertama, 2014.
45
46
Paul, Sinlaeloe, Tindak Pidana Perdagangan Orang, Malang, Setara Press, 2017.
R. Tresna, Azas-Azas Hukum Pidana Cet. Ke-3, Tiara Ltd, Jakarta, 1990.
Jurnal:
Fara Gold, “Redefining the Slave Trade: The Current Trends in the International
Trafficking of Women”, University of Miami International and
Comparative Law Review, Volume 11, 2003.
Siahaan, Herikson Parulian, Marlina Marlina, and Muaz Zul. "Peran Kepolisian
dalam Penyidikan Tindak Pidana Korupsi (Studi pada Kepolisian Daerah
Sumatera Utara)." ARBITER: Jurnal Ilmiah Magister Hukum 1.2 (2019):
137-147.
Peraturan Perundang-Undangan:
Yurisprudensi:
Website:
http://www.pelitaonline.com/read-cetak/3216/perdagangan-orang-merupakan
kejahatankemanusiaan, diakses pada 20 Maret 2024.
48
http://www.undoc.org/unodc/en/human-trafficking/what-is-human-
trafficking.html, diakses pada tanggal 20 Maret 2024