Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

“Pendidikan Islam di Mesir, Turki dan India”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan


Islam

DISUSUN OLEH :

 Muhammad Arifin (230101279)


 Nadia Ayu Syahriani (230101085)
 Nur Hidayah (230101313)
 Sayyidah Ilmi (230101123)
 Siti Padilah (230101130)
 Weni Arika (230101145)

Dosen pengampu: Muhammad Najari, M.Pd.I

SEMESTER II-B REG.PAGI

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT SYEKH ABDUL HASAN BINJAI

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan


RahmatNya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya. Terimakasih kami ucapkan yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi. Tidak lupa kami menyampaikan terimakasih kepada dosen pengampu
yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam
proses penyusunan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Binjai, 07 Maret 2024

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................

B. Rumusan Masalah....................................................................................................

C. Tujuan......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pendidikan Islam di Mesir.......................................................................................

B. Pendidikan Islam di Turki........................................................................................

C. Pendidikan Islam di India........................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................

B. Saran......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejarah pendidikan di Mesir, khususnya Al-Azhar memiliki keterkaitan
dengan dinamika keberagamaan Islam di tanah air dapat di saksikan dari kiprah
para alumninya yang telah begitu banyak mengisi dan mengembangkan keilmuan
yang mencakup semua aspek kehidupan sosial, politik, budaya dan keagamaan.
Peran mereka tersebar mulai dari penceramah, akademisi, pengusaha, budayawan,
penegak hukum dan politikus. Berbicara soal peran alumni Al-Azhar Mesir di
Indonesia, hal tersebut tidak terlepas dari sejarah perkembangan Islam di tanah
air. Mengingat, Al-Azhar merupakan institusi pendidikan yang telah banyak
melahirkan tokoh-tokoh pembaharu di dunia, sebagaimana telah diuraikan di atas,
juga telah melahirkan para tokoh yang sama di Indonesia. Hampir semua tokoh
Islam modern pernah belajar dengan para guru yang berijazah AlAzhar.
Peradaban Islam dengan pengaruh Arab dan Persia menjadi warisan yang
mendalam bagi masyarakat Turki sebagai peninggalan Dinasti Usmani. Islam di
masa kekhalifahan diterapkan sebagai agama yang mengatur hubungan antara
manusia sebagai makhluk dengan Allah SWT sebagai Khalik, Sang Pencipta; dan
juga suatu sistem sosial yang melandasi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Islam yang muncul di Jazirah Arab dan telah berkembang lama di wilayah Persia,
berkembang di wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki dengan membawa
peradaban dua bangsa tersebut. Perkembangan selanjutnya memperlihatkan
pengaruh yang kuat kedua peradaban tersebut ke dalam kebudayaan bangsa Turki.
Kondisi ini menimbulkan kekeliruan pada masyarakat awam yang sering
menganggap bahwa bangsa Turki sama dengan bangsa Arab. Suatu anggapan
keliru yang selalu ingin diluruskan oleh bangsa Turki sejak tumbuhnya
nasionalisme pada abad ke-19. Selanjutnya arah modernisasi yang berkiblat ke
Barat telah menyerap unsur-unsur budaya Barat yang dianggap modern.
Campuran peradaban Turki, Islam dan Barat, inilah yang telah mewarnai identitas
masyarakat Turki.1 Dengan kondisi demikian, apa yang disebut dengan
modernisasi pendidikan Islam sesungguhnya merupakan satu persoalan yang tidak

1
Ade Solihat, Kemalisme, Budaya dan Negara Turki, http://www. fib.ui.edu/ index.php?
option=com_content&view=article&id=91:kemalisme-budaya-dan-negara turki&catid=39:artikel-
ilmiah&Itemid=122&lang=in-ID
mungkin terlewatkan dari para pembesar Turki, baik pada masa lalu, maupun pada
masa dewasa ini.
Begitu juga pendidikan Islam di India yang kita kenal kerajaan mughal di
India bahwa pendidikan Islam yang berkembang pada zaman dinasti Mughol
masuknya Islam ke India selain menggunakan media politik, dakwah dan
diplomasi, juga menggunakan media pendidikan. Kerajaan mughol berdiri
seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Keadaan pendidikan banyak
terkonsentrasi pada pewarisan dan pemeliharaan pemikiran keagamaan yang telah
dihasilkan para ulama zaman klasik, tanpa memberanikan diri untuk melakukan
pembaharuan ataupun menghasilkan karya pemikiran yang baru atau berbeda
dengan pemikiran yang ada sebelumnya. Para ulama yang lahir pada zaman
Moughol ini ini hanya menyimpan, menguasai, dan meneruskan ajaran yang telah
terususun oleh para ulama sebelumnya. Dengan membangun madrasah-madrasah
dan melahirkan karya inovatif dalam ilmu pengetahuan umum.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pendidikan islam di Mesir?
2. Bagaimana pendidikan islam di Turki ?
3. Bagaiamana pendidikan islam di India ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pendidikan islam di Mesir
2. Untuk mengetahui pendidikan islam di Turki
3. Untuk mengetahui pendidikan islam di India
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Islam di Mesir


Pendidikan islam formal bermula dari sejarah berdirinya masjid pertama.
Dari masjid Amru Bin Ash Dan Masjid Ibn Thulon, pendidikan di mesir
berpindah ke Masjid al-azhar.2 Sementara itu, tumbuh tradisi belajar membaca
dan menghafal al-qur‟an yang diselenggarakan di luar masjid oleh lembaga
pendidikan yang disebut kuttab. Pendidikan kuttab mensupply pendidikan
masjid dengan anak didik yang tahu baca tulis serta hafal al-qur‟an.
Disamping masjid, juga berkembang pendidikan madrasah yang kadang-
kadang merupakan partner pendidikan masjid atau kelanjutannya. Dalam
konteks ini belum dikenal pemisahan apa yang disebut pendidikan agama dan
pendidikan umum. Kemudian pada masa pemerintahan muhammad ali telah
menjadi permulaan masa transisi dari pendidikan tradisional kepada pendidikan
modern. Adapun madrasah yang di bangun di Mesir pada masa Al-ayyubi
yaitu: Al-quthbiyyah, Manazil „az, madrasah fayyum, al fadhiliyah, al-
azkasyiyah, as-saifiyah, dan sebagainya. Sekolah modern pada masa
Muhammad Ali Pasya merupakan permulaan penyisihan sebenarnya antara
institusi politik dan keagamaan di Mesir modern. Muhammad Ali Pasya
mendirikan sekolah akonting pada tahun 1826, sekolah sipil pada tahun 1834.
Ia juga membuka sekolah industri dan sekolah irigasi pada tahun 1831, dan tiga
tahun kemudian ia membuka sekolah pertanian. Muhammad Ali membangun
berbagai macam sekolah teknik bertujuan untuk melatih tenaga kerja.
Dari masa pemerintahan Muhammad Ali Pasya ini dalam sistem
pendidikannya banyak mengalami kesulitan-kesulitan. Dapat kita ketahui
bahwa pada masa Muhammad Ali ini mulai berjalan dua sistem pendidikan
yang paralel tetapi terpisah, yaitu pendidikan tradisional dan pendidikan
modern sekular. Akibatnya, intelektual hasil pendidikan ini juga terbagi dua:
2
Kedutaan Besar Republik Indonesia. 1983. Pendidikan Islam di Indonesia dan Mesir, Bidang
pendidikan dan kebudayaan: Cairo
alumni sekolah agama dan alumni sekolah modern. Kemudian selain dari
membuka sekolah moderen, pembaharuan muhammad ali diantaranya
mengirim mahasiswa belajar keluar negeri dan menterjemahkan buku-buku
bahasa asing kedalam bahasa Arab. Dengan demikian, tentu perkenalan dengan
pemikiran baru dari barat tidak hanya terbatas dilingkungan mereka yang
berpendidikan barat saja. Pemikiran dan ilmu baru dapat pula diserap oleh
mereka yang belum pernah keluar negeri dan tidak tahu bahasa asing.3
Cikal bakal munculnya pemikiran modern diawali dengan pemikiran salah
seorang tokoh pembaharu dari mesir yakni Muhammad Abduh. Target
pembaharuan Muhammad Abduh:
1. Purifikasi
Pemurnian ajaran Islam mendapat perhatian serius dari
Muhammad Abduh berkaitan dengan munculnya bid‟ah dan khurafatyang
masuk dalam kehidupan beragama umat Islam
2. Reformasi
Muhammad Abduh, dalam mereformasi pendidikan tinggi Islam
terkonsentrasi pada universitas almamaternya, alAzhar. Ia menyatakan
bahwa kewajiban belajar itu tidak hanya mempelajari buku-buku klasik
berbahasa Arab yang berisi dogma ilmu agama untuk membela Islam.
Akan tetapi, kewajiban belajar juga terletak pada mempelajari sains-sains
modern, serta sejarah dan agama Eropa, agar diketahui sebabsebab
kemajuan yang telah mereka capai.
3. Pembelaan Islam
Muhammad Abduh, melalui Risalah Tauhidnya tetap
mempertahankan jati diri Islam. Usahanya untuk menghilangkan unsur-
unsur asing merupakan bukti bahwa ia tetap yakin dengan kemandirian
Islam. Abduh, terlihat tidak pernah menaruh perhatian pada paham-paham
ateis atau anti agama yang marak di Eropa. Ia lebih tertarik untuk
memperhatikan serangan-serangan terhadap Islam dari sudut keilmuan.

3
Nasution, Harun. 1975. Pembaruan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan,Balan Bintang:
Jakarta
4. Reformulasi.
Agenda ini dilaksanakan Abduh dengan membuka kembali pintu
ijtihad. Karena menurutnya, kemunduran umat Islam disebabkan dua
faktor: eksternal dan internal, yakni kejumudan umat Islam sendiri. Abduh
dengan refomulasinya menegaskan bahwa Islam telah membangkitkan
akal pikiran manusia dari tidur panjangnya, sebenarnya manusia tercipta
dalam keadaan tidak terkekang, termasuk dalam hal berpikir.
Sistem Pendidikan modern di negara Mesir meliputi: Sekolah Dasar (Ibtida‟i),
Sekolah Menengah Pertama (I‟dadi), Sekolah Menengah Atas (Tsanawiyah
„Ammah).
a. Sistem Sekolah Sekuler (Umum)
Jenjang pertama yang dikenal dengan “Sekolah Dasar” mulai dari “Grade
1” sampai “Grade5” dan jenjang kedua, yang dikenal dengan “Sekolah
Persiapan”, mulai dari “Grade 6” sampai ”Grade” 8. Sekolah persiapan ini baru
menjadi pendidikan wajib dalam tahun 1984. Pada sekolah umum tahun pertama
(Grade 9) adalah kelas pertama pada Grade 10 murid harus memilih antara bidang
sains dan non sains (IPA vs Non IPA) untuk Grade 10 dan 11.
b. Sistem Sekolah Al-Azhar
Sistem sekolah ini hampir sama dengan sistem sekolah sekuler ada
tingkatan sekolah dasar. Perbedaannya ialah bahwa pendidikan agama Islam lebih
mendapat tekanan. Dalam kurikulumya terdapat perbedaan, murid boleh memilih
apakah ingin masuk ke sekolah umum dua tahun lagi atau masuk ke sekolah
agama selama dua tahun. Pada tingkatan universitas, misalnya terdapat
fakultasfakultas umum konvensional seperti kodokteran, Teknik, Farmasi,
Pertanian dan lain-lain, juga memiliki fakultas Darul „Ulum yang
menyelenggarakan studi Islam.

c. Pendidikan Nonformal
Pendidikan Nonformal didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan
pendidikan terencana diluar sistem pendidikan ini dimaksudkan untuk melayani
kebutuhan pendidikan bagi kelompok-kelompok orang tertentu apakah itu anak-
anak, generasi muda, atau orang dewasa; apakah mereka laki-laki atau perempuan,
petani, pedagang, atau pengrajin; apakah mereka dari keluarga orang kaya atau
keluarga miskin.
Sistem pendidikan Mesir, baik sekolah negeri maupun AlAzhar, dan
pendidikan swasta lainnya, memang mewajibkan pelajar Muslim untuk menghafal
Al-Quran. Selain itu, pengajian di mesjid-mesjid bagi jamaah, khususnya anak-
anak sekolah juga berperan penting untuk mendorong warga menghafal Al-Quran,
kata Menteri Zakzouk, yang juga mantan dekan fakultas teologi Universitas Al-
Azhar tersebut.4
Di Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum ini terdiri dari
konsultan, supervisior, para ahli, para profesor pendidikan, dan guruguru yang
berpengalaman. Biasanya ada se buah panitia untuk setiap mata pelajaran atau
kelompok pelajaran, dan ketua- ketua panitia diundang rapat sehingga segala
keputusan dapat dikoordinasikan. Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia
diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra Universitas yang secara resmi
mengesahkannya untuk dimplementasikan. Berdasarkan peraturan, kurikulum
dapat dirubah dan disesuai kan untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau
hal-hal khusus.
B. Pendidikan Islam di Turki
Pada masa kerajaan Turki Utsmani, pemerintah kurang memberi perhatian
pada masalah pendidikan keagamaan, akan tetapi lebih memberikan perhatian
dibidang ekonomi, politik, dan pemerintahan, hal ini karena corak pemerintahan
yang sekuler dan pragmatis. Setelah terbentuknya Republik Turki, membuka
jalan bagi Mustafa Kemal untuk mengadakan pembaharuan-pembaharuan yang
ia inginkan.

4
Sani, Abdul. 1998. Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern Dalam Islam, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Dasar pemikiran Mustafa Kemal ini berasal dari Westernisasi, Sekularisasi,
dan Nasionalisme. Menurutnya, masyarakat turki harus dirubah menjadi
masyarakat yang memiliki peradaban barat, dan segala kegiatan yang reaksioner
harus ditinggalkan.5 Setelah Turki mendeklarasikan menjadi Republik Turki,
terjadi reformasi dan perubahan yang segnifikan dalam hal pendidikan yaitu
dengan reformasi pendidikan dilakukan di empat bidang:
"Unifikasi Pendidikan"; "Organisasi Pendidikan"; "Modifikasi di Mutu
Pendidikan" dan "Perluasan Pendidikan". Tujuan dari proses perubahan sosial
yang diluncurkan setelah pembentukan Republik adalah untuk mengarahkan
struktur sosial tradisional kearah yang lebih modern, untuk meningkatkan
kesadaran kontemporer pemahaman kewarganegaraan, dan membangun tatanan
sosial melalui pendidikan.
Adapun reformasi besar pertama sekitar saat itu adalah adopsi dari UU
Unifikasi Pendidikan adalah tentang pemisahan segala bentuk kepentingan
agama dari hal pendidikan. Adapun pengawasan atas sekolah-sekolah diserahkan
kepada Kementerian Pendidkan. Diantara permasalahan yang muncul dalam
perkembangan perkembangan di turki adalah adanya kesenjangan gender dalam
pendidikan.
Namun, setelah itu Turki membuat UU yang menegaskan aturan kesetaraan
dan kesempatan dalam pendidikan baik laki-laki maupun perempuan yang
memberikan dampak positif bagi perkembangan pendidikan di Turki. Selain itu,
perbaikan yang signifikan dapat dicapai baik dalam kualitas pendidikan dan
dalam distribusi kesempatan pendidikan di seluruh negara.
Adapun sistem pemerintahan di Turki :
1. Sekolah pra sekolah
2. Pendidikan primer, yaitu pendidikan dasar selama delapan tahun
3. Pendidikan sekunder, yaitu sekolah menengah untuk mempersiapkan
pendidikan ke institusi yang lebih tinggi, yang ditempuh selama tiga tahun,
pendidikan kejuruan untuk memberikan kemahiran khusus dengan masa

5
Makhmud Syafe’I, Perkembangan Modern dunia Islam, (Subang: Yasindo Multi Aspek dan
Value Press Bandang, 2010) hal. 76
sekolah empat tahun, dan keempat yaitu pendidikan tinggi yang mendidik
siswa untuk melanjutkan kejenjang sarjana, master atau tingkat doctor.
Tujuan pendidikan tinggi adalah untuk melatih tenaga kerja dalam suatu
sistem, prinsip pendidikan, dan pelatihan kontemporer untuk memenuhi
kebutuhan Negara.

C. Pendidikan Islam di India


Masuknya Islam dan Pembaharu Pendidikan Islam Sejarah peradaban Islam
di India terbilang panjang. Meskipun begitu, masuknya ajaran Islam ke India
bisa diklasifikasikan dalam tiga gelombang, yakni dibawa orang Arab pada 7 M,
orang Turki pada 12 M, dan abad ke-16 M oleh orang Afghanistan. Menurut
catatan sejarah, Islam mulai masuk ke India pada era pemerintahan Khalifah
Umar Bin Khathab. Pada tahun 16 H (636 M).
Tanpa kedatangan agama Islam ke India mungkin tidak akan pernah
ada rekaman sejarah mengenai masa lalu India. Bahasa sehari-hari di India
banyak coraknya, ada bahasa India, Sanskerta, dan Parsia. Dengan
pengaruh bangsa Arab terciptalah bahasa lain India yaitu bahasa Urdu.
Oleh para saudagar. Saudagar ini pula pada tahap awal yang menanamkan
benih aqidah. Sehingga menurut Ahmad Syafi‟i Ma‟arif bahwa setidaknya
ada hubungan antara Islam dan India yang menghasilkan bentuk asimilasi
yang saling membutuhkan satu sama lain dalam banyak bidang diantaranya
ilmu pengetahuan, seni bangunan, dan bahasa.6
a. Kebijakan Pemerintah pada Pendidikan Islam India
Pendidikan Islam di India ikut dipengaruhi oleh kebijakan pendidikan
nasional di India. Makanya banyak dari lembaga pendidikan Islam dasar atau
disebut Makatib atau Madaris berusaha untuk memodern kan kurikulum
pendidikan madaris dengan kolaborasi kurikulum nasional dan kurikulum
madaris. Sehingga menjadi acuan dan bahwa perhatian bagi pendidikan anak.

6
Ahmad Syafi‟i Ma‟arif, Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Safiria Insania Press,
2007), h. 37-40
Tidak hanya anak Muslim yang masuk sekolah madaris, namun banyak juga
anak non muslim yang sekolah disana.
b. Kurikulum Pendidikan Islam India
Saat ini kurikulum pendidikan Islam di India telah berkembang dan
mengalami modernitas sehingga pendidikan Islam di sana mengikuti tren untuk
berkolaborasi dengan kurikulum nasionalnya, sehingga dapat dilihat bahwa
pendidikan Islam di India saat ini dengan tingkat dasar seperti Madaris itu
menjadi tujuan bagi penduduk disana menyekolahkan anaknya. Belum lagi
dengan terkenalnya perguruan Tinggi Islam disana sampai seluruh dunia, seperti
Universitas Muslim Aligarh, Jamia Millia Islamia, Universitas Islam Darul
Huda, dll. Perlu juga diketahui bahwa perguruan tinggi Islam di India tersebut
bahkan menyaingi perguruan tinggi seperti Universitas New Delhi.
Kurikulum Pendidikan Islam India madrasah Islam di India telah
menggabungkan kurikulum nasional yang berlaku di negara itu ke dalam
lembaga mereka. Modernisasi kurikulum ini memungkinkan adanya perubahan
citra madrasah di mata masyarakat India. Muslim India sangat memperhatikan
pendidikan, muslim di India sangat mengerti arti sebuah pendidikan bahkan ada
yang bersedekah membangun 1 gedung. Semua santri yang sekolah di madrasah
di India tidak membayar satu rupees pun dan bahkan siswa mendapatkan
beasiswa dari sekolah setiap bulannya. Sebagai contoh lembaga madrasah dan
sekolah yang telah ada di India antara lain: Madrasah Dar Al-„Ulum di India dan
Sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di India.
Adapun Perguruan Tinggi Islam di India yang terkenal yaitu Universitas
Muslim Aligarh, Jamia Millia Islamia, Universitas Islam Darul Huda yang masih
konsisten saat ini dalam bidang pendidikan Islam. Setidaknya menjadi
perbandingan bagaimana pendidikan di India yang Muslimnya minoritas dapat
masih berkembang.
Pendidikan Islam saat ini di India, mengalami masa-masa yang sulit, karena
dianggap minoritas dan dianaktirikan oleh pemerintah. Namun dengan semangat
dari minoritas muslim ini, maka sebagian mendesak untuk mereformasi
pendidikan Islam di India. Di India berbeda dengan di Indonesia ketika anak
selesai sekolah/belajar di sekolah.
Di India ketika guru pulang mengajar, tidak langsung pulang ke rumah.
Tetapi, Guru diundang oleh orang tua siswa untuk menginap/berkunjung ke
rumah orang tua siswa. Untuk mengajarkan pelajaran tambahan di rumah
siswanya. Guru dilayani dengan baik oleh keluarga siswa diberikan pelajaran
dengan cara memanggil guru ke rumah. Untuk memberikan pelajaran tambahan.
Sistem pendidikan India sedikit berbeda dengan Indonesia, setidaknya
dilihat dari usia pendidikan tingkat SD sampai Menengah. Di India
menggunakan sistem 10 tahun pembelajaran. Terbagi dalam 3 jenjang, yaitu
primary (5 tahun), upper primary (3 tahun), dan secondary (2 tahun). Struktur
pendidikan sekolah yang seragam tersebut telah di adobsi oleh seluruh Negara
bagian dan teritori India. Ini juga berlaku untuk pendidikan konvensionalnya dan
pendidikan Islamnya. Karena keduanya di bawah kebijakan Nasional pemerintah
India.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari ketiga model sistem pendidikan Negara tersebut di atas kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa suatu Negara berbeda pula pola sistem
pendidikannya, ini bisa jadi karena dipengaruhi oleh sosiologi masyarakat, sejarah
berdirinya suatu Negara, juga kebutuhan suatu Negara terhadap generasi penerus
bangsanya yang sesuai dengan tuntutan jaman dan situasi Negara dan dunia yang
semakin mengglobal.

Ketiga model pendidikan di negara Mesir, Turki, dan India, tersebut kita
dapat mengambil pelajaran bahwa pendidikan seharusnya dilaksanakan oleh
pemerintah dan swasta, dengan sasaran pendidikan yang terjagkau bahkan gratis
serta bermutu karena diselengarakan oleh pemerintah dengan dana pemerintah
yang diambil dari APBN dan APBD yang bertujuan menciptakan generasi bangsa
yang unggul dan berkualitas yang mampu bersaing dikancah lokal maupun global
tanpa meninggalkan karakter suatu bangsa tersebut.

Untuk mencapai kualitas pendidikan yang berkualitas dan unggul perlu


adanya kerjasama yang baik antar stake holder pendidikan untuk menciptakan
keadaan pendidikan yang kondusif dan nyaman. Tentunya untuk mencapai
keadaan pendidikan yang kondusif dan nyaman dibutuhkan sarana pendidikan
yang memadai, baik dari pendidik yang berkualitas dan sarana prasarana yang
mendukung proses pendidikan yang memadai.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat untuk menambah wawasan para pembaca
dan juga pemakalah, semoga dapat bermanfaat. Saran yang membangun sangat
kamibutuh kan untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik lagi.
Sesungguhnya kekurangan itu datangnya dari kami dan kesempurnaan itu hanya
lah milik Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Ade Solihat, 2008 , Artikel : Kemalisme, Budaya dan Negara Turki A


Solihat – online , online]. dalam http://www. fib. ui. ac. id/index. Php

Kedutaan Besar Republik Indonesia. 1983. Pendidikan Islam di Indonesia


dan Mesir, Bidang pendidikan dan kebudayaan: Cairo

Nasution, Harun. 1975. Pembaruan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan


Gerakan,Balan Bintang: Jakarta

Sani, Abdul. 1998. Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern


Dalam Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Makhmud Syafe’I, Perkembangan Modern dunia Islam, (Subang: Yasindo


Multi Aspek dan Value Press Bandang, 2010) hal. 76

Ahmad Syafi‟i Ma‟arif, Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta:


Safiria Insania Press, 2007), h. 37-40

Anda mungkin juga menyukai