Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Dosen Pengampu

Dr. K.H. Abdullah Deny Setiawan Wayoi, S.E., M.Pd.

NIP. 1197706232023091026

Disusun oleh :

1. Tyas Dwi Yulinar 22209241007


2. Evi Savitri 22209241008

3. Risa Ferisca Salsabila 22209241009


4. Farinsa Fortuna Stupa Devi 22209241010

5. Kukuh Kusuma Ratri 22209241011


6. Khoirunisa Wulandari 22209241012

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI


FAKULTAS BAHASA, SENI, DAN
BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA TAHUN
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tiap- tiap negara memiliki peraturan perundang – undangan sendiri.
Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai peraturan
perundang-undangan yang bertingkat, mulai dari: Pancasila, Undang
Undang Dasar 1945, Undang Undang, Peraturan Pemerintah,
Ketetapan, sampai dengan Surat Keputusan. Tetapi tidak semua
kegiatan pendidikan dilandasi oleh aturan-aturan baku ini, contohnya
aturan cara mengajar, cara membuat persiapan, supervisi, yang
sebagian besar dikembangkan sendiri oleh para pendidik. Jika
dicermati, maka urusan pendidikan adalah tanggung jawab hukum
pihak pemerintah, artinya pemerintah tidak hanya memiliki tanggung
jawab sosial atau politik saja, tetapi juga tanggung jawab hukum yang
jika tidak dipenuhi dapat dikenakan sanksi.
Tanggung jawab sosial ini dapat diimplementasikan dalam bentuk
sumbangan tenaga, dana, waktu, pemikiran, dan keikutsertaan dalam
mendirikan sekolah. Sistem pendidikan di Indonesia diatur dalam UU
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, beserta
peraturan perundang-undangan yang menyertainya . Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang tertera di atas, permasalahan yang
dirumuskan yakni :
1. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Pendidikan Nasional ?
2. Apa yang dimaksud dengan Konsep Sistem Pendidikan
Nasional ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Hakikat Pendidikan Nasional.
2. Untuk memahami Konsep Sistem Pendidikan Nasional.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Nasional

Pendidikan tidak pernah bisa dipisahkan dari kehidupan


manusia. Pendidikan berlangsung sejak konsepsi hingga dewasa
selama seseorang masih hidup. Pendidikan memegang peranan
penting dalam kesuksesan masa depan seseorang. Pendidikan adalah
kualitas dan alat unik manusia, manusia terlibat dalam pendidikan
baik secara sadar maupun tidak sadar. Pendidikan sendiri digunakan
sebagai sarana kelangsungan hidup dan adaptasi terhadap lingkungan
sekitar.

Pendidikan berasal dari kata Yunani “pedagogie” dengan akar


kata “pais” yang berarti anak dan “pais” yang berarti kepemimpinan.
Jadi, pedagogi berarti pengajaran yang diberikan kepada anak.
Sedangkan pendidikan dalam bahasa Inggris disebut Education, yang
berasal dari kata Yunani “Educare” yang artinya tujuannya adalah
mengeluarkan apa yang tersimpan dalam jiwa anak, membimbingnya
untuk tumbuh dan berkembang. (Asfar dkk., 2020). Dalam Undang-
undang Republik Indonesia no. Pasal 20 Tahun 2003 ayat 1 Sistem
Pendidikan Nasional (2003:4) menyatakan bahwa “Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan
proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensinya dalam kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
keagamaan, kekuatan spiritual, pengendalian diri, kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, mengembangkan kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri dan pembelajaran kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia dan keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Secara umum tujuan pendidikan di Indonesia mencakup
bidang pengembangan manusia yaitu keterikatan atau keterikatan,
berpikir dan psikomotorik. Selain itu, setiap orang tidak dipaksa untuk
memperoleh pendidikan tertentu, namun diberikan kebebasan memilih
sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Hal ini dapat ditangkap pada
kalimat yang menyatakan bahwa potensi yang dimiliki siswa dapat
dikembangkan. Kemudian, tugas dan tujuan pendidikan masyarakat
ditetapkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat untuk mencerdaskan kehidupan
masyarakat dengan tujuan mengembangkan kemampuan peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, mempunyai berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan anda akan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.

B. Konsep Sistem Pendidikan Nasional

Sistem diambil dari bahasa Latin yang bertuliskan “Systema” dan


Yunani yang bertuliskan “Sustema” yang bermakna satu kesatuan
yang terdiri atas bagian atau elemen-elemen yang terhubung secara
bersama-sama agar memudahkan suatu aliran semacam informasi,
energi dan materi demi tercapainya suatu arah tujuan. Berikut ini
dikemukakan beberapa pengertian sistem menurut para ahli:
1. Zahara Idris perpandangan bahwa sistem yaitu satu kesatuan
yang terdiri dari komponen-komponen atau elemen-elemen
atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang memiliki
hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang
saling membantu untuk mencapai hasil (Satrio, 2015: 1).
2. Arifin Rahman menyatakan bahwa sistem yaitu kumpulan
pendapat-pendapat (collection of opinions), prinsip-prinsip
(principle) dan lainnya yang membentuk satu kesatuan satu
sama lain (Idas, 2015: 1).
3. Hall dan R. Fagen & Collin Cherry. Hall dan R.Fagen
berpendapat pengertian sistem adalah sekumpulan objek yang
mencakup hubungan antar objek tersebut serta hubungan antar
sifat yang dimiliki (Idas, 2015: 1).
4. W. Sanjaya menuturkan sistem ialah suatu kesatuan dari
komponen berhubung/berkaitan satu dengan yang lainnya dan
berinteraksi demi tercapainya suatu hasil yang diharapkan
secara maksimal sesuai atas tujuan yang telah ditetapkan (Wina
Sanjaya, 2011: 49).

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, diambil suatu


kesimpulan bahwasannya yang menjadi karakteristik suatu sistem
yaitu setiap sistem jelas memiliki suatu tujuan dan proses. Tujuan
sendiri yaitu karakteristik atau ciri-ciri dari sistem, tidaklah akan ada
tujuan tanpa suatu sistem, tujuan ialah suatu haluan yang mesti dicapai
dari pergerakan sistem. Sistem kerap berisi prosesnya, proses
merupakan rangkaian kegiatan, dan kegiatan diarahkan agar
tercapainya tujuan. Menurut Sunarya, Pendidikan Nasional ialah
sistem pendidikan yang berdiri berdasarkan landasan-landasan yang
dijiwai oleh falsafah kehidupan bangsa yang tujuannya bersifat
mengabdi terhadap keinginan serta cita-cita nasional suatu bangsa.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengemukakan bahwa:
“Pendidikan Nasional adalah suatu usaha yang membimbing para
warga Negara Indonesia menjadi Pancasila, yang berkepribadian
berdasarkan ketuhanan berkesadaran masyarakat dan mampu
membudayakan alam sekitar.” (Garuda Pramuka, 2016: 1).
Dikutip dari Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No.2
Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I Pasal 1
ayat 2 berbunyi: “Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar
dari pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945”. Dasar ini dapat dilihat pada Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 batang tubuh Undang-Undang
Dasar 1945 Bab XIII Pasal 31 bahwa tiap-tiap warga Negara berhak
mendapat pengajaran dan Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional, yang diatur
dengan undang-undang (Sisdiknas 1989, 2015: 1).
Pendidikan Nasional ialah bentuk usaha pendidikan berdasarkan
pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan berakar atas nilai-
nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia serta tanggap atas
tuntutan perubahan zaman. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa
pendidikan nasional mewujudkan semua warga Negara Indonesia
meningkat sebagai manusia yang bermutu tinggi sehingga dapat
menghadapi tantangan zaman yang kian berubah (Juhr AM, 2010: 3).
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan
komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan pendidikan
nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

C. Tujuan dan Fungsi Sistem Pendidikan Nasional

Fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia diatur dalam undang-


undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Undang-undang tersebut berisikan tentang segala hal yang
bersangkutan dengan pelaksanaan pendidikan nasional di Indonesia,
meliputi pengertian pendidikan, fungsi dan tujuan, jenis pendidikan,
jenjang pendidikan, standar pendidikan.Fungsi pendidikan yang tertera
pada pasal 3 menyatakan bahwa "pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, yang
bertujuan untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Fungsi pendidikan
yaitu untuk menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat dari
kebodohan dan ketertinggalan, fungsi pendidikan di Indonesia juga
menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan serta membentuk watak bangsa yang
bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan pendidikan nasional Indonesia sesuai dengan undang-
undang No.20 tahun 2003 yaitu berisi tentang pendidikan yang
diupayakan dengan berawal dari manusia yang apa adanya
(aktualisasi) dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang apa
adanya (potensialitas), dan diarahkan menuju manusua yang
seharusnya atau manusia yang dicita-citakan (idealitas).

Tujuan pendidikan nasional yang sesuai dengan Tap MPRS No.


XXVI/MPRS/1966 tentang agama, pendidikan, dan kebudayaan, maka
dirumuskan bahwa tujuan pendidikan untuk membentuk manusia
Pancasila sejati. Dalam UU No. 2 tahun 1989 ditegaskan bahwa
pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan
pendidikan adalah segala sesuatu mencakup kesiapan jabatan,
keterampilan memecahkan masalah, penggunaan waktu yang
senggang secara membangun, dan sebagainya karena haraoan setiap
siswa yang berbeda. Tujuan pendidikan nuga berkaitan dengan
segenap bidang studi yang dinyatakan lebih soesifik.
(Sastrawijaya.1991:26) Pendidikan Indonesia diatur dalam UU No. 20
tahun 2003 pada pasal 4, sebagai berikut :

1. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan


serta tudak diskriminatif dengan menjunjung Hak Asasi
Manusia, Nilai Keagamaan, Nilai Kultur, dan Kejemukan
Bangsa.
2. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan sistematik
dengan sistem terbuka.
3. Pendidikan diselenggarakan untuk suatu proses pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik berlangsung sepanjang hayat.
4. Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreatifitas peserta didik. 5.Mengembangkan
budaya menbaca, menulis, dan berhitung.
5. Memperdayakan semua masyarakat melalui penyelenggaraan
dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

D. Tantangan Sistem Pendidikan Nasional

Memasuki era Society 5.0, masyarakat Indonesia harus bersiap


menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan globalisasi. Selain
kekuatan finansial, generasi muda di Indonesia harus memiliki
pengetahuan, proses pendidikan, dan keterampilan yang memadai.
Mahasiswa harus mempersiapkan generasi yang mampu menghadapi
tantangan masa depan, memiliki keahlian tersendiri dan siap bersaing.
Dengan kata lain generasi muda siap menjadi pribadi yang kreatif,
berpikir inovatif, mengambil keputusan yang cepat dan tepat untuk
menghadapi tantangan yang timbul. Menurut (Patandung, dkk, 2022),
diantaranya;

 Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Proses pendidikan yang baik menjadi peranan penting


dalam keberhasilan suatu negara. Pendidikan dan
perkembangan IPTEK sangat berkaitan mengingat ilmu
pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan
terorganisasi mengenai alam semesta yang diperoleh secara
ssistematis sedangkan teknologi meryupakan hasil terapan dai
ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Walaupun perkembangan teknologi telah berkembang pesat,
nyatanya dampak negatif juga dirasakan oleh masyarakat.
Perkembangan teknologi menyebabkan berkurangnya lapangan
pekerjaan karena saat ini telah digantikan oleh teknologi yang
canggih untuk membantu segala pekerjaan manusia.

Dampak langsung terhadap sistem pendidikan adalah


inovasi dan pembaharuan dengan model dan variasi teknologi
yang berbeda. Tujuan pengembangan teknologi ini adalah
untuk mengatasi kekurangan guru dan fasilitas sekolah
sehingga efektifitas dan pentingnya pendidikan dapat tercapai
secara optimal. Oleh karena itu,perkembangan teknologi
memberikan keuntungan yang besar dalam proses pendidikan,
namun juga bukan tantangan bagi jumlah penduduk Indonesia
yang cukup besar. Tantangan perkembangan teknologi
haruslah mencari solusi baru untuk merangkul sumber daya
manusia yang semakin banyak dihasilkan di lembaga-lembaga
pendidikan, sementara perkembangan teknologi mengurangi
sumber daya manusia yang digunakan..
 Laju Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk yang besar, disatu sisi menjadi kekuatan


bagi sebuah bangsa dalam pembangunan, namun juga memberi
beban pembangunan secara nasional, dimana Negara
bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan pendidikan
yang layak dan memadai bagi setiap warga negaranya.
Tantangan lain dari pertumbuhan penduduk Indonesia yang
sangat pesat adalah distribusi penduduk yang tidak merata
antar wilayah. Distribusi tersebut juga menimbulkan kesulitan
karena terbatasnya kesempatan pendidikan dan infrastruktur.
Misalnya pembangunan gedung sekolah dasar yang merata di
wilayah pinggiran dalam rangka memenuhi kebutuhan
pendidikan. Jika rasio pengembangan guru dan siswa tidak
seimbang maka efektivitas anggaran tidak optimal. Demikian
pula mutu pendidikan harus didukung oleh sarana dan
prasarana sekolah serta kompetensi tenaga pengajar.

 Letak Geografis Wilayah Indonesia

Letak geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan


terletak di wilayah kepulauan yang luas membuat beberapa
wilayah sulit dijangkau. Di wilayah yang secara geografis
cukup jauh dari ibu kota, hal ini mengakibatkan terbatasnya
layanan dan infrastruktur pendidikan. Letak geografis suatu
wilayah mempengaruhi kepadatan masyarakat, terutama di
wilayah pinggiran. Masyarakat pinggiran biasanya tidak
menerima budaya-budaya baru yang muncul karena mereka
tidak memahami atau khawatir bahwa budaya baru tersebut
akan merugikan kehidupan masyarakat setempat. Kurangnya
perekonomian masyarakat juga menghambat penggunaan
teknologi yang berkembang saat ini. Jadi permasalahannya
adalah bagaimana meningkatkan perekonomian masyarakat
dan menyiapkan sarana/prasarana pendidikan yang terjangkau
dan mudah dijangkau di daerah pinggiran. Sehingga
masyarakat di daerah paling terpencil sekalipun dapat
menikmati dan merasakan sistem pendidikan yang tepat,
sehingga pembangunan pendidikan yang berkeadilan dapat
berlangsung dengan baik.

Sama halnya dengan kebudayaan, masyarakat Indonesia pada


umumnya tidak mempunyai adat istiadat atau budaya yang
bersifat statis dan tidak mengalami perubahan sama sekali.
Semua kebudayaan yang ada mengalami perkembangan dan
perubahan. Memang benar perubahan-perubahan tersebut tidak
terjadi secara keseluruhan, namun ada elemen-elemen yang
berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi
yang ada. Perubahan budaya dapat terjadi karena banyak
faktor, baik internal maupun external, seperti kedatangan hal-
hal baru. dari luar. maupun di masyarakat itu sendiri.
Perubahan budaya tersebut berdampak positif terhadap
perkembangan pendidikan di Indonesia, namun juga di
beberapa daerah masih terjadi keterbelakangan budaya karena
tidak mau mengalami perubahan atau menerima sistem budaya
baru yang telah hadir. Di daerah yang masih terpencil,
beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan menerima
budaya baru menjadi tantangan bagi pendidikan nasional
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha untuk menciptakan suasana belajar dan
proses belajar agar didik secara aktif mengembangkan potensinya
dalam kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, mengembangkan kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri dan pembelajaran kepribadian,
akhlak mulia dan keterampilan yang diperlokumnya bagi dirini,
masyarakat, bangsa dan negara. Sistem pendidikan nasional terdiri dari
semua komponen pendidikan yang saling terkait untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Nasional diselenggarakan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia, dan tuntutan zaman. Fungsi
pendidikan adalah untuk menghilangkan segala sumber penderitaan
rakyat dari kebodohan dan ketertinggalan. Fungsi pendidikan di
Indonesia juga menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak bangsa
yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan
pendidikan mencakup hal-hal seperti kesiapan kerja, kemampuan
memecahkan masalah, penggunaan waktu yang senggang yang efektif,
dan sebagainya karena harapan masing-masing siswa. Di zaman yang
serba maju saat ini, generasi muda Indonesia harus memiliki
pengetahuan, sistem pendidikan, dan keterampilan yang memadai,
selain kekuatan finansial. Mahasiswa juga harus mempersiapkan
generasi yang siap bersaing dan mampu menghadapi tantangan masa
depan. Dengan kata lain, generasi muda harus inovatif, kreatif, dan
cepat dalam mengambil keputusan.
DAFTAR PUSTAKA

Asfar, A.M.I.T, dkk. (2020). Landasan Pendidikan: Hakikat dan


Tujuan Pendidikan (Implicationsof Philosophical Views of
People In Education. Jurnal Researchgate.(Obline).

Kurniawan, R. Y. (2016). Identifikasi Permasalahan Pendidikan Di


Indonesia Untuk Meningkatkan Mutu dan Profesionalisme
Guru. Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (Konaspi), pp.
2 -5. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Patandung, Y., Panggua, S. (2022). Analisis Masalah-Masalah


Pendidikan dan Tantangan Pendidikan Nasional. Jurnal
Sinestesia, 12(2), 794-805.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia


No. 20 Tahun 2003, pasal 1 (1) tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Sekretariat Negara. Jakarta.

Sujana, I. Wayan Cong. "Fungsi dan tujuan pendidikan Indonesia." Adi


Widya: Jurnal PendidikanDasar 4.1 (2019): 29-39.

Sujana, I. W. C. (2019). Fungsi dan tujuan pendidikan Indonesia. Adi


Widya: Jurnal PendidikanDasar, 4(1), 29-39.

SUJANA, I. Wayan Cong. Fungsi dan tujuan pendidikan Indonesia.


Adi Widya: Jurnal PendidikanDasar, 2019, 4.1: 29-39.

SR, Fatimah. 2021. Sistem Pendidikan Nasional. Universitas


Muhammadiyah Kotabumi. Lampung

Anda mungkin juga menyukai