Anda di halaman 1dari 1

I.

Pendahuluan
Padi merupakan hasil produksi pertanian yang keberadaannya penting di
Indonesia. Lebih dari 95% penduduk Indonesia menggunakan beras sebagai makanan
utama. Jawa, Madura dan Bali merupakan pulau-pulau yang menjadi pusat produksi
beras di Indonesia. Akan tetapi, serangan hama seringkali menjadi kendala dalam
budidaya padi.
Keberadaan serangga di lahan pertanian menjadi tantangan pengelolaan lahan,
terlebih pertanian sawah padi (Elisabeth et al., 2021). Umumnya, petani menggunakan
pestisida untuk menekan gangguan hama. Akan tetapi, pestisida dapat berdampak
buruk bagi keseimbangan lingkungan jika penggunaannya tidak tepat. Penggunaan
pestisida untuk mengendalikan serangga hama, cenderung mengakibatkan penurunan
atau bahkan menghilangkan keberadaan musuh alami. Oleh karena itu upaya
pengelolaan habitat lahan pertanian, menjadi sangat penting dilakukan untuk
mempertahankan keberadaan musuh alami tersebut.
Keberadaan musuh alami pada ekosistem pertanian, baik itu predator maupun
parasitoid, memiliki peranan yang sangat penting khususnya dalam pengaturan
populasi serangga hama. Salah satu langkah untuk mempertahankan keberadaan
musuh alami adalah dengan menanam tanaman refugia. Keberagaman dan
kelimpahan populasi musuh alami di ekosistem persawahan dapat ditingkatkan
dengan sistem pertanaman refugia (Amanda, 2017). Refugia adalah mikrohabitat yang
ditanam di sekitar tanaman yang dibudidayakan bagi predator dan parasitoid untuk
berkembang biak (Pribadi et al., 2020). Struktur komunitas serangga di sawah dengan
refugia lebih seimbang (Setyadin et al., 2017). Jenis-jenis tanaman yang dapat
digunakan sebagai tanaman refugia antara lain tanaman berbunga, gulma berdaun
lebar, tumbuhan liar yang ditanam atau yang tumbuh sendiri di areal pertanaman, dan
sayuran (Horgan et al., 2016).

Anda mungkin juga menyukai