Tugas Jurnalistik Apt - Petresia Epelin, S.farm
Tugas Jurnalistik Apt - Petresia Epelin, S.farm
PELATIHAN JURNALISTIK
PENGURUS DAERAH IKATAN APOTEKER INDONESIA
KALIMANTAN TIMUR
2023
PENGOBATAN TRADISIONAL YANG AMAN MERUPAKAN TANTANGAN DI DUNIA
FARMASI ERA MODEREN
Produk OT yang beredar di masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
1. Jamu merupakan istilah dari Indonesia untuk OT dengan menggunakan bahan dari herbal
dan telah digunakan sejak dahulu kala untuk menyembuhkan berbagai gejala penyakit
secara empiris (tidak melalui serangkaian uji preklinik dan atau klinik)
2. Obat herbal terstandar (OHT merupakan versi upgrade dari jamu, yang telah mengalami
proses standardisasi bahan baku alam dan uji preklinik, sehingga tingkat keamanannya
lebih baik dan dikemas dalam sediaan yang tahan lebih lama daripada jamu
3. Fitofarmaka adalah Tingkatan tertinggi dari OT adalah fitofarmaka , sebuah sediaan yang
telah mengalami proses standardisasi bahan baku alam dan uji klinik (teruji khasiatnya
pada manusia).
Karena telah teruji khasiatnya pada manusia, fitofarmaka sejajar dengan obat-
obatan sintetik pada umumnya dan dapat diresepkan oleh para dokter.
Perkembangan positif ini jelas didukung langsung oleh Pemerintah Republik Indonesia
dengan terus mengawasi semua prosesnya dengan ketat.
III. SYARAT OBAT TRADISIONAL TERSTANDAR DAN AMAN
3. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi
Tiga kelompok besar untuk pengembangan obat tradisional:
1. Industri/usaha OT
2. Saintifikasi Jamu
3. Penggunaan jamu/OT
Dalam Yankestrad Peran Apoteker dalam masing masing bidang perlu diperhatikan
bersama sesuai PP 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
Kemajuan industri kesehatan saat ini, khususnya farmasi tentunya tidak terlepas dari
peran para apoteker melalui pelayanan kefarmasiannya. Peran apoteker pun tak hanya sebatas
memenuhi permintaan pasien terhadap ketersediaan obat.
Pasalnya, ada sejumlah tanggung jawab atau peran penting apoteker dalam melayani
masyarakat di bidang kefarmasian. Dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian, seorang
apoteker harus memiliki kompetensi yang memenuhi standar.
Adapun standar kompetensi yang harus dimiliki Apoteker Indonesia berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/13/2023 tentang Standar Profesi
Apoteker terdiri atas 6 (enam) area
kompetensi yang disusun berdasarkan peran, fungsi, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam
praktik Kefarmasian. Area dan komponen kompetensi apoteker tersebut meliputi :
1. Profesionalisme
3. Komunikasi Efektif
4. Landasan Ilmiah ilmu farmasi, ilmu biomedik, ilmu humaniora dan ilmu kesehatan masyarakat
5. Ketrampilan Apoteker
Peran Apoteker dalam penggunaan Obat Tradisional sangat lah penting . Apoteker dapat
memberikan informasi yang akurat tentang Obat Tradisional kepada masyarakat , seperti
manfaat dan efek samping nya . Selain Apoteker juga dapat memberikan saran tentang dosis dan
cara penggunaan obat tradisional yang tepat
2. Pemenuhan9 aspek CPOTB di pabrik (personalia , bangunan , peralatan, sanitasi & hygiene,
penyiapan bahan baku, pengawasan mutu , inspeksi diri , dokumentasi, dan penanganan
keluhandan penarikan dari peredaran) untuk menghasilkan produk Obat Tradisional yang
memenuhimutu, keamanandan manfaat. Persyaratan CPOTB 2011 makinketat,
sudahsepertipersyaratan CPOB.
3. Rencananya April 2019 Harmonisasi ASEAN bidang Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
akan disahkan,termasuk di dalamnya GMP ASEAN TMHS (Traditional Medicine & Health
Suplement) Masa transisi untuk implementasi 5tahun, setelah disahkan.
→ Apoteker ahli di Industri Obat Tradisional dan Apoteker Ahli diIndustri Ekstrak Bahan
Alam.