Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA


SEDIMENTASI

OLEH :

MUHAMMAD AKBAR (2114040004)

Dosen Pengampuh

IDA HASMITA S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sedimentasi merupakan salah satu operasi pemisahan campuran padatan
dan cairan (slurry) menjadi cairan bening dan slurry yang memiliki konsentrasi tinggi
dengan menggunakan gaya gravitasi. Proses sedimentasi berperan penting dalam
berbagai proses industri, misalnya pada proses pemurnian air limbah, pengolahan
air sungai, pengendapan partikel padatan pada bahan makanan cair, pengendapan
kristal dari larutan induk,
pengendapan partikel terendap pada industri minuman beralkohol, dan lainlain.
Ketika suatu partikel padatan berada pada jarak yang cukup jauh dari dinding atau
partikel padatan lainnya, kecepatan jatuhnya tidak dipengaruhi oleh gesekan dinding
maupun dengan partikel lainnya, peristiwa ini disebut free settling.
Ketika partikel padatan berada pada keadaan saling berdesakan maka partikel
akan mengendap pada kecepatan rendah, peristiwa ini disebut hindered settling. Pada
hindered settling, kecepatan endapan yang turun ke bawah akan semakin lama,
sehingga untuk memperoleh hasil sedimentasi sampai proses pengendapan berhenti
memerlukan waktu yang cukup lama pula. Guna menghasilkan proses sedimentasi
yang optimum maka perlu menentukan waktu pengendapan yang efektif. Waktu
pengendapan yang efektif dapat diasumsikan sebagai batas saat terjadi perubahan
pengendapan dari free settling ke hindered settling (Geankoplis, 2003).
Pada umumnya proses sedimentasi dilakukan setelah proses koagulasi dan
flokulasi, tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan sehingga menjadi
lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat. Ukuran dan bentuk
partikel akan mempengaruhi rasio permukaan terhadap volume partikel, sedangkan
konsentrasi partikel mempengaruhi pemilihan 2 tipe bak sedimentasi, dan
temperatur mempengaruhi viskositas dan berat jenis cairan. Semua faktor yang
disebutkan di atas mempengaruhi kecepatan mengendap partikel pada bak
sedimentasi. Oleh karena itu dibutuhkan data kecepatan turunnya partikel untuk
mendesain bak sedimentasi yang efektif
dan efisien (A.Didit, 2008).
Pada suatu proses sedimentasi, data hubungan waktu pengendapan (t) dengan
tinggi endapan (Z) dapat diubah kedalam bentuk persamaan matematika.
Penentuan bentuk persamaan pada umumnya dilakukan dengan cara linierisasi
hubungan kurva. Cara linearisasi hubungan kurva banyak digunakan untuk
menentukan persamaan empiris (Setiyadi, 2006).
Selama ini persamaan kecepatan sedimentasi yang dibuat adalah
persamaan kecepatan sedimentasi pada kondisi free settling, yaitu persamaan
Stokes, persamaan Farag, persamaan Ferguson-Church, dan persamaan
GibbsMathew-Link. Oleh sebab itu, tujuan dari percobaan ini adalah untuk
menentukan persamaan empiris kecepatan sedimentasi pada kondisi hindered settling
ang dipengaruhi oleh variabel ρs, Cu, dan percepatan gravitasi. Selanjutnya

2
bentuk persamaan tersebut dapat digunakan sebagai data untuk membantu penelitian
yang berkaitan dengan sedimentasi.
B. Maksud dan Tujuan
1) Maksud
Adapun maksud dari percobaan ini adalah :
 Untuk mengetahui proses sedimentasi secara menyeluruh.
2) Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:
 Agar mengerti dan memahami proses sedimentasi.
 Agar dapat melakukan percobaan sedimentasi dengan benar dan aman.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori
Menurut Ghozali (2016), sedimentasi adalah proses pengendapan partikel
padatanyang terkandung dalam cairan oleh gaya gravitasi. Umumnya proses
sedimentasi dilakukansetelah proses koagulasi dan flokulasi yang berfungsi untuk
destabilisasi dan memperbesargumpalan atau ukuran partikel, sehingga mudah untuk
diendapkan.Menurut Kristijarti, dkk (2013), sedimentasi merupakan proses
pembiaraan materitersuspensi mengendap karena gravitasi. Biasanya materi
tersuspensi yang disebut flokterbentuk dari materi yang ada dalam air dann bahan
kimia yang digunakan dalam koagulasiatau proses-proses pengolahan lainnya.
Padatan akan mengendap pada cairan yangdensitasnya lebih rendah dibandingkan
densitas padatan tersebut. Karakteristik pengendapandalam proses sedimentasi salah
satunya dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk partikel yangcenderung memiliki sedikit
muatan listrik.
Sedimentasi dimaksudkan untuk menyisihkan partikel/suspended solid dalam
air dengancara mengendapkannya secara gravitasi. Jenis partikel yang diendapkan
adalah partikel flokulen,yaitu partikel yang dihasilkan dari proses koagulasi-flokulasi.
Ciri partikel flokulen adalah partikelyang selalu mengalami perubahan ukuran dan
bentuk selama proses pengendapan berlangsung(Selintung,dkk,tt).

B. DASAR TEORI SEDIMENTASI


Pengertian
Menurut Ghozali (2016), sedimentasi adalah proses pengendapan partikel
padatanyang terkandung dalam cairan oleh gaya gravitasi. Umumnya proses
sedimentasi dilakukansetelah proses koagulasi dan flokulasi yang berfungsi untuk
destabilisasi dan memperbesargumpalan atau ukuran partikel, sehingga mudah untuk
diendapkan.Menurut Kristijarti, dkk (2013), sedimentasi merupakan proses
pembiaraan materitersuspensi mengendap karena gravitasi. Biasanya materi
tersuspensi yang disebut flokterbentuk dari materi yang ada dalam air dann bahan
kimia yang digunakan dalam koagulasiatau proses-proses pengolahan lainnya.
Padatan akan mengendap pada cairan yangdensitasnya lebih rendah dibandingkan
densitas padatan tersebut. Karakteristik pengendapandalam proses sedimentasi salah
satunya dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk partikel yangcenderung memiliki sedikit
muatan listrik.
Sedimentasi dimaksudkan untuk menyisihkan partikel/suspended solid dalam
air dengancara mengendapkannya secara gravitasi. Jenis partikel yang diendapkan
adalah partikel flokulen,yaitu partikel yang dihasilkan dari proses koagulasi-flokulasi.
Ciri partikel flokulen adalah partikelyang selalu mengalami perubahan ukuran dan
bentuk selama proses pengendapan berlangsung(Selintung,dkk,tt).

1. Mekanisme sedimentasi
Menurut Selintung,dkk(tt),mekanisme sedimentasi adalah sebagai berikut:
1. Pengendapan partikel flokulen berlangsung secara gravitasi.

4
2. Flok yang dihasilkan pada proses koagulasi-flokulasi mempunyai
ukuran yang makinbesar, sehingga kecepatan pengendapannya makin
besar.
3. Untuk menghindari pecahnya flok selama proses pengendapan, maka
aliran air dalam bakharus laminer. Untuk tujuan ini, digunakan
indikator bilangan Reynold (NRe) dan bilangan Froud (N).
4. Aliran air yang masuk pada inlet diatur sedemikian rupa sehingga tidak
Fr mengganggupengendapan. Biasanya dipasang diffuser wall /
perforated baffle untuk meratakan aliran ke bakpengendap dengan
kecepatan yang rendah. Diusahakan agar inlet bak langsung menerima
air darioutlet bak flokulator.
5. Air yang keluar melalui outlet diatur sedemikian, sehingga tidak
mengganggu flok yangtelah mengendap. Biasanya dibuat pelimpah
(weir) dengan tinggi air di atas weir yang cukup tipis(1,5 cm).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sedimentasi


Menurut Marieanna, dkk (2013) faktor – factor yang mempengaruhi kecepatan
pengendapan diantaranya :
a. KonsentrasiDengan semakin besarnya konsentrasi, gaya gesek yang dialami
partikel karena partikellain semakin besar sehingga drag force-nya pun
semakin besar. Hal ini disebabkan karenadengan semakin besarnya
konsentrasi berarti semakin banyak jumlah partikel dalam suatususpensi yang
menyebabkan bertambahnya gaya gesek antara suatu partikel dengan
partikelyang lain. Drag force atau gaya seret ini bekerja pada arah yang
berlawanan dengan gerakan partikel dalam fluida. Dalam hal ini gaya drag ke
arah atas dan gerakan partikel ke bawah.Gaya seret ini disebabkan oleh adanya
transfer momentum yang arahnya tegak lurus permukaan partikel dalam
bentuk gesekan. Maka, dengan adanya drag force yang arahnya berlawanan
dengan arah partikel ini akan menyebabkan gerakan partikel menjadi
lambatkarena semakin kecilnya gaya total ke bawah sehingga kecepatan
pengendapan semakinturun.
b. Ukuran partikelUkuran partikel berpengaruh langsung terhadap diameter
partikel. Jika ukuran partikelsemakin besar maka semakin besar pula
permukaan dan volumenya. Luas permukaan partikel berbanding lurus dengan
gaya drag dam volume partikelnya berbanding lurus dengan gayaapungnya.
Hal ini disebabkamn gaya ke atas (gaya drag dan gaya apung) semakin
besarsehingga gaya total untuk mengendapkan partikel semakin kecil sehingga
kecepatan pengendapan semakin menurun.
c. Jenis partikelJenis partikel berhubungan dengan densitas partikel yang
berpengaruh terhadap gayaapung dan gaya gravitasi yang dapat
mempengaruhi kecepatan pengendapan suatu partikel dalam suatu fluida yang
statis. Densitas partikel yang semakin besar akan menyebabkan gayaapung
semakin kecil sedangkan gaya gravitasi semakin besar, sehingga resultan gaya
ke bawah yang merupakan penjumlahan dari gaya drag, gaya apung dan gaya

5
gravitasi akan semakin besar pula. Ini berarti kecepatan pengendapannya akan
semakin besar.
BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan
 Gelas ukur 250 ml
 Timbangan digital
 Cawan petri
 Beker 250 ml
 Batang pengaduk
2. Bahan yang digunakan
 Kapur sirih
 Air
 Tawas
B. Metode kerja
1) Timbang kapur sirih untuk mengatahui beratnya sebelum di pakai nanti.
2) Buat suspensi campuran kapur dan air denga proporsi (Konsentrasi)
a) 10% berat tanpa tawas
b) 20% berat tanpa tawas
c) 10% berat dengan tawas 2% berat
d) 20% berat dengan tawas 2% berat
3) Masing masing campuran masukkan dalam gelas ukur, aduk sebentar dan
diamkan. Catat ketinggian awal suspensi.
4) Amati dan catat ketinggian interface antara cairan jernih dan suspensi tiap
selang waktu tertentu. ( Tiap 1 menit, 5 menit, 10 menit, 15 menit, dan 30
menit).
5) Amati terus sampai proses sedimentaasi selesai, yaitu ketinggian interface
tidak berubah dan batas antara cairan jernih dan lumpur padat sangat nyata.

6
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan

Tanpa Tawas dalam gelas ukur 250 ml


Menit 20% berat tanpa tawas 10% berat tanpa tawas
1 248 ml 226 ml
5 236 ml 190 ml
10 220 ml 144 ml
15 204 ml 118 ml
30 158 ml 70 ml

Dengan Tawas dalam gelas ukur 250 ml


Menit 20% berat dengan tawas 10% berat dengan tawas
1 248 ml 240 ml
5 238 ml 206 ml
10 220 ml 168 ml
15 200 ml 136 ml
30 146 ml 86 ml

B. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, saya melakukan analis proses sedimentasi. Dimana,
proses nya menggunakan campuran kapur sirih dan tawas.
Dari percobaan tadi saya mendapatkan, bahwa proses sedimentasi yang dilakukan
menggunakan kapur sirih 20% berat tanpa tawas pada menit 1 dan menit 10 memperoleh
hasil yang sama pada 20 % berat dengan tawas dan di menit 5 selisihnya hanya 2 ml, di
menit 15 selisihnya hanya 4 ml, di menit 30 selisihnya hanya 14 ml.
Proses sedimentasi yang dilakukan menggunakan kapur sirih 10% berat tanpa
tawas dan10% berat dengan tawas sama sekali tidak menunjukkan hasil yang sama. Pada
10% berat dengan tawas proses turun endapan sedimentasi nya lebih lama daripada 10%
berat tanpa tawas. semakin lama waktu pengendapan, maka tinggi suspensi semakin
rendah dikarenakan endapan yang semakin banyak.. Maka dapat disimpulkan, bahwa
hubungan konsentrasi dengan kecepatan pengendapan berbanding lurus. Hal ini dapat
diketahui bahwa semakin kecil konsentrasi maka kecepatan pengendapannya akan
semakin lama (Setiyadi, dkk. 2014).

7
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada proses 10% berat dengan tawas akan lebih lama turun endapannya.
2. Pada proses 20% berat tanpa tawas dan 20% berat dengan tawas turun
endapan nya selisihnya hampir sama.
3. semakin lama waktu pengendapan, maka tinggisuspensi semakin rendah
dikarenakan endapan yang semakin banyak.

B. Saran
Pengawasan laboratorium lebih menjelaskan secara detail untuk menambah
pemahaman mahasiswa dalam praktikum.

8
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai