Anda di halaman 1dari 32

MANIFESTASI ORAL PENDERITA HIV/AIDS DAN PENANGGULANGANNYA

AMANDA DEVIANA/130112110507

HIV/AIDS

Aquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yaitu kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus patogen Human Immunodeficiency Virus (HIV).

HIV

INFECT T-Helper (CD4, makrofag,sel dendritik)


CD4

IMUNITAS

Mudah terinfeksi

DEFINISI

kandidiosis oral (thrush) infeksi jamur ragi candida genus pada selaput lendir mulut Etiologi:

Candida albicans

Candida galbrata

Tropicalis candida

Epidemiologi

Kasus HIV/AIDS terkait oral candidiosis pertama kali didokumentasikan tahun 1981 (lelaki homoseksual yang aktif) kandidiosis orofaringeal 50 95% dari semua HIV positif Prevalensi kandidiosis oral tertinggi

afrika : Kenya 80%

Presentase klinis

kandidiosis oral :
Orofaringeal
Manifestasi

candidiasis (OPC)
awal HIV

Esofagus
Infeksi

oportunistik

Vulvovaginal

Kandidiosis

Candida flora normal mukosa rongga mulut sistem imun patogen ( 90% pada penderita HIV/AIDS)

Merupakan gejala awal infeksi HIV Jumlah candida meningkat seiring dengan penurunan kadr CD4 GEJALA :

Nyeri mulut Burning sensation Mukosa mulut terasa kering dan berselaput

4 tipe infeksi candida :

Pseudomembranous

Erythematous

Hyperplastic

angular

Pseudomembranous

Tidak nyeri lesi putih halus seperti susu lunak, dapat diangkat atau dikerok dari permukaan mukosa rongga mulut.
buccal mucosa, oropharynx, dan atau dorsal face of the tongue

meninggalkan permukaan yang eritem

Erythematous

multiple small or large patches Biasanya terdapat pada posterior hard palate,bucal mucosa, dorsal tongue Tidak melekat, ada rasa sakit terbakar

Hyperplastic

lesi berwarna putih dan hyperplastic Tidak dapat di angkat dengan scraping This form of oral candidiasis is rare in HIV-infected persons.

Angular

erythematous fissures at the corners of the mouth. Garis-garis merah atau fisur ulserasi yang menyebar pada sudut mulut bilateral, dan papul merah multipel mungkin ditemukan pada kulit perioral yang berdekatan

PENATALAKSANAAN
KANDIDIOSIS MUKOSA

ACUTE NECROTIZING ULSERATIVE GINGIVITIS (ANUG)

inflamasi akut dari ginggiva tanpa keterlibatan periodontium Apabila tidak dilakukan penanganan adanya keterlibatan periodontium rapid destruction of periodontiumnecrotizing stomatitis (NOMA) Infeksi ciri khas nekrosis gingiva (usia 16-30 tahun)

Etiologi : Fusiform bacillus, spirochetes Faktor lokal dan sistemik

Faktor lokal Perikoronitis Restorais Oral Hygiene yang buruk Gingivitis marginalis Kebiasaan merokok Faktor sistemik Stres emosional Kelelahan Kelaianan darah (Leukemia, anemia) & HIV Malnutrisi

Manifestasi klinik
Rasa sakit, sensitif, saliva berlebih Rasa metalik perdarahan spontan Gigi terasa terdorong keluar

Sensitif terhadap tekanan, woody sensation

Gigi goyang

Papila interdental tumpul

Mudah berdarah

halitosis

Lapisan pseudomembra ne

Terapi
Diberikan analgesik Meningktakan oral hygiene
Ibuprofen 400mg 3x1 selama 5-7 hari Asam mefenamat 500mg 3x1 selama 5-7 hari

Hilangkan faktor predisposisi

scaling

Debridement lokal

Irigasi , kuretase , root planing

Antibiotik jika perlu, roborantia

Kumur dengan hidrogen peroksida (1,5% - 2%)

Recurrent Aphthous Stomatitis

ulkus yang berulang. Berkaitan dengan gangguan imunologi (hipersensitivitas/autoimun), hematologi, reaksi alergi ataupun psikologi Prevalensi : 20% dari populasi

Dicirikan dengan : ulkus minor (80%), major, dan herpetiform. < 1cm, sembuh tanpa scar. Ulkus minor > 1cm, sembuh lebih lama, dan meninggalkan scar.

Ulkus major :

Herpetiform :

ulkus banyak, menyebar di mukosa mulut

Gejala Klinis
Gejala prodromal
rasa terbakar di mukosa mulut, 2-48jam sebelum muncul ulkus, eritema -> papul -> ulserasi -> ulkus membesar dalam 48-72jam

Lesinya bulat, simetris, dangkal, bisa multipel. Terdapat di buccal dan labial, dan bisa juga di palatum dan gingiva. diperburuk dengan keadaan seperti trauma, ISPA, kontak makanan, dan menstruasi. Mild : 0.3-1.0 cm -> sembuh dalam 1-2 minggu tanpa scar. Tipe herpetiform :
lebih sering terjadi di orang dewasa dalam bentuk small punctate, ulkusnya menyebar luas di mukosa mulut

Recurrent aphthous stomatitis of the tongue and floor of the mouth.

Diagnosis

Harus dibedakan dengan lesi lainnya seperti pemphigoid, connective tissue disease, drug reactions, dermatologic disorders. Laboratorium : abnormal levels of serum iron, folate, vit. B12, ferritin. HIV infected patient : CD4 counts below 100/mm3, may develop major aphthous ulcers

Treatment

Mild : protective emollient (Orabase, Zilactin) Analgesik : topikal anestetik, topikal diklofenak (NSAID). Severe : high potency steroid topical (fluocinonide, betamethasone, clobetasol) bisa mereduksi ukuran ulkus. Untuk lesi besar bisa di terapi dengan gauze sponge yang berisikan steroid topikal yang diletakkan di ulkus 15-30 menit.

Recurrent Herpes Simplex Infection


Lesi intraoral yang berulang pada pasien yang sebelumnya pernah terinfeksi HSV. Lesi hanya terlokalisasi pada membran mukosa ataupun kulit. Merupakan reaktivasi virus yang laten, terkait dengan adanya trauma, sunburn, immunosuppression, menstruation, fever. Prevalensi rekurensi : 20-40% Pasien dengan AIDS bisa timbul lesi kronis yang besar/luas.

Gejala Klinis

Periode prodromal : tingling/burning Edema -> pembentukan vesikel-vesikel kecil (cluster) @ 1-3mm -> pecah -> ulkus Besar lesi 1-2cm. Pada pasien immunocompromised bisa timbul lesi yang cukup besar/luas Lokasi lesi : gingiva, palatum, alveolar ridges, buccal, labial, floor of the mouth.

Crusted lesions of recurrent herpes labialis.

Diagnosis

Gejala klinis Tes Lab : cytology smears -> balloning degeneration, multinucleated giant cells + HSV fluorescei-labeled HSV antigen

Treatment

Acyclovir ointment 5% (Zovirax): Apply q2h to affected area. Acyclovir (systemic): 400 mg 3 times per day for 7-10 days (for mild HSV). Foscarnet if acyclovir-resistant. Valacyclovir (Valtrex): 1 g tid for 7 days for Herpes Zoster.

TERIMA KASIH..

Anda mungkin juga menyukai